Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Disusun Oleh Kelompok IV :
Tingkat : II-A
AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan kasus yang
diberikan oleh dosen selaku mata ajar Gizi dan Diet. Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi dan Diet.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Pancaningsih., S.Kep., M.Kep selaku Koordinator dan Dosen Mata Kuliah
Gizi dan Diet
2. Ns. Puji Lestariani., S.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Gizi dan Diet
3. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada kami untuk
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................3
A. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT).........................................................3
1. Pengertian Diet ETPT.....................................................................................3
2. Tujuan Diet ETPT...........................................................................................3
3. Syarat Diet ETPT............................................................................................3
4. Indikasi Diet ETPT.........................................................................................3
5. Jenis Diet ETPT..............................................................................................4
6. Bahan Makanan Yang Dianjurkan..................................................................4
7. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan........................................................5
8. Nilai gizi ETPT...............................................................................................5
9. Contoh menu sehari ETPT..............................................................................5
B. Diet Energy Rendah (DER)................................................................................6
1. Pengertian DER.............................................................................................6
2. Tujuan DER....................................................................................................7
3. Syarat DER.....................................................................................................8
4. Prinsip DER..................................................................................................10
5. Indikasi DER.................................................................................................10
6. Jenis DER......................................................................................................10
7. Nilai Gizi DER..............................................................................................11
ii
8. Pembagian Menu Sehari DER......................................................................11
9. Makanan Yang Dianjurkan Dan Yang Tidak Dianjurkan..............................13
BAB III........................................................................................................................15
PEMBAHASAN..........................................................................................................15
A. Kasus I..............................................................................................................15
B. Hasil Diskusi I..................................................................................................15
C. Kasus II.............................................................................................................19
Hasil Diskusi II........................................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................24
PENUTUP...................................................................................................................24
A. Kesimpulan.......................................................................................................24
B. Saran.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia ketiga,
termasuk indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak pada
melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kemetian,
serta timbulnya gangguan kecaerdasan dan kognitif anak. Diet adalah jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu, jenis diet
sangat dipegaruhi oleh latarbelakang individu atau keyakinan yang dianut
masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu
kelompok masyarakat biasanya memiliki prefensi atau pantangan terhadap
beerapa jenis makanan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diit energy tinggi protein tinggi dan diit energy
rendah?
2. Apa tujuan dari diit ETPT dan DER?
3. Bagaimana syarat dari diit ETPT dan DER?
4. Apa saja yang menjadi indikasi untuk diaplikasikannya diit ETPT dan DER?
5. Apa saja jenis diit dari ETPT dan DER?
6. Bagaimana pembagian menu sehari pada diit ETPT dan DER?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa memahami tentang diit energy tinggi dan protein tinggi yang
meliputi: pengertian, tujuan, syarat, indikasi, jenis, bahan makanan yang
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, nilai gizi dan pembagian menu sehari-hari.
Serta mahasiswa dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
5. Jenis Diet ETPT
ETPT I yaitu 2600 kkal, protein 100 gr (2 gr/kgBB)
ETPT II yaitu 3000 kkal, protein 125 gr (2.5 gr/kgBB)
Bahan ETPT I ETPT II
gr Ukuran gr ukuran
Makanan
Susu 200 1 gelas 400 2 gelas
Telur ayam 50 1 butir 100 2 butir
Daging 50 1 potong 100 2 potong
Formula 200 1 gelas 200 1 gelas
komersial
Gula pasir 30 3 sendok makan 30 3 sendok makan
4
b. Lemak dan minyak: santan kental
c. Minuman: minuman rendah energy
d. Bumbu: bumbu yang tajam: seperti cabe dan merica
5
Diet ini berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih dari semua kelompok
makanana, walaupun energi rendah, cukup pada semua zat gizi. Diet ini
adalah pilihan yang terbaik pada individu dengan berat badan kurang dari
30% kelebihan berat badan dan diijinkan kehilangan sekitar 0,5 1
kg/minggu. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 700 kkal, jadi penurunan
berat badan ini terwujud dengan mengkonsumsi kurang 500 1000 kalori dari
kebutuhan total kalori yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energy
sehari. Makanan yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat dapat dipakai
untuk merencanakan diet rendah kalori yang seimbang. Karbohidrat
mempunyai kurang dari setengah kalori lemak/ gram, dan metabolism dari
karbohidrat menyebabkan lebih banyak efek termik atau hilangnya panas
(dan kehilangan kalori) daripada lemak.
Diet sangat rendah energi. Diet sangat rendak energy adalah menyiapkan
hanya 400 800 kkal/hari. Aturan umum untuk mengikuti diet sagat rendah
kenergi untuk 12 16 minggu, diikuti secara bertahap dengan makanan biasa
lebih dari 3 minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan non energi harus
sedikitnya 2 liter/hari untuk mencegah dehidrasi. Kehilangan 1,5 2,3
kg/minggu terjadi pada diet sangat rendah energy, dengan kehilangan massa
otot, tetapi juga kehilangan masa otot selama periode diet ini. Karena itu
penggunaannya terbatas hanya pada orang-orang yang sedikitnya kegemukan
30%. Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih banyak, tapi
juga massa otot lebih besar dibandingkan individu yang kurang gemuk.
Akibatnya obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot selama
pembatasan kalori yang sangat ketat dibandingkan orang yang obesitas berat.
Diet yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada diet sangat rendah
energipada tahun 70-an, yang menyebabkan lebih dari 70 kematian,
kebanyakan akibat artrofi miokard. Walaupun demikian, diet ini baru dapat
dimulai setelah pasien menjalani pemeriksaan kesehatan termasuk
6
elektrokardiogram, dan peserta diet harus menjalani pengukuran elektrolit
secara teratur dan serig diperiksa oleh dokter. Diet tanpa supervise sering
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan asam
urat, kelelahan hebat, pusing dan sakit kepala; pada penggunaan diit ini
terdapat potensi jangka panjang yaitu disritmia ventricular, serta terjadi
makanan yang berlebihan setelah menjalani diet yang sangat ketat.
2. Tujuan DER
a. Mencapai atau mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender,
dan kebutuhan fisik
b. Mencapai IMT normal yaitu 18,5 25 kg/m
c. Mengurangi asupan energy sehingga penurunan berat badan sebanyak -
1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan
mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.
3. Syarat DER
a. Energy rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan
dilakukan secara bertahap dengan memperimbangkan kebiasaan makan
dari segi kualitas mau[un kuantitas. Untuk menurunkan berat badan
sbeanyak - 1 kg/minggu, asupan energy dikurangi sebanyak 500 s.d 1000
kal/haridari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energy normal
dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
7
kebutuhan energi harian. Pengurangan energi dilakukan secara bertahap
dengan mempertimbangkan kebiasaan makanan menyangkut kualitas dan
kuantitasnya. Dengan demikian akan terjadi penurunan berat badan secara
bertahap dan tubuh dapat melakukan adaptasi sempurna sehingga
kemungkinan untuk kembali gemuk sangat kecil.
b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1 1.5 g/kgBB/hr atau 15 20% dari
kebutuhan energy total. Protein diberikan 20% dari kebutuhan energi total,
lebih dianjurkan lagi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani berasal
dari daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, susu, keju tanpa
lemak. Adapun pemenuhan kebutuhan protein nabati seperti tahu, tempe,
susu kedelai dan kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau
ditambahkan santan.
8
Sayuran dikonsumsi setiap hari minimal 3 porsi (3 mangkok) dan buah 5
porsi yaitu 3 kali pada saat makan utama dan 2 kali pada waktu makan
selingan. Susu non fat dapat diminum pada waktu bangun tidur atau saat
menjelang tidur.
f. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 3 kali makan selingan
g. Cairan cukup 6 8 gelas/hr
h. Serat tinggi. Serat diberikan 20-30 gram. Perbanyak asupan serat dari
sayuran yang diolah secara direbus, di tumis dengan sedikit minyak atau
dimakan segar. Dianjurkan pula untuk mengonsumsi buah-buahan yang
mengandung serat, misalnya di jus atau dikonsumsi langsung dalam bentuk
buah segar
4. Prinsip DER
Diet rendah energi gizi seimbang banyak dianjurkan oleh badan-badan
kesehatan dunia. Prinsip dasar pemikiran utama diet ini adalah pembatasan
energi sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari dengan mengurangi
sumber energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat. Selain dianjurkan
peningkatan pengeluaran energi melalui latihan fisik, diet rendah energi gizi
seimbang memberikan banyak pilihan makanan yang dapat dikonsumsi
sehingga tercapai pemenuhan kebutuhan zat gizi dan penurunan berat badan
secara bertahap. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk beradaptasi dengan perubahan pola makannya dan menerapkannya pada
kehidupan sehari-hari dalam jangka panjang.
5. Indikasi DER
Diet ini diberikan kepada pasien yang berdasarkan penghitungan mempunyai
IMT > 25 kg/m. sesuai dengan kemampuan pasien, diet energy rendah dapat
diberikan secara bertahap. Untuk itu perlu dilakukan konsultasi secara
perorangan. Diet ini diberikan sampai tercapai berat badan normal.
9
6. Jenis DER
a. DER I yaitu dengan mengonsumsi energy sebanyak 1200 kkal
b. DER II yaitu dengan mengonsumsi energy sebanyak 1500 kkal
Bahan DER I DER II
Gr ukuran gr Ukuran
Makanan
Beras 125 2 gelas nasi 175 2 gelas nasi
Telur ayam 25 butir 50 1 butir
Ikan 100 2 potong 150 3 potong
Tempe 100 4 potong 100 4 potong
sedang sedang
Sayur 250 2 gelas 300 3 gelas
Buah 500 5 potong 500 5 potong
papaya papaya
Minyak 10 1 sdm 15 1 sdm
Tepung susu 20 4 sdm 20 1 sdm
skim
10
Sayur 50 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 potong 100 1 potong sedang
Minyak sedang 5 sdm
10.00
Tepung susu 20 4 sdm 20 4 sdm
skim
Buah pepaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Siang:
Nasi 50 gelas 75 1 gelas
Telur 50 1 potong sedang 75 1 potong besar
Tempe 50 2 potong sedang 50 2 potong sedang
Sayur 100 1 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Minyak 5 sdm 5 sdm
15.00 papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Malam:
Nasi 50 gelas 50 gelas
Telur 50 1 potong sedang 75 1 potong besar
Tempe 50 2 potong sedang 50 2 potong sedang
Sayur 100 1 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Minyak 5 sdm 5 sdm
11
9. Makanan Yang Dianjurkan Dan Yang Tidak Dianjurkan
12
susu full krim atau susu
kental manis
Lemak Minyak tak jenuh tunggal Minyak kelapa, kelapa dan
atau ganda, seperti minyak santan
kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak
jagung yang tidak
digunakan untuk
menggoreng
13
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus I
Tn. A mengalami sakit usus buntu dan harus dilakukan operasi sore hari,
mengeluh mual dan muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada
saat dilakukan operasi mengalami perporasi akibat penyakit usus buntu yang
telah lama, setelah 2 hari mengalami masalah yaitu muntah terus menerus dan
harus dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn. A juga mengalami
konstipasi. Pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD 150/100 mmHg, ND :
96x/mnt, RR 28x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan labolatorium mengalami
kenaikan seperti : asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu
dilakukan beberapa diet. TB 165 cm, BB 45 kg, Umur 40
B. Hasil Diskusi I
14
Menurut kelompok kami, diet yang cocok diberikan adalah diet ETPT
dikarenakan diet ini di indikasikan untuk pasien post op seperti Tn. A.
BBI = (TB 100) 10% (TB 100)
= (165 100) 10% (165 100)
= 65 6,5
= 59,5 kg
IMT = BB (kg)
TB (m)2
= 45 kg
1,65 x 1,65
= 45
2,7225
= 16,52, klien mengalami kekurangan berat badan lebih
15
= 394 kkal atau 99 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2625
= 263 kkal atau 29 gram
Kebutuhan lemak = 25% x 2625
= 656 kkal atau 73 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2625
= 1575 kkal atau 394 gram
Kebutuhan karbohirat = 75% x 2625
= 1969 kkal atau 492 gram
Kebutuhan diatas adalah kebutuhan normal untuk usia seperti Tn. A, sedangkan
kebutuhan klien sebanyak:
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 15% x 2605 kkal
= 391 kkal atau 98 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 25% x 2605
= 651 kkal atau 72 gram
Menurut kelompok kami, diet ETPT yang tepat adalah diet ETPT dengan Jenis I
karena mendekati dengan AKG klien. Pemberian jenis diet disesuaikan oleh kondisi
klien, dan jenis ini diberikan secara bertahap, ketika klien mengalami kenaikan berat
badan, maka IMT klien akan dihitung kembali untuk menentukan jenis diet
berikutnya.
16
Kebutuhan Diit perhari Tn. A
Kebutuhan total 2605 kkal
25/100 x 2605 = 651 kal (makan pagi)
10/100 x 2605 = 260 kal (selingan)
30/100 x 2605 = 781 kal (makan siang)
10/ 100 x 2605 = 260 kal (selingan)
25/100 x 2605 = 651 kal (makan malam)
17
Susu sapi 1 gelas 125 kalori
C. Kasus II
Tn. A mengalami sakit usus buntu dan harus dilakukan operasi sore hari,
mengeluh mual dan muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada saat
dilakukan operasi mengalami perporasi akibat penyakit usus buntu yang telah
lama, setelah 2 hari mengalami masalah yaitu muntah terus menerus dan harus
dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn. A juga mengalami konstipasi.
Pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD 150/100 mmHg, ND : 96x/mnt, RR
28x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan labolatorium mengalami kenaikan seperti :
asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu dilakukan beberapa diet.
TB 148 cm, BB 70 kg, Umur 40
Hasil Diskusi II
BBI = (TB 100) 10% (TB 100)
= (148 100) 10% (148 100)
= 48 4,8
= 43,2 kg
IMT = BB (kg)
TB (m)2
= 70 kg
1,48 x 1,48
= 70
2,1904
= 31,9 jadi klien mengalami kelebihan berat badan lebih
18
BB standar
= 70 x 2625
62
= 2963 kkal 500 = 2463
Karena kebutuhan gizi klien lebih, maka dikurang 500 kkal untuk mencapai berat
badan yang ideal sesuai dengan kebutuhan gizinya
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 10% x 2625 kkal
= 263 kkal atau 66 gram
Kebutuhan protein = 15% x 2625 kkal
= 394 kkal atau 99 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2625
= 263 kkal atau 29 gram
Kebutuhan lemak = 25% x 2625
= 656 kkal atau 73 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2625
= 1575 kkal atau 394 gram
Kebutuhan karbohirat = 75% x 2625
= 1969 kkal atau 492 gram
Kebutuhan diatas adalah kebutuhan normal untuk usia seperti Tn. A, sedangkan
kebutuhan klien sebanyak:
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 10% x 2463 kkal
= 241 kkal atau 60 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2463
19
= 246 kkal atau 27 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2463
= 1478 kkal atau 369 gram
Menurut kelompok kami, diit energy rendah yang tepat adalah diit energy rendah
jenis II karena klien tidak mengalami kelebihan berat badan berat atau dalam
karakteristik obesitas. Pemberian jenis diet disesuaikan oleh kondisi klien, dan
jenis ini diberikan secara bertahap, ketika klien mengalami penurunan berat
badan, maka IMT klien akan dihitung kembali untuk menentukan jenis diet
berikutnya.
20
(10.00)
Siang Nasi gelas 175 kalori
12.00 Sosis potong sedang 150 kalori
Sayur oyong 1 mangkok kecil 138 kalori
Telur 1 butir 75 kalori
Susu 1 gelas 125 kalori
Melon 1 potong besar 50 kalori
Selingan Roti isi coklat 1 lembar 250 kalori
16.00
Malam Nasi gelas 175 kalori
19.00 Ikan 1 potong sedang 50 kalori
Tempe 1 potong 75 kalori
Sayur kacang 1 mangkok kecil 118 kalori
panjang +
jagung
Susu sapi 1 gelas 125 kalori
Papaya 1 potong besar 50 kalori
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet energy tinggi dan protein tinggi adalah diet yang mengandung energy dan
protein diatas kebutuhan normal. Dengan tujuan untuk mmenuhi kebutuhan
energy dan protein klien, memperbaiki jaringan dan menambah berat badan
klien. Syarat pemberian diit ini yaitu dengan pemberian protein, karbohidrat,
lemak, serat, vitamin dan kebutuhan lainnya sesuai dengan yang sudah
ditentukan. Diit ini diindikasikan untuk klien post operasi, kurang energy
protein, hipertiroid, hamil, dan kekurangan gizi. Pada diit ini terdapat 2 jenis,
jenis diit ETPT I dan II. Setiap jenis diit memiliki nilai kalori yang berbeda-
beda. Diit ini disesuaikan oleh angka kebutuhan gizi dari klien.
Diit energy rendah adalah diet yang energinya dibawah kebutuhan normal,
cukup vitamin dan mineral banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam
proses penurunan berat badan. Tujuan diit ini adalah untuk mencapai IMT
normal, dan syaratnya adalah energy rendah, protein sedikit lebih tinggi,
lemak sedang, karbohidrat sedikit lebih rendah, dan vitamin serta mineral
yang cukup. Diit ini diindikasikan untuk orang yang memiliki IMT obesitas,
pada diit ini terdapat 2 jenis, jenis diit DER I dan II.
Pada kasus dapat diketahui bahwa klien baru saja melalui proses operasi,
sehingga diit yang tepat ialah dengan memberikan diit ETPT dan DER dengan
jenis yang bertahap, disesuaikan oleh kondisi klien.
B. Saran
Diet merupakan tindakan untuk menyesuaikan zat gizi dengan kebutuhan.
Untuk itu sebagai mahasiswa harus memahami tentang diit, agar dapat
22
mengaplikasikan dengan baik, macam diit ETPT dan DER dikehidupan
sehari-hari.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1978.
Penuntun diet Edisi kedua buku pertama. Jakarta: Pt. Gramedia
Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
2005. Penuntun diet edisi baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Moore, Mary Courtney. 1997. Buku pedoman terapi diet dan nutrisi. Jakarta:
Hipokrates