Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RANCANGAN PROPOSAL SKRIPSI

METODE PENELITIAN GEOGRAFI

Disusun Oleh :

Nama : Doni Kurniawan

NIM : 3211420127

Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M. Si.


2. Prof. Dr. Eva Banowati, M. Si.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2022
Analisa Strategis Pulau Batam Sebagai Daerah Pelabuhan Bebas Indonesia Di
Kawasan Perdagangan Bebas Asia Tenggara

Draft Latar Belakang


salinan asli
Cq. Doni Kurniawan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dihubungkan


oleh laut yang luas dengan hamparan pulau tersebar dari Sabang samapai Merauke
menjadikanny sebagai negara dengan poros maritim terbesar. Dengan demikian,
negara Indonesia memperoleh sejarah asal-usulnya berasal dari dunia bahari. Local
wisdom yang tela diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang bangsa
Indonesia menempatkan satu lokasi cikal bakal bandar madani oleh masyarakat
sekitar yang dikenal sebagai Pelabuhan.

Pelabuhan merupakan salah satu sarana yang diperlukan oleh manusia. Tidak perlu
dihiraukan lagi bahwa kejayaan bangsa Indonesia meliputi dunia maritimnya yang
besar dengan armada lautnya yang besar pula. Dahulu yang digunakan sebagai tempat
perantara komoditi—perdagangan oleh saudagar kaya dari jazirah Arab memuat
komoditas unggulan asal Indonesia. Tidak itu saja, kejayaan dunia maritim ini juga
menempatkan kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim terbesar di Indonesia.

Namun, sejarah tetaplah sejarah. Kemajuan dunia maritim Indonesia sangatlah


fluktuatif yang dapat disebabkan oleh beberapa factor. Pada dunia modern,
perkembangan Pelabuhan menjadi salah satu instrument dalam dunia perdagangan
global dalam mendistribusikan komoditi-komoditi unggulan antar negara. Dengan
demikian, perhatian pada infrastruktur kepelabuhanan perlu ditingkatkan mengingat
Indonesia menggantungkan pendapatan devisa dari sector export-import.
Perhatian Pemerintah Indonesia inilah dibutuhkan dalam menjawab tantangan global
oleh Pelabuhan Singapura dan Pelabuhan Malaysia—Port Klang sebagai wilayah
bebas pajak dan infrastruktur berkelas Internasional. Keseriusan pemerintah saat ini
hanya dilihat oleh kebijakan politis saja tanpa adanya aksi konkret dalam menghalau
kesemrawutan kepengelolaan Pelabuhan Indonesia. Para calon investor menilai ini
suatu kekurangan—unpotential moment dimana daya saing waktu dwelling time
Indonesia yang memakan waktu 4-5 hari setelah melakukan validasi berkas
pelayaran juga membuktikan administrasi kepelabuhanan dilakukan dengan sangat
lamban. Daya Tarik kapal-kapal internasional akhirnya berkurang mengingat biaya
tambat dan labuh jangkar Indonesia jauh lebih mahal. Kota Batam hadir sebagai pilot
project dalam tata Kelola Pelabuhan Indonesia dimana kawasan ini berada di segitiga
pelayaran dunia.
Kota Batam dinilai sebagai kawasan yang daoat bersaing dengan Singapura dan
Malaysia. Harapan ini tertuang pada masa SBY membentuk FTZ atau free trade
zone. Tidak itu saja, Batam memiliki kebijakan bebas pajak pada tiga kawasan yakni
Batam, Bintan Karimun dengan satu koridor eksekutif yakni Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Batam Indonesia Free
Zone Authority).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dicapai antara lain;
1. Bagaimana pelayanan pelabuhan berbasis internasional
2. Bagaimana standarisasi kualifikasi infrastruktur pelabuhan
3. Bagaimana capaian Ekspor-Impor Kota Batam yang belum teroptimalkan

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis ialah sebagai berikut:
a) Untuk menganalisa kemampuan pelayanan sector kepelabuhanan dalam
menggenjot nilai PAD
b) Untuk menentukan sebaran komoditi potensial yang diperdagangan pada
perdagangan bebas kawasan Asia Tenggarfa
c) Untuk memprediksi kelayakan infrastruktur Pelabuhan berbasis internasional

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Analisa Dinamika Pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan
Bebas (Free Trade Zone) Batam dinyatakan memiliki kekuatan teoritis yang
dinilai relevan dengan kondisi pelaksanaan pelayanan pelabuhan bebas saat ini
yang dapat digunakan sebagai alat analisis dalam pengkajian dan
penyusunan penelitian tersebut.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Ditujukan kepada para pengguna jasa layanan kepelabuhanan di
seluruh Indonesia, terkhusus pada bidang aktivitas bongkar-muat
internasional yakni Pelabuhan Kota Batam.
2. Ditujukan kepada pengampu layanan sector Pelabuhan seperti Bea
Cukai, Kantor Pelayanan Pelabuhan BP Batam, Pemko Batam dalam
menentukan arah kebijakan berdasarkan pendekatan-pendekatan
lapangan konsekuens.

1.5 Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah memperhatikan pada kajian penelitian yang dimaksud.
Peneliti membatasinya pada unsur geografis—antro yang saling berkaitan dalam
meneliti ini terbagi atas aktivitas manusia didalam ruang yakni Pelabuhan.

BAB II
GAMBARAN UMUM PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Definisi Operasional

2.1.1.1 Definisi Perjanjian Internasional


Besarnya manfaat ekonomi dari kekayaan intelektual dapat menimbulkan berbagai
ketegangan dalam hubungan internasional yang diakibatkan dilanggarnya hukum HKI oleh
Negara lain. Maka oleh sebab itu didalam Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri mendefinisikan perjanjian
internasional sebagai perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun, yang diatur oleh hukum
internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan sa

Anda mungkin juga menyukai