Anda di halaman 1dari 6

KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

BAB 3 PENUTUP
BAB 3 BAB 3 PENUTUP

1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan laporan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2023 maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penetapan lokasi kegiatan penanganan Akses Reforma Agraria Kabupaten
Garut yaitu di Kecamatan Pasirwangi yang meliputi Desa Karyamekar
dengan total target sebanyak 100 KK dan Desa Padaawas dengan total
target 500 KK serta Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan
dengan total target 200 KK.
2. Kegiatan yang telah direalisasikan oleh Field Staff Kantor Pertanahan
Kabupaten Garut meliputi penyuluhan, pemetaan sosial, penyusunan
model pemberdayaan dan penyusunan data Akses Reforma Agraria.
3. Dari hasil pemetaan sosial 800 KK responden memiliki jenis usaha yang
beragam diantaranya :
- Desa Karyamekar Kecamatan Pasirwangi dengan total target 100 KK
jumlah mata pencaharian terbanyak ada disektor pertanian dan jasa
yang masing-masing berjumlah 41 responden. Selanjutnya sebanyak 8
responden bekerja disektor UMKM dan lainnya yang tergabung dari
PNS dan Wiraswasta, lalu mata pencaharian sebagai petani & UMKM,
jasa & UMKM masing-masing sebanyak 1 responden.
- Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi dengan total target 500 KK
jumlah mata pencaharian terbanyak ada disektor jasa yang terdiri dari
petani dan buruh harian lepas sebanyak 333 responden, selanjutnya
sebanyak 125 responden dengan mata pencaharian sebagai petani, lalu
responden dengan mata pencaharian disektor UMKM sebanyak 20

LAPORAN AKHIR 3-1


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

responden, selain itu yang tergabung dari sector mata pencaharian


lainnya (PNS & TNI) sebanyak 20 responden, petani & UMKM serta
petani & peternak masing-masing sebanyak 1 responden.
- Kelurahan Lengkongjaya Kecamatan Karangpawitan dengan total target
200 KK jumlah mata pencaharian terbanyak ada disektor jasa
sebanyak 112 responden yang menjadi pekerja harian dan buruh di
industri kulit. Selanjutnya sebanyak 33 responden bekerja disektor
UMKM kulit, lalu responden dengan mata pencaharian petani sebanyak
32 responden, sektor lainnya yang terdiri dari PNS, Pensiunan dan
Karyawan Honorer sebanyak 13 responden, serta disektor jasa &
UMKM sebanyak 7 responden, sektor peternakan 2 responden dan
responden terakhir petani & UMKM sebanyak 1 responden.
4. Dari hasil pemetaan sosial 800 KK, responden memiliki beragam
pendapatan diantaranya :
- Total pendapatan tertinggi masyarakat Desa Karyamekar perbulan
didominasi oleh responden yang berpendapatan >Rp.5.000.001 dan
total pendapatan terendah <Rp.500.000,-. Pendapatan tersebut akan
berpengaruh terhadap pengeluaran pangan dan non pangan, total
pengeluaran pangan dengan responden terbanyak berada dikisaran
yaitu Rp.1.000.001-Rp.1.500.000,- sebanyak responden sedangkan
terendah berada dikisaran Rp.4.000.001- Rp.4.500.000,- sebanyak 1
responden. Pengeluaran non pangan dengan responden terbanyak
berada dikisaran <Rp.500.000 sebanyak 29 responden dan terendah
berada dikisaran >Rp.5.000.000,- sebanyak 3 responden.
- Total pendapatan tertinggi masyarakat Desa Padaawas perbulan
dikisaran Rp.4.000.001- Rp.5.000.000 dan total pendapatan terendah
<Rp.500.000. Pendapatan tersebut akan berpengaruh terhadap
pengeluaran pangan dan non pangan, total pengeluaran pangan
dengan responden terbanyak berada dikisaran yaitu Rp.1.000.001-
Rp.1.500.000 sebanyak 157 responden, sedangkan terendah berada
dikisaran yaitu Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak 2 responden, dan

LAPORAN AKHIR 3-2


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

Rp.4.500.001-Rp.5.000.000 sebanyak 2 responden. Pengeluaran non


pangan dengan responden terbanyak berada dikisaran yaitu
<Rp.500.000 sebanyak 197 responden dan terendah berada dikisaran
Rp.3.000.001-Rp.3.500.000 sebanyak 2 responden dan Rp.4.500.000 –
Rp.5.000.000 sebanyak 2 responden.
- Total pendapatan tertinggi masyarakat di Kelurahan Lengkongjaya
dalam satu bulan dikisaran >Rp.5.000.000 dan total pendapatan
terendah dikisaran <Rp.500.000. Pendapatan tersebut akan
berpengaruh terhadap pengeluaran pangan dan non pangan, total
pengeluaran pangan dengan responden terbanyak berada dikisaran
yaitu Rp.1.000.001- Rp.1.500.000 sebanyak 64 responden, sedangkan
terendah berada dikisaran yaitu Rp.4.000.001-Rp.4.500.000 sebanyak
1 responden dan >Rp.5.000.000 sebanyak 1 responden. Pengeluaran
non pangan dengan responden terbanyak berada dikisaran yaitu
<Rp.500.000 sebanyak 72 responden dan terendah berada dikisaran
Rp.2.500.001-Rp.3.000.000 sebanyak 1 responden dan Rp.3.000.001 –
Rp.3.500.000 sebanyak 1 responden.
5. Hasil pemilihan model yang telah disepakati serta disesuaikan dengan
potensi dan kondisi masing-masing desa yaitu Model Pemberdayaan
Tanah Masyarakat berbasis Pertanian Korporasi di Desa Karyamekar dan
Padaawas, serta Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat berbasis
Pertanian Korporasi dan Pengambangan UMKM Terintegrasi Melalui Pusat
Layanan Terpadu (PLUT) di Kelurahan Lengkongjaya.
2 Rekomendasi
Hasil dari pemetaan sosial di Desa Karyamekar mata pencaharian
responden didominasi oleh petani dan bekerja pada bidang sektor pertanian.
Kondisi permasalahan pertanian di Desa Karyamekar mengenai harga pupuk
dan obat-obatan tanaman yang mahal, hal ini diakibatkan karena jauhnya
jarak dari pusat kota ke desa yang membutuhkan tambahan biaya logistik
sehingga harga pupuk yang dijual lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut
dapat diatasi melalui program kartu tani yang merupakan salah satu cara

LAPORAN AKHIR 3-3


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

efektif dalam mengalokasikan pupuk bersubsidi, salah satunya dapat


disalurkan melalui kios penyalur pupuk bersubsidi yang dekat dengan lokasi
petani dengan syarat para petani harus tergabung dalam kelompok tani. Desa
Karyamekar sudah ada kelompok tani tetapi belum berbadan hukum sehingga
diperlukan penguatan kelembagaan kelompok tani. Berdasarkan kondisi
pertanian dan kelembagaan di Desa Karyamekar maka permodelan yang
direkomendasikan yaitu pertanian korporasi, pemilihan model tersebut
dikarenakan sesuai dengan kebutuhan di Desa Karyamekar dikarenakan
belum terdapatnya kelembagaan petani yang berbadan hukum. Berdasarkan
hal tersebut maka bentuk program kegiatan yang diharapkan dapat
dilaksanakan di Desa Karyamekar merupakan kegiatan pembentukan
kelembagaan berupa kelembagaan kelompok tani dan koperasi tani.
Pembentukan kelompok tani dan koperasi tani disini untuk mewadahi para
petani yang ada di Desa Karyamekar, selain itu dibentuknya kelompok serta
koperasi tani diharapkan dapat membantu dalam hal permodalan, pupuk,
obat pertanian dan masalah pendistribusian hasil pertanian. Maka dari itu
pemilihan model ini dirasa sesuai dengan kebutuhan yang ada di Desa
Karyamekar.

Hasil dari pemetaan sosial di Desa Padaawas mata pencaharian


responden didominasi oleh jasa yang tergabung dari (Buruh Tani dan Buruh
Harian Lepas). Selain jasa, sektor pertanian merupakan mata pencaharian
utama masyarakat. Kondisi permasalahan pertanian di Desa Padaawas
mengenai harga pupuk dan obat-obatan tanaman yang mahal, hal ini
diakibatkan karena jauhnya jarak dari pusat kota ke desa yang membutuhkan
tambahan biaya logistik sehingga harga pupuk yang dijual lebih tinggi. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat diatasi melalui program kartu tani yang
merupakan salah satu cara efektif dalam mengalokasikan pupuk bersubsidi,
salah satunya dapat disalurkan melalui kios penyalur pupuk bersubsidi yang
dekat dengan lokasi petani dengan syarat para petani harus tergabung dalam
kelompok tani dan mempunyai kartu tani. Namun, di Desa Padaawas petani
belum memanfaatkan kartu tani untuk melakukan transaksi di kios yang

LAPORAN AKHIR 3-4


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

ditunjuk, sehingga perlu dirumuskan kembali strategi implementasi yang lebih


efektif, sehingga pemanfaatan kartu dapat segera dilakukan dalam rangka
mendukung penyaluran pupuk bersubsidi. Berdasarkan kondisi pertanian dan
kelembagaan di Desa Padaawas maka permodelan yang direkomendasikan
yaitu pertanian korporasi, pemilihan model tersebut sesuai dengan
permasalahan yang ada di Desa Padaawas. Berdasarkan hal tersebut maka
bentuk program kegiatan yang dapat dilaksanakan di Desa Padaawas
merupakan pembentukan koperasi tani dan penguatan kelembagaan.
Pembentukan koperasi tani disini untuk mewadahi kelompok tani yang ada di
Desa Padaawas, selain itu dibentuknya koperasi tani diharapkan dapat
membantu dalam hal permodalan, pupuk, obat pertanian dan masalah
pendistribusian hasil pertanian. Maka dari itu pemilihan model ini dirasa
sesuai dengan kebutuhan yang ada di Desa Padaawas.

Hasil dari pemetaan sosial di Kelurahan Lengkongjaya mata pencaharian


responden didominasi oleh sektor jasa. Jenis jasa yang dikelola yaitu sebagai
buruh tani dan buruh harian lepas di sektor industri kulit (penjahit kulit).
Kendala utama yang dihadapi responden sebagai buruh adalah pekerjaan yang
didapatkan tidak berkelanjutan dan upah yang diberikan tergolong rendah
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari .Sedangkan pada
sektor UMKM permasalahan yang dialami adalah kurangnya modal dan
penjualan yang tidak mengalami peningkatan sehingga mengakibatkan
perputaran keuangan yang tidak stabil, maka dibutuhkan pembentukan
kelembagaan badan usaha yang dapat membantu sistem permodalan dan
pemasaran seperti koperasi. Kondisi kelembagaan di Kelurahan Lengkongjaya
sudah ada namun tugas pokok dan fungsinya belum berjalan dengan baik
sehingga di wilayah tersebut perlu adanya penguatan kelembagaan dan
pembentukan kelembagaan baru yaitu koperasi. Berdasarkan kondisi tersebut
maka permodelan yang direkomendasikan yaitu pertanian korporasi dan
Pengembangan UMKM Terintegrasi Melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT), pemilihan model tersebut dikarenakan belum terdapatnya
kelembagaan yang berbadan hukum yang dapat mewadahi kelompok atau

LAPORAN AKHIR 3-5


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GARUT

pelaku UMKM di Kelurahan Lengkongjaya. Bentuk program kegiatan yang


diharapkan dapat dilaksanakan di Kelurahan Lengkongjaya merupakan
kegiatan penguatan kelembagaan pertanian dan pembentukan koperasi
UMKM. Pembentukan koperasi disini untuk mewadahi kelompok UMKM dan
tani yang ada di Kelurahan Lengkongjaya, selain itu dibentuknya koperasi
UMKM diharapkan dapat membantu dalam hal permodalan dan masalah
pendistribusian hasil produk UMKM. Selain hal tersebut dibentuknya koperasi
ini dapat melebar ke sektor lain seperti pertanian, dimana diharpakan
koperasi ini pun dapat membantu para petani dalam hal permodalan, pupuk,
obat hingga masalah pendistribusian hasil tani mereka. Berdasarkan
komunikasi awal dengan Dinas Koperasi dan UMKM kegiatan yang dilakukan
memiliki kesamaan sehingga dapat dilakukan pendampingan dan pembinaan
UMKM secara menyeluruh dan terintegrasi bagi para pegiat UMKM di
Kelurahan Lengkongjaya oleh Dinas Koperasi dan UMKM, selain itu program
PLUT-KUMKM merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian
Koperasi dan UKM. Maka dari itu model jenis ini dirasa sesuai dengan
kebutuhan yang ada di Kelurahan Lengkongjaya

LAPORAN AKHIR 3-6


PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

Anda mungkin juga menyukai