Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK SAYURAN DI


KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA
KOTA TOMOHON

JUWITA WALEWANGKO

110 314 062

Dosen Pembimbing :

1. Ir. Juliana R. Mandei, MSi


2. Ir. Lyndon R.J. Pangemanan, ME
3. Ellen G. Tangkere, SP., MSi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS PERTANIAN
MANADO
2015

1
ABSTRAK

Juwita Walewangko Strategi Pengembangan Pertanian Organik Sayuran di Kelurahan


Kakaskasen Dua Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon dibawah bimbingan Juliana
Mandei sebagai Ketua, Lyndon Pangemanan dan Ellen G. Tangkere sebagai Anggota.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi internal : kekuatan,


kelemahan, dan eksternal : peluang, ancaman dalam pengembangan pertanian organik
sayuran di kelurahan kakaskasen dua kecamatan tomohon utara kota tomohon dan
merumuskan strategi pengembangan pertanian organik sayuran di kelurahan kakaskasen
dua kecamatan tomohon utara kota tomohon.

Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, sejak bulan november 2014 hingga
bulan februari 2015. Metode pengumpulan data adalah metode survey. Data yang
diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui Focus
Group Discussion (FGD) dan wawancara langsung kepada dinas Pertanian, Lurah
kakaskasen dua, kelompok tani, petani dan konsumen. Kemudian data sekunder diperoleh
melalui Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan
Tomohon Utara Kota Tomohon. Pengambilan sampel sebanyak 30 responden petani
sayuran organik yang terdiri dari 5 orang petani tomat, 15 orang petani kol bunga dan 10
orang petani sawi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan menggunakan Analisis SWOT.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang menjadi kekuatan untuk


pengembangan pertanian organic sayuran adalah petani telah berpengalaman dan
menguasai teknologi, mempunyai kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah Kakaskasen
dua, dan BP3K, sarana produksi organic tersedia dan yang menjadi kelemahan adalah
masa konversi lahan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu 2-3 tahun, produktivitas
organik rendah, belum ada pelabelan untuk produk organic sehingga harganya sama
dengan an-organik. Pertanian organic memiliki peluang untuk dikembangkan di
kelurahan kakaskasen dua adalah adanya dukungan dari pemerintah, meningkatnya
keasadaran masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran organic tapi menghadapi ancaman
yaitu adanya persaingan dengan petani daerah lain dan berkurangnya kepercayaan
konsumsi karena umumnya yang beredar dipasaran belum 100 persen organic. Strategi
pengembangan pertanian organic sayuran di kelurahan kakaskasen dua adalah
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh petani, jaminan kualitas
sayuran organic dan bekerjasama dengan Dinas pertanian, dan BP3K dalam pemberian
label berwarna menurut tingkatan terhadap sayuran organic, melakukan sosialisasi secara
terus-menerus, dan memperluas usahatani sayuran organic dengan memanfaatkan akses
permodalan serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk
organic.
Kata kunci : Sayuran Organik, Faktor Internal, Faktor Eksternal dan Strategi.
2
ABSTRACT
Juwita Walewangko. Organic Vegetables Farming Development Strategy in Kakaskasen
Two village, District of North Tomohon in Tomohon (under Guidance Juliana Mandei as
Chairman, Lyndon Pangemananan and Ellen G.Tangkere as Members).

The purpose of this study is to identify the internal conditions: strengths, weaknesses,
and external: opportunities, threats in the development of organic farming of vegetables
in Kakaskasen Two village of North Tomohon district in Tomohon city and to formulate
the development strategies of organic farming of vegetables in the village.

Data collection was conducted over three months, since november 2014 until the
month of February 2015. The data collection method is a survey method. The data
obtained are primary data and secondary data. The primary data obtained through Focus
Group Discussion (FGD) and interviews directly to the department of Agriculture, Head
of Kakaskasen Two village, farmer groups, farmers and consumers. Next the secondary
data obtained through Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) of
North Tomohon in Tomohon. The sample were 30 respondents of organic vegetable
farmers in which consist of 5 people tomato farmers, 15 farmers cauliflower and cabbage
10 farmers. SWOT analysis were used in this research to analyse the data.

The results of this study indicate that a force for the development of organic farming
vegetable farmers have experienced and mastered the technology, has a cooperation
agreement with the Department of Agriculture, Head Kakaskasen two, and BP3K, organic
production facilities are available and that the weakness is the future land conversion
requires considerable time that is 2-3 years old, organic productivity is low, there is no
labeling of organic products so the price is the same as the inorganic. Organic agriculture
has the opportunity to be developed in the Village Kakaskasen two is the support of the
government, increasing the public keasadaran to consume organic vegetables but face a
threat that is the competition with other local farmers and reduced consumer confidence
in the market because it is generally not 100 percent organic. Agricultural development
strategy of organic vegetables in the Village Kakaskasen two are improving the ability
and skills possessed by farmers, organic vegetables and quality assurance in cooperation
with the Department of agriculture, and the labeling BP3K colored according to the levels
of organic vegetables, to socialize constantly, and expand organic vegetable farming to
benefit from access to capital as well as increased public awareness to consume organic
products.
Keywords: Organic Vegetables, Factor Internal, External Factors and Strategies.

3
PENDAHULUAN lebih meyakini potensi sayuran dataran
tinggi sebagau sumber produksi sayuran
Pertanian Organik merupakan salah
dalam memenuhi permintaan pasar
satu teknologi yang berwawasan
(Nazaruddin, 2003). Tanaman sayuran
lingkungan. Pertanian organik dipahami
organik tidak hanya menyehatkan tubuh
sebagai suatu sistem produksi pertanaman
tetapi juga berkhasiat dalam
yang berazaskan daur ulang hara secara
menyembuhkan penyakit. Dengan
hayati (Sutanto, 2002).Perkembangan
mengkonsumsi sayuran bebas dari
pertanian organik di Indonesia dimulai
pestisida kimia, kekebalan tubuh akan
pada awal 1980-an yang ditandai dengan
meningkat dan terbebas dari zat-zat
bertambahnya luas lahan pertanian
beracun. Adapun jenis-jenis sayuran yang
organik, dan jumlah produsen organik
telah diterapkan oleh petani Kelurahan
Indonesia dari tahun ke tahun. Berdasarkan
Kakasasen dua Kecamatan Tomohon Utara
data Statistik Pertanian Organik Indonesia
dalam pengembangan pertanian organik
(SPOI) yang diterbitkan oleh Aliansi
seperti Tomat, Sawi, dan Bunga kol (BP3K
Organis Indonesia (AOI) tahun 2009,
Kecamatan Tomohon Utara, 2014).
diketahui bahwa luas total area pertanian
Kakaskasen dua merupakan daerah
organik di Indonesia tahun 2009 adalah
yang potensial dalam pengembangan
231.687,11 ha. Luas area tersebut meliputi
pertanian organik sayuran selain Rurukan
luas lahan yang tersertifikasi, yaitu
walaupun letaknya dibawah kaki gunung
97.351,60 ha (42 persen dari total luas area
lokon. Demikian pula dengan keberadaan
pertanian organik di Indonesia) dan luas
petani di kelurahan tersebut belum
lahan yang masih dalam proses sertifikasi
sepenuhnya menerapkan pertanian organik
(pilot project AOI), yaitu 132.764,85 ha
akan tetapi sebaliknya kebanyakan petani
(57 persen dari total luas area pertanian
masih menerapkan pertanian an-organik.
organic di Indonesia).
Menurunnya Produksi dan dukungan dari
Hortikultura merupakan bagian dari
pemerintah yang masih kurang
sektor pertanian yang terdiri atas sayuran,
menyebabkan petani masih merasa ragu
buah-buahan, tanaman hias. Komoditi
untuk menerapkannya sehingga diperlukan
hortikultura khususnya sayuran memegang
sosialisasi bagi para petani. Saat ini ada
peranan penting dalam pemenuhan
kebijakan pemerintah untuk mengadakan
kebutuhan pangan manusia. Umumnya
peralihan penggunan bahan an-organik ke
sumber produksi sayuran dataran rendah
bahan organik. Peralihan tersebut, petani
lebih sedikit jumlahnya karena selama ini
akan mengalami kerugian seperti
potensi dataran rendah sebagai media
menurunnya produksi sehingga petani
tanam belum banyak diusahakan sehingga
membutuhkan pengembangan yang lebih
4
lanjut dan tepat walaupun penerapannya Kecamatan Tomohon Utara Kota
ditingkat petani masih kurang. Tomohon.
Berdasarkan hasil pra survey Metode pengambilan sampel
bahwa sebagian besar petani telah berhasil sebanyak 30 responden dari petani yang
membudidayakan usahatani sayuran terdiri dari petani tomat sebanyak 5 orang,
organik ini. Data yang diperoleh dari petani kol bunga sebanyak 15 orang dan
BP3K Kecamatan Tomohon Utara Sayuran petani sawi sebanyak 10 orang.
organik yang unggul diterapkan di Variabel yang diukur serta
Kelurahan Kakaskasen dua adalah Tomat, digunakan dalam penenlitian ini adalah
Sawi dan Bunga kol. Akan tetapi, faktor internal yang terdiri dari kekuatan
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa seperti sumberdaya petani, teknologi,
banyak petani belum menerapkan pertanian sarana produksi ;kelemahan seperti
organik, karena petani akan mengalami pemasaran dan lahan ; peluang seperti
kerugian dengan penurunan produksi dan pemerintah, sosial, dan ekonomi serta
harga yang sama dengan pertanian ancaman seperti persaingan.
anorganik nanti. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan secara deskriptif
METODOLOGI PENELITIAN
dengan menggunakan analisis SWOT.
Penelitian ini berlangsung selama
Analisis SWOT adalah identifikasi
tiga bulan yaitu bulan November tahun
berbagai faktor secara sistematis untuk
2014 sampai bulan februari 2015 mulai
merumuskan strategi. Analisis ini terdiri
dari persiapan hingga penyusunan laporan.
dari empat kuadran yaitu :
Lokasi penelitian dilakukan dikelurahan
a. Kuadran I yaitu situasi yang sangat
kakaskasen dua kecamatan tomohon utara
menguntungkan karena memiliki
kota tomohon.
peluang dan kekuatan sehingga dapat
Data yang digunakan dalam
memanfaatkan peluang yang ada.
penelitian ini yaitu data primer yang
b. Kuadran II yaitu sedang menghadapi
diperoleh melalui FGD dan melalui
berbagai ancaman. Strategi yang
wawancara langsung kepada Dinas
diterapkan adalah menggunakan
Pertanian, Lurah Kakaskasen Dua,
kekuatan untuk memanfaatkan peluang
kelompok tani, petani dan konsumen dan
jangka panjang dengan cara strategi
menggunakan daftar pertanyaan
inovasi.
(kuesioner) dan data sekunder diperoleh
c. Kuadran III yaitu sedang menghadapi
dari Badan Penyuluhan Pertanian
peluang pasar yang sangat besar tetapi
Perikanan dan Kehutanan (BP3K)
pihak petani sedang menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal.
5
d. Kuadran IV yaitu situasi yang sangat dapat dilihat dari faktor yaitu sumberdaya
tidak menguntungkan petani dalam petani seperti petani telah menguasai
menghadapi berbagai ancaman dan teknologi dan telah berpengalaman dalam
kelemahan internal. berusahatani sayuran organik; teknologi
Menyusun dan menghitung analisis seperti memiliki alat-alat pertanian; sarana
SWOT dengan menentukan bobot nilai produksi seperti benih dan pupuk yang
(BN) dan rating nilai (RN) kemudian diperoleh dari toko pertanian; lahan seperti
dijumlahkan untuk memperoleh skor nilai penggunaan bahan kimia sekitar 10 % di
(SN) dengan formula : dalam tanah dan pemasaran seperti kondisi
SN = BN x RN pasar yang belum siap menerima sayuran
organik dan harga produk organik yang
HASIL DAN PEMBAHASAN sama dengan produk an-organik.
Analisis Faktor Eksternal
Deskripsi Wilayah Penelitian
Analisis lingkungan eksternal
Kelurahan Kakaskasen Dua secara
bertujuan untuk mengidentifikasi dan
administrasi termasuk dalam wilayah
mengevaluasi kecenderungan dan kejadian
Kecamatan Tomohon Utara, Kota
yang berada diluar. Analisis lingkungan
Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Secara
eksternal berfokus pada penentuan faktor
geografis , kelurahan Kakaskasen Dua
yang menjadi peluang dan ancaman dalam
terletak pada 1,15 Lintang Utara dan 124,5
berusahatani, peluang yaitu pemerintah
Bujur Timur dengan mempunyai luas
seperti adanya kerjasama dengan dinas
wilayah sebesar 378 Km².
pertanian, BP3K dan Lurah Kakaskasen
Deskripsi Usahatani Sayuran Organik
dua, sosialisasi dan arahan serta menunjang
di Kelurahan Kakaskasen Dua
program dibidang pertanian khususnya
Sayuran organik merupakan sayuran
sayuran organik; sosial seperti kesadaran
yang dihasilkan dari pertanian bersifat
masyarakat mengkonsumsi sayuran
ramah lingkungan dan lebih mendekatkan
organik dan perubahan gaya hidup
diri pada konsep alam (back to nature).
masyarakat organik dan ekonomi seperti
Sayuran organik yang dibudidayaka di
mempunyai akses lembaga keuangan serta
kelurahan kakaskasen dua adalah tomat,
ancaman seperti persaingan yaitu adanya
kol bunga dan sawi.
petani daerah lain yang membudidayakan
Analisis Faktor Internal
sayuran organik dan adanya isu bahwa
Analisis lingkungan internal
kebanyakan sayuran organik yang beredar
merupakan proses perencanaan strategi
dipasaran tidak 100% organik.
yang menentukan kekuatan dan kelemahan
Formulasi Strategi Pengembangan
dalam berusahati. Lingkungan internal
Pertanian Organik Sayuran
6
Kelemahan
a. Analisis Matriks IFAS (Internal a. Penggunaan 0,02 2 0,04
bahan kimia
Strategyc Factors Analiysis Summary) seperti pupuk
kimia sekitar
Analisis matriks IFAS diperoleh dengan 10% di dalam 0,01 1 0,01
tanah
b. Produk organik
menganalisis lingkungan internal belum memiliki 0,02 1 0,04
label sertifikasi
pengembangan pertanian organik sayuran c. Produktivitas 0,01 1 0,01
organik rendah
di kelurahan kakaskasen dua sehingga d. Kondisi pasar
yang belum siap 0,02 2 0,04
diperoleh faktor-faktor kekuatan dan menerima
produk organik
kelemahan. Identifikasi faktor kekuatan e. Harga produk
organik yang
dan kelemahan diperoleh melalui FDG sama dengan 1,00 4,08
produk an-
(Focus Group Discussion) dan wawancara organik karena
belum memiliki
label
langsung kepada petani dengan Total
f. Bahan baku yang 0,10 4 0,4
menggunakan kuesioner atau daftar tersedia secara
terus-menerus
pertanyaan. untuk
pengendalian
Tabel 4. Analisis Matrik IFAS (Analisis hama/penyakit
seperti daun
Faktor Strategi Internal) Sayuran Organik pepaya, daun
jeruk dan daun
Tomat di Kelurahan Kakaskasen Dua sirsak
g. Kondisi lahan 0,07 4 0,28
Skor yang cocok untuk
penanaman
Bob Rati (bobot sayuran organik
No Variabel
ot ng x
rating)
1. Faktor Internal
Berdasarkan tabel 4, hasil analisis
Kekuatan matriks IFAS diatas diketahui bahwa
a. Petani telah 0,15 4 0,6
menguasai faktor yang menjadi kekuatan utama
teknologi sayuran
organik adalah pengalaman petani dalam
b. Petani telah 0,19 5 0,95
berpengalaman berusahatani sayuran organik seperti tomat
dalam
berusahatani bobot sebesar 0,15 dan rating 5 sehingga
sayuran organik
seperti tomat. diperoleh nilai skor sebesar 0,75 dan
c. Mempunyai 0,10 4 0,4
hubungan Kelemahan utama adalah produk organik
kerjasama dengan
Dinas Pertanian,
BP3K dan Lurah belum memiliki label sertifikasi dan
Kakaskasen Dua 0,10 5 0,5
d. Memiliki alat-alat kondisi pasar yang belum siap menerima
pertanian
e. Benih dan pupuk produk organik dengan bobot 0,01 dan
organik tersedia
di Toko Pertanian rating 1 sehingga nilai skornya sebesar
- Benih dan 0,15 4 0,6
pupuk 0,01. Hasil analisis perhitungan faktor-
tersedia
setiap faktor internal diatas diperoleh total skor
waktu
- Jarak untuk 0,07 3 0,21
membeli
IFAS sebesar 4,08. Angka ini berarti
benih dan
pupuk menunjukkan bahwa usahatani sayuran
dekat

7
Skor
Bob Rati (bobot
No Variabel
ot ng x
rating)
1. Faktor Internal
kimia seperti pupuk
Kekuatan kimia sekitar 10% di
a. Petani telah 0,15 3 0,45 dalam tanah
menguasai b. Produk organik 0,02 4 0,08
teknologi sayuran belum memiliki label
organik sertifikasi
b. Petani telah 0,17 3 0,51 c. Produktivitas 0,06 4 0,24
berpengalaman organik rendah
dalam d. Kondisi pasar yang 0,04 4 0,16
berusahatani belum siap
sayuran organik menerima produk
seperti sawi organik 0,04 3 0,12
c. Mempunyai 0,10 5 0,5 e. Harga produk
hubungan organik yang sama
kerjasama dengan dengan produk an-
Dinas Pertanian, organik karena
BP3K dan Lurah belum memiliki label 1,00 3,72
Kakaskasen Dua Total
d. Memiliki alat-alat 0,07 5 0,35 Berdasarkan tabel 5, hasil analisis
pertanian
e. Benih dan pupuk matriks IFAS diatas diketahui bahwa
organik tersedia
di Toko Pertanian
- Benih dan 0,11 4 0,44
faktor yang menjadi kekuatan utama
pupuk
tersedia adalah pengalaman petani dalam
setiap
waktu berusahatani sayuran organik seperti sawi
- Jarak untuk 0,10 3 0,3
membeli dengan bobot sebesar 0,17 dan rating 3
benih dan
pupuk sehingga diperoleh nilai skor sebesar
dekat
f. Bahan baku yang 0,05 5 0,25 0,51.Kelemahan utama adalah produk
tersedia secara
terus-menerus organik belum memiliki label sertifikasi
untuk
pengendalian
hama/penyakit dengan bobot 0,02 dan rating 4 sehingga
seperti daun
pepaya, daun nilai skornya sebesar 0,08).Hasil analisis
jeruk dan daun
sirsak perhitungan faktor-faktor internal diatas
g. Kondisi lahan 0,05 4 0,2
yang cocok untuk diperoleh total skor IFAS sebesar 3,72.
penanaman
sayuran organik Angka ini berarti menunjukkan bahwa
organik memiliki kemampuan diatas rata- usahatani sayuran organik memiliki
rata dalam memanfaatkan kekuatan dan kemampuan diatas rata-rata dalam
mengatasi kelemahan internal, hal ini memanfaatkan kekuatan dan mengatasi
berarti selama ini usahatani kelemahan internal, hal ini berarti selama
sayuran organik sudah cukup mampu ini usahatani sayuran organik sudah cukup
menggunakan strateginya dalam mampu menggunakan strateginya dalam
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi memanfaatkan kekuatan dan mengatasi
kelemahan internal usahatani. kelemahan internal usahatani.
Tabel 6. Analisis Matrik IFAS (Analisis
Tabel 5. Analisis Matrik IFAS (Analisis Faktor Strategi Internal) Sayuran Organik
Faktor Strategi Internal) Sayuran Organik Kol Bunga di Kelurahan Kakaskasen Dua
Sawi di Kelurahan Kakaskasen Dua
Kelemahan
a. Penggunaan bahan 0,04 3 0,12

8
Skor
Bob Rati (bobot
No Variabel adalah petani telah menguasai teknologi
ot ng x
rating) sayuran organik bobot sebesar 0,15 dan
1. Faktor rating 3 sehingga diperoleh nilai skor
Internal
Kekuatan
sebesar (0,45).Kelemahan utama adalah
a. Petani telah 0,15 3 0,45 penggunaan bahan kimia seperti pupuk
menguasai
teknologi sayuran kimia sekitar 10% didalam tanah, dan
organik
b. Petani telah 0,15 4 0,6 harga produk organik yang sama dengan
berpengalaman
dalam
berusahatani
produk an-organik karena belum memiliki
sayuran organik
seperti kol bunga label dengan bobot 0,01 dan rating 3 nilai
c. Mempunyai 0,10 4 0,4
hubungan skornya sebesar (0,03).Hasil analisis
kerjasama dengan
Dinas Pertanian, perhitungan faktor-faktor internal diatas
BP3K dan Lurah
Kakaskasen Dua diperoleh total skor IFAS sebesar 3,76.
d. Memiliki alat-alat 0,05 5 0,25
pertanian Angka ini berarti menunjukkan bahwa
e. Benih dan pupuk
organik tersedia usahatani sayuran organik memiliki
di Toko Pertanian
- Benih dan 0,15 4 0,6
pupuk kemampuan diatas rata-rata dalam
tersedia
setiap memanfaatkan kekuatan dan mengatasi
waktu
- Jarak untuk 0,07 2 0,14 kelemahan internal, hal ini berarti selama
membeli
benih dan ini usahatani sayuran organik sudah cukup
pupuk
dekat mampu menggunakan strateginya dalam
f. Bahan baku yang 0,15 4 0,6
tersedia secara memanfaatkan kekuatan dan mengatasi
terus-menerus
untuk
pengendalian
kelemahan internal usahatani.
hama/penyakit
seperti daun b. Analisis Matrik EFAS (Eksternal
pepaya, daun
jeruk dan daun Strategic Factors Analysis Summary)
sirsak
g. Kondisi lahan 0,11 4 0,44 Penyusunan matriks EFE hampir sama
yang cocok untuk
penanaman dengan langkah penyusunan matriks IFE.
sayuran organik
Perbedaannya pada faktor strategis yang
dimasukkan pada matriks EFAS yaitu
Berdasarkan tabel 6, hasil analisis
faktor kunci peluang (opportunities) dan
matriks IFAS diatas diketahui bahwa
ancaman (threaths) yang berpengaruh
faktor yang menjadi kekuatan utama
terhadap usahatani sayuran organic di
Kelemahan
a. Penggunaan bahan 0,01 3 0,03
Kelurahan Kakaskasen Dua. Faktor-faktor
kimia seperti pupuk
kimia sekitar 10% di strategis eksternal diperoleh melalui FDG
dalam tanah
b. Produk organik 0,02 3 0,06 dengan hasil wawancara dan pengisian
belum memiliki label
sertifikasi koesioner oleh responden.
c. Produktivitas 0,03 4 0,12
organik rendah
d. Kondisi pasar yang 0,01 4 0,04
belum siap
menerima produk
organik 0,01 3 0,03
e. Harga produk 9
organik yang sama
dengan produk an-
organik karena
belum memiliki label 1,00 3,76
Total
Tabel 7. Analisis Matrik EFAS (Analisis bobot 0,11 dan rating 3 sehingga diperoleh
Faktor Strategi Eksternal) Sayuran Organik skor sebesar 0,33.Hasil analisis faktor-
Tomat di Kelurahan Kakaskasen Dua faktor eksternal tersebut dapat diketahui
Skor bahwa total skor matriks EFAS sebesar
Bob Rati (bobot
No Variabel
ot ng x
2,57.
rating) Tabel 8. Analisis Matrik EFAS (Analisis
2. Faktor
Faktor Strategi Eksternal) Sayuran Organik
Eksternal
Peluang Sawi di Kelurahan Kakaskasen Dua
a. Memberikan 0,20 4 0,8
bantuan sarana Skor
produksi
b. Sosialisasi dan 0,10 3 0,3 Bob Rati (bobot
No Variabel
arahan ot ng x
c. Membentuk 0,10 2 0,2
kelompok tani rating)
berdasarkan 3. Faktor
persyaratan
d. Menunjang 0,15 2 0,3 Eksternal
program dibidang Peluang
pertanian
khususnya a. Memberikan 0,15 4 0,6
sayuran organik bantuan sarana
e. Perubahan gaya 0,07 1 0,07 produksi
hidup organik b. Sosialisasi dan 0,10 3 0,3
konsumen arahan
f. Kesadaran 0,07 1 0,07 c. Membentuk 0,10 3 0,3
masyarakat kelompok tani
mengkonsumsi berdasarkan
sayuran organik persyaratan
g. Mempunyai akses 0,10 3 0,3 d. Menunjang 0,16 4 0,64
terhadap lembaga program dibidang
keuangan pertanian
Ancaman khususnya
a. Adanya petani 0,10 2 0,2 sayuran organik
daerah lain e. Perubahan gaya 0,09 3 0,27
yang hidup organik
membudidaya konsumen
kan sayuran f. Kesadaran 0,09 3 0,27
organik masyarakat
b. Adanya isu 0,11 3 0,33 mengkonsumsi
bahwa sayuran organic
kebanyakan g. Mempunyai akses 0,10 4 0,4
sayuran terhadap lembaga
organik yang keuangan
bersedar Ancaman
dipasaran tidak a. Adanya petani 0,13 4 0,52
100 % organik daerah lain yang
Total 1,00 2,57 membudidayakan
sayuran organic
Berdasarkan tabel 7, hasil analisis b. Adanya isu bahwa 0,03 3 0,24
kebanyakan sayuran
tersebut diketahui bahwa peluang utama organik yang
bersedar dipasaran
sayuran organik Tomat adalah pemerintah tidak 100 % organik
Total 1,00 3,54
memberikan bantuan sarana produksi Berdasarkan tabel 8, hasil analisis
dengan bobot 0,20 dan rating 4 sehingga tersebut diketahui bahwa peluang utama
skor faktornya sebesar 0,8.Ancaman utama sayuran organik Sawi adalah menunjang
yang dihadapi adalah adanya isu bahwa program dibidang pertanian khususnya
kebanyakan sayuran organik uang beredar sayuran organik dengan bobot 0,16 dan
dipasaran tidak 100% organik dengan rating 4 sehingga skor faktornya sebesar

10
0,64.Ancaman utama yang dihadapi adalah daerah lain
yang
membudidaya
adanya petani daerah lain yang kan sayuran
organic
membudidayakan sayuran organik dengan b. Adanya isu 0,04 4 0,16
bahwa
bobot 0,13 dan rating 4 sehingga diperoleh kebanyakan
sayuran
skor sebesar 0,52. Hasil analisis faktor- organik yang
bersedar
faktor eksternal tersebut dapat diketahui dipasaran tidak
100 % organik
bahwa total skor matriks EFAS sebesar Total 1,00 3,23
Berdasarkan tabel 9, hasil analisis
3,54. Hal ini berarti pengembangan
tersebut diketahui bahwa peluang utama
pertanian organik sayuran memiliki
sayuran organik kol bunga adalah
kemampuan diatas rata-rata dalam
memberikan bantuan sarana produksi
memanfaatkan peluang dan menghindari
dengan bobot 0,20 dan rating 4 sehingga
ancaman eksternal, ini berarti selama ini
skor faktornya sebesar 0,8.Ancaman utama
usahatani sayuran organik telah cukup
yang dihadapi adalah adanya petani daerah
mampu menggunakan strateginya untuk
lain yang membudidayakan sayuran
memanfaatkan peluang dan menghindari
organik dengan bobot 0,15 dan rating 4
ancaman eksternal.
sehingga diperoleh skor sebesar 0,6.Hasil
Tabel 9. Analisis Matrik EFAS (Analisis
analisis faktor-faktor eksternal tersebut
Faktor Strategi Eksternal) Sayuran Organik
dapat diketahui bahwa total skor matriks
Kol Bunga di Kelurahan Kakaskasen Dua
EFAS sebesar 3,23. Hal ini berarti
Skor pengembangan pertanian organik sayuran
Bob Rati (bobot
No Variabel memiliki kemampuan diatas rata-rata
ot ng x
rating) dalam memanfaatkan peluang dan
2. Faktor Eksternal
menghindari ancaman eksternal, ini berarti
Peluang
a. Memberikan 0,20 4 0,8 selama ini usahatani sayuran organik telah
bantuansarana
produksi cukup mampu menggunakan strateginya
b. Sosialisasi dan 0,10 3 0,3
arahan untuk memanfaatkan peluang dan
c. Membentuk 0,10 3 0,3
kelompok tani menghindari ancaman eksternal.
berdasarkan
persyaratan
d. Menunjang 0,10 4 0,4
program dibidang Analisis Matriks I-E (Internal –
pertanian
khususnya Eksternal Matrix)
sayuran organik
e. Perubahan gaya 0,10 2 0,2 Penentuan posisi strategi bersaing
hidup organik
konsumen pada matriks IE didasarkan pada hasil total
f. Kesadaran 0,10 2 0,2
masyarakat skor matriks IFAS dan EFAS. Total skor
mengkonsumsi
sayuran organic sayuran organik tomat (IFAS yang
g. Mempunyai akses 0,09 3 0,27
terhadap lembaga
keuangan
diperoleh sebesar 4,08 dan EFAS yang
Ancaman
a. Adanya petani 0,15 4 0,6
diperoleh sebesar 2,35), sayuran organik
11
sawi (IFAS yang diperoleh sebesar 3,72 mempertahankan serta meningkatkan
dan EFAS yang diperoleh sebesar 3,51) image produk organik pada konsumen.
dan sayuran organik kol bunga (IFAS yang Strategi WT (Weaknesses-Threats) yaitu
diperoleh sebesar 3,76 dan EFAS yang strategi Meminimalkan harga, dan
diperoleh sebesar 3,23). meningkatkan produktivitas sayuran
Matriks SWOT organik untuk menghadapi persaingan
Berdasarkan hasil analisis Matriks dengan petani daerah lain dan
SWOT dihasilkan Strategi SO (Strengths- mengusahakan pelabelan yang jelas
Opportunities, bahwa kekuatan dari terhadap produk organik sehingga
sayuran organik harus dikembangkan pasar/konsumen mampu menerima produk
untuk memanfaatkan peluang sebesar- organik
besarnya yaitu strategi dengan KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki petani, jaminan Berdasarkan penelitian yang telah

mutu sayuran organik dan bekerjasama dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan


dengan Dinas Petanian, Lurah kakaskasen yaitu : Lingkungan internal terdiri dari

dua, dan BP3K dalam perbedaan pelabelan kekuatan yaitu petani telah berpengalaman

sayuran organik dan strategi memperluas dan menguasai teknologi, mempunyai

usahatani sayuran organik dengan kerjasama dengan Dinas Pertanian, Lurah,

memanfaatkan akses lembaga dan BP3K, sarana produksi organik

keuangan.Strategi WO (Weaknesses- tersedia dan Kelemahan yaitu petani masih

Oppotunities) yaitu strategi Meningkatkan menggunakan bahan kimia sekitar 10% di

harga produk organik melalui hubungan dalam tanah, produk organik belum

kerjasama dengan pemerintah, konsumen memiliki label sehingga harganya sama


dan masyarakat demi menunjang dengan an-organik. Lingkungan eksternal
keberhasilan program sayuran organik dan terdiri dari peluang yaitu pemerintah

Meningkatkan produtivitas melalui akses mendukung pengembangan pertanian


lembaga keuangan. Strategi ST (Strengths- organik, meningkatnya kesadaran
Threats) yaitu strategi Meningkatkan masyarakat untuk mengkonsumsi produk

sumberdaya petani, pemanfaatan teknologi, organik dan ancaman yaitu adanya

benih dan pupuk, dan lahan untuk persaingan dengan petani daerah lain dan
menambah jumlah produksi sayuran berkurangnya kepercayaan konsumsi
organik yang berlabel dengan produk yang karena umumnya yang beredar dipasaran

lain dan Mempertahankan kerjasama belum 100% organik. Strategi

dengan Dinas pertanian, BP3K, pengembangan pertanian organik sayuran


mengusahakan label sertifikasi organik dan di Kelurahan Kakaskasen Dua adalah

12
meningkatkan kemampuan dan
Hasibuan, T. N., 2008. Analisis Faktor
keterampilan yang dimiliki petani, jaminan
yang mempengaruhi permintaan
kualitassayuran organik, dan bekerjasama konsumen akan sayuran organik.
Skripsi Fakultas Pertanian USU,
dengan dinas pertanian dan BP3K dalam
Medan. Diakses tanggal 25 april
pemberian label terhadap sayuran organik, 2012
melakukan sosialisasi secara terus
Hubeis M., Mukhamad N., Hardiana W.,
menerus, memperluas usahatani sayuran dan Nurhadi W., 2013. Strategi
produksi pangan organik bernilai
organik dengan memanfaatkan akses
tambah tinggi yang berbasis petani.
lembaga keuangan dan meningkatnya Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia,
Volume 18(3) : 194-199. ISSN 0853-
kesadaran masyarakat untuk
4217
mengkonsumsi produk organik.
Husnain dan Syahbuddin P., 2009.
1. Saran
”Mungkinkan Pertanian Organik di
Kelurahan Kakaskasen dua Indonesia? Peluang dan
Tantangan”, Makalah dan Jurnal,
berpotensi kuat untuk dikembangkan
Inovasi Online. Persatuan Pelajar
pertanian organik sayuran tomat, sawi dan Indonesia (PPI) Jepang.org
kol bunga, maka perlu dilakukan antara
Irwanto, 2006. Focused Group Discussion
lain ; sosialisasi dan pembinaan kepada (FGD) : Sebuah Pengantar Praktis.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
petani, supaya dalam berusahatani
mengurangi atau menghilangkan Jayanata C., dan Kholil A., 2013. Gaya
Hidup Organik : Sehat tanpa Mahal.
penggunaan bahan kimia seperti; pupuk
Penerbit Qanita, Bandung
kimia dan pestisida, mensterilkan lahan
Kotler, 2005. Manajemen Pemasaran Edisi
dari penggunaan bahan kimia selama 2-3 Kesebelas Jilid 1. PT INDEKS
tahun, juga mengusahakan label dan Kelompok Gramedia, Jakarta.

sertifikasi organik pada produk organik Lisana, S., 2008. Faktor-faktor yang
hasil produksi petani Kakaskasen dua, mempengaruhi pengambilan
keputusan petani dalam menerapkan
sehingga konsumen dan masyarakat pertanian padi organik di Desa
mengetahui dan mengenal dengan pasti Sukorejo, Kecamatan Sambirejo,
Kabupaten Sragen. Skripsi Fakultas
bahwa sayuran yang mereka konsumsi Pertanian Universitas Sebelas Maret
benar-benar dari usahatani organik Jurusan/ Program Studi Penyuluhan
dan Komunikasi Pertanian, Surakarta
DAFTAR PUSTAKA Nazaruddin, 2003. Budidaya dan
Anonimous, 2014. Badan Penyuluhan Pengaturan panen sayuran dataran
Pertanian Perikanan dan Kehutanan rendah. Edisi ke 7. Penerbit Penebar
Kecamatan Tomohon Utara Kota Swadaya, Jakarta
Tomohon
Pracaya, 2011. Bertanam sayur organik di
Fahmi, I., 2013. Manajemen Strategis kebun, pot dan polibag. Penebar
Teori dan Aplikasi. Penerbit Swadaya, Jakarta
Alfabeta, Bandung
13
Rangkuti, F., 2006. Analisis SWOT Teknik Yanti, M., 2006. Strategi Pengembangan
membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT Usaha Sayuran Organik Di
Gramedia Pustaka utama, Jakarta Pertanian Organik „Kebonku”.
Skripsi Program Studi Manajemen
Reijntjes, Haverkort, dan Bayer., 2006. Agribisnis Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Masa Depan, Pengantar Pertanian Bogor, Bogor
untuk Pertanian Berkelanjutan
dengan Input Luar Rendah. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta

Rosita, S., 2008. Analisis strategi usaha


sayuran organik di PT Anugerah
Bumi Persada “RR Organic
Farming” Kabupaten Cianjur.
Skripsi Fakultas Pertanian Program
studi Ekonomi Pertanian dan
Sumberdaya Institut Pertanian
Bogor, Bogor

Saptana, dkk., 2009. Strategi kemitraan


usaha dalam rangka peningkatan
daya saing agribisnis cabe merah di
Jawa tengah. Pusat analisis sosial
ekonomi dan Kebijakan pertanian
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Diakses tanggal 25 april 2012

Setyati, S., 1989. Dasar-dasar


Hortikultura. Departemen Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor, Bogor

Siahaan, L., 2009. Strategi Pengembangan


padi organik kelompok tani sisandi,
desa baruara, kabupaten toba
samosira sumatera utara. Skripsi
Departemen Agribisnis Fakultas
Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor, Bogor

Silalahi, H. B., 2013. Strategi


Pengembangan Usahatani komoditas
sayuran dataran tinggi di kampung
hungku distrik anggi di Kabupaten
Manokwari. Skripsi Program studi
Agribisnis Fakultas pertanian dan
teknologi pertanian Universitas
Negeri Papua, Manokwari

Sutanto, 2002. Pertanian Organik Menuju


Pertanian Alternatif dan
Keberlanjutan. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai