Anda di halaman 1dari 41

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PADA MATERI SISTEM

PENCERNAAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4

SINUNUKAN

PROPOSAL

Disusun Oleh :

WINDA PRADILLAH HARAHAP

20010003

Dosen Pembimbing :

Siska Nerita , M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

(UPGRISBA)

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, yakni menjadikan

manusia kreatif, inovatif, mandiri, bertanggung jawab dan berpengetahuan serta

memiliki perilaku yang baik (Baharun, 2017). Pendidikan dapat membentuk

manusia yang berkualitas dan bermutu untuk perkembangan masyarakat, bangsa

dan negara (Irwandani dkk, 2017)

Kemajuan Teknologi saat ini berkembang demikian pesat, terutama

teknologi telekom.unikasi yang telah membawa perubahan besar diberbagai

bidang pendidikan dan pembelajaran. Guru dituntut memiliki kemampuan

merancang program pembelajaran, dan mampu memanfaatkan media yang ada

untuk mengembangkan media pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola

kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat

kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Jamil, 2014: 24).

Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran diminimalisir

dan memperbanyak penggunaan media, walaupun pembelajaran dengan metode

ceramah merupakan wujud interaksi namun keefektifannya tetap saja diragukan,

sebab pembelajaran akan efektif jika peserta didik belajar dengan multimetode

dan multimedia (Falahudin, 2014).

2
Pendidik menggunakan media pembelajaran sebagai penyalur pengetahuan

kepada peserta didik (Umar, 2014). Keberadaan media pembelajaran akan

membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar agar materi yang diajarkan

mudah dipahami oleh peserta didik (Tamrin dkk, 2017). Dengan menggunakan

media yang inovatif, minat belajar peserta didik meningkat dan berimplikasi pada

pencapaian tujuan pembelajaran (Nurdyansyah dkk., 2019). Penggunaan media

sesuai materi pembelajaran dapat mengoptimalkan proses pembelajaran (Ningtias

dkk., 2021).

Pemilihan media pembelajaran tidak harus memperhatikan kecanggihan

dan mahalnya, namun yang menjadi pertimbangan adalah kemudahan dalam

menggunakannya serta biaya yang dikeluarkan. Pendidik akan terbantu dalam

kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan barang bekas sebagai media

pembelajaran dan salah satu solusi dalam memanfaatkan barang bekas yang ada di

sekolah (Jagom & Uskono, 2019).

Dalam kurikulum 2013 materi pembelajaran IPA dibelajarkan secara

terpadu. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pendekatan yang mencoba

menggabungkan beberapa materi yaitu fisika, kimia, dan biologi dalam

pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah dalam Panduan Pengembangan

Pembelajaran IPA Terpadu yang diterbitkan (Depdiknas, 2013).

Berdasarkan wawancara terdahulu tanggal 15 November 2022 di SMP

Negeri 4 Sinunukan, diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran

siswa lebih mudah memahami pembelajaran apabila dengan menggunakan media

pembelajaran. Sementara , media yang digunakan dalam proses pembelajaran

kurang memadai , media yang tersedia hanya sebuah spidol dan papan

3
tulis .Sedangkan pada mata pembelajran biologi memerlukan daya ingat yang

lebih tinggi. Namun menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan buku

paket, sehingga proses pembelajaran kurang memuaskan dan dianggap kurang

maksimal,termasuk materi sistem pencernaan .

Berdasarkan masalah yang didapatkan di sekolah dan masih adanya

kekurangan dari media pembelajaran, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

“Pengembangan Alat Peraga Sistem Pencernaan Untuk Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 4 Sinunukan“ dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran .

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di identifakasi masalah sebagai

berikut:

1. Kurangnya media pembelajaran di SMPN 4 Sinunukan.

2. Guru mata pelajaran IPA masih banyak menggunakan buku cetak tebal

untuk kegiatan belajar mengajar.

C.Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

maka penelitian ini, perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah

dalam penelitian difokuskan pada Pengembangan Alat Peraga Sistem Pencernaan.

D.Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan batasan masalah yang telah ditemukan diatas, maka

dapat ditegaskan bahwa yang menjadi rumusan masalah yaitu:

4
1. Bagaimanakah validitas media alat peraga untuk materi sistem pencernaan

yang dikembangkan?

2. Bagaimanakah praktikalitas media alat peraga untuk materi sistem

pencernaan yang dikembangkan?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penulis ini bertujuan untuk

mengetahui hasil validitas dan uji praktikaliditas siswa dalam pembelajaran

melalui media alat peraga.

F.Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2. Bagi guru, sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberi wawasan serta alat

memotivasi diri dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal dengan

mengetahui masalah yang dihadapi guru IPA dalam menerapkan pendekatan

saintifik.

G.Spesifik Produk

Media sistem pencernaan menggunakan bahan bekas adalah sebuah alat

peraga sistem pencernaan pada manusia yang memberikan gambaran terkait

bentuk organ pencernaan pada manusia dan memiliki unsur tiga dimensi.

5
Media sistem pencernaan menggunakan bahan bekas yang akan

dikembangkan oleh peneliti adalah media alat peraga yang menggambarkan organ

sistem pencernaan manusia yang terbuat dari bahan bekas yang dipadukan dengan

papan tripleks dengan ukuran panjang 115 cm dan lebar 87 cm.

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat peraga sistem

pencernaan menggunakan bahan bekas adalah:

1.bola plastik yang menggambarkan bagian wajah,

2.penutup toples yang menggambarkan mulut dan gigi,

3.sandal jepit menggambarkan lidah,

4.selang air ukuran sedang yang menggambarkan kerongkongan dan usus

halus,

5.selang air ukuran besar menggambarkan usus besar, sekum, rektum dan

anus,

6.botol kispray menggambarkan lambung,

7.baling-baling kipas angin menggambarkan hati,

8.bola plastik kecil menggambarkan empedu,

9.mika lampu menggambarkan pankreas, serta

10.cotton bud menggambarkan umbai cacing,

Lem korea, lem fox, selotip dan double tape kertas untuk merekatkan semua

bahan, kawat pengait dan baut untuk menyatukan organ pencernaan dengan papan

tripleks serta papan tripleks untuk penopang alat peraga yang telah dirangkai,

6
kemudian digunakan cat berwarna merah, putih, hitam, hijau, merah jambu, dan

orange untuk memberi warna pada alat peraga dan warna biru untuk mencat papan

tripleks agar terlihat lebih menarik. Papan tripleks juga digunakan untuk

menempelkan keterangan dari alat peraga tersebut. Bagian keterangan memuat

bagian-bagian dari alat peraga yang dicetak di atas kertas karton (print out). Alat

yang digunakan adalah kuas, penggaris, gergaji, dan gunting.

Cara menggunakan media sistem pencernaan manusia menggunakan bahan

bekas adalah :

1. pertama pendidik menjelaskan sambil memperlihatkan bentuk organ-organ

pencernaan pada media, karena media sendiri berfungsi sebagai alat bantu

yang dapat digunakan untuk memperjelas materi yang disampaikan

pendidik.

2.Kedua, pendidik membongkar media lalu peserta didik menyusunnya

kembali dan meletakkan penunjuk keterangan sesuai tempatnya, hal ini

untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Belajar
Belajar merupakan akibat adanya intraksi antara stimulus dan respons.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan

prilakunya.Menurut Slameto (2015:2) “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam intraksi dengan

lingkungannya”.

Adapun menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) “Belajar

adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih

baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”. Menurut Ihsana

(2017:4) “Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak

tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk

mencapai hasil yang optimal”. Selanjutnya Sary (2015:180) mendeskripsikan

“Belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku yang didasari oleh pengalaman

dan berdampak relatif permanen”.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Komalasari,

8
2010). Terdapat dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan

pembelajaran yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang

dilakukan siswa, sedang mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru

(Mufarrokah, 2009).

C. Penelitian Pengembangan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2002

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannyauntuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Penelitian ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus.

Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang

temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk

berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan

latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil

uji lapangan (Punaji Setyosari, 2013: 222-223). Pada hakikatnya pengembangan

adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan

secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka

memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar

kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai

dengan bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas

prakarsa sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah

9
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi

mandiri (Iskandar Wiryokusumo dalam Afrilianasari ; 2014)

Pengembangan adalah suatu sistem pembelajaran yang bertujuan untuk

membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang

bersifat internal atau segala upaya untuk menciptakan kondisi degan sengaja agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai (Gagne dan Brings dalam Warsita, 2003: 266)

D. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara

atau pengantar pesan daripengirim ke penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2012:

6). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa

pesan dari komunikator menuju komunikan (Daryanto,2013: 4).

Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki peran sebagai alat

bantu penyampaian informasi kepada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan

belajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia, belajar diartikan sebagai usaha

sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapatkan kepandaian (Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan, 1999:78). Media pembelajaran adalah alat yang

dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna

pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan

lebih baik dan sempurna (Kustandi & Sutjipto, 2013).

10
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan

dalam proses pembelajaran untuk menyampaikanpesan kepada pembaca.

b) Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2006:212) media pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari

sifatnya, media dapat dibagi antara lain sebagai berikut :

(1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara. Contohnya radio dan rekaman suara.

(2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara, yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto,

lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis

dan lain sebagainya.

(3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara

juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalkan rekaman vidio,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media di

anggap lebih menarik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur

jenis media yang pertama dan kedua.

Karakteristik media pembelajaran dibagi menjadi dua dimensi dan tiga

dimensi. Media tiga dimensi yaitu media yang berwujud asli, hidup maupun mati,

media yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Sedangkan media pembelajaran

dua dimensi adalah alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar

yang berada pada satu bidang datar. Beberapa media pembelajaran dua dimensi

anatara lain, yaitu :

11
(1) Media grafis Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang

menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau

simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan,

mengambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Fungsinya

adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau

menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diamenarikan

jika tidak digrafiskan. Adapun jenis-jenis media grafis meliputi : sketsa,

gambar, grafik, bagan, poster, karikatur, peta datar, transparansi OHP dan

lain-lain.

(2) Media bentuk papan Media bentuk papan yang diringkas di sini terdiri

atas papan tulis, papan tempel, papan flanel, dan papan magnet.

(3) Media cetak Media cetak merupakan bahan-bahan yang disiapkan di atas

kertas untuk pengajaran dan informasi. Jenis-jenis media cetak adalah

buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen,

komik, dan pengajaran berprogram (Daryanto, 2011:17-23).

c) Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Kemp and Dayton dalam Daryanto media pembelajaran berfungsi

sebagai berikut:

(1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar.

(2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

(3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

(4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

(5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

12
(6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

(7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

(8) Peran pendidik mengalami perubahan ke arah yang positif (Daryanto,

2011:5).

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber

belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-

ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan

dampak atau efek yang ditimbulkannya. Ciri-ciri umum media yang dimaksud

adalah kemampuannya yang merekam, menyimpan, melestarikan,

merekonstruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Kemudian,

yang dimaksud bahasa yang dipakai menyampaikan pesan adalah bahasa verbal

dan bahasa nonverbal (Yudi Munadi, 2013:36).

Berdasarkan fungsi menurut para ahli tersebut bahwa media pembelajaran

dapat berfungsi untuk mempercepat proses belajar, meningkatkan kualitas proses

belajar dan dapat meletakkan dasardasaruntuk berpikir.

2. Media Alat Peraga Sistem Pencernaan

a ) Pengertian Alat Peraga

Alat peraga pembelajaran adalah semua benda dan sarana yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran agar dapat memperjelas dan mempermudah

peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Gumawam (1996)

mendefinisikan alat peraga pembelajaran (teachinh aids audiovisual) adalah

alatalat yang digunakan oleh guru pada saat mengajar untuk memperjelas materi

13
pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa. Surya (1992)

mengemukakan bahwa alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai

efesiensi hasil belajar. Sedangkan menurut Sujana (1990) Alat peraga adalah alat

yang dipergunakan guru untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang

disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa

.selanjutnya ditegaskan oleh Hamalik (1994) alat bantu belajar adalah semua alat

yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar,

sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Berdasarkan

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang

dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran

b ) Fungsi Alat Peraga

Agar siswa lebih mudah memahami dan mendalami konsep-konsep serta

istilah kimia, perlu diperkenalkan contoh-contoh yang kongkret, salah satu cara

yang dapat ditempuh yaitu dengan alat bantu pembelajaran atau lazim disebut alat

peraga. Fungsi alat peraga menuru Nana sudjana dalam bukunya dasar-dasar

proses belajar mengajar (2002, 99-100) antara lain :

a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan

fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu

untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

b) Penggunaaan alat peraga merupakan bagian yang integral dengan tujuan

dan isi pelajaran

14
c) Alat peraga dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan/ alat

pelengkap

d) Alat peraga dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat

proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap

pengertian yang diberikan guru

Agar fungsi alat peraga dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan maka

perlu diperhatikan beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga, terutama

jika akan membuat alat peraga. Menurut Mujadi (1995: 7) syarat yang harus

dimiliki alat peraga antara lain: (1) tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang

cukup kuat), (2) bentuk dan warnanya menarik, (3) sederhana dan tidak rumit, (4)

ukurannya sesuai (seimbang dengan ukuran anak), (5) sesuai dengan konsep

materi, (6) dapat menjelaskan konsep dan bukannya mempersulit pemahaman

konsep, (7) agar siswa dapat belajar secara aktif (sendiri atau kelompok) alat

peraga diharapkan dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang,

dipindahkan, dan sebagainya

c ).Kelebihan dan Kekurangan

Setiap media pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan, menurut

Edgar dale YD Fim dan F.Hokan (Ahmad Rohani, 1997:8)

kelebihan dalam penggunaan media/alat peraga sebagai berikut: a)

memberikan dasar pengalaman konkrit bagi pemikiran dengan pengertian-

pengertian abstrak kepada siswa, b) mempertinggi/meningkatkan perhatian siswa

ketika belajar, c) memberikan realitas, sehingga mendorong adanya selfacting,

15
d)memberikan hasil belajar yang permanent, e) menambah perbendaharaan

bahasa anak yang benar-benar dipahami, f) memberikan pengalaman.

Disamping ada kelebihan ada pula kelemahannya yaitu: a) kurang efektif

untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak, b) memerlukan fasilitas yang

memadai, c) kebebasan yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya

dapat dimanfaatkan secara optimal, d) membutuhkan perhatian yang khusus bagi

siswa karena daya ingat siswa berbeda-beda.

E. Materi Pembelajaran

1.Sistem Pencernaan

A. Nutrisi

1. Kebutuhan Energi

Pernahkah kamu berpikir apakah fungsi energi bagi tubuhmu? Tubuhmu

membutuhkan energi untuk setiap kegiatan, seperti belajar, berjalan ke sekolah,

dan membaca buku. Tubuhmu juga menggunakan energi untuk mempertahankan

suhu tubuh normal sekitar 37°C. Energi ini berasal dari makanan yang kamu

makan. Jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas tersebut

menggunakan satuan kalori. Sama halnya pada tubuh, jumlah energi yang tersedia

dalam makanan juga diukur dalam satuan kalori. Satu satuan kalori (kal)

menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air

sebesar 1°C. 1 kilokalori (kkal) sama dengan 1.000 kalori (kal) sama dengan

4.200 joule (J). Perhatikan Gambar 4.2! Apakah dalam 1 gram makanan tersebut

mengandung jumlah kalori yang sama?

16
2. Jenis Nutrisi

Makanan yang kamu konsumsi seharusnya tidak hanya sekedar

mengenyangkan tetapi harus mengandung nutrisi atau gizi. Nutrisi atau gizi

adalah zat yang dibutuhkan makhluk hidup sebagai sumber energi,

mempertahankan kesehatan, pertumbuhan, dan untuk berlangsungnya fungsi

normal pada setiap jaringan dan organ tubuh. Sebenarnya, makanan yang kamu

konsumsi sehari-hari harus mengandung enam jenis nutrisi yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan protein

dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan mineral

dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit.

B. Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia

Masih ingatkah kamu bahwa makanan diperlukan oleh tubuh untuk memasok

energi? Makanan diproses dalam tubuh melalui empat tahap yaitu: ingesti (proses

memasukkan makanan ke dalam mulut), digesti (pencernaan), absorpsi

(penyerapan), dan defekasi (pengeluaran). Pada saat makanan masuk ke dalam

mulut, proses pencernaan dimulai. Pencernaan merupakan proses memecah

makanan menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh melalui

pembuluh darah. Selanjutnya, molekul makanan dari darah masuk ke dalam sel

melintasi membran sel. Molekul yang tidak digunakan dan dibutuhkan oleh tubuh

akan dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi seperti keringat dan urine.

Makanan yang tidak tercerna berupa feses akan dibuang melalui anus, proses ini

disebut defekasi.

17
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanis dan

pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanis terjadi ketika makanan dikunyah,

dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanis salah satu contohnya terjadi di dalam

mulut yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. Pada pencernaan kimiawi,

terjadi reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul

yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan

dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase pada mulut.

Perhatikan Gambar 4.10!

1. Organ Pencemaan Utama

Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama berupa saluran pencernaan

dan organ aksesori (tambahan). Saluran pencernaan merupakan saluran yang

dilalui bahan makanan yang dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus

halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus.

a. Mulut

Masih ingatkah kamu bahwa pencernaan ingesti terjadi di mulut? Perhatikan

Gambar 4.12!

18
Di dalam mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Air liur

mengandung mukosa atau lendir, senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri,

dan enzim amilase atau dikenal dengan enzim ptialin. Enzim ini akan memecah

molekul amilum menjadi molekul maltosa. Di dalam mulut terjadi pencernaan

makanan secara mekanis dan kimiawi.

b. Kerongkongan (Esofagus)

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke

dalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang

rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal

faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk

menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran

pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan).

Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang

mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut

gerakan peristaltik. Perhatikan Gambar 4.13!

c. Lambung

Setelah dari esofagus makanan masuk ke lambung. Perhatikan Gambar 4.14!

19
Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis otot

lambung berkontraksi mengadukaduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur

dengan getah lambung. Getah lambung mengandung, asam klorida (HCl), enzim

pepsin, dan enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam

lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat membunuh kuman yang masuk

bersama makanan.

d. Usus Halus

Perhatikan Gambar 4.15!

Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Usus halus terdiri atas tiga

bagian yaitu, usus 12 jari (duodenum) dengan panjang sekitar 0,25 meter, usus

tengah (jejunum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus penyerapan (ileum)

dengan panjang sekitar 1 meter. Dalam usus halus terjadi pencernaan secara

kimiawi saja.

d. Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon asendens

(naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon desendens (menurun) dan

20
berakhir pada anus. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu

(sekum). Perhatikan Gambar 4.17!

Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (apendiks)

yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

2. Organ Pencernaan Tambahan

Proses pencernaan manusia tidak hanya terdiri atas saluran pencernaan, tetapi

juga terdapat organ pencernaan tambahan berupa kelenjar pencernaan. Kelenjar

pencernaan membantu mencerna makanan dengan menghasilkan enzim-enzim

yang digunakan dalam pencernaan makanan secara kimiawi. Terdapat tiga organ

pencernaan tambahan yaitu hati, kantung empedu, dan pankreas. Perhatikan

Gambar 4.19

a. Hati

merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada bagian rongga perut

sebelah kanan di bawah diafragma. Hati berperan dalam proses detoksifikasi.

21
Ketika dalam darah terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun

maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.

b. Kantung empedu

merupakan organ yang berada di bawah hati. Kantung ini akan menyimpan

getah empedu yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning

kehijauan karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen

yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah empedu akan dikeluarkan ke

usus halus dan berperan dalam mengemulsi lemak. Dengan demikian, lemak akan

terpecah menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim

pencernaan dan melanjutkan proses pemecahan hingga dapat diserap oleh tubuh.

c. Pankreas

Pankreas merupakan organ yang berada di balik perut di belakang lambung.

Sel-sel pada pankreas akan menghasilkan carian pankreas, yang akan masuk ke

dalam duodenum melalui saluran pankreas. Getah pankreas mengandung sodium

bikarbonat (NaHCO3 ) dan enzimenzim pencernaan yang berperan dalam

pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak. Pankreas juga merupakan kelenjar

endokrin yang menghasilkan hormon insulin.

C. Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya untuk Mencegah atau

Menanggulanginya

1. Obesitas.

Obesitas adalah suatu kondisi tubuh yang memiliki kandungan lemak berlebih,

sehingga dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan. Obesitas dapat

meningkatkan risiko terkena beberapa jenis penyakit, seperti penyakit jantung,

diabetes, dan osteoartritis. Obesitas umumnya disebabkan karena konsumsi

22
makanan yang berlebih dan kurangnya aktivitas tubuh. Namun demikian, obesitas

juga dapat disebabkan oleh keturunan melalui pewarisan gen atau akibat konsumsi

obat tertentu. Pada beberapa orang, ada yang sedikit mengonsumsi makanan

namun mengalami kelebihan berat badan. Hal ini dapat disebabkan laju

metabolisme tubuh yang lambat.

2. Karles Gigi

Karies gigi atau gigi berlubang, merupakan kerusakan gigi akibat infeksi

bakteri yang merusak lapisan gigi sehingga merusak struktur gigi. Bakteri pada

mulut mengolah gula sehingga menghasilkan asam. Asam yang diproduksi selama

metabolisme dalam mulut ini dapat merusak gigi. Gigi berlubang dapat

menyebabkan nyeri pada gigi jika sampai terlalu dalam kerusakannya karena telah

sampai merusak saraf gigi.

3. Mag (Gastritis)

Sakit Mag (gastritis), merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya

peradangan atau iritasi pada lapisan lambung. Mag dapat diakibatkan

meningkatnya asam lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, peningkatan

asam lambung, stres, makan tidak teratur, dan mengonsumsi makanan yang terlalu

pedas atau asam.

4. Hepatitis.

Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Orang yang menderita

hepatitis ringan memiliki gejala seperti orang yang terkena flu, yaitu sakit otot dan

persendian, demam, diare, dan sakit kepala. Penderita hepatitis akut dapat

mengalami jaundice (menguningnya kulit dan mata), membesarnya hati, dan

membesarnya limfa . Hepatitis apabila tidak segera ditangani dapat memicu

23
fibrosis (kerusakan pada hati) dan sirosis (gagal hati kronis). Sirosis dapat

meningkatkan risiko berkembangnya kanker hati.

5. Diare

Diare adalah penyakit pada saluran usus besar yang disebabkan oleh infeksi

bakteri dan Protozoa, seperti Entamoeba coli. Ketika terjadi infeksi, dinding usus

besar teriritasi, gerakan peristaltik meningkat, serta air tidak dapat diserap.

Penderita diare dapat mengalami dehidrasi karena air dalam usus terus menerus

dikeluarkan, selain itu penderita diare juga akan mengalami mulas di perut karena

kontraksi otot pada usus besar terjadi terus menerus.

6. Konstipasi.

Konstipasi merupakan kondisi feses keras atau kering sehingga sulit

dikeluarkan. Penyebab konstipasi adalah kurangnya asupan makanan berserat dan

kurang minum. Ketika feses tidak dikeluarkan secara teratur, air yang terkandung

di dalamnya akan terserap sehingga menyebabkan feses keras atau kering

sehingga sulit dikeluarkan. Upaya mencegah konstipasi di antaranya adalah tidak

sering menahan buang air besar, makan makanan yang berserat seperti sayur dan

buah-buahan, hindari mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula (seperti

makanan manis, keju, makanan olahan) karena makanan tersebut dapat

menimbulkan konstipasi, minum cukup banyak air

7. Gejala Kekurangan Vitamin

Kekurangan vitamin pada tubuh disebut dengan avitaminosis. Pada Tabel 4.14

berikut akan dipaparkan beberapa gejala kekurangan vitamin pada tubuh.

Vitamin Gangguan

Vitamin A Penglihatan kabur, kerusakan hati dan tulang, rambut rontok

24
Vitamin B Penyakit beri-beri, gangguan saraf, kehilangan berat badan berlebih,

dan anemia

Vitamin C Skorbut (degenerasi kulit, gigi, pembuluh darah), sariawan, lemas,

luka yang lambat sembuh, dan gangguan kekebalan tubuh

Vitamin D Riket (cacat tulang) pada anak-anak, pelunakan tulang pada orang

dewasa, kerusakan otak, kardiovaskular, dan ginjal

Vitamin E Degenerasi sistem saraf

Vitamin K Kelainan penggumpalan darah, kerusakan hati dan anemia

8. Gejala Kekurangan Mineral

Kekurangan mineral juga dapat menyebabkan gangguan pada tubuh.

Perhatikan Tabel 4.15 untuk mengetahui beberapa gejala akibat kurangnya asupan

mineral.

Tabel 4.15 Gejala Kekurangan Mineral pada Tubuh

Mineral Gangguan

Kalsium (Ca) Keterlambatan pertumbuhan dan kehilangan massa tulang

Fosfor (P) Lemas, kehilangan mineral dari tulang, dan kehilangan

kalsium Magnesium (Mg) Gangguan

Magnesium(Mg Gangguan sistem saraf

Natrium (Na) Kram otot dan nafsu makan berkurang

Besi (Fe) Anemia dan kelainan kekebalan tubuh

Iodium (I) Gondok (pembengkakan kelenjar tiroid)

Seng (Zn) Kegagalan pertumbuhan, kelainan kulit, kegagalan reproduksi,

25
dan gangguan kekebalan tubuh

F.Kerangka berfikir

Guru dan siswa

Proses pembelajaran ipa

Pengembangan media alat peraga

Uji Validitas

Uji Praktikalitas

Mengembangkan media palat peraga pada materi


sistem pencernaan untuk siswa kelas VIII SMP 4
Sinunukan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

26
A.Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada 15 November 2022 Tahun Pelajaran

2021/2022 di SMP NEGERI 4 Sinunukan dan Pergurun Tinggi Universitas PGRI

Sumatera Barat.

B.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan

(Reseacrch and Development).

Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983)

sebagianmana yang kutip oleh Punaji Setyosari adalah suatu proses yang dipakai

untuk mengembangkan dan menvalidasi produk pendidikan

B.Desain Penelitian

Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan

dan Semmel adalah Model 4-D.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap

tahapan pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D dapat dijelaskan

sebagai berikut:

27
(Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)
1. Tahap Pendefinisian

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang

dikembangkan medianya. Tahap ini meliputi 4 langkah pokok, yaitu:

a. Analisis Awal-Akhir

Kegiatan analisis awal-akhir dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang

diperlukan dalam pengembangan media pembelajaran. Pada tahap ini

dilakukan analisis karakteristik media alat peraga yang sesuai untuk siswa

kelas VII 1 dan siswa kelas VIII 2 SMPN 4 Sinunukan

b. Analisis Siswa

28
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai

dengan rancangan media pembelajaran. Karakteristik ini meliputi latar

belakang pengetahuan dan perkembangan kognitif siswa.

c. Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun

secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan diajarkan berdasarkan

analisis awal-akhir. Analisis ini merupakan dasar dalam menyusun tujuan

pembelajaran.

d. Perumusan/ Spesifikasi Tujuan

Tahap ini dilakukan untuk merumuskan hasil analisis tugas dan analisis konsep

menjadi indikator pencapaian hasil tujuan. Rangkaian indikator pencapaian

hasil belajar merupakan dasar dalam menyusun rancangan media

pembelajaran.

2. Tahap Perancangan

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototype media pembelajaran. Tahap ini

terdiri dari 3 langkah:

1. Memilih topik bahan pelajaran yang sesuai

Pada tahap ini peneliti meninjau kembali sub-subtopik yang ada dalam materi

IPA, kemudian menganalisis materi-materi yang hendak disajikan yaitu materi

yang sehubungan dengan IPA untuk kelas VIII SMP. Peneliti juga

berkonsultasi dengan guru mata pelajaran tentang materi yang diusulkan

apakah telah layak untuk dilanjutkan ketahap selanjutnya.

29
2. Menetapkan Kriteria

Penetapan kriteria ini dimaksudkan untuk merancang isi dari media yang akan

disajikan. Kriteria yang ditetapkan meliputi konten informasi yang sesuai

dengan pengalaman belajar peserta didik, gaya penulisan yang jelas dan mudah

dipahami, ukuran font huruf, penggunaan warna pada gambar serta

pengorganisasian materi yang baik.

3. Desain Awal

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah mendesain media

pembelajaran IPA dalam bentuk media alat peraga dengan format dan teknik

yang telah dipilih. Hasil tahap ini berupa rancangan awal media pembelajaran

meliputi seluruh komponen media pembelajaran (prototype) beserta instrument

penelitian.

3. Tahap Pengembangan

Pada fase ini produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran IPA dalam

bentuk media alat peraga. Selanjutnya media tersebut akan melalui beberapa

tahapan seperti berikut:

a. Validasi ahli

Pada tahap ini meminta pertimbangan secara teoritis ahli dan praktisi

tentang kevalidan prototype. Validator terdiri atas ahli bidang ipa atau ahli

materi, ahli media, ahli bahasa dan praktisi lapangan yaitu guru IPA. Para

validator diminta untuk memvalidasi media ajar yang telah dihasilkan pada

30
tahap perancangan (prototype). Saran dari validator digunakan sebagai

pertimbangan dalam revisi media ajar hasil pengembangan yang dihasilkan.

b. Kegiatan uji coba

Kegiatan ini diuji cobakan pada siswa kelas VIII 1 dan siswa kelas VIII 2

SMPN 4 Sinunukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

keefektifan media pembelajaran yang telah dibuat oleh penulis untuk

memudahkan siswa memahami materi IPA. Lalu pada proses pelaksanaannya

diharapkan akan ada kritikan dan saran sebagai bahan evaluasi oleh penulis

sebelum media pembelajaran digunakan sebagai pendamping siswa

kedepannya. Setelah itu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana pengaruh media alat peraga dalam pembelajaran untuk siswa kelas

VIII 1 dan siswa kelas VII 2 SMPN 4 Sinunukan Adapun metodenya yaitu

dengan melakukan 3 tahapan, dimana uji coba petama, yakni dengan

mengambil 6 orang siswa secara acak, kemudian siswa tersebut diberi media

alat peraga yang telah direvisi berdasarkan hasil validasi ahli untuk dibaca

sembari mengerjakan kuis-kuisnya. Setelah itu, siswa diminta untuk memberi

kritikan ataupun saran mengenai produk media alat peraga yang mereka

kerjakan, apabila ada kritikan dan saran maka produk harus direvisi kembali.

Kemudian uji coba kedua dilakukan kembali dengan mengambil 6 orang siswa

secara acak, lalu diberi media alat peraga yang telah direvisi tersebut untuk

dibaca sembari mengerjakan kuis-kuisnya kembali.

Uji coba skala besar yaitu dengan mengambil 1 kelas masing-masing,

yakni dari kelas VIII 1 berjumlah (10) orang siswa, kemudian pada kelas VIII 2

31
dengan jumlah siswa sebanyak (15) orang. Mereka diberi media alat peraga

yang telah direvisi kembali untuk dibaca serta diajarkan, lalu observer pun

mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Lalu setelah proses pembelajaran selesai pada uji coba besar, disini siswa

diberikan lembar wawancara untuk menanggapi media yang telah digunakan.

Selain daripada siswa, guru diminta pula untuk memberikan tanggapan

mengenai media pembelajaran booklet melalui kegiatan wawancara. Pada

kegiatan ini hasil evaluasi akan dipertimbangkan untuk menghasilkan media

alat peraga dalam pembelajaran yang telah siap digunakan, baik bila ditinjau

dari uji coba skala terbatas maupun skala besar. Kegiatan revisi ini dilakukan

agar mengetahui tingkat kepraktisan serta kefalidan media alat peraga dalam

pembeljaran.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan media pembelajaran yang

telah dikembangkan dan telah diuji coba pada skala yang lebih luas.

Tahap penyebaran dilaksanakan untuk menguji efektifitas media dalam

kegiatan pembelajaran pada sekolah lain dalam skala terbatas.

Tahapan inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melaksanakan uji coba

pada sekolah lain selain daripada SMPN 4 Sinunukan. Adapun sekolah yang

digunakan untuk melaksanakan tahap penyebaran yakni pada sekolah SMPN 4

Sinunukan, agar memperkuat hasil penelitian bila ditinjau berdasarkan

kevalidan dan kefektifan media alat peraga dalam pembelajaran yang telah

dikembangkan.

32
D. Prosedur penelitian

Prosedur Model 4-D digunakan dalam penelitian ini yang terdiri atas empat

tahapan:

1.Define (Pendefinisian),

2.Design (Perancangan),

3.Develop (Pengembangan) Dan

4.Disseminate (Penyebaran) (Panggabean dkk, 2020).

E.Instrumen Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Hadjar (1996:160)

berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara

objektif. Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat

yang digunakan ntuk merekampada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan

aktivitas atribut-atribut psikologis.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen sebagai

berikut :

1. Observasi, yaitu pengambilan informasi atau data melalui pengamatan.

2. Dokumentasi, ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen.dalam(Sugialam 2019)

33
3..Angket , merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Angket digunakan untuk dapat melihat kelayakan dan

kepraktisan dari sebuah alat peraga yang telah dikembangkan berdasarkan

dengan respon dan tanggapan guru terhadap produk tersebut. Angket respon

siswa dan guru akan disusun menjadi 5 alternatif jawab, yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), kurang setuju (KS),tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Kuesioner respon guru dan peserta didik mencakup fungsi, tampilan,

ketertarikan terhadap alat peraga untuk pembelajaran IPA.dalam(Ardia Tita

Kartika 2022)

4. Validasi, digunakan untuk memperoleh data tentang kualitas instrument yang

akan digunakan. Lembar validasi yang digunakan adalah lembar validasi media

Alat peraga dan lembar validasi angket respons siswa. .dalam(Sugialam 2019)

F.Teknik Analisis Data

Noeng Muhadjir (1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai

“upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara,

dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti

dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya

mencari makna.”

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif

kuantitatif yang mendeskripsikan hasil uji validitas dan uji praktikalitas.

34
1. Uji Kevalidan

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya

(Azwar 1986).

Teknik analisis data pada penelitian ini dengan uji kevalidan dan uji

kepraktisan. Uji kevalidan melibatkan validator (Santosa, 2021).

Hasil uji kelayakan diketahui melalui perolehan persentase kelayakan media

dengan menggunakan rumus.dalam(Hikmah 2017)

∑ Skor total data


Persentase= ×100 %
∑ Skor ideal

Kategori alat peraga berdasarkan persentase yang diperoleh digolongkan

menjadi empat kategori menggunakan skala pada Tabel 1. sebagai berikut:

No. Nilai Kriteria


1. 91%-100% Sangat Valid
2. 84%-90% Valid
3. 60%-79,99% Cukup Valid
4. 0-49,99% Tidak Valid
Tabel 1. Kriteria Tingkat Kevalidan

2.Uji Praktikalitas

Kepraktisan media menggunakan angket respon pendidik dan peserta didik

agar produk yang dikembangkan praktis sesuai aspek yang ditentukan

(Nizamuddin dkk, 2021).

35
Hasil uji kepraktisan alat peraga diperoleh berdasarkan persentase

kepraktisan media dengan menggunakan rumus. dalam(Hikmah 2017)

∑f
P= ×100 %
N

Keterangan:

P = Persentase yang diperoleh

f = Perolehan skor

N = Skor maksimum

Hasil persentase yang diperoleh digolongkan berdasarkan kriteria pada

Tabel 2 sebagai berikut

Tabel 2. Kriteria Tingkat Kepraktisan


Nilai Kriteria
80< P ≤100 Sangat Praktis
60< P ≤ 80 Praktis
40< P ≤ 60 Cukup Praktis
20< P ≤ 40 Kurang Praktis
P ≤ 20 Tidak Praktis

Uji kepraktisan media diukur berdasarkan hasil penilaian angket respon

pendidik dan peserta didik. Kategori kepraktisan dapat dilihat pada tabel 2.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ardia Tita Kartika. 2022. “Pengembangan Alat Peraga VERNIER CALIPER

PORTABLE Untuk Pembelajaran IPA Di SMP.” UIN FAS Bengkulu.

Hikmah, Iik Nurul. 2017. “Pengembangan Alat Peraga Seven in One Pada Materi

FLUIDA Untuk Siswa SMA.” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Sugialam, Megawati. 2019. Αγαη “Pengembangan Alat Peraga Sistem Pernafasan

Pada Manusia Menggunakan Babahan Daur Ulang Berbasis Lingkungan

Sekitar Di Kelas V SDN 29 Songka Koto Palapo.” Institut Agama Islam

Negeri(IAIN) Palopo.http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2961/1/

MEGAWATI SUGIALAM.pdf.

Siti Zubaidah ,dkk. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Kosasih, (2020).Pengembangan Bahan Ajar .Jakarta : Bumi Aksara

Nurindah, A. Afif, Syahriani & G. Syamsul 2022. Pengembangan Media Sistem

Pencernaan Pada Manusia Menggunakan Bahan Bekas Di Kelas Xi Sma

Negeri 2 Gowa. BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi . e ISSN

2442-9805 , p ISSN 2086-4701

Jonimar1 , 2022. Pemanfaatan Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan

Guru dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Indonesian Science

37
Education Journal. ISSN: 2716-3350 , Vol. 1, No. 2 , Mei 2020, Hal 69-

84

38
Dialog:

Winda : Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh kak

Guru : Walaikumsalam

Winda : Maaf mengganggu waktunya kak. Winda dapat tugas dari kampus untuk
mewawancarai salah satu guru SMP yang mengajar biologi. Apakah
Winda bisa meminta waktunya kak?

Guru : soal apa dek?

Winda : Maaf kak kalau semisal nya Winda bertanya lewat Vc. Apakah kakak
bisa? Karena harus discrenshoot kak.

Guru : Y gpp dek

Winda : Baik kak. Kira² kapan kakak bisa kak?

Guru : nantilah dek dskolah

Winda : Assalamu'alaikum kak. Apakah bisa Winda mewawancarai kakak


sekarang?

Guru : Walaikumsalam dek.Bleh dek

Winda : Winda Vc ya kak

Guru : Ok dek

Winda : Assalamu'alaikum kak. Maaf ya Winda mengganggu.

Guru : Walaikumsalam ggp dek

Winda : langsung saja ya kak. Nama panjang kak siapa kak?

Guru : Sunarti dek

Winda : nah kakak di SMP mengajar dikelas brapa aja kak?

39
Guru : 7 8 9

Winda : nah untuk kurikulum nya kak. Kurikulum brapa?

Guru : masih 2013 dek

Winda : nah kalau untuk metode ,model yg kakak gunakan?

Guru : kalau model tergantung materi.Metode yg digunakan metode


ceramah ,diskusi

Winda : baik kak. Kalau untuk kendala dalam mengajar apa saja kak?

Guru : media tidak ada. Seperti torso. Infokus blm tersedia masih manual

Winda : baik kak. Untuk materi yg sulit dimengerti tentang apa kak?

Guru : sistem pencernaan. Materi ini terdapat pada bagian dalam tubuh manusia
jadi kakak sulit menjelaskan tanpa menggunakan media.

Winda : Baik kak. Jadi begtu juga untuk semua materi kak?

Guru : Tidak. Misalnya materi gerak benda nah kakak menjelaskan materi dengan
cara mengait kn objek dengan kehidupan sehari². Contohnya gerak lurus
terdapat pada spedometer kendaraan

Winda : Baik kak. Nah menurut kak apakah mereka lebih memahami materi
dengan cara kakak membawa mereka belajar dilingkungan terbuka?

Guru : Y dek. Krna mereka bisa langsung melihat

Winda : Baik kak. Mungkin itu dulu wawancara dari Winda. Kalau masih ada yg
ragu boleh bertanya lagi kak?

Guru : bleh dek

Winda : Baik kak. Winda tutup Vc nya ya kak. Assalamu'alaikum kak

Guru : Walaikumsalam dek

40
Nama Guru :Sunarti ,S.Pd

Lokasi: SMPN 4 Sinunukan

41

Anda mungkin juga menyukai