Anda di halaman 1dari 6

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Di era modernisasi dimana sekarang kita berada, teknologi berkembang dengan
sangat pesat yang juga berimbas mengakibatkan ekonomi yang semakin bertumbuh tiap
harinya disertai dengan kemudahan mengakses informasi dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya. Seperti yang dilansir dari artikel pada website World Economic
Forum, “Teknologi telah mengubah sektor utama selama 20 tahun terakhir, termasuk
media, aksi iklim, dan perawatan kesehatan” (Madelaine Hillyer, 2020). Namun, seiring
pertumbuhan-pertumbuhan yang disebutkan sebelumnya, demikian juga naiknya
persaingan yang semakin ketat. Kini kita dapat dengan mudah menemukan berbagai jenis
bisnis pada semua sektor, baik dari yang usaha kecil atau sampingan, sampai perusahaan
korporat besar. Salah satu sektor industri yang telah booming dari beberapa tahun silam
dan masih menunjukkan tanda pertumbuhan adalah industri Food and Beverage,
disingkat F&B.

Seperti namanya, industri F&B meliputi segala macam bisnis yang berhubungan
dengan penjualan, konsumsi, dan produksi produk makanan dan minuman, serta jasa
pelayanan yang berhubungan dengannya. Salah satu tipe bisnis F&B yang umum ditemui
adalah restoran dan sejenisnya. Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di
triwulan III-2022 mencapai 3,57%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang
tercatat 3,49%. Meskipun terdampak pandemi Covid-19, subsektor mamin masih mampu
tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88%
(sumber: kemenperin.go.id). Salah satu metode penjualan yang kerap dilakukan
masyarakat adalah e-commerce, atau penjualan secara online yang biasanya
menggunakan sosial media, website, atau aplikasi lainnya. Menurut hasil survei oleh BPS
pada 2021, dari sekitar 15.600 bisnis e-commerce di Indonesia, usaha F&B atau makanan
dan minuman menjadi mayoritas, menempati 41,5% dari total data, diikuti oleh usaha
fashion dengan persentasi 16,25%, dan kebutuhan rumah tangga pada 9,67%. Hal ini
membuktikan akan nyatanya pertumbuhan ekonomi pada bidang F&B yang tentunya
berarti adanya peluang yang signifikan bila ingin berkancah dalam sektor industri ini.
Tidak dipungkiri fakta bahwa peluang ini tentu disadari oleh masyarakat Indonesia yang
mengakibatkan persaingan dalam bidang F&B sangat ketat. Hampir setiap saat, ada saja
restoran atau bisnis produksi makanan baru yang baru saja buka atau sedang dalam masa
pembangunan. Contohnya adalah tempat creamery and soft-serve Itsumo yang belum
lama buka di Batu Bolong, Canggu, pada 23 Desember 2022 silam, atau Rumah Makan
Payakumbuah cabang Veteran Bintaro, Jakarta Selatan, pada Sabtu 4 Maret 2023.

Salah satu kuliner mancanegara popular yang sering dihidangkan adalah makanan
Jepang. Jepang dengan sekitar 14.125 pulau dan budaya yang sangat mencorak dan khas
menawarkan berbagai macam makanan yang setiap jenisnya tidak kalah menarik. Sedikit
orang yang tidak tahu makanan Jepang di masa kini seperti sushi, chicken katsu, atau
ramen, dengan adanya sekitar 1.669 unit restoran Jepang di Jakarta pada tahun 2020
(Tsuruoka Kimiyuki, 2020) dari 5.159 usaha penyedia makanan dan minuman yang
berada di DKI Jakarta (Vika Azkiya Dini, 2022), yang pastinya sekarang sudah menaik
lagi. Salah satu makanan dari Jepang yang lumayan terkenal adalah gyoza. Gyoza adalah
semacam pangsit Jepang yang berisikan daging, sayur-sayuran, dan bumbu lainnya yang
biasa dihidangkan sebagai hidangan pendamping makanan utama atau cemilan. Gyoza
inilah produk yang akan dijual ke masyarakat, dan pilihan makanan ini dikarenakan
produksinya yang relatif mudah, bahan yang cukup murah, rasa yang enak yang masih
masuk pada lidah orang Indonesia, serta kepopulerannya di kalangan masyarakat.

Hal ini yang menginspirasi ditulisnya proposal usaha ini. Walaupun banyaknya
resiko serta kompetisi pada sektor industri ini, peluang yang besar ini sulit untuk
diabaikan. Entry Skill untuk memulai usaha F&B pun juga ketara mudah dibandingkan
dengan usaha dalam sektor-sektor lainnya. Belum lagi tidak begitu banyak tempat makan
yang memang khusus menyajikan hidangan Gyoza, sehingga memberikan sedikit
kemudahan bagi bisnis ini untuk memasuki pasar.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal usaha maupun tujuan usaha itu sendiri bisa
diuraikan menjadi beberapa poin-poin berikut:

1. Menjelaskan kelayakan bisnis tersebut.


2. Menjelajahi lebih lanjut mengenai pasar yang berhubungan serta membangun
pengetahuan untuk usaha selanjutnya.
3. Membangun kepercayaan antara penjual dengan konsumen, serta membangun
reputasi penjual.
4. Menghasilkan keuntungan untuk mendanai ekspansi atau saha selanjutnya

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup suatu usaha meliputi segala aspek spesifikasi mengenai bisnis
yang akan dikembangkan, yang biasanya dapat dirangkum menjadi sebuah profil
perusahaan. Berikut adalah ruang lingkup bisnis ini:

1. Nama Usaha : dijual dibawah nama penjual


2. Lokasi Usaha : Jl. Palem Kuning 112, Palem Semi, Bencongan,
Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Banten
3. Nomor Telepon : 087776617164
4. Email : inibuattugassekolah@gmail.com
5. Deskripsi Usaha : Produksi serta penjualan produk makanan
6. Visi Usaha : Menjadi sebuah brand/penjual yang dapat
dipercayai masyarakat dan memberi pengalaman
makan yang tak terlupakan
7. Misi Usaha : 1. Memberikan gyoza yang terbaik kepada
pelanggan
2. Membangun kepercayaan dan reputasi dengan
melalui produk yang enak, interaksi yang baik,
serta memberi pengalaman yang berkesan
8. Deskripsi Produk : Gyoza ayam authentic dengan saus asam-gurih,
bertaburkan biji wijen dan daun bawang.
9. Sejarah Usaha : Dimulai sejak 23 Februari 2023 sebagai suatu
usaha sampingan untuk mempelajari dan
mendapatkan pengalaman berjualan sekaligus
sebagai sumber penghasilan alternatif .
10. Relasi Publik : Selama ini relasi dan interaksi dilaksanakan
melalui sosial media seperti Instagram dan juga
melalui interaksi langsung sehari-hari.
11. Advertising : Melalui sosial media serta word-of-mouth
12. Sektor Industri : F&B/Hospar.
13. Anggota : Matthew Sebastian Huang.

1.4 Aspek Pemasaran


Pemasaran merupakan suatu kegiatan terpenting yang harus diriset, ditelaah, dan
direncanakan dengan sungguh-sungguh. Pada sub-bab ini akan dibahas secara singkat
aspek pemasaran usaha ini, yang dimana lebih lengkapnya akan dibahas di bab
selanjutnya. Berikut adalah uraian pemasarannya:
1. Sasaran Pasar:
Sasaran pasar usaha gyoza ini adalah masyarakat kelas ekonomi
menengah, berusia dalam kisaran 15-29 tahun, memiliki profesi utama
yakni pelajar, mahasiswa, dan pekerja muda yang berada di kawasan DKI
Jakarta, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan.
Namun, kami tidak menutup kemungkinan dan peluang yang datang diluar
dari target utama kami tersebut, namun tetaplah bukan menjadi sasaran
utama.
2. Perkembangan Pasar:
Pasar untuk makanan Jepang sedang sangat merajarela dan masih
menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan sampai saat ini. Di Indonesia
sendiri, jumlah restoran Jepang pada tahun 2020 silam telah meningkat
sebanyak 36% sejak tahun 1993 (Intan Suhardini, 2020). Ditambah lagi,
menurut studi yang dilaksanakan oleh JETRO (Japan External Trade
Organization), Jakarta menempati peringkat kedua setelah Bangkok
sebagai penikmat makanan Jepang sebagai makanan asing favoritnya
(Intan Suhardini, 2020). Gyoza sebagai salah satu hidangan kuliner Jepang
pun juga sedang menikmati penyebarluasan pengetahuan pada masyarakat,
seperti restoran IZUKA GYOZA yang buka di Supermall Karawaci pada
21 September 2022, dan masih banyak lagi restoran Jepang baru yang
menyajikan gyoza sebagai salah satu hidangan dalam menunya.
3. Target Hasil dari Pemasaran
Rencana penjualan serta produksi gyoza tergantung dengan orderan yang
masuk dikarenakan system penjualan produk ini berdasarkan pre-order,
dimana customer membuat pesanan terlebih dahulu dalam jangka waktu
dibukanya pre-order lalu gyoza baru akan diproduksi dan dikirim setelah
masa pre-order ditutup. Dikarenakan kondisi dan situasi saat ini, belum
memungkinkan untuk menjual ready-stock kecuali pada saat hari libur.
Diharapkan terdapat minimal pesanan untuk 40 pcs per minggu karena
itulah hasil yang dapat diraup dari satu kali batch produksi, yang bila
dihitung akan menghasilkan sekitar 160 pcs per bulan, yang berarti 1.920
pcs per tahunnya. Namun dirasa bahwa tidak terjualnya 160 pcs per bulan
bukanlah suatu kerugian besar dikarenakan tujuan utama dan akhir dari
pelaksanaan bisnis ini bukanlah untuk meraup keuntungan seperti bisnis
konvensional, namun untuk mendapatkan kepercayaan serta membangun
reputasi untuk perencanaan pelaksanaan usaha tahap selanjutnya.

1.5 Sitematika Penulisan


Dalam sistematika penulisan proposal ini, terkandung didalamnya 5 bab. Dari ke
5 bab ini, 3 bab memiliki hubungan satu dengan yang lain. Berikut sistematika
penulisan proposal ini:
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan secara garis besar mengenai latar
belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, aspek pemasaran, serta sistematika
penulisan proposal itu sendiri.

Bab II: Gambaran Umum Rencana Usaha


Mengandung paparan kondisi umum lingkungan usaha, riset
mengenai pasar serta kelayakan dan peluang pasar, termasuk analisis ekonomi
yang menujukkan keberlanjutan usaha

Bab III: Metode Pelaksanaan


Bab ini berisi aspek produksi, pemasaran, dan manajemen usaha.
Bab ini juga mengandung uraian teknis serta membicarakan produksi dan
produk itu sendiri, cara pengemasannya, pemasarannya, dan hal-hal yang
bersangkutan
Bab IV: Hasil yang Dicapai dan Potensi Pengembangan Usaha
Berisi tentang sejauh mana perkembangan usaha yang sedang
dikembangkan dalam mencapai target luaran usaha, Bab ini juga membahas
langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki aspek-aspek usaha yang masih
kurang serta mengasah potensi pengembangan usaha agar semakin makmur.

Bab V: Kesimpulan
Menyimpulkan perjalanan usaha yang telah dilakukan dari awal
perencanaan sampai pelaksanaannya. Merangkum hal-hal penting dalam
proposal ini beserta beberapa ide untuk semakin mengembangkan usaha.

Anda mungkin juga menyukai