Anda di halaman 1dari 13

BTDC NUSA DUA BALI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pulau Bali adalah sebuah pulau kecil yang luas wilayahnya ± 5.632,86 km2 atau 0,29
% dari luas kepulauan Indonesia dengan jumlah penduduk ± 3,5 juta, tidak memiliki hasil
tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan
budaya yang sangat mempesona, yang telah dikenal, dikagumi oleh Dunia serta banyak
pula dikunjungi oleh wisatawan. Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali, salah satu
usaha yang diharapkan pada waktu itu, adalah melalui pengembangan pariwisata.
Dari aktifitas pariwisata ini menghasilkan suatu buanagan. Salah satu jenis buangan
dari aktifitas pariwisata ini yang cukup meresahkan yaitu buangan limbah dari hotel. Hal ini
disebabkan karena hotel merupakan salah satu tempat-tempat umum yang banyak digunakan
untuk menginap dan terdapat banyak aktifitas-aktifitas pengunjung yang dapat menghasilkan
limbah. Aktifitas tersebut seperti berenang, mencuci pada londri, memasak dan sebagainya
yang rata-tata limbahnya berkapasitas tinggi.
Untuk menghindari masalah yang timbul pada lingkungan akibat limbah hotel, maka
perlu adanya pengolahan air limbah sebelum diteruskan ke lingkungan. Hasil pengolahan air
limbah juga harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelum di buang ke
lingkungan.
Kawasan pariwisata Nusa Dua dengan luas tanah 300 Ha, merupakan salah satu
kawasan pariwisata yang ada di kaki pulau Bali yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas
yang bertaraf internasional. Fasilitas yang ada dalam kawasan antara lain : hotel berbintang
lima dngan jumlah 400 kamar, Bali International Convention Center (BICC), Galeria Nusa
Dua, Bali Golf & Country Club, Amphi Theater, Lawn Bowling, Central Parkir dan lain-lain.
Demi menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan BTDC sebagai pengelola
kawasan, BTDC melengkapi kawasan ini dengan fasilitas pengolahan limbah cair dan
berusaha mengoptimalkan pemanfaatan air hasil olahan untuk air penyiraman di dalam
kawasan. Hal tersebut untuk tetap menjaga citra kawasan yang berwawasan lingkungan.
Dari uraian diatas, maka kami melakukan observasi pada kawasan BTDC Nusa Dua
Bali untuk mengetahui bagaimana sistem pengolahan air limbah hotel di BTDC Nusa Dua
Bali sebelum limbah digunakan atau dibuang ke lingkungan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di Lagoon BTDC Nusa Dua Bali.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui jenis dan sumber limbah yang diolah di Lagoon BTDC Nusa Dua Bali.
b. Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di Lagoon BTDC Nusa Dua Bali.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Sejarah Singkat Nusa Dua
Pulau Bali adalah sebuah pulau kecil yang luas wilayahnya + 5.632,86 km2 atau 0,29
% dari luas kepulauan Indonesia dengan jumlah penduduk + 3,5 juta, tidak memiliki hasil
tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan
budaya yang sangat mempesona, yang telah dikenal, dikagumi oleh Dunia serta banyak pula
dikunjungi oleh wisatawan. Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali, salah satu usaha
yang diharapkan pada waktu itu adalah melalui pengembangan pariwisata.
Dalam rangka usaha pengembangan Pariwisata Bali, Pemerintah dengan bantuan
UNDP pada tahun 1971 memprakarsai sebuah studi tentang Pariwisata Bali yang
dilaksanakan oleh SCETO, sebuah konsultan dari Perancis.
Kawasan Pariwisata Nusa Dua lahir karena kebutuhan objektif akan kamar yang
bermutu, bagi wisatawan yang diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahun. Salah satu dari rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar di Bali dibangun lebih
banyak hotel bertaraf internasional, untuk menampung wisatawan asing. Pada waktu itu yaitu
pada tahun 1975 di Bali, diperkirakan hanya ada 1800 kamar yang dibangun di Kuta dan
Sanur, yang bertaraf Internasional, sedangkan menurut studi sampai tahun 1980 diperlukan
sekitar 3800 - 4700 kamar hotel standard internasional.
Pola dasar rencana induk Pariwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO
adalah suatu pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai-nilai kebudayaan serta struktur sosial kehidupan
masyarakat Bali dan lingkungan hidup.
Proyek Nusa Dua, sebagai bagian dari rencana induk pengembangan Pariwisata Bali,
merupakan pembangunan suatu kawasan pariwisata dengan pemukiman wisatawan secara
terpusat, yang jauh dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan
demikian pengaruh langsung para wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat di-
tekan. Lahan yang memenuhi syarat ada di kawasan bukit, yaitu Nusa Dua, lahan yang tidak
produktif, namun memiliki pantai dan berpasir putih yang indah, berpenduduk jarang dan
sangat dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Letak lahan tersebut, terpisah dari
masyarakat tradisional Bali.
Lokasi akomodasi/hotel sebagai salah satu komponen pokok kawasan disarankan di
daerah Badung bagian Selatan, dekat dengan Airport Ngurah Rai dan lebih mudah
memperoleh pelayanan utilitas dan kemudahan-kemudahan lain dari pusat kota Denpasar,
ketimbang daerah Karangasem dan Bali Barat.
Dalam rangka pengembangan proyek Nusa Dua sebagai Kawasan Pariwisata terpadu
terdapat 3 komponen pokok, yaitu penyediaan Prasarana dan Sarana, peningkatan jalur – jalur
jalan menunju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan dan peningkatan jalur – jalur
jalan menuju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan.
1. Kebijaksanaan Pemerintah
Pembangunan sektor pariwisata bukan merupakan pembangunan yang berdiri sendiri,
tetapi terkait dengan pembangunan di sektor-sektor lain, karenanya untuk pelaksanaan
pembangunannya perlu pembuatan perencanaan yang terencana dan terpadu. Sebagai tindak
lanjut dari rekomendasi dalam Master Plan Pariwisata Bali, Direktorat Jenderal Pariwisata
dengan bantuan UNDP menyiapkan Master Plan Kawasan Nusa Dua. Master Plan tersebut
dibuat oleh Pacific Consultant International (PCI) dari Jepang bekerjasama dengan Konsultan
Indonesia pada tahun 1972.
2. Pembentukan PT. BTDC
Dalam rangka pelaksanaan rencana Nusa Dua, sebagai Kawasan Pariwisata telah
dibentuk suatu Badan Usaha yaitu PT. Pemgembangan Pariwisata Bali (Persero) atau lebih
dikenal dengan Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC), yang bertujuan utama
menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk
membangun hotel serta mengelola dan memelihara Kawasan Pariwisata Nusa Dua.
Disamping itu dibentuk Badan Pengembangan Rencana Induk Pariwisata Bali (BPRIP)
dengan tugas konsultasi dan koordinasi dengan PP. No.27 tahun 1972 dan PT.
Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism Development Corporation (PT.
BTDC).
3. Maksud , Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Mencerminkan karakteristik standard internasional berskala tinggi bagi semua
fasilitas yang direncanakan terutama, prasarana peningkatan kwalitas estetik kawasan
terutama landscapnya, serta budaya dan daya tarik pemandangan Bali yang unik. Serta
dibangun sebagai kawasan pariwisata skala internasional dengan cara, mengundang
partisipasi hotel yang memiliki jaringan pemasaran internasional, menyajikan daya tarik yang
unik dari Bali, melalui pengadaan festival Budaya dan sarana hiburan lainnya serta men-
ciptakan panduan yang serasi dalam pengembangan kawasan yang tercermin dalam aneka
ragam sarana-sarana yang disajikan maupun dengan menumbuhkan suasana yang aman dan
nyaman.
Preservasi dan perlindungan terhadap pohon kelapa merupakan ciri khusus dan
vegetasi utama di kawasan ini. Mengatur variasi daerah konsesi yang cukup luas melalui
penataan yang serasi antara lain :
a. Mencerminkan suasana lokal ke dalam desain sarana, seperti ciri-ciri arsitektur tropis dan
konsep ruang tradisional Bali.
b. Menata jalinan transportasi dengan kendaraan lambat seperti dokar dan kendaraan serupa
dengan jalan khusus
c. Menyediakan Amenity Core untuk menampung aktivitas sosial dan rekreasi
d. Mencegah dampak negatif seperti kepadatan kamar hotel dan urbanisasi yang berlebihan
demi tetap terpeliharanya latar belakang alam dan budaya Bali
e. Fleksibilitas di dalam Master Plan kawasan untuk memungkinkan pemenuhan kebutuhan
masa depan seperti sarana-sarana baru dan sebagainya.
f. Perencanaan keselamatan lingkungan menyeluruh dalam rangka menghadapi keadaan daru-
rat.
4. Konsep Pengembangan Nusa Dua
a. Kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Bali.
b. Pemusatan pengembangan mempunyai maksud untuk memudahkan pelaksanaan dan
pengawasan.
c. Efisiensi operasional untuk semua infrastruktur dan fasilitas umum.
d. Lahan disewakan kepada investor dengan Hak Guna Bangunan untuk jangka waktu 30
tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi.
e. Peraturan tata ruang menetapkan ketentuan fisik konstruksi antara lain :
1) Tinggi bangunan maksimum 15 meter
2) Batas sempadan antara bangunan dan pantai
3) Perbandingan antara luas lahan dan
f. Pembentukkan Design Committee dengan tujuan untuk mengevaluasi dan mengarahkan
disain bangunan/hotel.
5. Filsafat Pembangunan
Mutlak dipersyaratkan bahwa Kawasan Pariwisata berfungsi sebagai suatu kesatuan
yang serasi dan menyeluruh dengan dilengkapi berbagai unsur-unsur lain, sesuai yang
direncanakan dan berfungsi sebagai pelengkap. Hanya melalui pendekatan yang demikian
dapat dijamin terpeliharanya suatu penampilan serta pelayanan bermutu tinggi serta
penerapan desain arsitektur yang peka ke dalam seluruh sarananya.
PT. BTDC (Bali Tourism Development Corporation) yang terletak di Nusa Dua Bali,
tepatnya di Kelurahan Badung Kecamatan Bonowo Kabupaten Denpasar-Bali dengan luas
wilayah 300 Ha. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan pariwisata yang ada di kaki
pulau Bali yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bertaraf internasional. Fasilitas
yang ada di dalam kawasan antara lain hotel berbintang lima dengan total jumlah 4000
kamar, Bali Internsional Convention Center (BICC), Galeria Nusa Dua, Bali Golf & Country
Club, Amphi Theater, Lawn Bowling, Central parker dan lain-lain.
PT. BTDC Nusa Dua mengelola kawasan yang semula tanah tandus dan tidak
produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik di Bali. Kawasan ini bahkan telah
terkenal di Manca Negara sebagai salah satu dari 6 kawasan pariwisata yang terbaik di dunia.
Pembangunan prasarana kawasan Nusa Dua dilakukan oleh PT. BTDC dengan sumber
pembiayaan yang dipinjam dari World Bank sesuai aprraisal yang di buat pada bulan Mei
1974. Pinjaman World Bank telah dilunasi oleh PT. BTDC lebih awal dari berakhirnya waktu
pelunasan pinjaman.
B. Lagoon BTDC Nusa Dua Bali
Lagoon BTDC ini dibangun tahun 1976 dengan kapasitas 10.000 m³/hari. Lagon
mulai beroperasi pada tahun 1980. Luas area lagoon adalah 30 Ha, saat ini sudah
dimanfaatkan untuk instalasi dan rumah pompa sekitar 17 Ha.
Lagoon BTDC terdiri dari dua instalasi, yakni instalasi untuk pengolahan limbah (
Cell 1, 2a, 2b, dan 3 ) dan instalasi untuk produksi air irigasi (kolam aerator, sedimentasi dan
filtrasi).
Limbah cair yang diolah di lagoon BTDC adalah limbah cair domestic yang berasal
dari masing-masing bagian dalam hotel seperti : kamar mandi, toilet laundry, kolam renang
pendingin ruangan (AC), dapur dan semua kegiatan hotel yang menggunakan air.
C. Dampak Positif Lagoon Nusa Dua
1. Bahwa Pengolahan Air Limbah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas hotel dan fasilitas
penunjang yang terletak di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, dialirkan melalui pipanisasi bawah
tanah disalurkan dan ditampung pada satu kolam pengolahan air limbah secara terpusat
(Oxidasi Alamiah) yang disebut Lagoon. Kolam/Lagoon ini dibangun pada luas lahan 17 Ha,
dengan Sistem Pengolahan Air Limbah secara (Kolam Stabilisasi), yang hanya menggunakan
Sistem Pengendapan dan Pengaliran Air Limbah dari satu Kolam ke Kolam berikutnya. Dari
proses pengolahan air limbah ini, dihasilkan air daur ulang (recycle) yang air diklasifikasikan
sebagai Air Irigasi, yang mana air ini dimanfaatkan untuk penyiraman taman hotel, golf dan
seluruh area taman di Kawasan Pariwisata Nusa Dua.

2. Dengan adanya lagoon PT. BTDC, kini menjadi tempat bertumbuhnya populasi ikan di
lagoon sebagai indikator biologis dapat megundang komunitas burung, datang untuk
bermukim dan membuat ekosistim baru yang sesuai penelitian ahli burung, dikatakan bahwa
areal lagoon ini telah menjadi tempat persinggahan burung secara lintas benua (77 Species).
Penambahan menara pengintai burung, merupakan fasilitas untuk memenuhi peminat
pengamat burung yang serius akan mengamati burung dan satwa lainnya di lagoon.

3. Kehandalan pengolahan air limbah dan distribusinya didukung dengan kegiatan antara lain
pengamanan pipa induk air limbah dengan penguat-penguat yang teruji. Penggantian dan
perbaikan (pemeliharaan instalasi mekanikal dan elekritikalsehingga berfungsi dengan baik),
pompa baru untuk menggantikan pompa lama yang sudah habis umur teknisnya.

4. Realisasi Total Pengolahan Air Limbah dan Penjualan Air Irigasi tahun 2008, di Kawasan
Pariwisata Nusa Dua adalah sebanyak 1.693.105 m3 untuk pengolahan Air Limbah dan
Penjualan Air Irigasi sebanyak 521.320 m3 pada tahun 2008. Sedangkan total pengolahan air
limbah pada tahun 2007 adalah, 1.684.023 m3 dan penjualan air irigasi pada tahun 2008
adalah 508.145 m3, dimana terjadi peningkatan pemakaian bila dibandingkan dengan
pemakaian air irigasi tahun 2007, sedangkan untuk penjualan Air Irigasi pada tahun 2008,
mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2007 dan sudah memenuhi standar
baku mutu air irigasi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi
Adapun hasil pengamatan secara langsung di lapangan, pada sistem pengolahan
limbah cair yang ada di Lagoon BTDC Nusa Dua yaitu :
1. Sistem Penyaluran Air Limbah
Limbah cair yang diolah di Lagoon BTDC adalah limbah cair domestik yang bersal
dari masing- masing bagian dalam Hotel seperti, kamar mandi, toilet, laundry, kolam renang,
pendingin ruangan (AC), dapur dan semua kegiatan hotel yang menggunakan air.
Setiap hotel menampung limbah dari masing- masing bagian hotel/ restaurant dalam
suatu collection pit yang selanjutnya dipompa ke saluran pipa limbah utama BTDC. Dari pipa
limbah utama tersebut limbah akan mengalir secara gravitasi menuju ke lift pump station
(LPS) yang terdekat dan pompa submersible di LPS akan bekerja secara otomatis memompa
limbah tersebut ke Lagoon BTDC yang berjarak kurang lebih 2 km di sebelah utara kawasan.
2. Sistem Pengolahan Limbah cair BTDC
Sistem pengolahan limbah cair yang diterapkan adalah Waste Stabilization Pond
(kolam stabilisasi), yang terdiri dari kolam cell 1a, 1b, 2a, 2b, dan 3.
Limbah segar dari LPS keluar dari inlet di cell 1 dan mengalami proses oksidasi. Cell
1 terdiri dari dua bagian yaitu 1a dan 1b, yang dipisahkan oleh fiberglass pada bagian atas
yang berfungsi sebagai alat perangkap lemak serta kotoran terapung. Lemak dan kotoran
yang tertahan pada perangkap lemak secara rutin akan diangkut dan dibersihkan oleh petugas.
Setelah melewati cell 1 maka air mengalir masuk ke cell 2a dengan waktu tinggal
selama 4 hari dan mengalami proses penambahan aerasi, selanjutnya mengalir ke cell 2b yang
merupakan cell terluas diantara kolam tersebut. Pada cell 2b terjadi proses oksidasi yang
berlangsung cukup lama yaitu 2 minggu, hal ini disebabkan tempatnya yang sangat luas.
Dari cell 2b, selanjutnya air mengalir ke dalam cell 3, dimana air di cell tersebut
sudah tidak berbau dan berwarna kehijauan. Untuk mengetahui atau memantau kualitas
(toksisitas) air limbah, pihak Lagoon BTDC memilih ikan mujair sebagai indikator dalam cell
2b dan cell 3.
Selain itu untuk mempercepat proses pengolahan limbah cair dilakukan pemberian
EM4 (Efektive Mikroorganisme) ditiap- tiap cell, sebanyak 200 liter/ hari untuk 4000 liter/
hari pengolahan dengan memblower.
Dikawasan lagoon BTDC dengan luas area 30 Ha, terdapat 120 ekor burung dengan
berbagai jenis yang dipelihara hal ini untuk menghindari terlalu terbukanya areal dan ramah
lingkungan di lagoon.
Untuk mengetahui kualitas air limbah hasil pengolahan, pihak lagoon BTDC Nusa
Dua bali bekerja sama dengan laboratorium daerah Denpasar, dengan berdasarkan standar
Peraturan Daerah Denpasar mengenai limbah cair domestik.
3. Sistem Produksi Air Irigasi
Untuk meningkatkan kualitas air setelah proses oksidasi alami selanjutnya diproses
kembali di kolam aerasi dengan 8 buah mekanik aerator yang menyala selama 8 jam/ hari
untuk menambah oksigen terlarut dalam air.
Selanjutnya air dialirkan ke kolam sedimentasi/ pengendapan yang terdiri dari 2 buah
kolam, untuk mengendapkan lumpur dan kotoran lain yang ikut terbawa ke kolam
sedimentasi/ pengendapan. Lumpur ynag ada dikolam tersebut akan dikuras dan dikeringkan
secara berkala (Sludge Drying Bed).
Setelah air keluar dari kolam sedimentasi, air akan difiltrasi atau disaring dengan sand
filter agar air yang dihasilkan tingkat kekeruhannya lebih rendah.
Setelah melalui proses filtrasi, air masuk ke reservoar, dimana air limbah hasil dari
pengolahan termasuk dalam golongan D yang sudah memenuhi standar kualitas limbah
cairdan diolah menjadi air irigasi yang sudah siap untuk dimanfaatkan dengan
mendistribusikan ke konsumen melalui instalasi pipa air irigasi sebagai air penyiraman untuk
landscape yang ada dikawasan Pariwisata Nusa Dua Bali dan di dalam hotel.
Serta dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk penyiraman lapangan golf yang ada di
Nusa Dua bali, dengan meminimalkan kekeruhan dan mikroba pada air irigasi. Karena letak
lapangan golf terlalu jauh dari pegolahan limbah cair lagoon BTDC maka terjadi penambahan
rapid sand filter.
4. Efisiensi Pengolahan
Kapasitas kolam di lagon BTDC mencapai 10.000 m³/hr, sedangkan debit limbah
yang masuk ke lagon BTDC melalui pipa inlet hanya mencapai 4000-6000 m³/hr.
B. Pembahasan
1. Sistem Pengolahan Air Limbah
Lagoon BTDC Nusa Dua Bali menggunakan sistem pengolahan air limbah secara fisik
(Pengendapan) dan biologis (Aerasi). Lagoon BTDC Nusa Dua Bali menerapkan Sistem
pengolahan limbah cair yaitu Waste Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi).
Pertimbangan sistem ini adalah biaya operasional yang murah dan tidak tergantung dengan
SDM yang spesifik, tersedianya lahan yang cukup luas, serta sinar matahari yang cukup
sepanjang tahun.
Proses kolam stabilisasi adalah proses oksidasi alami yang terjadi oleh mikroorganisme
di dalam air limbah yang dibantu oleh sinar matahari, dengan waktu proses minimal 28 hari.
Limbah segar dari LPS keluar lewat inlet di cell 1 dan mengalami proses oksidasi. Cell
1 terdiri dari 2 bagian (1a dan 1b) yang dipisahkan oleh fiberglas pada bagian atas yang
berfungsi sebagai alat perangkap lemak (Greasetrap) untuk mengurangi lemak dan kotoran
terapung masuk ke cell-cell berikutnya. Lemak dan kotoran yang tertahan pada perangkap
lemak secara rutin akan dibersihkan oleh pekerja di Lagoon dengan cara di tampung dan
selanjutnya dikeringkan setelah itu dibakar..
Setelah melewati cell 1 maka air mengalir masuk ke cell 2a, dimana lama waktu
tinggalnya 4 hari dan mengalami proses penambahan aerasi. Selanjutnya mengalir ke cell 2b
(cell terluas). Di cell 2b proses oksidasi akan berlangsung cukup lama dengan waktu tinggal
11 hari, ini dikarenakan tempatnya yang sangat luas sehingga memerlukan waktu yang cukup
lama untuk bisa berproses dengan baik. Untuk memantau toksitas/kadar racun air, di cell ini
telah dilepaskan ikan-ikan mujair yang dapat dipakai sebagai indikator biologis untuk
mengetahui perubahan kualitas di dalamnya.
Selanjutnya air mengalir dari cell 2b mengalir ke dalam cell 3, dimana air yang ada di
sel ini sudah tidak berbau dan berwarna kehijauan lagi.Pada cell 2a dan 3 ditambahkan ikan
mujair sebagai indikator biologis untuk memantau perubahan kualitas limbah. Untuk
peningkatan kualitas air yang dihasilkan maka ditambahkan beberapa unit pengolahan fisik
air seperti : Kolam Aerasi, Kolam Sedimentasi, Bak Filtrasi, Sludge Drying Bed.
Proses yang bekerja dalam sistem pengolahan limbah ini yakni proses oksidasi alami
oleh mikroorganisme di dalam air limbah. Dalam proses oksidasi tentunya membutuhkan
oksigen maka dilakukan proses penambahan oksigen (aerasi). Pengambilan zat pencemar
yang terkandung di dalam air limbah merupakan tujuan pengolahan air limbah, penambahan
oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat pencemar akan berkurang atau bahkan
dapat dihilangkan sama sekali. Zat yang diambil dapat berupa gas, cairan, ion, koloid atau
bahkan tercampur. Penambahan oksigen yang dilakukan dalam proses ini yakni dengan
memasukkan udara ke dalam air limbah. Proses memasukkan udara atau oksigen murni ke
dalam air limbah menggunakan alat (aerator), aerator yang diletakkan diengah-tengah ini
akan meningkatkan kecepatan kontaknya gelembung udara tersebut dengan air limbah,
sehingga proses pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat. Udara yang dimasukkan adalah
berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam air limbah oleh pompa tekan.
Setelah pengolahan air limbah ini tentunya menghasilkan lumpur, maka lumpur ini
dikeringkan secara alamiah di dalam bak pengering (SludgeDrying Bed) artinya dibiarkan
sampai kering terkena sinar matahari yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pupuk bagi
tanaman.
Setelah air keluar dari kolam sedimentasi, air akan difiltrasi atau disaring dengan sand
filter agar air yang dihasilkan tingkat kekeruhannya lebih rendah.
Setelah melalui proses filtrasi, air masuk ke reservoar, dimana air limbah hasil dari
pengolahan termasuk dalam golongan D yang dimanfaatkan menjadi air irigasi yang sudah
siap untuk didistribusikan ke konsumen melalui instalasi pipa air irigasi sebagai air
penyiraman untuk landscape yang ada dikawasan Pariwisata Nusa Dua Bali dan di dalam
hotel.
Untuk sistem pengolahan air limbah yang telah diterapkan oleh pihak sangat
memperhatikan kondisi lingkungan dan berusaha semaksimal mungkin menggunakan cara-
cara yang alami tanpa ada penambahan kimia. Sehingga diharapkan air limbah yang telah
mengalami proses pengolahan dapat di buang ke badan air dengan aman tanpa ada
kekhawatiran akan terjadinya efek pencemaran, maka aman untuk digunakan sebagai air
irigasi atau penyiraman tanaman yang ada dikawasan Nusa Dua Bali.
2. Efisiensi Pengolahan
Pengolahan limbah dapat dikatakan cukup efektif karena mampu mengolah limbah
4000-6000 m³/hari dan digunakan sebagai air irigasi sebanyak 1500-2000 m³/bulan
sedangkan kapasitas kola di Lagoon BTDC mencapai 10.000 m³/hari. Hal ini mengakibatkan
pengolahan limbah cukup efektif karena kedalaman air limbah pada kolam stbilisasi tidak
terlalu tinggi sehingga proses pengolahan yang terjadi cukup stabil.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Limbah cair yang diolah di Lagoon BTDC adalah limbah cair domestik yang berasal dari
masing- masing bagian dalam Hotel seperti, kamar mandi, toilet, laundry, kolam renang,
pendingin ruangan (AC), dapur dan semua kegiatan hotel yang menggunakan air.
2. Lagoon BTDC Nusa Dua Bali menggunakan sistem pengolahan air limbah secara fisik
(Pengendapan) dan biologis (Aerasi). Lagoon BTDC Nusa Dua Bali menerapkan Sistem
pengolahan limbah cair yaitu Waste Stabilization Pond (Kolam Stabilisasi).
B. Saran
Sebaiknya kepada pihak pengelolah untuk selalu mengadakan peninjauan secara
langsung atau berkala pada semua bagian instalasi agar semua sistem dalam pengolahan
limbah di Lagoon BTDC Nusa Dua Bali ini berfungsi dengan maksimal.
BTDC NUSA DUA BALI
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai