Anda di halaman 1dari 10

REFERAT

FOOD RECALL

Oleh:
Raihan Ihza Pratama
201910330311041

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya
berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi makanan,
sehingga berpengaruh pada daya beli dan prilaku masyarakat yang dapat menurunkan
status gizi ( Irianto, et al, 2004 ) Kebutuhan energi dan protein setiap orang berbeda
tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuhnya. Seseorang harus menjaga
keseimbangan kebutuhan energi agar tubuh dapat melakukan segala proses fisiologis guna
menjamin kelangsungan hidup. Bila seorang salah dalam menghitung dan merencanakan
kebutuhan energi dan protein maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik pada
status gizi ( Irianto, et al, 2004) Dalam keadaan normal, keseimbangan energi berubah-
ubah dari makanan satu ke makanan yang lain, dari hari ke hari, minggu ke minggu tanpa
ada perubahan kekal dalam cadangan tubuh atau berat badan. Beberapa mekanisme
fisiologis berperan penting dalam diri individu untuk menyeimbangkan keseluruhan asupan
energi dengan keseluruhan energi yang digunakan dan untuk menjaga berat badan stabil
dalam jangka waktu yang cukup panjang. Obesitas hanya akan muncul apabila terjadi
keseimbangan energi positif untuk periode waktu yang cukup panjang (WHO, 2000).
Tingkat kecukupan zat gizi individu maupun kelompok masyarakat dapat diperoleh
melalui survei konsumsi pangan. survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan
pengukuran konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan
menggunakan metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan
mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak langsung.
Survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi makanan seseorang atau
kelompok orang, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Metode yang bersifat
kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan
makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh
bahan makanan tersebut. Metode
2

pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif antara lain : metode


frekuensi makanan (food frequency), metode dietary history, metode telepon dan
metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan metode yang bersifat
kuantitatif untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat
dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan
(DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga
(URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak.
Metode pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain : metode recall
nutrition, perkiraan makanan (estimated food records), penimbangan makanan
(food weighing), metode food account, metode inventaris (inventory method) dan
pencatatan (household food records). Selain itu, untuk mengetahui konsumsi makan
seseorang, bisa dengan menggunakan metode tingkat individu, antara lain metode
recall 24 jam, metode estimated food records, metode penimbangan makanan (food
weighing), metode dietary history, dan metode frekuensi makanan (food
frequency).
Sampai saat ini yang banyak digunakan adalah metode recall 24 jam. Metode
ini banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data konsumsi pangan karena
merupakan metode yang mudah, murah dan dapat diterapkan pada sasaran subyek
yang melek huruf maupun yang buta huruf. Relatif murah, karena tidak memerlukan
peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara, tetapi mempunyai tingkat
akurasi yang rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat responden.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini ada untuk mengetahui mengenai tata cara anamnesis
dietary history (food recall/dietary recall).
1.3 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan memperluas
wawasan penulis ataupun pembaca mengenai tata cara anamnesis dietary history (food
recall/dietary recall) yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Metode food recall 24 jam adalah metode mengingat tentang pangan yang
dikonsumsi pada periode 24 jam terakhir (dari waktu tengah malam sampai waktu
tengah malam lagi, atau dari bangun tidur sampai bangun tidur lagi) yang dicatat
dalam ukuran rumah tangga (URT).
Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlahbahan
makanan yang dikonsumsi pada masa lalu (Suharjo, et al,1986).Wawancara
dilakukan sedalam mungkin agar responden dapatmengungkapkan jenis bahan
makanan yang dikonsumsinya beberapa hariyang lalu. Agar wawancara
berlangsung sistematika yang baik, maka terlebihdahulu perlu disiapkan kuesioner
(daftar pertanyaan). Kuesioner tersebutmengarahkan wawancara menurut urutan
waktu makan dan pengelompokkanbahan makanan (Riyadi, 2001). Kuantitas
pangan di recall meliputi semuamakanan dan minuman yang dikonsumsi termasuk
suplemen vitamin danmineral (Gibson, 1990).

2.2 Prinsip Food Recall

Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah
bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai
sejak responden bangun pagi kemarin sampai istirahat saat tidur malam harinya atau
juga dapat dimulai dari waktu saat dialkukan wawancara mundur ke belakang
sampai 24 jam penuh. Data survei konsumsi pangan diperoleh melalui wawancara
antara petugas survei (disebut enumerator) dengan subyek (sasaran survei) atau
yang mewakili subyek (disebut responden).
Hal penting yang perlu diketahui bahwa dengan recall 24 jam data yang
diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan
menggunakan alat URT ( sendok, gelas, piring, dll) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan seharihari.
2.3 Langkah-Langkah Metode Food Recall 24 Jam

Terdapat 4 (empat) langkah dalam metode food recall 24 jam yaitu:


1. Pewawancara/enumerator menanyakan pangan yang dikomsumsi pada periode 24
jam yang lalu (sejak bangun tidur sampai bangun tidur lagi) dan mencatat dalam
ukuran rumah tangga (URT) mencakup nama masakan/makanan, cara persiapan dan
pemasakan, serta bahan makanannya.
2. Pewawancara/enumerator memperkirakan atau melakukan estimasi dari URT ke
dalam satuan berat (gram) untuk pangan yang dikonsumsi.
3. Petugas menganalisis energi dan zat gizi berdasarkan data hasil recall konsumsi
pangan sehari (24 jam) secara manual atau komputerisasi.
4. Petugas menganalisis tingkat kecukupan energy dan zat gizi subyek dengan
membandingkan angka kecukupan energy dan zat gizi (AKG) subyek.
Agar pelaksanaan wawancara berjalan lancar dan efektif serta hasil konsumsi
pangan sehari yang dicatat lengkap, maka sebaiknya mengikuti 5 tahap wawancara
dalam food recall 24 jam sebagai berikut:
1. Quick list (membuat daftar ringkas pangan yang dikonsumsi sehari kemarin)
sesuai waktu makan.
2. Mereview kembali kelengkapan quick list bersama responden.
3. Gali pangan/hidangan yang dikonsumsi dikaitkan dengan waktu makan dan
aktifitas termasuk porsi dalam URT, cara memasak dan harga per porsi bila
membeli.
4. Tanyakan rincian pangan/hidangan (sesuai quict list) menurut jenis bahan
makanan, jumlah, berat dan sumber perolehannya yang dikonsumsi sehari
kemarin.
Mereview kembali semua jawaban untuk menghindari kemungkinan masih ada
makanan dikonsumsi tapi terlupakan.

2.4 Instrumen dan Alat yang digunakan dalam Metode Food Recall 24 Jam

1. Penggunaan Alat untuk Food Recall


Berbagai alat ukuran rumah tangga (URT) yang ada di rumah subyek masing-
masing dapat digunakan untuk menggali besar porsi pangan yang dikonsumsi.
Contoh berbagai ukuran piring makan, centong nasi, sendok makan, sendok
sayur, sendok teh, gelas, cangkir, dan berbagai macam mangkok. Alat lainnya
yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengestimasi berat gram
adalah food model, gambar atau foto pangan. Food model atau gambar atau
foto pangan adalah contoh berbagai macam makanan, minuman dan bahan
makanan yang biasa dikonsumsi subyek yang terdiri dari makanan pokok,
lauk (protein hewani), pauk (protein nabati) sayur dan buah serta air minum.
2. Penggunaan Instrument dalam Food Recall
Instrumen yang digunakan untuk food recall 24 jam individu terdiri dari
formulir pengambil data dan formulir pengolahan data hasil recall, yaitu:
a. Formulir untuk food recall 24 jam individu
1) Formulir K1a adalah formulir untuk mencatat hasil food recall 24 jam
individu
2) Formulir K2a adalah formulir untuk rekap hasil food recall 24 jam individu
selama 3 (tiga) hari sesuai jumlah hari survey
3) Formulir K3a adalah formulir untuk analisa asupan energy dan zat gizi
individu
b. Formulir untuk food recall 24 jam keluarga
Instrumen yang digunakan untuk food recall 24 jam keluarga hampir sama dengan
formulir yang digunakan untuk food recall 24 jam. Perbedaannya adalah pada
keterangan jumlah anggota keluarga yang harus dirinci berdasarkan jenis kelamin
dan usia, sehingga dapat dihitung angka kecukupan gizi (AKG) keluarga yang
merupakan penjumlahan dari AKG masing-masing anggota keluarga.

2.5 Teknik Wawancara dalam Metode Food Recall 24 Jam

1. Persiapan sebelum wawancara:


c. Siapkan kartu identitas,name tag,surat izin dan daftar subyek (sasaran).
d. Siapkan kuesioner dan alat tulis.
e. Siapkan lembar PSP (Persetujuan Setelah Penjelasan).
f. Siapkan alat bantu (Timbangan Berat Badan dan timbangan Makanan, serta
buku pedoman.
g. Kalibrasi alat timbangan makanan.
h.Berpakaian sopan.
2. Saat wawancara:
i. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri.
j. Menanyakan kapan dan jam berapa bersedia diwawancarai.
k. Menjelaskan maksud dan tujuan.
l. Mintakan tanda tangan atau cap jempol pada lembar PSP bila bersedia
diwawancara.
m. Membangun hubungan baik dan kepercayaan.
n.Bertanya kepada responden dengan bahasa yang mudah dimengerti.
o. Jangan bertanya yang sifatnya mengarahkan jawaban responden.
p. Mampu melakukan penggalian informasi (Probing).
q.Penampilan dan sikap yang baik.
r. Wawancara dengan responden tanpa ada orang lain yang tidak berkepentingan.
s. Ciptakan suasana yang kondusif.
t. Pilih tempat wawancara yang dapat menjaga privasi responden.
u. Saat wawancara terjadi sesuatu membuat responden tidak fokus tunda
wawancara sampai kondisi kembali normal.
v. Kondisi responden puasa, wawancara tetap dilanjutkan.
3. Mengakhiri wawanacara :
w. Periksa kembali semua pertanyaan apa sudah terisi lengkap.
x. Selesai wawancara ucapkan terima kasih.
y. Berikan bahan kontak.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode Food Recall 24 Jam

Menurut Supariasa (2001), metode recall 24 jam memiliki kelebihan dankekurangan


sebagai berikut :

 Kelebihan
3. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.
4. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dantempat
yang luas untuk wawancara.
5. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
6. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
7. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsiindividu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
 Kekurangan
1. Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya
dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden. Olehkarena itu,
responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini
tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun,orang tua berusia di
atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atauorang yang pelupa.
3. The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yangkurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate)dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit(under
estimate).
4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil
dalammenggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu
yangdipakai menurut kebiasaan masyarakat.
5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuanpenelitian.
Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-harirecall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan,pada saat melakukan
upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Metode ‘food recall 24 jam’ adalah metode survei konsumsi pangan dengan wawancara
untuk menggali informasi pangan yang dikonsumsi subyek pada periode 24 jam kemarin (sejak
bangun tidur sampai bangun tidur lagi), dan dapat digunakan untuk subyek individu maupun
subyek keluarga. Metode ini banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data konsumsi
pangan karena merupakan metode yang mudah, murah dan dapat diterapkan pada sasaran subyek
yang melek huruf maupun yang buta huruf. Terdapat 4 langkah dalam metode food recall 24 jam
yaitu: 1) petugas/enumerator menanyakan pangan yang dikonsumsi periode 24 jam kemarin
dalam URT, 2) Petugas/enumerator mengestimasi URT dalam berat gram, 3) petugas
menganalisis energi dan zat gizi sehari, 4) petugas menganalisis tingkat kecukupan energi dan
zat gizi sehari. 3. Gunakan 5 tahap wawancara dalam food recall 24 jam, diawali dengan quick
list.
DAFTAR PUSTAKA

XAstuti, T. Surmita. Sirajudin, 2018. Survey Konsumsi Pangan. Kementrerian Kesehatan


Republik Indonesia
Supariasa, I, Dewa, Nyoman., Bakri, Bachtyar., Fajar, Ibnu., 2001. PenilaianStatus
Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai