Anda di halaman 1dari 22

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN DAN

MINUMAN KADALUARSA YANG DIPASARKAN OLEH


PELAKU USAHA UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN
1999
(Studi Kasus PT. Orang Tua / OT Group Jakarta)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:
DEVI TRI FEBRIYANTI
NIM : 2016020849

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa disertai berkat
karuniaNya peulis dapat menyelesaikan sebuah penulisan skripsi yang berjudul
“PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN DAN
MINUMAN KADALUARSA YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA
BERDASARKAN UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 1999”
Adapun skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Pamulang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki.
Meskipun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin agar dalam penulisan
ini berhasil sebaik-baiknya sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya rekan mahasiswa/mahasiswi Universitas Pamulang Tangerang
Selatan. Bersama ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan
banyak- banyak terimakasih keada :
1. Bapak Dr (HC). H. Darspono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya.

2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, MM selaku Rektor Universitas Pamulang


Tangerang Selatan-Banten.
3. Bapak Dr. oksidelfa Ynato, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Pamulang.
4. Bapak Dr. Taufik Kurrohman, S.H.I., M.H., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Hukum Universitas Pamulang, Tangerang Selatan.
5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar penulis, terima kasih atas curahan
kasih sayang, dorongan doa, nasihat, motivasi, dan pengorbanan materilnya
selama penulis menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Pamulang

ii
Sekali lagi, Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan, baik dalam penyusunan maupun penyajiannya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik yang bersifat membangun, agar penulisan dapat lebih baik lagi.

Bogor, 27 Maret 2021

Devi Tri Febriyanti

iii
Daftar Isi

PROPOSAL SKRIPSI ............................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masala ........................................................................................ 6

C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................... 6

E. Kerangka Teori ............................................................................................... 7

F. Metode Penelitian ......................................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum yang memuat asas-asas


atau kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang
melindungi kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai
keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan
masalah antara berbagai pihak satu sama lain yang berkaitan dengan barang
dan/atau jasa konsumen dalam pergaulan hidup.1

Hal ini juga tercantum didalam Undang-Undang No 8 Tahun 1999 mengenai

perlindungan konsumen yang menyebutkan bahwa “Perlindungan konsumen

adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi

perlindungan kepada konsumen.”Oleh karena itu, berbicara mengenai

perlindungan konsumen berarti mempersoalkan mengenai jaminan ataupun

kepastian mengenai terpenuhinya hak-hak konsumen. Sebagaimana yang

diketahui bahwa dengan adanya globalisasi dan perkembangan-perkembangan

perekonomian yang terjadi secara pesat di dalam era perekonomian modern ini

telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari barang dan/atau jasa yang dapat

dikonsumsi oleh masyarakat. Terbukanya pasar internasional sebagai akibat dari

proses globalisasi ekonomi maka harus tetap menjamin peningkatan kesejahteraan

dan keselamatan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah dan keamanan

terhadap barang dan/atau jasa yang diperoleh oleh masyarakat di pasar.

1
AZ.Nasution, Konsumen dan Hukum Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum PadaPerlindungan
Konsumen, pustaka sinar harapan, Jakarta, 1995
1
2

Sebagaimana diketahui bahwa akhir-akhir ini banyak beredar makanan yang

kadaluwarsa di pasar swalayan ataupun di tempat-tempat penjualan makanan yang

dapat membahayakan bagi kesehatan manusia, sehingga hal tersebut dapat

merugikan kepentingan dari konsumen.

Manfaat dari adanya perkembangan era globalisasi pada pasar nasional

yang seperti inilah pada pihak-pihak tertentu dapat memberikan manfaat bagi

konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang

diinginkan dapat terpenuhi serta hal ini akan semakin terbuka lebar kebebasan

untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang dan/atau jasa yang sesuai dengan

keinginan dan kemampuan dari konsumen. Karena konsumen tidak hanya sekedar

pembeli. Akan tetapi, semua orang (perorangan atau badan usaha) yang

mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Konsumen juga disebut sebagai pemakai

kata pemakai ini menekankan bahwa konsumen adalah sebagai konsumen akhir

(Ultimate Consumer).

Istilah pemakai dalam hal ini tepat digunakan dalam rumusan ketentuan
tersebut sekaligus menunjukkan bahwa barang dan/atau jasa yang dipakai tidak
secara langsung merupakan hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan
sebagai konsumen tidak selalu memberikan prestasinya dengan cara membayar
uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu. Dengan kata lain, dasar
hubungan hukum antara konsumen dan pelaku usaha tidak harus kontraktual (The
Privity Of Contract).2

Begitu banyak dapat dibaca berita berita yang mengungkapkan perbuatan

curang produsen yang menimbulkan kerugian bagi konsumen, seperti berita

tentang biskuit beracun, makanan yang kadaluwarsa, dan sebagaimana yang

menimbulkan kerugian, baik materiil maupun moril bagi konsumen.

2
Shidarta, Hukum Perlindungan konsumen Indonesia (Jakarta :Grasindo, 2004), h. 6.
3

Masalah perlindungan konsumen tidak semata-mata masalah orang perorang,

tetapi sebenarnya merupakan masalah bersama dan masalah nasional sebab pada

dasarnya semua orang adalah konsumen. Maka dari itu melindungi konsumen

adalah melindungi semua orang. Karena itu, persoalan perlindungan hukum

kepada konsumen adalah masalah hukum nasional juga. Dengan demikian,

berbicara tentang perlindungan hukum kepada konsumen berarti kita berbicara

tentang keadilan bagi semua orang. Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk

(baik barang maupun jasa) pemasarannya, dan penggunaanya oleh konsumen

senantiasa mengandung dampak negative sebagaimana disebutkan diatas, baik

karena perilaku produsen maupun sebagai akibat dari perilaku konsumen itu

sendiri. Misalnya, karena perilaku curang dari produsen ataupun karena

ketidaktahuan dari konsumen. Karena itu, persoalan melindungi konsumen

bahkan hanya pada pencarian siapa yang bersalah dan apa hukumannya

melainkan juga mengenai pendidikan terhadap konsumen dan penyadaran kepada

semua pihak tentang perlunya keselamatan dan keamaan di dalam berkonsumsi.

Dengan demikian, orang akan terhindar dari kemungkinan kerugian, seperti cacat,

terkena penyakit, bahkan meninggal atau dan kerugian yang menimpa harta

bendanya.
4

Sebuah bangsa dan negara tentunya membutuhkan manusia – manusia yang

sehat jasmani dan rohani serta membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas untuk melanjutkan pembangunan. Sebab hanya ditangan manusia-

manusia berkualitaslah pembangunan bangsa/negara ini dapat berlangsung secara

terjamin.

Dengan demikian, dapat dirumuskan sekurang-kurangnya ada empat alasan

pokok mengapa konsumen perlu dilindungi:

1. Melindungi konsumen sama artinya dengan melindungi seluruh bangsa

sebagaimana yang diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional

menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

2. Melindungi konsumen perlu untuk menghindarkan konsumen dari

dampak negative penggunaan tekhnologi.

3. Melindungi konsumen perlu untuk melahirkan manusia-manusia yang

sehat jasmani dan rohani sebagai pelaku- pelaku pembangunan.

4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber daya

pembangunan yang berasal dari masyarakat konsumen.

Perlindungan konsumen, menurut Setiawan mempunyai dua aspek yang

bermuara pada praktik perdagangan yang tidak jujur (unfair trade practices) dan

masalah keterikatan pada syarat- syarat umum dalam suatu perjanjian.3

Hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan terjadi sejak

proses produksi, distribusi pada pemasaran dan penawaran. Rangkaian kegiatan

tersebut merupakan rangkaian perbuatan hukum yang tidak mempunyai akibat


3
Adrianus Meliala, praktik bisnis curang, pustaka sinar harapan, Jakarta, 1993
5

hukum terhadap semua pihak maupun hanya terhadap pihak tertentu saja.

Perlunya undang- undang perlindungan konsumen tidak lain karena lemahnya

posisi konsumen dibanding posisi produsen. Proses sampai hasil produksi barang

atau jasa dilakukan tanpa campur tangan konsumen sedikitpun. Tujuan hukum

perlindungan konsumen secara langsung adalah untuk meningkatkan martabat dan

kesadaran konsumen. Secara tidak langsung hukum ini juga tidak akan

mendorang produsen untuk melakukan usaha dengan penuh tanggung jawab

namun semua tujuan tersebut hanya dapat dicapai bila hukum perlindungan

konsumen dapat diterapkan secara konsekuen. Sebagaimana yang diketahui

bahwa dalam peraturan pemerintah tentang label dan iklan pangan menyatakan

bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasarkan pangan yang dikemas ke

