Anda di halaman 1dari 11

USEJ 4 (1) (2015)

Unnes Science Education Journal

PENGEMBANGAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL


LEARNING PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Siti Asfuriyah , Murbangun Nuswowati

Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Implementasi Kurikulum 2013 mewajibkan sekolah baik SMP/MTs menerapkan pembelajaran IPA secara
Diterima Januari 2015 intregated science. IPA pada hakekatnya mempelajari tentang materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
Disetujui Februari 2015 hari. Keberhasilan siswa dalam suatu pembelajaran juga dipengaruhi besarnya minat belajar siswa terhadap
Dipublikasikan Februari 2015 materi yang disajikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan majalah sains berbasis contextual learning pada materi pemanasan global
Keywords: untuk siswa kelas VII SMP/MTs. Pengumpulan data diperoleh melalui metode dokumentasi, observasi, dan
Science magazine, angket. Majalah sains diuji terlebih dahulu kelayakannya sebelum digunakan dalam pembelajaran. Uji kelayakan
global warming, meliputi 2 tahap yakni tahap I dan tahap II oleh 9 orang pakar menggunakan instrumen kelayakan buku
contextual learning pelajaran menurut BSNP (2006). Pengukuran peningkatan minat belajar siswa dilakukan dengan menggunakan
angket ARCS yang dikembangkan Keller (1987), yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan. Minat belajar yang diukur meliputi 4 aspek yakni,
attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Hasil analisis data diperoleh bahwa peningkatan untuk masing-
masing aspek memperoleh skor sebesar 0,23 untuk attention, 0,20 untuk relevance, 0,16 untuk confidence, dan
0,16 untuk satisfaction. Sehingga rerata skor sebesar 0,19 dengan kriteria rendah.

Abstract

Implementation of Curriculum 2013 requires schools either SMP / MTs intregated apply science learning in science.
IPA is essentially the study of material related to everyday life. The success of students in a learning also influenced
the magnitude of students' interest in learning the material presented. This study aims to determine the increase in
students' interest towards learning using contextual learning-based science magazine on global warming material for
students of class VII SMP / MTs. The collection of data obtained through the method of documentation, observation,
and questionnaires. Science magazine tested first before being used in the feasibility study. Due diligence includes 2
stages of phase I and phase II by 9 experts on the feasibility of using the instrument according BSNP textbook (2006).
Measurement increase student interest ARCS performed using a questionnaire developed by Keller (1987), which is given
at the beginning and end of the study. Learning is done for 4 meetings. Interest in learning as measured includes four
aspects namely, attention, relevance, confidence, and satisfaction. The results of the data analysis showed that the increase
for each aspect of obtaining a score of 0.23 for attention, 0.20 for relevance,
0.16 for confidence, and 0.16 for satisfaction. So that the mean score of 0.19 with a low criteria.

© 2015 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6617
Jurusan IPA Terpadu FMIPA Universitas Negeri
Semarang Gedung D7 Kampus Sekaran Gunungpati
Telp. (024) 70805795 Kode Pos 50229
E-mail: asfuriyah_wh1@rocketmail.com

1
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
kimia pada zat yang dapat
PENDAHULUAN
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi mendorong adanya perkembangan
dalam segala aspek kehidupan termasuk
dalam bidang pendidikan khususnya proses
belajar- mengajar. IPA merupakan bidang
studi yang dalam pembelajarannya
menggabungkan berbagai bidang ilmu
pengetahuan (fisika, kimia dan biologi) sebagai
dasar untuk memecahkan masalah yang
timbul dipandang secara terintegrasi.
Implementasi pembelajaran IPA untuk
SMP/MTs sendiri sejak kurikulum 2006
berdasarkan ketentuan Kementerian Pendidikan
Nasional merupakan pembelajaran yang bersifat
integrated atau terpadu. Hal ini sejalan dengan
implementasi kurikulum 2013. Semua materi
disampaikan secara terpadu dengan
menggunakan beberapa tipe keterpaduan.
Tujuan penyampaian materi secara terpadu
ini untuk mengurangi adanya tumpang-tindih
materi agar dapat tersampaikan pada siswa
secara efektif, begitu pula untuk materi
pemanasan global.
Pemanasan global merupakan salah
satu materi IPA yang dipelajari pada jenjang
SMP/MTs kelas VII. Materi tentang
pemanasan global ini yang diambil dari 2
Kompetensi Dasar utama yakni (3.10)
mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya
pemanasan global dan dampaknya bagi
ekosistem; dan (4.13) menyajikan data dan
informasi tentang pemanasan global dan
memberikan usulan penanggulangan masalah,
serta dipadukan dengan Kompetensi Dasar
yakni (1.1) mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, kehidupan dalam
ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya; (2.1) menunjukkan
penghargaan kepada orang lain dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi perilaku menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan; dan (3.5) memahami
karakteristik zat, serta perubahan fisik dan
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
media pembelajaran dan kebutuhan siswa, 3)
Materi ini disajikan menggunakan
Confidence, yakni keyakinan siswa terhadap
model keterpaduan tipe webbed
kemampuan sendiri, 4) Satisfaction, yakni
(Saputri, 2013).
kepuasaan siswa terhadap pembelajaran atau
Saat ini besarnya dampak
media pembelajaran.
pemanasan global dapat dirasakan
dengan jelas, mulai dari peningkatan Media pembelajaran yang inovatif dan
suhu hingga cuaca yang tidak menentu kreatif umumnya mampu meningkatkan
tanpa perlu mempelajarinya secara minat belajar siswa melalui penyajian dan
intensif. Tetapi pemahaman akan konsep penyampaian materi dengan pengetahuan
dasar materi pemanasan global yang secara menarik umum berupa
tepat perlu ditekankan pada siswa sejak (Prawiro, 2012). Media perkembangan ilmu
dini, agar mereka mengerti dampak apa dapat berupa audio, pengetahuan dan
saja yang terjadi akibat proses visual atau gabungan teknologi yang bersifat
pemanasan global, sehingga dapat dari keduanya yakni aplikatif dalam
menentukan cara-cara penanggulangan audio-visual. kehidupan sehari-hari.
yang tepat pula untuk menangani Umumnya Kelebihan majalah
pemanasan global ini. penggunaan media sains sebagai media
Penyampaian materi pemanasan visual berbasis teks pembelajaran (Ali, 2009),
global tentu memerlukan sebuah media masih diminati karena yakni; 1) Siswa dapat
yang mampu memadukan konsep- lebih praktis, mudah belajar dan maju sesuai
konsep pemanasan global secara tepat, dibawa kemana-mana dengan kecepatan
sehingga diharapkan dapat membekali tanpa memerlukan masing-masing. Meskipun
siswa untuk berpikir secara terintegrasi bantuan perangkat lain pada akhirnya semua siswa
dan kreatif. Pemilihan media yang sesuai untuk diharapkan dapat
juga menjadi pertimbangan yang tidak menggunakannya. menguasai topik yang
boleh diabaikan.Media pembelajaran Dalam penelitian ini disajikan, 2) Siswa akan
tidak hanya bersifat terintegrasi tetapi sendiri, dikembangkan mengikuti urutan pikiran
juga mampu membangkitkan minat siswa media pembelajaran secara logis melalui
untuk mempelajari lebih dalam topik berupa majalah sains pengulangan materi,
yang dibahas dalam media tersebut. atau majalah ilmiah. 3) Perpaduan teks dan
Menurut William (dalam Majalah sains gambar dapat menambah
Aritonang, 2009), minat belajar merupakan media daya tarik dan
merupakan ketertarikan siswa terhadap informasi dengan memperlancar
pembelajaran sebagai faktor yang tujuan untuk pemahaman informasi
menentukan derajat keaktifan belajar menyampaikan berita yang disajikan dalam dua
siswa. Pertumbuhan minat belajar siswa aktual yang berkaitan format, verbal dan visual,
dapat diukur menggunakan angket dengan konsep- 4) Berisi informasi yang
dengan metode ARCS yang konsep sains atau Ilmu bersifat aplikatif sesuai
dikembangkan oleh Keller. Metode ARCS Pengetahuan Alam. dengan perkembangan
merupakan langkah efektif untuk Majalah sains berisi 4 dan temuan-temuan
mengetahui peningkatan minat belajar konsep bidang kajian baru, sehingga
siswa dalam hal ini mengetahui utama yakni energi dapat dijadikan
pengaruh minat terhadap pembelajaran. dan perubahannya, sebagai suplemen
Pada prinsipnya metode ARCS materi dan sifatnya, pembelajaran siswa.
menekankan pada 4 aspek meliputi: 1) bumi antariksa serta Majalah sains ini
Attention, yakni perhatian siswa terhadap makhluk hidup dan disajikan dengan
pembelajaran atau media pembelajaran, proses kehidupannya memperhatikan 7
2) Relevance, yakni relevansi antara yang diintegrasikan komponen utama
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
contextual learning. ranah pembelajaran
proses
Jika dipandang dari pengetahuan, menjadi lebih
pembelajaran
aspek siswa, keterampilan dan bermakna dan riil
yang didasarkan
contextual learning sikap. (Saputri, 2013). Hal
pada penemuan
atau pembelajaran Menurut ini sejalan dengan
dan pencarian dari
kontekstual baru Jong et al. (2008) prinsip dasar
proses berpikir, 3)
dapat terjadi apabila media contextual learning.
Questioning
siswa telah dapat pembelajaran Tujuan dari
(bertanya), penelitian ini
mengaplikasikan yang
mendorong dan adalah untuk
atau mengalami apa dikembangkan
membimbing mengetahui
yang sedang berbasis
siswa untuk peningkatan minat
diajarkan atau contextual
berpikir kritis belajar siswa
dipelajari (Hudson, memungkin siswa
melalui melalui
2008). Komponen untuk
pertanyaan- pembelajaran
utama menciptakan, dan
pertanyaan, 4) menggunakan
contextual menggunakan
Learning majalah sains
learning media tersebut
community berbasis contextual
(Andarini, 2012) yang relevan
(komunitas learning. Manfaat
meliputi; 1) dengan
belajar), siswa dari penelitian ini
Konstruktivisme,
tidak hanya adalah
terbangunnya kehidupan
belajar sendiri meningkatkan
pemahaman sendiri
tetapi bekerja nyata minat belajar siswa
secara aktif, kreatif
sama dengan sehingga
dan produktif
orang lain untuk seperti diharapkan dapat
berdasarkan
saling bertukar mendokumentasi meningkatkan pula
pengetahuan
pengalaman dan kan, hasil belajar kognitif
terdahulu dan
ide, 5) Modelling memecahkan siswa.
belajar bermakna,
(permodelan), masalah,
2) Inquiry,
menghadirkan merefleksi, METODE
model atau berkomunikasi
contoh agar dan tercermin Penelitian
merangsang dalam berbagai dilakukan di MTs
siswa untuk aktivitas belajar Nurul Huda
berpikir, bekerja lainnya. Selain Banyuputih Juni-
dan belajar, 6) itu siswa akan Agustus 2014.
Reflection terdorong untuk Sampel yang
(refleksi), siswa bertanya, digunakan dalam
memikirkan berinteraksi penelitian ini yaitu
kembali apa yang secara aktif, purposive sample,
telah dipelajari, berdiskusi, didapatkan VII A
7) Authenthic mengamati, yang terdiri dari 36
assessment berlatih, siswa sebagai kelas
(penilaian implementasi, kelas
autentik), mempraktikkan IX B sejumlah 10
pengukuran yang anak untuk uji skala
bermakna atas dan
kecil, dan 35
hasil belajar mendemonstrasi
anak untuk uji skala
siswa dalam kan sehingga besar.
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
Penelitian ini contextual learning yang pada awal dan akhir
sains yang
dilakukan dengan tercermin dalam pembelajaran. Hasil
dikembangkan
menggunakan bagian-bagian majalah data pengisian angket
berbasis contextual
desain penelitian R baik rubrik maupun dianalisis untuk
learning, dimana
and D (Research and artikel. diketahui besarnya
pembelajaran ini
Development). Metode Majalah sains peningkatan minat
berpusat pada siswa.
Research and diuji kelayakannya belajar siswa.
Dalam proses
Development adalah oleh 9 orang pakar
pembelajaran siswa
metode penelitian yang terdiri dari 3 HASIL DAN
akan
yang digunakan orang dosen MIPA PEMBAHASAN
mengaplikasikan
untuk menghasilkan Universitas Negeri
atau mengalami apa
produk tertentu, dan Semarang, dan 6 orang Media
yang sedang
menguji kelayakan guru MTs Nurul Huda pembelajaran yang
diajarkan atau
serta keefektifan Banyuputih. Uji dikembangkan dalam
dipelajari
produk tersebut. kelayakan tersebut penelitian ini adalah
(Sumarmi, 2008).
Produk diuji meliputi 3 aspek yakni majalah. Majalah
Penelitian diawali
kelayakannya kelayakan isi,
dengan
melalui kelayakan bahasa,
mengembangkan
menggunakan serta kelayakan
majalah sains
instrumen penyajian dan
berbasis contextual
kelayakan buku kegrafikan. Uji
learning. Majalah
pelajaran menurut kelayakan ini terbagi
sains hasil
BSNP dan diuji menjadi 2, yakni tahap
pengembangan diuji
keefektifannya I dan tahap II. Majalah
kelayakannnya
menggunakan sains juga akan diuji
terlebih dahulu. Uji
angket ARCS. keterbacaannya oleh
kelayakan meliputi
Produk yang siswa pada uji skala
2 tahap dengan
dikembangkan kecil, dan
menggunakan
berupa majalah penggunaannya pada
instrumen penilaian
sains berbasis uji skala besar.
kelayakan buku
contextual learning Majalah sains
pelajaran menurut
tema pemanasan yang telah lolos pada
BSNP yang telah
global. Majalah uji kelayakan digunakan
dimodifikasi dan
sains memuat 2 sub dalam kelas
disesuaikan. Uji
materi tambahan implementasi untuk
kelayakan ini
yang tidak terdapat mengetahui
dilakukan oleh
dalam Buku IPA keefektifannya.
pakar untuk menilai
Pegangan Guru dan Indikator untuk
3 aspek kelayakan
Siswa, yakni tentang mengetahui
yakni, aspek isi,
karakteristik gas keefektifan
aspek bahasa, serta
rumah kaca, dan penggunaan majalah
aspek penyajian,
cara sains adalah minat
dan kegrafikan.
penanggulangan belajar siswa.
Pada uji
pemanasan global. Peningkatan minat
kelayakan tahap I
Selain itu, majalah belajar siswa diukur
ini, kesembilan
juga dikembangkan menggunakan angket
pakar menilai
dengan ARCS yang
kelayakan majalah
memperhatikan 7 dikembangkan oleh
sains dari semua
komponen Keller yang diberikan
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
aspek diantaranya, mengganti tersebut.
kelayakan penggunaan bagian-bagian
secara umum. warna background
Pada instrumen kelayakan majalah sains
Aspek isi yang harus
uji kelayakan tahap I, berdasarkan 7 sub-aspek
meliputi ada- disesuaikan
pakar memberikan kelayakan yang terdiri
tidaknya KI kecerahannya
respon positif atau dari 15 butir indikator
(Kompetensi agar teks tetap
jawaban “Ya” untuk kelayakan. Pakar bahasa
Inti), KD menonjol, dan
semua butir penilaian memberikan skor dengan
(Kompetensi terbaca dengan
yang ada, dengan skor rata-rata sebesar 3,51,
Dasar), serta jelas. Konsistensi
yang diperoleh sama dan presentase 87,75%
kesesuaian penulisan teks
dengan skor maksimal dengan kriteria “Layak.”
materi dengan juga memerlukan
yakni sebesar 12. Hasil Pakar penyajian, dan
KI, dan KD. banyak
penilaian tersebut kegrafikan pada uji
Aspek perbaikan,
menunjukkan bahwa kelayakan penyajian, dan
penyajian seperti panjang
majalah sains kegrafikan tahap II
meliputi teks dalam artikel
dinyatakan “Lolos” uji memberikan skor berkisar
penilaian yang harus
kelayakan tahap I, dan 3-4 untuk 6 sub-aspek
tentang disesuaikan
dilanjutkan dengan uji kelayakan yang terdiri
bagian-bagian dengan
kelayakan tahap II. Uji dari 37 butir indikator
majalah. kemampuan
kelayakan tahap II kelayakan. Rerata skor
Sedangkan membaca, dan
dilakukan untuk yang diperoleh adalah
aspek pemahaman
menilai kualitas 3,72, dan presentase 93%
kegrafikan siswa MTs,
majalah sains dengan kriteria “Layak.”
meliputi sehingga teks
berdasarkan 3 aspek Berdasarkan hasil
penilaian yang
kelayakan secara lebih penilaian oleh ketiga
tentang dicantumkan
detail. pakar didapatkan rerata
penampilan, hanya yang
Uji kelayakan isi skor rerata skor 3,68 dan
keterbacaan, bersifat inti saja.
tahap II, pakar menilai presentase sebesar 92%
kualitas Penggunaan
majalah sains dengan kriteria “Layak.”
cetakan, dan jenis, dan ukuran
berdasarkan 25 butir Hal ini sesuai dengan
isi majalah. huruf juga tidak
indikator penilaian kriteria penilaian buku
Penilaian terlalu banyak
yang terbagi dalam 8 pelajaran menurut BSNP
tahap I ini variasi, dimana
sub-aspek tentang yang menyatakan bahwa
menggunakan teks
kelayakan isi. Skor majalah dikatakan
instrument menggunakan
yang diberikan pakar “Layak,” jika aspek
penilaian jenis huruf
pada 25 butir indikator kelayakan isi mempunyai
tahap I Georgia ukuran
berkisar antara skor 3, rata-rata skor > 2,75,
berdasarkan 10-12, dan judul
dan 4, dengan hasil aspek kebahasaan,
standar BSNP. rubrik atau sub-
rerata skor 3,81, dan penyajian, dan kegrafikan
Hasil rubrik
persentase sebesar mempunyai rata-rata skor
penilaian, menggunakan
92,25%. Hasil tersebut > 2,50.Hasil
pakar jenis huruf untuk
menyatakan bahwa selengkapnya dapat
memberikan poster. Masukan-
majalah sains dilihat pada Gambar 1.
beberapa saran masukan dari
mendapat kriteria Dari hasil tersebut, maka
untuk pakar
layak. majalah sains berbasis
melengkapi ditindaklanjuti
Uji kelayakan contextual learning tema
kekurangan dengan
bahasa tahap II, pakar pemanasan global layak
dalam majalah menambah,
bahasa menilai sebagai sumber belajar
sains ini mengurangi, atau
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
bagi siswa MTs. Penilaian digunakan adalah 10
tersebut orang siswa kelas
menunjukkan IX, dan 3 orang guru
bahwa majalah yang diambil secara
Biomagz acak.Angket yang
memiliki kualitas digunakan memuat
yang baik, dan 10 pernyataan. Hasil
layak digunakan analisis angket
dalam tanggapan siswa
pembelajaran memperoleh
biologi. Dalam persentase 85,75%.
Gambar 1. Grafik
penelitian Sedangkan hasil
Hasil
pengembangan analisis tanggapan
Uji
majalah sains, guru memperoleh
Kelaya
guru juga persentase 92,50%.
kan
memberikan Hal ini menunjukkan
Majal
tanggapan terkait bahwa tingkat
ah
uji kelayakan keterbacaan majalah
Sains
yang telah sains sangat baik.
Tahap
dilakukan, bahwa Pada uji skala besar
II
majalah sudah dengan responden 6
layak untuk guru, dan 36 siswa,
Hal
digunakan dalam angket terdiri dari 11
tersebut sejalan
pembelajaran. pernyataan
dengan
Pada uji diperoleh persentase
penelitian yang
skala kecil, secara berturut-turut
dilakukan oleh
tanggapan guru, sebesar 87,5% dan
Riyani (2013),
dan siswa ini 83,44%. Hal ini
yang
bertujuan untuk menunjukkan
menunjukkan
mengetahui majalah sangat
bahwa majalah
tingkat menarik. Hasil
Biomagz sebagai
keterbacaan tersebut dapat
sumber belajar
majalah sains. dilihat pada Gambar
mandiri pada
Sampel yang 2.
mata pelajaran
Tanggapan
Biologi untuk
Guru dan
siswa SMA/MA
Siswa
kelas X yang
Keefektifan
dikembangkanny
majalah sains berbasis
a dikatakan
contextual learning juga
layak. Uji
diukur dari peningkatan
kelayakan pada
minat belajar siswa yang
tiga aspek yakni,
diukur menggunakan
aspek isi,
metode ARCS. Metode
kebahasaan, dan Gambar 2. Grafik Hasil
ARCS merupakan metode
penyajian yang Uji Coba
efektif untuk mengetahui
dilakukan oleh Majalah
peningkatan minat
pakar, peer Sains
belajar siswa dalam hal
viewer, dan guru. Menurut
ini mengetahui pengaruh
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
minat terhadap adalah 2,99, detail peningkatan
angket dilakukan
pembelajaran yang sementara rerata untuk tiap aspek
pada pertemuan
dilihat dari 4 aspek. nilai angket adalah 0,23 untuk
pertama sesudah
Keempat aspek minat setelah attention, 0,20
pretes, dan
tersebut adalah pembelajaran untuk relevance,
pertemuan
attention, relevance, adalah 3,17 0,16 untuk
terakhir sesudah
confidence, dan dengan kriteria confidence, dan 0,16
postes. Angket
satisfaction yang baik. Analisis untuk satisfaction.
tersebut
dijadikan sebagai peningkatan Setiap aspek
diadaptasi, dan
indikator dalam minat belajar menghasilkan nilai
dimodifikasi dari
angket minat yang siswa peningkatan yang
angket yang
digunakan dalam memperoleh berbeda, meskipun
dikembangkan
penelitian ini. rerata nilai 0,19 tidak
Keller (1987)
Angket minat dengan kriteria signifikan.Hasil
yang memuat 50
diberikan pada peningkatan tersebut dapat
pernyataan.
awal, dan akhir rendah. Secara dilihat pada Tabel 1.
Angket yang
pembelajaran atau Tabel 1. Rekapitulasi
digunakan dalam
sebelum, dan Peningkatan Minat Belajar
penelitian ini Siswa
sesudah
memuat 25 butir Rerata Skor
pembelajaran. Pada No Kategori Minat Penin
pernyataan yang Sebelum Sesudah
penelitian ini
terdiri dari 7 1 Attention 2,90 3,15 0
pengisian
butir pernyataan 2 Relevance 3,02 3,22 0
untuk aspek 3 Confidence 3,03 3,19 0
attention, 8 butir 4 Satisfaction 3,00 3,16 0
pernyataan untuk Rerata 2,99 3,18 0
aspek relevance,
5 butir
Aspek attention yang berbeda terjadi pasa
pernyataan untuk
yang merujuk pada aspek confidence, dan
aspek confidence, satisfaction
perhatian siswa
dan 5 butir dimana
mempunyai kenaikan
pernyataan untuk
tertinggi dibanding
aspek
ketiga aspek lainnya,
satisfaction. Tiap
hal ini menunjukkan
aspek terbagi lagi
bahwa perhatian siswa
menjadi dua jenis
lebih mendominasi
pernyataan
dalam minat belajar
yakni,
menggunakan majalah
pernyataan
sains ini. Hal ini
positif, dan
dimungkinkan karena
negatif.
contextual learning yang
Hasil
pada dasarnya
analisis angket
berpusat pada siswa,
minat belajar
menuntut siswa untuk
siswa diperoleh,
lebih berkonsentrasi
rerata nilai
saat pembelajaran
angket minat
sehingga perhatian
sebelum
siswa menjadi
pembelajaran
meningkat. Keadaan
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
peningkatan siswa belum guru maupun media dan layak digunakan
kedua aspek dapat meningkat kurang dalam sebagai sumber belajar
ini paling secara signifikan. mengorganisasi kelas, alternatif bagi siswa kelas
rendah Banyak maka kemampuan, VII SMP/MTs untuk
dibanding faktor yang dapat dan keingintahuan meningkatkan minat
kedua aspek mempengaruhi siswa tidak dapat belajar siswa. Peningkatan
lainnya yakni hal tersebut tercapai dengan minat belajar siswa
sebesar 0,16. seperti, maksimal. Hal ini
Aspek perbedaan sekaligus menjelaskan
confidence yang karakter siswa adanya sedikit
merujuk pada dalam peningkatan pada
keyakinan menentukan keempat aspek minat
siswa terhadap tolak ukur secara langsung.
kemampuan keyakinan dan
sendiri, dan kepuasaan
aspek masing-masing
satisfaction berbeda,
yang merujuk sehingga
pada memicu kemampuan
kepuasaan majalah sains untuk Gambar 3.
meningkatkan pembelajaran dapat Perb
keyakinan dan dilihat pada Gambar 3. andi
kepuasan siswa Menurut Keller, ngan
tidaklah sama banyak hal yang secara Hasil
(Keller, 1987). umum mempengaruhi Pengi
Waktu pengisian hasil meningkat atau sian
angket juga turut tidaknya minat belajar Angk
andil dalam siswa selain beberapa et
mempengaruhi hasil hal di atas, seperti Mina
pengisian angket. kemampuan guru dan t
Dimungkinkan media dalam ARC
pengisian angket mengorganisasi kelas, S
setelah postes keaktifan siswa, Sebel
memicu siswa maupun kurangnya um
tergesa-gesa dalam kebebasan berpikir dan
menentukan bagi siswa yang Sesu
jawaban untuk tersedia dalam dah
setiap pernyataan pembelajaran maupun Pem
dalam angket media yang digunakan belaj
sehingga hasil (Maidiyah, 2013). aran
pengisian angket Siswa yang merasa
tidak benar-benar terkekang dalam suatu SIMPULAN
menggambarkan pembelajaran yang
kondisi yang terikat, dan penuh Majalah sains
sebenarnya. tuntutan dapat berbasis contextual
Perbandingan hasil mempengaruhi learning tema
pengisian angket peningkatan yang tidak pemanasan global yang
minat sebelum dan begitu besar. Begitu dikembangkan telah
sesudah pula jika kemampuan berhasil diterapkan,
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
berdasarkan 18. Teaching Model of
hasil pengisian Andarini, T., And Instructional
angket minat Masykuri, Learning Design.
ARCS M., dan Of Journal of
tergolong Sudarisma Practitioner Instrustional
rendah. n, S. 2012. s Valdosta Development,
Saran PembelajaranState 10 (3):2-10.
yang dapat Biologi University. Maidiyah, E.
diberikan Mengguna E- journal 2013.
adalah perlu kan Valdosta Penerapan Model
adanya Pendekata State Pembelajaran
penelitian n CTL University, ARCS Pada
lebih lanajut (Contextual 6 (4): 7- Materi Statistika di
yang bertujuan Teaching 11. Kelas XI SMA
untuk and Jong, T. D., Negeri 2 RSBI
mengetahui Learning) Specht, M., Banda Aceh. Jurnal
minat belajar Melalui & Koper, R. Peluang, 1 (02):12-
siswa pada Media 2008. 21. Prawiro, S. A.,
jangka waktu Flipchart Contextuali dan Irawan, A. H.
yang lebih dan Video sed Media 2012. Perencanaan
lama agar Ditinjau for Media
dapat Dari Learning.
diketahui Kemampua Educationa Pembelajaran
besarnya n Verbal l Interaktif Ilmu
pengaruh dan Gaya Technology Pengetahuan Alam
pembelajaran Belajar. & Society, untuk
terhadap Jurnal 11 (2):41- Siswa Kelas 4
peningkatan Inkuiri, 53. dengan
minat belajar 1(2): 93- Keller, J. 1987. Metode
siswa. 104. Developme Learning The
Aritonang, K. T. nt and Use Actual Object.
DAFTAR 2008. of The Jurnal Sains
PUSTAKA Minat dan ARSC dan Seni ITS,
Motivasi 1 (1):28-33.
Ali, M. 2009. dalam Riyani, D. 2013. 2013.
Pemgem Meningkat Pengembangan Buku Ajar
bangan kan Hasil Pengembangan IPA Terpadu Berorientasi
Media Belajar Majalah Contextual Teaching and
Pembela Siswa. Biomagz Sebagai Learning (CTL) Tema
jaran Jurnal Alternatif Dampak Bahan
Interakti Pendidikan Sumber Tambahan Makanan pada
f Mata Penabur, Belajar Mandiri pada Kelas VIII
Kuliah 10 (7): 11- Mata Pelajaran Biologi SMP. Jurnal
Meda 21. untuk Siswa SMA/MA Pendidikan Sains e-
Elektro Hudson, C. C. Kelas X. Jurnal Pensa, 2(02):225-
magneti dan Teknologi Pendidikan, 228.
k. Jurnal Whisler, V. 10(2):36-43. Saputri,
Edukasi, R. 2008. E. D.,
5(1): 11- Contextual dan Amaria.
Siti Asfuriyah dan Murbangun Nuswowati / Unnes Science Education Journal 4 (1)
(2015)
Sumarmi.
2008.
Sekolah
Hijau
Sebagai
Alternati
f
Pendidik
an
Lingkun
gan
Hidup
Dengan
Menggu
nakan
Pendeka
tan
Kontekst
ual.
Jurnal
Ilmu
Pendidik
an,
15(01):1
9-25.

Anda mungkin juga menyukai