Makalah
Oleh kelompok 3 :
1. Andik Cahyono (160513609655)
2. Laila Nurhayati (160311604628)
3. Melani Shania Hendrawati (160311604608)
4. Sigmamitha Aghni Izzananda (160311604673)
JURUSAN MATEMATIKA
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
MARET 2017
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ketahanan Pangan Nasional................................................................. 3
A. Simpulan............................................................................................... 14
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan laju pertumbuhan penduduk 1,3 sampai 1,5 persen, sementara luas
lahan pertanian tidak mengalami penambahan, dikhawatirkan krisis pangan
akan melanda negara ini.
Permasalahan yang paling besar dialami bangsa Indonesia saat ini terletak
pada sektor pertanahan, dengan kondisi negara sekarang mengalami
keterbatasan sumberdaya lahan yang cocok untuk dikembangkan. Sempitnya
lahan yang dimiliki petani dan masalah sengketa tanah, juga menjadi
persoalan yang cukup besar dalam mengembangkan produksi pangan di
Indonesia. Tahun 2007, produksi padi Indonesia menunjukkan kinerja yang
cukup baik karena berdasarkan Angka Ramalan III Badan Pusat Statistik
(ARAM III BPS), produksi padi mengalami peningkatan menjadi 57,05 juta
ton GKG atau naik sekitar 4,76 persen dibanding tahun 2006. Kondisi ini
tentunya akan berpengaruh pada pencapaian sasaran peningkatan produksi
nasional 2007 yang ditargetkan sebanyak dua juta ton.
Masalah bidang produksi pangan lainnya yakni sentral produksi pangan
hanya didaerah tertentu hampir 60% dari produksi pangan Indonesia berasal
dari jawa dengan 40 % diantaranya di Jawa Timur, Sebuah provinsi di jawa
yang luasnya hanya 2,5% dari luas dartan Indonesia dan dengan jumlah
penduduknya 14,8% dari jumlah penduduk Indonesia. Pemusatan produksi
menimbullkan berbagai kerumitan dalam pemasaran dan distribusi pangan,
mengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dengan 3000 pulau
yang didiami penduduk. Masalah lain yang dihadapi keadaan geografis
seperti terbatasnya persediaan sarana dan prasarana perhubungan.
B. Rumjusan masalah
1. Apa itu ketahanan pangan nasional?
2. Apa tujuan dan sasaran ketahanan pangan nasional?
3. Bagaimana kondisi ketahanan pangan nasional indonesia sekarang?
4. Penyebab, Dampak, dan Solusi dari permsalahn yang terjadi (garam)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ketahanan pangan nasional.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan sasaran ketahanan pangan nasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi ketahanan pangan nasional
indonesia sekarang.
4. Untuk mengetahui penyebab, dampak, dan solusi dari permasalahan yang
terjadi (garam).
BAB II
PEMBAHASAN
1. ketersediaan pangan,
2. akses pangan, dan
3. pemanfaatan pangan.
Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang
cukup untuk kebutuhan dasar yang mana berhubungan dengan suplai pangan
melalui produksi dan distribusi.Produksi pangan ditentukan oleh berbagai
jenis faktor, termasuk kepemilikan lahan dan penggunaannya; jenis dan
manajemen tanah; pemilihan, pemuliaan, dan manajemen tanaman pertanian;
pemuliaan dan manajemen hewan ternak; dan pemanenan. Sedangkan
distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan, transportasi,
pengemasan, dan pemasaran bahan pangan.
Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi
maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Akses terhadap
bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi
bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga. PBB
menyatakan bahwa penyebab kelaparan dan malagizi seringkali bukan
disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan namun ketidakmampuan
mengakses bahan pangan karena kemiskinan.
Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan
pangan dengan benar dan tepat secara proporsional. Ketika bahan pangan
sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi jumlah dan kualitas
pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan
harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu. Keamanan
pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara
penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu komunitas atau
rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga mempengaruhi
pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu mempengaruhi
bagaimana suatu makanan dicerna. Misal keberadaan parasit di dalam usus
dapat mengurangi kemampuan tubuh mendapatkan nutrisi tertentu sehingga
mengurangi kualitas pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitas sanitasi juga
mempengaruhi keberadaan dan persebaran penyakit yang dapat
mempengaruhi pemanfaatan pangan sehingga edukasi mengenai nutrisi dan
penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi kualitas pemanfaatan
pangan.FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga
komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
1. Kualitas garam produksi petani lokal belum sesuai dengan standar yang
ditetapkan industri, sehingga garam tersebut hanya bisa digunakan untuk
rumah tangga saja. Kontinuitas suplai, dan kualitas garam produksi lokal
belum bisa penuhi kebutuhan industri. Kebutuhan industri akan garam
masih dipenuhi dari impor. Garam produksi lokal hanya untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga. Sebab rendahnya kualitas garam di
Indonesia:
a. Masa panen dan pengolahan garam di Indonesia relatif sangat
singkat dan sederhana. Proses memanen garam oleh petani hanya
dilakukan dalam waktu 4-8 hari, dibandingkan dengan negara
importir seperti Australia yang proses memanennya mencapai 3
sampai 4 bulan.
b. Petani garam yang mayoritas masih tradisional tidak melakukan
beberapa tahapan pengolahan garam. Sedangkan negara industri
garam, melakukan beberapa tahap untuk memperoleh garam kualitas
tinggi (high grade).Industri punya 3 tahap jadikan garam sedangkan
petani 1 tahap. Ketiga tahap ini untuk mendapatkan kualitas garam
yang kuaitas high grade.
c. Petani garam belum memiliki teknologi pengolahan (refinery) untuk
garam yang berkualitas rendah. Refinery garam memproses garam
kualitas rendah untuk menghasilkan garam dengan kemurnian 98%.
Kadar magnesium dan kadar air diperkecil.
2. Harga garam impor jauh lebih murah, daripada harga garam lokal. Hal ini
disebabkan biaya angkut garam, jika garam impor biaya angkut lebih
murah karena dengan volume besar sedangkan lokal volume kecil,
sehingga kegiatan pengangkutan garam lebih banyak.
3. Kesulitan untuk mencari lahan baru. Indonesia memerlukan tambahan
lahan baru di tepi pantai yang relatif luas, minimal 5.000 hektar yang
terintegrasi. Saat ini, ladang garam masih terpusat di daerah Madura,
Jawa Timur. Dengan mayoritas sistem pengolahan yang masih sangat
tradisional.
4. Kepemilikan lahan garam terlalu kecil. Rata-rata 0,75/hektar per
petambak, dan lahan sekecil itu diolah bersama. Sulit produksi garam
yang baik kualitasnya dan efisien kalau lahan kecil.
Setalah mengetahui sebab langsung saja untuk mencari solusi, tetapi
sebelum itu untuk memudahkan ada sebuah ilustrasi yang inshsaa Allah akan
memudahkan. Seperti halnya ketika ban kita bocor maka untuk
menyeleseikan masalah bukanlah dengan mengisi ban itu dengan udara
sebanyak banyaknya agar udaranya tidak cepat habis melainkan dengan
mencari sebab dari ban itu kenapa bisa bocor? Maka kalau kita mencari
sebabnya sudah pasti ban itu bocor karena terkena paku ataupun benda tajam
lainya. Untuk itu solusinya adalah dengan menambal lubang pada ban yang
terkena paku atau benda tajam itu.
1. Kalahnya kwalitas dan harga yang murah dengan garam impor akan
mengahambat pemasaran garam dalam negeri
2. Dengan kalahnya pemasaran akan mengakibatkan kerugian besar bagi
produsen garam
3. Kerugian yang besar akan menakibatkan kebangkrutan bagi produsen
4. Dengan bangkrutnya itu aka ada banyak orang yang banyak kehilangan
pekerjaan
5. Dan bila bangkrut/hilangnya lapangan pekerjaan maka akan menambah
jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia.
6. Dan kemiskinan juga bisa meningkatkan kriminalitas dan pembunuhan.
Maka yang harus melakukan adalah pihak yang punya kewenangan untuk
membuat kebijakan dan punya kekuasaan untuk menggerakan orang orang
yang ahli dalam bidang yang bersanguktan. Dengan mengacu pada ilustrsi di
atas maka yang harus di lakukan pihak pemerintah adalah
Tetapi apakah para pembuat kebijakan dan produsen garam yang harus
melakukan itu? Tidak. Mahasiswa yang di katakan sebagai agen of change
(agen perubahan ) dan agen of control juga harus ambil dalam permasalahan
ini. Tetapi apakah yang harus di lakukan mahasiswa? Apakah mebuat
kebijakan atau harus mebuat pabrik garam? Tentunya tidak. Mahasiswa
dengan daya fikirnya yang kuat dan keintelektualanya tinggi harus bisa
mebuat teknologi tepat guna dan berani mengkeritisi kebijakan yang di buat
oleh para pembuat kebijakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketahan pangan nasional adalah masalah serius untuk itupemerintah harus
segera mengambil tindakan untuk menyeleseikanya karena kalau tidak
masalah ini akan terus membesar. Dan bukan hanya pemerintah yang harus
bertindak dalam masalah ini, semua elemen masyarakat baik dari kalangan
bawah hingga atas, dan termasuk mahasiswa yang katanya sebagai agen of
change dan agen of control harus mengambil bagian untuk bisa membuktikan
bahwa mahasiswa mampu berkontribusi untuk negeri ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://indopress.id/bps-2016-indonesia-impor-beras-1-juta-ton/
http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3212025/ri-belum-berhenti-
impor-garam-ini-datanya
https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3027833/daftar-impor-pangan-ri-senilai-
puluhan-triliun-rupiah
https://www.google.co.id/amp/s/mutosagala.wordpress.com/2012/04/04/ketahana
n-pangan-di-indonesia/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan
https://www.bps.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan
https://galuhpriladewi.wordpress.com/2011/11/11/ketahanan-pangan/
http://bkp3.malangkab.go.id/konten-15.html
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/2316
http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/profil_bkp.pdf