Author
St. Sukmawati , Sitti Rahmi Razak2
1*
Email
stsukmawati.s@umi.ac.id1*
Afiliasi
1*,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muslim Indonesia
Abstrak: Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan salah satu bagian
dari Tri Dharma Pergurunan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas akademik
khususnya bagi tenaga pendidik (dosen). Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian
ini adalah Pengolahan Keripik pare bagi ibu-ibu kelompok majelis ta’lim Kelurahan
Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa untuk menambah pendapatan
mereka. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Bapak Kepala Kelurahan dan ibu
ketua PKK Kelurahan Lanna sehingga para ibu-ibu majelis ta’lim diharap aktif
dalam kegiatan ini. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan ibu-ibu majelis ta’lim
dapat memanfaatkan bahan-bahan yang mudah diperoleh untuk dibuat kripik sebagai
camilan. Kripik Pare ini dapat dijual sebagai oleh-oleh dari Kelurahan Lanna,
Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
1. Pendahuluan
1. Aspek Pemasaran
Hal terpenting yang terkait dengan hasil pengolahan keripik pare ini adalah
pemasarannya. Oleh karena itu hasil pengolahan keripik pare ini dapat dipasarkan
secara luas, baik pada sekitar Kelurahan Lanna, Kecamatan Parang Loe, Kabupaten
Gowa maupun diluar wilayah Kabupaten Gowa. Pemasarannyapun sangat mudah,
baik di toko-toko kue, warung makan, pasar tradisional, super market, maupun
tempat-tempat lain.
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam pengolahan keripik pare ini sangat mudah
diperoleh, dan harga bahan-bahannya terjangkau.
d. Rencana Kegiatan
Berdasarkan uraian di atas, maka program pengabdian yang akan dilakukan
diuraikan sebagai berikut:
Tahapan Pertama: Memberi penyuluhan, penjelasan tentang cara pengolahan
keripik pare, terutama kaitannya pemasaran, konsumsi, dan
pendapatan.
Tahapan Kedua: Memberi pelatihan atau praktek cara mengolah (membuat)
keripik pare. Diharapkan semua peserta yang ikut dalam kegiatan
ini sudah bisa mempraktekkan cara membuat keripik mata sapi.
Tahap Ketiga: Melakukan monitoring dan evaluasi pada kelompok masyarakat
sasaran yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Tujuannya untuk mengetahui kemandirian masyarakat sasaran
dalam membuat (mengolah) keripik pare.
37| Sukmawati & Rahmi Razak
Jurnal Pengabdian Bina Ukhuwah. Vol 2 Nomor 2 (2020)
Penyuluhan
Sebelum dilakukan pelatihan terlebih dahulu dilakukan kegiatan penyuluhan.
Dalam kegiatan ini dilakukan dengan penyuluhan yaitu bagaimana mentransfer
inovasi pada anggota kelompok mitra (kelompok majelis ta’lim) untuk menambah
pengetahuan sehingga terjadi perubahan kognitif. Artinya pola pikir yang dirubah
terlebih dahulu untuk memudahkan pelaksanaan program PKM yang dapat dilihat
pada Gambar 2.
Tahap Pelatihan
Proses Pembuatan Kripik Pare
Pada tahap ini, kelompok mitra (ibu-ibu majelis ta’lim) diberikan pelatihan
pembuatan kripik pare dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyiapkan bahan-bahan dan wadah yang diperlukan, kemudian buah pare
dipotong dua dan dikeluarkan bijinya lalu dipotong bisa menggunakan pisau bisa
dengan alat potong sehingga menyerupai lingkaran cincin, setelah selesai pare
direndam dengan air garam dan air kapur sirih selama kurang lebih 30 menit.
Setelah 30 menit pare dibilas dengan air bersih sebanyak 3 kali, selanjutnya
direndam lagi dengan air panas selama kurang lebih 5 menit, lalu ditiriskan. Proses
berikutnya membuat bumbu basah, yang terdiri dari tepung beras,tepung
maizena,danbumbu yang dihaluskan ( bawang putih, kemiri, ketumbar, lombok kecil )
, santan, telur, bumbu penyedap (royco ayam ) dan air 105 cc. Semua bahan dicampur
jadi satu lalu dimasukkan buah pare.
Tahap selanjutnya kita buat campuran tepung kering terigu dan maizena
dicampur lalu pare yang sudah dicampur dengan bumbu dimasukkan satu persatuke
tepung kering sampai terlumuri dengan tepung kering dan siap untuk digoreng.
Sebelumnya kita sudah memanaskan minyak sampai panasnya kurang lebih 150
derajat.
Kripik pare
Pengemasan dengan
aluminium foil
Pemberian Label
Gambar 5, Ketua dan Anggota Tim dengan ibu-ibu majelis ta’lim dalam
pelatihan dengan membawa hasil pelatihan
Foto bersama Ibu Ketua majelis Ta’lim dan anggota serta tim pelaksana PKM
di Kelurahan Lanna,Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
4. Kesimpulan
Setelah program PKM ini dilakukan maka mitra (ibu-ibu kelompok majelis
ta’lim ) dapat mengetahui bahwa keripik pare yang bahan bakunya adalah buah pare
bisa dimodifikasi dengan bentuk lain selain hanya dijadikan sayur yang sering kita
konsumsi khususnya di Sulawesi Selatan lebih dikenal dengan nama sayur pariah
kambu. Kripik pare ini dapat dikelolah dengan mudah sebagai camilan yang baru
kali ini diadakan di Kelurahan Lanna,Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa. Kripik
pare ini selain bermanfaat camilan pendamping teh atau kopi dapat juga dibuat oleh-
oleh yang dapat menambah pendapatan ibu-ibu majelis ta’lim.
Masih perlu pengadaan oven (alat pemanggang ) untuk memanggang agar
minyak yang dikandung pada saat penggorengan bisa kering. Perlu cara atau media
45| Sukmawati & Rahmi Razak
Jurnal Pengabdian Bina Ukhuwah. Vol 2 Nomor 2 (2020)
dalam memasarkan produk kripik pare ini. Perlu dilakukan PKM berikutnya berkaitan
dengan tahap Pendampingan , Tahap Monitoring dan Evaluasi.
6. Daftar Pustaka