Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ILMU BIOMEDIK DASAR

“Pengelompokan Zat Nutrisi”

Dosen Pengampu:
Nida, S.Si., M.Biomed, Apt.

Disusun Oleh:
Kelompok 4 :
1. Fadia Nur Firdaus (P17120019013)
2. Faradiba Salsabila R. (P17120019014)
3. Faradilah Shafa (P17120019015)
4.Febriyanti Nurcahya L. (P17120019016)
5. Muhammad Bagas N. (P17120019025)
6. Nida Dwi R. (P17120019026)
7. Nurunnisa (P17120019027)
8. Safitri Devi (P17120019028)
Kelas : 1A Keperawatan

PRODI D III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
Jl. Wijayakusuma Raya No. 47-48 Cilandak-Jakarta Selatan 12430
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pebgelompokkan Zat
Nutrisi.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehinga dapa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pengelompokkan Zat Nutrisi
ini dapat memberikan manfaat untuk mahasiswa Poltekkes Jakarta 1 untuk dijadikan referensi
pembelajaran.

Jakarta, November 2019


Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Diet........................................................................................................................ 2
2.2 Macam-macam Diet Penyakit ................................................................................................. 2
2.3 BMR (Body Mass Rate).......................................................................................................... 4
2.4 Termoregulasi ......................................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
1.1 Simpulan ................................................................................................................................. 9
1.2 Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dari tahun ke tahun, diet selalu menjadi topik perbincangan hangat di Indonesia.
Sebab menurut beberapa hasil riset, tubuh ramping merupakan bentuk tubuh ideal bagi
banyak kalangan, terutama kalangan wanita. Untuk mengetahui ideal atau tidaknya
tubuh seseorang, diperlukan menghitung Indeks Massa Tubuh.
Perlu diketahui, sebenarnya ada penyalahgunaan kata diet disini. Maka dari itu,
kelompok kami akan membahas makna diet sesungguhnya beserta macam-macam diet
dan juga membahas cara menghitung BMR.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan diet?
2. Apa saja macam-macam diet penyakit?
3. Apa yang dimaksud dengan BMR dan bagaimana perhitungannya?
4. Apa yang dimaksud dengan termoregulasi dan bagaimana mekanismenya?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk memahami prinsip fisika dan biokimia.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan pengertian diet
2. Untuk menjelaskan macam-macam diet penyakit
3. Untuk menjelaskan pengertian BMR dan cara menghitungnya
4. Untuk menjelaskani pengertian termoregulasi dan mekanismenya

1.4 Manfaat
1. Bisa dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa Poltekkes Jakarta 1
2. Bisa dijadikan bahan referensi bagi civitas akademi Poltekkes Kemenkes Jakarta1
3. Bisa dijadikan bahan referensi bagi Kementrian Kesehatan
4. Bisa dijadikan bahan referensi bagi masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diet


Diet sering disalah artikan sebagai usaha mengurangi makan untuk
mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.
Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah mengatur
pola makan. Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan
konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi,
atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita,
kesehatan, atau penurunan berat badan.

Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam
mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang
ideal .

2.2 Macam-macam Diet Penyakit


Ada beberapa macam diet yang dilakukan dalam rangka mencapai kesembuhan
dari suatu penyakit, sebagai berikut:
a. Diet untuk penderita Diare
Pengaturan makanan secara umum untuk penderita diare biasanya cairan harus
cukup, larutan oralit. Suhu yang makanan hangat, bentuk makanan lunak, bumbu
tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
b. Diet untuk pendenderita campak
Adalah makanan yang mempunyai tekstur lunak. Kebutuhan kalori lebih tinggi dari
pada kebutuhan normal. Sumber protein 1½ x kebutuhan normal. Makanan
diberikan dalam porsi kecil tetapi lebih sering yaitu 5-6 kali sehari.
c. Diet rendah purin
Diet rendah purin biasanya diberikan kepada penderita gout. Gout adalah suatu
penyakit yang berhubungan dengan kelebihan kadar asam urat dalam tubuh. Kadar
purin (asam urat) dalam makanan sehari-hari dengan mengganti daging dengan
tempe, atau dengan yang lebih rendah kadar purinnya seperti telur, susu dan keju.
Diet rendah purin hanya mengandung 120-150 mg purin (makanan normal sehari-

2
hari hanya 600-1000 mg), cukup kalori, protein, mineral dan vitamin. Hidrat arang
tinggi dan lemak sedang. Banyak minum dapat membantu mengeluarkan asam urat
yang berlebihan.
d. Diet Diabetis Mellitus (DM)
Tujuannya adalah supaya makanan yang disajikan sesuai dengan kesanggupan
tubuh untuk menggunakannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah kalori
sesuai dengan berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, aktifitas, kelainan metabolik
dan suhu tubuh. Gula murni tidak boleh digunakan dan jumlah karbohidrat
disesuaikan dengan kesanggupan tubuh.
e. Diet tinggi serat
Diet ini disebut juga diet rendah kalori dan diberikan dengan tujuan merangsang
peristaltik usus agar dapat normal kembali. Makanan diperuntukkan bagi penderita
obtivasi dan penyakit vertikular. Syarat diet ini cukup kalori dan vitamin banyak
cairan (2-2½ liter kalori). Jenis bahan makanan yang dianjurkan beras tumbuk,
beras ketan hitam, kacang-kacangan, sayuran mentah, dan buah yang dimakan
dengan kulitnya.
f. Diet rendah kalori
Diet ini ditujukan untuk menurunkan berat badan bagi penderita kegemukan. Syarat
utamanya dalam makanan kalori dikurangi 500-1000 kalori dibawah kebutuhan
normal. Pengurangan dilakukan pada karbohidrat dan lemak, sedangkan pada
protein harus sedikit diatas kebutuhan normal.
g. Diet penyakit jantung
Bertujuan untuk member makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan
jantung, mencegah penimbunan garam dan air. Syarat utamanya untuk diet ini
adalah rendah kalori, protein dan lemak sedang, vitamin dan mineral cukup, dan
rendah garam.
h. Diet untuk penderita batu empedu
Diet ini bertujuan untuk memberikan istirahat pada kantong empedu, mengurangi
rasa sakit, memelihara berat badan normal dan keseimbangan cairan tubuh. Syarat
makanan bagi penderita batu empedu adalah lemak yang diberikan harus yang
mudah dicerna, kalori, protein dan karbohidrat cukup, tinggi vitamin yang larut
dalam lemak (A, D, E, K), cukup mineral, banyak air, dan bumbu yang tidak
merangsang. Porsi yang diberikan kecil tetapi sering.

3
i. Diet hati rendah garam
Diet ini tujuannya adalah untuk memperbaiki gangguan pada fungsi hati. Pemberian
makanan untuk diet ini harus memenuhi syarat karbohidrat tinggi, lemak dan
protein disesuaikan dengan kondisi tubuh, cukup mineral dan vitamin. Hindari
makanan yang mengandung gasal (singkong, ketan, ubi dan talas) dan makanan
yang mengandung bumbu yang merangsang.

2.3 BMR (Body Mass Rate)


Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) adalah
kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh
yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang
diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan lain-lain
alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk mempertahankan
suhu tubuh. Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari
digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh. Angka metabolisme
basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan per jam. Angka ini berbeda
antar orang dan mungkin pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan
fisik dan lingkungan.
Perhitungan BMR dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas permukaan
tubuh, jumlah jam tidur, aktivitas, status hamil dan menyusui, hormon, usia, seks, jenis
kelamin, demam, lapar, dan status kesehatan. BMR awal dapat diketahui dengan
menghitungnya dengan perhitungan:
BMR awal = BP x 24 jam x 1 kkal
Adapun dasar perhitungan BMR yaitu:
1. Berat perhitungan (BP)

Keterangan:
BI = Berat Ideal

BN = Berat Nyata

4
2. Jumlah kalori per hari
3. Faktor Lain:
a. Aktivitas dan kesehatan
Tingkat Jenis Aktivitas Kebutuhan
Aktivitas Kalori
Istirahat Tidur, berbaring, duduk, + 20%
nonton TV.
Ringan Menulis, menjahit, + 30%
mencuci piring,
menghias ruangan.
Sedang Mencuci baju tanpa + 40%
mesin cuci,
menyetrika berdiri,
mengepel lantai.
Berat Menggergaji pohon + 50%
dengan gergaji
tangan, menarik beca,
bersepedah jauh.
Untuk menghitung kalori aktivitas = Kebutuhan Kalori x BMR Netto
b. Hamil ( +300 kkal)
c. Menyusui ( +500 kkal)
d. Jumlah jam tidur (Lama tidur x BP x 0,1 kkal)

4. Pengaruh dinamik khusus makanan (SDA)

Salah satu cara untuk menilai apakah berat badan kita sehat atau tidak, maka
diperlukan pengetahuan mengenai nilai Indeks Massa Tubuh kita. Cara mengetahuinya
yaitu dengan menghitung menggunakan rumus lalu melihat nilai normal IMT. Rumus
IMT:
(weight in kilograms)
𝐵𝑀𝐼 =
height in meters 2

5
Jika ingin mengetahui berat badan kita normal atau tidak, juga perlu dipantau
melalui nilai normal IMT. Untuk lebih jelasnya silakan lihat klasifikasi skala BMI
menurut WHO berikut.
• Underweight <18.5 kg/m2 menunjukkan berada badan rendah tetapi resiko terhadap
masalah klinis kian meningkat.
• Batas Normal 18.5-24.9 kg/m2 menunjukkan berat badan normal
• Overweight >25kg/m2 menunjukkan berat badan berlebihan
• Pre-obese 25.0-29.9 kg/m2 Meningkat
• Obese I 30.0-34.9 kg/m2 Sedang
• Obese II 35.0-39.9 kg/m2 Berbahaya
• Obese III >40 kg/m2 Sangat berbahaya
Untuk Indonesia, ambang batas telah dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman
klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Hingga pada akhirnya diambil
kesimpulan, ambang batas BMI untuk Indonesia menurut departemen kesehatan adalah
sebagai berikut:
• Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
• Kekurangan berat badan tingkat ringan antara 17,0 hingga 18,4
• Normal antara 18,5 hingga 25,0
• Kelebihan berat badan tingkat ringan antara 25,1 hingga 27,0
• Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

2.4 Termoregulasi
Termoregulasi berasal dari kata “thermos” yang berarti panas dan
“regulation”yang berarti pengaturan. Termoregulasi merupakan usaha untuk
mempertahankan keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas sehingga
suhu tubuh tetap konstan dan dalam batas normal (Yunanto, 2008; Vander, 2011).
Pusat pengaturan suhu tubuh manusia terdapat dihipotalamus melalui reseptor
yang peka terhadap sirkulasi darah dan melewati otak (suhu inti). Hipotalamus
mengontrol suhu tubuh melalui stimulasi saraf otonom kelenjar keringat ketika suhu
eksternal naik ataupun turun (Brueggemeyer, 2011). Bagian otak yang berperan dalam
pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior.
Hipotalamus anterior (AH/POA) berperan dalam peningkatan kehilangan panas,
vasodilatasi dan pengeluaran keringat sedangkan hipotalamus posterior (PH/POA)
berfungsi dalam penyimpanan panas, penurunan aliran darah, piloerektil, menggigil,

6
produksi panas, sekresi hormon tiroid, sekresi epinefrin dan norepinefrin serta 7
peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR) (Vander, 2011; Brueggemeyer, 2011).
Saat terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme
homeostasis yang membantu produksi panas melalui mekanisme umpan balik negatif
dengan meningkatkan suhu tubuh sampai batas normal. Termoreseptor di kulit dan
hipotalamus mengirimkan impuls saraf ke area preoptikdan pusat peningkatan panas di
PH/POA serta sel neurosekretorik hipotalamus yang menghasilkan hormon Thyrotropin
Releasing Hormon (TRH). Hipotalamus mengirimkan impuls saraf dan menyekresi
TRH, yang merangsang tirotropin di 8 kelenjar pituitari anterior untuk melepaskan
Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Impuls saraf di hipotalamus dan TSH kemudian
mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ efektor meningkatkan suhu
tubuh agar mencapai nilai normal, diantaranya adalah: a. Impuls saraf merangsang saraf
simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kulit. Vasokonstriksi akan
menurunkan aliran darah hangat, sehingga terjadi perpindahan panas dari organ dalam
ke kulit. b. Impuls saraf di saraf simpatis menyebabkan pelepasan epinefrin dan
norepinefrin oleh medula adrenal kedalam darah untuk meningkatkan metabolisme
selular dalam upaya termogenesis. c. Pusat produksi panas merangsang bagian otak
untuk meningkatkan tonus otot dan produksi panas. Tonus otot meningkat dan terjadi
siklus berulang yang disebut menggigil, sehingga produksi panas tubuh meningkat
hingga empat kali dari BMR dalam waktu beberapa menit. d. Kelenjar tiroid
memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan hormon tiroid ke dalam darah.
Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan meningkatkan metabolic rate dan
suhu tubuh (Kurz, 2008). Jika suhu tubuh meningkat di atas normal maka putaran
mekanisme umpan balik negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas.
Impuls saraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit,
sehingga kulit menjadi hangat dan kelebihan panas akan dikeluarkan ke lingkungan
(Kurz, 2008;Brueggemeyer, 2011). 9 Tubuh memiliki tiga respons utama dalam proses
termoregulasi, yaitu respons aferen, regulasi sentral dan respons eferen. Rangsangan
diterima dan diteruskan oleh neuron yang mempunyai reseptor termosensitif di kulit,
jaringan dalam, medula spinalis dan otak.Input aferen dari perubahan tersebut diproses
di otak untuk memulai respons eferen yang sesuai. Tubuh dapat menggigil atau
berkeringat, atau vasodilatasi kutaneus tergantung pada respons yang diperlukan (Kurz,
2008; Yunanto, 2008).

7
Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses termoregulasi antara lain usia,
aktivitas, jenis kelamin, irama sirkardian, stress, lingkungan, kerusakan organ,
kecepatan metabolisme basal, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon seks,
demam dan status gizi (Yunanto, 2008; Sedin, 2011).

8
BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan

Diet sering disalahartikan sebagai usaha mengurangi makan untuk mendapatkan


berat tubuh yang ideal atau mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Padahal,
berdasarkan asal serapan katanya secara umum diet dapat di defenisikan sebagai usaha
seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan
berat badan yang ideal. Ada beberapa macam diet yang dilakukan dalam rangka
mencapai kesembuhan dari suatu penyakit, seperti: Diet untuk penderita Diare, Diet
untuk penderita campak, Diet rendah purin, Diet Diabetes Mellitus (DM), Diet tinggi
serat, Diet rendah kalori, Diet penyakit jantung, Diet untuk penderita batu empedu, dan
Diet hati rendah garam.
Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) adalah
kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh
yang vital. Perhitungan BMR dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas permukaan
tubuh, jumlah jam tidur, aktivitas, status hamil dan menyusui, hormon, usia, seks, jenis
kelamin, demam, lapar, dan status kesehatan.
Termoregulasi merupakan usaha untuk mempertahankan keseimbangan antara
produksi panas dan pengeluaran panas sehingga suhu tubuh tetap konstan dan dalam
batas normal (Yunanto, 2008; Vander, 2011). Pusat pengaturan suhu tubuh manusia
terdapat dihipotalamus. Hipotalamus mengontrol suhu tubuh melalui stimulasi saraf
otonom kelenjar keringat ketika suhu eksternal naik ataupun turun (Brueggemeyer,
2011). Bagian otak yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperan dalam
peningkatan kehilangan panas, vasodilatasi dan pengeluaran keringat sedangkan
hipotalamus posterior (PH/POA) berfungsi dalam penyimpanan panas, penurunan
aliran darah, piloerektil, menggigil, produksi panas, sekresi hormon tiroid, sekresi
epinefrin dan norepinefrin serta 7 peningkatan Basal Metabolic Rate (BMR) (Vander,
2011; Brueggemeyer, 2011). Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses
termoregulasi antara lain usia, aktivitas, jenis kelamin, irama sirkardian, stress,
lingkungan, kerusakan organ, kecepatan metabolisme basal, hormon pertumbuhan,
hormon tiroid, hormon seks, demam dan status gizi (Yunanto, 2008; Sedin, 2011).

9
1.2 Saran
Sebaiknya para pembaca jangan hanya terpaku pada makalah ini saja untuk
menambah referensi, karena makalah kami masih banyak kekurangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cariken.com/2018/10/cara-menghitung-bmi-menurut-who-dan-depkes.html?m=1
diakses pada tanggal 5 November 2019
http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/615-diet-untuk-berbagai-penyakit.html diakses
pada tanggal 8 November 2019
(Placeholder1)

11

Anda mungkin juga menyukai