Pendahuluan
Seperti namanya, industri F&B meliputi segala macam bisnis yang berhubungan
dengan penjualan, konsumsi, dan produksi produk makanan dan minuman, serta jasa
pelayanan yang berhubungan dengannya. Salah satu tipe bisnis F&B yang umum ditemui
adalah restoran dan sejenisnya. Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di
triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang
tercatat 3,49%. Meskipun terdampak pandemi Covid-19, subsektor mamin masih mampu
tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%
(sumber: kemenperin.go.id). Salah satu metode penjualan yang kerap dilakukan
masyarakat adalah e-commerce, atau penjualan secara online yang biasanya
menggunakan sosial media, website, atau aplikasi lainnya. Menurut hasil survei oleh BPS
pada 2021, dari sekitar 15.600 bisnis e-commerce di Indonesia, usaha F&B atau makanan
dan minuman menjadi mayoritas, menempati 41,5% dari total data, diikuti oleh usaha
fashion dengan persentasi 16,25%, dan kebutuhan rumah tangga pada 9,67%. Hal ini
membuktikan akan nyatanya pertumbuhan ekonomi pada bidang F&B yang tentunya
berarti adanya peluang yang signifikan bila ingin berkancah dalam sektor industri ini.
Tidak dipungkiri fakta bahwa peluang ini tentu disadari oleh masyarakat Indonesia yang
mengakibatkan persaingan dalam bidang F&B sangat ketat. Hampir setiap saat, ada saja
restoran atau bisnis produksi makanan baru yang baru saja buka atau sedang dalam masa
pembangunan. Contohnya adalah tempat creamery and soft-serve Itsumo yang belum
lama buka di Batu Bolong, Canggu, pada 23 Desember 2022 silam, atau Rumah Makan
Payakumbuah cabang Veteran Bintaro, Jakarta Selatan, pada Sabtu 4 Maret 2023.
Salah satu kuliner mancanegara popular yang sering dihidangkan adalah makanan
Jepang. Jepang dengan sekitar 14.125 pulau dan budaya yang sangat mencorak dan khas
menawarkan berbagai macam makanan yang setiap jenisnya tidak kalah menarik. Sedikit
orang yang tidak tahu makanan Jepang di masa kini seperti sushi, chicken katsu, atau
ramen, dengan adanya sekitar 1.669 unit restoran Jepang di Jakarta pada tahun 2020
(Tsuruoka Kimiyuki, 2020) dari 5.159 usaha penyedia makanan dan minuman yang
berada di DKI Jakarta (Vika Azkiya Dini, 2022), yang pastinya sekarang sudah menaik
lagi. Salah satu makanan dari Jepang yang lumayan terkenal adalah gyoza. Gyoza adalah
semacam pangsit Jepang yang berisikan daging, sayur-sayuran, dan bumbu lainnya yang
biasa dihidangkan sebagai hidangan pendamping makanan utama atau cemilan. Gyoza
inilah produk yang akan dijual ke masyarakat, dan pilihan makanan ini dikarenakan
produksinya yang relatif mudah, bahan yang cukup murah, rasa yang enak yang masih
masuk pada lidah orang Indonesia, serta kepopulerannya di kalangan masyarakat.
Hal ini yang menginspirasi ditulisnya proposal usaha ini. Walaupun banyaknya
resiko serta kompetisi pada sektor industri ini, peluang yang besar ini sulit untuk
diabaikan. Entry Skill untuk memulai usaha F&B pun juga ketara mudah dibandingkan
dengan usaha dalam sektor-sektor lainnya. Belum lagi tidak begitu banyak tempat makan
yang memang khusus menyajikan hidangan Gyoza, sehingga memberikan sedikit
kemudahan bagi bisnis ini untuk memasuki pasar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal usaha maupun tujuan usaha itu sendiri bisa
diuraikan menjadi beberapa poin-poin berikut: