Anda di halaman 1dari 13

0

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

( IDIK4013 )

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN


KEDAWUNG WETAN III PASURUAN PADA MATERI DAUR AIR
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

Masa Registrasi 2015.1

Disusun oleh :

Nama : HANIK ZUHRIYAH

NIM : 822692136

Semester : VIII

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ MALANG

POKJAR GRATI KABUPATEN PASURUAN

PROGRAM S1 PGSD

2015
1

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN


KEDAWUNG WETAN III PASURUAN PADA MATERI DAUR
AIR MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

Hanik Zuhriyah1

Abstrak:IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
juga merupakan ilmu yang bersifat empirik yang membahas tentang fakta dan gejala
alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal
tetapi juga faktual Sehingga perlu diciptakan suatu kondisi pembelajaran yang dapat
mendorong rasa ingin tahu tersebut.Pembelajaran dilakukan satu arah yaitu
penyampaian materi dari guru menggunakan ceramah dan siswa mendengarkan, hanya
berpatok pada buku sumber, tidak menggunakan media pembelajaran sebagai penunjang
penyampaian materi yang bersifat abstrak tersebut merupakan akar permasalahan dari
rendahnya hasil belajar siswa.Permasalahan yang menjadi fokus perbaikan adalah
meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah, dan peneliti memprioritaskan pemecahan
masalah menggunakan Media Audio Visual. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedawung Wetan III
Grati Kabupaten Pasuruan melalui penggunaan media audio Visual pada mata
pelajaran IPA tentang Daur Air.Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus meliputi empat
tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflecting).Hasil yang didapat setelah melakukan tindakan perbaikan
adalah terjadinya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 55,6%. Pada siklus pertama
ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 33,3% dan pada siklus kedua meningkat
menjadi 89%. Penggunaan media audio visual mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Media Audio Visual, Hasil Belajar, Daur Air.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan pada hakikatnya adalah
merupakan proses pembentukan dan perubahan tingkah laku yang menyangkut
perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1
Mahasiswa S1 PGSD Pokjar Grati Pasuruan UPBJJ UT Malang. NIM 822692136.
Email: hanik.ut.78@gmail.com

1
2

Setiap warga negara diwajibkan mengenyam pendidikan formal di sekolah


selama 9 tahun, yaitu dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Pendidikan formal di sekolah terdiri dari berbagai mata pelajaran dengan kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara terbimbing, hal ini sejalan dengan Kurikulum KTSP (Depdiknas; 2006) bahwa
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta atau prinsip saja
tetapi juga suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat
empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam, yang menjadikan
pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.
Sebagaimana hasil observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas V SDN
Kedawung Wetan III Grati Kabupaten Pasuruan dengan jumlah siswa 18 orang pada
pembelajaran Daur Air, menunjukkan sebagian besar siswa kurang antusias dengan
materi yang diberikan sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru dan pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini berdampak pada prestasi
belajar siswa rendah dengan hasil belajar siswa di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan hasil pencapaian siswa hanya 33,3 %. Akar permasalahannya
adalah guru hanya menggunakan metode ceramah, hanya berpatok pada buku
sumber, dan tidak menggunakan media pembelajaran sebagai penunjang
penyampaian materi yang bersifat abstrak tersebut.
Pemecahan dari permasalahan rendahnya hasil belajar siswa adalah
menggunakan media audio visual yang secara otomatis akan terjadi variasi dalam
metode pembelajaran. Terlebih materi ini sulit diteliti oleh siswa karena melibatkan
bumi dan atmosfer. Penggunaan media audio visual juga dapat menarik perhatian
siswa dan menghindari kejenuhan selama proses pembelajaran sehingga hasil belajar
akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedawung
Wetan III Grati Kabupaten Pasuruan melalui penggunaan Media Audio Visual pada
mata pelajaran IPA tentang Daur Air?”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
3

peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kedawung Wetan III melalui
penggunaan Media Audio Visual pada mata pelajaran IPA tentang Daur Air. Hasil
penelitian dapat dimanfaatkan bagi (a) guru, sebagai bahan evaluasi untuk
memperbaiki pembelajaran IPA, membuat guru lebih percaya diri karena guru
mampu berkembang sebagai pekerja profesional, dan guru mendapat kesempatan
untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri
khususnya dalam pembelajaran IPA, (b) siswa, untuk meningkatkan keterlibatan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) baik
secara mental maupun fisik, membantu proses mempercepat daya tangkap serta
mempertahankan daya ingat akan pengetahuan yang diperoleh siswa, dan dapat
membantu meningkatkan hasil belajar siswa, dan (c) memberikan kontribusi sebagai
upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dan praktek pembelajaran
di sekolah.

Kerangka Dasar Teori

Media Audio Visual

Menurut Heinich dkk (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum


adalah saluran komunikasi yaitu segala sesuatu yang membawa informasi untuk
disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram,
materi pembelajaran, komputer, dan instruktur. Proses komunikasi melibatkan tiga
komponen pokok, yaitu pengirim pesan, penerima pesan, dan pesan itu sendiri.
Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses komunikasi
yang mencakup tiga komponen pokok tersebut. Sebagai pengirim pesan/bahan ajar
(communicator) adalah guru, penerima pesan (communicant) adalah siswa dan pesan
(messages) itu sendiri adalah materi pembelajaran yang akan diberikan. Agar
pesan/bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan
wahana penyalur pesan, yaitu media pembelajaran. Menurut Critison (1996) kriteria
yang digunakan dalam menyeleksi media antara lain adalah tujuan, hasil
pembelajaran, materi, sekuensi dan strategi pembelajaran, sistem pengontrol terhadap
penggunaan media, biaya, kepraktisan, kebijakan (aturan) yang berlaku, dan sifat
media. Menurut Sri Anitah W, dkk (2011), penggunaan media pembelajaran
4

mempunyai fungsi; (1) sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran
yang lebih efektif, (2) merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran, (3) selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar, (4) mempercepat
proses belajar, (5) meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, dan (5)
mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Media Audio Visual merupakan media yang mengintegerasi antara indera
penglihatan dan indera pendengaran, sehingga baik unsur suara atau gambar berasal
dari satu sumber, seperti rekaman video, slide suara dan sebagainya.Manfaat dan
karakteristik dari media audio visual dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi
proses pembelajaran, diantaranya menurut (Munadi, 2008: 127 : Smaldino, 2008 :
311-312) adalah: (a) mengatasi jarak dan waktu, (b)pesan yang disampaikan cepat
dan mudah diingat, (c) dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan, (d)
mendorong dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dan (e) mengembangkan
imajinasi siswa.

Hasil Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku (a change in behavior). Menurut Ernest R Hilgard
(1948) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari
lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi
proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan,
menyimak, dan latihan. Dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan
menfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut.
Menurut Sri Anitah W, dkk (2011), ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam
belajar yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat
(learning to do), belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar
untuk menjadi (learning to be).
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar, dan akan diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi
5

terpadu secara utuh setelah proses belajar berlangsung. Aspek perilaku keseluruhan
dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) adalah yang dapat
menunjukkan hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai
siswa, yaitu; (1) motor skills, (2) verbal information, (3) intelectual skills, (4)
attitudes, dan (5) cognitive strategies.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir pada
siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan; (1) kemampuan
membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan,
(2) kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar, (3) kemampuan mengorganisasikan
hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan, dan (4)
kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh. Kemampuan tersebut dapat
diterapkan di Sekolah Dasar khususnya di kelas tinggi.
Tujuan dari hasil belajar adalah untuk: (a) mendeskripsikan kecakapan belajar
para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuh, (b) mengetahui keberhasilan proses
pendidikan dan pembelajaran di sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam
mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, (c)
menentukan tindak lanjut hasil penilaian, dan (d) memberikan pertanggungjawaban
dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Seorang siswa dikatakan berhasil jika telah mencapai taraf penguasaan minimal
75%. Siswa dengan taraf penguasaan kurang dari 75%, diberikan program perbaikan
dan siswa dengan taraf penguasaan lebih dari 75% atau lebih, diberikan program
pengayaan dan dinyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan berhasil.

Daur Air
Secara umum, IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat
didefinisikan sebagai: cara berpikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan
investigasi, dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari penyelidikan (Direktorat
Ketenagaan, 2006). IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta beserta
isinya dan didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari mengumpulkan
6

data dan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan
tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. (dalamPermen 22 tahun 2006). Daur air
merupakan salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam mata pelajaran IPA, di
dalamnya terdapat materi pokok mengenai kegunaan air, proses daur air, kegiatan
manusia yang dapat mempengaruhi daur air, dan penghematan air. Daur air
merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan
kembali lagi ke bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan),
presipitasi ( pengendapan ), dan kondensasi (pengembunan). Daur air melalui
beberapa tahapan, yaitu (a) Tahap Evaporasi, air yang berada di lautan, sungai, dan
danau akan mengalami penguapan karena adanya pengaruh panas matahari, (b) Tahap
Presipitasi, setelah air mengalami proses penguapan maka akan menghasilkan butir-
butir uap air. Uap air tersebut akan naik serta berkumpul di udara dan lama-kelamaan
udara tersebut akan penuh sehingga udara tidak mampu menampung uap air yang
cukup banyak, dan (c) Tahap Kondensasi, dengan adanya perubahan suhu yang cukup
dingin , uap air tersebut akan berubah menjadi titik-titik air membentuk awan (awan
mendung). Titik-titik awan yang membentuk awan tersebut akan turun menjadi hujan,
dimana air hujan tersebut akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh ke
tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya air tanah akan keluar melalui
sumur. Air tanah juga akan merembes ke danau atau sungai. Air hujan juga ada yang
jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau. Air sungai akan mengalir ke laut, di
lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap kembali mengalir ke sungai sampai
ke laut dan menguap kembali. Hal tersebut terjadi secara terus-menerus tanpa
berhenti.

Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 18 orang siswa kelas V SDN Kedawung Wetan III
Grati Kabupaten Pasuruan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus
pertama tanggal 4 Mei 2015 dan siklus kedua tanggal 7 mei 2015.
7

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom


Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan suatu masalah
pembelajaran di kelas. Prosedur atau tahapan PTK yang dilaksanakan pada perbaikan
pembelajaran ini dilakukan secara bersiklus sebagaimana ciri khas PTK pada
umumnya. Siklus ini akan diakhiri jika telah terjadi peningkatan proses dan hasil
belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh
sekolah tersebut. Penelitian tindakan kelas ini meliputi empat tahap dalam setiap
siklusnya, yaitu: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pengamatan
(Observing), dan Refleksi (Reflecting).
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus
pembelajaran sebagai berikut:
Siklus pertama
Setelah melakukan pembelajaran pada tahap prasiklus, peneliti melakukan refleksi
yang dilakukan bersama teman sejawat untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran
yang telah dilakukan berdampak kepada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil
refleksi tersebut adalah sebagian besar siswa kurang antusias dengan materi yang
disajikan karena guru banyak menggunakan metode ceramah, tidak adanya media
pembelajaran dan hanya berpatokan pada buku cetak saja. Dan hasil refleksi tersebut
selanjutnya digunakan sebagai dasar melakukan perencanaan perbaikan.
Pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam
proses pembelajaran, yaitu; (1) menyusun ulang Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran (RPP Siklus pertama) tentang Daur Air, (2) menyediakan media
pembelajaran Audio Visual, terdiri dari komputer/laptop, LCD Proyektor, pengeras
suara (speaker), (3) menyusun alat pengumpul data yang berupa, Lembar
Pengamatan/Observasi, Lembar Kerja Siswa, dan Lembar Evaluasi, dan (4)
menyusun rencana pengelolaan data.
Sebelum pembelajaran dimulai, media pembelajaran Audio Visual yang telah
disiapkan ditata sedemikian rupa agar semua siswa dapat menyimaknya. Dalam
pelaksanaan ini guru/peneliti dibantu oleh supervisor 2, yang bertugas untuk
mengamati proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah siswa menyimak video
pembelajaran daur air, guru dan siswa melakukan tanya jawab seputar penayangan
8

video tersebut, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
dan bersifat heterogen, guru membagikan LKS, dengan bimbingan guru siswa
mengerjakan LKS sesuai petunjuk, setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompok
secara tertulis, guru bersama siswa membahas dan menyempurnakan hasil kerja
kelompok, siswa mengerjakan soal evaluasi dan guru memberikan umpan balik
kepada siswa, guru dan siswa menyimpulkan materi daur air, siswa menulis hasil
kesimpulan.
Pengamatan dilakukan ketika peneliti melakukan praktik pembelajaran di kelas.
Untuk meneliti peningkatan hasil belajar siswa menggunakan instrumen penelitian
non tes yang berupa pedoman pengamatan dan pedoman wawancara dengan siswa
serta instrumen tes berupa soal evaluasi. Hasil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan hasil pengamatan dan hasil ulangan pada pembelajaran
terdahulu sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengukur
keberhasilan guru pada penerapan media audio visual dalam pembelajaran digunakan
instrumen lembar observasi/pengamatan kinerja guru.

Siklus Kedua
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran siklus 1, untuk mengetahui beberapa
kekurangan dalam pembelajaran tersebut. Analisis dari refleksi tersebut dilakukan
bersama teman sejawat, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perencanaan perbaikan.
Pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses pembelajaran, yaitu; (1) menyusun ulang Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran (RPP Siklus kedua) tentang Daur Air, (2) menyediakan
media pembelajaran Audio Visual, terdiri dari komputer/laptop, LCD Proyektor,
pengeras suara (speaker),(3) menyusun alat pengumpul data yang berupa, Lembar
Pengamatan/Observasi, Lembar Kerja Siswa, dan Lembar Evaluasi, (4) menyusun
rencana pengelolaan data.
Sebelum pembelajaran dimulai, media pembelajaran Audio Visual yang telah
disiapkan ditata sedemikian rupa agar semua siswa dapat menyimaknya Langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan adalah siswa menyimak video pembelajaran
daur air, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dan
9

bersifat heterogen, setiap kelompok mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
mengerjakan sesuai petunjuk, salah satu kelompok mempresentasikan hasil
pekerjaannya dan kelompok lain menanggapi, guru bersama siswa membahas dan
menyempurnakan hasil kerja kelompok dengan melihat kembali penayangan video
pembelajaran daur air , siswa mengerjakan soal evaluasi dan guru memberikan
umpan balik kepada siswa, guru dan siswa menyimpulkan materi daur air, siswa
menulis hasil kesimpulan.
Untuk meneliti peningkatan hasil belajar siswa menggunakan instrumen
penelitian non tes yang berupa pedoman pengamatan dan pedoman wawancara
dengan siswa serta instrumen tes berupa soal evaluasi. Data tentang aktivitas dan
hasil belajar diambil dari hasil pengamatan dan ulangan harian (lembar evaluasi).
Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil pengamatan dan hasil
ulangan pada pembelajaran terdahulu sehingga dapat diketahui peningkatan hasil
belajar siswa. Dan untuk pengamatan terhadap kinerja guru dalam penggunaan
media audio visual, menggunakan lembar observasi tersendiri (Lembar kinerja guru).
Data tentang hasil belajar yang berupa skor yang diperoleh siswa dianalisis
secara kuantitatif. Sementara komentar observer terhadap aktivitas maupun kinerja
guru, dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data wawancara, pengamatan, dan tes.

Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Siklus 1
Hasil analisis data dari keaktifan siswa adalahsiswa kurang tertarik dengan
materi yang diberikan, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran kurang, namun
pada saat disajikan menggunakan media audio visual cukup tertarik, pada sesi tanya
jawab tidak ada siswa yang bertanya hanya diam atau berbicara sendiri dengan teman,
dan saat diberi pertanyaan hanya dua orang yang menjawab.
Hasil ketuntasan belajar siswa sebagai berikut siswa yang mengikuti tes
sebanyak 18 siswa, siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa, siswa yang belum
tuntas belajar sebanyak 12 siswa, persentase banyak siswa yang tuntas belajar adalah
33,3 %, persentase banyak siswa yang belum tuntas belajar adalah 66,7 %.
10

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kelebihan proses perbaikan ini adalah
materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan Standar Kompetensi, dan
menggunakan media audio visual untuk menjelaskan materi. Sedangkan kekurangan
dalam proses perbaikan ini adalah penggunaan media audio visual masih belum
maksimal karena tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu, aktivitas siswa belum
optimal, dan pemanfaatan waktu kurang baik.

Hasil Penelitian Siklus 2


Hasil analisis data dari keaktifan siswa adalah siswa lebih tertarik dengan materi
yang diberikan, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran cukup baik dan lebih
tertib, sangat perhatian dengan menyimak materi yang ditayangkan, pada sesi tanya
jawab beberapa siswa aktif bertanya, namun ada juga yang hanya diam atau berbicara
sendiri dengan teman, dan saat diberi pertanyaan hampir sebagian besar siswa
menjawab dengan semangat.
Hasil ketuntasan belajar siswa sebagai berikut siswa yang mengikuti tes
sebanyak 18 siswa, siswa yang tuntas belajar sebanyak 16 siswa, siswa yang belum
tuntas belajar sebanyak 2 siswa, persentase banyak siswa yang tuntas belajar adalah
88,9 %, persentase banyak siswa yang belum tuntas belajar adalah 11,1 %.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kelebihan proses perbaikan ini adalah
materi pelajaran yang disampaikan sesuai dengan Standar Kompetensi,
menggunakan media audio visual yang lebih atraktif untuk menjelaskan materi, dan
aktivitas siswa lebih optimal. Sedangkan kekurangan dalam proses perbaikan ini
adalah pemanfaatan waktu masih kurang baik.

Pembahasan
Hasil penelitian adalah tujuan utama dilakukannya sebuah penelitian.Sebab
penelitian dilakukan berdasarkan analisis dan identifikasi masalah yang kemudian
dilakukannya sebuah perbaikan agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Pada kerangka teori di atas, disebutkan bahwa hasil belajar merupakan
kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar, dan akan diiringi
dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
menyeluruh bukan hanya satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh setelah proses
11

belajar berlangsung. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut


Benyamin Bloom (1956) adalah yang dapat menunjukkan hasil belajar, mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Critison (1996) kriteria yang digunakan dalam menyeleksi media
antara lain adalah tujuan, hasil pembelajaran, materi, sekuensi dan strategi
pembelajaran, sistem pengontrol terhadap penggunaan media, biaya, kepraktisan,
kebijakan (aturan) yang berlaku, dan sifat media.
Hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan dalam siklus 2,
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa daripada siklus 1. Pada
siklus 1 persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 33,3% sedangkan pada siklus 2
persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 88,9% sehingga terjadi peningkatan
55,6% setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran yang memanfaatkan media
audio visual dengan lebih optimal.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan Media Audio Visual pada mata
pelajaran IPA tentang daur air untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
Kedawung Wetan III Grati Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2014/2015, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPA
dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa, dan terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar lebih baik daripada pembelajaran
pada siklus sebelumnya atau sesudah menggunakan media audio visual dengan lebih
optimal.

Saran
Berdasarkan hasil perbaikan serta kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan
saran-saran yaitu (1) bagi guru IPA kelas V dapat menggunakan Media Audio Visual,
karena dengan menggunakan media tersebut dapat meningkatkan hasil belajar
siswadan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena melalui tayangan video
siswa lebih mudah menerima materi pelajaran, (2) dengan menggunakan media
Audio Visual, kegiatan belajar mengajar lebih bervariasi sehingga dapat
menimbulkan keaktifan siswa dalam belajar.
12

Daftar Pustaka

Anitah W, Sri. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Azmiyawati, Choiril. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dkk, Duri Andriani. (2012). Metode Penelitian. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Herhyanto, Nar. (2013). Modul 3. Penyajian Data dalam Bentuk Diagram: Statistika
Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Julaeha, Siti. (2010). Modul 8. Kurikulum Sekolah Dasar: Perspektif Pendidikan SD.
Tangerang Selatan.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5. Jakarta:


Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sapriati, Amalia. (2011). Modul 5. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran IPA:
Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Suryanto, Adi. (2011). Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan informasi Hasil


Belajar: Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Taufiq, Agus. (2014). Modul 1. Hakikat pendidikan di Sekolah Dasar: Pendidikan


Anak di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Undang – Undang Republik Indonesia No 20. (2003). Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Wardani, I G A K. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Wardani, I G A K. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai