Anda di halaman 1dari 19

Ancaman Ketahanan Pangan Nasional Pada Tahun 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Geografi Bab Ketahanan Pangan

Disusun oleh :
Achmad Hanif Baihaqi (01/ XI IPS 4)
Adellia Kasfi (02/ XI IPS 4)
Azzahra Arifya Imantama (10/ XI IPS 4)
Maylani Rahma Purwanti (21/ XI IPS 4)
Zahra Putri Nur Atikah (34/ XI IPS 4)
Zaki Ahmad Abdullah (36/ XI IPS 4)

Pembimbing:
Siswandi, S.Pd.

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA KEDIRI


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
Jl. Letjend Suprapto 58 Banjaran Tlp. (0354) 687876 Kota Kediri 64124
Email: admin@man2kotakedirisch.id Web: www.man2kotakediri.sch.id

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah singkat ini adalah "Ancaman ketahanan pangan
nasional tahun 2023"

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Siswandi, guru yang telah membimbing dan mengampu pelajaran geografi. Selain itu,
kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf.Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya, terima kasih.

Kediri, 31 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
..........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI...............................................................................................3
2.1 Ketahanan Pangan....................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................6
A. Bentuk Ancaman Ketahanan Pangan Nasional Pada Tahun 2023............................6
1. Modal......................................................................................................................6
2. Pupuk......................................................................................................................6
3. Hama.......................................................................................................................7
B. Faktor yang Memengaruhi Ketahanan Pangan Nasional Pada Tahun 2023..............8
..........................................................................................................................................
1. Jumlah Penduduk....................................................................................................8
2. Perubahan Iklim......................................................................................................9
3. Bencana Alam.......................................................................................................10
4. Alih fungsi lahan...................................................................................................11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................................13
3.2. Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jumlah Pertumbuhan Penduduk Indonesia.....................................................................8


Gambar 2 Suhu Rata-Rata Bulanan Indonesia Tahun 1991-2022.................................................10
Gambar 3 Jumlah Bencana Alami Bulan Januari-September 2022...............................................11
Gambar 4 Luas Lahan Pertanian dari Tahun 2012-2020...............................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun  mutunya,
aman, merata, dan terjangkau. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
20 Tahun 2006 tentang Irigasi, ketahanan pangan diwujudkan melalui keberlanjutan sistem
irigasi, melalui pengembangan hingga operasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat.
Hak atas pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana diamanatkan di dalam
pasal 27 UUD 1945 maupun dalam UU No. 18/2012 tentang pangan. Bagi Indonesia, pangan
sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama
sebagian besar masyarakat Indonesia. Sektor pertanian memiliki peranan strategis terhadap
perekonomian nasional dalam menyediakan pangan bagi masyarakat (Kuncoro dan
Sumodiningrat 1991). Namun, sejak 1990-an sektor pertanian Indonesia telah dikarakterisasi
oleh stagnasi dan produktivitas pangan relatif tidak mengalami peningkatan (World Bank 2010).
Hal tersebut ditunjukkan melalui produksi, produktivitas, dan luas lahan sawah, yang
menunjukkan kecenderungan menurun ataupun tidak meningkat.

Perlu kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada posisi
strategis yakni diantara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta dua benua
yakni, Benua Asia dan Australia. Selain itu, letak Indonesia yang berada di antara pertemuan dua
lempeng benua, Lempeng Eurasia dan Indo-Australia serta satu lempeng samudera, Samudera
Hindia. Akibatnya, indonesia memiliki banyak gunung api aktif. Terlebih lagi Indonesia berada
pada 6LU-11LS dan 95BT-141BT mengakibatkan kondisi musim yang dimilikinya ada dua
yakni, musim kemarau dan hujan. Sehingga, Indonesia dapat dikatakan menjadi negara yang
beresiko kecil untuk menghadapi ancaman ketahanan pangan nasional. Namun, dalam beberapa
tahun terakhir, dunia dihadapkan dengan perubahan iklim ekstrim yang mengakibatkan dampak
negatif, sehingga stabilitas, kecukupan, aksesibilitas, serta kualitas pangan Indonesia ikut
terancam. Hal tersebut didukung oleh pernyataan  Senior Expatriate Tech-Cooperation

1
Aspac FAO, Ratno Soetjiptadie bahwa sekitar 69% tanah Indonesia dikategorikan rusak parah.
Dengan demikian, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana bentuk ancaman ketahanan
pangan pada tahun 2023 serta apa faktor yang memengaruhinya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana bentuk ancaman ketahanan pangan nasional pada tahun 2023?

1.2.2. Apa saja faktor yang memengaruhi ancaman ketahanan pangan nasional pada tahun
2023?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1. Untuk mengetahui bentuk ancaman ketahanan pangan nasional pada tahun 2023.

1.3.2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi ancaman ketahanan pangan nasional
pada tahun 2023.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Ketahanan Pangan

2.1.1. Pengertian

 Ketahanan Pangan merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin


seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak,
aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada
keragaman sumber daya domestik. Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui proses
kedaulatan pangan dan penganekaragaman pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan
merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan
yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Menurut FAO (2016), ketahanan pangan adalah kondisi di mana individu atau
rumah tangga menerima akses secara fisik ataupun ekonomi untuk mendapatkan pangan
bagi seluruh anggota rumah tangga dan tidak berisiko kehilangan keduanya. Menurut
Undang-undang No.18 Tahun 2012, ketahanan pangan adalah sebuah kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan
(sustainable). 

2.1.2. Indikator

Menurut Webb dan Rogers (2003), terdapat beberapa indikator ketahanan pangan
nasional, yaitu sebagai berikut:

a. Indikator Ketersediaan (food availability) 

3
Ketersediaan pangan adalah suatu kondisi seseorang dapat memenuhi kebutuhan
pangan pada jumlah yang cukup aman, bergizi dan sehat yang berasal dari produksi
negara sendiri ataupun impor, maupun bantuan pangan sehingga dapat
terpenuhinya jumlah kalori yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat.

b. Indikator Akses Pangan (food access) 

Indikator akses pangan adalah semua individu atau rumah tangga dengan
kemampuan sumber daya yang ia miliki untuk memperoleh pangan yang sesuai
dengan kebutuhan gizi yang diperoleh dari produksi pangan pribadi ataupun
pembelian dan bantuan pangan. Terdapat beberapa akses rumah tangga maupun
individu dalam pangan yaitu: 

 Akses ekonomi. Meliputi pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga.

 Akses fisik. Menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana


distribusi). 

 Akses sosial. Menyangkut tentang preferensi pangan.

c. Indikator Penyerapan Pangan (food utilization) 

Penyerapan pangan adalah kebutuhan seseorang untuk hidup sehat dalam


menggunakan pangan seperti kebutuhan akan energi, gizi, air, dan kesehatan
lingkungan, pengetahuan anggota rumah tangga pada sanitasi, ketersediaan air,
fasilitas layanan kesehatan, penyuluhan gizi, dan tingkat kesehatan balita sangat
efektif dalam penyerapan pangan.

c. Status gizi (Nutritional status) 

Status gizi ialah outcome yang berasal dari ketahanan pangan yang memiliki
definisi sebagai cerminan dari kualitas hidup seseorang baik atau buruk, status gizi
dihitung berdasarkan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.

2.1.3. Aspek

Terdapat tiga indikator yang menjadi subsistem pada ketahanan pangan yaitu
subsistem penyediaan pangan, distribusi, dan konsumsi yang ketiganya saling

4
mempengaruhi secara berkesinambungan. Menurut Badan Ketahanan Pangan (2005),
terdapat empat aspek yang membentuk ketahanan pangan, yaitu: 

1. Ketersediaan pangan, yakni tersedianya pangan secara fisik pada daerah yang
didapatkan dari produksi domestik, impor ataupun bantuan pangan tapi
ketersediaanya lebih diutamakan dari produksi domestik. 

2. Akses pangan, yaitu kemampuan rumah tangga dalam memperoleh kecukupan


pangan, baik berasal dari produksi sendiri maupun pembelian, barter, hadiah,
pinjaman, serta bantuan atau dari kelimanya semua. 

3. Penyerapan pangan, dilihat dari penggunaan akan pangan oleh anggota keluarga
pada masyarakat. 

4. Status gizi merupakan outcome dari ketahanan pangan.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Bentuk Ancaman Ketahanan Pangan Nasional Pada Tahun 2023
Berdasar pada beberapa studi jurnal serta pengamatan langsung, kami dapat memberikan
beberapa bentuk ancaman nyata terhadap ketahanan pangan nasional pada tahun 2023, di
antaranya adalah :

1. Modal
Modal itu merupakan hal yang penting di masyarakat khususnya pada petani. Saat
ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada kecilnya skala penguasaan dan
pengusahaan lahan petani yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan petani untuk
melakukan pemupukan modal melalui tabungan dan investasi. Selain itu, inflasi global
yang terjadi saat ini berdampak besar pada Indonesia. Tingkat inflasi tahun kalender
(Januari–September) 2022 sebesar 4,84 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun
(September 2022 terhadap September 2021) sebesar 5,95 persen. Walaupun tergolong ke
dalam inflasi rendah, Indonesia merupakan salah satu negara yang bergantung kepada
negara lain, sehingga apabila harga barang impor jadi meningkat akan mengakibatkan
kenaikan harga barang di dalam negeri akibat dari adanya inflasi tersebut. Dengan
demikian, modal bagi para petani akan kian menipis namun tidak diiringi keseimbangan
harga penyokong produksi, seperti pupuk.
Tantangan ke depan yang harus dikembangkan adalah bagaimana menjembatani
kesenjangan manajemen antara lembaga perbankan formal dengan masyarakat petani
yang tersebar di perdesaan. Perlu dilakukan pula pemberdayaan kelembagaan usaha
kelompok dan diharapkan dapat berkembang menjadi lembaga mandiri milik masyarakat
petani perdesaan.
2. Pupuk
Pupuk merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat
dibutuhkan, terutama pupuk bersubsidi. Dengan keterbatasan penyediaan pupuk kimia,
ternyata pengetahuan dan kesadaran petani untuk menggunakan dan mengembangkan
pupuk organik sendiri, sebagai pupuk alternatif juga masih sangat kurang.

6
Selain itu, maraknya penjualan pupuk ilegal di masyarakat membuat kualitas dari
tanaman pangan terancam. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya jumlah permintaan
sarana produksi (pupuk bersubsidi), jumlah distributor dan kios pengecer baik resmi
maupun tidak resmi, khususnya kios-kios pengecer musiman yang muncul saat pupuk
dibutuhkan. Kebijakan kredit ketahanan pangan dan subsidi pupuk merupakan kebijakan
yang paling populer di kalangan petani. Kebijakan subsidi pupuk merupakan pilihan
kebijakan yang di satu sisi membutuhkan dukungan pembiayaan cukup besar, namun di
sisi lain menghasilkan manfaat positif yang dinilai lebih besar, yakni khususnya dalam
pemantapan ketahanan pangan, dan lain- lain. Ketahanan pangan dapat ditengarai dengan
jumlah produksi bahan pangan yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh
masyarakat serta harganya terjangkau. Dalam mencapai kondisi tersebut, kebijakan
subsidi masih menjadi pilihan pemerintah Indonesia saat ini. Dengan pemberian subsidi
pupuk dimaksudkan untuk mengurangi beban biaya produksi pangan, sehingga para
petani terdorong untuk senantiasa melaksanakan usaha taninya. Besarnya anggaran
subsidi pupuk tidak akan benar-benar mencapai tujuannya jika tidak ditindaklanjuti
dengan metode penyaluran yang tepat. Penyaluran yang kurang tepat akan menyebabkan
subsidi tersebut menjadi tidak efektif baik dari aspek harga, tempat, waktu maupun
jumlah.

3. Hama
Perubahan iklim secara biologis akan memengaruhi semua kehidupan yang ada di bumi
baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam konteks hama dan penyakit tumbuhan,
maka perubahan iklim juga akan memengaruhi kejadian penyakit dan terjadinya serangan
hama di tanaman. Perubahan iklim dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap serangga hama. Secara langsung iklim memengaruhi bio ekologi dari serangga
hama seperti perubahan iklim yang drastis akan menyebabkan terganggunya proses
perkembangbiakan serangga (menurunkan atau meningkatkan). Secara tidak langsung
perubahan iklim akan memengaruhi lingkungan pendukung kehidupan serangga seperti
perubahan iklim yang menyebabkan tidak tersedianya makanan (tanaman) sebagai
sumber nutrisi dari serangga hama akibat terlalu panas atau terlalu dingin. Dengan
demikian adanya perubahan iklim secara langsung maupun tidak langsung akan

7
mempengaruhi kehidupan serangga hama, sehingga peranannya dalam suatu tingkat
trofik akan berbeda. Seringkali akibat perubahan iklim terjadi ledakan populasi serangga
hama tertentu, atau terjadinya kepunahan suatu serangga hama.

B. Faktor Pengaruh yang Memengaruhi Ketahanan Pangan Nasional Pada Tahun 2023

Berdasarkan beberapa data yang kami dapatkan dengan studi literatur dan perbandingan
dari tahun ke tahun, berikut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketahanan pangan
nasional pada tahun 2023 :

1. Jumlah Penduduk
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di
dunia. Jumlah penduduk di Tanah Air pun terus mengalami peningkatan dalam beberapa
tahun terakhir.

Gambar 1

Jumlah Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Tanah Air
sebanyak 255,58 juta jiwa pada pertengahan tahun 2015. Jumlah itu kemudian naik menjadi
258,49 juta jiwa pada pertengahan 2016. Jumlah penduduk Indonesia pun kembali
mengalami pertumbuhan pada pertengahan 2017 menjadi 261,355 juta jiwa. Lalu, jumlah
penduduk RI naik lagi menjadi 264,16 juta jiwa pada pertengahan 2018 dan menjadi 266,91

8
juta jiwa pada pertengahan 2019. Pada pertengahan 2020, jumlah penduduk Indonesia
tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa. Angkanya kembali naik menjadi 272,68 juta jiwa pada
pertengahan 2021. Kemudian, jumlah penduduk Indonesia dilaporkan kembali mengalami
peningkatan menjadi 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022. Jumlah itu naik 1,13% jika
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 
Maraknya pertambahan jumlah penduduk di Tanah Air lantaran angka kelahiran
yang terus meningkat. Hal ini patut diwaspadai, sebab ledakan penduduk dapat berdampak
pada tingginya tingkat kemiskinan hingga dapat memengaruhi daya konsumsi masyarakat
dan sulitnya memenuhi kebutuhan pangan nasional.

2. Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang serius pada sektor pertanian di
Indonesia yang berpotensi mendatangkan masalah baru yang berkaitan dengan ketahanan
pangan di Indonesia. Perubahan iklim sifatnya bisa menurut maupun meningkat. Perubahan
iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini
mungkin bersifat alami. Tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi
pendorong utama perubahan iklim. Aktivitas manusia ini berkaitan dengan meningkatnya
emisi gas rumah kaca seperti karbondioksida, gas methane, dan gas lainnya yang mendorong
terjadinya pemanasan global.

Pengaruh perubahan iklim pada sektor pertanian bisa mengakibatkan bergesernya


pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit
tanaman, serta pada akhirnya terancamnya aspek kesejahteraan petani sehingga penurunan
produksi pertanian. Perubahan iklim juga akan berdampak terhadap penciutan dan degradasi
atau penurunan fungsi sumber daya lahan, air, dan infrastruktur terutama irigasi yang
menyebabkan terjadinya ancaman kekeringan atau banjir. Secara absolut, lahan yang
tersedia relative tetap, bahkan cenderung menciut dan terdegradasi, baik akibat ketidak
tepatnya pengelolaan maupun dampak perubahan iklim.

9
Gambar 2

Suhu Rata-Rata Bulanan Indonesia Tahun 1991-2022

Dari hasil data BMKG tersebut dapat dilihat bahwa kondisi perubahan iklim ataupun
suhu di Indonesia menunjukkan keadaan yang sedikit tidak stabil. Hal ini sangat berpotensi
mengakibatkan permasalahan dalam ketahanan pangan di Indonesia. Oleh karena itu,
diperlukan upaya khusus dalam menghadapi permasalahan ini guna menjaga ketahanan
pangan di Indonesia.

3. Bencana Alam

Pada pembahasan iklim sudah disebutkan bahwa dampak terjadinya perubahan iklim
di Indonesia dapat memicu terjadinya ancaman kekeringan, banjir, dan bencana alam yang
lainnya. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, bencana alam juga merupakan salah
satu kendala dan ancaman dalam meningkatkan produksi pangan di Indonesia. Penyebab
bencana alam sebagian besar disebabkan karena adanya perubahan iklim, geologi,
klimatologi dan ekstraterestrial.

Kementerian Pertanian mengelompokkan jenis bencana alam yang terjadi di


Indonesia meliputi tsunami, banjir, kekeringan, tanah longsor, gunung berapi, dan abrasi.
Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun yaitu banjir, kekeringan,
dan tanah longsor. Bencana itu bisa terjadi akibat perubahan iklim yang ekstrim maupun ulah
manusia.

Bencana alam banjir dan tanah longsor dapat mengakibatkan dampak-dampak pada
sektor pertanian. Hal ini membawa banyak kerugian seperti rusaknya lahan pertanian,

10
berkurangnya lahan pertanian, dan rusaknya tanaman-tanaman. Sehingga hal tersebut dapat
menjadi ancaman ketahanan pangan pada tahun selanjutnya.

Gambar 3

Jumlah Bencana Alami Bulan Januari-September 2022

Data BNPB menyebutkan bahwa ada sekitar 3000 bencana alam yang terjadi di
Indonesia pada tahun 2022. Dapat juga dilihat pada cuaca akhir-akhir ini yang menunjukkan
bahwa cuaca di Indonesia sedang tidak stabil sehingga memicu terjadinya suatu bencana
alam.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor menyebabkan beberapa lahan
pertanian hilang, sehingga pertanian di Indonesia akan semakin lesu dan produksi pangan
akan menurun. Jika Indonesia sering dilanda bencana alam, makan ketahanan pangan akan
semakin terancam. Tidak hanya di tahun sekarang, namun tahun berikutnya juga akan ikut
terancam.

4. Alih fungsi lahan

Lahan pertanian merupakan faktor produksi utama dalam sektor pertanian. Semakin
berkembangnya zaman, akan banyak terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan ini
biasanya berkaitan dengan kegiatan perekonomian. Kondisi tersebut disebabkan oleh
peralihan fungsi lahan yang awalnya dari pertanian menjadi sektor industri, pemukiman,

11
fasilitas umum, maupun proyek pemerintah. Sehingga hal ini menyebabkan lahan pertanian
di Indonesia semakin berkurang.

Dampak alih fungsi lahan secara makro adalah ketersediaan pangan berkurang dan
berakibat pada berkurangnya ketahanan pangan secara nasional. Sedangkan secara mikro,
alih fungsi lahan mengakibatkan petani yang semula mengusahakan tanaman pangan dan
dapat memenuhi sendiri ketersediaan pangan bagi rumah tangganya menjadi tidak dapat
memenuhi dan harus membeli. Dampak lainnya yaitu para petani akan kehilangan pekerjaan
yang dalam pembahasan ekonomi disebut dengan pengangguran struktural.

Alih fungsi lahan pertanian ke sektor lain ini banyak membawa pengaruh. Meskipun
tujuannya untuk membangun fasilitas daerah ataupun lainnya akan tetap berpengaruh besar
terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Karena pada dasarnya dalam sektor pertanian satu
jenis tanaman saja pasti membutuhkan lahan yang luas untuk mencapai hasil yang maksimal.

Gambar 4

Luas Lahan Pertanian dari Tahun 2012-2020

Sejauh ini luas lahan pertanian di Indonesia dari tahun ke tahun masih terbilang cukup
baik. Hanya saja pemerintah perlu menggalakkan gerakan sektor pertanian agar pertanian di
Indonesia maju dan produksi pangan menjadi banyak. Karena meskipun lahan pertanian di
Indonesia masih mencukupi, namun dari data lahan yang berhasil dikelola belum maksimal,
serta persebaran lahan yang disedia belum merata di setiap daerah.

12
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang
memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi
sumber daya lokal. Bentuk dari ancaman ketahanan pangan nasional pada tahun 2023 merupakan
hasil berkelanjutan dari faktor-faktor penyebab adanya ancaman tersebut. Faktor ancaman
tersebut diantaranya adalah meningkatnya jumlah penduduk, perubahan iklim, bencana alam,
dan alih fungsi lahan. Sehingga bentuk dari ancaman tersebut berupa adanya ketimpangan modal
dengan hasil yang akan memengaruhi daya konsumsi dan beli masyarakat, persediaan pupuk dan
meledaknya hama yang memengaruhi kualitas dan kuantitas dari sektor pangan itu sendiri.

3.2. Saran

Dapat dilihat bahwa bentuk dari ancaman ketahanan pangan nasional pada tahun 2023
merupakan dampak dari faktor yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, untuk ke
depannya kami menyarankan beberapa hal :

1. Ikut berperan langsung dalam mitigasi perubahan iklim secara global dengan melakukan
langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan kendaraan yang menghasilkan emisi
karbon.

2. Mendukung upaya pemerintah dalam bidang pangan dengan mengikuti beberapa event
pengembangan minat dan bakat di bidang pangan seperti memberikan inovasi proses pembibitan
yang produktif.

3. Melakukan penanaman mandiri tanaman untuk konsumsi sehari-hari di sekitar lingkungan


rumah guna mendukung ketahanan pangan dari tingkat terendah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Oxfam. 2001. The Impact of Rice Trade Liberization on Food Security in Indonesia,


A study conducted for Oxfam. Great Britain: Oxfam.

Badan Ketahanan Pangan. 2005. Direktori Pengembangan Konsumsi Pangan. Jakarta:


Departemen Pertanian.

Saragih, B. 1998. Agribisnis, Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis


Pertanian (Kumpulan Pemikiran). Bogor: Yayasan.

Pung El Mandri. 2022. Pupuk Illegal Jadi Ancaman Serius Bagi Ketahanan Pangan
Nasional. Dilansir pada Jumat, 4 November 2022 pada pukul 21:35, dari :
https://www.satelit.co/pupuk-illegal-jadi-ancaman-serius-bagi-ketahanan-pangan-nasional/
Al Faqir, Anisyah. 2022. Dunia Dibayangi Krisis Pangan di 2023, Apa Langkah
Disiapkan Kementan?.Dilansir pada Jumat, 4 November 2022 pada pukul 21:37, dari
https://www.merdeka.com/uang/dunia-dibayangi-krisis-pangan-di-2023-apa-langkah-disiapkan-
kementan.html
Putri, Cantika Adinda. 2022. Jokowi Alokasikan Rp 95 T Atasi Krisis Pangan di
2023. Dilansir Jumat, 4 November 2022 pada pukul 21:37, dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220920195630-4-373691/jokowi-alokasikan-rp-95-t-
atasi-krisis-pangan-di-2023
Supriyadi, dkk. 2022. Kebijakan Ekonomi Ketahanan Pangan dengan Strategy Blue
Green Economy Menghadapi Perubahan Iklim. Universitas Brawijaya : Malang
Suryana, Achmad. 2014. Toward Sustainable Indonesian Food Security 2025:
Challenges and Its Responses. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian : Bogor

15

Anda mungkin juga menyukai