Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN ENERGI PADA SISWA KELAS


IV SDN 001 PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

Novi Fitriana
Novidhel27@gmail.com

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu


Pendidikan Universitas Terbuka

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Pekan Heran Kecamatan


Rengat Barat menggunakan metode PTK, permasalahan penelitian ini adalah
“Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN 001 pada materi perubahan energi Pekan Heran Kabupaten Rengat
Barat ?” Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hasil
belajar siswa dalam IPA materi perubahan energi meningkat sebagai hasil dari
penggunaan bahan audio-visual. Tahapan implementasi penelitian ini adalah
perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, refleksi, dan perencanaan ulang.
Metode yang digunakan adalah deskriptif, bentuk penelitian PTK, teknik observasi
langsung dan metode pengukuran. Alat yang digunakan adalah formulir lembar
kerja siswa dan formulir observasi untuk guru dan teknik analisis data deskriptif
kuantitatif. Hasil akademik 41,15% pada Siklus I meningkat menjadi 86,76% pada
Siklus II. Kriteria ketuntasan hasil belajar yang ditetapkan disekolah minimalnya
adalah adalah 70,00. Dari kedua temuan di atas berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa pada materi perubahan energi yang meningkat secara signifikan
dengan dukungan media audio visual, oleh karena itu peneliti merekomendasikan
penggunaan materi audio visual pada mata pelajaran IPA terutama bagi guru yang

1
mengajar IPA pada materi perubahan energi sebagai media yang lebih efisien untuk
digunakan.

Kata Kunci : Media Audio visual, Hasil Belajar

ABSTRACT

This research was conducted in grade IV of Pekan Heran Elementary School, West
Rengat District, using the PTK method, the problem of this research was "Can the
use of audio-visual media improve the learning outcomes of grade IV students of
SDN 001 on the energy change material of Pekan Heran West Rengat Regency?"
The main objective of this study was to explain how student learning outcomes in
science matter energy change increased as a result of the use of audio-visual
materials. The stages of implementation of this research are planning,
implementation, data collection, reflection, and replanning. The methods used are
descriptive, PTK research forms, direct observation techniques and measurement
methods. The tools used were student worksheet forms and observation forms for
teachers and quantitative descriptive data analysis techniques. Academic results of
41.15% in Cycle I increased to 86.76% in Cycle II. The minimum learning
achievement criterion set at school is 70.00. From the two findings above, it has a
positive effect on student learning outcomes on energy change material which
increases significantly with the support of audio-visual media, therefore
researchers recommend the use of audio-visual material in science subjects,
especially for teachers who teach science on energy change material as a more
efficient medium to use.
Keywords: Audio visual media, learning outcomes

PENDAHULUAN

Di sekolah dasar, selain untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman


konsep IPA yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tujuan belajar IPA adalah

2
untuk mengembangkan keterampilan proses mempelajari lingkungan alam,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Tujuan ini dicapai melalui
pengajaran IPA yang berhubungan dengan hakikat IPA dan menekankan pada
pemberian pengalaman praktis untuk mengembangkan keterampilan siswa.

Berdasarkan studi dokumenter yang dilakukan di SDN 001 Pekan Heran,


Kecamatan Rengat Barat, ditemukan nilai ulangan harian ilmiah tentang perubahan
energi sebesar 50, yang tidak memuaskan baik siswa maupun guru. Kita tahu bahwa
pengalaman langsung, khususnya materi perubahan energi, tidak mungkin
diberikan di sekolah dengan menggunakan media nyata karena keterbatasan sarana
dan prasarana sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk bekerjasama dengan guru kelas
I SDN 001 Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat untuk mengadakan “Penelitian
Tindakan Kelas”. Kajian ini dilakukan untuk meningkatkan nilai pelajaran IPA
tentang perubahan energi. Adapun media yang peneliti gunakan adalah dengan
menggunakan "Media Audio Visual". Media ini peneliti pilih karena begitu besar
mafaatnya dan juga lebih efsien serta lebih dekat dengan benda nyata tanpa harus
mengggunakan benda yang sebenarnya, dimana kita tahu bahwa tahap berpikir anak
sekolah dasar masih konkrit.

Media audio visual adalah media yang dirancang sedemikian rupa sehingga
anak melihat benda yang dipelajari sebagai benda yang nyata. Penggunaan media
audio visual dalam pembelajaran secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
Guru menyiapkan ruang pembelajaran, menyiapkan peralatan/media audiovisual
dan sarana penunjangnya, menentukan kesiapan anak untuk mengikuti proses
pembelajaran, menilai dan mengevaluasi serta memiliki RKTL (Rencana Kegiatan
Tindak Lanjut).

Menurut Arif Sadiman dan kawan-kawan dalam buku Media Pendidikan


(1984:6) menyatakan, “Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium. Secara etimologi medium berarti perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.” Makna umumnya adalah

3
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi.

Kemp dan Dayton (1985), mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam


pembelajaran yaitu : (a) dapat menyeragamkan penyampaian materi, sehingga
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa, (b) proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (c) proses pembelajaran menjadi
lebih interaktif, (f) efisiensi dalam waktu dan tenaga, (g) meningkatkan
hasil belajar siswa: (a) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja , (b) media dapat menumbuhkan sifat positif siswa
terhadap materi dan proses belajar, (c) merubah peran guru ke arah yang
lebih positif dan produktif.
Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya suatu media,
sehingga membagi media menjadi dua golongan yaitu : media besar, misalnya: film,
TV, video, infocus dan media kecil, misalnya : slide, audio, transparansi, teks.
Saat ini penggunaan media audio visual lebih mudah digunakan dan video
pembelajaran juga lebih mudah untuk di akses dengan menggunakan situs ataupun
chanel edukasi yang memuat tentang pelajar.
Media audio visual ini memiliki banyak keunggulan, seperti kemampuan
menampilkan suara, gambar, dan gerakan secara bersamaan, meningkatkan
penyajian berbagai topik yang sulit disampaikan melalui informasi verbal,
kemampuan memanipulasi ruang dan waktu, kemampuan mengajak siswa untuk
bepergian di seluruh dunia, bahkan jika mereka dibatasi oleh dinding kelas. Dengan
menggunakan media audio video bahkan barang-barang yang terlalu kecil ataupun
terlalu besar serta langka dan berbahaya bisa dibawa ke dalam kelas tanpa harus
memperlihatkan benda yang sesungguhnya. Bahkan video bisa memuat objek yang
hanya ada di benua lain dan di luar angkasa. Singkatnya, media ini dapat "membawa
dunia ke dalam kelas". Pesan yang disajikan dalam video bisa faktual atau fiktif.
Apalagi di zaman yang serba kompleks ini, sangat mudah untuk mendapatkan video
edukasi yang kita butuhkan.
Anderson (1976) mengemukakan dua model dalam pemilihan media,
yaitu model pemilihan tertutup dan model pemilihan terbuka. Model pemilihan

4
tertutup yaitu bila alternatif media telah ditentukan dari atas misalnya oleh
Dinas Pendidikan. Sedangkan model pemilihan terbuka yaitu bila alternatif
media masih terbuka luas (kita bebas memilih media sesuai dengan kebutuhan
kita). Sebagai seorang guru, kita bisa mengkombinasikan model pemilihan
media tersebut.
Secara umum, kriteria berikut dipertimbangkan ketika memilih media: (1)
tujuan yang dapat dicapai, (2) tujuan yang dicapai siswa, (3) karakteristik media,
(4) waktu, (5) ketersediaan, (6) konteks pembelajaran. penggunaan, (6) ) kualitas
teknis.

Prinsip umum yang harus kita perhatikan dalam penggunaan media


pembelajaran adalah: (1) setiap jenis media memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing, (2) gunakan media sesuai dengan kebutuhan, jangan
berlebihan/terlalu aktif dalam pembelajaran, (3) penggunaan media massa harus
mampu memperlakukan siswa secara wajar dan aktif, (4) merencanakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan cermat serta menggunakan strategi dan
teknik yang tepat, (5) menghindari penggunaan media yang hanya seolah dijadikan
sebagai pengisi waktu luang/kosong, (6) Persiapan yang memadai harus dilakukan
sebelum media digunakan.

METODE
Penelitian ini merupakan PTK yang mengacu pada pandangan Stephen
Kemmis dan Robin Mc Taggart (1988) yaitu umum yang dispesifikasikan sesuai
dengan tema penelitian. Gagasan tersebut selanjutnya dituangkan dalam empat
tahap secara terdaur ulang, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama dilakukan perbaikan pada siklus
kedua, dan begitu seterusnya sampai semua indikator tercapai.
Dalam penelitian ini indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut: (1)
secara klasikal, peserta didik telah menuntaskan pembelajaran apabila keberhasilan
akademik peserta didik tersebut mencapai nilai 70,00 mencapai 80%, sedangkan
rata-rata hasil akademik peserta didik secara klasikal adalah 75,00 (2 ) kinerja guru

5
di dalam kelas pada saat pembelajaran mencapai keberhasilan  80%, (3) hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran mencapai keberhasilan  80%.

Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa kelas IV SDN 001
Pekan Heran yang berjumlah sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian siklus I yang terdiri dari dua pertemuan (Siklus I) dapat
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aspek Indikato Keberhasilan Siklus I


1. Aktivitas Guru 46,66%
2. Aktivitas siswa 32,37%
3. Rata-rata hasil belajar siswa 44,44%
Rata-rata 41,15%

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, hasil kegiatan pembelajaran pada siklus
I dari 27 siswa di Kelas IV SDN 001 Pekan Heran belum mencapai target indikator
pencapaian dari setiap aspek yaitu  80% baik itu dari aktivitas guru, aktivitas siswa
dan juga rata-rata hasil belajar siswa. Hasil kegiatan tersebut belum memenuhi
kriteria target hasil yang ingin dicapai.
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terdapat pada siklus I adalah
sebagai berikut: Persiapan yang direncanakan guru sudah sangat baik, namun dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa kendala seperti perencanaan waktu yang masih
kurang, kurangnya wawasan guru dalam penyampaian materi dan guru tidak
menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan.
Kemudia untuk siswa masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria
target hasil belajar yang mana di tunjukkan dari hasil pegamatan aktivitas belajar
siswa. Masih kurangnya siswa dalam mendengarkan penjelasan dengan baik,

6
kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan belum mengikuti evaluasi
pembelajaran dengan baik, serta peserta didik masih ada yang kurang disiplin dan
kurang tertib sehingga belum tercapainya tujuan pembelajaran dan target
pencapaian pembelajaran siswa belum mencapai  80%.
Rata-rata yang didapat pada Siklus I adalah 41,15% pada pertemuan pertama,
Persentase akstivitas guru sebesar 46,66%, Persentase aktivitas siswa sebesar
32,37% dan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 44,44% yang dimana target
tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yaitu  80%. Dikarenakan belum
tercapainya target indikator hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I, oleh sebab
itu untuk mencapai target tersebut kegiatan akan di lanjutkan dengan adanya siklus
II.
Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan hasil
belajar, sebagian besar siswa yang tidak mecapai kriteria ketuntasan hasil belajar
adalah siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atau
siswa yang konsentrasinya mudah teralihkan,disamping itu ada juga anak yang
tingkat kurang mampu dalam pemahaman pembelajaran.
Umpan balik dari siswa secara umum sudah masuk kategori baik,
mereka merasa senang, antusias dan menginginkan cara pembelajaran yang seperti
itu lagi, namun kendalanya masih ada beberapa anak yang masih kesulitan untuk
memahami materi pembelajaran, sehingga berdampak pada sulitnya mengerjakan
LKS yang diberikan dan masih ada siswa yang mudah lupa dengan materi yang
diajarkan dan juga mereka masih sulit untuk menarik kesimpulan dari pelajaran
tersebut. Analisis data angket terhadap respon siswa atau aktivitas siswa pada siklus
I hanya sebesar 32,37%, oleh karena itu guru harus berupaya semaksimal mungkin
agar kegiatan tersebut mencapai target yang ditentukan dengan dilanjutkannya pada
siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap proses
pembelajaran guru kelas IV SDN 001 Pekan Heran materi perubahan energi yang
termasuk dalam refleksi siklus I, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada
siklus II nantinya. Hal ini dilaksanakan agar dapat memperbaiki proses

7
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya target
indikator keberhasilan.
Hasil penelitian siklus II yang terdiri dari dua pertemuan dapat dilihat pada
tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II

No Aspek Indikato Keberhasilan Siklus II


1. Aktivitas Guru 93,33%
2. Aktivitas siswa 81,77%
3. Rata-rata hasil belajar siswa 85,18%
Rata-rata 86,76%

Dari hasil tabel diatas terlihat adanya peningkatan yang sangat signifikan dari
siklus I ke siklus II, sehingga indikator target pencapaian pembelajaran atau hasil
kegiatan pembelajaran sudah terpenuhi pada siklus II. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pada siklus II kegiatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 001
Pekan Heran pada materi perubahan energi sudah tercapai.
adapun Keberhasilan dan kegagalan yang terdapat pada Siklus I diantaranya
adalah sebagai berikut: aktivitas guru pada siklus II terlihat lebih baik dan lebih
meningkat daripada siklus I. Guru lebih siap dengan kiat-kiat yang mendukung
keberhasilan dan kelancaran dalam proses pembelajaran. Dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran, guru lebih berorientasi pada tujuan dengan bahasa yang
mudah dan sederhana, sehingga lebih mudah dipahami siswa. Dorongan ataupun
motivasi diberikan oleh guru lebih sering, dan juga menyampaian materi lebih
luwes dan lebih bermakna (sesuai dengan situasi pada saat proses pembelajaran).
Gambaran umum kegiatan disajikan lebih detail dan terperinci dan diulang-ulang
sampai siswa benar-benar paham dengan apa yang dijelaskan. Dan target indikator
pencapaian aktivitas guru sudah  80% yaitu 93,33% pada siklus II ini.
Aktivitas belajar siswa pada siklus II inipun telah mencapai target yaitu
81,77% dari target yang diharapkan yaitu  80%. Hal ini terjadi karena pada siklus
ke-2 jumlah siswa yang kurang memperhatikan/kurang tertib sudah berkurang dari

8
15 menjadi 4 orang, itupun tidak secara keseluruhan pembelajaran mereka tidak
tertib, melainkan hanya pada saat-saat tertentu perhatian mereka mulai teralih dan
guru senantiasa mengerti dengan situasi dan kondisi dan guru mendorong mereka
kembali untuk siswa tersebut bisa fokus kembali agar aktivitas belajar siswa tetap
tergaja secara baik dan tertib.
Peningkatan hasil belajar siswa juga ditunjukkan oleh data tersebut dan
analisis hasil belajar siswa pada siklus II. Target rata-rata kelas  75,00 dan target
indikator pencapaian belajar  80% yang diharapkan sudah tercapai pada siklus II
dengan rata-rata kelas yang meningkat menjadi 85,18%. Dari 15 anak yang nilainya
di bawah rata-rata pada siklus I, hanya tersisa 4 anak lagi pada siklus II, hal ini
terjadi karena pada periode siklus II anak lebih memperhatikan proses
pembelajaran menggunakan media audio visual. selain itu guru juga sudah terampil
dan secara maksimal dalam mengkondisikan keadaan kelas. Sehingga proses
pembelajaran untuk mencapai indikator-indikator sudah terpenuhi.
Selain itu, hasil dari data observasi aktivitas siswa siklus II inipun telah
mecapai target yang diharapkan yaitu mencapai adalah 81,77%, dari target yang
ditetapkan yaitu  80%, hal ini terjadi karena siswa merasa senang dan mereka
fokus dengan memaparan pembelajaran yang menggunakan media audio visual
sehingga pembelajaran tersebut terasa lebih menarik dan siswa lebih mudah untuk
menyerap pembelajaran. selain itu siswa juga lebih mudah untuk mempelajari dan
mengingat materi pembelajaran yang disampaikan.
Berikut ini kami lampirkan tabel hasil kegiatan pembelajaran siklus I dan II
sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam menentukan indikator keberhasilan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Indikator Ketercapaian Siklus I dan II

No Aspek Indikato Keberhasilan Siklus I Siklus II Keterangan


1. Aktivitas Guru 46,66% 93,33% + 46,6
2. Aktivitas siswa 32,37% 81,77% + 49,4
3. Rata-rata hasil belajar siswa 44,44% 85,18% + 40,74
Rata-rata 41,15% 86,76% + 45,61

9
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa peggunaan media audio video dalam
pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 001 Pekan Heran materi perubahan energi
dapat meningkatkan hasil belajar.
Dari tabel di atas terlihat bahwa penggunaan media audiovisual berupa
infocus dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 001 Pekan Heran materi
tentang perubahan energi dapat meningkatkan hasil belajar.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: (1) Penerapan pembelajaran IPA materi perubahan energi dengan media
audio visual pada siswa kelas IV SDN 001 Pekan Heran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan aktivitas kinerja guru. Siswa terlihat lebih antusias dan aktif,
begitu pula dengan guru. Dari masing-masing aspek mengalami peningkatan. (2)
Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran IPA materi perubahan energi
di SDN 001 Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat kelas IV dapat meningkatkan
prestasi akademik siswa sebesar 49,4% dan nilai rata-rata kelas sebesar 40,74%
sehingga mencapai nilai 85,18% pada target ketuntasan klasikal belajar siswa; (3)
Keterbatasan yang dihadapi guru dalam penggunaan media audio visual di
pembelajaran IPA materi perubahan energi di SDN 001 Pekan Heran Kecamatan
Rengat Barat untuk siswa kelas 4 diantaranya yaitu: Suasana sedikit lebih tidak
teratur atau kurangn disiplin karena setiap siswa ingin berada di tempat yang paling
nyaman. Selain itu, hasil observasi kelas oleh peneliti menunjukkan bahwa adanya
beberapa siswa yang memiliki karakteristik egois, yaitu kurangnya memperhatikan
penyampaian materi yang disampaikan guru dan kemampuan konsentrasi siswa
yang mudah teralihkan. Keterbatasan tersebut menuntut guru untuk memiliki
keterampilan dan kemampuan pengelolaan kelas agar kegiatan belajar mengajar
dapat berlangsung dengan baik. Mereka lebih tertarik dan lebih senang karena
media audiovisual ini dapat menghadirkan suara dan gerak sedemikian rupa
sehingga terlihat lebih hidup, nyata dan natural, terutama untuk benda-benda yang
diperlukan dalam materi perubahan energi yang sebenarnya sulit untuk dihadirkan
sebagai media pembelajaran yangn sebenarnya.

10
SARAN
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, saran yang disampaikan adalah semoga
hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru dan peneliti lainnya yang menggunakan
sumber media pembelajaran audio visual untuk pembelajan IPA di SD.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim, 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Ditjen Dikti Depdiknas.

Sadiman, Arif dan kawan-kawan. 1984. Media Pembelajaran. Jakarta : Pustekkom


dan CV. Rajawali.

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Perkasa

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Prestasi Belajar Mengajar. Bandung : Rosda
Karya

Soegino dan kawan-kawan, 2009. Proposal Penelitian. Surabaya : PGSD Unesa

Suryanti dan kawan-kawan, 2009. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG)
Kuota 2009 Modul Guru Sekolah Dasar. Surabaya : Unesa University
Press Depdiknas.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta


: PT. Rineka Cipta

Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswoyo. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Universitas Terbuka.

Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Ditjen Dikti


Depdiknas.

Widiawati, Heri. 2008. Tugas Akhir. Surabaya: PGSD Unesa

Amaliyah, 2013. Tugas Akhir. Surabaya : PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya.

11

Anda mungkin juga menyukai