HALAMAN JUDUL
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan. Laporan
praktikum ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Penilaian Konsumsi Pangan.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan baik yang
diberikan dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................3
A. Sejarah Neraca Bahan Makanan Dunia..............................................................3
B. Perkembangan Neraca Bahan Makanan di Indonesia........................................5
C. Definisi dan Ruang Lingkup Neraca Bahan Makanan.......................................7
D. Manfaat Neraca Bahan Makanan.......................................................................8
BAB III METODE PERHITUNGAN NBM.............................................................9
A. Metode Perhitungan............................................................................................9
B. Komponen-komponen Neraca Bahan Makanan...............................................10
C. Jenis Bahan Makanan.......................................................................................10
D. Prosedur Pengisian Neraca Bahan Makanan....................................................13
E. Syarat-Syarat Penyusunan NBM......................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................17
A. Hasil..................................................................................................................17
B. Pembahasan......................................................................................................18
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................19
A. Simpulan...........................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama , oleh
karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Di
idonesia, pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan
kewajiban, baik secara moral, social maupun hukum. Mengingat pentingnya
memenuhi kecukupan pangan, setiap negera mendahulukan pembangunan sector-
sektor laina. Pembangunan ketahan pangann di Indonesia ditujukan untuk
menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup,aman, bermutu, bergizi,
dan seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional, sepanjang waktu dan
merata (Dewan Ketahan Pangan, 2010;2)
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan salah satu alat informasi untuk
memahami situasi penyediaan pangan di suatu daerah gambaran situasi pangan ini
sangat diperlukan bagi pengambil kebijakan pangan dan gizi dalam rangka
merumuskan langkah-langkah untuk mengantisifasi masalah yang mungkin
terjadi. Penyediaan pangan yang cukup,beragam, bergizin dan berimbang baik
secara kuantitas maupun kualitas untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pangan
seluruh penduduk dan sesuai dengan persyaratan gizi.
Besarnya persediaan pangan suatu daerah baik yang berasal dari produksi
domestic maupun impor adalah satu ukuran yang mencerminkan cukup tidaknya
suplai pangan di daerah yang bersangkutan. Di provinsi Bengkulu pertumbuhan
sector pertanian semakin meningkat dan semakin memegang peranan penting
dalam perekonomian, hal itu mengindikasikan bahwa potensi pengembangan
provinsi ini berada pada sector pertanian (priyotomo et al., 2004)
Sector pertanian di provinsi Bengkulu sebagian besar adalah pertanian
rakyat dengan luas lahan pertanian terbatas dan terpencar-pencar. Terbatasnya
luas lahan garapan merupakan salah satu faktor masalah dalam pembangunan
pertanian. Data Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu menunjukan bahwa
saat ini upaya pemenuhan konsumsi kalori dibengkulu masih masih di dominasi
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; UU No. 22 tahun 2014 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah; Peraturan Presiden (PERPRES) No. 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara; Permentan No
43/Permentan/OT.110/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian; dan Permendagri No 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah dan Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja
Pemerintahan Daerah.
C. Definisi dan Ruang Lingkup Neraca Bahan Makanan
FAO dalam panduannya menyatakan bahwa “Food balance sheets
present a comprehensive picture of the pattern of a country’s food supply
during a specified reference period” (Food Balance Sheet: A Hand Book,
2001) yang diartikan sebagai tabel yang menyajikan gambaran menyeluruh
tentang penyediaan (supply pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu
(dalam kurun waktu satu tahun).
NBM menunjukkan ketersediaan bahan pangan untuk setiap
komoditas dan olahannya yang lazim dikonsumsi penduduk berdasarkan
sumber penyediaan dan penggunaannya. Penyediaan diperoleh dari jumlah
total bahan pangan yang diproduksi dikurangi dengan perubahan stok
ditambahkan dengan jumlah total yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah
total yang diekspor selama periode tersebut. Sedangkan penggunaan diperoleh
dari total kebutuhan pakan, bibit, industry makanan dan non makanan,
tercecer, serta bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi manusia.
Ketersediaan per kapita untuk dikonsumsi diperoleh dengan membagi
ketersediaan bahan makanan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
NBM menyajikan angka rata-rata bahan makanan per komoditas yang
tersedia untuk dikonsumsi penduduk dalam kilogram per kapita pertahun serta
8
dalam gram per kapita per hari. Selanjutnya untuk mengetahui nilai gizi bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi tersebut, maka angka ketersediaan
bahan makanan per kapita per hari dikonversi ke dalam satuan energi, protein,
dan lemak.
Penyusunan NBM mengacu kepada metode dari Food and Agriculture
Organization (FAO) yang kemudian disesuaikan dengan kondisi ketersediaan
data di Indonesia, serta memperhatikan pendapat dan saran para ahli
pertanian, ekonomi dan statistic khususnya dalam asumsi dasar yang
melandasi penyusunan NBM di Indonesia.
D. Manfaat Neraca Bahan Makanan
NBM dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan pangan dan
ketersediaan pangan per kapita untuk konsumsi penduduk.
2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan.
3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan berdasarkan rekomendasi
kecukupan gizi dan pola pangan harapan dari aspek ketersediaan.
4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan pangan.
5. Bahan penyusunan kebijakan pangan dan gizi
9
BAB III
A. Metode Perhitungan
Penyediaan (supply) suatu komoditas bahan makanan diperoleh dari produksi
dikurangi perubahan stok, ditambah dengan impor dan dikurangi ekspor.
Komponenkomponen penyediaan terdiri atas produksi, perubahan stok, impor dan
ekspor. Persamaan penyediaan :
TS = O - ∆St + M – X
Keterangan :
O = produksi
M = impor
X = ekspor
10
11
TU = F + S + I + W + Fd + Rou
Keterangan :
F = pakan
S = bibit
I = industry
W = tercecer
Total penyediaan bahan makanan (TS) adalah sama dengan total penggunaannya
(TU), yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
Fd = O - ∆St + M – X – (F + S + I + W + Rou)
Untuk mendapatkan jumlah ketersediaan bahan makanan per kapita maka jumlah
bahan makanan yang tersedia dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun,
yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
Fd perkapita = Fd / ∑ penduduk
bahan makanan yang sama atau yang berbeda dengan jenis bahan makanan
bentuk awalnya. Cakupan bahan makanan setiap kelompok pada NBM
Provinsi/Kabupaten/Kota dapat berbeda dengan NBM Nasional. Sangat
dipengaruhi oleh potensi wilayah dalam produksi dan pola konsumsi bahan
makanan.
Pengelompokan Bahan Makanan dalam NBM :
Produksi (Masukan)
Kolom 2 : Masukkan angka produksi yang masih akan mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan komoditasnya.
16
Produksi (Keluaran)
Masukkan angka produksi yang merupakan produk awal
Kolom 3 : yang diperoleh dari hasil produksi dan belum mengalami
perubahan maupun produksi turunan dari produksi masukan/
input (kolom 2).
Perubahan Stok
Masukkan angka perubahan stok bahan makanan berikut
Kolom 4 :
tandanya
jika negatif (-) atau positif (+).
Impor
Kolom 5 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang masuk dari
negara atau wilayah lain.
Ekspor
Masukkan angka jumlah bahan makanan yang dikeluarkan
Kolom 7 :
dari wilayah administrasi/daerah ke luar negeri maupun ke
wilayah lain.
Pakan
Kolom 9 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang digunakan
untuk pakan.
Bibit/Benih
Kolom 10 : Masukkan angka jumlah bahan makanan yang digunakan
untuk bibit
17
Tercecer
Kolom 13 :
Masukkan angka jumlah bahan makanan yang tercecer.
Penggunaan lain
Kolom 14 : Masukkan angka jumlah bahan makanan untuk penggunaan
lain.
Bahan makanan
Masukkan angka jumlah bahan makanan hasil pengurangan
Kolom 15 : dari:
kolom (8) – kolom (9) – kolom (10) – kolom (11) – kolom
(12) – kolom (13) – kolom (14).
A. Hasil
Kolom 2 : Masukan :
Padi –Padian : 468.681
Makanan Berpati : -
Gula : -
Buah/Biji berminyak : 46,081
Buah-buahan : -
Sayur-sayuran: 506
Daging : 1.083,917
Telur : -
Susu : -
Ikan : -
Minyak/Lemak :401.103,8
Kolom 3 : Keluaran:
Padi –Padian : 883.965
Makanan Berpati : 74.180
Gula : -
Buah/Biji berminyak : 21.756
Buah-buahan : 114.227
Sayur-sayuran: 329.722
Daging : 149.871
Telur : 1.890
Susu : 70
Ikan : 63.027
Minyak/Lemak : 671.939
22
23
Kolom 5 : Impor : -
Kolom 7 : Ekspor : -
Kolom 9 : Pakan :
8.984
Kolom 10 : Bibit/Benih :
6.341
Kolom 13 : Tercecer :
84.700
B. Pembahasan
Banyaknya energi yang tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk Bengkulu
pada tahun 2012 adalah 1.031 kkal per kapita per hari. Tersedianya energi yang
terbesar dari kelompok padi-padian yaitu sebesar 468.681 kkal, dari seluruh
energi yang tersedia yang terdiri dari Buah/Biji berminyak 46,081 kkal, Sayur-
sayuran: 506 kkal, Daging 1.083,917 kkal, Minyak/Lemak 401.103,8 kkal.Protein
yang tersedia adalah 94,17 gram per kapita per hari. Tersedianya lemak yang
terbesar dari kelompok nabati. Lemak yang tersedia adalah 68.135,8 gram per
kapita per hari. Sedangkan untuk bahan makanan yang diolah adalah 878.412 dan
bahan makanan yang tidak diolah adalah 11 dari bahan makanan sebesar
35.897.318, bahan makanan yang tercecer adalah 84.700 dan keluaran yang
terbanyak adalah kelompok Padi –Padian sebesar 883.965.
25
BAB V
26
27
B. Saran
28