Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SIKLUS AIR

DAN DAMPAKNYA PADA TEMA PERISTIWA DALAM


KEHIDUPAN UNTUK KELAS V SDN JETIS II

Candra Kurniawan1, Hidayati2


1
Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1, 2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: koescandra2020@gmail.com1

Abstract: This study aims to determine the characteristics of the process and product,
development of water cycle and to determine the quality criteria for the feasibility of water
cycle diorama media on the theme of events in the life of fifth grade SD Negeri Jetis 2. This
research is a research and development study with the aim of producing new products. This
media uses a 3D development model developed by Thiagarajan, Summel. This study has four
stages, namely Define, Design, Develop. The results of this study indicate that the media
developed in SD Negeri Jetis 2 in the good category. Based on the assessment of material
experts, the good category with a score of 3.84. Based on media experts included in the good
category with a score of 3.41. Based on the results of field trials with 8 students, this media
was included in the good category, with an average score of 4.03.

Keywords: Learning media, water cycle, research and developmen

Pendidikan Sekolah Dasar merupakan jenjang secara sistematis. Dengan demikian, jenjang
pendidikan awal untuk menyiapkan Sumber pendidikan dasar pertama selama enam tahun
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.Pada dan dilanjutkan pada penggalan pendidikan
jenjang ini dibentuk dasar keilmuan dari setiap dasar kedua selama tiga tahun di SMP atau
siswa. Keberhasilan pada jenjang sekolah dasar satuan pendidikan sederajat lainnya (Agus
akan mempengaruhi keberhasilan pada jenjang Taufik., Hera L Mikarsa., dan Puji L. Prianto,
berikutnya. Salah satu faktor penentu 2010:7).
keberhasilan dalam meningkatkan kualitas Melalui pengembangan kurikulum 2013,
pendidikan yaitu pada proses pembelajaran Indonesia diharapkan menghasilkan insan yang
yang diterapkan. produktif, kreatif dan inovatif melalui
Indonesia sudah 73 tahun merdeka, penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan
tetapi belum memiliki kualitas sumber daya yang terintegrasi (E. Mulyasa, 2016:65). Dalam
manusia yang memadai.Terlihat dalam hal ini kurikulum difokuskan dalam
masyarakat masih banyak anak-anak yang pembentukan kompetensi dan karakter peserta
tinggal kelas maupun putus sekolah.Hal ini didik, berupa pengetahuan, keterampilan dan
disebabkan karena kualitas penyelenggaraan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta
dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, didik sebagai wujud pemahaman terhadap
jenjang dan jenis pendidikan belum memadai. konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Rendahnya kualitas penyelenggaraan dan hasil Kurikulum 2013 memungkinkan guru menilai
pendidikan ini salah satunya disebabkan oleh hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran yang tidak menarik dan membuat belajarnya. Adapun indikatornya mencakup
siswa jenuh (Agus Taufik., Hera L Mikarsa., penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang
dan Puji L. Prianto, 2010:7). dipelajari.
Sekolah Dasar pada hakikatnya Berdasarkan hasil wawancara dan
merupakan satuan atau unit lembaga sosial observasi dengan guru kelas 5 pada hari Kamis
(sosial institution) yang diberi amanah atau tanggal 23 November dan 4 Desember 2017
tugas khusus (spesifik task) oleh masyarakat terdapat masalah yang sering muncul dalam
untuk menyelenggarakan pendidikan dasar pembelajaran IPA di SD Negeri Jetis 2.

611
612 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 5, Nomor 2, Januari 2019, hlm. 611-615

Masalah tersebut diantaranya kurangnya Karena terdapat lubang-lubang kecil


ketersediaan media pembelajaran, kegiatan selanjutnya air tersebut akan jatuh ke
belajar mengajar lebih banyak menggunakan permukaan tanah.
metode ceramah, perhatian siswa tidak terpusat Pada permukaan tanah terdapat dua jenis
pada pemberian materi yang dilakukan oleh tanah yang disediakan yaitu tanah di pedesaan
guru. dan tanah pada perkotaan. Yang mana tanah
Hampir semua materi IPA di kelas V pedesaan belum tertutup oleh aspal dan beton,
diajarkan secara hafalan, salah satunya pada akan tetapi pada tanah perkotaan umumnya
materi siklus air. Padahal materi ini dapat sudah tertutup oleh aspal dan beton. Sehingga
diajarkan menggunakan media maupun melalui siswa dapat mengidentifikasi bagaimana
praktikum, hal itu menyebabkan tidak dampak yang ditimbulkan oleh air tersebut.
terjadinya pemahaman. Masih adanya Berdasarkan pernyataan di atas media
anggapan bahwa buku paket merupakan diorama siklus air dapat membantu siswa
sumber belajar satu-satunya dan kurangnya dalam melakukan aktifitas saintifik yaitu
kesadaran siswa untuk belajar. Disamping itu kegiatan yang terdapat pada lembar kerja siswa
guru yang masih bersifat dominan di dalam media diorama siklus air membantu siswa
kelas, siswa tidak diberi kebebasan dalam dalam melakukan aktivitas saintifik diantaranya
mengekspresikan pendapat, sehingga dapat mengamati, menalar, melakukan percobaan,
mematikan kreativitas siswa. Kegiatan belajar dan mengkomunikasikan.
mengajar yang terpusat pada guru akan Dengan adanya penggunaan media
menyebabkan komunikasi satu arah. diorama siklus air ini diharapkan siswa lebih
Harapannya dalam pengembangan media ini aktif, senang mengikuti pembelajaran, dan
dapat digunakan untuk mempermudah dalam membuat siswa lebih mandiri dalam
pembelajaran materi siklus air pada kelas V di menemukan konsep materi yang dipelajari dan
SD Negeri Jetis 2, dan disemua sekolah dasar memiliki semangat untuk belajar IPA yang
yang menggunakan kurikulum 2013. lebih tinggi. Hasil yang diharapkan dari
Media pembelajaran yang akan penelitian ini adalah terciptanya media diorama
dikembangkan dalam penelitian ini yaitu siklus air yang layak digunakan untuk
diorama siklus air. Media siklus air yang mempelajari materi proses siklus air pada mata
dikembangkan akan membantu siswa dalam tema Peristiwa dalam Kehidupan untuk kelas V
memahami proses siklus air. Hal ini sekolah dasar.
dikarenakan media yang dikembangkan terdiri
dari ilustrasi objek-objek pada proses siklus air. METODE
Pada media ini terdapat dua set wadah, yang Penelitian ini termasuk dalam penelitian
mana set wadah yang pertama digunakan untuk pengembangan (Research and Development)
mengetahui proses terjadinya penguapan dan yang bertujuan untuk menghasilkan produk
pengembunan. baru melalui pengembangan (Endang
Pada set wadah yang kedua digunakan Mulyatiningsih, 2012:145). Penelitian ini
untuk menjelaskan dampak yang disebabkan menggunakan desain pengembangan 3-D yang
oleh air. Seperti ilustrasi lautan yang nantinya dikembangkan oleh (Thiagarajan, Semmel, dan
air laut akan disimbolkan dengan menggunakan Semmel, 1947:6-9).
air panas yang nantinya air laut tersebut akan Model pengembangan ini telah mewakili
mengalami penguapan. Kemudian pada atap prosedur pengembangan produk, meskipun
terdapat wadah yang berisi es batu yang prosedur pengembangannya singkat namun
disimbolkan untuk mengetahui proses sudah mencakup proses pengujian dan revisi
pengembunan. Setelah atap tersebut mengalami sehingga produk yang dikembangkan telah
pengembunan dan membentuk titik-titik air memenuhi kriteria yang baik. Selain itu
selanjutnya embun tersebut menetes ke langkah-langkah model pengembangan ini
permukaan tanah yang disebut sebagai hujan. lebih terstruktur dan evaluasi tidak hanya di
Pada set yang kedua juga terdapat atap yang
berisi air yang mana dalam permukaan bawah
atap tersebut terdapat lubang-lubang kecil.
Candra Kurniawan, Hidayati., Pengembangan Media Pembelajaran Siklus Air.. 613

akhir namun dapat dilakukan pada setiap 1. Tahap Pendefinisan


tahapnya (Endang Mulyatiningsih, 2012:179). Pengembangan media pem- belajaran
Instrumen yang digunakan dalam siklus air dan dampaknya pada tema peristiwa
penelitian ini yaitu angket dan tes. Instrumen dalam kehidupan untuk kelas V, diawali
angket digunakan untuk memvalidasi media dengan tahap pendefinisan kebutuhan yang
oleh ahli media dan ahli materi. Sedangkan diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Pada
Instrumen tes digunakan siswa untuk penilaian tahap ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu:
terhadap produk media pembelajaran yang analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis
dikembangkan.. konsep, analisis tugas dan perumusan tujuan.
Uji coba dilakukan sebanyak dua kali 2. Tahap Perencanaan
yakni uji coba terbatas dan uji coba lapangan Pembuatan desain bertujuan untuk
dengan jumlah subjek penelitian yang lebih memvisualisasikan ide dalam mengembangkan
luas (Endang Mulyatiningsih, 2012:182). Uji media diorama siklus air. Setelah bahan
coba ini dilakukan di kelas V SD Negeri Jetis 2 terkumpul kemudian mulai membuat media
Yogyakarta. menggunakan bahan-bahan yang sudah
Subjek penelitian ini adalah semua siswa disediakan.
kelas V SD N Jetis 2 yang beralamatkan di Tahap ini dilakukan pemilihan media
Jetisharjo JT. II/402 Kota Yogyakarta dengan yang sesuai dengan materi dan karakteristik
jumlah 10 siswa sebagai sasaran uji coba. peserta didik. Kemudian mengumpulkan alat
Obyek penelitian ini adalah media dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
pembelajaran Siklus Air dan Dampaknya pada media tersebut. Bahan tersebut diantaranya
tema Peristiwa dalam Kehidupan untuk Kelas semen, pasir, kaca, kayu, plat aluminium, cat,
V SDN Jetis II. kain flanel, sebatang besi, kawat, paku, dan lem.
Sedangkan alat yang digunakan yaitu gunting,
HASIL DAN PEMBAHASAN penggaris, jarum pentol, tang, dan gergaji

Gambar 1.1 Desain Awal Media


Pada gambar di atas terdapat tiga daerah lapangan. Data yang diperoleh dari validasi ahli,
pokok yang menyusun diorama siklus air yaitu penilaian siswa, uji coba terbatas, dan uji coba
daerah pegunungan, daratan dan laut. Warna lapangan berupa penilaian terhadap produk
pada diorama menyerupai warna pada wujud media pembelajaran diorama daur air yang
aslinya, sehingga siswa dapat menerima dikembangkan.
pembelajaran secara kongkrit. Desain awal Penilaian yang diperoleh dari hasil
setelah disetujui, maka yang dilakukan adalah validasi ahli materi dan ahli media menjadi
pembuatan media pembelajaran siklus air. dasar apakah produk yang dikembangkan sudah
3. Tahap Pengembangan layak atau belum. Saran yang diberikan oleh
Pengembangan media dalam penelitian ahli juga menjadi dasar untuk melakukan revisi
ini meliputi validasi ahli media, materi, sehingga produk yang dikembangkan
penilaian siswa, uji coba terbatas, dan uji coba benar-benar layak untuk diujicobakan.
614 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 5, Nomor 2, Januari 2019, hlm. 611-615

Gambar 1.2 Hasil Pengembangan Media Siklus Air.

Hasil Validasi Media


Ahli Tahap 1 Tahap 2
Media Skor 72 82
Rata-rata 3,00 3,41
Ahli Skor 73 76
Materi Rata-rata 3,84 4,00
Tabel 1.1 Hasil validasi media.

Berdasarkan penilaian ahli media pada pelajaran IPA dengan materi siklus air. Naman
tahap 2 diperoleh skor 82 dengan rata-rata 3,41 terdapat perbedaan yaitu penelitiannya hanya
dengan kategori baik. Maka berdasarkan ahli dapat digunakan dalam kurikulum KTSP.
media, dapat disimpulkan bahwa media Sedangkan penelitian yang saya lakukan dapat
pembelajaran siklus air masuk dalam katagori digunakan pada pembelajaran tematik dan
baik dan layak untuk diujicobakan. sesuai dengan kurikulum 2013.
Hasil penilaian ahli materi pada tahap 2 Nanik Triningsih (2011: 56) persamaan
maka diperoleh, skor 76 dengan rata-rata 4,00 dengan penelitian saya adalah sama-sama
dengan kategori baik. Maka berdasarkan ahli menggunakan mata pelajaran IPA dengan
materi, dapat disimpulkan bahwa media materi siklus air. Naman terdapat perbedaan
pembelajaran siklus air masuk dalam katagori penelitiannya termasuk jenis penelitian PTK,
baik dan layak untuk diujicobakan. sedangkan penelitian yang saya lakukan ini
Berdasarkan hasil uji coba terbatas menggunakan penelitian Pengembangan.
terhadap 4 siswa diperoleh skor rata-rata yaitu
3,67 dengan kategori baik. Meskipun demikian, SIMPULAN
bukan berarti tidak ada masukan dari hasil uji Berdasarakan hasil penelitian dan
coba tersebut. Masih ada beberapa hal yang pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
harus diperbaiki agar semua komponen dapat (1) Pengembangan media pembelajaran siklus
dicapai secara maksimal. Ada beberapa hal air merupakan penelitian Reseach and
yang harus diperbaiki yaitu perbaikan pada Development dengan tujuan menghasilkan
buku pedoman media siklus air dan LKS. produk baru. Media ini menggunakan model
Telah dikembangkan media pengembangan 3D yang dikembangkan oleh
pembelajaran siklus air (1) Septi Kiswandari Thiagarajan, Summel.Penelitian ini memiliki
(2016: 74) persamaan dengan penelitian saya tiga tahapan yaitu Define, Design, dan Develop.
adalah sama-sama menggunakan mata (2) Penelitian ini divalidasi oleh ahli materi,
Candra Kurniawan, Hidayati., Pengembangan Media Pembelajaran Siklus Air… 615

ahli materi dan penilaian siswa. Berdasarkan Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan
penilaian ahli materi madia ini termasuk dalam Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
kategori baik dengan skor (3,84). (3). Prenadamedia Group.
Berdasarkan penilaian ahli media, media ini Sanaky, Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran
termasuk dalam kategori baik dengan skor
Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
(3,41). (4) Berdasarkan data hasil uji coba Kaukaba.
terbatas dengan empat siswa, media ini
termasuk dalam kategori baik dengan skor Taufik, Agus., Mikarsa, Hera L., & Prianto,
rata-rata 3,67. (5) Berdasarkan hasil uji coba Puji L. 2010. Pendidikan Anak di SD.
lapangan dengan 8 siswa, media ini termasuk Jakarta: Universitas Terbuka.
dalam kategori baik, dengan skor rata-rata 4,03. Thiagarajan, Semmel, & Semmel. 1974.
Instructional Development for Training
DAFTAR PUSTAKA Teacher of Exceptional Children a
Kiswandari, Septi. 2016. Pengembangan Media Sourcebook. Bloomington: Center for
Pembelajaran Diorama Daur Air Pada innovation on Teaching the Handicaped.
Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri
Seyegan. UNY: Jurnal Ilmiah Triningsih, Nanik. 2011. Meningkatkan Hasil
Belajar IPA tentang Daur Air dan
Mulyasa, E. 2016. Pengembangan dan Peristiwa Alam Melalui Peta Konsep
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Siklus Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01
PT Remaja Rosdakarya. Ngepusari Karanganyar. UNY: Jurnal
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Riset Terapan Ilmiah.
Bidang Pendidikan dan Teknik.
Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai