Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN MANDIRI

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

DI RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

DISUSUN OLEH:

RAPPITA LESTARI SITANGGANG

P01031118109

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2021
LAPORAN MANDIRI

SIKLUS MENU DIET LIMA HARI UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

DI RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

DISUSUN OLEH:

RAPPITA LESTARI SITANGGANG

P01031118109

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2021
HALAMAN PERSETUJUAN

SIKLUS MENU DIET LIMA HARI UNTUK PENYAKIT GINJAL

DI RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

DISUSUN OLEH

RAPPITA LESTARI SITANGGANG

P01031118109

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal:

Medan, Maret 2021

Dosen Pembimbing, Ka. Instalasi Gizi RS


Advent Medan

( Tiar Lince Bakara, Sp, M.Si ) ( Monika Osin Tarigan,


AMG )

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Mandiri dengan judul ”Menu Diet Lima Hari untuk Penyakit Lambung” di
Rumah Sakit Advent Medan.

Dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai


pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Tiar Lince Bakara, Sp, M.Si sebagai dosen pembimbing PKL


MSPM
2. Monika Osin Tarigan, AMG selaku Ka. Instalasi Gizi RS Advent
Medan
3. Lidya Octavia Tarigan, Amd, Gz selaku pembimbing lapangan
untuk PKL Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
di RS Advent Medan.
4. Monalisa DM Siahaan, Amd, Gz selaku pembimbing lapangan
untuk PKL Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
di RS Advent Medan.
5. Seluruh karyawan instalasi gizi di RS Advent Medan.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang turut membantu dalam penulisan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna untuk
itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan laporan mandiri ini. Semoga laporan mandiri yang telah
ditulis ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2
D. Syarat Diet..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
A. Pengertian Penyakit Ginjal.................................................................4
B. Gejala Awal Penyakit Ginjal...............................................................4
C. Klasifikasi Penyakit Ginjal..................................................................5
D. Manifestasi Klinis................................................................................7
E. Kriteria Diagnosis...............................................................................8
F. Tujuan Diet.........................................................................................8
G. Makanan yang Dianjurkan.................................................................9
H. Makanan yang Tidak Dianjurkan.......................................................9
I. Jenis Diet............................................................................................9
J. Vegetarian........................................................................................10
BAB III MENU SIKLUS 5 HARI………………………………………………11
A. Master Menu....................................................................................11
B. Nama Bahan Makanan dan Harga..................................................12
C. Analisis Zat Gizi................................................................................23
D. Analisis Biaya...................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................24
A. Analisis Bahan Makanan..................................................................24
B. Analisis Menu...................................................................................24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................26
A. Kesimpulan.......................................................................................26
B. Saran................................................................................................26
Daftar Pustaka............................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

1. MASTER MENU………………………………………………………………………………………………..10
2. NAMA BAHAN MAKANAN DAN HARGA HARI I…………………………………………………11
3. NAMA BAHAN MAKANAN DAN HARGA HARI II………………………………………..……..13
4. NAMA BAHAN MAKANAN DAN HARGA HARI III………………………………………..…….14
5. NAMA BAHAN MAKANAN DAN HARGA HARI IV…………………………………………..….17
6. NAMA BAHAN MAKANAN DAN HARGA HARI V…………………………………………..…..19
7. ANALISI ZAT GIZI………………………………………………………………………………………………22
8. ANALISIS BIAYA………………………………………………………………………………………………..22
9. ANALISIS MENU……………………………………………………………………………………………….23

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan
yang optimal melalui pemberian diet yang tepat (Depkes RI, 2006).
Siklus menu merupakan serangkaian menu yang dirancang dan
direncanakan dengan hati-hati, lalu diputar pada interval tertentu
beberapa hari sampai beberapa minggu. Jenis siklus menu yang sering
dijumpai yaitusiklus menu 10 hari, 7 hari, serta 5 hari. Siklus menu dapat
digunakan untuk menyusun menu diet berbagai penyakit. Salah satu ialah
siklus menu diet penyakit ginjal.
Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur
keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara
menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi selektif air, serta
mengekresi kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan
sampah metabolisme yaitu: urea, kreatinin asam urat dan zat kimia asing.
akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik. Gagal ginjal
kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Penyakit ginjal kronik adalah masalah kesehatan masyarakat di
seluruh dunia dimana terjadi peningkatan insiden dan prevalensi,
memiliki prognosis buruk, serta biaya perawatan yang tinggi. Menurut
United State Renal Data System prevalensi penyakit ginjal kronik di
dunia meningkat 20-25% setiap tahun. Sedangkan menurut WHO,
penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan kematian sebesar
850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini
Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-
tumbuhan dan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari mahluk
hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya. Istilah Vegetarian

1
diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada
tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan kawan-
kawan, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan
pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris. Kata ini berasal dari bahasa
Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menyusun menu diet pada pasien penyakit ginjal selama


5 hari sesuai dengan diet penyakit ginjal yang dilakukan di RS Advent
Medan.

C. Tujuan

Menyusun siklus menu 5 hari pasien dengan diet penyakit ginjal


yang mampu menambah variasi warna, rasa, tekstur, aroma dan cara
pengolahannya.

D. Syarat Diet
1. Kebutuhan energi: 35 kkal/kg BB (usia di bawah 60 tahun) dan 30
kkal/kg BB (usia 60 tahun ke atas).
2. Protein: 0,6-0,8 g/kg BB. Sebesar 50% kebutuhan protein harus
bernilai biologik tinggi.
3. Lemak diberikan 25-30% dari total energi. Pembatasan lemak jenuh
sebesar <10%. Jika terdapat dislipidemia, anjuran kolesterol dalam
makanan sebesar <300 mg/hari.
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak.
5. Natrium <2000 mg/hari.
6. Kalium 39 mg/kg/hari, disesuaikan dengan nilai laboratorium.
7. Kalsium 1200 mg/hari.
8. Fosfor 800-1000 mg/hari.
9. Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urine selama 24 jam ditambah 500-750
ml.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit Ginjal


Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease) merupakan kondisi
terjadinya penurunan fungsi ginjal yang berlangsung perlahan-lahan
dalam jangka waktu yang lama dan menetap pada 3 bulan terakhir.
Penyakit ginjal kronik disebabkan oleh berbagai penyakit seperti diabetes,
hipertensi, dan penyakit lainnya. Pemberian diet ditentukan dari nilai laju
filtrasi glomerulus. Diet rendah protein diberikan apabila nilai laju filtrasi
glomerulus pada grade/stage 3 atau 4.
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara
mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau Tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria (urin < 500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya bermacam-
macam, seperti kekurangan cairan tubuh secara berlebihan akibat diare
dan/atau muntah, perdarahan hebat atau trauma pada ginjal akibat
kecelakaan, keracunan obat, dan luka bakar.

B. Gejala Awal Penyakit Ginjal


Umumnya, gejala yang muncul dari penyakit ginjal kronik adalah
tidak nafsu makan, lemas, mual, muntah, kurang konsentrasi, kadang
disertai edema pada tangan dan kaki, kulit kering dan gatal, serta uremia.
Gejala penyakit ginjal akut dapat disertai anoreksia, nausea, rasa
lelah, gatal, mengantuk, pusing, dan sesak napas. Dalam keadaan
katabolik sedang dan berat, pasien memerlukan dialisis.

C. Klasifikasi Penyakit Ginjal


1. Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease) merupakan kondisi
terjadinya penurunan fungsi ginjal yang berlangsung perlahan-lahan
dalam jangka waktu yang lama dan menetap pada 3 bulan terakhir.
Penyakit ginjal kronik disebabkan oleh berbagai penyakit seperti diabetes,
hipertensi, dan penyakit lainnya. Pemberian diet ditentukan dari nilai laju

3
filtrasi glomerulus. Diet rendah protein diberikan apabila nilai laju filtrasi
glomerulus pada grade/stage 3 atau 4.
2. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara
mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau Tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal
untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria (urin < 500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya bermacam-
macam, seperti kekurangan cairan tubuh secara berlebihan akibat diare
dan/atau muntah, perdarahan hebat atau trauma pada ginjal akibat
kecelakaan, keracunan obat, dan luka bakar.
3. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah terapi pengganti dengan cara mengganti
ginjal yang sakit dengan ginjal donor. Setelah transplantasi sering terjadi
hiperkatabolisme protein, kegemukan, dan hiperlipidemia. Diet pada bulan
pertama setelah transplantasi adalah energi cukup dengan protein tinggi,
setelah itu berubah menjadi energi dan protein · cukup. Karena diet
sangat tergantung pada keadaan pasien, penyusunan diet dilakukan
secara individual.
4. Gagal Ginjal Dengan Dialisis
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal
berat, di mana ginjal tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa
metabolisme, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta
memproduksi hormon- hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis
dilakukan bila hasil tes kliren kreatinin < 15 ml/menit.
Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau dialisis
peritoneal. Cara yang paling banyak digunakan adalah hemodialisis. Pada
proses hemodialisis, aliran. darah ke ginjal dialihkan melalui membran
semipermeabel dari ginjal tiruan (mesin cuci ginjal) sehingga produk-
produk sisa metabolisme dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada proses
dialisis peritoneal, aliran darah dialihkan melalui dinding semipermeabel

4
dari peritoneum. Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa
fungsi ginjal, dan ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya
rendah, perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas
diet yang ditetapkan.
5. Nefrolitiasis (Batu Ginjal)
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin
mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan
mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Meningkatnya konsentrasi
garam-garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau pengaruh
lingkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat,
oksalat, serta asam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin tetapi
jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki-laki
daripada orang dewasa perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria,
hiperoksalouria, rendahnya vo- lume dan pH urin merupakan faktor risiko
terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, dapat mencegah
terbentuknya berbagai jenis batu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah
dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan peningkatan
aktivitas. Separo cairan hendaknya adalah air putih.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah,
infeksi pada saluran kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering
kambuh kembali. Agar bisa dilakukan upaya penyembuhan yang tepat,
hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit yang
menjadi penyebabnya.

D. Manifestasi Klinis
Pada awal perjalananya, keseimbangan cairan, penanganan garam,
dan penimbunanan zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada
bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25%
normal, manifestasi klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena
nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak.
Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorpsi, dan

5
sekresinya serta mengalami hipertrofi. Seiring dengan semakin banyaknya
nefron yang mati, maka nefron yang tersisia menghadapi tugas yang
semakin berat, sehingga nefron-nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya
mati.
Sebagian dari siklus kematian ini tampaknya berkaitan dengan
tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorpsi
protein. Seiring dengan penyusutan progresif nefron-nefron, terjadi
pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal mungkin berkurang.
Pelepasan renin meningkat bersama dengan kelebihan beban cairan yang
menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan mempercepat gagal ginjal.
Tanda dan gejala GGK melibatkan berbagai system organ,
diantaranya (Tanto, 2014):

a. Gangguan keseimbangan cairan: oedema perifer, efusi pleura,


hipertensi, asites

b.Gangguan elektrolit dan asam basa: tanda dan gejala


hyperkalemia, asidosis metabolic (nafas Kussmaul),
hiperfosfatemia

c. Gangguan gastrointestinal dan nutrisi: metallic taste, mual, muntah,


gastritis, ulkus peptikum, malnutrisi

d.Kelainan kulit: kulit terlihat pucat, kering, pruritus, ekimosis


e. Gangguan metabolik endokrin: dislipidemia, gangguan metabolik
glukosa, gangguan hormon seks

f. Gangguan hematologi: anemia (dapat mikrositik hipokrom maupun


normositik normokrom), gangguan hemostatis.

E. Kriteria Diagnosis
1. Asupan energi inadekuat (NI-1.2).
2. Asupan oral inadekuat (NI-2.1).
3. Asupan cairan berlebihan (NI-3.2).
4. Penurunan kebutuhan zat gizi (NI-5.4).

6
5. Asupan protein berlebihan (NI-5.7.2).
6. Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal (spesifik) (NI-
5.7.3).
7. Pemanfaatan zat gizi terganggu (NC-2.1).
8. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik) (NC-2.2).
9. Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi (NB-1.6).
10. Pilihan makanan yang tidak diinginkan (NB-1.7).

F. Tujuan Diet

1. Energi cukup , yaitu 35 kkal/kg BB


2. Protein rendah ,yaitu 0,6-0,75 g/BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
3. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi
yang berasal dari protein dan lemak.
4. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total, diutamakan
lemak tdak jenuh ganda
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi,edema,asites,oliguria,atau
anuria.banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g.
6. Kalium diabatasi hingga 40-70 mEq apabila ada hiperkalemia
(kalium darah>5,5 mEq), oliguria, atau anuria
7. Cairan dibatasi , yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (500 ml)
8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, vitamin D

G. Makanan yang Dianjurkan


Bahan makanan yang dianjurkan untuk diet penyakit ginjal adalah
sebagai berikut
1. Sumber karbohidrat seperti, Nasi, bihun, jagung, kentang, makaroni,
mi, tepung tepungan, singkong, ubi, selai, madu, permen.
2. Sumber protein hewani seperti, daging sapi, ayam, ikan, telur, susu.
3. Sayuran yaitu, Semua jenis sayur kecuali tinggi kalium.

7
4. Buah – buahan rendah kalium seperti : jambu, kedondong, mangga,
markisa, melon, semangka, nangka, pir, salak, sawo.

H. Makanan yang Tidak Dianjurkan


Bahan makanan yang tidak dianjurkan, dibatasi, atau dihindari adalah :
1. Sumber protein nabati seperti, Semua jenis kacang-kacangan dan
hasilnya seperti tempe dan tahu
2. Sayuran tinggi kalium, seperti : tomat, kol, bayam, bit, daun bawang,
tauge kacang hijau, kacang buncis, kembang kol, waluh dan rebung.
3. Buah – buahan tinggi kalium seperti : anggur, arbei, belimbing, duku,
jambu biji, jeruk, pepaya dan pisang.
4. Berbagai minuman bersoda dan beralkohol.

I. Jenis Diet
1. Diet Gagal Ginjal Akut
- Diet gagal ginjal akut lunak
- Diet gagal ginjal akut cair
2. Penyakit Ginjal Kronis
- Diet protein rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 50 kg.
- Diet protein rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 60 kg.
- Diet protein rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan BB 65 kg.
3. Transplantasi Ginjal
- Diet transplantasi I/DT I (setelah transplantasi sampai dengan
sebulan)
- Diet transplantasi II/DT II (setelah sebulan transplantasi)
4. Gagal Ginjal Dengan Hemodialisis
- Diet dialisis I, 60 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan BB ±
50 kg

8
- Diet dialisis II, 65 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan BB ±
60 kg
- Diet dialisis III, 70 gr protein. Diberikan kepada pasien dengan BB ±
65 kg.

J. Vegetarian

Vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-


tumbuhan dan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari mahluk
hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya. Istilah Vegetarian
diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada
tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan kawan-
kawan, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan
pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris. Kata ini berasal dari bahasa
Latin vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup
Secara umum vegetarian berarti pengaturan makan atau diet dengan
sedikit lauk hewani baik dari daging sapi, kambing, domba, ayam, bebek,
ikan dan sebagainya. Vegetarian adalah orang yang mengonsumsi
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, meliputi sayu-sayuran, biji-
bijian, kacang-kacanga dan buah- buahan dan tidak mengonsumsi segala
jenis binatang, termasuk daging sapi, daging babi, ayam ataupun ikan.
Diet vegetarian cenderung kaya akan zat-zat gizi yang terkandung dalam
biji-bijian, sayuran, serta buah-buahan.

9
BAB III
MENU DIET LIMA HARI

A. Master Menu

N Waktu Nama Menu


o Makan
Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V Hari VI

1 Pagi - nasi -nasi -nasi - nasi -nasi -nasi


putih putih putih putih putih putih
- tempe -oseng -tahu -bola -telur
bacem -tahu tempe bacem bola bulat
- sayur bumbu -sayur - tumis tahu bumbu
pelangi kuning lodeh sawi -sayur kuning
(wortel,s putih lodeh -
-tumis
awi
kangkun
putih)
g

2 Snack pagi Dadar Roti Puding Kue Bolu Kue


gulung tawar+s buah lapis kukus talam
elai naga

3 Siang -nasi -nasi -nasi -nasi -nasi -Nasi


putih putih putih putih putih nugget
-Bola -tahu -tempe -tempe tahu
-tahu tempe crispy crispy goreng -tumis
bumbu -sayur -tumis -sayur -tumis sawi
kuning pelangi( kangku sop sawi putih
wortel,ja ng - buah -buah - sup
-tumis
gung -buah pir naga labu
sawi
muda) apel siam +
putih
macar
-melon oni
seman
gka

4 Malam -nasi -nasi -nasi -nasi -nasi -nasi


putih putih putih putih putih rendan
-bola -tahu -tempe -tahu -sayur g
tempe bacem sambal bumbu sop+ta gluten
matah

10
-sayur -bening -tumis kuning hu -tumis
sop toge kangku -sayur bayam
ng pelang
(wortel -sup
,labu sosis
siam, wortel.
jagung
muda)

K. Nama Bahan Makanan dan Harga

Tabel.3 Nama Bahan Makanan dan Harga


Hari WAKTU HIDANGAN BAHAN BB ZAT GIZI Harga

(Rp)

(gr)
KAL PROT LEM HA (gr)
AK
(gr)

1 PAGI Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500


Tempe bacem Tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5 100
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Merica 3 9,8 0,4 0,4 1,7 50
Kecap 3 1,8 0,3 0,0 0,2 100
manis
Gula merah 5 18,8 0,0 0,0 4,9 100
Lengkuas 6 8,3 0,7 0,1 1,6 50
Sayur pelangi Wortel 25 9,0 0,3 0,2 2,0 200
Sawi putih 25 3,8 0,6 0,1 0,5 200
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 5 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Total 341,1 15,4 4,9 61,3
snack Dadar Gulung Tepung 80 291,2 8,2 0,8 61,0 700
terigu
Kelapa 20 35,4 0,3 1,5 1,5 500
Gula merah 5 18,8 0,0 4,9 4,9 100
Total 345,4 8,6 4,2 67,4
siang Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Tahu Bumbu Tahu 60 45,6 4,9 2,9 1,1 200
Kuning
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50

11
Daun 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
bawang
Santan 10 7,1 0,1 0,7 0,3 500
Merica 3 9,8 0,4 0,4 1,7 100
Cah sawi putih Sawi putih 50 7,5 1,1 0,1 1,8 500
Bawang 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
merah
Bawang 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
putih
Melon melon 100 47,1 0,2 0,1 12,1 1000
Total 308,2 10,4 4,5 58,6

malam Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500


Bola-bola Tempe 30 59,7 5,7 2,3 5,1 500
tempe
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Tepung 10 36,4 1,0 0,1 7,6 100
terigu
Sup Makaroni Labu siam 50 10,0 0,4 0,2 2,2 500
Wortel 20 7,2 0,2 0,1 1,6 500
Macaroni 15 19,0 1,0 0,2 1,6 500
Cah wortel Wortel 25 9,0 0,3 0,5 2,0 500
tahu
Tahu 10 7,6 0,8 0,0 0,2 500
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Daun 3 0,6 0,0 0,0 0,2 100
bawang
Buah Semangka 100 32,0 0,6 0,4 7,2 1000
Total 371,8 13,7 5,1 69,5
2 Pagi Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Tahu bumbu Tahu 40 30,4 3,2 1,9 0,8 500
Kuning
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,0 0,0 0,6 50
Kunyit 6 19,5 0,8 0,8 3,5 50
Merica 2 74,8 2,9 3,2 13,4 50
D. bawang 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
Tumis kangkung 75 11,3 1,7 0,2 1,6 500
kangkung
B. merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B. putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Total 327,1 12,4 6,5 61,5
snack roti tawar Roti tawar 50 137 4,4 1,5 26 1500

12
selai
Selai 10 7,9 0,1 0,0 2,0 500
Total 144,9 4,5 1,5 28,0
siang nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Bola-bola Tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5 500
tempe
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Tepung 10 36,4 1,0 0,1 7,6 100
terigu
Tumis wortel Wortel 30 10,8 0,3 0,2 2,4 500
jagung
Jagung 30 32,4 1,0 0,4 7,5 500
B. putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
B. merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
buah Semangka 100 32,0 0,6 0,4 0,2 1000
Total 401,3 16, 16, 5,3 75,2
1
malam nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Rolled egg Telur 50 77,6 6,3 5,3 0,6 1500
Wortel 10 3,6 0,1 0.1 0,8 500
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 6 2,6 0,1 0,0 0.6 50
Daun 8 1,7 0,1 0,1 0,5 100
bawang
Tumis bunga Bunga kol 40 8,8 0,4 0,2 1,8 5000
kol
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Daun 1,1 0,1 0,0 0,3 100
bawang
Sup jamur Jamur 20 5,4 0,4 0,1 1,0 1000
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Daun 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
bawang
Total 294,1 11,3 6,1 48,2

3 pagi nasi Beras 50 180,4 3,3 39,8 39,8 500


Tahu bumbu Tahu 60 45,6 4,9 1,1 1,1 500
kuning
B.Merah 5 2,2 0,1 0,5 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,6 0,6 50
Daun 5 1,1 0,1 0,3 0,3 100
bawang
Lengkuas 5 6,9 0,6 1,3 1,3 50

13
Kunyit 5 16,3 0,6 2,9 2,9 50
Cabe 3 0,8 0,0 0,2 0,2 50
Total 255,9 9 9,6 4,0 46,6
Tumis Kangkung 75 11,3 1,7 0,2 1,6 500
kangkung
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Total 16,2 1,99 0,2 2,7
snack Kue lapis T.Kanji 30 114,3 0,1 0,0 27,4 300
T.Terigu 20 72,8 2,1 0,2 15,3 200
Gula 5 19,3 0,0 0,0 5,0 100
Coklat 7 33,4 0,3 2,1 4,4 500
bubuk
Total 239,8 2,4 2,3 52,1
siang nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Rendang Jamurkaki 60 16,2 1,3 0,3 3,1 1000
jamur kaki
B.Merah 7 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 6 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Lengkuas 4 5,5 0,4 0,1 1,0 50
Total 207,0 0,5,2 0,7 45,0
Lodeh kuning Buncis 30 10,5 0,6 0,1 2,4 200
Jipang 30 6,0 0,3 0,1 1,3 200
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Daun 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
bawang
Kunyit 3 9,8 0,4 0,4 1,7 50
Total 32,1 1,4 0,7 6,8
Tumis bayam Bayam 60 22,2 2,2 0,1 4,4 500
B.Merah 4 1,8 0,1 0,0 0,4 50
B.Putih 6 5,3 0,2 0,0 1,2 50
Buah Pisang 100 92,0 1,0 0,5 23,4 1000
Total 121,3 3,4 0,7 29,4
malam nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 0,4 50
Telur puyuh Telur 50 92,5 6,4 6,9 0,0 1000
tauco puyuh
Tauco 10 18,4 1,1 0,6 0,2 1000
B.Merah 4 1,8 0,1 0,0 0,1 50
B.Putih 6 5,3 0,2 0,0 0,2 50
Total 298,4 11,1 7,8 44,4
Tumis sawi Sawi putih 60 9,0 1,4 0,1 1,3 200
putih
B.Merah 4 1,8 0,1 0,0 0,4 50
B.Putih 6 5,3 0,2 0,0 1,2 50
Total 16,1 1,6 0,2 2,9

14
Sup Jamur 20 5,4 0,4 0,1 1,0 1000
jamur+bihun
Bihun 30 114,3 0,1 0,0 27,4 100
B.Merah 7 3,1 0,1 0,0 0,7 50
B.Putih 6 5,3 0,2 0,0 1,2 50
Total 128,0 0,8 0,1 30,3
4 pagi nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Perkedel tahu Tahu 50 38,0 4,1 2,4 0,9 200
Telur 10 15,5 1,3 1,1 0,1 300
Wortel 15 5,4 0,2 0,1 1,2 200
D. bawang 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
T. terigu 20 72,8 2,1 0,2 15,3 200
Merica 3 9,8 0,4 0,4 1,7 50
Total 323,0 11,3 4,5 59,3
Tumis buncis Buncis 40 14,0 0,8 0,1 3,2 400
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 5 4,4 0,1 0,0 1,0 50
Total 20,6 1 1,0 0,2 4,7
Snack Bubur mutiara Sagu 50 190,5 0,2 0,1 45,7 500
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 10,0 100
Santan 20 14,2 0,1 1,3 0,6 500
Total 243,4 0,3 1,4 56,2
siang nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Tahu saus tahu 30 22,8 1,4 1,4 0,6 500
teriyaki
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Saos tomat 5 1,6 0,1 0,0 0,3 200
kecap 5 3,0 0,5 0,0 0,3 200
Wijen 5 28,6 0,9 2,5 1,2 200
Minyak 5 43,1 0,0 5,0 0,0 100
Total 284,4 7,4 7,4 43,2
Tumis labu Labu siam 75 15,1 0,7 0,2 3,2 200
siam
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Buah Papaya 100 39,0 0,6 0,1 9,8 1000
Total 58,9 1,4 0,3 14,1

Malam Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500


Telur mata Telur 50 77,6 6,3 5,3 0,6 1500
sapi sambal
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Daun 3 0,6 0,0 0,0 0,2 100
bawang

