Anda di halaman 1dari 28

Diet Tinggi Protein dan Diet Energi Rendah

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Disusun Oleh Kelompok IV :

1. Fifi Luthfiyah 34403014016


2. Maghfirotun Septyani 34403014024
3. Mutia Rahmadaniyah 34403014025
4. Widya Susilaningrum 34403014045

Tingkat : II-A
AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA
DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
Tahun 2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan kasus yang
diberikan oleh dosen selaku mata ajar Gizi dan Diet. Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi dan Diet.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. Pancaningsih., S.Kep., M.Kep selaku Koordinator dan Dosen Mata Kuliah
Gizi dan Diet
2. Ns. Puji Lestariani., S.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Gizi dan Diet
3. Dan juga untuk teman-teman yang selalu memberikan support kepada kami untuk
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan


keterbatasan, tentu hasil makalah ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Allah meridhai hasil makalah ini.Amin ya rabbal alamin.

Jakarta, 15 Desember 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................................3
A. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT).........................................................3
1. Pengertian Diet ETPT.....................................................................................3
2. Tujuan Diet ETPT...........................................................................................3
3. Syarat Diet ETPT............................................................................................3
4. Indikasi Diet ETPT.........................................................................................3
5. Jenis Diet ETPT..............................................................................................4
6. Bahan Makanan Yang Dianjurkan..................................................................4
7. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan........................................................5
8. Nilai gizi ETPT...............................................................................................5
9. Contoh menu sehari ETPT..............................................................................5
B. Diet Energy Rendah (DER)................................................................................6
1. Pengertian DER.............................................................................................6
2. Tujuan DER....................................................................................................7
3. Syarat DER.....................................................................................................8
4. Prinsip DER..................................................................................................10
5. Indikasi DER.................................................................................................10
6. Jenis DER......................................................................................................10
7. Nilai Gizi DER..............................................................................................11

ii
8. Pembagian Menu Sehari DER......................................................................11
9. Makanan Yang Dianjurkan Dan Yang Tidak Dianjurkan..............................13
BAB III........................................................................................................................15
PEMBAHASAN..........................................................................................................15
A. Kasus I..............................................................................................................15
B. Hasil Diskusi I..................................................................................................15
C. Kasus II.............................................................................................................19
Hasil Diskusi II........................................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................24
PENUTUP...................................................................................................................24
A. Kesimpulan.......................................................................................................24
B. Saran.................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia ketiga,
termasuk indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak pada
melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan kemetian,
serta timbulnya gangguan kecaerdasan dan kognitif anak. Diet adalah jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu, jenis diet
sangat dipegaruhi oleh latarbelakang individu atau keyakinan yang dianut
masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu
kelompok masyarakat biasanya memiliki prefensi atau pantangan terhadap
beerapa jenis makanan.

Beberapa dalam penyebutan dibeberapa negara, dalam bahasa indonesia, kata


diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya menerunkan berat badan
atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Dalam perkembangannya,diet dalam
konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjdi beberapa jenis,yaitu:
Menurunkan berat badan (massa) badan misalnya bagi model atau aktris yang
ingin menjaga penampilannya, meningkatkan berat badan (massa) badan
misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin menigkatkan massa
otot.

Pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah


karbohidrat dan gula). Asupan nutrisi seseorang sangat berpengaruh terhadap
massa tubuhnya. Untuk melakukan aktivitas fisik, manusia memerlukan sejumlah
energi. Jika energi yag diberikan oleh makanan tidak cukup,maka energi yang
diperoleh dari hasil pemecahan lemak dalam tubuh.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diit energy tinggi protein tinggi dan diit energy
rendah?
2. Apa tujuan dari diit ETPT dan DER?
3. Bagaimana syarat dari diit ETPT dan DER?
4. Apa saja yang menjadi indikasi untuk diaplikasikannya diit ETPT dan DER?
5. Apa saja jenis diit dari ETPT dan DER?
6. Bagaimana pembagian menu sehari pada diit ETPT dan DER?

C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa memahami tentang diit energy tinggi dan protein tinggi yang
meliputi: pengertian, tujuan, syarat, indikasi, jenis, bahan makanan yang
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, nilai gizi dan pembagian menu sehari-hari.
Serta mahasiswa dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT)


1. Pengertian Diet ETPT
Diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan normal. Diet ini
diberikan pada pasien yang mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa.
Dalam bentuk minuman enteral tinggi kalori tinggi protein.

2. Tujuan Diet ETPT


Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :
a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal

3. Syarat Diet ETPT


1. Energy tinggi (40-45 kkal/kgBB)
2. Protein tinggi (2.0-2.5 gr/kgBB)
3. Lemak cukup (10-25% dari kebutuhan energy total)
4. Karbohidrat cukup (sisa dari kebutuhan energy total)
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna

4. Indikasi Diet ETPT


Diberikan kepada pasien:
a. Kurang energy protein (KEP)
b. Pra/pasca operasi tertentu, multi trauma, radioterapi, dan kemoterapi
c. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
d. Hipertiroid, hamil, post partum di mana kebutuhan energy dan protein
meningkat.
e. Gizi kurang: defisiensi kalori, protein, dan anemia
f. Trauma, combustion atau mengalami perdarahan banyak

3
5. Jenis Diet ETPT
ETPT I yaitu 2600 kkal, protein 100 gr (2 gr/kgBB)
ETPT II yaitu 3000 kkal, protein 125 gr (2.5 gr/kgBB)
Bahan ETPT I ETPT II
gr Ukuran gr ukuran
Makanan
Susu 200 1 gelas 400 2 gelas
Telur ayam 50 1 butir 100 2 butir
Daging 50 1 potong 100 2 potong
Formula 200 1 gelas 200 1 gelas
komersial
Gula pasir 30 3 sendok makan 30 3 sendok makan

6. Bahan Makanan Yang Dianjurkan


a. Sumber karbohidrat: nasi, roti, mie, macaroni, tepung-tepungan dan hasil
olahannya, ubi, kentang, dan karbohidrat sederhana seperti gula pasir.
b. Sumber protein hewani: daging sapi, ayam, ikan, telur, ikan, keju, yoghurt,
es krim
c. Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu
dan tempe
d. Sayuran: semua jenis sayuran, terutama jenis B, seperti bayam, buncis,
daun singkong, kacang panjang, labu siam, dan wortel direbus, dikukus dan
ditumis
e. Buah-buahan: semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jus
buah
f. Lemak dan minyak: minyak goreng, mentega, margarine, santan encer
g. Minuman: madu, sirup, teh, kopi encer
h. Bumbu: bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang putih, laos,
salam, dan kecap

7. Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan


a. Sumber protein hewan, nabati, sayuran: dimasak dengan banyak minyak
atau kelapa/ santan kental

4
b. Lemak dan minyak: santan kental
c. Minuman: minuman rendah energy
d. Bumbu: bumbu yang tajam: seperti cabe dan merica

8. Nilai gizi ETPT


Zat Gizi ETPT I ETPT II
Energy (kal) 2690 3040
Protein (gr) 103 120
Lemak (gr) 73 98
Karbohidrat (gr) 420 420
Serat (gr) 700 1400
Fe (mg) 30.2 36
Vitamin A (RE) 2746 2965
Tiamin 1.5 (mg) 1.7 (mg)
Vitamin C (mg) 114 116

9. Contoh menu sehari ETPT


Pagi: Siang: Malam:
Nasi, telur dadar, daging Nasi, ikan bumbu, ayam Nasi, daging empal, telur
semur, ketimun + tomat goring, tempe bacem, bumbu, sup sayuran,
iris + susu sayur asem, papaya pisang
Jam 10.00 Jam 16.00 Jam 21.00
Bubur kacang hijau dan Susu Susu formula komersial
susu Telur rebus

B. Diet Energy Rendah (DER)


1. Pengertian DER
Diet yang kandungan energinya di bawah kebutuhan normal, cukup vitamin
dan mineral banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses
penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan pada energy, seperti kue-
kue yang banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak serta goring-
gorengan.

5
Diet ini berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih dari semua kelompok
makanana, walaupun energi rendah, cukup pada semua zat gizi. Diet ini
adalah pilihan yang terbaik pada individu dengan berat badan kurang dari
30% kelebihan berat badan dan diijinkan kehilangan sekitar 0,5 1
kg/minggu. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar 700 kkal, jadi penurunan
berat badan ini terwujud dengan mengkonsumsi kurang 500 1000 kalori dari
kebutuhan total kalori yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energy
sehari. Makanan yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat dapat dipakai
untuk merencanakan diet rendah kalori yang seimbang. Karbohidrat
mempunyai kurang dari setengah kalori lemak/ gram, dan metabolism dari
karbohidrat menyebabkan lebih banyak efek termik atau hilangnya panas
(dan kehilangan kalori) daripada lemak.

Diet sangat rendah energi. Diet sangat rendak energy adalah menyiapkan
hanya 400 800 kkal/hari. Aturan umum untuk mengikuti diet sagat rendah
kenergi untuk 12 16 minggu, diikuti secara bertahap dengan makanan biasa
lebih dari 3 minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan non energi harus
sedikitnya 2 liter/hari untuk mencegah dehidrasi. Kehilangan 1,5 2,3
kg/minggu terjadi pada diet sangat rendah energy, dengan kehilangan massa
otot, tetapi juga kehilangan masa otot selama periode diet ini. Karena itu
penggunaannya terbatas hanya pada orang-orang yang sedikitnya kegemukan
30%. Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih banyak, tapi
juga massa otot lebih besar dibandingkan individu yang kurang gemuk.
Akibatnya obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot selama
pembatasan kalori yang sangat ketat dibandingkan orang yang obesitas berat.

Diet yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada diet sangat rendah
energipada tahun 70-an, yang menyebabkan lebih dari 70 kematian,
kebanyakan akibat artrofi miokard. Walaupun demikian, diet ini baru dapat
dimulai setelah pasien menjalani pemeriksaan kesehatan termasuk

6
elektrokardiogram, dan peserta diet harus menjalani pengukuran elektrolit
secara teratur dan serig diperiksa oleh dokter. Diet tanpa supervise sering
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan asam
urat, kelelahan hebat, pusing dan sakit kepala; pada penggunaan diit ini
terdapat potensi jangka panjang yaitu disritmia ventricular, serta terjadi
makanan yang berlebihan setelah menjalani diet yang sangat ketat.

Konseling dan modifikasi perilaku adalah penting, karena setengah sampai


duapertiga dari kehilangan berat badan akan kembali naik bila tidak menjalani
penyuluhan dan modifikasi perilaku; modifikasi gaya hidup dapat mengurangi
jumlah kenaikan kembali berat badan sekitar sepertiga dari yang hilang.

2. Tujuan DER
a. Mencapai atau mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender,
dan kebutuhan fisik
b. Mencapai IMT normal yaitu 18,5 25 kg/m
c. Mengurangi asupan energy sehingga penurunan berat badan sebanyak -
1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan
mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.

3. Syarat DER
a. Energy rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan
dilakukan secara bertahap dengan memperimbangkan kebiasaan makan
dari segi kualitas mau[un kuantitas. Untuk menurunkan berat badan
sbeanyak - 1 kg/minggu, asupan energy dikurangi sebanyak 500 s.d 1000
kal/haridari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energy normal
dilakukan berdasarkan berat badan ideal.

Pengurangan energi yang diasup ditujukan agar terjadi keseimbangan


energi negatif sehingga tubuh memecah simpanan lemak untuk memenuhi

7
kebutuhan energi harian. Pengurangan energi dilakukan secara bertahap
dengan mempertimbangkan kebiasaan makanan menyangkut kualitas dan
kuantitasnya. Dengan demikian akan terjadi penurunan berat badan secara
bertahap dan tubuh dapat melakukan adaptasi sempurna sehingga
kemungkinan untuk kembali gemuk sangat kecil.
b. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1 1.5 g/kgBB/hr atau 15 20% dari
kebutuhan energy total. Protein diberikan 20% dari kebutuhan energi total,
lebih dianjurkan lagi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani berasal
dari daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, telur, susu, keju tanpa
lemak. Adapun pemenuhan kebutuhan protein nabati seperti tahu, tempe,
susu kedelai dan kacang-kacangan yang diolah tanpa digoreng atau
ditambahkan santan.

c. Lemak sedang, yaitu 20 25% dari kebutuhan energy total. Usahakan


sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung tidak jenuh ganda
yang kadarnya tinggi. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total.
Sumber lemak diutamakan dari makanan yang mengandung lemak tidak
jenuh ganda yang kadarnya seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai,
dan minyak jagung untuk menggoreng
d. Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55 65% dari kebutuhan enegi
total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk member
rasa kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternative, bisa digunakan
gula sebagai pengganti gula sederhana. Kebutuhan karbohidrat sedikit lebih
rendah yaitu 60% dari kebutuhan energi total. Utamakan penggunaan
karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa kenyang dan mencegah
konstipasi. Adapun jenis karbohidrat kompleks yaitu, nasi, roti, jagung,
kentang dan sereal.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. Pemenuhan vitamin
dan mineral diperoleh dari konsumsi beraneka ragam buah dan sayuran.

8
Sayuran dikonsumsi setiap hari minimal 3 porsi (3 mangkok) dan buah 5
porsi yaitu 3 kali pada saat makan utama dan 2 kali pada waktu makan
selingan. Susu non fat dapat diminum pada waktu bangun tidur atau saat
menjelang tidur.
f. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 3 kali makan selingan
g. Cairan cukup 6 8 gelas/hr
h. Serat tinggi. Serat diberikan 20-30 gram. Perbanyak asupan serat dari
sayuran yang diolah secara direbus, di tumis dengan sedikit minyak atau
dimakan segar. Dianjurkan pula untuk mengonsumsi buah-buahan yang
mengandung serat, misalnya di jus atau dikonsumsi langsung dalam bentuk
buah segar

4. Prinsip DER
Diet rendah energi gizi seimbang banyak dianjurkan oleh badan-badan
kesehatan dunia. Prinsip dasar pemikiran utama diet ini adalah pembatasan
energi sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari dengan mengurangi
sumber energi yang berasal dari lemak dan karbohidrat. Selain dianjurkan
peningkatan pengeluaran energi melalui latihan fisik, diet rendah energi gizi
seimbang memberikan banyak pilihan makanan yang dapat dikonsumsi
sehingga tercapai pemenuhan kebutuhan zat gizi dan penurunan berat badan
secara bertahap. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk beradaptasi dengan perubahan pola makannya dan menerapkannya pada
kehidupan sehari-hari dalam jangka panjang.

5. Indikasi DER
Diet ini diberikan kepada pasien yang berdasarkan penghitungan mempunyai
IMT > 25 kg/m. sesuai dengan kemampuan pasien, diet energy rendah dapat
diberikan secara bertahap. Untuk itu perlu dilakukan konsultasi secara
perorangan. Diet ini diberikan sampai tercapai berat badan normal.

9
6. Jenis DER
a. DER I yaitu dengan mengonsumsi energy sebanyak 1200 kkal
b. DER II yaitu dengan mengonsumsi energy sebanyak 1500 kkal
Bahan DER I DER II
Gr ukuran gr Ukuran
Makanan
Beras 125 2 gelas nasi 175 2 gelas nasi
Telur ayam 25 butir 50 1 butir
Ikan 100 2 potong 150 3 potong
Tempe 100 4 potong 100 4 potong
sedang sedang
Sayur 250 2 gelas 300 3 gelas
Buah 500 5 potong 500 5 potong
papaya papaya
Minyak 10 1 sdm 15 1 sdm
Tepung susu 20 4 sdm 20 1 sdm
skim

7. Nilai Gizi DER


Zat Gizi DER I DER II
Energi (kal) 1200 1500
Protein (gr) 63 80
Lemak (gr) 2580 35
Karbohidrat (gr) 190 233
Serat (gr) 30.2 35
Kalsium (mg) 840 901
Ferum (mg) 22.4 24.7
Vitamin A (RE) 8131 226
B1 (mg) 0.9 1.1
Vitamin C (mg) 260 270

8. Pembagian Menu Sehari DER


DER I DER II
Waktu makan
Berat (gr) Ukuran Berat (gr) Ukuran
Pagi:
Nasi 25 gelas 50 gelas
Telur 25 butir 50 1 butir

10
Sayur 50 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 potong 100 1 potong sedang
Minyak sedang 5 sdm

10.00
Tepung susu 20 4 sdm 20 4 sdm
skim
Buah pepaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Siang:
Nasi 50 gelas 75 1 gelas
Telur 50 1 potong sedang 75 1 potong besar
Tempe 50 2 potong sedang 50 2 potong sedang
Sayur 100 1 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Minyak 5 sdm 5 sdm
15.00 papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Malam:
Nasi 50 gelas 50 gelas
Telur 50 1 potong sedang 75 1 potong besar
Tempe 50 2 potong sedang 50 2 potong sedang
Sayur 100 1 gelas 100 1 gelas
Buah papaya 100 1 potong sedang 100 1 potong sedang
Minyak 5 sdm 5 sdm

a. Contoh menu sehari DER


Pagi: Siang: Malam:
Roti bakar, telur, jus Nasi, pepes ikan, tumis Kentang rebus, semur
wortel atau papaya tempe, sayur asam, ayam, perkedel tahu,
lalap, jambu biji brokoli, wortel dan
Jam 10.00 Jam 16.00
buncis, buah mangga
Apel Pisang kukus
Susu skim Teh tawar

11
9. Makanan Yang Dianjurkan Dan Yang Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


Karbohidrat Konsumsi karbohidrat Karbohidrat sederhana:
kompleks seperti nasi, gula pasir, gula merah, kue
jagung, ubi, singkong, kue yang manis manis dan
talas, kentang, sereal gurih

Protein hewani Daging tidak berlemak Daging berlemak,


seperti ayam tanpa kulit, kambing, daging yang
ikan, telur, daging asap, diolah santan kental,
susu dan keju rendah digoreng, jeroan, susu full
lemak krim, susu kental manis

Protein nabati Kacang-kacangan dan Kacang-kacangan yang


olahannya yang tidak digoreng atau dimasak
dimasak dengan santan dengan santan kental
kental atau digoreng

Sayuran Sayuran yang banyak Sayuran yang sedikit


mengandung serat dan mengandung serat dan
diolah tanpa santan kental yang dimasak dengan
berupa sayuran rebus, santan kental
tumis, dengan santan encer
atau lalapan
Buah-buahan Semua macam buah- Durian, avocado, manisan
buahan terutama yang buah-buahan, buah yang
banyak mengandung serat diolah dengan gula dan

12
susu full krim atau susu
kental manis
Lemak Minyak tak jenuh tunggal Minyak kelapa, kelapa dan
atau ganda, seperti minyak santan
kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak
jagung yang tidak
digunakan untuk
menggoreng

13
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kasus I
Tn. A mengalami sakit usus buntu dan harus dilakukan operasi sore hari,
mengeluh mual dan muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada
saat dilakukan operasi mengalami perporasi akibat penyakit usus buntu yang
telah lama, setelah 2 hari mengalami masalah yaitu muntah terus menerus dan
harus dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn. A juga mengalami
konstipasi. Pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD 150/100 mmHg, ND :
96x/mnt, RR 28x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan labolatorium mengalami
kenaikan seperti : asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu
dilakukan beberapa diet. TB 165 cm, BB 45 kg, Umur 40

B. Hasil Diskusi I

14
Menurut kelompok kami, diet yang cocok diberikan adalah diet ETPT
dikarenakan diet ini di indikasikan untuk pasien post op seperti Tn. A.
BBI = (TB 100) 10% (TB 100)
= (165 100) 10% (165 100)
= 65 6,5
= 59,5 kg

IMT = BB (kg)
TB (m)2
= 45 kg
1,65 x 1,65

= 45
2,7225
= 16,52, klien mengalami kekurangan berat badan lebih

Angka Kecukupan Energi Tn. A


AKG = BB actual x AKG
BB standar
= 45 x 2625
62
= 1905 kkal
Karena kebutuhan gizi klien masih kurang, maka ditambah 700 kkal untuk
memenuhi kebutuhan gizi klien, sehingga kebutuhan total klien menjadi 2605
kkal
Angka Kebutuhan karbohidrat, protein dan lemak normal
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 10% x 2625 kkal
= 263 kkal atau 66 gram
Kebutuhan protein = 15% x 2625 kkal

15
= 394 kkal atau 99 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2625
= 263 kkal atau 29 gram
Kebutuhan lemak = 25% x 2625
= 656 kkal atau 73 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2625
= 1575 kkal atau 394 gram
Kebutuhan karbohirat = 75% x 2625
= 1969 kkal atau 492 gram

Kebutuhan diatas adalah kebutuhan normal untuk usia seperti Tn. A, sedangkan
kebutuhan klien sebanyak:
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 15% x 2605 kkal
= 391 kkal atau 98 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 25% x 2605
= 651 kkal atau 72 gram

Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.


Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2605
= 1563 kkal atau 391 gram

Menurut kelompok kami, diet ETPT yang tepat adalah diet ETPT dengan Jenis I
karena mendekati dengan AKG klien. Pemberian jenis diet disesuaikan oleh kondisi
klien, dan jenis ini diberikan secara bertahap, ketika klien mengalami kenaikan berat
badan, maka IMT klien akan dihitung kembali untuk menentukan jenis diet
berikutnya.

16
Kebutuhan Diit perhari Tn. A
Kebutuhan total 2605 kkal
25/100 x 2605 = 651 kal (makan pagi)
10/100 x 2605 = 260 kal (selingan)
30/100 x 2605 = 781 kal (makan siang)
10/ 100 x 2605 = 260 kal (selingan)
25/100 x 2605 = 651 kal (makan malam)

Waktu Jenis makanan Urt Kalori


Pagi Nasi 3/4 gelas 175 kalori
08.00 Ikan 1 potong sedang 50 kalori
Capcay 1 mangkok kecil 250 kalori
Pepaya 1 potong 50 kalori
Susu Sapi 1 gelas 125 kalori
Selingan Jus alpukat 1 gelas 240 kalori
(10.00)
Siang Nasi gelas 175 kalori
12.00 Ayam tanpa 1 potong 150 kalori
kulit
Tempe 2 potong sedang 75 kalori
Sayur labu +
bihun 1 mangkok kecil 200 kalori
Melon
Teh manis 1 potong besar 50 kalori
1 gelas 70 kalori
Selingan Roti isi krim 1 lembar 250 kalori
16.00 coklat
Malam Nasi gelas 175 kalori
19.00 Telur 1 butir 75 kalori
Sayur sop 1 mangkok kecil 187 kalori
Pisang 1 potong besar 50 kalori

17
Susu sapi 1 gelas 125 kalori

C. Kasus II
Tn. A mengalami sakit usus buntu dan harus dilakukan operasi sore hari,
mengeluh mual dan muntah dan diare sehingga perlu dipuasakan, dan pada saat
dilakukan operasi mengalami perporasi akibat penyakit usus buntu yang telah
lama, setelah 2 hari mengalami masalah yaitu muntah terus menerus dan harus
dipuasakan sehingga tidak makan melalui oral, Tn. A juga mengalami konstipasi.
Pada saat dilakukan TTV SH : 38 C, TD 150/100 mmHg, ND : 96x/mnt, RR
28x/mnt. Saat dilakukan pemeriksaan labolatorium mengalami kenaikan seperti :
asam urat 9 dan kolesterol >200 mg/dl, sehingga perlu dilakukan beberapa diet.
TB 148 cm, BB 70 kg, Umur 40
Hasil Diskusi II
BBI = (TB 100) 10% (TB 100)
= (148 100) 10% (148 100)
= 48 4,8
= 43,2 kg

IMT = BB (kg)
TB (m)2
= 70 kg
1,48 x 1,48
= 70
2,1904
= 31,9 jadi klien mengalami kelebihan berat badan lebih

Angka Kecukupan Gizi


AKG = BB actual x AKG

18
BB standar
= 70 x 2625
62
= 2963 kkal 500 = 2463

Karena kebutuhan gizi klien lebih, maka dikurang 500 kkal untuk mencapai berat
badan yang ideal sesuai dengan kebutuhan gizinya
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 10% x 2625 kkal
= 263 kkal atau 66 gram
Kebutuhan protein = 15% x 2625 kkal
= 394 kkal atau 99 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2625
= 263 kkal atau 29 gram
Kebutuhan lemak = 25% x 2625
= 656 kkal atau 73 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2625
= 1575 kkal atau 394 gram
Kebutuhan karbohirat = 75% x 2625
= 1969 kkal atau 492 gram

Kebutuhan diatas adalah kebutuhan normal untuk usia seperti Tn. A, sedangkan
kebutuhan klien sebanyak:
Protein : 10-15 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan protein = 10% x 2463 kkal
= 241 kkal atau 60 gram
Lemak : 10-25 % dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan lemak = 10% x 2463

19
= 246 kkal atau 27 gram
Karbohidrat : 60-75% dari kebutuhan energi total.
Kebutuhan karbohidrat = 60% x 2463
= 1478 kkal atau 369 gram

Menurut kelompok kami, diit energy rendah yang tepat adalah diit energy rendah
jenis II karena klien tidak mengalami kelebihan berat badan berat atau dalam
karakteristik obesitas. Pemberian jenis diet disesuaikan oleh kondisi klien, dan
jenis ini diberikan secara bertahap, ketika klien mengalami penurunan berat
badan, maka IMT klien akan dihitung kembali untuk menentukan jenis diet
berikutnya.

Kebutuhan Diit perhari Tn. A


Kebutuhan total 2463 kkal
25/100 x 2463 = 616 kal (makan pagi)
10/100 x 2463 = 246 kal (selingan)
30/100 x 2463 = 739 kal (makan siang)
10/ 100 x 2463 = 246 kal (selingan)
25/100 x 2463 = 616 kal (makan malam)

Waktu Jenis makanan Urt Kalori


Pagi Nasi gelas 175 kalori
08.00 Ikan 1 potong sedang 50 kalori
Tempe 1 potong 75 kalori
Sayur kacang 1 mangkok kecil 118 kalori
panjang +
jagung
Susu sapi 1 gelas 125 kalori
Papaya 1 potong besar 50 kalori
Selingan Jus alpukat 1 gelas 240 kalori

20
(10.00)
Siang Nasi gelas 175 kalori
12.00 Sosis potong sedang 150 kalori
Sayur oyong 1 mangkok kecil 138 kalori
Telur 1 butir 75 kalori
Susu 1 gelas 125 kalori
Melon 1 potong besar 50 kalori
Selingan Roti isi coklat 1 lembar 250 kalori
16.00
Malam Nasi gelas 175 kalori
19.00 Ikan 1 potong sedang 50 kalori
Tempe 1 potong 75 kalori
Sayur kacang 1 mangkok kecil 118 kalori
panjang +
jagung
Susu sapi 1 gelas 125 kalori
Papaya 1 potong besar 50 kalori

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diet energy tinggi dan protein tinggi adalah diet yang mengandung energy dan
protein diatas kebutuhan normal. Dengan tujuan untuk mmenuhi kebutuhan
energy dan protein klien, memperbaiki jaringan dan menambah berat badan
klien. Syarat pemberian diit ini yaitu dengan pemberian protein, karbohidrat,
lemak, serat, vitamin dan kebutuhan lainnya sesuai dengan yang sudah
ditentukan. Diit ini diindikasikan untuk klien post operasi, kurang energy
protein, hipertiroid, hamil, dan kekurangan gizi. Pada diit ini terdapat 2 jenis,
jenis diit ETPT I dan II. Setiap jenis diit memiliki nilai kalori yang berbeda-
beda. Diit ini disesuaikan oleh angka kebutuhan gizi dari klien.

Diit energy rendah adalah diet yang energinya dibawah kebutuhan normal,
cukup vitamin dan mineral banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam
proses penurunan berat badan. Tujuan diit ini adalah untuk mencapai IMT
normal, dan syaratnya adalah energy rendah, protein sedikit lebih tinggi,
lemak sedang, karbohidrat sedikit lebih rendah, dan vitamin serta mineral
yang cukup. Diit ini diindikasikan untuk orang yang memiliki IMT obesitas,
pada diit ini terdapat 2 jenis, jenis diit DER I dan II.

Pada kasus dapat diketahui bahwa klien baru saja melalui proses operasi,
sehingga diit yang tepat ialah dengan memberikan diit ETPT dan DER dengan
jenis yang bertahap, disesuaikan oleh kondisi klien.

B. Saran
Diet merupakan tindakan untuk menyesuaikan zat gizi dengan kebutuhan.
Untuk itu sebagai mahasiswa harus memahami tentang diit, agar dapat

22
mengaplikasikan dengan baik, macam diit ETPT dan DER dikehidupan
sehari-hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1978.
Penuntun diet Edisi kedua buku pertama. Jakarta: Pt. Gramedia

Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
2005. Penuntun diet edisi baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Moore, Mary Courtney. 1997. Buku pedoman terapi diet dan nutrisi. Jakarta:
Hipokrates

Anda mungkin juga menyukai