104
1. Kawasan pelabuhan yang terdiri dari empat zona dibagi lagi menjadi
beberapa area pengembangan yang lebih kecil berdasarkan fungsi dan
blok, sehingga tercipta lingkungan dengan keanekaragaman visual.
2. Pengembangan kawasan pelabuhan melibatkan beberapa pihak swasta
dengan sistem BOT, dibawah koordinasi PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia III. Koordinasi ini penting untuk menjaga integrasi berbagai
fungsi pada area pelabuhan dan menjaga terpenuhinya kepentingan
oprasional pelabuhan.
3. Sistem BOT akan memberikan keuntungan bagi kedua pihak, baik
pengembang (swasta) maupun PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III
(pemerintah). Pihak swasta berperan dalam penyediaan dana
pembangunan fisik dan mendapat keuntungan selama masa perjanjian
BOT. Pemerintah sebagai pemilik lahan akan mendapatkan insentif dan
pajak dari aktifitas kawasan. Setelah 25 tahun semua fasilitas yang telah
dibangun oleh pihak swasta tersebut diserahkan kembali pada pengelola
pelabuhan.
4. Untuk menjaga kelancaran operasional pelabuhan sehari-hari maka area
dermaga dan infrastruktur pelabuhan penting lainnya tetap dikuasai dan
dikelola oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III.
105
mancanegara yang diturunkan oleh kapal pesiar dengan jumlah 2000 orang sekali
berlabuh, merupakan potensi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Pengembangan pelabuhan pariwisata ini akan memberikan peluang bagi
pelabuhan Benoa sebagai gerbang perdagangan internasional bagi Pulau Bali yang
akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi regional maupun
nasional.
Strategi yang diajukan untuk mencapai maksud tersebut yaitu:
1. Menyediakan area komersial yang cukup luas yang banyak diminati oleh
para investor lokal maupun asing.
2. Menyediakan kondisi lingkungan yang menarik bagi berbagai perusahaan
untuk membuka kantor pada kawasan pelabuhan dalam jangka waktu yang
lama
3. Menghubungkan pelabuhan dengan kawasan sekitar, terutama bandar
udara internasional, dengan jaringan transportasi publik yang baik
4. Kualitas design pada tata bangunan dan public domain yang mendukung
agenda ekonomi dan sense of place kawasan.
5. Menjadikan budaya retail sebagai pilar utama bagi pengembangan strategi
ekonomi. Retail diarahkan pada tenant yang beragarm yang memiliki
inovasi dan orisinalitas.
6. Menyediakan fasilitas Hotel berbintang lima sebagai anchor tenant yang
akan dapat meningkatkan nilai investasi pada kawasan.
7. Konsisten melakukan pemasaran dan promosi dalam skala global tentang
potensi bisnis, retail, pariwisata dan rekreasi yang dimiliki oleh pelabuhan
Benoa.
106
berhubungan dengan air yang juga mementaskan berbagai kesenian tradisional
Bali. Strategi ini dapat memperkuat sense of place Bali pada kawasan pelabuhan
pariwisata.
1. Akses dan pergerakan
Sebagai sebuah urban resor yang terbuka maka kawasan pelabuhan Benoa
akan dengan mudah dicapai dan dijelajah oleh pengunjung. Strategi yang
ditawarkan yaitu:
a. Hampir 50% kawasan merupakan ruang terbuka hijau yang dapat
diakses oleh publik dengan berjalan kaki.
b. Menyediakan promenade yang menerus menghubungkan semua tepian
pelabuhan.
c. Akan terdapat beragam kondisi peralihan darat dengan air sehingga
pengunjung dapat bersentuhan dengan air.
d. Rute dan jadwal transportasi publik yang tetap dan pasti,
menghubungkan pelabuhan dengan kawasan lain disekitarnya.
e. Kawasan pelabuhan dikembangkan dengan berorientasi pada transit
sehingga dapat meminimalkan kebutuhan lahan parkir.
f. Mendesain jalan baru pada kawasan sebagai upaya untuk memisahkan
transportasi pengunjung dengan kegiatan operasional pelabuhan seperti
truk kontainer dan pengangkut olahan ikan.
2. Sosial
Pelabuhan pariwisata ini merupakan tempat yang memiliki potensi untuk
menyediakan lingkungan yang berkualitas bagi pekerja, wisatawan lokal
dan mancanegara untuk berinteraksi. Hal ini dapat dicapai dengan
menyediakan berbagai sarana dan fasilitas dengan konsep mixed use,
untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan selama 24 jam.
Strategi yang lain yang cukup ampuh untuk menciptakan interaksi sosial
adalah dengan menyediakan ruang-ruang terbuka bagi pengunjung
sehingga mereka dapat berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan yang
bersifat spontanitas.
107
3. Budaya
Pelabuhan Benoa merupakan tempat pertama bagi wisatawan untuk
mengenal budaya Bali. Perkenalan ini bisa dalam bentuk pementasan
berbagai kesenian Bali untuk menyambut kedatangan para wisatawan.
Bentuk perkenalan yang lain adalah dengan menyelenggarakan berbagai
macam kegiatan dalam jangka waktu tertentu, seperti festival makanan
tradisional atau pameran kesenian.
Karakter budaya lokal yang menjadi ciri khas juga dapat terlihat pada
penempatan berbagai karya seni yang bernuansa tradisi sebagai eleman
lansekap dan pemakaian ornamen-ornamen tradisional pada bangunan.
4. Rekreasi dan edukasi
Pelabuhan selain sebagai tujuan wisata internasional juga merupakan
tempat rekreasi bagi masyarakat lokal dan pekerja pada pelabuhan,
sehingga diperlukan strategi khusus untuk menarik pengunjung lokal.
Strategi yang ditawarkan adalah menyediakan sarana rekreasi yang tidak
semata-mata hanya untuk bersenang-senang tapi juga memberikan
pengetahuan lebih bagi pengunjung, untuk itu diusulkan untuk
mengembangkan aquarium raksasa pada kawasan pelabuhan. Aquarium
ini akan memberikan pengunjung pengetahuan mengenai kehidupan
bawah laut.
Strategi berikutnya adalah menjadikan berbagai kegiatan eksisting
pelabuhan sebagai atraksi wisata, yang meliputi kegiatan pelabuhan ikan,
bongkar muat petikemas dan mereka yang memiliki hobi memancing.
5. Hunian dan hotel
Lokasi pelabuhan Benoa yang strategis, bagian dari jaringan transportasi
internasional serta berbagai kemudahan sarana dan fasilitas, memberikan
peluang untuk dikembangkannya fungsi hunian dan hotel. Fungsi hunian
yang dikembangkan dapat berupa apartemen, condominium dan
harbourfront villa, yang ditujukan bagi pekerja, ekspatriat, atau para
pemilik yatch sebagai second home.
108
4.2.3. Lingkungan
Lingkungan merupakan aset bagi sebuah kawasan wisata, sehingga
lingkungan pelabuhan harus terjaga kelestariannya, baik pada daratan maupun
pada perairannya. Di lain pihak aktivitas pelabuhan itu sendiri menghasilkan
limbah dan polusi yang dapat mengganggu kenyamanan pengunjung dan
kelestarian lingkungan. Untuk memperkecil dampak negatif dari pencemaran dan
polusi tersebut maka penanganan limbah padat dan cair seluruh kawasan yang
terintegrasi untuk kemudian dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, selain
itu lansekap yang hijau juga dapat mengurangi dampak negatif polusi dari
kendaraan dan kapal yang berlabuh.
109
4.3.1. Prinsip Perancangan Bentuk Pelabuhan
Sebagaimana kita ketahui pulau Bali dikelilingi oleh lautan dan memiliki
gugusan pegunungan pada bagian tengah pulau yang terdiri dari Gunung Batu
Karu, Gunung Batur dan Gunung Agung. Sesuai dengan konsep mikro – makro
kosmos, maka untuk memperoleh karakter dasar pulau Bali tersebut dilakukan
dengan cara menganalogikan kawasan Pelabuhan Benoa sebagai Pulau Bali.
Analogi tersebut juga bertujuan untuk memberikan bentuk yang dinamis pada
pelabuhan pariwisata sekaligus menjadi landmark bagi kawasan Teluk Benoa.
110
Prinsip perancangan bentuk pelabuhan harus memenuhi kriterea
perancangan, yaitu: integrasi, efisiensi, harmonisasi dengan lingkungan dan sense
of place. Prinsip perancangannya yaitu:
1. Bentuk pelabuhan harus terintegrasi dengan kawasan lain, terutama
dengan rencana pengembangan disebelah utara yang merupakan perluasan
dari zona marina. Integrasi tersebut dapat dicapai dengan merancang
promenade menerus yang menghubungkan kedua kawasan.
2. Bentuk pelabuhan harus efisien. Lahan hasil reklamasi yang memberikan
bentuk baru pada pelabuhan juga berfungsi sebagai marina, yaitu dermaga
bagi yatch dan boat, dengan kapasitas yang lebih besar dari marina
eksisting.
3. Harmonisasi dengan lingkungan sekitar. Lokasi lahan reklamasi
merupakan perairan yang relatif dangkal sehingga meminimalkan
kebutuhan pengurugan dan tidak terlalu merusak kehidupan bawah air.
4. Bentuk melengkung memberi karakter dinamis pada pelabuhan jika
dinikmati dari kapal pesiar, yang mendukung citra baru pelabuhan sebagai
kawasan rekreasi dan tujuan wisata. Bentuk melengkung juga memberi
kesan penyambutan (sense of arrival) bagi kapal pesiar yang berlabuh.
111
b. Fungsi baru yang merupakan sarana penunjang pariwisata harus
terintegrasi dengan fungsi eksisting pelabuhan.
c. Fungsi campuran pada pelabuhan disesuaikan dengan konsep sanga
mandala
d. Pusat-pusat aktivitas pada kawasan pelabuhan letaknya menyebar,
e. Kawasan pelabuhan terbuka bagi semua pengunjung dan menyatu dengan
masyarakat sekitar dan lingkungannya.
f. Aktivitas pelabuhan berlangsung selama 24 jam begitu pula berbagai
sarana penunjangnya sehingga meningkatkan vitalitas kawasan.
g. Masing-masing blok pada kawasan memiliki ruang terbuka hijau dengan
vegetasi lokal.
112
d. Menciptakan sirkulasi kendaraan yang efisien dengan memisahkan
sirkulasi kendaraan pengunjung dengan truk petikemas.
5. Ruang Terbuka
a. Ruang terbuka adalah bagian dari jaringan ruang terbuka hijau yang
menghubungkan kawasan dengan lanskap yang lebih luas.
b. Ruang terbuka sebagai ruang publik positif, yang berorientasi pada
aktivitas dan terbentuk dari tata massa bangunan.
c. Ruang terbuka sebagai ruang peralihan antar fungsi harus dapat dicapai
dengan berjalan kaki dari berbagai arah.
d. Ruang terbuka harus dinamis dapat mengikuti perubahan ekonomi, sosial
dan budaya.
6. Kegiatan Pendukung
a. Pada kawasan pelabuhan disediakan kegiatan pendukung yang beragam,
yang mendukung fungsi kawasan sebagai fungsi campuran.
b. Menjadikan aktivitas eksisting sebagai atraksi wisata, sekaligus
mendukung interaksi masyarakat lokal dengan wisatwan.
113
c. Melibatkan masyarakat lokal pada kegiatan pendukung sehingga dapat
memperkuat sense of place kawasan.
114
c. Menyediakan fasilitas transit interchange pada area terminal penumpang
yang melayani pengunjung, wisatawan dan pekerja pelabuhan.
d. Pada area perancangan (lingkup mikro), mengutamakan penggunaan alat
transportasi internal yang ramah lingkungan seperti sepeda atau buggy.
e. Parkir bersama kendaraan pribadi yang terpusat pada level basement dan
lantai dasar untuk meminimalisir sirkulasi kendaraan bermotor.
5. Ruang Terbuka
a. Ruang terbuka harus fleksibel yang dapat mengakomodasi berbagai
kegiatan selama 24 jam.
b. Menyediakan vegetasi lokal pada ruang terbuka sebagai habitat bagi
hewan liar untukmenjaga keseimbangan ekologi pelabuhan sekaligus
memperkuat sense of place kawasan.
c. Elemen pendukung perancangan ruang terbuka publik dikoordinasikan
dengan seluruh kawasan dan diperlakukan sebagai art work
d. Menambahkan elemen air pada ruang terbuka yang juga berfungsi sebagai
penampung limbah air hujan.
115
6. Kegiatan Pendukung
a. Menyediakan area bagi cafe-cafe outdoor pada tepi air tempat pengunjung
manikmati aktivitas marina pada badan air.
b. Menyediakan dermaga khusus bagi mereka yang memiliki hobi
memnacing (fisherman wharf), yang sekaligus menjadi atraksi yang
menarik bagi pengunjung.
116
Gambar 4.2. Arah orientasi dan analogi gunung – laut pada kawasan Pelabuhan Benoa
117
c. Konsep gunung – laut diterjemahkan pada bentuk tata ruang
pelabuhan:
i. Gunung: hirarki tertinggi, bentuk formal, simetris,
mengikuti grid dan fungsi yang lebih formal yaitu
perkantoran.
ii. Peralihan gunung dengan laut: hirarki lebih rendah, bentuk
lebih informal, asimetris, mengikuti kurva dan fungsinya
berupa komersial dan retail.
118
Gambar 4.4. Konsep Sanga Mandal pada Pelabuhan Benoa
119
f. Peralihan dari bentuk grid ke bentuk lengkung memberikan kesan
pergerakan yang dinamis, yang akan menarik pengunjung untuk
berinteraksi dan bergerak diantara kedua area tersebut.
Gambar 4.5. Penyesuaian konsep Sanga Mandal pada fungsi Pelabuhan Benoa
3. Pempatan Agung
a. Kawasan pelabuhan terintegrasi oleh konsep pempatan agung,
yang menghubungkan sisi timur dengan barat pelabuhan.
b. Pada area perancangan juga menggunakan konsep pempatan
agung, yang menghubungkan tiga core utama yaitu terminal
120
penumpang, hotel resor dan aquarium berfungsi sebagai generator
pergerakan pengunjung.
c. Lokasi ketiga generator utama ini ditentukan berdasarkan:
i. Hirarki tata ruang (Sanga Mandala)
ii. Aksis utama pada kawasan (Pempatan Agung)
iii. Analisis kondisi fisik, view dan kebisingan
Gambar 4.6. Pempatan Agung menghubungkan sisi timur dan barat pelabuhan
121
Gambar 4.7. Konsep Gunung – Segara (laut) dan hirarki tata ruang tri mandala
122
4.4.2. Konsep Perancangan Tapak
Konsep perancangan tapak terdiri dari enam bagian yang merupakan penjabaran
dari komponen perancangan, konsep tersebut yaitu:
123
2. Menyesuaikan penempatan fungsi-fungsi baru dengan konsep sanga
mandala, fungsi eksisting pelabuhan dan kondisi fisik pelabuhan
Gambar 4.10. Pembagian kawasan Pelabuhan Benoa dengan konsep Sanga Mandala
124
4. Mengusulkan pengolahan ikan dengan proses yang lebih modern dan
terpadu sehingga dapat mengintensifkan penggunaan lahan untuk area
perikanan.
5. Menyediakan ruang-ruang peralihan diantara fungsi-fungsi yang berbeda
yang dapat berupa ruang terbuka hijau ataupun koridor jalan, sehingga
memungkinkan bagi pekerja, penghuni atau pengunjungnya untuk
berinteraksi.
6. Mempertahankan fungsi ruang terbuka yang ada pada bagain barat daya
pelabuhan sebagai bagian dari waterfront promenade.
Gambar 4.11. Usulan tata guna lahan pada kawasan Pelabuhan Benoa
125
b. Area Perancangan
1. Pada kawasan terdapat tiga fungsi yang menjadi core utama yang
menjadi generator, yaitu: terminal penumpang, hotel resor dan
aquarium.
2. Membagi area perancangan menjadi tujuh blok pengembangan dengan
fungsi campuran sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing
lahan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi,
sosial-budaya dan lingkungan kawasan pelabuhan dan sekitarnya.
126
3. Menyesuaikan penempatan fungsi-fungsi baru berdasarkan konsep tri
mandala, konsep gunung-segara, dan potensi kondisi fisik pelabuhan.
4. Pada area perancangan diusulkan menggunakan KDB yang rendah,
berkisar antar 45-35 %, dengan tujuan untuk memaksimalkan aktivitas
pada ruang terbuka dan prioritas pada penataan lansekapnya.
127
10. Fungsi hotel resor menempati blok 5. Blok ini merupakan blok
strategis karena berfungsi ganda sebagai gerbang bagi pengunjung
yang datang dari arah bandar udara internasional, disamping itu blok
ini terhindar dari kebisingan saat kapal pesiar berlabuh. Pada bagian
peri-peri blok, ditempatkan kegitan retail seperti café, restoran, butik
dan lain-lain.
11. Blok 6 difungsikan untuk marina village, tempat bagi semua kegiatan
yang berhubungan dengan marina. Pada blok ini akan terdapat second
home bagi para pemilik yatch, club house, penyewaan boat (water
taxi), olah raga bahari, dan retail yang menjual berbagai cinderamata.
Blok ini juga merupakan blok penghubung antara aquarium dengan
hotel resor dan semua area pelabuhan lainnya.
12. Pada Blok 7 terdapat aquarium, yang merupakan salah satu core utama
kawasan. Aquarium ini akan memberi pengetahuan pada pengunjung
mengenai berbagai kehidupan bawah laut, selain itu fungsi lainnya
adalah sebagai landmark kawasan pelabuhan Benoa. Kegiatan lain
yang ditampung pada blok ini adalah dermaga pemancingan
(fisherman wharf) dan tentu saja retail.
19%
Kantor
27% 16% Terminal
Retail
Apartemen
Hotel
3% Marina village
5% Aquarium
10%
21%
Gambar 4.13. Prosentase berbagai fungsi pada area perancangan
128
4.4.2.2. Tata Massa dan Bentuk Bangunan
1. Tata massa dan bentuk bangunan makin ke arah laut makin rendah dan
makin tidak formal yang menunjukkan hirarki bangunan yang makin
rendah ke arah air. Fungsi perkantoran dan hunian menempati hirarki
paling tinggi memiliki bentuk yang lebih formal dan dengan ketinggian
maksimum (paling tinggi 15 m atau 5 lantai) sedangkan fungsi retail dan
hiburan menempati hiraki lebih rendah dengan bentuk yang lebih informal.
Konfigurasi ini bertujuan untuk memberi kesan dinamis dan mengarahkan
pergerakan pengunjung dari boulevard ke arah badan air.
129
Gambar 4.16. Tata massa yang membentuk natah (ruang positif)
130
Gambar 4.17. Skyline memanjang pada area perancangan
Gambar 4.18. Sinergi konsep Triangga dengan fungsi campuran pada bangunan
131
Gambar 4.19. Sense of arrival dan tata massa yang membentuk vista.
11. Hotel resor memiliki konfigurasi bujur sangkar dengan orientasi ketengah
dan keluar. Orientasi ketengah membentuk mandala yang memiliki
ketinggian maksimum pada tengah-tengah bujur sangkar. Sedangkan
keluar menghadap keempat penjuru mata angin dan menjadi pusat orietasi
bagi konfigurasi massa disekitarnya.
12. Fungsi terminal penumpang internasional terdiri dari tiga massa.
Bangunan pertama merupakan bangunan untuk kegiatan transit bagi
transportasi publik yang berupa bus dan taxi, bangunan kedua adalah
132
bangunan untuk kegiatan cek-in dan penanganan bagasi, sedangkan
bangunan ketiga adalah bangunan untuk lounge kedatangan dan
keberangkatan. Bangunan ketiga memiliki massa yang cukup gigantis
sehingga perlu disamarkan dengan menjadikannya bagian dari topografi,
dan bagian atapnya dapat berfungsi sebagai waving gallery.
13. Bangunan aquarium (sea world) yang terdapat pada tanjung buatan hasil
reklamasi berfungsi sebagai landmark kawasan pelabuhan pariwisata.
Bangunan ini juga sebagai penanda bahwa kapal pesiar telah sampai pada
pelabuhan Benoa (sense of arraival)
133
Gambar 4.21. Rencana jalan eksisting dan baru pada kawasan pelabuhan
134
Gambar 4.22. Pemisahan transportasi pengunjung dengan petikemas
6. Koridor jalan merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka hijau dan
memiliki fungsi sosial. Koridor jalan dirancang sebagai tempat bagi
pengunjung untuk berinteraksi dengan menyediakan street furniture, art
work dan vegetasi yang sesuai. Pada koridor jalan juga harus
dimungkinkan untuk menampung kegiatan berupa parade atau pawai, serta
perpanjangan aktivitas di dalam bangunan seperti misalnya cafe out door.
135
Gambar 4.23. Pola sirkulasi kendaraan dan parkir pada kawasan pelabuha
7. Tempat parkir disediakan pada level lantai dasar dan basement. Parkir
basement terdapat pada blok perkantoran, yang juga diperuntukkan bagi
kendaraan pengunjung. Akan tetapi diharapkan dengan adanya transportasi
publik dan fasilitas transit yang baik penggunaan lahan parkir ini dapat
diminimalkan.
136
Gambar 4.24. Pola sirkulasi kendaraan dan parkir pada area perancangan
137
Gambar 4.25. Parkir pada podium dengan natah diatasnya
138
Gambar 4.27. Jalur pejalan kaki yang menerus menghubungkan berbagai pusat aktivitas
139
Gambar 4.28. Waterfront promenade menerus, menghubungkan berbagai area pada pelabuhan
4. Memisahkan jalur pejalan kaki dan kendaraan secara tegas. Jika terdapat
pertemuan antara jalur pejalan kaki dan kendaraan maka yang lebih
diprioritaskan adalah jalur pejalan kaki.
5. Selain jalur pejalan kaki yang terbuka juga terdapat yang terlindung oleh
kanopi atau vegetasi. Jalur pejalan kaki juga terdapat pada perimeter
bangunan berupa arcade, yang juga membantu pengunjung melakukan
window shoping.
140
6. Jalur pejalan kaki merupakan bagian dari jaringan ruang terbuka (lanskap),
sehingga memperkuat integrasi kaawasan. Jalur pejalan kaki dirancang
menembus bangunan dan ruang terbuka, memiliki sikuen yang menarik
dan oreintasi yang jelas.
7. Konsep pempatan agung pada area perancangan terlihat pada pusat area
komersial yang berupa persimpangan antara pedestrian mall yang
menghubungkan terminal penumpang dan hotel resor, dengan jalur utama
yang menghubungkan pempatan agung kawasan dengan tepi pelabuhan.
141
Gambar 4.30. Jalur pejalan kaki dan arcade pada area perancangan
142
yang aksidental atau yang memang direncanakan oleng pihak pengelola.
Ruang terbuka dapat mengakomodasi kegiatan yang berlangsung selama
24 jam
Gambar 4.31. Jaringan ruang terbuka hijau sebagai penghubung fungsi-fungsi yang berbeda
4. Hirarki ruang terbuka dibagi menjadi tiga yaitu: publik, private dan ruang
peralihan antara publik dengan privat. Hal ini bertujuan untuk memberikan
pengawasan atau kontrol terhadap berbagai aktifitas dan menjadikan ruang
terbuka lebih aman dan dapat dipertanggungjawabkan.
143
Gambar 4.32. Hirarki ruang terbuka dan perpaduannya dengan waterscape
5. Ruang terbuka dengan vegetasi lokal sebagai habitat bagi hewan liar untuk
menjaga keseimbangan ekologi urban. Penggunaan elemen air dan
elemen-elemen alami lainnya pada ruang terbuka memberikan kesan alami
dan mengalir.
6. Pemanfaatan atap bangunan sebagai ruang terbuka hijau khususnya pada
bangunan yang memiliki atap dari beton, hal ini selain dapat
mendinginkan ruangan dibawahnya juga memberikan kontribusi positif
bagi lingkungan sekitar.
144
7. Ruang terbuka didesain agar memiliki pergerakan yang dinamis dan dapat
beradaptasi terhadap perkembangan sosial dan budaya.
8. Peralihan darat dengan air yang alami tapi tidak menghilangkan karakter
pelabuhannya.
9. Street furniture, art work, signage dan lighting yang dikoordinasikan
dengan seluruh kawasan, dan diperlakukan sebagai art work.
145
Gambar 4.33. Aktivitas pendukung diantara ketiga core utama
146
3. Menciptakan tepi pelabuhan yang keras untuk keperluan berlabuhnya
yatch, water taxi dan lain-lain dalam bentuk boardwalk kantilever atau
ponton terapung.
4. Menciptakan tepi pelabuhan yang dapat memberikan peringatan dini
terhadap pasang surutnya air laut.
Gambar 4.36. Tepi pelabuhan yang dilengkapi dengan jetty atau ponton
147
4.4.3.2. Material
1. Material yang akan digunakan pada area perancangan adalah
percampuran berbagai material yang digunakan untuk paving
pedestrian, perkakas jalan, penerangan, kerb, dinding, permukaan
jalan, yang dipilih untuk memberikan ciri khas yang unik.
2. Material yang digunakan harus yang memiliki kualitas yang tinggi,
tahan lama dan minim perawatan dan juga harus ramah lingkungan.
3. Material yang digunakan adalah percampuran antara material modern
dan tradisional, alami dan buatan, yang harus dapat memperkuat sense
of place kawasan.
4.4.3.3. Vegetasi
1. Vegetasi yang digunakan pada area perancangan adalah vegetasi lokal
Bali, yang sesuai dengan lokasi, iklim dan cuaca tepi pantai. Vegetasi
yang digunakan juga harus bervariasi dan dikombinasikan dengan baik
dengan tujuan untuk memperkuat sense of place.
2. Vegetasi yang dipilih harus sesuai dengan fungsinya, minim perawatan
dan tidak membutuhkan banyak air.
4.4.3.4. Urban design yang sensitif air
1. Perancangan pelabuhan pariwisata ini berpeluang menjadi model
acuan perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi air dalam
perancangan kota melalui pembangunan infrastruktur dan
pengendalian pembangunan.
2. Pengolahan air limbah yang terpadu agar dapat digunakan kembali
sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya.
3. Penampungan air hujan agar dapat digunakan kembali sebagai bagian
dari lansekap urban untuk memaksimalkan visual dan karakter
lingkungan serta memberi dampak positif terhadap iklim mikro
kawasan pelabuhan.
4. Penampungan air hujan dirancang untuk dapat menampung air
sebanyak-banyaknya yang digunakan untuk berbagai keperluan atau
disaring sebelum dibuang ke laut. Penampungan air hujan ini
148
dilakukan pada beberapa kolam yang terdapat pada area perancangan,
seperti pada area pedestrian mall dan terminal penumpang.
4.4.3.5. Public art
1. Kemampuan karya seni untuk menjadikan sebuah tempat memiliki
sense of destination membuat karya seni tersebut memiliki peranan
yang penting pada sebuah tempat (place). Karya seni publik yang
ditampilkan pada kawasan harus mendukung budaya lokal Bali.
2. Karya seni dapat menjadi focal point atau aksen bagi lingkungan
sekitar.
4.4.3.6. Tata informasi
1. Tata informasi pada kawasan urban resor ini harus terintegrasi dengan
baik dengan lingkungan sekitar. Papan reklame dipasang dengan
ukuran yang manusiawi, pada level mata manusia dan tidak
mendominasi lingkungan sekitar.
2. Pada titik-titik persimpangan disediakan rambu-rambu penunjuk arah
untuk menghindari kebingungan pengunjung. Ukuran dan warna dari
berbagai tata informasi harus mendukung karakter kawasan
149
Pelayanan utilitas pada kawasan pelabuhan yang berupa air, listrik,
telekomunikasi dan limbah dikoordinasikan oleh pengelola pelabuhan. Untuk air,
listrik dan telekominikasi diusulkan menggunakan terowongan bawah tanah untuk
memudahkan inspeksi perawatan dan tidak mengganggu visual kawasan
pariwisata.
Penanganan limbah kawasan pelabuhan juga dikoordinasikan oleh
pengelola pelabuhan akan tetapi dipisahkan dengan jaringan utilitas yang lain.
Penanganan limbah yang terdiri dari limbah padat, cair dan air hujan diarahkan
untuk dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.
Gambar 4.38. Bentuk melengkung pada marina menambah kesan dinamis kawasan
Gambar 4.39. Tiga core utama memberi karakter yang kuat pada pelabuhan
150
Gambar 4.40. Site plan kawasan Pelabuhan Benoa (lingkup mezo)
151
Gambar 4.41. Site plan area perancangan (lingkup mikro)
152
Gambar 4.42. Potongan koridor jalan, dengan aktivitas penunjang pada kanan kiri jalan
Gambar 4.43. Jalan yang memiliki dua jalur dengan lebar 10 meter
153
Gambar 4.44. Set-back bangunan untuk parkir dan mengurangi dampak kebisingan jalan
Gambar 4.45. Potongan koridor pedestrian mall dengan arkade dan aktivitas penunjang
Gambar 4.46. Gerbang area perancangan didesain lebih formal terlihat pada median jalannya
154
Gambar 4.47. Terminal penumpang yang bersebelahan dengan dermaga kapal pesiar, menjadi
titik tolak perancangan.
155
Gambar 4.49. Korodor jalan dibentuk oleh tata bangunan
yang memiliki vista berupa aquarium di kejauhan
Gambar 4.50. Rangkaian jetty pada marina yang menyambut kedatangan kapal pesiar.
156
Gambar 4.51. Ruang terbuka positif (natah) yang menjadi tempat berinteraksi antara pengunjung
dan masyarakt setempat.
Gambar 4.52. Hirarki tata massa dan lanskap yang alami memberi nuansa santai, seperti yang
diinginkan oleh para wisatawan.
157
Gambar 4.53. Proses pencapaian ke badan air dengan terlebih dahulu memperkenalkan pada
pengunjung tepi air dari kolam penampung air hujan.
Gambar 4.54. Bangunan aquarium yang merupakan landmark kawasan terletak pada lahan
reklamasi, yang juga dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan (fisherman wharf) bagi
pengunjung yang memiliki hobi memancing
158
Gambar 4.55. Suasana Pempatan Agung yang merupakan
pertemuan aksis-aksis utama area perancangan.
Gambar 4.56. Kolam penampungan air hujan pada koridor utama yang menghubungkan
terminal penumpang dengan hotel resor.
159
Gambar 4.57. Perkir pada terminal penumpang yang menyatu dengan lanskap dan bagian dari
jaringan ruang terbuka hijau.
Gambar 4.58. Hotel resor yang menyambut kedatangan calon penumpang kapal pesiar yang
datang dari arah bandar udara Ngurah Rai.
160
Gambar 4.59. Aktivitas penunjang berupa outdoor cafe merupakan tempat yang nyaman bagi
pengunjung untuk menikmati aktivitas yang terjadi pada badan air.
Gambar 4.60. Atap bangunan terminal penumpang merupakan ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai waving gallery sekaligus tempat untuk menikmati pemandangan Teluk Benoa.
161