dalam wilayah Indonesia untuk di perdagangkan dan menyatakan bahwa pangan

halal bagi ummat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut

dan wajib mencamtumkan keterangan atau tulisan halal. Aturan-aturan tersebut

diatas sering sekali dilanggar atau tidak dilaksanakan secara konsekuen, banyak

bukti yang terjadi di masyarakat yang menunjukkan terjadinya peredaran-

peredaran produk makanan yang kadaluwarsa dan membahayakan kehidupan

manusia, maka dari itu penulis terinspirasi untuk membahas mengenai

perlindungan konsumen sehingga ditulislah skripsi yang berjudul

“PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN DAN

MINUMAN KADALUARSA YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA

BERDASARKAN UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA TAHUN

1999 DI PT. ORANG TUA (OT) GROUP”.


6

B. Identifikasi Masalah

Mengacu pada latarbelakang masalah diatas, permasalahan- permasalahan


yang ingin dikaji pada penelitian ini antara lain:
1. Apakah Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Dan Minuman
Kadaluarsa yang Dipasarkan Pelaku Usaha Sudah Sesuai Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 ?
2. Apakah Pengawasan dari Perizinan Terhadap Makanan Dan Minuman
Kadaluarsa Yang Dipasarkan Pelaku Usaha Sudah Efektifitas ?
C. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, permasalahan- permasalahan

yang ingin dikaji pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimakah Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Dan Minuman

Kadaluarsa yang Dipasarkan Pelaku Usaha Sudah Sesuai Undang –

Undang Nomor 8 Tahun 1999?

2. Apakah Pengawasan dari Perizinan Terhadap Makanan Dan Minuman

Kadaluarsa Yang Dipasarkan Pelaku Usaha Sudah Efektifitas?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisa dan mengetahui bagaimakah perlindungan konsumen

yang pelaku usahanya melakukan pelanggaran .

2. Untuk mengetahui apakah Pasal 8 Undang – Undang Tentang

Perlindungan Konsumen.

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, terdapat beberapa

manfaat yang ingin diperoleh oleh penulis. Manfaat tersebut dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu:
7

1. Manfaat Teoritis

a. Agar dapat menambah ilmu pengetahuan dalam rangka menunjang

pengembangan ilmu bagi penulis pada khususnya dan mahasiswa

fakultas hokum.

b. Untuk dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan

hukum secara teoritis, khususnya bagi Hukum Perdata mengenai

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen

2. Manfaat Praktis

a. Penulis mengharapkan agar memberikan sumbangan pemikiran

mengenai aspek Hukum Perdata, khususnya mengenai

Perlindunguan Hukum Terhadap Konsumen Kepada Pelaku

Usaha Agar hasil penelitian ini menjadi perhatian dan dapat

digunakan oleh semua pihak baik itu pemerintah, masyarakat

umum, maupun semua pihak yang bekerja di bidang hukum,

khususnya bidangHukum Perdata.

B. Kerangka Teori

1. Teori Keamanan Dan Keselamatan Konsumen

Teori ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan

dan keselamatan konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan

pemanfaatan barang dan / jasa yang dikonsumsi atau digunakan.


8

2. Teori Negara Hukum

Sejak dahulu orang telah mencari arti akan negara hukum.4 Aristoteles
mengemukakan pengertian negara hukum dikaitkan dengan arti Negara dalam
perumusan yang masih terikat kepada polis. Aristoteles berpendapat bahwa
pengertian negara hukum itu timbul dari polis yang mempunyai wilayah
negara kecil seperti kota dan berpenduduk sedikit, tidak seperti negara-negara
sekarang ini yang mempunyai wilayah luas dan berpenduduk banyak (vlakte
staat). Dalam pandangan Aristoteles, konsep negara hukum dirumuskan
sebagai berikut : “Negara yang berdiri diatas hukum yang menjamin keadilan
kepada warga negaranya, keadilan merupakan syarat bagi tercapainya
kebahagiaan hidup bagi warga negaranya, demikian pula peraturan hukum
hanya ada jika peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan
hidup antar warga negara”5

Kemudian Immanuel Kant, memahami negara hukum sebagai

Nachtwaker staat atau Nachtwakerstaat (negara jaga malam), yang tugasnya

adalah untuk menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat. Teori

Immanuel Kant ini lebih cenderung kepada fungsi negara dalam memelihara

keamanan dan ketertiban individu dan masyarakat.6

Pakar negara hukum Eropa Friedrich Julius Stahl, berpandangan bahwa

konsep negara hukum berubah dan berkembang lebih luas, selain sebagai

penjaga malam, maka fungsi negara juga ikut campur tangan dalam bidang

sosial, ekonomi, dan budaya. 7

3. Kepastian Hukum

Kepastian adalah perihal (keadaan) yang pasti, ketentuan atau ketetapan.

Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai pedoman
4
Jimly Asshiddiqie dan Safa’at M. Ali, Theory Hans Kelsen Tentang Hukum, Cet I, Sekretariat
Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, hlm. 110.
5
Moh. Kusnardi dan Harmaily, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat StudiHukum
Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar Bakti, hlm 153.
6
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi tentang Prinsip – prinsipnyaDilihat dari
Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa kini, Bulan
Bintang, Jakarta, 2003, hlm. 89.
7
M.H. Thalhah, Dinamika Ketatanegaraan Indonesia di Era Reformasi, FHUnigoro, Bojonegoro,
2003, hlm. 33-34.
9

kelakukan dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu

tatanan yang dinilai wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan

dengan pasti hukum dapat menjalankan fungsinya. Kepastian hukum

merupakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab secara normatif, bukan

sosiologi. Kepastian hukum Menurut J.M Otto, terdiri dari beberapa unsur

sebagai berikut :

a. Adanya aturan yang konsisten dan dapat diterapkan yang

ditetapkannegara;

b. Aparat pemerintah menerapkan aturan hukum tersebut secara

konsistendan berpegang pada aturan hukum tersebut;

c. Rakyat pada dasarnya tunduk pada hukum;

d. Hakim yang bebas dan tidak memihak secara konsisten

menerapkanaturan hukum tersebut;

e. Putusan hakim dilaksanakan secara nyata.8

Kemudian menurut Sudikno dan A. Pitlo, “Hukum bertugas menciptakan

kepastian hukum karena bertujuan untk ketertiban masyarakat”.9 Tanpa

adanya kepastian hukum, masyarakat tidak akan tahu apa yang harus

diperbuatnya dan akhirnya timbul keresahan.

Philipus M Hadjon mengemukakan pendapatnya kepastian hukum

memiliki 2 aspek, yaitu:

a. Aspek hukum materil berhubungan erat dengan asas kepercayaan.

8
Tatiek Sri Djamiati, Prinsip Izin Usaha Industri di Indonesia, Disertasi, PPSUnair, Surabaya,
2002, hlm. 18.
9
Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab – Bab Tentang Penemuan Hukum, Yogyakarta, PT.
Citra Aditya Bakti, 1993, hlm. 2.
10

Dalam banyak keadaan, asas kepastian hukum menghalangi badan

pemerintah untuk menarik kembali suatu ketetapan atau

mengubahnya untuk kerugian yang berkepentingan.

b. Aspek hukum formil dimaknai bahwa ketetapan yang muatan

materinya memberatkan atau menguntungkan pihak tertentu, maka

rumusan ketetapan harus dirumuskan dengan kata-kata yang jelas

atau tidak boleh multitafsir.10

4. Teori Kesadaran Hukum

Kesadaran hukum menurut Wignjoesoebroto ialah kesediaan masyarakat

dalam berperilaku sesuai dengan aturan hukum yang telah ditetapkan. Dalam

kesadaran hukum memiliki dua dimensi, yaitu kognitif dan afektif. Kognitif

merupakan pengetahuan tentang hukum yang mengatur perilaku tertentu baik

dilarang maupun diperintahkan sesuai dengan hukum yang telah ditentukan.

Sedangkan afektif merupakan suatu bentuk keinsyafan yang mengakui bahwa

hukum memang harus dipatuhi.11 Menurut Abdurrahman kesadaran hukum

ialah suatu kesadaran akan nilai-nilai hukum yang terdapat dalam kehidupan

manusia untukpatuh dan taat pada hukum yang berlaku.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, kesadaran hukum merupakan

kepatuhan terhadap hukum dari persoalan yang secara luas, diantaranya

masalah pengetahuan, pengakuan, serta penghargaan terhadap hukum.

Kesadaran hukum berpusat pada adanya pengetahuan hukum, dari adanya

10
Philipus M Hadjon dkk, Pengantar Hukum Admisnistrasi Negara, GajahmadaUniversity Press,
CET Ke-11, 2011, hlm. 273-274.
11
Iwan Zainul Fuad, Kesadaran Hukum Pengusaha Kecil Di Bidang Pangan Dalam Kemasan Di
Kota Semarang Terhadap Regulasi Sertifikasi Produk Halal, Tesis, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2010, hlm.47
11

pengetahuan hukum tersebut akan tumbuh suatu pengakuan dan penghargaan

terhadap aturan-aturan hukum, selanjutnya akan timbul suatu kepatuhan

hukum.

Dari penjelasan di atas, hubungan antara ketaatan dan kesadaran hukum

tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat.

seseorang akan secara suka rela patuh kepada hukum jika ia menyadari

akan pentingnya hukum. Karena seseorang tidak mungkin dapat patuh kepada

hukum, jika ia tidak memahami dan menyadari akan pentingnya hukum.

Selain itu, kesanggupan untuk dapat memahami hukum harus diikuti oleh

kemampuan untuk menilai hukum itu sendiri, terlepas dari adil atau tidaknya

hukum tersebut.12

5. Teori Keadilan

Pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa didapatkan dalam karyanya


nichomachean ethics, politics, dan rethoric.Spesifik dilihat dalam
bukunicomachean ethics, buku itu sepenuhnya ditujukan bagi keadilan, yang,
berdasarkan filsafat hukum Aristoteles, mesti dianggap sebagai inti dari
filsafat hukumnya, “karena hukum hanya bisa ditetapkan dalam kaitannya
dengan keadilan”. 13

Pada pokoknya pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak

persamaan tapi bukan persamarataan. Aristoteles membedakan hak

persamaanya sesuai dengan hak proposional. Kesamaan hak dipandangan

manusia sebagai suatu unit atau wadah yang sama. Inilah yang dapatdipahami

bahwa semua orang atau setiap warga negara dihadapan hukum sama.

Kesamaan proposional memberi tiap orang apa yang menjadi haknya sesuai

12
Ibid., 42
13
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Nuansa danNusamedia, Bandung,
2018, hlm. 24
12

dengan kemampuan dan prestasi yang telah dilakukanya.

Lebih lanjut, keadilan menurut pandangan Aristoteles dibagi kedalam

dua macam keadilan, keadilan “distributif” dan keadilan “commutatief”.

Keadilan distributif ialah keadilan yang memberikan kepada tiap orang porsi

menurut pretasinya. Keadilan commutatief memberikan sama banyaknya

kepada setiap orang tanpa membeda- bedakan prestasinya dalam hal ini

berkaitan dengan peranan tukar menukar barang dan jasa.Dari pembagian

macam keadilan ini Aristoteles mendapatkan banyak kontroversi dan

perdebatan.

Keadilan distributif menurut Aristoteles berfokus pada distribusi, honor,

kekayaan, dan barang-barang lain yang sama-sama bisa didapatkan dalam

masyarakat. Dengan mengesampingkan “pembuktian” matematis, jelaslah

bahwa apa yang ada dibenak Aristoteles ialah distribusi kekayaan dan barang

berharga lain berdasarkan nilai yang berlaku dikalangan warga. Distribusi

yang adil boleh jadi merupakan distribusi yang sesuai degan nilai

kebaikannya, yakni nilainya bagi masyarakat.14

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian yuridis empiris, Jenis penelitian dalam peneliti ini adalah yuridis

empiris yang dengan kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan

dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan

14
Ibid, hlm. 24.
13

hukum yang berlaku serta apa yang, terjadi dalam kenyataan masyarakat.15

Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan

sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat dengan maksud

untuk mengetahui dan menemukan fakta- fakta dsn data yang dibutuhkan,

setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju pada identifikasi

masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.16 Penelitian

ini termasuk kedalam penelitian empiris, karena hendak mengetahui

Implementasi Pasal 78 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Keimigrasian.

2. Pendekatan Penelitian

Metode pendeketan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah

mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang

riil dan fungsional dalam system kehidupan yang nyata. 17 Pendekatan yuridis

sosiologis adalah penekanan penelitian yang bertujuan memperoleh

pengetahuan hukum secara empiris dengan jalan terjun langsung ke

obyeknya yaitu mengetahui pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga kerja

asing terhadap izin tinggal terbatas.

3. Sumber Data

Didalam penyusunan proposal skripsi ini, Sumber data yang digunakan

di dalam penelitian ini diambil dari data primer dan data sekunder.

15
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 15.
16
Ibid, hlm. 16.
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta,
1986, hlm. 51.
14

a. Bahan hukum primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari sumber pertama yang terkait dengan permasalahan yang akan

dibahas.18 Sumber data diperoleh dari lapangan secara langsung

dengan wawancara

b. Bahan hukum sekunder, adalah data-data yang diperoleh dari buku-

buku sebagai data pelengkap sumber data primer. Sumber data

sekunder penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dengan

melakukan kajian pustaka seperti buku-buku ilmiah, hasil penelitian

dan sebagainya.19 Data sekunder mencakup dokumen-dokumen,

buku, hasil penelitian yang berwujudlaporan, dan seterusnya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah

teknik Analisa Kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara

sistematis untuk selanjutnya dianalisa secara kualitatif dari sudut pandang

ilmu hukum kemudian disusun dengan literatur dan sistematis, lalu dianalisa

untuk mendapat suatu kesimpulan.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab yang masing-

masingnya diberi judul sesuai pokok bahasannya yaitu akan dirinci sebagai

berikut :

18
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm.
30.
19
Marzuki, Metodologi Riset , PT. Hanindita Offset, Yogyakarta, 1983, hlm. 56.
15

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latarbelakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistemaika

penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN DAN

KONSUMEN

Pada bab ini menguraikan tinjauan umum tentang perusahaan dan

konsumen.

BAB III PERATURAN PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP

PELAKU USAHA

Pada bab ini menguraikan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen

BAB IV PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN

DAN MINUMAN KADALUARSA YANG DIPASARKAN

PELAKU USAHA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 1999 STUDI KASUS DI PT ORANG TUA

(OT) GROUP

Pada bab ini berisi uraian tentang hasil dari penelitian yang relevan

dengan permasalahan tentang perlindungan konsumen terhadap

makanan dan minuman kadaluarsa yang dipasarkan pelaku

usahanya.
16

BAB V PENUTUP

Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian ini dan akan diakhiri dengan lampiran yang terkait

dengan hasil penelitian yang berdasarkan kajian pustaka yang

dipergunakan sebagai pembahasan atau hasil penelitian.


Daftar Pustka

Adrianus Meliala, praktik bisnis curang, pustaka sinar harapan, Jakarta,


1993.

Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta, 2006.

AZ.Nasution, “Konsumen dan Hukum Tinjauan Sosial Ekonomi dan


Hukum Pada Perlindungan Konsumen”, pustaka sinar harapan, Jakarta, 1995.

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika,


Jakarta, 2002.

Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Nuansa dan


Nusamedia, Bandung, 2018.

Iwan Zainul Fuad, Kesadaran Hukum Pengusaha Kecil Di Bidang Pangan


Dalam Kemasan Di Kota Semarang Terhadap Regulasi Sertifikasi Produk Halal,
Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010.

Jimly Asshiddiqie dan Safa’at M. Ali, Theory Hans Kelsen Tentang


Hukum, Cet I, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
Jakarta, 2006.

Marzuki, Metodologi Riset , PT. Hanindita Offset, Yogyakarta, 1983.

M.H. Thalhah, Dinamika Ketatanegaraan Indonesia di Era Reformasi,


FH Unigoro, Bojonegoro, 2003.

Moh. Kusnardi dan Harmaily, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,


Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Cv
Sinar Bakti

Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi tentang Prinsip –


prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara
Madinah dan Masa kini, Bulan Bintang, Jakarta, 2003
.
Philipus M Hadjon dkk, Pengantar Hukum Admisnistrasi Negara,
Gajahmada University Press, CET Ke-11, 2011.

Shidarta, Hukum Perlindungan konsumen Indonesia (Jakarta : Grasindo,


2004.

17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas
Indonesia Press, Jakarta, 1986.

Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab – Bab Tentang Penemuan


Hukum, Yogyakarta, PT. Citra Aditya Bakti, 1993.

Tatiek Sri Djamiati, Prinsip Izin Usaha Industri di Indonesia, Disertasi,


PPS Unair, Surabaya, 2002.

18

Anda mungkin juga menyukai