15
Cabai 2 0,5 0,0 0,0 0,1 100
Tomat 5 1,1 0,0 0,0 0,2 200
Total 265,1 9,9 5,7 41,9
Tumis Kangkung 50 7,5 1,1 0,1 1,0 500
kangkung
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Sup jipang Jipang 50 7,5 1,1 0,1 1,0 200
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Total 24,7 2,6 0,2 4,3

5 pagi nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500


Rollade egg telur 50 77,6 6,3 5,3 0,6 1500
macaroni
macaroni 20 25,4 1,3 1,4 2,1 1000
mentimun 10 1,3 0,1 0,0 0,3 100
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Tomat 2 0,4 0,0 0,0 0,1 100
Seledri 2 0,3 0,0 0,0 0,0 100
Daun 3 0,6 0,0 0,0 0,2 100
bawang
Tumis sawi Sawi putih 40 6,0 0,9 0,1 0,8 500
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Lodeh sayur k.panjang 20 7,0 0,4 0,1 1,6 500
Jipang 25 5,0 0,2 0,1 1,1 500
B.Merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
B.Putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Total 318,5 13,1 7,3 49,8
snack Martabak Lumpia 15 18,9 0,8 0,6 2,7 200
tahu
Telur 20 31,0 2,5 2,1 0,2 700
Daun 5 1,1 0,1 0,0 0,3 100
bawang
Tahu 20 15,2 1,6 1,0 0,4 500
Total 66,2 4,9 3,7 3,5

siang Nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500


Nugget tahu tahu 50 38,4 4,1 2,4 0,9 500
b.merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
b.putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
T.Terigu 10 36,4 1,0 0,1 7,6 100
telur 20 31,0 2,5 2,1 0,2 700
Tumis Buncis 30 10,5 0,6 0,1 2,4 200

16
buncis+wortel
Wortel 30 10,8 0,3 0,2 2,4 200
b.merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
b.putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Sup merah tomat 5 1,1 0,0 0,0 0,2 100

Sawi hijau 30 4,5 0,7 0,1 0,6 500


wortel 30 10,8 0,3 0,2 2,4 500
jagung 20 21,6 0,7 0,3 5,0 500
b.merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
b.putih 3 2,6 0,1 0,0 0,6 50
buah Papaya 100 39,0 0,6 0,1 9,8 1000
Total 398,6 14,6 5,9 74,7
malam nasi Beras 50 180,4 3,3 0,3 39,8 500
Opor telur Telur 50 77,6 6,3 5,3 0,6 1500
+ tahu
Tahu 30 22,8 2,4 1,4 0,6 500
Santan 20 14,2 0,1 1,3 0,6 500
b.merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
b.putih 2,6 0,1 0,0 0,6 50
Sop macroni Sawi 50 7,5 1,1 0,1 1,0 700
+sawi
Macaroni 20 25,4 1,3 1,4 2,1 1000
b.merah 5 2,2 0,1 0,0 0,5 50
b.putih 3 2,6 0,1 0,0 0,5 50
buah pisang 100 92,0 1,0 0,5 23,4 1000
Total 429,6 16,0 10, 70,3
4

17
L. Analisis Zat Gizi

No Waktu Zat Gizi Jumlah

1 Hari Peratama Energi 1366,7 Kkal

Karbohidrat 256,8 gr

Lemak 18,7 gr

Protein 48,1 gr

2 Hari Kedua Energi 1167,4 kkal

Karbohidrat 212,9 gr

Lemak 19.4 gr

Protein 24,3 gr

3 Hari Ketiga Energi 1314,8 kkal

Karbohidrat 260,2 gr

Lemak 16,7 gr

Protein 37,4 gr

4 Hari Keempat Energi 1220 kkal

Karbohidrat 223,7 gr

Lemak 19,7 gr

Protein 33,9 gr

5 Hari Kelima Energi 1212,9 kkal

Karbohidrat 198,3 gr

18
Lemak 27,3 gr

Protein 47,7 gr

M. Analisis Biaya
N Waktu Jumlah
o

1 Hari Pertama Rp 17.700

2 Hari Kedua Rp 16.100

3 Hari Ketiga Rp 19.700

4 Hari Keempat Rp 15.600

5 Hari Kelima Rp 16.800

6 Hari Keenam Rp 16.200

19
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis Bahan Makanan


Penderita penyakit ginjal kronik (PGK) bisa mengalami Malnutrisi
Energi Protein (MEP) atau kehilangan massa otot, lemak dan cadangan
protein visceral. Keadaan ini bukan saja disebabkan kurangnya asupan
makanan yang adekuat tetapi juga karena berkurangnya fungsi ginjal.
Tujuan asuhan gizi atau penatalaksanaan gizi pada pasien ginjal kronik
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, menurunkan morbiditas dan
mortalitas, memperlambat progresivitas penyakit ginjal, meminimalkan
toksisitas uremic serta yang tidak kalah pentingnya adalah mencegah
terjadinya malnutrisi.

N. Analisis Menu
Rumah sakit Advent Medan merupakan rumah sakit tipe C yang
memiliki pola hidup vegetarian yang memiliki pasien yang menderita
hipertensi .Menu diet telah disusun merupakan menu diet penderita
hipertensi .Dengan pemberian 4 kali pemberian makan meliputi 3 kali
makanan dan 1 kali snack.
Tabel 6. Analisis Menu

Waktu Analisis Menu

Warna Tekstur Rasa

Pagi Warna makanan Tekstur makanan Rasa makanan yang


yang disajikan yang disajikan tidak disajikan tidak pedas
bervariasi sehingga terlalu keras sehingga bagus untuk
menarik untuk sehingga pasien diet penderita
dinikmati bagi memudahkan hipertensi.

20
pasien diet penyakit penderita untuk
hipertensi. mengonsumsinya.

Snack Warna makanan Tekstur makanan Rasa makanan yang


yang disajikan disajikan tidak terlalu disajikan tidak
cukup menarik keras sehingga merangsang sehingga
sehingga tersebut memudahkan bagus untuk pasien
tertarik untuk penderita untuk penderita hipertensi.
menikmati nya. mengonsumsi nya

Siang Warna makanan Tekstur makanan Rasa makanan yang


yang disajikan yang disajikan tidak disajikan tidak
bervariasi sehingga terlalu keras merangsang dan tidak
menarik untuk sehingga,memudahk pedas sehingga bagus
dinikmati bagi an penderita untuk untuk pasien penderita
pasien penderita mengonsumsinya. hipertensi.
hipertensi.

Malam Warna makanan Tekstur makanan Rasa makanan yang


yang disajikan yang disajikan tidak disajikan tidak
bervariasi sehingga terlalu keras merangsang dan tidak
menarik untuk sehingga pedas sehingga bagus
dinikmati bagi memudahkan untuk pasien penderita
pasien penderita penderita untuk hipertensi
hipertensi. mengonsumsinya

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyusunan siklus menu 5 hari merupakan kombinasi menu yang


mempertimbangkan warna,tekstur,rasa dan aidak aroma.
2. Pemilihan warna sangat perlu diperhatikan agar menambah selera
makan pasien begitu juga dengan pengolahan menu dalam satu
siklus makan tidak dipadukan jenis pengolahan yang sama.
3. Dalam satu siklus menu terdiri atas makan pagi,snack pagi,makan
siang dan makan malam.
4. Dalam satu kali makan terdiri atas makanan pokok,lauk,sayuran
dan juga buah.
5. Penggunaan bumbu dan proses pengolahan menu disesuaikan
dengan kemampuan pasien dalam mengonsumsi makanan.

O. Saran

Dalam penyusunan siklus menu sangat diperhatikan


warna,tekstur,rasa dan aroma setiap menu agar pasien tertarik untuk
mengonsumsi.Pemilihan bahan makanan dan cara pengolahan juga
sangat perlu diperhatikan.

22
Daftar Pustaka

Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2011. (2013). Epidemiologi Ginjal
Kronik.

https://www.indozone.id/health/x0sz54l/sawi-putih-baik-dikonsumsi-oleh-
penderita-penyakit-ginjal-benarkah

http://katalog.ukdw.ac.id/id/eprint/4834

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien


Indonesia. 2008. Penuntun Diet. Jakarta PT.Gramedia Pustaka
Utama.

Kuncoro, Sri dan Soenanto, Hardi. 2005. Hancurkan Batu Ginjal dengan
Ramuan Herbal. Jakarta: Niaga Swadaya.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia. 2011. Konsensus Nutrisi Pada Penyakit


Ginjal Kronik. Jakarta: Indonesia, PERNEFRI.

Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit,


ed 4. Jakarta: EGC.

Susetyowati, Fasa Fara, Andari IH. 2016. Gizi Pada Penyakit Ginjal
Kronis, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi, Kurikulum Berbasis Kompetensi,

23
Untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai