Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN

Labu Madu Selembut mentega,

OLAHAN LABU semanis madu

Panen Raya Kota Banjar

MADU
PROGRAM
PENGEMBANGAN OLAHAN LABU MADU
DI KOTA BANJAR
A. Pendahuluan
Berawal dari kegiatan penyuluhan masyarakat maka pengembangan kegiatan
yang berorientasi pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari komitmen
Komunitas Petani Labu dan Rumah Zakat di kota Banjar untuk berkhidmat pada
bangsa. Membuka kesempatan kerja merupakan salah satu usaha tersebut dengan
mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia di daerah. Pengembangan
di bidang pertanian dapat menjadi proyek agrobisnis sekaligus produk wisata.
Kota Banjar merupakan pemekaran dari Kabupaten Ciamis dan telah berusia
20 tahun. Merupakan kota transit dan pintu gerbang propinsi Jawa Barat. Sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, sebelah Utara-Barat-Selatan dengan
Kabupaten Ciamis.
Langensari adalah sebuah kecamatan di Kota Banjar, Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 15,3 kilometer dari ibukota
kabupaten Banjar ke arah timur. Pusat pemerintahannya berada di Desa Langensari.
Lengensari berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Desa Hegarsari adalah desa kota dimana permasalahan kemasyarakatan
sangat kompleks. Transisi budaya desa ke kota harus disikapi dengan bijak dan
profesional sehingga potensi desa tetap bisa dikembangkan tanpa kehilangan
nuansa pedesaan yang khas. Dengan 6 dusun yang bila dikembangkan akan terjadi
sinergi dan memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan asli daerah yang
pada akhirnya meningkatkan IPM Kota Banjar. Dusun Gudang dan Jadimulya
merupakan pusat perdagangan dan pertokoan, Dusun Cikabuyutan Timur dan
Cikabuyutan Barat merupakan daerah pemukiman dan perkantoran , Dusun Tanjung
Syukur dan Pangadegan merupakan daerah perkebunan, peternakan dan
persawahan.
Dusun Pangadegan yang berbatasan dengan Desa Batulawang dan
merupakan pintu gerbang ke daerah Kabupaten Ciamis bagian Selatan berpotensi
untuk dikembangkan menjadi daerah agrobisnis dan agrowisata. Memadukan
potensi pertanian dan peternakan dengan menerapkan teknologi tepat guna yang
bisa dilakukan oleh seluruh penduduk laki-laki maupun perempuan akan dapat
meningkatkan pemanfaatan potensi alam dan manusia yang berlimpah.
Meningkatnya usia putus sekolah dan pengangguran menjadikan kami ingin
mengembangkan usaha ini lebih maju. Pembekalan kecakapan hidup berupa
teknologi budidaya tanaman pangan berupa labu butternut pumpkin akan dapat
memenuhi kebutuhan penganekaragaman pangan. Penanaman di pekarangan dan
tegalan maupun pematang dapat dilakukan masyarakat. Pemanfaatan lahan
perkebunan maupun hutan dengan penanaman jenis tanaman yang merambat
dapat sekaligus menjadi upaya konservasi lahan.
Komunitas Petani Labu dalam komitmennya terhadap pendidikan
kemasyarakatan telah membina Kelompok Usaha Kecil Menengah UMKM Istri
Binangkit dalam bidang usaha makanan kecil bekerjasama dengan PKK Kota Banjar
di dusun Tanjung Sukur. Komunitas Petani Labu (KPL) bersama Rumah Zakat (RZ)
membina dan mengembangkan produk olahan Labu Kuning sehingga menjadi oleh-
oleh khas kota Banjar.

B. Tujuan dan Sasaran


Program ini bertujuan:
1. Menjadi bagian dalam pembangunan menuju Kota Banjar Agropolitan yaitu kota
yang menjadikan Agribisnis sebagai model kota berbasis komoditi pertanian
2. Meningkatkan nilai guna lahan pertanian agar terhindar dari alih fungsi lahan
bukan pertanian
3. Memberdayakan masyarakat sekitar untuk melestarikan lingkungan sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Sasaran program ini adalah menjadikan Kota Banjar sebagai salah satu daerah
Sentra Labu dan berbagai olahannya
C. Desain Program

Program ini berupa kegiatan penanaman dan pemeliharaan 10.000 pohon labu madu
dan beberapa jenis labu kuning. Program ini dilaksanakan oleh mitra pelaksana terpilih
dengan melibatkan masyarakat termasuk BUMDES jika ada. Dalam pelaksanaannya, mitra
pelaksana terpilih wajib memperhatikan ketentuan:
1. menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang akan melakukan
penanaman dan perawatan pohon.

2. menjalin hubungan baik dengan masyarakat dengan memanfaatkan jaringan sosial


informal seperti kelompok tani, kelompok pemuda desa, dan kelompok kegiatan sosial
wanita sebagai sumber dukungan penting bagi keberhasilan dan keberlanjutan program.

D. Strategi Pelaksanaan Program

Program ini dilaksanakan melalui tiga tahapan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan:

Calon mitra pelaksana melakukan sosialisasi program kepada masyarakat sekitar

lokasi penanaman:

1) melakukan koordinasi dengan UPBJJ-UT setempat, pemda prov/kab/ko terkait, dan


jaringan sosial informal.

2) menentukan lokasi lahan penanaman.

3) mengidentifikasi kebutuhan masyarakat: jenis dan jumlah tanaman.

4) Menyusun dan melengkapi dokumen pendukung: Dokumen pendukung terdiri dari pakta
integritas dan surat keterangan domisili (asli), salinan akte pendirian dari notaris, NPWP,
surat keterangan terdaftar, buku rekening bank, dan KTP calon mitra pelaksana.

5) Penandatanganan perjanjian penyediaan dana (PPD) oleh mitra pelaksana terpilih


dengan Penyedia dana.

2. Tahap Pelaksanaan:

1) Setelah menerima dana, mitra pelaksana terpilih wajib melakukan penanaman pohon
dan/atau pencanangan program yang melibatkan, masyarakat, pemda prov/kab/ko terkait,
dan jaringan sosial informal sekurang-kurangnya dalam waktu 1 (satu) minggu.

2) Pencanangan program dilaksanakam oleh mitra pelaksana terpilih dan masyarakat


setempat. Mitra pelaksana terpilih harus mempersiapkan agenda terkait penanaman pohon
dan/atau pencanangan program seperti penyediaan bibit tanaman yang akan ditanam
termasuk jenis dan jumlah tanaman
3) Mitra pelaksana terpilih wajib melakukan perawatan seperti pemupukan, penyulaman,
pembasmian hama, dan lain-lain dengan melibatkan masyarakat setempat.

4) Mitra pelaksana terpilih wajib melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan


program. Monitoring merupakan kegiatan pengendalian terhadap pelaksanaan program
penanaman pohon mulai dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan. Hal-hal yang
dimonitoring, misalnya, tanaman yang mati dan diganti/disulam, perubahan sikap
masyarakat yang dilibatkan khususnya tentang kepedulian secara mandiri, kerjasama
dengan pemerintah daerah, dan sebagainya.

3. Tahap Pelaporan:

1) Mitra pelaksana terpilih wajib melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan program.
Evaluasi merupakan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan mulai dari
tahap persiapan sampai pada akhir kegiatan program.

2) Mitra pelaksana terpilih wajib menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan dan laporan
keuangan Program dalam bentuk hardcopy dan softcopy .

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan program ini dimulai November 2019 sampai dengan Mei 2020,
dengan tempat pelaksanaan di wilayah Kel. Bojongkantong, Kec. Langensari, Kota Banjar,

E. Biaya

Program Budidaya Labu Madu membutuhkan dana sebesar Rp 80.600.000,- (delapan


puluh juta enamratus ribu rupiah) untuk 10.000 pohon Labu Madu dengan rincian sebagai
Berikut :

N Uraian Satuan Harga Jumlah


o
1 Tenaga Ahli Pertanian 7 bulan 5.000.000 35.000.000
2 Tenaga Madya Perawatan 6 bulan 2.500.000 15.000.000
Tanaman
3 Tenaga Madya 6 bulan 2.500.000 15.000.000
Panen/pascapanen
4 Bibit Labu Madu 10.000 bibit 2.500 2.500.000
5 Pupuk Organik 10.000 bibit/1 kg 500 5.000.000
6 SP36 10.000 bibit/0,2 kg 3.000 600.000
7 Mutiara 10.000 bibit/0,05 kg 15.000 7.500.000
Total 80.600.000
Program pengolahan Labu Madu membutuhkan dana sebesar Rp 80.600.000,- (delapan
puluh juta enamratus ribu rupiah) untuk pembuatan tepung dan eggroll Labu Madu dengan
rincian sebagai Berikut :

No Uraian Satuan Harga Jumlah


1 Tenaga Ahli Pertanian 7 bulan 5.000.000 35.000.000

Anda mungkin juga menyukai