Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAMAN DAN HIJAUAN PAKAN


“ANALISIS PRODUKSI RUMPUT ALAM (LAPANG)”

OLEH :
NAMA : RIZKY PUTRI UTAMI
NIM : D1A021051
KELOMPOK : 1C
ASISTEN : MUHAMMAD GHULAM AZIZUL H

LABORATORIUM AGROSTOLOGI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
HIjauan lapangan merupakan tumbuhan rerumputann, kacang-kacangan dan
herba yang tumbuh secara alami. Hijauan alam mungkin saja bisa dimanfaatkan
bahkan dikembangkan sebagai sumber hijauan pakan. Hijauan pakan yang baik
dapat dilihat dari kualitas atau kandungan zat gizinya dan jumlah yang cukup dan
ketersediaannya secara berkelanjutan sepanjang tahun. Hijauan lapangan tropis di
Indonesia memiliki komposisi nutrien yang bervariasi tergantung spesies dan
kondisi lingkungannya.
Pada wilayah yang memiliki kondisi lahan yang luas dan jarang penduduk, maka
hamparan hijauan lapangan dapat dimanfaatkan sebagai hamparan padang
penggembalaan alam. Hijauan lapangan bukan hanya dimanfaatkan oleh negara
berkembang seperti Indonesia saja, negara maju juga memanfaatkan hijauan
lapangan.
Rumput alam bisa dimanfaatkan sebagai padang penggembalaan. Kendala yang
umum dialami oleh peternak di Indonesia mengenai ketersediaan pakan hijauan
salah satunya ialah pengaruh musim dan berkurangnya lahan atau padang
pengembalaan. Pada musim hujan hijauan melimpah, oleh karena itu
penggembalaan ternak dilaksanakan pada musim penghujan, sedangkan pada
musim kemarau pertumbuhan dan produktifitas hijauan sangat menurun. Bila pada
musim kemarau masih dilaksanakan penggembalaan akan sangat dikhawatirkan jika
terjadi kekuranga hijauan, padang penggembalaan yang rusakbahkan kesehatan
terkan akan terganggu.
Keberadaan tumbuh-tumbuhan lain selain dari pakan ternak di padang rumput,
terutama di padang rumput alam, adalah sesuatu yang wajar karena hal ini erat
kaitannya dengan keadaan lingkungan (ekologi) baik pada masa lalu maupun pada
saat sekarang. Namun apabila populasinya sudah sangat tinggi sehingga menekan
pertumbuhan dan populasi rumput pakan yang ada, maka tumbuhan tersebut
sudah berubah menjadi gulma.
1.2 Tujuan
1. Praktikan dapat menjelaskan apa itu hijauan lapangan.
2. Praktikan dapat menghitung kadar nutrisi pakan dari hijauan alam.

1.3. Waktu dan Tempat


Praktikum “Analisis Produksi Rumput Alam (lapang)” dilaksanakan hari Kamis, 3
Maret 2022 pukul 14.50-selesai di Experimental Farm, Fakultas Peternakan,
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
1.3.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rumput lapangan merupakan objek studi hijauan pakan yang terus
berkembang karena kelebihannya dalam beradaptasi dan mudah dibudidaya
(Ramírez et al. 2009). Rumput lapangan yang berkualitas selanjutnya akan
dikembangkan dan dibudidayakan secara intensif untuk mencukupi kebutuhan
pakan ternak (Mburu et al., 2018). Evaluasi berbagai spesies rumput lapangan perlu
dilakukan sebagai langkah awal dalam seleksi rumput pakan tropis di Indonesia.
Evaluasi nutrien dan kecernan rumput tropis di musim hujan telah dilakukan di
Filipina (Kondo et al., 2015).
Faktor terpenting dalam ternak ruminansia adalah budidaya hijauan. Kondo et
al. (2015) melaporkan bahwa penyediaan hijauan pakan sangat penting dalam
usaha peternakan domba, kambing, sapi dan kerbau. Peternak rakyat masih banyak
memanfaatkan limbah pertanian dan rumput sebagai sumber hijauan. Penggunaan
limbah pertanian seperti jerami padi, lazim diberikan kepada ternak yang berada
pada sentra pertanian (Wahyono et al., 2017).
Kurangnya tanaman leguminosa di padang rumput alam menyebabkan
rendahnya kualitas hijauan, karena selain kandungan nutrisi yang lebih tinggi dalam
leguminosa dibandingkan rumput, namun tanaman leguminosa juga memberikan
kontribusi terhadap penyediaan nitrogen melalui fiksasi N. Hal ini penting dalam
mengelola padang penggembalaan sehingga menjaga kualitas padang secara
berkelanjutan (Whiteman, 1980).
Pakan berserat yang berasal dari hijauan adalah penyusun utama ransum
ternak ruminansia. Pada peternakan rakyat, terutama kelompok petani peternak
yang memelihara ternak dalam kandang, hijauan yang diberikan sebagian besar
berupa rumput alam yang tempat tumbuhnya bervariasi dari daerah perkebunan,
kehutanan, lapangan umum, pematang sawah dan di sepanjang pinggiran sungai,
tanpa proses pemupukan atau perlakuan lain yang lazim dilakukan terhadap
rumput budidaya (Sudirman et al., 2015). Produktivitas ruminansia sangat
tergantung pada ketersediaan hijauan yang berkualitas. Ketersediaan pakan secara
berkelanjutan baik kualitas maupun kuantitas, terutama disaat musim kemarau
masih merupakan permasalahan utama dalam produktivitas ternak. Pemberian
pakan yang efisien untuk ruminansia adalah salah satu strategi dalam
memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah dan bernilai gizi (Indriani etn al.,
2019)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1 Hasil foto
No. Gambar Keterangan

1. Nama : Timbangan
Total timbangan : 960 gr.

2.

3.1.2 Perhitungan

1. Produksi hijauan dalam satu ladang


Diketahui dari hasil pemotongan hijauan dalam satu kuadran berukuran 1 x 1
m, yaitu 960 gr/m2.
2. Kapasitas tampung
Permisalan bobot sapi yang digembalakan 300 kg, rata-rata produksi hijauan
1,16 kg/m2, R (rest) = 70 hari dan S (stay) = 30 hari. Berapakah kapasitas
tampung dengan PUF ringan (30%)?
Jawaban:
Rumus Voisin :
r=(y–1)s
r = sy – s
r+s
sy=
s
70+30
y= =3 , 33
30

Penggembalaan ringan
PUF = 30 % x 960 gr/m2
PUF = 288 gr/m2
PUF = 2880 kg/ha

Kebutuhan hijauan sapi (10% dari bobot tubuh)


300 x 10% = 30 kg/hari = 900 kg/bulan
Kebutuhan luas lahan/ekor/bulan
900
Kebutuhan hijauan sapi = =0 , 31ha /ekor /bulan
2880
1 ,03
Kapasitas tampung = 3 , 33 x 0 , 31= =1
1 ,03
Jadi, kapasitas tampung pada PUF ringan (30%) adalah 1—2 ekor/ha/bulan.

3.2. Pembahasan
Hijauan alam merupakan jenis hijauan yang tumbuh liar di alam tanpa melalu
proses budidaya. Hijauan alam mempunyai ciri-ciri, diantaranya adalah tumbuh
dengan sendirinya, tidak dipelihara, dan rendah produksinya. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Bahrun (2018) bahwa ciri yang dimiliki rumput alam diantaranya
tumbuh dengan sendirinya dan produksinya rendah. Rumput alam biasanya akan
tumbuh subur di perkebunan atau dibawah pepohonan. Kandungan nutrisi yang
terkandung didalam rumput alam yaitu 21,60% bahan kering, 10,20% protein, 52%
energi, 0,37% kalsium, 0,23% fosfor dan 76% air.
Padang lapangan biasanya dimanfaatkan sebagai tempat penggembalaan.
Lahan penggembalaan menyediakan hijauan berupa rumput dan leguminosa.
Pengawetan hijauan makanan ternak dianjurkan untuk mengantisipasi kekurangan
kebutuhan pakan pada musim kemarau. Pada musim kemarau, hijauan kering
berguna untuk mengantisipasi kekurangan ketersediaan pakan pada musim
kemarau. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Siregar (2011) hijauan kering
adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut
juga jerani kering. Periode istirahat pada saat musim kemarau sekitar empat bulan
atau 10 minggu. Faktor penggunaan hijauan atau proper used factor (PUF) perlu
diperhatikan pada saat periode istirahat. PUF pada penggembalaan ringan sekitar
25-30%, penggembalaan sedang 40-50%, sedangkan pada penggembalaan berat 55-
70%.
Persiapan lahan merupakan langkah awal. Pembersihan lahan yang masih
terdapat berbagai tanaman-tanaman yang mengganggu pertumbuhan merupakan
langkah awal dari persiapan lahan. Menurut Nugroho (2012) salah satu bagian dari
peremajaan serta merupakan tahapan yang cukup penting yang dapat menentukan
keberhasilan usaha agribisnis ialah land clearing. Tujuan dari land crearing atau
pembersihan lahan adalah untuk membersihkan area yang terdapat semak-semak,
alang-alang, bahkan rerumputan. Setelah itu dilanjutkan dengan pengupasan
lapisan tanah humus permukaan, penggalian permukaan tanah yang tinggi, dan
perataan permukaan.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. HIjauan lapangan merupakan tumbuhan rerumputann, kacang-kacangan
dan herba yang tumbuh secara alami. Hijauan alam mungkin saja bisa
dimanfaatkan bahkan dikembangkan sebagai sumber hijauan pakan.
2. Nutrisi yang terkandung pada rumput alam yaitu 21,60% bahan kering,
10,20% protein, 52% energi, kalsium 0,37%, fosfor 0,23%, dan 76% air.

4.2 Saran
1. Diharapkan kedepannya praktikan melalukan praktikum ini dengan
semangat, serius, serta disiplin akan waktu.
2. Diharapkan ubtuk kedepannya praktikan dapat menjaga ucapan dan attitude
nya dengan baik dimanapun berada.

3.
DAFTAR PUSTAKA
Bahrun, B., Widyastuti, T., Hidayat, N., Saputra, D. A., & Putri, D. R. (2018,
December). Daya dukung hijauan rumput alam sebagai pakan ternak sapi
potong di BKPH Kebasen, Banyumas. In prosiding seminar teknologi agribisnis
peternakan (stap) fakultas peternakan universitas jenderal soedirman (Vol. 6,
pp. 115-119).
Hae, V. H., Kleden, M. M., & Temu, S. T. (2020). Produksi, komposisi botani dan
kapasitas tampung hijauan pada padang penggembalaan alam awal musim
kemarau. Jurnal Nukleus Peternakan, 7(1), 14-22.
Manu, A. E., 2013. PRODUKTIVITAS PADANG PENGGEMBALAAN SABANA TIMOR
BARAT. p. 25.
Nugroho, P. A., 2012. Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (Zero Burning) Dalam
Peremajaan Tanaman Karet di Perkebunan Komersial. Perkebunan dan Lahan
Tropika, pp. 39-50.
Nurlaha, A. S. N. S. A., 2014. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak Di Lahan
Persawahan Desa. Volume 1, p. 54.
Rukmana, 2005. Budidaya Rumput Unggul. Yogyakarta: Kanius.
Siregar, S., 2005. Ransum Ternak Ruminansia. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai