Anda di halaman 1dari 264

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS


V MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
DI SDN DERESAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Ega Gressia Victoria
NIM: 161134207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS


V MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
DI SDN DERESAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Ega Gressia Victoria
NIM: 161134207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak dan Mamak yang selalu memberikan doa,
dukungan dan semangat. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang
kalian.
2. Adikku tersayang, terima kasih sudah bersabar untuk berjuang bersama
dalam setiap situasi dan kondisi.
3. Keluarga besar di Sintang dan di Singkawang, yang selalu memberikan
doa dan dukungan.
4. Orang-orang terdekatku selama berada di Jogja yang selalu menemani,
mendengarkan keluh-kesahku dan memberikan dukungan yang sangat
berarti. Terima kasih sahabat-sahabatku, senang sekali mengenal kalian.
5. Semua orang yang sudah mendoakan dan mendukungku. Terima kasih.
6. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.”
(Filipi 4:13)

“Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka


meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam
kemurahan.”
(2 Korintus 8:2)

“Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu
Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung
kamu terus. Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.”
(Yesaya 46:4)

“Hidup bukanlah perihal mengambil yang kau tebar, sedikit air yang
kupunya milikmu juga, bersama. Cukup besar tuk mengampuni, tuk
mengasihi, tanpa memperhitungkan masa yang lalu. Walau kering bisakah
kita tetap membasuh?”
(Membasuh, Hindia Ft. Rara Sekar)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS


V MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
DI SDN DERESAN

Ega Gressia Victoria


Universitas Sanata Dharma
2020

Penelitian dilatarbelakangi oleh kesadaran peneliti akan pentingnya


kreativitas dan hasil belajar siswa dalam pendidikan. Dari hasil wawancara dan
observasi diperoleh data bahwa kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Deresan masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan
upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Deresan
pada materi suhu dan kalor dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM); (2) Meningkatkan kreativitas siswa kelas V SDN Deresan dalam
materi suhu dan kalor menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM); (3) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Deresan dalam materi
suhu dan kalor menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan sebanyak dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V di SD
Negeri Deresan yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan
hasil belajar melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Teknik pengumpulan data diperoleh dengan wawancara, observasi, dan tes.
Analisis data penelitian menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) peningkatan kreativitas dan hasil belajar
siswa kelas V materi suhu dan kalor di SD Negeri Deresan dapat diupayakan
melalui lima langkah dalam model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM); (2)
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan kreativitas
siswa kelas V di SD Negeri Deresan. Siklus I diperoleh nilai rata-rata kreativitas
sebesar 77,50. Hasil tersebut meningkat pada siklus II menjadi 85,80; (3) model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V di SD Negeri Deresan. Siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
sebesar 70,90 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 75%. Hasil
tersebut meningkat pada siklus II menjadi 84,20 dengan persentase siswa yang
mencapai KKM sebesar 93%.

Kata kunci: Kreativitas, hasil belajar, model Pembelajaran Berbasis Masalah


(PBM)

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF CREATIVITY AND STUDENT LEARNING


OUTCOMES FOR FIFTH GRADE ON TEMPERATURE AND CALOR
MATERIAL USING PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODELS
IN SDN DERESAN

Ega Gressia Victoria


Sanata Dharma University
2020

The research is motivated by researchers' awareness of the importance of


creativity and student learning outcomes in education. from the results of
interviews and observations obtained data that creativity and learning outcomes
of fifth grade students at SD Negeri Deresan are still low. This study aims to (1)
Describe efforts to increase creativity and IPA learning outcomes for fifth grade
students of SDN Deresan in the temperature and heat material by using the
Problem Based Learning (PBL) model; (2) Increase the creativity for fifth grade
students of SDN Deresan in the temperature and heat material using the Problem
Based Learning (PBL) model; (3) Improving student learning outcomes for fifth
grade students of SDN Deresan in temperature and heat material using the
Problem Based Learning (PBL) model.
This type of research is Classroom Action Research (CAR). The study was
conducted in two cycles. The research subjects were 28 students of SDN Deresan.
The object of research is creativity and learning outcomes through the application
of the Problem Based Learning (PBL) model. Data collection techniques were
obtained by interview, observation and test. Research data analysis used
descriptive and quantitative qualitative analysis.
The results showed: (1) improvement in creativity and learning outcomes of
fifth grade students in the temperature and heat material in SDN Deresan could
be pursued through the five steps in the Problem Based Learning (PBL) model;
(2) Problem Based Learning (PBL) model can increase the creativity for fifth
grade students in SDN Deresan. Cycle I obtained an average value of creativity of
77.50. The results increased in cycle II to 85.80; (3) Problem Based Learning
(PBL) model can improve the learning outcomes for fifth grade students in SDN
Deresan. Cycle I obtained an average value of learning outcomes of 70.90 with
the percentage of students who reached the KKM of 75%. The results increased in
cycle II to 84.20 with the percentage of students reaching KKM of 93%.

Keywords: Creativity, learning outcomes, Problem Based Learning (PBL) models

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vii
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
E. Definisi Operasional ...................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 10
1. Kreativitas .............................................................................. 10
2. Hasil Belajar Kognitif ............................................................. 15
3. Model Pembelajaran PBM ...................................................... 19
4. Hakikat Pembelajaran IPA ...................................................... 24
5. Pengertian Materi IPA mengenai Suhu dan Kalor ................... 28
6. Siswa Sekolah Dasar ............................................................... 32

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 34


C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 36
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................... 40
B. Setting Penelitian ...................................................................... 42
1. Subjek Penelitian .................................................................. 42
2. Objek Penelitian ................................................................... 42
3. Tempat Penelitian ................................................................. 42
4. Waktu Penelitian .................................................................. 42
C. Persiapan Penelitian.................................................................. 43
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................... 44
1. Siklus I ................................................................................. 44
2. Siklus II ................................................................................ 51
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 58
1. Tes ....................................................................................... 58
2. Non Tes ................................................................................ 59
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 60
G. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................... 63
1. Validitas ............................................................................... 63
2. Reliabilitas ........................................................................... 68
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 69
I. Indikator Keberhasilan ............................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal ....................................................................... 72
2. Deskripsi Per Siklus.............................................................. 75
3. Data Hasil Penelitian ............................................................ 84
B. Pembahasan.............................................................................. 91
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar ................. 91
2. Peningkatan Kreativitas ........................................................ 94
3. Peningkatan Hasil Belajar ..................................................... 96

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 99
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 100
C. Saran .......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 101
LAMPIRAN ................................................................................................ .104
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 251

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kreativitas yang Peneliti Gunakan dalam PBM ....... 12
Tabel 2.2 Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas ..................... 14
Tabel 2.3 Langkah Pembelajaran dalam PBM ........................................ 21
Tabel 2.4 Peran Guru dan Peran Siswa dalam PBM ............................... 22
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I .............................................. 61
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ............................................. 61
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kreativitas Siswa ..................................... 62
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ............................................................. 62
Tabel 3.5 Konversi Nilai Instrumen ....................................................... 64
Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Penelitian ........................................ 64
Tabel 3.7 Indikator Validitas RPP .......................................................... 65
Tabel 3.8 Indikator Validitas Observasi Kreativitas ............................... 65
Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I ..................................... 66
Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II ................................... 67
Tabel 3.11 Kualifikasi Reliabilitas ........................................................... 68
Tabel 3.12 Kualifikasi Reliabilitas Soal Validitas Siklus I........................ 69
Tabel 3.13 Kualifikasi Reliabilitas Soal Validitas Siklus II ...................... 69
Tabel 3.14 Skala Penilaian Kreativitas ..................................................... 70
Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan ........................................................... 71
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Observasi Kreativitas Siswa..................... 73
Tabel 4.2 Data Kondisi Awal Hasil Belajar IPA..................................... 74
Tabel 4.3 Data Kreativitas Siswa Siklus I .............................................. 84
Tabel 4.4 Data Kreativitas Siswa Siklus II ............................................. 86
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar IPA Siklus I .............................................. 87
Tabel 4.6 Data Hasil Belajar IPA Siklus II ............................................. 89
Tabel 4.7 Rangkuman Capaian Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa
Siklus I dan Siklus II .............................................................. 90

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................... 36
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 38
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 41

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Peningkatan Kreativitas Siswa ........................................... 87
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................................ 90

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian................................................................ 105
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................... 106
Lampiran 3. Hasil Validitas Perangkat Pembelajara Siklus I
Pertemuan 1…… .................................................................... 107
Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I
Pertemuan 2…... ..................................................................... 119
Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II
Pertemuan 1…… .................................................................... 130
Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II
Pertemuan 2…… ............................................................... …. 142
Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Observasi ........................................ 154
Lampiran 8. Hasil Validitas Soal Siklus I ................................................... 156
Lampiran 9. Hasil Validitas Soal Siklus II .................................................. 158
Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Penelitian ................... 160
Lampiran 11. Lembar Pedoman Observasi Kreativitas .................................. 161
Lampiran 12. Lembar Pengisian Observasi ................................................... 163
Lampiran 13. Hasil Observasi Kreativitas ..................................................... 164
Lampiran 14. Lembar Pedoman Wawancara ................................................. 168
Lampiran 15. Hasil Wawancara .................................................................... 169
Lampiran 16. Hasil Soal Evaluasi Siklus I ................................................... 170
Lampiran 17. Hasil Soal Evaluasi Siklus II ................................................... 173
Lampiran 18. Hasil Percobaan Siswa ............................................................ 176
Lampiran 19. Hasil Karya Kreativitas Siswa Siklus I .................................... 182
Lampiran 20. Hasil Karya Kreativitas Siswa Siklus II .................................. 183
Lampiran 21. RPPTH Siklus I Pembelajaran 1 ............................................. 184
Lampiran 22. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2 ............................................. 203
Lampiran 23. RPPTH Siklus II Pembelajaran 1 ............................................ 217
Lampiran 24. RPPTH Siklus II Pembelajaran 2 ............................................ 234
Lampiran 25. Kondisi Awal Kreativitas Siswa.............................................. 247
Lampiran 26. Foto-foto Penelitian ................................................................ 249

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN
Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Pasal 3 No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan yaitu membentuk
siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari
pernyataan ini salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu siswa
menguasai keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya. Salah
satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa adalah kreativitas, yang
merupakan salah satu keterampilan di abad 21.
Sani (2019: 53) menyatakan bahwa pada abad 21 generasi muda
dipersiapkan menjadi generasi yang kreatif, luwes, mampu berpikir kritis,
dapat mengambil keputusan dengan tepat, serta terampil memecahkan
masalah. Selain itu kemampuan sosial juga sangat diperlukan diantaranya,
mampu bermusyawarah, dapat mengkomunikasikan gagasan secara efektif,
handal dalam bekerja sama, dan mampu bekerja secara efisien baik secara
individu maupun dalam kelompok. Keterampilan abad 21 yang dimaksud
adalah 4C yang terdiri dari keterampilan communication, collaboration,
critical thinking, dan creative. Keterampilan yang pertama adalah
komunikasi/ communication. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
dari komunikator kepada penerima pesan (komunikan) sehingga tercapainya
kesamaan pengertian atas pesan yang disampaikan (Kurniawan, 2014: 31).
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi harus
terdapat dua orang atau lebih yang ada dalam kegiatan komunikasi dan pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh
komunikan. Keterampilan yang kedua adalah kolaborasi/ collaboration.
Dalam keterampilan kolaborasi siswa tidak hanya bekerja sama disatu

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok namun juga harus menciptakan kerja kelompok yang kohersif


didalam kelas dengan memberikan masukan dan saling menghargai pendapat
antar individu (Yuniar, Sunardi & Kurniati, 2017: 177). Dari pengertian ini
dapat disimpulkan bahwa dalam kolaborasi siswa harus bisa berpartisipasi
selama bekerja dalam kelompok. Misalnya dengan memberikan saran atau
masukan sehingga kolaborasi bisa berjalan dengan efektif. Keterampilan abad
21 yang ketiga adalah berpikir kritis/ critical thinking. Menurut Dewey
(dalam Yuniar, Sunardi, & Kurniati 2017: 199) menyatakan bahwa berpikir
kritis/ critical thinking adalah proses berpikir yang teliti dan tidak terburu-
buru dalam mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan atau biasa disebut
dengan berpikir aktif, jadi tidak hanya menerima begitu saja informasi atau
gagasan yang didapat dari orang. Keterampilan abad 21 yang keempat adalah
kreativitas, menurut Downing (dalam Sani, 2019: 98) berpendapat bahwa
kreativitas adalah proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari susunan
yang ada dengan menyusun kembali susunan tersebut. Jadi kreativitas adalah
kegiatan untuk menghasilkan suatu produk baru atau ide-ide yang baru dari
susuan yang sudah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus
pada salah satu keterampilan saja yaitu keterampilan kreativitas/ creative.
Di masa abad 21 kompetensi untuk hidup layak bergantung pada
kreativitas dan kemampuan melakukan inovasi. Hal ini menyebabkan negara
yang memiliki sumber daya manusia yang unggul akan lebih maju daripada
negara dengan sumber daya alam yang banyak, namun tidak memiliki sumber
daya manusia yang handal. Dalam hal ini kreativitas sangat dibutuhkan
supaya sumber daya manusia dapat menghasilkan sesuatu yang baru dari
elemen-elemen yang sudah ada (dalam Sani, 2019: 54). Berdasarkan hal ini
maka peneliti menyadari pentingnya untuk mengembangkan kreativitas
siswa, supaya mampu bersaing pada abad 21. Guru dapat membantu
mengembangkan kreativitas siswa dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat.
Selain peningkatan kreativitas, pemilihan model pembelajaran yang
tepat juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Juliah
(dalam Jihad & Haris 2012: 15) hasil belajar adalah segala sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya.
Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara melakukan evaluasi atau penilaian
yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Apabila siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang baik setelah
melewati proses pembelajaran itu artinya siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh guru.
Salah satu muatan pelajaran yang ada di SD adalah Ilmu Pengetahuan
Alam atau yang biasanya disingkat dengan IPA. Menurut Susanto (dalam
Murfiah, 2017: 106) sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan. Jadi muatan pelajaran IPA mempelajari tentang hal-hal yang
berkaitan dengan alam, yang dilakukan melalui pengamatan atau percobaan,
dan dapat dijelaskan berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan sehingga
diperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti memilih muatan
pelajaran IPA sebagai fokus pembelajaran karena dalam IPA terdapat
keterampilan proses yang memiliki manfaat bagi siswa, yaitu: membantu
siswa belajar mengemukakan pendapatnya, memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan penemuan, meningkatkan daya ingat, memberikan
kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu, dan membantu
siswa mempelajari konsep-konsep sains (dalam Trianto, 2012: 144). Materi
IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor. Dengan
mempelajari pengaruh kalor terhadap benda siswa bisa belajar bahwa apabila
benda menerima atau melepaskan kalor, maka akan terjadi perubahan suhu
atau wujud pada benda tersebut. Siswa diajak untuk mengamati perubahan
suhu dari air yang dipanaskan, mengamati es yang mencair karena dibiarkan
berada di bawah sinar matahari, mengamati jumlah air yang berkurang setelah
didihkan dan mengamati proses pengembunan yang terjadi pada gelas kaca
yang berisi air es. Dengan melakukan kegiatan ini dapat melatih keterampilan
proses pada siswa, selain itu kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa bisa mengetahui
alasan dari terjadinya hal tersebut disebabkan oleh suhu dan kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengetahuan terkait yang diperoleh diharapkan dapat membantu


menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa.
Kegiatan pembelajaran IPA seharusnya memfokuskan pengembangan
keterampilan proses sains pada anak (dalam Trianto, 2012: 144). Hal ini dapat
dilakukan dengan latihan-latihan dan praktik-praktik di laboratorium atau
praktik-praktik yang terjadi dalam fakta-fakta kehidupan. Dengan praktik
langsung, diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan alamiah.
Siswa dapat bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Trianto (dalam Murfiah, 2017: 106) menyatakan bahwa pada
hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dewey (dalam
Tung, 2015: 4) bahwa pengetahuan siswa didapatkan dengan pengalaman dan
bukan pengajaran yang ditransfer guru, pandangan ini mengikuti penekanan
pragmatis pada pengalaman dan berfokus pada pemecahan masalah. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa guru juga dapat mengajak siswa untuk
melakukan banyak percobaan/eksperimen yang menarik, sehingga siswa
dapat mengalami langsung proses belajar, siswa dapat mengolah sendiri
informasi yang siswa dapatkan dari kegiatan/percobaan, tidak hanya
menerima transfer materi yang disampaikan guru.
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Deresan. Berdasarkan
observasi pembelajaran IPA yang peneliti lakukan pada tanggal 16 November
2019 diperoleh data sebagai berikut. Pada saat peneliti melakukan observasi
diperoleh data bahwa di kelas sedang berlangsung pembelajaran IPA dengan
materi pokok ekosistem. Guru sudah memanfaatkan fasilitas sekolah dengan
baik, dalam hal ini guru menggunakan LCD yang tersedia untuk
menampilkan gambar jenis-jenis ekosistem. Namun dalam proses
pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
mengenai materi. Setelah guru selesai menyampaikan materi dan melakukan
tanya jawab dengan siswa, maka proses pembelajaran mengenai materi pokok
ekosistem ini dinyatakan selesai. Akhirnya guru memberikan soal evaluasi
kepada siswa. Hal ini yang membuat hasil belajar IPA siswa tidak tercapai,
karena seharusnya siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran bukan hanya transfer ilmu dari guru. Proses pembelajaran


seperti ini kurang ideal untuk pembelajaran IPA yang menuntut adanya
proses ilmiah dan sikap ilmiah sehingga menghasilkan fakta dan dapat
diambil kesimpulannya.
Idealnya guru bisa lebih kreatif memilih model pembelajaran yang tepat
untuk digunakan supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Misalnya siswa diajak untuk mengamati ekosistem lingkungan sekolah.
Dengan melakukan pengamatan mandiri bersama kelompok dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa mengenai objek yang sedang diamati.
Selain itu guru juga dapat meminta siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya yang dapat meningkatkan kelancaran siswa dalam
menyampaikan pendapatnya atau hasil kerja kelompoknya. Model
pembelajaran yang guru gunakan ini juga berdampak pada kreativitas siswa
yang rendah, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan observasi
khusus untuk keterampilan kreativitas.
Pada tanggal 18 November 2019 peneliti melakukan observasi untuk
keterampilan kreativitas. Dari hasil pengamatan yang dilakukan siswa sedang
membuat papan kehadiran yang akan ditempelkan di dinding kelas. Hasil
karya siswa ini terbuat dari kertas origami yang dilipat. Guru mempersilahkan
siswa untuk membuat apa yang diinstruksikan. Hasil karya yang dibuat siswa
ini sama persis dengan apa yang dicontohkan oleh guru. Siswa tidak
menambahkan hiasan ataupun gambar-gambar pada papan kehadiran tersebut,
sehingga menurut peneliti hasilnya tidak menarik. Menurut peneliti hal ini
terjadi karena siswa tidak dituntut untuk melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kreativitas, sehingga hasil karya yang dibuat oleh siswa juga
seragam satu kelas.
Hasil observasi kreativitas yang peneliti peroleh sebesar 56,40 yang
masuk dalam kategori rendah. Hasil belajar siswa kelas V SDN Deresan
angatan 2018/2019 untuk mata pelajaran IPA dengan nilai KKM sebesar 70,
diperoleh data 7 siswa sudah mencapai nilai KKM dan 18 siswa belum
mencapai KKM. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh peneliti ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dan kreativitas siswa kelas V
SDN Deresan tergolong rendah.
Berdasarkan kondisi tersebut guru dapat menggunakan model
pembelajaran yang lebih efektif untuk mengembangkan kreativitas dan hasil
belajar siswa. Guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan bisa
menarik perhatian anak untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran bisa
tercapai. Model pembelajaran yang guru gunakan menjadi sangat penting
dalam sebuah pembelajaran karena model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Santrock (dalam Tung, 2015: 6) yang menyatakan bahwa guru yang efektif
memahami dan menerapkan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti berupaya untuk meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar, dan model pembelajaran yang digunakan yaitu model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Model pembelajaran ini menyajikan masalah kontekstual untuk siswa
belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merangsang siswa untuk
belajar dan memecahkan masalah bersama kelompok (Mulyasa, Iskandar, dan
Aryani, 2016: 132). Model pembelajaran ini sangat sesuai dengan hakikat
pembelajaran IPA yang didalamnya terdapat metode ilmiah dan sikap ilmiah,
sehingga ditemukan fakta dan didapatkan kesimpulan. Dalam model ini siswa
disajikan sebuah masalah, kemudian melakukan sebuah pengamatan atau
eksperimen. Setelah itu siswa dapat memperoleh hasil dari kegiatan yang
dilakukan, kemudian siswa diminta untuk menuangkan hasil pengamatannya
dalam bentuk hasil karya yang nantinya bisa dipresentasikan oleh siswa.
Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya,
pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar
siswa dapat diharapkan. Kedua, PBM diyakini pula dapat
menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

maupun kelompok, karena hampir di setiap langkah menuntut adanya


keaktifan siswa (Putra, 2013: 82). Berdasarkan beberapa kelebihan yang
disebutkan di atas peneliti merasa yakin untuk memilih model pembelajaran
PBM ini untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar dalam muatan
pembelajaran IPA.
Di dalam model ini terdapat tahapan-tahapan yang harus diterapkan
guru dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran. Tahap-tahap dalam model PBM
menurut Mulyasa, Iskandar, dan Aryani, (2016:134) yaitu: Fase 1. orientasi
siswa pada masalah. Pada langkah pertama ini siswa disajikan sebuah
masalah, setelah itu siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai
masalah tersebut. Fase 2. mengorganisasikan siswa untuk belajar. Untuk
langkah kedua siswa disiapkan untuk melakukan pengamatan, dalam hal ini
siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok dan mendapatkan modul
percobaan. Fase 3. membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada
langkah ketiga siswa melakukan percobaan bersama kelompok dan
menganalisis penyebab dari suatu hal dapat terjadi. Fase 4. mengembangkan
dan menyajikan hasil karya. Pada langkah keempat siswa merancang karya
seni yang akan dibuat, setelah itu siswa menuangkan hasil pengamatannya
dalam bentuk buklet dan gambar, siswa juga menambahkan hiasan pada hasil
karyanya. Fase 5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pada tahap kelima siswa diminta untuk mempresentasikan pengamatannya
dalam bentuk hasil karya.
Berdasarkan kondisi ideal dan fakta yang peneliti temukan maka
peneliti akan melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan
kreativitas siswa menggunakan model PBM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa
kelas V SDN Deresan dalam materi suhu dan kalor menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)?
2. Apakah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan kreativitas siswa kelas V SDN Deresan dalam materi suhu
dan kalor?
3. Apakah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Deresan dalam
materi suhu dan kalor?

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN Deresan dalam materi suhu dan kalor dengan
menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2. Meningkatkan kreativitas siswa kelas V SDN Deresan dalam materi suhu
dan kalor menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Deresan dalam materi
suhu dan kalor menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM).

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka mengenai materi
suhu dan kalor pada mata pelajaran IPA. Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) dapat memberikan gambaran mengenai materi suhu dan
kalor pada mata pelajaran IPA. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.
2. Bagi Guru
Guru mendapat inspirasi dapat mengajar dan memecahkan
persoalan yang dihadapi siswa terutama pada materi suhu dan kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Guru dapat menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah pada materi suhu dan kalor.
3. Bagi Sekolah
Sekolah mendapat sumbangan berupa perbaikan proses
pembelajaran pada guru. Sekolah dapat meningkatkan mutu sekolah
dengan adanya peningkatan prestasi siswa dan guru dalam proses belajar
mengajar.
4. Bagi Peneliti
Peneliti mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam
menerapkan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) untuk menangani masalah pemahaman materi suhu dan
kalor.

E. Definisi Operasional
1. Kreativitas adalah proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari
susunan yang ada dengan menyusun kembali susunan tersebut sebelumnya
yang dapat diterapkan untuk memecahkan suatu masalah.
2. Hasil belajar merupakan segala sesuatu yang didapatkan siswa dari proses
belajar yang diantaranya mencakup aspek kognitif.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model pembelajaran
yang menyajikan suatu permasalahan kontekstual untuk diselidiki oleh
siswa bersama kelompok.
4. IPA adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari alam semesta melalui
pengamatan menggunakan prosedur sehingga diperoleh suatu kesimpulan,
dalam kegiatan eksperimen dan observasi yang dilakukan dituntut sikap
ilmiah seperti rasa ingin tau, terbuka dan jujur.
5. Suhu adalah ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda. Benda yang
panas memiliki suhu yang tinggi dan benda yang dingin memiliki suhu
yang rendah dan kalor adalah salah satu bentuk energi yang berpindah dari
benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.
6. Siswa SD adalah anak-anak yang berusia (6 – 11 atau 6 – 12) tahun yang
sudah matang untuk belajar atau matang untuk sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II dalam penelitian ini membahas mengenai kajian pustaka,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka
1. Kreativitas
a) Pengertian Kreativitas
Menurut Santrock (dalam Sujiono & Sujiono, 2010: 38),
kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan
cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi
yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Sejalan dengan
hal itu Downing (dalam Sani, 2019: 98) berpendapat bahwa
kreativitas adalah proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari
susunan yang ada dengan menyusun kembali susunan tersebut. Dari
kedua tokoh tersebut terdapat persamaan dalam mendefinisikan
kreativitas yaitu kreativitas merupakan kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu yang baru baik berupa ide-ide maupun
menghasilkan sebuah produk.
Drevdahl (dalam Ngalimun, Fadillah, dan Ariani, 2013: 45)
mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi
komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud
kreativitas imajenatif atau sintesis yang mungkin melibatkan
pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa
lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
Adapun Munandar (2014: 25) berpendapat bahwa kreativitas sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumya. Jadi kesimpulannya kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dari

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

sesuatu yang telah ada sebelumnya yang dapat diterapkan untuk


memecahkan suatu masalah.
b) Karakteristik Kreativitas
Jamaris (dalam Sujiono & Sujiono, 2010: 38) mengemukakan
bahwa secara umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas dapat
dilihat dalam proses berpikir saat seseorang memecahkan masalah
yang berhubungan dengan:
1) Kelancaran, dalam memberikan jawaban dan atau
mengemukakan pendapat atau ide-ide.
2) Kelenturan, berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai
alternatif dalam memecahkan masalah.
3) Keaslian, berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide
atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri.
4) Elaborasi, berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-
aspek yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang
lain.
5) Keuletan dan Kesabaran, dalam menghadapi suatu situasi yang
tak menentu.
Sedangkan Torrance (dalam Ngalimun, Fadillah, dan Ariani,
2013: 55) mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2) Tekun dan tidak mudah bosan.
3) Percaya diri dan mandiri.
4) Merasa tertantang oleh kemajukan atau kompleksitas.
5) Berani mengambil risiko.
6) Berpikir divergen.
Munandar (2014: 71) menyatakan bahwa kreativitas
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam
2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4) Bebas dalam menyatakan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam


6) Menonjol dalam salah satu bidang seni
7) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut
pandang
8) Mempunyai rasa humor yang luas
9) Mempunyai daya imajinasi
10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan
masalah
Berikut adalah indikator kreativitas yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini:
Tabel 2.1 Indikator Kreativitas yang Peneliti Gunakan dalam PBM
No Ahli Indikator Alasan Indikator digunakan
1 Sujiono & Kelancaran, dalam Indikator kelancaran dapat
Sujiono memberikan jawaban diamati dalam tahap
(2010: 38) dan atau pembelajaran PBM yaitu pada
mengemukakan tahap ke-5 “menganalisis dan
pendapat atau ide-ide. mengevaluasi proses
pemecahan masalah”. Pada
tahap ini siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil
pengamatann/ percobaanya
dalam bentuk karya buklet dan
gambar.
Keaslian, berupa Indikator keaslian dapat diamati
kemampuan untuk dalam tahap pembelajaran PBM
menghasilkan yaitu pada tahap ke-4
bergbagai ide atau “mengembangkan dan
karya yang asli hasil menyajikan hasil karya” pada
pemikiran sendiri. tahap ini hasil karya buklet dan
gambar yang dibuat siswa bisa
dinilai keasliannya.
Elaborasi, berupa
Indikator elaborasi dapat
kemampuan untuk
diamati pada tahap
memperluas ide dan pembelajaran PBM yaitu pada
aspek-aspek tahap ke-4 “mengembangkan
yang
mungkin dan menyajikan hasil karya”.
tidak
terpikirkan atau terlihat
Indikator ini dapat dinilai
oleh orang lain. dengan melihat hasil karya
siswa.
2 Ngalimun, Memiliki rasa ingin Indikator elaborasi dapat
Fadillah tahu yang besar. diamati pada tahap
dan Ariani pembelajaran PBM yaitu pada
(2013: 55) tahap ke-3 “membimbing
pengalaman individual/
kelompok” pada tahap ini siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

No Ahli Indikator Alasan Indikator digunakan


melakukan pengamatan/
percobaan. selain itu, indikator
ini juga bisa diamati pada
keaktifan siswa dalam hal
bertanya.
3 Munandar, Mempunyai rasa Indikator keaslian dapat diamati
(2014: 71) keindahan yang dalam dalam tahap pembelajaran PBM
yaitu pada tahap ke-4
“mengembangkan dan
menyajikan hasil karya”.
Indikator ini dapat diamati dari
bentuk, warna, dan hiasan yang
digunakan siswa dalam
membuat hasil karya.

Berdasarkan tabel di atas maka indikator kreativitas yang peneliti


gunakan dalam penelitian ini adalah kelancaran, keaslian, elaborasi,
memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mempunyai rasa keindahan
yang dalam. Semua indikator ini dapat dilihat atau diteliti pada langkah-
langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
c) Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas.
Munandar (2014: 45-46) mengemukakan strategi 4P dalam
pengembangan kreativitas. 4P yang dimaksud adalah Pribadi,
Pendorong, Proses, dan Produk. Berikut adalah penjelasan setiap
strategi.
1) Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pribadi
yang unik ini diharapkan dapat timbul ide-ide baru dan produk-
produk yang inovatif. Oleh karena itu seorang guru diharapkan
dapat menghargai keunikan pribadi dan membantu siswa
menemukan bakat-bakatnya.
2) Pendorong
Bakat kreatif seorang siswa akan terwujud jika ada
dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada
dorongan kuat dalam dirinya sendiri untuk menghasilkan
sesuatu. Lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

mendukung ialah lingkungan yang memberikan penghargaan


dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau
kelompok individu.
3) Proses
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi
kesempatan untuk melakukan kegiatan kreatif. Guru berperan
merangsang anak dengan membantu mengusahakan sarana
prasarana yang diperlukan. Anak akan menghasilkan produk-
produk kreatif dalam iklim yang menunjang, menerima, dan
menghargai. Biasanya kurikulum sekolah yang terlalu padat
membuat tidak tersedianya peluang untuk kegiatan kreatif, dan
jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang siswa untuk
mengungkapkan dirinya secara kreatif.
4) Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan
produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi
lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang
untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan memiliki
bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan internal
maupun eksternal untuk melakukan kegiatan kreatif, maka
produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan
tercipta. Guru hendaknya menghargai produk kreativitas anak
dan mengkomunikasikannya kepada orang lain, misalnya
dengan mempertunjukan atau memamerkan hasil karya anak. ini
akan lebih mengugah minat anak untuk berkreasi.
d) Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas
Menurut Drapeau (Sani, 2019: 109), guru harus membimbing
siswa dalam mengembangkan kreativitasnya, sehingga harus
memainkan beberapa peran sebagai berikut:
Tabel 2.2 Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas
Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa
Memfasilitasi siswa dalam:  Melakukan kerja yang menarik
 Melakukan tugas yang menantang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa


 Menentukan tujuan realistik dan
kerangka waktunya
Menolong siswa dalam:  Memahami bahwa kreativitas dapat
menghasilkan perasaan tak seimbang
 Menghilangkan kekhawatiran ketika
mengembangkan sesuatu yang berbeda
Mendukung siswa dalam:  Mengintegrasikan keterampilan berpikir
kreatif
 Menyokong dalam belajar, dan bukan
membantu
 Melatih dan memfasilitasi diskusi
 Menerapkan pembelajaran yang berbeda
untuk setiap siswa
Memantapkan lingkungan  Menghargai perbedaan jenis kreativitas
yang:  Menghargai kerja kelompok
 Aman dan positif secara emosional

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru


dalam mengembangkan kreativitas siswa sangat besar, sehingga guru
diharapkan dapat mengoptimalkan setiap perannya dalam membantu
siswa mengembangkan kreativitasnya.
Jadi kreativitas adalah suatu kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah ada
sebelumnya. Berdasarkan beberapa indikator kreativitas yang
peneliti gunakan yaitu kelancaran dan memiliki rasa ingin tahu yang
besar, maka kreativitas diyakini dapat membantu meningkatkan hasil
belajar.
2. Hasil Belajar Kognitif
a) Pengertian Belajar
Baharuddin dan Wahyudi (2015: 13) mengemukakan hakikat
belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Proses belajar dimulai
sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap yang dipelajari manusia
dimulai dari tingkat yang sederhana ketika masih bayi dan sampai
tingkat yang kompleks. pada saat dewasa untuk membantu ia dapat
bertahan hidup. Belajar dilakukan seseorang untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

perubahan bagi dirinya yang diperoleh dari pengalaman, baik itu


perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui
perubahan-perubahan tersebut, diharapkan seseorang dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Hilgart (dalam Susanto, 2013: 3) mengemukakan bahwa
belajar suatu proses muncul atau berubahnya suatu perilaku karena
adanya respon terhadap situasi. Belajar merupakan proses proses
mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,
pembelajaran, dan lainnya sehingga terjadi perubahan dalam dirinya.
Jadi belajar merupakan kegiatan manusia untuk mecapai berbagai
macam keterampilan,sikap dan kompetensi.
Dari pernyataan kedua ahli ini dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses seseorang untuk mendapatkan ilmu.
Belajar diperoleh melalui pengalaman untuk mendapatkan
perubahan dalam aspek kompetensi, sikap, dan keterampilan.
b) Pengertian Hasil Belajar
Menurut Juliah (dalam Jihad & Haris 2012: 15) hasil belajar
adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukannya. Belajar merupakan suatu proses
yang dilakukan seseoarang yang berusaha untuk memperoleh
perubahan perilaku yang relatif menetap. Hal ini sejalan dengan apa
yang disampaikan oleh Sudjana (2016: 3) bahwa hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan segala sesuatu yang didapatkan siswa dari
proses belajar yang diantaranya mencakup aspek kognitif. Dalam
kegiatan belajar guru sudah menetapkan tujuan belajar. siswa yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Hasil belajar siswa diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dengan cara melakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan


tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
c) Domain Hasil Belajar Kognitif
Ratnawulan & Rusdiana (2015: 54) menyebutkan bahwa dari aspek
kognitif ini terdapat enam jenjang kemampuan, yaitu sebagai
berikut.
1) Pengetahuan (knowledge), adalah suatu jenjang kemampuan
yang mengharuskan siswa agar mampu mengenali dan
mengetahui berbagai konsep, fakta, atau istilah. Siswa tidak
diharuskan untuk dapat memahami atau mengerti dalam
penggunaannya.
2) Pemahaman (comprehension), adalah suatu jenjang kemampuan
yang mengharuskan siswa agar mampu memahami dan mengerti
perihal materi pelajaran yang diajarkan guru dan mampu
menggunakannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal
lain. kemampuan ini terdiri dari tiga hal yaitu menerjemahkan,
menafsirkan, dan mengekstrapolasi (memperluas data).
3) Penerapan (application), adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan siswa untuk memakai berbagai ide umum, tata
cara, metode, prinsip, maupun berbagai teori dalam situasi baru
dan juga konkret.
4) Analisis (analysis), adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan siswa untuk dapat menjelaskan suatu situasi
maupun keadaan tertentu ke dalam berbagi unsur dan komponen
pembentuknya. Kemampuan analisis dapat dibagi menjadi tiga,
yakni analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-
prinsip yang terorganisasi.
5) Sintesis (synthesis), adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan siswa untuk dapat menghasilkan sesuatu hal yang
baru. Hal itu dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa
faktor. Hasil yang diperoleh pada tahap ini nantinya berupa
tulisan, rencana, maupun mekanisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

6) Evaluasi (evaluation), adalah suatu jenjang kemampuan yang


mengahruskan siswa untuk mampu melakukan evaluasi pada
suatu situasi, keadaan, pernyataan, maupun konsep berdasarkan
kriteria tertentu. Hal yang penting dalam tahap ini yaitu
menciptakan suatu kondisi sehingga siswa dapat
mengembangkan kriteria atau patokan untuk mengevaluasi
sesuatu.
Berdasarkan Taksonomi Bloom kemampuan siswa dapat
dibagi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kemampuan
pada tingkat rendah adalah berupa pengetahuan, pemahaman, dan
juga pengaplikasian, sedangkan kemampuan tingkat tinggi berupa
menganalisis, sintesis, mengevaluasi, dan juga kreativitas.
d) Peran Guru Berkaitan Langsung dengan Pelaksanaan Kegiatan
Penilaian dalam Pembelajaran (dalam Ratnawulan & Rusdiana,
2015: 49)
Peran guru dalam penilaian akan efektif jika mampu
memanfaatkan informasi hasil penilaian melalui umpan balik.
Umpan balik merupakan sarana bagi guru dan siswa untuk
mengetahui kemajuan pembelajaran yang telah dilakukan.
Boud memberikan panduan bagi guru dalam memberikan
umpan balik kepada siswa, yaitu realistik, spesifik, sensitif
terhadap tujuan yang bersangkutan, tepat waktu, jelas, tidak
menghakimi,tidak membanding-bandingkan, tekun, terus terang,
positif, dan hati-hati.
Untuk dapat memaksimalkan perannya, guru dituntut
memiliki profesional yang tinggi. Ada lima hal yang harus dimiliki
oleh guru agar dapat dikatakan profesional, yaitu:
1) Guru mempunyai komitmen kepada siswa dan proses belajarnya
2) Guru menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang
diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa
3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai cara evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

4) Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya


dan belajar dari pengalamannya
5) Guru sejatinya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesi
Jadi hasil hasil belajar merupakan segala sesuatu yang
didapatkan siswa dari proses belajar yang diantaranya mencakup
aspek kognitif. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar
adalah peran guru berkaitan langsung dengan proses penilaian dan
pembelajaran. Untuk memaksiamalkan perannya salah satu
tuntutan yang harus dipenuhi guru adalah dapat menguasai materi
yang akan diajarkan dan cara mengajarkannya. Cara mengajarkan
materi ini terkait dengan model pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti memilih
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
a) Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual untuk siswa
belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merangsang siswa
untuk belajar dan memecahkan masalah bersama kelompok
(Mulyasa, Iskandar dan Aryani, 2016: 132). Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Suprijono (2016: 202) bahwa esensi dari
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang
menyuguhkan masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa
supaya menyelidikinya menggunakan kelompok. Dari pendapat
kedua ahli ini dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) adalah model pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan kontekstual untuk diselidiki oleh
siswa bersama kelompok.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) tidak dirancang
supaya guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

siswa. Namun, dengan model pembelajaran ini guru dapat membantu


siswa mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah,
keterampilan intelektual, dan menjadi pembelajar mandiri. Jadi,
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Basis model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
belajar diawali dengan disajikannya masalah kontekstual yang ada di
sekitar kehidupan siswa, memberikan tanggung jawab kepada siswa
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
menggunakan kelompok kecil, dan menuntut siswa
mendemonstrasikan hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk
produk maupun kinerja.
b) Karakteristik PBM
Menurut Rusman (2011: 232) karakteristik Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) adalah sebagai berikut:
1) Permasalahan kontekstual menjadi basis dalam pembelajaran.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur.
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda.
4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam PBM.
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah
sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi
dari sebuah proses belajar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan


proses belajar.
c) Desain Masalah dalam PBM
Berikut merupakan desain masalah yang digunakan dalam PBM
1) Karakteristik: masalah nyata dalam kehidupan, adanya relevansi
dengan kurikulum, tingkat kesulitan dan tingkat kompleksitas
masalah, masalah memiliki kaitan dengan berbagai disiplin
ilmu, keterbukaan masalah, sebagai produk akhir.
2) Konteks: masalah tidak terstruktur, menantang, memotivasi,
memiliki elemen baru.
3) Sumber dan lingkungan belajar: masalah dapat memberikan
dorongan untuk dipecahkan secara kolaboratif, independen
untuk bekerja sama, adanya bimbingan dalam proses
memecahkan masalah dan menggunakan sumber, adanya
sumber informasi, dan hal-hal yang diperlukan dalam proses
pemecahan masalah.
4) Presentasi: penggunaan skenario masalah, penggunaan video
klip, audio, jurnal, majalah, dan web site.
d) Langkah-langkah dalam PBM
Berikut merupakan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) menurut Mulyasa, Iskandar dan Aryani, (2016:
134):
Tabel 2.3 Langkah Pembelajaran dalam PBM
No Fase-fase Perilaku Guru
1 Fase 1: orientasi siswa
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
pada masalah. menjelaskan logistik yang dibutuhkan
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
dalam aktivitas pemecahan masalah.
2 Fase 2: Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan mengorganisasikan tugas belajar yang
siswa untuk belajar. berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Fase 3: membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan
penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan
dan kelompok. eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Fase 4: Membantu siswa dalam
mengembangkan dan merencanakandan menyiapkan karya
menyajikan hasil yang sesuai seperti laporan, model, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

No Fase-fase Perilaku Guru


karya. berbagai tugas dengan teman.
5 Fase 5: menganaisis Mengevaluasi hasil belajar dari
dan mengevaluasi penyelidikan yang mereka lakukan dan
proses pemecahan proses yang mereka gunakan dan
masalah. meminta mempresentasikan hasil kerja.

Berdasarkan tabel di atas maka peneliti akan membuat


rancangan kerangka pembelajaran menggunakan langkah-langkah
model PBM yaitu, orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan
siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu dan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
menganalisis, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
e) Peran Guru dan Siswa dalam PBM
Mulyasa, Iskandar, dan Aryani, (2016: 138) mengemukakan
peran guru dan siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 2.4 Peran Guru dan Peran Siswa dalam PBM
Masalah sebagai
Siswa sebagai
Guru sebagai Pelatih Awal Tantangan dan
Problem Solver
Motivasi
 Bertanya mengenai  Siswa aktif dan  Menarik untuk
pemikiran siswa. menjadi pusat dipecahkan.
 Memonitor dalam  Menyediakan
pembelajaran. pembelajaran. kebuutuhan yang
 Menantang siswa  Terlibat langsung dekat
untuk berpikir. dalam hubungannya
 Mendorong supaya pembelajaran. dengan kehidupan
siswa terlibat.  Membangun siswa.
 Mengatur dinamika pembelajaran.
kelompok,
 Menjaga
berlangsungnya
proses
pembelajaran.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru


dan siswa memiliki masing-masing peran yang sangat penting dalam
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), yaitu guru bertindak
sebagai pelatih dan siswa sebagai problem solver.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

f) Keuntungan Menggunakan Model Pembelajaran PBM


Berikut merupakan kelebihan model pembelajaran PBM
menurut Putra (2013: 82-84) yang menyatakan bahwa:
1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantarkan ia yang
menemukan konsep tersebut.
2) Melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan
menuntut keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih tinggi.
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh
siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-
masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan
kehidupan nyata. Hal ini bisa meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya.
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi
aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta menanamkan
sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya.
6) Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling
berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga
pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.
7) PBM diyakini pula dapat menumbuhkembangkan kemampuan
kreativitas siswa, baik secara individual maupun kelompok,
karena hampir di setiap langkah menuntut adanya keaktifan
siswa.
g) Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran PBM
Berikut beberapa teori belajar yang melandasi model
pembelajaran PBM yang terdapat dalam Rusman (2011: 244- 245):
1) Teori Belajar Vigotsky
Vigotsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman
lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya
perkembangan intelektual siswa. Dalam perkembangan
intelektual, untuk mendapatkan pemahaman individu berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang


telah dimilikinya kemudian membangun pengertian baru.
2) Teori Belajar Jerome S. Bruner
Teori ini menyatakan bahwa metode penemuan
merupakan metode dimana siswa menemukan kembali, bukan
menemukan yang sama sekali benar-benar baru. Belajar
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih
baik, berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta
didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, serta
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Jadi model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
model pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan
kontekstual untuk diselidiki oleh siswa bersama kelompok.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dan kelebihan yang
terdapat dalam PBM peneliti meyakini bahwa model ini tepat
digunakan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
dalam muatan pelajaran IPA
4. Hakekat Pembelajaran IPA
a) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Susanto (dalam Murfiah, 2017: 106) sains atau IPA
adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan. Adapun Wahyana (dalam Trianto, 2012: 136)
menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
dan terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode
ilmiah dan sikap ilmiah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa IPA adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari alam
semesta melalui pengamatan menggunakan prosedur sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

diperoleh suatu kesimpulan, dalam kegiatan eksperimen dan


observasi yang dilakukan dituntut sikap ilmiah seperti rasa ingin
tahu, terbuka, dan jujur.
b) Tujuan Pembelajaran IPA
Menurut Trianto (dalam Murfiah, 2017: 107) berpendapat
bahwa ada beberapa tujuan pembelajaran IPA antara lain sebagai
berikut:
1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan
konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling
kebergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi.
3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
menyelesaikan masalah, dan melakukan observasi.
4) Sikap ilmiah antara lain skeptis, kritis, sensitif, objektif, jujur,
terbuka, benar, dan dapat bekerja sama.
5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip
sains untuk menjelaskan berbagai persitiwa alam.
6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari
keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam
teknologi
c) Empat Unsur Utama dalam IPA
Carin dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014:
24) menyatakan bahwa IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur
yang bersifat open ended.
2) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode
ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran,


dan penarikan kesimpulan.
3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum.
4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
d) Cara Berpikir IPA
Wisudawati dan Sulistyowati, (2014:24-25) menyebutkan
bahwa cara berpikir IPA meliputi beberapa hal, yakni sebagai
berikut.
1) Percaya (Believe)
Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian
terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan
bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari observasi dan
diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
2) Rasa ingin tahu (Curiosity)
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh
rasa ingin tahu untuk menemukannya.
3) Imajinasi (Imagination)
Para ilmuan sangat mengandalkan pada kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.
4) Penalaran (Reasoning)
Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan juga
mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalah gejala
alam.
5) Koreksi diri (Self examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi
daripada sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam.
Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk memahami
dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli sampai pada
kesimpulan tentang alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

e) Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA


Indrawati (dalam Trianto, 2012: 144) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah
yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori,
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun
untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan
kata lain melalui keterampilan proses ini dapat digunakan sebagai
tempat penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori.
Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam
pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peran-peran
sebagai berikut:
1) Membantu siswa belajar mengemukakan pikirannya.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
3) Meningkatkan daya ingat.
4) Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil
melakukan sesuatu.
5) Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang
penting untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal.
Materi pelajaran akan mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan
diingat dalam waktu yang relatif lama bila siswa sendiri memperoleh
pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui
pengamatan atau eksperimen. Menurut Muhammad (dalam Trianto,
2012: 150) tujuan dari melatihkan keterampilan proses pada
pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam
melatihkan ini siswa dipicu untuk berpartisipasi secara aktif dan
efisien dalam belajar.
2) Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik
keterampilan produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3) Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat


mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya
miskonsepsi.
4) Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang
dipelajarinya karena dengan keterampilan proses, siswa sendiri
yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut.
5) Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan
kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat.
6) Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan
hidup didalam masyarakat, karena siswa telah dilatih
keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan berbagai
masalah dalam kehidupan.
IPA adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari alam semesta
melalui pengamatan menggunakan prosedur sehingga diperoleh suatu
kesimpulan. Salah satu materi IPA yang dipelajari di sekolah dasar
adalah suhu dan kalor.
5. Pengertian Materi IPA mengenai Suhu dan Kalor
Berikut merupakan pengertian materi IPA mengenai suhu dan kalor
menurut Prasodjo, Naryoko, dan Djanah (2007: 110-146) dan Sally,
Aggarwal, dan Poerwaningsih (2013: 35-49):
Panas dan dinginnya suatu benda dapat dirasakan lewat indra
peraba. Tetapi indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat ukur suhu
yang baik karena tidak dapat menyatakan tingkat derajat panas dan
dinginnya suatu benda. Untuk dapat mengukur suhu suatu benda dengan
tepat, kita menggunakan alat ukur yang disebut termometer. Ukuran atau
derajat panas dinginnya suatu benda disebut suhu. Benda yang panas
memiliki suhu yang tinggi dan benda yang dingin memiliki suhu yang
rendah.
a) Pengertian Kalor
Apabila kamu mencelupkan besi panas ke dalam gelas berisi
air dingin, maka setelah beberapa saat suhu air di dalam gelas akan
naik. Sementara itu, suhu besi akan turun. Hal ini terjadi karena ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

suatu bentuk energi yang berpindah dari besi (benda bersuhu lebih
tinggi) ke air (benda bersuhu lebih rendah) yang disebut kalor.
Dengan demikian, kalor adalah salah satu bentuk energi yang
berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih
rendah.
Secara alamiah, kalor hanya berpindah dari benda bersuhu
lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Dengan demikian, tidak
terjadi perpindahan kalor dari benda yang suhunya lebih rendah ke
benda yang suhunya lebih tinggi, kecuali ada perlakuan khusus
dengan menggunakan bantuan mesin atau alat khusus. Misalnya,
pada proses pembuatan es dan proses pendinginan ruangan. Cara
kerja alat pembuat es dan pendingin ruangan adalah sama, yaitu
mengambil kalor dari air atau ruangan untuk dilepaskan ke
lingkungan luarnya sehingga suhu air atau ruangan menjadi lebih
rendah dibandingkan suhu lingkungannya.
Apabila benda menerima atau melepaskan kalor, maka akan
terjadi perubahan suhu atau wujud pada benda tersebut. Apabila kita
memasak air, maka setelah beberapa saat air akan menjadi panas dan
akhirnya mendidih. Air menjadi panas karena pada saat memasak,
air menerima kalor. Dengan demikian, apabila suatu benda
menerima kalor, maka suhu benda tersebut akan naik. Suatu benda
tidak hanya menerima kalor, tetapi juga dapat melepaskan kalor.
Apabila suatu benda melepaskan kalor, maka suhu benda tersebut
akan turun.
Untuk jenis benda yang sama tetapi massanya berbeda, kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya
berbeda. Artinya, makin besar massa benda, semakin besar pula
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tersebut. Dengan
demikian, jumlah kalor yang diperlukan sebanding dengan massa
bendanya. Untuk jenis benda yang berbeda tetapi massanya sama,
kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu yang sama ternyata
besarnya berbeda. Dengan demikian, jumlah kalor yang diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

bergantung pada jenis bendanya. Untuk jenis dan massa benda yang
sama, jumlah kalor yang diberikan besarnya mempengaruhi
kenaikan (perubahan) suhu benda. Artinya, makin banyak kalor yang
diberikan kepada benda, semakin besar pula kenaikan suhu benda
tersebut. Dengan demikian, jumlah kalor yang diberikan sebanding
dengan kenaikan (perubahan) suhu benda.
b) Akibat Kalor terhadap Benda
1) Kalor Menyebabkan Perubahan Suhu
Jika suatu benda (padat, cair, atau gas) diberi kalor, maka
suhunya akan naik. Sebaliknya, jika suatu benda membuang
panasnya, maka suhunya akan turun.
2) Kalor Menyebabkan Perubahan Wujud Benda
Jika suatu benda padat dipanaskan, maka mula-mula
suhunya naik. Namun, pada suhu tertentu, kenaikan suhu itu
akan berhenti. Kalor yang diberikan pada benda berwujud padat
tadi mengubahnya menjadi wujud cair. Perubahan wujud dari
padat ke cair disebut mencair. Semua perubahan wujud
merupakan akibat dari kalor.
Ketika kalor diserap atau dilepaskan oleh suatu zat, selain
terjadi kenaikan atau penurunan suhu atau perubahan ukuran,
wujud zat juga berubah. Contohnya, ketika es dipanaskan, es
berubah menjadi air, jika lebih banyak kalor diberikan, maka air
berubah menjadi uap.
Sebaliknya, jika uap air melepaskan kalor, maka uap
berubah menjadi air. Demikian juga, jika air didinginkan lebih
lanjut, maka air kehilangan kalor dan berubah menjadi zat
padat. Berikut hubungan antara perubahan wujud dan
penyerapan kalor atau pelepasan kalor:
1) Melebur atau meleleh adalah proses zat padat berubah
wujud menjadi zat cair pada suhu tetap tertentu dengan
menyerap kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2) Memadat atau membeku adalah proses zat cair berubah


wujud menjadi zat padat pada suhu tetap tertentu dengan
melepas kalor.
3) Mendidih atau menguap adalah proses ketika zat cair
dengan cepat berubah wujud menjadi gas pada suhu tetap
tertentu karena penyerapan kalor.
4) Mengembun adalah proses ketika suatu gas berubah wujud
menjadi gas dengan cepat.
Berikut merupakan penjelasan dari perubahan wujud benda
yang disebabkan oleh kalor:
1) Menguap
Menguap adalah perubahan wujud zat dari air
menjadi gas. Pada saat menguap, zat memerlukan
sejumlah kalor. Akan tetapi, proses penguapan tidak selalu
melalui pemanasan, seperti halnya spiritus yang diteteskan
di permukaan kulit setelah beberapa saat akan lenyap.
Meskipun spiritus tidak melalui proses pemanasan, tetapi
spiritus tetap menguap. Penguapan terjadi pada semua
suhu.
2) Mengembun
Mengembun adalah perubahan wujud zat dari gas
menjadi cair. Apabila air panas dalam panci ditutup, maka
setelah beberapa saat ketika tutup panci dibuka, pada tutup
panci akan terlihat titik-titik air. Titik-titik air tersebut
terjadi karena suhu tutup panci lebih rendah daripada suhu
uap air. Uap air yang berada di sekitar tutup panci
melepaskan kalor pada tutup panci sehingga tutup panci
menjadi lebih panas. Akibatnya, uap air mengembun
menjadi tetes-tetes air dan menempel pada tutup panci.
Jadi, pada saat mengembun, zat melepaskan kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

3) Melebur dan Membeku


Pada saat menyalakan lilin, maka lilin yang terdapat
disekitar api akan berubah menjadi cair. Panas (kalor) dari
api menyebabkan lilin meleleh atau berubah menjadi cair.
Lilin yangberwujud cair itu apabila jatuh ke lantai akan
berubah kembali menjadi lilin padat. Ternyata, zat padat
dapat berubah menjadi zat cair atau sebaliknya. Perubahan
wujud zat dari padat menjadi cair disebut melebur.
Peristiwa sebaliknya, perubahan wujud zat dari air
menjadi padat disebut membeku.
Materi suhu dan kalor ini mulai dipelajari siswa pada saat
di sekolah dasar. Materi ini didapatkan pada masa kelas tinggi,
dimana saat itu siswa memasuki usia operasinal konkret.
6. Siswa Sekolah Dasar
a) Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar
Menurut Nasution (dalam Djamarah 2011: 125) masa usia
sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam tahun hingga sebelas atau dua belas tahun. Masa usia
sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang
untuk sekolah. Pada usia ini anak sudah siap untuk menjelajahi
lingkungannya. Ia tidak akan puas bila menjadi penonton saja, ia
ingin mengetahui lingkungannya, tata kerjanya, bagaimana
perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari
lingkungannya. Jadi siswa SD adalah anak-anak yang berusia (6 – 11
atau 6 – 12) tahun yang sudah matang untuk belajar atau matang
untuk sekolah.
b) Masa Kelas-kelas Tinggi Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
1) Memiliki minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang
konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

2) Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.


3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan
mata pelajaran khusus.
4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau
orang-orang dewasa lainnya.
5) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
c) Operasi Konkret (6 - 11 atau 6 – 12)
1) Anak mulai memandang dunia secara obyektif bergeser dari satu
aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang
unsur-unsur kesatuan secara serempak.
2) Anak mulai berpikir secara operasional, misalnya kelompok
elemen menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat melihat
hubungan elemen-elemen dengan kesatuan/keseluruhan secara
bolak-balik.
3) Anak mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda.
4) Anak membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-
aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan
sebab akibat.
5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar,
luas, dan berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Ada tiga penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini.
1. Penelitian 1
Penelitian ini ditulis oleh Nopiyanita, Haryono dan Ashadi. pada
tahun 2013. Judul dari penelitian ini adalah Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia dan Kreativitas Siswa pada Materi
Reaksi Redoks Kelas X Semester Genap SMA Negeri 3 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas X-10 SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2012/ 2013. Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan
menunjukkan: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) pada materi reaksi redoks dapat
meningkatkan kreativitas siswa. Pada siklus I persentase siswa dengan
kreativitas tinggi 51,51 % pada siklus II meningkat menjadi 81,82%. 2)
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif pada
materi reaksi redoks. Persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari
42,42% pada siklus I menjadi 81,82 % pada siklus II. Untuk prestasi
belajar afektif menunjukkan peningkatan ketercapaian rata-rata indikator
dari 72,31 % pada siklus I menjadi 79,01 % pada siklus II.
2. Penelitian 2
Penelitian ini ditulis oleh Asriningtyas, Kristin & Anugraheni, pada
tahun 2018. Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika
di kelas 4 SD Negeri Suruh 01. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi awal (pra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

siklus) yaitu 60,82 (tidak kritis) menjadi 74,21 (cukup kritis) pada
kondisi akhir siklus II. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa
dari nilai rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 61,85 meningkat pada
siklus I menjadi 69 dan pada siklus II menjadi 80. Persentase jumlah
siswa yang mencapai KKM meningkat dari kondisi awal 44,84%,
meningkat menjadi 69,44% pada evaluasi siklus I dan menjadi 88,89%
pada evaluasi siklus II.
3. Penelitian 3
Penelitian ini ditulis oleh Santosa, pada tahun 2018. Skripsi ini
berjudul Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV A
SD Negeri Nogopuro Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Hasil penelitian menunjukkan (1) upaya
peningkatan keaktifan dan hasil belajar dengan menggunakan model
PBM melalui langkah-langkah: orientasi siswa pada masalah,
mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah;
(2) model pembelajaran PBL dapat meningkatkan keaktifan belajar. hal
ini tampak pada peningkatan skor keaktifan belajar dari kondisi awal 61
(cukup aktif), siklus I 70 (aktif), kemudian siklus II menjadi 72 (aktif);
(3) model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini
tampak pada peningkatan nilai rata-rata ulangan dari kondisi awal 69,5,
siklus I 76,7, kemudian siklus II meningkat menjadi 81. Persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM (75) dari kondisi awal sebesar 33,3
%, siklus I 63,3 %, dan siklus II menjadi 82,7%.
Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan diatas, peneliti akan
berusaha untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa
kelas V SDN Deresan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Adapun bagan penelitian yang relevan dapat dilihat
pada bagan 2.1 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Nopiyanita, Haryono dan Asriningtyas,


Ashad (2013) Kristin & Santosa (2018)
Anugraheni (2018)
Penerapan Model Peningkatan Keaktifan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Model Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA
Teams Games Tournament Problem Based Siswa Kelas IV A SD
(TGT) untuk Meningkatkan Learning untuk Negeri Nogopuro
Prestasi Belajar Kimia dan Meningkatkan Melalui Penerapan
Kreativitas Siswa pada Materi Kemampuan Model Pembelajaran
Reaksi Redoks Kelas X Berpikir Kritis dan Problem Based
Semester Genap SMA Negeri Hasil Belajar Learning (PBL).
3 Sukoharjo Tahun Pelajaran Matematika Siswa
2012/2013. Kelas 4 SD.

c c c

Yang akan diteliti:


Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas V SDN Deresan Materi Pokok Suhu
dan Kalor melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di SDN Deresan.

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir
Di masa abad 21 kompetensi untuk hidup layak bergantung pada
kreativitas dan kemampuan melakukan inovasi. Dalam hal ini kreativitas
sangat dibutuhkan supaya sumber daya manusia dapat mengahasilkan
sesuatu yang baru dari elemen-elemen yang sudah ada. Berdasarkan hal ini
maka peneliti menyadari pentingnya untuk mengembangkan kreativitas
siswa, supaya mampu besaing pada abad 21. Guru dapat membantu
mengembangkan kreativitas siswa dengan pemilihan model pembelajaran
yang tepat.
Selain peningkatan kreativitas, pemilihan model pembelajaran yang
tepat juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut
Juliah (dalam Jihad & Haris 2012:15) hasil belajar adalah segala sesuatu
yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya. Apabila siswa mampu mendapatkan hasil belajar yang baik
setelah melewati proses pembelajaran itu artinya siswa telah mencapai
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Dalam penelitian ini peneliti memilih muatan pelajaran IPA sebagai


fokus pembelajaran. Menurut Susanto (dalam Murfiah, 2017:106) sains
atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Jadi
muatan pelajaran IPA mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan
alam, yang dilakukan melalui pengamatan atau percobaan, dan dapat
dijelaskan berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan sehingga diperoleh
suatu kesimpulan.
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Deresan. Hasil observasi
kreativitas yang peneliti peroleh sebesar 56% yang masuk dalam kategori
rendah. Hasil belajar siswa kelas V SDN Deresan tahun pelajaran
2018/2019 untuk mata pelajaran IPA dengan nilai KKM sebesar 70,
diperoleh data 7 siswa sudah mencapai nilai KKM dan 18 siswa belum
mencapai KKM. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh peneliti ini,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dan kreativitas siswa kelas V
SDN Deresan tergolong rendah.
Berdasarkan kondisi tersebut guru dapat menggunakan model
pembelajaran yang lebih efektif untuk mengembangkan kreativitas dan
hasil belajar siswa. Guru seharusnya menggunakan model pembelajaran
yang tepat dan bisa menarik perhatian anak untuk belajar sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai. Model pembelajaran yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Dalam model ini terdapat tahapan-tahapan yang harus diterapkan guru
dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran. Tahap-tahap dalam model PBM
yaitu, Fase 1: orientasi siswa pada masalah. Fase 2: mengorganisasikan
siswa untuk belajar. Fase 3: membimbing penyelidikan individu dan
kelompok. Fase 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Fase 5:
menganaisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya,
pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan


belajar siswa dapat diharapkan. Kedua, PBM diyakini pula dapat
menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara
individual maupun kelompok, karena hampir di setiap langkah menuntut
adanya keaktifan siswa (Putra, 2013:82-84). Berdasarkan beberapa
kelebihan yang disebutkan di atas peneliti merasa yakin untuk memilih
model pembelajaran PBM ini untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar dalam muatan pembelajaran IPA.
Berdasarkan penelitian yang relevan model PBM dapat
meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini
saya berharap model PBM dapat meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar siswa kelas V pada materi suhu dan kalor.

Pentingnya Guru tidak Kreativitas dan


peran menggunakan model hasil belajar siswa
kreativitas pembelajaran yang rendah
dan hasil sesuai dengan hakikat
belajar bagi pembelajaran IPA
siswa.

Penggunaan model
Kreativitas dan hasil
belajar siswa Pembelajaran
mengalami Berbasis Masalah
peningkatan (PBM) dalam
pembelajaran

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hipotesis tersebut saya akan merumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut.
1. Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Deresan dalam materi suhu dan kalor menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

2. Ada peningkatan kreativitas pada penggunaan model Pembelajaran


Berbasis Masalah (PBM) siswa kelas V B SDN Deresan dalam materi
pokok suhu dan kalor.
3. Ada peningkatan hasil belajar IPA pada penggunaan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) siswa kelas V B SDN Deresan dalam materi
pokok suhu dan kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini peneliti akan membahas metode penelitian yang terdiri dari
jenis penelitian, setting penelitian, persiapan, rencana tiap siklus, dan teknik
pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Suharjono (dalam Arikunto, 2010: 2) menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Sejalan dengan hal ini Kunandar (2008: 45) mengemukakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas yaitu kegiatan mencermati sekelompok siswa dalam waktu
bersamaan yang bertujuan untuk memperbaiki masalah dalam belajar
mengajar. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan pada
sekelompok siswa untuk memperbaiki masalah dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan
Mc.Taggart. Arikunto (2010: 13) mengemukakan model ini terdiri dari empat
langkah atau tahapan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan/tindakan (action), (3) pengamatan/
observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Bagan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas (PTK) tersaji sebagai berikut:

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tindakan

Perencanaan SIKLUS I Observasi

Refleksi

Tindakan

Perencanaan SIKLUS II Observasi

Refleksi

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas


(Arikunto, 2010:17)

1. Perencanaan
Setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, perencanaan
yang matang perlu dilakukan untuk meningkatkan sesuatu yang dinilai
kurang. Hal yang direncanakan berkaitan dengan model pembelajaran,
teknik atau strategi pembelajaran, media pembelajaran dan sebagainya.
Perencanaan kurang lebih hampir sama dengan menyiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran.
2. Tindakan
Tahap pelaksanaan merupakan impelementasi dari tahap
perencanaan tindakan yang sudah dibuat. Dalam penelitian ini
menggunakan 2 siklus pembelajaran yang digunakan dan berpedoman
pada peningkatan kreativitas dan hasil belajar.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan tahap
tindakan berlangsung. Dalam penelitian ini kegiatan observasi yang
dilakukan berpedoman pada instrumen observasi yang sudah dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

sebelumnya. Pengamatan dalam penelitian ini bertujuan untuk


mendapatkan data kreativitas yang dimiliki oleh siswa selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan evaluasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudah berlangsung, kendala yang dialami, hal-hal
yang perlu dilakukan perubahan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan menunjukan keberhasilan atau tidak,
mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti, dan
mencari tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki
dan meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V B.

B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: subyek penelitian, obyek
penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Deresan tahun
pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 28 siswa.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN Deresan pada materi suhu dan kalor menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
3. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Deresan yang
beralamat di Jl. Cempaka Blok CT10, Manggung, Caturtunggal, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2019/2020, tepatnya pada bulan November 2019 – Juni 2020. Rincian
kegiatan dan waktu sebagai berikut:
a) Meminta izin observasi kelas pada bulan Desember minggu pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

b) Melakukan observasi, wawancara dengan guru kelas, meminta nilai


IPA siswa, dan mengidentifikasi masalah pada bulan Desember
minggu kedua.
c) Melakukan hipotesis penelitian pada bulan Desember minggu ketiga.
d) Menyiapkan instrumen penelitian pada akhir bulan Desember-
Januari.
e) Melakukan Tindakan, Observasi, dan Refleksi pada bulan Februari
minggu kedua dan ketiga.
f) Pengolahan data dan penyusunan skripsi dilakukan pada bulan
Maret-Juni.
g) Persiapan ujian dilakukan pada bulan Juli minggu kedua.
h) Ujian skripsi pada bulan Juli.

C. Persiapan Penelitian
1. Meminta izin kepada kepala sekolah SD Negeri Deresan yaitu Ibu Indah
Lestari S.Pd.SD.
2. Meminta izin kepada guru wali kelas VB yaitu ibu Yusrina, S.Pd.
3. Melakukan observasi pembelajaran IPA di kelas VB SD Negeri Deresan.
4. Meminta daftar nilai ulangan siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA
untuk materi kalor dapat merubah wujud benda.
5. Mewawancarai guru kelas mengenai proses pembelajaran IPA yang
selama ini berlangsung.
6. Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa kelas VB.
7. Merumuskan masalah.
8. Merumuskan hipotesis.
9. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.
10. Mengkaji kompetensi dasar dan indikator dari masalah yang ditemui.
11. Membuat perangkat pembelajaran dan instrumen seperti: RPP, soal
evaluasi, lembar kerja siswa (LKPD), lembar observasi dan kuesioner.
12. Melakukan validitas perangkat pembelajaran dan instrumen kepada ahli.
13. Melaksanakan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus


Dalam penelitian tindakan kelas ini dillaksanakan 2 siklus. Disetiap
siklus masing-masing terdapat dua kegiatan pembelajaran. Model penelitian
tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis
dan Mc Taggart yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).
Rencana tindakan ini membahas tindakan apa saja yang akan dilakukan
disetiap siklus. Berikut adalah tindakan kelas yang akan peneliti lakukan
disetiap siklus:
1. Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi
waktu 4 x 35 menit untuk 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35
menit. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian.
Perangkat pembelajaran ini berupa Rencana pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), materi
ajar, media pembelajaran, dan soal prestasi. Untuk mengukur
ketercapaian keterampilan kreativitas, peneliti menyiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar kuesioner
mengenai kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti berperan sebagai guru kelas yang
mengajar dengan menggunakan panduan pembelajaran yang sudah
dibuat. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam
pembelajaran sebagai sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal
(a) Salam pembuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

(b) Motivasi: Siswa diajak melakukan tepuk semangat.


(c) Apersepsi: Guru melakukan tanya jawab tentang
pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari melalui kegiatan mencampurkan air panas
dengan air dingin sehingga menjadi air hangat.
 Pernahkah kalian mencampurkan air panas dengan air
dingin?
 Apa yang kalian dapatkan dari kegiatan tersebut?
 Kenapa hal tersebut dapat terjadi?
 Apa manfaat yang kalian dapatkan dari kegiatan
tersebut?
(d) Orientasi: Guru menyampaikan bahwa hari ini akan
mempelajari tema 7. Peristiwa dalam kehidupan. Subtema
2. Peristiwa kebangsaan seputar proklamasi. Pada
pembelajaran pertama.
Kegiatan Inti
Langkah 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
(a) Siswa diberi masalah melalui video mengenai “Bagian
tubuh orang yang melepuh karena terkena seluncuran besi
yang panas”.
(b) Siswa bersama guru berdiskusi dengan melakukan tanya
jawab mengenai video yang sudah dilihat.
 Apa isi dari video yang sudah kalian lihat?
 Kira-kira apa yang dirasakan oleh orang yang kulitnya
melepuh karena terkena seluncuran besi?
 Apakah saja hal yang mempengaruhi hal tersebut
sehingga kulitnya bisa melepuh?
 Jika ia bermain seluncuran pada malam hari, apakah hal
yang sama akan terjadi?
Langkah 2: Mengorganisasikan Kegiatan Belajar
(a) Siswa membentuk kelompok secara heterogen (4-5
kelompok).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

(b) Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang


sudah terbentuk.
(c) Siswa bersama guru menentukan topik yang akan dibahas
pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai “Kalor dapat
mengubah suhu benda”
(d) Siswa diberi Modul dan LKPD percobaan “Kalor dapat
mengubah suhu benda, dengan mendidihkan air” oleh guru.
Langkah 3: Memandu Menyelidiki secara Mandiri atau
Kelompok
(a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-
langkah kegiatan percobaan “Kalor dapat mengubah suhu
benda, dengan mendidihkan air”.
(b) Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
(c) Siswa melakukan percobaan mengenai kalor dapat
mengubah suhu benda.
(d) Siswa mengamati perubahan suhu yang terjadi pada air
yang digunakan dalam percobaan.
(e) Siswa menganalisis penyebab suhu pada air tersebut bisa
meningkat.
(f) Siswa diberi waktu bertanya mengenai hal yang belum
dipaami kepada guru atau teman sebagai sumber belajar
lain.
Langkah 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
(a) Siswa menuliskan hasil pengamataanya pada lembar LKPD
yang disediakan guru.
(b) Siswa bersama kelompok mencatat informasi penting yang
terkait dengan perubahan suhu yang terjadi pada air yang
disebabkan oleh kalor.
(c) Siswa merancang buklet sesuai dengan hasil percobaan
yang dilakukan bersama kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

(d) Siswa menuangkan hasil pengamatannya dalam bentuk


hasil karya buklet.
(e) Siswa menambahkan hiasan dan mewarnai buklet sesuai
dengan kreativitasnya.
Langkah 5: Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil Pemecahan
Masalah
(a) Siswa mempresentasikan laporan kelompok di depan kelas.
(b) Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompok.
(c) Guru mengakumulasi nilai evaluasi dan kelompok.
(d) Kelompok yang memperoleh nilai terbaik mendapatkan
penghargaan berupa tepuk salut dan reward bintang.
Kegiatan Penutup
(a) Kesimpulan: Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
(b) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami.
(c) Evaluasi: Dalam kegiatan penutup siswa diberikan beberapa
soal oleh guru untuk mengevaluasi hasil pembelajaran yang
sudah dilakukan.
(d) Refleksi: Siswa merefleksikan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan bimbingan guru.
(e) Tindak lanjut: Siswa diingatkan untuk melaksanakan pesan
moral yang diperoleh selama pembelajaran dan mempelajari
kembali materi yang sudah dipelajari hari ini.
(f) Siswa dipersilahkan untuk istirahat.
2) Pertemuan Kedua
Kegiatan awal
(a) Salam pembuka, doa dan presensi
(b) Literasi: siswa membaca buku di pojok baca.
(c) Motivasi: siswa melakukan tepuk “semangat”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

(e) Apersepsi: Guru melakukan tanya jawab tentang


pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari mengenai video es krim mencair.
 Apa yang akan terjadi pada es krim bila diletakan saja
diatas meja?
 Apakah es krim tersebut akan tetap membeku?
 Kira-kira apa yang menyebabkan hal tersebut bisa
terjadi?
(d) Orientasi: Guru menyampaikan bahwa hari ini akan
mempelajari tema 7. Peristiwa dalam kehidupan. Subtema
2. Peristiwa kebangsaan seputar proklamasi. Pada
pembelajaran kedua.
Kegiatan Inti
Langkah 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
(a) Siswa diberi masalah melalui video mengenai: es krim yang
mencair karena dibiarkan diudara yang terbuka.
(b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai video:
 Apa yang terjadi pada es krim tersebut?
 Bagaimana perubahan bentuk yang terjadi pada es
tersebut?
 Apa yang menyebabkan es krim tersebut mencair?
Langkah 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
(a) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok secara heterogen
(4-5 orang).
(b) Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang
sudah terbentuk.
(c) Siswa bersama guru menentukan topik yang akan dibahas
pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai “Kalor dapat
menyebabkan perubahan wujud benda yaitu mencair”
(d) Siswa diberi Modul dan LKPD percobaan “Kalor dapat
mengubah wujud benda, dengan mengamati es mencair”
oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Langkah 3: Memandu Menyelidiki secara Mandiri atau


Kelompok
(a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-
langkah percobaan yang akan dilakukan.
(b) Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
(c) Siswa melakukan percobaan mengenai perubahan wujud
benda yang disebabkan oleh kalor. (mencoba → bekerja
sama)
(d) Siswa mengamati perubahan wujud yang terjadi pada es
yang digunakan dalam percobaan (mengamati → berpikir
kritis)
(e) Siswa menganalisis penyebab es tersebut mencair. (menalar
→ kreativitas) (keluwesan)
(f) Siswa menanyakan hal yang belum dipahami kepada guru
maupun teman sebagai sumber belajar lain (menanya →
kreativitas) (rasa ingin tahu)
Langkah 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
(a) Siswa menuliskan hasil pengamataanya pada lembar LKPD
yang disediakan guru.
(b) Siswa bersama kelompok mencatat informasi penting yang
terkait dengan perubahan wujud yang terjadi pada es yang
disebabkan oleh kalor.
(c) Siswa merancang buklet yang akan disajikan mengenai
perubahan wujud yang terjadi pada es yang disebabkan oleh
kalor. (menalar → Kreativitas) (keaslian)
(d) Siswa menuangkan hasil pengamatannya dalam bentuk
hasil karya buklet. (Mencoba → Kreativitas) (elaborasi)
(e) Siswa membuat buklet semenarik mungkin. (Mencoba →
Kreativitas) (mempunyai rasa keindahan yang dalam)
Langkah 5: Menganalisi dan Mengevaluasi Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

(a) Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil


percobaan dan hasil karya berupa poster.
(Mengkomunikasikan→ Komunikatif)
(b) Siswa dan kelompok menjawab pertanyaan dari siswa lain
(Mencoba → Komunikatif) (kelancaran)
(c) Bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja
kelompoknya.
Kegiatan Akhir
(a) Kesimpulan: Siswa bersama guru merangkum kegiatan
yang sudah dilakukan.
(b) Refleksi: Siswa bersama guru melakukan refleksi atas
kegiatan yang baru saja mereka lakukan (bagaimana
perasaan siswa, apa manfaat pelajaran hari ini, dan kesulitan
yang dialami siswa)
(c) Guru memberikan soal evaluasi siklus 1 untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
(d) Tindak lanjut: Guru memberikan tugas kepada siswa
diberikan untuk mencari contoh lain dari perubahan wujud
benda yang disebabkan oleh kalor.
(e) Guru mempersilahkan siswa untuk istirahat.
c) Observasi
Pada penelitian siklus I peneliti dibantu oleh guru kelas yang
bertindak sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung.
pengamat menggunakan pedoman observasi yang sudah peneliti
sediakan. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan hasil belajar
pembelajaran IPA menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM).
d) Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi mengenai tahap-
tahap yang sudah dilakukan mulai dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pengamatan. Refleksi dilakukan pada saat
akhir siklus dengan mengidentifikasi kesulitan dan hambatan selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

proses pembelajaran berlangsung. Peneliti akan mengevaluasi


keberhasilan yang telah dicapai serta kesulitan dan hambatan yang
dihadapi. Peneliti juga membandingkan hasil rata-rata kreativitas dan
hasil belajar sebelum menggunakan model PBM maupun sesudah
menggunakan model PBM. Selanjutnya peneliti melihat peningkatan
rata-rata kreativitas dan hasil belajar siswa pada siklus I.
2. Siklus II
Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 4 x 35 menit untuk 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 x
35 menit. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian. Siklus II
ini dipersiapkan dengan menyertakan hasil refleksi dari kegiatan
pembelajaran pada siklus I. Perangkat pembelajaran ini berupa
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD), materi ajar, media pembelajaran, dan soal prestasi.
Untuk mengukur ketercapaian keterampilan kreativitas, peneliti
menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan
lembar kuesioner mengenai kreativitas siswa dalam pembelajaran
IPA.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti berperan sebagai guru kelas yang
mengajar dengan menggunakan panduan pembelajaran yang sudah
dibuat. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam
pembelajaran sebagai sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Kegiatan Awal
(a) Salam pembuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

(b) Motivasi: Siswa bernyanyi “Perubahan wujud benda” nada


dasar: pelangi-pelangi
(mencair, menguap, menyublim mengkristal
ada juga tentang membeku, mengembun
perubahan wujud terjadi disitu
kalorlah-kalorlah mengubah wujud)
(c) Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang
pengalaman peserta didik yang dihubungkan dengan materi
yang akan dipelajari melalui gambar pakaian yang dijemur.
 Bagaimana bentuk pakaian tersebut sebelum dijemur ?
 Bagaimana bentuk pakaian tersebut sesudah dijemur?
 Apa yang mengakibatkan perubahan bentuk pada pada
pakaian tersebut ?
 Hal apa saja yang dapat mempengaruhi proses
pengeringan pakaian ?
(d) Orientasi: Guru menyampaikan bahwa hari ini akan mempelajari
tema 7. Peristiwa dalam kehidupan. Subtema 2. Peristiwa
kebangsaan seputar proklamasi. Pada pembelajaran kelima.
Kegiatan Inti
Langkah 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
(a) Siswa diberi masalah mengenai: Olahraga di lapangan yang
berumput pada pagi hari menyebabkan sepatu menjadi
basah. Dalam bentuk video/gambar. (mengamati→
komunikatif)
(b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai:
 Apa yang menempel di rumput dipagi hari?
 Mengapa sepatu menjadi basah ketika menyentuh
rumput dipagi hari?
 Bagaimana proses pembuatan embun? (menanya →
komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Langkah 2: Mengorganisasikan Siswa agar Belajar


(a) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok secara heterogen
(4-5 orang).
(b) Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang
sudah terbentuk.
(c) Siswa bersama guru menentukan topik yang akan dibahas
pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai “Kalor dapat
menyebabkan perubahan wujud benda yaitu mengembun”.
(d) Siswa dibagikan Modul dan LKPD percobaan “Kalor dapat
mengubah wujud benda yaitu mengembun, dengan
mengamati proses pengembunan”
Langkah 3: Membantu Menyelidiki Secara Individu Maupun
Kelompok
(a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-
langkah percobaan yang akan dilakukan.
(b) Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
(c) Siswa melakukan percobaan mengenai perubahan wujud
benda yang disebabkan oleh kalor. (mencoba → bekerja
sama)
(d) Siswa mengamati perubahan wujud yang terjadi pada
permukaan luar gelas yang berisi air es. (mengamati →
berpikir kritis)
(e) Siswa menganalisis perubahan wujud benda yang terjadi
dalam proses pengembunan. (menalar → kreativitas)
(keluwesan)
(f) Siswa menanyakan hal yang belum dipahami kepada guru
maupun teman sebagai sumber belajar. (menanya→
kreativitas) (rasa ingin tahu)
Langkah 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
(a) Siswa menuliskan hasil pengamatannya pada lembar LKPD
yang disediakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

(b) Siswa bersama kelompok mencatat informasi penting yang


terkait dengan perubahan wujud yang terjadi pada es yang
disebabkan oleh kalor.
(c) Siswa merancang poster yang akan disajikan mengenai
perubahan wujud yang terjadi pada es yang disebabkan oleh
kalor. (menalar → Kreativitas) (keaslian)
(d) Siswa menuangkan hasil pengamatannya dalam bentuk
hasil karya poster. (Mencoba → Kreativitas) (elaborasi)
(e) Siswa membuat poster semenarik mungkin. (Mencoba →
Kreativitas) (mempunyai rasa keindahan yang dalam)
Langkah 5: Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil
(a) Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil
percobaan dan hasil karya berupa buklet.
(Mengkomunikasikan → Komunikatif)
(b) Siswa dan kelompok menjawab pertanyaan dari guru dan
siswa lain. (Mencoba → Komunikatif) (kelancaran)
(c) Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompoknya.
(d) Kelompok yang memperoleh nilai terbaik mendapatkan
penghargaan berupa tepuk salut dan reward bintang.
Kegiatan Penutup
(a) Kesimpulan: Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari. (Menalar- Kreativitas → Kelancaran).
(b) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami. (Menanya-komunikatif).
(c) Refleksi: Siswa merefleksikan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan bimbingan guru.
(d) Tindak lanjut: Siswa diingatkan untuk melaksanakan pesan
moral yang diperoleh selama pembelajaran dan mempelajari
kembali materi yang sudah dipelajari hari ini.
(e) Siswa dipersilahkan untuk istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

2) Pertemuan 2
Kegiatan Awal
(a) Salam pembuka
(b) Motivasi: siswa diajak untuk tepuk “Anak Rapi”
(c) Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang
pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari.
 Pernahkah kalian melihat titik-titik air yang
menempel pada daun dipagi hari?
 Darimana asalnya air tersebut?
(e) Orientasi: Guru menyampaikan bahwa hari ini akan mempelajari
tema 7. Peristiwa dalam kehidupan. Subtema 2. Peristiwa
mengisi kemerdekaan. Pada pembelajaran kedua.
Kegiatan Inti
Langkah 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
(a) Siswa disajikan masalah melalui video mengenai: akibat
yang ditimbulkan dari air danau yang kering karena musim
kemarau.
(b) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
video:
 Apa yang terjadi pada air danau dalam video tersebut?
 Bagaimana perubahan yang terjadi pada danau tersebut?
 Apa yang mengakibatkan air di danau tersebut
berkurang?
 Kerugian apa saja yang diakibatkan mengeringnya air
danau tersebut?
Langkah 2: Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
(a) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (4-5 kelompok).
(b) Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang
sudah terbentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

(c) Siswa bersama guru menentukan topik yang akan dibahas


pada pembelajaran hari ini yaitu mengenai “Kalor dapat
menyebabkan perubahan wujud benda yaitu menguap”
(d) Siswa dalam kelompok dibagikan modul praktikum
mengenai kalor dapat mengubah wujud benda yaitu
menguap beserta LKPD
Langkah 3: Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok.
(a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-
langkah percobaan yang akan dilakukan. (Menalar-Berpikir
Kritis).
(b) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
penjelasan langkah percobaan dari guru yang belum
dipahami. (Menanya-Kreativitas → Rasa ingin tahu)
(c) Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
(d) Siswa melakukan percobaan mengenai perubahan wujud
benda yang disebabkan oleh kalor yaitu menguap.
(Mencoba-bekerja sama)
(e) Siswa mengamati perubahan wujud yang terjadi pada air
yang didihkan. (Mengamati-berpikir kritis)
(f) Siswa menganalisis penyebab jumlah air tersebut
berkurang. (Menalar-Kreativitas → Keluwesan)
Langkah 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya.
(a) Siswa menuliskan hasil pengamatannya pada lembar LKPD
yang disediakan guru.
(b) Siswa bersama kelompok mencatat informasi penting yang
terkait dengan perubahan wujud yang terjadi pada air yang
disebabkan oleh kalor.
(c) Siswa merancang poster yang akan disajikan mengenai
perubahan wujud yang terjadi pada air yang disebabkan
oleh kalor. (Menalar-Kreativitas → Keaslian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

(d) Siswa menuangkan hasil pengamatannya dalam bentuk


hasil karya poster. (Mencoba-Kreativitas → Elaborasi)
(e) Siswa menambahkan hiasan dan mewarnai poster sesuai
dengan kreativitasnya. (Mencoba-Kreativitas →
Mempunyai rasa keindahan yang dalam)
Langkah 5: Menganaisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah.
(a) Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil
percobaan dan hasil karya berupa poster.
(Mengkomunikasikan- Kreativitas → Kelancaran).
(b) Siswa dan kelompok menjawab pertanyaan dari guru dan
siswa lain. (Mencoba → Komunikatif) (kelancaran)
(c) Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompoknya. (Mencoba- Berpikir Kritis).
(d) Kelompok yang memperoleh nilai terbaik mendapatkan
penghargaan berupa tepuk salut dan reward bintang
Kegiatan Penutup:
(a) Kesimpulan: Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari selama satu pertemuan (menalar 
berpikir kreatif)
(b) Evaluasai: dalam kegiatan penutup siswa diberikan soal
evaluasi siklus II. (Soal Terlampir).
(c) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami. (menanya  komunikatif)
(d) Refleksi: Siswa merefleksikan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan bimbingan guru. (menalar 
komunikatif).
(e) Siswa bersama guru merayakan keberhasilan pembelajaran
dengan melakukan seruan “Aku Anak Hebat”
(f) Guru mengucapkan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

c) Observasi
Pada penelitian siklus II peneliti dibantu oleh guru kelas yang
bertindak sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung.
pengamat menggunakan pedoman observasi yang sudah peneliti
sediakan. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan hasil belajar
pembelajaran IPA menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM).
d) Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi mengenai tahap-
tahap yang sudah dilakukan mulai dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pengamatan. Refleksi dilakukan pada saat
akhir siklus dengan mengidentifikasi kesulitan dan hambatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Peneliti akan mengevaluasi
keberhasilan yang telah dicapai serta kesulitan dan hambatan yang
dihadapi, setelah mendapatkan hasil evaluasi peneliti bisa melakukan
perbaikan untuk pertemuan yang akan datang. Hal ini bertujuan
untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan judul penelitian yaitu penigkatan kreativitas dan hasil
belajar menggunakan model PBM pada mata pelajaran IPA materi kalor
dapat merubah suhu benda siswa kelas V SD Negeri Deresan, maka
pengumpulan data yang digunakan dengan dua teknik yaitu tes dan non tes.
Alat pengumpulan data dapat dibedakan menjadi wawancara, observasi, tes
dan dokumentasi.
1. Tes
Tes merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan (Arifin,
2016:118). Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Sanjaya (2011: 99) bahwa tes adalah instrumen pengumpulan data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat
penguasaan materi pembelajaran. Dari kedua pendapat ahli ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

disimpulkan bahwa tes berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk


mengukur tingkat kemampuan siswa dalam bidang kognitif.
Arifin (2016: 135-145) mengungkapkan bahwa tes dibedakan
menjadi beberapa tipe yaitu: a) pilihan ganda (multiple choice), b) benar
salah (true-flase), c) menjodohkan (matching), d) jawaban singkat (short
answer). Dalam penelitian ini digunakan tes pilihan ganda berjumlah 30
soal untuk setiap siklus. Tes dilakukan di setiap akhir siklus atau pada
pertemuan kedua disetiap siklus.
2. Non Tes
Pengumpulan data dengan teknik non tes digunakan untuk
mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan yang
berkenaan dengan ranah sikap, minat, dan bakat (Arifin, 2016: 152).
Teknik non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan kuesioner.
a) Observasi
Kusmah (2010: 66) menyatakan bahwa observasi adalah
proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau
pengamat melihat situasi penelitian. Tipe dalam pengamatan dibagi
menjadi dua yaitu pengamatan terstruktur (menggunakan pedoman)
dan pengamatan tidak terstruktur (tidak menggunakan pedoman).
Supaya pencapaian indikator dapat diukur dalam penelitian ini
digunakan pengamatan terstruktur. Observasi bertujuan untuk
mendapatkan data kreativitas yang dimiliki siswa dalam kegiatan
pembelajaran IPA menggunakan model PBM yang dilakukan.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh
guru.
b) Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti
(Kusmah, 2010: 77). Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Pada wawancara
ini peneliti diberi kebebasan dalam bertanya dan memiliki kebebasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

dalam mengatur alur wawancara (Edi, 2016: 23). Pada penelitian ini
wawancara dilakukan oleh peneliti dengan narasumber yaitu guru
kelas. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran IPA selama ini dilakukan, kesulitan apa saja yang
dialami dan bagaimana hasil belajarnya.
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu
dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen,
yang berhubungan dengan orang yang diselidiki (Djamarah, 2011:
247). Pada penelitian ini peneliti mengambil foto sebagai bukti
konkert dari dokumentasi. Peneliti dibantu oleh teman untuk
mengambil foto-foto selama pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam suatu penelitian
untuk mengumpulkan data dengan cara pengukuran. Instrumen penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara, lembar
observasi, lembar kuesioner, dan tes pilihan ganda.
1. Kisi-kisi Soal
Instrumen soal yang digunakan adalah jenis soal pilihan ganda.
Soal pilihan ganda adalah soal yang memiliki konstruksi pokok soal
(item) dan alternatif jawaban (option) (Latip, 2018: 161). Tes ini
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam ranah kognitif
dalam pembelajaran. Tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada akhir
pembelajaran siklus I dan siklus II. Dalam penelitian ini digunakan 14
soal disetiap siklusnya. Pemberian skor pada soal pilihan ganda
dilakukan dengan ketentuan jika benar maka memperoleh skor 1 dan jika
salah memperoleh skor 0. Berikut adalah kisi-kisi dari soal evaluasi
siklus I yang diberikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Siklus I


Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Item Soal
3.7.1 Menganalisis kalor dapat mengubah suhu 1, 2, 3, 4
benda.

3.7.2 Membuktikan pengaruh kalor terhadap 5, 6, 7


perubahan suhu benda.
3.7.3 Menganalisis pengaruh kalor terhadap 8, 9, 10, 11
perubahan wujud benda melalui proses
pencairan.
3.7.4 Membuktikan pengaruh kalor terhadap 12, 13, 14
perubahan wujud benda melalui proses
pencairan.
Jumlah soal 14

Jadi soal evaluasi yang diberikan pada siklus I ini berjumlah 14


soal dengan 4 indikator. Di bawah ini akan dijabarkan kisi-kisi dari soal
evaluasi siklus II sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus II
Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Item Soal
3.7.5 Menganalisis kalor dapat mengubah wujud 1, 2, 3, 4
benda melalui proses penguapan.
3.7.6 Membuktikan pengaruh kalor terhadap 5, 6, 7
perubahan wujud benda melalui proses
penguapan.
3.7.7 Menganalisis pengaruh kalor terhadap 8, 9, 10, 11
perubahan wujud benda melalui peristiwa
pengembunan.
3.7.8 Membuktikan pengaruh kalor terhadap 12, 13, 14
perubahan wujud benda melalui peristiwa
pengembunan.
Jumlah soal 14

Jadi soal evaluasi yang diberikan pada siklus II ini berjumlah 14


soal dengan 4 indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

2. Instrumen Perangkat Pembelajaran (terlampir)


Instrumen perangkat pembelajaran pada penelitian ini berupa 2
RPP yang digunakan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II.
Disetiap siklus terdapat masing-masing 2 pertemuan.
3. Pedoman observasi
Lembar observasi disusun untuk memperoleh data kreativitas siswa
pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Pada lembar observasi, observer
memberikan rentang nilai 4-1 pada ke-5 indikator kreativitas yang
diamati.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kreativitas Siswa
Variabel No Aspek Indikator
1 Kelancaran Memberikan jawaban dan atau
mengemukakan pendapat atau ide-ide
2 Keaslian Kemampuan untuk menghasilkan
berbagai ide atau karya yang asli hasil
pemikiran sendiri
3 Mempunyai Mampu menghasilkan suatu karya yang
Kreativitas
rasa keindahan menarik, baik dari segi komposisi,
yang dalam warna, bentuk, dan susunan.
4 Keluwesan/ Kemampuan untuk mengemukakan
kelenturan berbagai alternatif dalam memecahkan
masalah
5 Rasa ingin Tertarik untuk mempelajari lebih dalam
tahu sesuatu yang sedang dipelajari

Jadi indikator kreativitas yang digunakan dalam observasi ini ada


lima yaitu, kelancaran, keaslian, mempunyai rasa keindahan yang dalam,
keluwesan/ kelenturan, dan rasa ingin tahu.
4. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan
kreativitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Berikut
adalah pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti:
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana proses pembelajaran IPA di kelas ?
2 Apakah guru menggunakan sumber belajar lain
selain buku guru dan buku peserta didik?
3 Apakah siswa aktif mengajukan pertanyaan saat
pembelajaran IPA berlangsung?
4 Apakah Ibu menggunakan model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

No Pertanyaan Jawaban
Inovatif dalam pembelajaran IPA?
5 Apakah ada siswa yang merasa kesulitan dalam
memahami materi pembalajaran IPA?
bagaimana Ibu mengatasinya?
6 Bagaimana hasil belajar IPA siswa kelas V?
7 Bagaimana kreativitas siswa kelas V secara
umum?
8 Apakah dalam pembelajaran IPA pernah
dirancang khusus untuk meningkatkan
kreativitas siswa?
9 Apa contoh kegiatan yang pernah dilakukan
untuk menumbuhkan kreativitas siswa?
10 Apakah siswa mampu menciptakan ide-ide atau
hasil karya yang berbeda dan baru ?
11 Apakah siswa mampu menghasilkan suatu karya
yang menarik, baik dari segi komposisi warna,
bentuk, dan susunan.?
12 Apakah Ibu ikut serta berperan dalam
mengembangkan kreativitas siswa?

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-


pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pembelajaran IPA dan kreatvitas
siswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen


1. Validitas
Arikunto (dalam Prijowuntato, 2016:130) berpendapat bahwa
validitas adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Azwar
(2018:8) yang menyatakan bahwa validitas memiliki arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu tes atau alat ukur dalam menjalankan
fungsi pengukurannya pada sebuah proses penelitian. Dari pendapat
kedua ahli ini dapat disimpulkan bahwa validitas berkaitan dengan
kelayakan suatu alat ukur dapat digunakan dalam suatu penelitian. Dalam
penelitian ini digunakan tiga validitas untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan yaitu: validitas isi, validitas konstruk, dan
validitas empiris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

a. Validitas Isi
Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:145) validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional yang
dilakukan oleh penilaian ahli. Peneliti melakukan validitas ini
sebelum melakukan penelitian. Instrumen yang diujikan dalam
validitas isi adalah instrumen RPP, instrumen tes berupa soal
evaluasi siklus I dan siklus II, dan instrumen non tes berupa lembar
observasi mengenai kreativitas siswa. Validitas isi dilakukan dengan
cara memberikan instrumen pembelajaran, instrumen tes dan non tes
beserta lembar penilaian kepada expert. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan uji validitas isi kepada dosen dan guru. Dosen
dan guru diminta memberi nilai dan komentar mengenai instrumen
yang dibuat oleh peneliti. Apabila nilai yang diperoleh dari dosen
atau guru masuk dalam kriteria layak maka instrumen tersebut layak
digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan acuan penilaian
instrumen penelitian menurut Suwandi (2009: 128) sebagai berikut:
Tabel 3.5 Konversi Nilai Instrumen
Nilai Konversi
Kategori
Angka Huruf
81 – 100 A Sangat Baik
61 – 80 B Baik
41 – 60 C Cukup
20 – 40 D Kurang

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kategori konversi


nilai dibagi ke dalam 4 bagian yaitu A (sangat baik) B (Baik) C
(cukup) dan D (kurang). Berikut merupakan hasil validasi instrumen
RPP, instrumen tes, dan non tes yang diperoleh dari dosen dan guru:
Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Penelitian
Hasil
Rata-
No Instrumen Validator Penilaian Kategori
rata
rata-rata
1 Observasi Dosen 1 75 Baik
75
Kreativitas Dosen 2 75
2 Kuesioner Dosen 1 82 Sangat
84
Kreativitas Dosen 2 85 baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Hasil
Rata-
No Instrumen Validator Penilaian Kategori
rata
rata-rata
3 RPP Dosen 1 88 Sangat
Dosen 2 77 87 baik
Guru 97
4 Soal evaluasi Dosen 1 75 Sangat
83
siklus I Dosen 2 90 baik
5 Soal evaluasi Dosen 1 75 Sangat
88
siklus II Dosen 2 100 baik

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen


penelitian ini layak untuk digunakan. Di bawah ini akan dijabarkan
indikator validitas RPP yang yang peneliti gunakan:
Tabel 3.7 Indikator Validitas RPP
Skor
No Komponen Penilaian
1 2 3 4
1 Komponen kelengkapan RPP
2 Kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan indikator
3 Kesesuaian antara materi dengan tujuan
pembelajaran
4 Urutan komponen RPP
5 Kesesuaian antara penilaian dengan
indikator
Total Skor

Jadi dalam validitas RPP ini digunakan 5 komponen penilaian


yang masing-masing komponen memiliki rentang skor 1-4. Di
bawah ini akan dijabarkan indikator validitas lembar observasi yang
peneliti gunakan:
Tabel 3.8 Indikator Validitas Observasi Kreativitas
Skor
No Komponen Penilaian
1 2 3 4
1 Kesesuaian indikator dengan item yang
diamati
2 Item mudah diamati
3 Tidak terjadi tumpang tindih antar item satu
dengan yang lainnya
4 Bahasa mudah dimengerti
5 Penggunaan bahasa jelas, baku, dan sederhana
Total skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Jadi dalam validitas observasi ini digunakan 5 komponen


penilaian yang masing-masing komponen memiliki rentang skor 1-4.
b. Validitas Empiris
Amirono dan Daryanto (2016: 191) menyatakan bahwa kata
empiris memiliki arti pengalaman. Suatu instrumen dikatakan
memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dengan pengalaman.
Pengujian itu dilakukan dengan membandingkan kondisi instrumen
yang bersangkutan dengan suatu ukuran. Validitas empiris diujikan
kepada peserta didik kelas VI yang sudah pernah mempelajari materi
suhu dan kalor.
c. Validitas Konstruk
Amirono dan Daryanto (2016: 191) menyampaikan bahwa
validitas konstruk sebuah instrumen menunjukan suatu kondisi
sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstruk-konstruk aspek
kejiwaan yang seharusnya dievaluasi. Dari pendapat ahli ini dapat
disimpulkan bahwa validitas konstruk adalah validitas yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana instrumen tersebut sesuai
dengan aspek yang seharunya dievaluasi.
Validitas ini dilakukan oleh siswa kelas VI dengan
mengerjakan 60 soal mengenai materi kalor dapat mengubah wujud
benda. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian soal yang
diberikan dengan tingkat pemahaman siswa. Setelah itu peneliti
melakukan analisis data menggunakan SPSS 17.0. Dari analisis ini
diperoleh data mengenai soal yang valid dan yang tidak valid,
caranya adalah dengan membaca hasil r hitung dan dibandingkan
dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka soal dapat dikatakan valid,
namun apabila r hitung < r tabel maka soal tersebut dinyatakan tidak
valid. Berikut adalah data hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II
yang telah dianalisis:
Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I
No Soal R Tabel R Hitung Keterangan
1 0,388 0,224 Tidak valid
2 0,388 -0,021 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

No Soal R Tabel R Hitung Keterangan


3 0,388 0,165 Tidak valid
4 0,388 0,456 Valid
5 0,388 0,165 Tidak valid
6 0,388 - Tidak valid
7 0,388 0,103 Tidak valid
8 0,388 -0,075 Tidak valid
9 0,388 0,534 Valid
10 0,388 0,317 Tidak valid
11 0,388 0,412 Valid
12 0,388 0,685 Valid
13 0,388 0,716 Valid
14 0,388 0,221 Tidak valid
15 0,388 0,585 Valid
16 0,388 0,507 Valid
17 0,388 0,551 Valid
18 0,388 - Tidak valid
19 0,388 - Tidak valid
20 0,388 0,552 Valid
21 0,388 0,589 Valid
22 0,388 0,656 Valid
23 0,388 0,149 Tidak valid
24 0,388 - Tidak valid
25 0,388 0,417 Valid
26 0,388 0,718 Valid
27 0,388 -0,074 Tidak valid
28 0,388 0,535 Valid
29 0,388 0,142 Tidak valid
30 0,388 - Tidak valid

Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa dari 30 soal


evaluasi siklus I yang diujikan pada siswa kelas VI SDN Deresan
terdapat 14 soal yang valid dan 16 soal yang tidak valid. Soal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 14 soal yang valid.
Tabel 3.10 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II
No Soal R Tabel R Hitung Keterangan
1 0,388 - Tidak valid
2 0,388 0,330 Tidak valid
3 0,388 0,291 Tidak valid
4 0,388 0,422 Valid
5 0,388 0,479 Valid
6 0,388 0,076 Tidak valid
7 0,388 0,482 Valid
8 0,388 0,295 Tidak valid
9 0,388 0,358 Tidak valid
10 0,388 0,310 Tidak valid
11 0,388 0,637 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

No Soal R Tabel R Hitung Keterangan


12 0,388 0,479 Valid
13 0,388 0,280 Tidak valid
14 0,388 0,731 Valid
15 0,388 0,337 Tidak valid
16 0,388 0,414 Valid
17 0,388 0,456 Valid
18 0,388 0,387 Tidak valid
19 0,388 - Tidak valid
20 0,388 0,422 Valid
21 0,388 0,266 Tidak valid
22 0,388 0,626 Valid
23 0,388 0,295 Tidak valid
24 0,388 0,466 Valid
25 0,388 0,559 Valid
26 0,388 0,475 Valid
27 0,388 0,534 Valid
28 0,388 0,393 Tidak valid
29 0,388 0,326 Tidak valid
30 0,388 0,449 Valid

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa dari 30 soal


evaluasi siklus II yang diujikan pada siswa kelas VI SDN Deresan
terdapat 14 soal yang valid dan 16 soal yang tidak valid. Soal yang
digunakan pada siklus I ini adalah 14 soal yang valid.
2. Reliabilitas
Menurut Azwar (2018: 4), reliabilitas adalah kunci pokok sejauh
mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan memiliki
keterpercayaan tinggi jika tes tersebut mendapatkan hasil yang tetap. Hal
ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2010: 173) bahwa instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dari
pendapat kedua ahli ini dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah
keterpercayaan, konsistensi atau kestabilan suatu instrumen.
Tabel 3.11 Kualifikasi Reliabilitas
Interval Koefisien Kualifikasi
0,80 - 1,00 Sangat tinggi
0,60 - 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
Negatif – 0,19 Sangat rendah
Sumber: Sudijono, 2011: 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5


kualifikasi kreativitas yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan
sangat rendah.
Berikut merupakan hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus I.
Tabel 3.12 Kualifikasi Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,852 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 3.12,


reliabilitas soal pilihan ganda pada siklus I bernilai 0,852 menyatakan
bahwa reliabilitas soal evaluasi siklus I berada dalam kategori
“tinggi”. Untuk hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus II
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.13 Kualifikasi Reliabilitas Soal Evaluasi siklus II
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,795 Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada tabel 3.13,


reliabilitas soal pilihan ganda pada siklus II bernilai 0,795 menyatakan
bahwa realibilitas soal evaluasi siklus II berkategori sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data


Bogdan (dalam Sugiyono 2017: 332-333) menyampaikan bahwa
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Dalam penelitian ini analisis data digunakan untuk mengetahui
kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V di SDN Deresan pada pembelajaran
IPA materi suhu dan kalor.
1. Perhitungan hasil belajar IPA yang peneliti lakukan sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah skor pada soal pilihan ganda dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Skor 1 untuk jawaban benar
b. Skor 0 untuk jawaban salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

b) Menghitung nilai yang diperoleh siswa.

Nilai siswa =

c) Menghitung nilai rata-rata kelas.

Nilai rata-rata =

d) Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa.

Persentase =

2. Perhitungan kreativitas siswa


Peneliti menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan
data kreativitas siswa yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.
Peneliti menggunakan suatu kriteria atau patokan PAP tipe 1 sebagai
dasar acuan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.14 Skala Penilaian Kreativitas
Persentase Kriteria
90-100 Sangat baik
80-89 Baik
65-79 Cukup baik
55-64 Kurang baik
< 55 Sangat kurang baik

Tabel 3.14 merupakan penilaian acuan patokan tipe 1 dengan skala


skor 1-100% (Prijowuntato, 2016: 184) yang digunakan peneliti untuk
melakukan patokan nilai dari hasil observasi keterampilan kreativitas.
Analisis kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Melakukan penghitungan nilai kreativitas tiap siswa dengan
menggunakan rumus =

b) Mengkategori kreativitas siswa dengan pedoman klasifikasi


kreativitas.
c) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan bisa dikatakan berhasil jika mampu memenuhi
atau melebihi kriteria yang sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini diharapkan
adanya peningkatan kreativitas dan hasil belajar pada setiap siklusnya.
Berikut adalah indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:
Tabel 3.15 Indikator Keberhasilan
Target
Variabel Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata
Kreativitas 56,40 70 80
kreativitas siswa
Nilai rata-rata
57,60 70 80
hasil belajar IPA
Hasil Belajar
Persentase jumlah
IPA
siswa yang 58% 70% 80%
mencapai KKM

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti sudah


menentukan target pencapaian kreativitas dan hasil belajar untuk siklus I
dan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV penelitian membahas mengenai kondisi awal, deskripsi per
siklus, data hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum menentukan judul penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi pada proses pembelajaran dan siswa kelas V di SDN
Deresan. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data kondisi awal siswa.
Setelah itu peneliti melakukan analisis masalah yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran. Dari observasi ini diperoleh data bahwa guru hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab mengenai materi. Setelah
guru selesai menyampaikan materi dan melakukan tanya jawab dengan siswa,
maka proses pembelajaran mengenai materi pokok ekosistem ini dianggap
selesai. Akhirnya guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. Hal ini yang
membuat hasil belajar IPA siswa tidak tercapai, karena seharusnya mereka
mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajaran bukan hanya transfer
ilmu dari guru. Proses pembelajaran seperti ini kurang ideal untuk
pembelajaran IPA yang menuntut adanya proses ilmiah dan sikap ilmiah
sehingga menghasilkan fakta dan dapat diambil kesimpulannya.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi saat siswa sedang
membuat hasil karya dari kertas origami. Dalam kegiatan ini guru
menginstruksi siswa untuk melipat kertas origami tersebut dan
menempelkannya. Peneliti menemukan data bahwa kreativitas siswa kelas V
sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil karya siswa melipat kertas
origami yang bentuknya satu kelas sama dan tidak ditambahi hiasan yang
sebenarnya dapat membuat hasil karya semakin bagus.
Hasil observasi ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada
guru kelas V SDN Deresan. Dari hasil wawancara beliau mengatakan bahwa
masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM untuk muatan
pelajaran IPA. Beliau mengatakan bahwa selama ini kegiatan pembelajaran

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

IPA berlangsung tanpa dilakukan percobaan dan pengamatan. Menurut


peneliti hal ini yang membuat hasil belajar IPA siswa menjadi rendah karena
siswa hanya menerima transfer ilmu dari guru dan membuat siswa hanya
menghapal materi yang selama ini diterimanya. Guru kelas juga mengatakan
bahwa dalam pembelajaran tidak pernah dilakukan kegiatan membuat hasil
belajar dalam bentuk karya seni. Berdasarkan hal ini menurut peneliti, guru
tidak membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, sehingga
kreativitas siswa kelas V SDN Deresan menjadi rendah.
Berikut data hasil observasi awal kreativitas siswa kelas V SDN
Deresan pada tahun pelajaran 2018/2019.
Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Observasi Kreativitas Siswa
Indikator Keterampilan
Nama Jumlah
No Kreativitas Nilai Kategori
Siswa skor
1 2 3 4 5
1 Is 3 2 3 2 3 13 65 Cukup
2 Dni 2 1 1 2 2 8 40 Sangat rendah
3 Csy 3 3 3 2 2 13 65 Cukup
4 Mrn 2 3 3 3 3 14 70 Cukup
5 Adr 2 1 2 2 2 9 45 Sangat rendah
6 Nbl 2 2 3 2 2 11 55 Rendah
7 Dhn 3 3 2 3 3 14 70 Cukup
8 Jla 1 1 2 2 2 8 40 Sangat rendah
9 Erg 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
10 Kay 2 2 2 2 3 11 55 Rendah
11 Rif 3 2 3 3 3 14 70 Cukup
12 And 3 2 2 2 3 13 65 Cukup
13 Tya 2 2 3 2 2 11 55 Rendah
14 Rev 3 2 2 2 3 12 60 Rendah
15 Alb 3 2 2 2 2 11 55 Rendah
16 Ras 1 1 2 2 2 8 40 Sangat rendah
17 Hdy 3 2 2 2 3 13 65 Cukup
18 Rjl 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
19 Mla 3 3 3 2 2 13 65 Cukup
20 Ale 3 2 2 2 3 12 60 Rendah
21 Hzq 1 2 2 2 1 8 40 Sangat rendah
22 Ay 1 2 2 2 2 9 45 Sangat rendah
23 Rza 3 2 2 2 2 11 55 Rendah
24 Kyn 2 2 2 2 3 11 55 Rendah
25 Ang 2 2 1 2 2 9 45 Sangat rendah
26 Zas 2 1 2 2 2 9 45 Sangat rendah
27 Sal 1 2 2 2 2 9 45 Sangat rendah
28 Glh 3 2 2 2 3 12 60 Rendah
Nilai rata-rata kelas 1580: 2800 = 56,40
Kualifikasi Kreativitas Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 4.1 merupakan data awal kreativitas siswa, pada tabel tersebut
dapat diketahui bahwa terdapat 9 siswa dengan kriteria kreativitas sangat
rendah, 10 siswa dengan kriteria kreativitas cukup, 9 siswa dengan kriteria
rendah. Keterampilan kreativitas seluruh indikator siswa mendapatkan nilai
rata-rata 56,4 masuk dalam kategori kreativitas rendah.
Peneliti juga meminta data hasil belajar IPA siswa kelas V SDN
Deresan materi suhu dan kalor pada tahun ajaran 2018/2019. Data tersebut
diperlukan untuk melihat kondisi awal hasil belajar siswa.
Tabel 4.2 Data Kondisi Awal Hasil Belajar IPA
No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 GLH 70 √
2 RFI 45 √
3 AB 35 √
4 ALKA 50 √
5 AMR 85 √
6 AKA 65 √
7 ASY 90 √
8 AJG 55 √
9 RNA 30 √
10 EG 30 √
11 FRH 80 √
12 HNF 65 √
70
13 INR 45 √
14 TSB 55 √
15 KZA 95 √
16 RKY 45 √
17 YQD 45 √
18 IBN 50 √
19 ROC 50 √
20 OXA 85 √
21 RNZ 40 √
22 KI 85 √
23 PUT 35 √
24 ID 60 √
25 ARS 50 √
Nilai Rata-rata Kelas 57,60
Jumlah Siswa Tuntas 7
Persentase Siswa Tuntas 28%
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 18
Persentase Siswa Tidak Tuntas 72%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui persentase rata-rata kreativitas


siswa sebesar 56 yang termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan tabel 4.2
dapat diketahui bahwa kondisi awal rata-rata hasil belajar IPA materi suhu
dan kalor adalah 57,60 dengan standar KKM 70. Jumlah siswa yang tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

sebanyak 7 siswa dengan persentase 28%. Masih ada 18 siswa yang tidak
tuntas atau tidak memenuhi KKM dengan persentase 72% dalam mata
pelajaran IPA ini.
Hasil dari kondisi awal kreativitas dan hasil belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa kreativitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Jadi
peneliti memiliki target pencapaian untuk kreativitas dan hasil belajar siswa
dengan melakukan penerapan pembelajaran IPA menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang akan berlangsung selama 2
siklus.
2. Deskripsi Per Siklus
a) Pelaksanaan Siklus I
Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Alokasi disetiap
pertemuan selama 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Selasa, 4 Februari 2020 yang dimulai pukul 10.30-12.30.
Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 5
Februari 2020 yang dimulai pukul 11.30-13.30.
1) Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu
mempersiapakan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP,
LKPD, soal evaluasi siklus I, alat dan bahan yang diperlukan
dalam percobaan yang akan dilakukan, dan media pembelajaran.
Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk
mendapatkan data kreativitas yang dimiliki siswa kelas V SDN
Deresan.
2) Pelaksanaan
Penelitian pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Pelaksanaan penelitian siklus I diuraikan sebagai
berikut:
(a) Pertemuan 1
Peneliti bertindak sebagai guru Ilmu Pengetahuan
Alam dengan materi yang dipelajari adalah kalor dapat
mengubah suhu benda. Dikegiatan awal, guru mengajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

siswa untuk melakukan tepuk semangat, setelah itu guru


melakukan tanya jawab tentang pengalaman siswa yang
dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari yaitu
kegiatan mencamurkan air panas dan air dingin.
Memasuki kegiatan inti peneliti menggunakan
langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dalam pembelajaran, langkah pertama yakni
orientasi siswa pada masalah, siswa diminta untuk
menyaksikan video mengenai bagian tubuh manusia yang
terbakar karena seluncuran besi yang panas. Setelah itu
siswa melakukan tanya jawab bersama guru mengenai
video. Langkah kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk
belajar, siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok secara
heterogen untuk melakukan percobaan. Siswa dibagikan
modul percobaan dan LKPD yang akan digunakan. Setelah
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan kelompok
dalam percobaaan, selanjutnya adalah langkah ketiga yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok, siswa
mengamati kegiatan memasak air yang dilakukan bersama
kelompok dan masing-masing siswa mencatat hasil
pengamtannya pada lembar LKPD yang sudah disediakan.
Setelah diperoleh data hasil percobaan, memasuki
tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, siswa merancang hasil karya buklet yang akan
dibuatnya secara mandiri. Dalam kegiatan membuat buklet
ini siswa diperbolehkan untuk berdiskusi bersama
kelompoknya. Siswa menuliskan materi pembelajaran hari
ini dan hasil dari percobaan yang sudah dilakukannya dalam
buklet tersebut. Siswa juga menambahkan hiasan pada
buklet tersebut menggunakan alat dan bahan yang tersedia.
Setelah pembuatan buklet ini selesai selanjutnya adalah
tahap kelima yaitu menganaisis dan mengevaluasi proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

pemecahan masalah, siswa mempresentasikan hasil karya


bukletnya bersama kelompok, kemudian siswa bersama
guru mengevaluasi hasil belajar dari penyelidikan yang
mereka lakukan dan proses yang mereka gunakan.
Dalam kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan
bersama guru, setelah itu siswa diberikan soal evaluasi dan
melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang sudah
dilakukan hari ini. Setelah itu siswa dipersilahkan untuk
istirahat.
(b) Pertemuan 2
Pada pertemuan ke dua ini peneliti bertindak sebagai
guru Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi yang dipelajari
adalah kalor dapat mengubah wujud benda yaitu mencair.
Dikegiatan awal, guru mengajak siswa untuk melakukan
tepuk semangat. Setelah itu siswa melakukan tanya jawab
bersama guru mengenai pengalaman siswa yang
dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari hari ini.
Memasuki kegiatan inti peneliti menggunakan
langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dalam pembelajaran, langkah pertama yakni
orientasi siswa pada masalah, siswa disajikan video
mengenai es krim yang mencair. Setelah itu siswa
melakukan tanya jawab mengenai video tersebut. Langkah
kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa
dibentuk ke dalam beberapa kelompok secara heterogen
untuk melakukan percobaan. Siswa dibagikan modul
percobaan dan LKPD yang akan digunakan. Setelah
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan kelompok
dalam percobaaan. Selanjutnya adalah langkah ketiga yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok, siswa
mengamati proses mencairnya es batu yang dilakukan di
lapangan sekolah. Kegiatan ini dilakukan bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

kelompok dan masing-masing siswa mencatat hasil


pengamtannya pada lembar LKPD yang sudah disediakan.
Setelah diperoleh data hasil percobaan selanjutnya
memasuki tahap keempat yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, siswa diminta untuk menuangkan
hasilnya dan materi yang sudah dipelajari hari ini dalam
bentuk sebuah buklet. Buklet ini dibuat secara mandiri
tetapi siswa diperbolehkan untuk berdiskusi dalam
kelompok yang sudah dibuat. Siswa juga menambahkan
hiasan pada buklet tersebut menggunakan alat dan bahan
yang tersedia. Setelah pembuatan buklet ini selesai
selanjutnya adalah tahap kelima yaitu menganaisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa
mempresentasikan hasil karya bukletnya bersama
kelompok, kemudian siswa bersama guru mengevaluasi
hasil belajar dari penyelidikan yang mereka lakukan dan
proses yang mereka gunakan.
Di kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan
bersama guru, setelah itu siswa diberikan soal evaluasi
siklus I siswa juga melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang sudah dilakukan hari ini. Setelah itu
siswa dipersilahkan untuk istirahat.
3) Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh guru kelas.
Observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang
sudah peneliti sediakan. Observasi ini dilakukan untuk
mendapatkan data kreativitas siswa. Dalam lembar observasi ini
terdapat indikator-indikator kreativitas yang sudah peneliti
tentukan. Observer memberikan nilai yang sesuai dengan apa
yan diamatinya mengenai ketercapaian kreativitas siswa. Selain
itu peneliti juga dibantu oleh teman peneliti untuk mengambil
foto sebagai dokumentasi selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

4) Refleksi
Refleksi yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dengan
materi pembelajaran kalor dapat mengubah suhu benda dan
peubahan wujud benda karena kalor yaitu mencair. Hasil yang
diperoleh pada siklus I menjadi pertimbangan peneliti untuk
melaksanakan siklus II atau tidak. Kendala yang dihadapi ketika
proses pembelajaran siklus I berlangsung diantaranya ada
beberapa kelompok yang kesulitan untuk membuat tungku
karena lilin yang digunakan sulit untuk didirikan, proses
pengamatan berlangsung cukup lama sehingga waktu untuk
mengisi LKPD kurang dan hasilnya tidak maksimal. Saat proses
pembuatan buklet siswa duduk melingkar dilantai bersama
kelompok, banyak siswa yang memainkan kertas dan hiasan
dengan tidak semestinya, misalnya dengan menggunting kertas
dan menumpahkan gliter terlalu banyak, hal ini membuat lantai
kelas menjadi kotor. Pada pelaksanaan siklus I ini sudah ada
peningkatan untuk hasil belajar IPA dan kreativitas siswa. Untuk
rata-rata hasil belajar IPA yang dimiliki siswa mencapai 70,90
dan kreativitas siswa mencapai 77,50 masuk ke dalam kategori
cukup. Tetapi hasil belajar IPA dan kreativitas siswa pada siklus
I ini belum mencapai target akhir dalam penelitian ini, maka
peneliti selanjutnya akan melakukan siklus II. Pada siklus II ini
materi yang akan dibahas adalah kalor dapat mengubah suhu
benda yaitu menguap dan mengembun. Pada siklus II peneliti
akan melaksanakan pembelajaran sebanyak 2 pertemuan dengan
alokasi waktu 2 JP (2 x 35) untuk masing-masing pertemuannya.
b) Pelaksanaan siklus II
Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Alokasi disetiap
pertemuan selama 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Selasa, 11 Februari 2020 yang dimulai pukul 10.30-12.30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 13


Februari 2020 yang dimulai pukul 11.30-13.30.
1) Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu
mempersiapakan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP,
LKPD, soal evaluasi siklus II, alat dan bahan yang diperlukan
dalam percobaan yang akan dilakukan, dan media pembelajaran.
Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi untuk
mendapatkan data kreativitas yang dimiliki siswa kelas V SDN
Deresan.
2) Pelaksanaan
Penelitian pada siklus II ini dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan. Pelaksanaan penelitian siklus II diuraikan
sebagai berikut:
(a) Pertemuan 1
Peneliti bertindak sebagai guru Ilmu Pengetahuan
Alam dengan materi yang dipelajari adalah kalor dapat
mengubah wujud benda yaitu mengembun. Dikegiatan
awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“perubahan Wujud Benda” dengan nada dasar pelangi-
pelangi. Setelah itu guru melakukan tanya jawab tentang
pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari.
Memasuki kegiatan inti peneliti menggunakan
langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dalam pembelajaran. Langkah pertama yakni
orientasi siswa pada masalah, siswa diminta untuk
menyaksikan video mengenai sepatu yang basah bila
terkena rumput dipagi hari. Setelah itu siswa melakukan
tanya jawab bersama guru mengenai video. Langkah kedua
yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa dibentuk
ke dalam beberapa kelompok secara heterogen untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

melakukan percobaan. Siswa dibagikan modul percobaan


dan LKPD yang akan digunakan. Setelah mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan kelompok dalam
percobaaan, Selanjutnya adalah langkah ketiga yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Siswa
mengamati perubahan wujud benda yang terjadi pada
permukaan luar gelas kaca yang berisi air es. Masing-
masing siswa mencatat hasil pengamtannya pada lembar
LKPD yang sudah disediakan.
Setelah diperoleh data hasil percobaan selanjutnya
memasuki tahap keempat yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. Siswa merancang hasil karya buklet
yang akan dibuatnya secara mandiri. Dalam kegiatan
membuat poster ini siswa diperbolehkan untuk berdiskusi
bersama kelompoknya. Siswa menuliskan materi
pembelajaran hari ini dan hasil dari percobaan yang sudah
dilakukannya dalam poster tersebut. Siswa juga
menambahkan hiasan pada poster tersebut menggunakan
alat dan bahan yang tersedia. Setelah pembuatan poster ini
selesai selanjutnya adalah tahap kelima yaitu menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa
mempresentasikan hasil karya posternya bersama
kelompok. Setelah selesai melakukan presentasi siswa
bersama guru mengevaluasi hasil belajar dari penyelidikan
yang mereka lakukan dan proses yang mereka gunakan.
Kelompok yang mendapatkan nilai terbaik dari hasil karya
dan presentasi mendapatkan penghargaan berupa tepuk
salut dan reward bintang.
Dalam kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan
bersama guru, setelah itu siswa diberikan soal evaluasi dan
melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

dilakukan hari ini. Setelah itu siswa dipersilahkan untuk


istirahat.
(b) Pertemuan 2
Peneliti bertindak sebagai guru Ilmu Pengetahuan
Alam dengan materi yang dipelajari adalah kalor dapat
mengubah wujud benda yaitu menguap. Dikegiatan awal,
guru mengajak siswa untuk melakukan tepuk “Anak Rapi”.
Setelah itu guru melakukan tanya jawab tentang
pengalaman siswa yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari melalui gambar pakaian yang dijemur.
Memasuki kegiatan inti peneliti menggunakan
langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dalam pembelajaran. Langkah pertama yakni
orientasi siswa pada masalah, siswa diminta untuk
menyaksikan video mengenai danau yang kering karena
musim kemarau. Setelah itu siswa melakukan tanya jawab
bersama guru mengenai video. Langkah kedua yaitu
mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa dibentuk ke
dalam beberapa kelompok secara heterogen untuk
melakukan percobaan. Siswa dibagikan modul percobaan
dan LKPD yang akan digunakan. Setelah mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan kelompok dalam
percobaaan selanjutnya adalah langkah ketiga yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Siswa
mengamati perubahan wujud benda yang terjadi pada air
yang menguap. Masing-masing siswa mencatat hasil
pengamtannya pada lembar LKPD yang sudah disediakan.
Setelah diperoleh data hasil percobaan selanjutnya
memasuki tahap keempat yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. Siswa merancang hasil karya poster
yang akan dibuatnya secara mandiri. Dalam kegiatan
membuat poster ini siswa diperbolehkan untuk berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

bersama kelompoknya. Siswa menuliskan materi


pembelajaran hari ini dan hasil dari percobaan yang sudah
dilakukannya dalam poster tersebut. Siswa juga
menambahkan hiasan pada poster tersebut menggunakan
alat dan bahan yang tersedia. Setelah pembuatan poster ini
selesai selanjutnya adalah tahap kelima yaitu menganaisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa
mempresentasikan hasil karya posternya bersama
kelompok. Kemudian siswa bersama guru mengevaluasi
hasil belajar dari penyelidikan yang mereka lakukan dan
proses yang mereka gunakan. Kelompok yang mendapatkan
nilai terbaik dari hasil karya dan presentasi mendapatkan
penghargaan berupa tepuk salut dan reward bintang.
Dalam kegiatan penutup siswa membuat kesimpulan
bersama guru, setelah itu siswa diberikan soal evaluasi
siklus II. Setelah itu siswa melakukan refleksi mengenai
pembelajaran yang sudah dilakukan hari ini. Setelah itu
siswa dipersilahkan untuk istirahat.
3) Observasi
Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh guru kelas.
Observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi yang
sudah peneliti sediakan. Observasi ini dilakukan untuk
mendapatkan data kreativitas siswa. Dalam lembar observasi ini
terdapat indikator-indikator kreativitas yang sudah peneliti
tentukan. Observer memberikan nilai yang sesuai dengan apa
yang diamatinya mengenai ketercapaian kreativitas siswa. Selain
itu peneliti juga dibantu oleh teman peneliti untuk mengambil
foto sebagai dokumentasi selama pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Refleksi yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II dengan
materi pembelajaran kalor dapat mengubah wujud benda yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

mengembun dan menguap. Kendala yang dihadapi ketika proses


pembelajaran siklus I sudah berkurang pada pembelajaran di
siklus II. Peneliti dapat mengatur alokasi waktu dengan tepat
sehingga waktu yang diperlukan untuk percobaan dan mengisi
LKPD menjadi efektif. Saat pembuatan poster siswa duduk
dikursi masing-masing, hal ini membuat kelas tenang dan
kondusif. Ketika kelas dapat terkontrol dengan baik maka tidak
ada lagi siswa yang memainkan hiasan dan kertas origami
dengan tidak semestinya. Siswa dapat mengerjakan soal evaluasi
secara mandiri dan duduk dengan tenang. Perolehan rata-rata
hasil belajar IPA siswa pada siklus II ini sangat baik menjadi
84,20 dan perolehan rata-rata kreativitas yang dimiliki siswa
pada siklus II ini adalah 85,80 dengan kategori baik.
Berdasarkan rata-rata hasil belajar IPA dan rata-rata kreativitas
siswa pada siklus II ini maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) berhasil
meningkatkan hasil belajar IPA dan kreativitas siswa kelas V
SDN Deresan dalam materi suhu dan kalor, maka dari itu
penelitian ini dihentikan pada siklus II.
3. Data Hasil Penelitian
Berikut ini peneliti sajikan data mengenai pembelajaran yang
sudah dilakukan meliputi data kreativitas dan hasil belajar IPA siklus I
dan siklus II siswa kelas V SDN Deresan:
a) Data Hasil Kreativitas Siswa
1) Data Kreativitas Siklus I
Data kreativitas siswa siklus I diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan oleh teman peneliti pada saat
pelaksanaan siklus I. Skor kreativitas siswa pada siklus I dapat
dilihat melalui tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.3 Data Kreativitas Siswa Siklus I
Indikator Keterampilan
Nama Jumlah
No Kreativitas Nilai Kategori
Siswa Skor
1 2 3 4 5
1 Is 3 4 4 4 3 18 90 Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Indikator Keterampilan
Nama Jumlah
No Kreativitas Nilai Kategori
Siswa Skor
1 2 3 4 5
2 Dni 3 2 2 2 3 12 60 Rendah
3 Csy 3 3 4 4 4 18 90 Sangat tinggi
4 Mrn 3 4 4 4 3 18 90 Sangat tinggi
5 Adr 2 3 3 3 3 14 70 Cukup
6 Nbl 3 4 3 3 3 16 80 Tinggi
7 Dhn 4 3 4 3 4 18 90 Sangat tinggi
8 Jla 3 2 3 3 3 14 70 Cukup
9 Erg 3 3 4 4 4 18 90 Sangat tinggi
10 Kay 3 3 2 3 3 14 70 Cukup
11 Rif 3 4 4 4 3 18 90 Sangat tinggi
12 And 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
13 Tya 3 3 4 3 3 16 80 Tinggi
14 Rev 3 3 4 3 3 16 80 Tinggi
15 Alb 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
16 Ras 2 2 3 2 3 12 60 Rendah
17 Hdy 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
18 Rjl 4 4 3 3 4 18 90 Sangat tinggi
19 Mla 3 3 4 4 3 17 85 Tinggi
20 Ale 3 3 4 3 3 16 80 Tinggi
21 Hzq 2 3 2 3 2 12 60 Rendah
22 Ay 2 3 2 3 3 13 65 Cukup
23 Rza 2 3 3 3 3 14 70 Cukup
24 Kyn 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
25 Ang 2 2 3 3 3 13 65 Cukup
26 Zas 2 3 3 3 3 14 70 Cukup
27 Sal 3 3 2 3 3 14 70 Cukup
28 Glh 3 3 3 4 3 16 80 Tinggi
Nilai rata-rata Kreativitas 77,50
Kualifikasi Kreativitas Cukup

Tabel 4.3 merupakan data siklus I kreativitas siswa, pada


tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 3 siswa dengan
kriteria kreativitas rendah, 8 siswa dengan kriteria kreativitas
cukup, 10 siswa dengan kriteria kreativitas tinggi, dan 7 siswa
dengan kriteria kreativitas sangat tinggi. Keterampilan
kreativitas seluruh indikator siswa mendapatkan nilai rata-rata
77,50 sudah mencapai target untuk siklus I yakni 70 dengan
kualifikasi kreativitas cukup. Untuk siklus II akan diberi
penekanan yang lebih pada indikator-indikator yang masih
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

2) Data Kreativitas Siklus II


Data kreativitas siswa siklus II diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan oleh teman peneliti pada saat
pelaksanaan siklus II. Skor kreativitas siswa pada siklus II dapat
dilihat melalui tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Data Kreativitas Siswa Siklus II
Indikator Keterampilan
Nama Jumlah
No Kreativitas Nilai Kategori
Siswa Skor
1 2 3 4 5
1 Is 3 4 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
2 Dni 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
3 Csy 4 3 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
4 Mrn 3 4 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
5 Adr 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
6 Nbl 3 3 4 3 4 17 85 Tinggi
7 Dhn 4 3 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
8 Jla 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
9 Erg 3 4 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
10 Kay 3 4 3 3 4 17 85 Tinggi
11 Rif 3 4 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
12 And 4 3 3 3 4 18 90 Sangat tinggi
13 Tya 3 3 4 3 4 17 85 Tinggi
14 Rev 3 3 4 3 4 17 85 Tinggi
15 Alb 3 3 4 3 4 17 85 Tinggi
16 Ras 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
17 Hdy 4 3 3 3 4 17 85 Tinggi
18 Rjl 4 4 3 4 4 19 95 Sangat tinggi
19 Mla 3 4 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
20 Ale 4 3 4 4 4 19 95 Sangat tinggi
21 Hzq 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
22 Ay 3 3 3 3 3 15 75 Cukup
23 Rza 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
24 Kyn 3 4 3 3 4 17 85 Tinggi
25 Ang 3 4 3 3 3 16 80 Tinggi
26 Zas 3 3 3 3 4 16 80 Tinggi
27 Sal 3 4 3 3 4 17 85 Tinggi
28 Glh 3 3 4 3 4 17 85 Tinggi
Nilai Rata-rata Kelas 85,80
Kualifikasi Kreativitas Tinggi

Tabel 4.4 merupakan data siklus II kreativitas siswa, pada


tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 5 siswa dengan
kriteria kreativitas cukup, 13 siswa dengan kriteria kreativitas
tinggi, dan 10 siswa dengan kriteria kreativitas sangat tinggi.
Keterampilan kreativitas seluruh indikator siswa mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

nilai rata-rata 85,80 sudah mencapai target untuk siklus II yakni


80 dengan kualifikasi kreativitas tinggi.
Berikut adalah gambar diagram peningkatan kreativitas
siswa pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat melalui
diagram 4.1 di bawah ini:

Peningkatan Kreativitas
90 85
80
80 77
70
70

60 56 Data awal
50
Target Siklus I dan II
40
Pencapaian Siklus I dan
30 II

20

10

0
Data Awal Siklus I Siklus II

Diagram 4.1 Peningkatan Kreativitas Siswa

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa kreativitas


siswa meningkat setelah menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Dengan data kondisi awal kreativitas
siswa sebesar 54,60. Kreativitas siswa meningkat pada siklus I
sebesar 77, 50 kemudian meningkat lagi pada siklus II sebesar
85, 80.
b) Data Hasil Belajar Siswa
1) Hasil Belajar IPA Siklus I
Data hasil belajar IPA siklus I diperoleh dari hasil
penilaian soal evaluasi siklus I. Nilai hasil belajar IPA pada
siklus I dapat dilihat melalui tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar IPA siklus I
No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Is 78 √
2 Dni 70 71 √
3 Csy 78 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas


4 Mrn 78 √
5 Adr 42 √
6 Nbl 50 √
7 Dhn 92 √
8 Jla 71 √
9 Erg 78 √
10 Kay 71 √
11 Rif 71 √
12 And 78 √
13 Tya 92 √
14 Rev 71 √
15 Alb 71 √
16 Ras 71 √
17 Hdy 85 √
18 Rjl 92 √
19 Mla 64 √
20 Ale 50 √
21 Hzq 78 √
22 Ay 57 √
23 Rza 71 √
24 Kyn 50 √
25 Ang 71 √
26 Zas 78 √
27 Sal 50 √
28 Glh 78 √
Nilai Rata-rata Kelas 70,90
Jumlah Siswa Tuntas 21
Persentase Siswa Tuntas 75%
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 7
Persentase Siswa Tidak Tuntas 25%

Pada tabel 4.5 adalah hasil belajar IPA siklus I, terdapat 21


siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih dari standar
KKM 70 dengan persentase 75%. Terdapat 7 siswa yang belum
mencapai standar KKM 70 dengan persentase 25%. Jumlah
nilai rata-rata kelas yaitu 70,90. Pada siklus I peneliti
menentukan target hasil belajar 70, tetapi pencapaian ini belum
sesuai dengan target akhir dalam penelitian ini, maka peneliti
melanjutkan siklus II.
2) Hasil Belajar IPA Siklus II
Data hasil belajar IPA siklus II diperoleh dari hasil
penilaian soal evaluasi siklus II. Nilai hasil belajar IPA pada
siklus I dapat dilihat melalui tabel 4.6 dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar IPA siklus II


No Nama KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 Is 92 √
2 Dni 78 √
3 Csy 92 √
4 Mrn 85 √
5 Adr 64 √
6 Nbl 71 √
7 Dhn 92 √
8 Jla 92 √
9 Erg 92 √
10 Kay 85 √
11 Rif 92 √
12 And 92 √
13 Tya 92 √
14 Rev 92 √
70
15 Alb 85 √
16 Ras 78 √
17 Hdy 92 √
18 Rjl 92 √
19 Mla 85 √
20 Ale 78 √
21 Hzq 78 √
22 Ay 57 √
23 Rza 78 √
24 Kyn 78 √
25 Ang 92 √
26 Zas 92 √
27 Sal 78 √
28 Glh 85 √
Nilai Rata-rata Kelas 84,20
Jumlah Siswa Tuntas 26
Persentase 93%
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 2
Persentase 7%

Pada tabel 4.6 adalah hasil belajar IPA siklus II, terdapat
26 siswa yang mendapat nilai sama dengan atau lebih dari
standar KKM 70 dengan persentase 93%. Terdapat 2 siswa yang
belum mencapai standar KKM 70 dengan persentase 7%.
Jumlah nilai rata-rata kelas yaitu 84,20. Pada siklus II peneliti
menentukan target hasil belajar 80, maka dari itu penelitian
hanya sampai siklus II saja. Berikut adalah gambar diagram
peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat melalui
diagram 4.2 di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

90 84,2
80
80
70 70,9
70
57,6
60
50 Data Awal

40 Target Siklus I dan II


Pencapaian Siklus I dan II
30
20
10
0
Data Awal Siklus I Siklus II

Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar

Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar


siswa meningkat setelah menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Dengan data kondisi awal hasil
belajar siswa sebesar 57,60. Hasil belajar siswa meningkat pada
siklus I sebesar 70, 90 kemudian meningkat lagi pada siklus II
sebesar 84, 20.
c) Rangkuman Capaian Kreativitas dan Hasil Belajar
Rangkuman capaian kreativitas dan hasil belajar siswa siklus I
dan siklus II tersaji pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Rangkuman Capaian Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Kondisi Siklus I Siklus II
Variabel Indikator
Awal Target Hasil Target Hasil

Nilai rata-rata
Kreativitas 56,4 70 77,50 80 85,80
kreativitas siswa

Nilai rata-rata
hasil belajar 57,6 70 70,90 80 84,20
Hasil IPA
Belajar Persentase
IPA jumlah siswa
28% 70% 75% 80% 93%
yang mencapai
KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa capaian kreativitas dan hasil
belajar siswa dalam penelitian ini sudah mencapai target penelitian.

B. Pembahasan
1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar dalam penelitian ini menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Suprijono (2016: 202) menyatakan bahwa esensi dari
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang
menyuguhkan masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa supaya
menyelidikinya menggunakan kelompok. Model pembelajaran ini terdiri
dari lima langkah, yaitu: (a) orientasi siswa pada masalah, (b)
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (c) membimbing pengalaman
individual/ kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
(e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima
langkah-langkah tersebut peneliti jelaskan, sebagai berikut:
a) Orientasi Siswa pada Masalah
Mengorientasikan siswa pada masalah diperlukan supaya guru
dapat menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam aktivitas
pemecahan masalah (Mulyasa, Iskandar dan Aryani, 2016: 134).
Orientasi siswa pada masalah yang dilakukan guru adalah
menyajikan sebuah masalah yang kontekstual dalam bentuk video.
Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah. Langkah penyajian masalah oleh guru
sangat penting untuk dilakukan karena dalam model pembelajaran
ini masalah yang disajikan menjadi dasar dalam pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Suprijono (2016: 202) bahwa esensi dari Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang menyuguhkan masalah
yang autentik dan bermakna kepada siswa supaya menyelidikinya
menggunakan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

b) Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar


Mengorganisasikan siswa untuk belajar dilakukan supaya guru
dapat membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (Mulyasa,
Iskandar dan Aryani, 2016: 134). Pada tahap ini guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setelah itu guru
membagikan modul yang akan digunakan dalam percobaan. Tujuan
dibagikan modul ini adalah supaya siswa mengetahui tahap-tahap
yang harus ia lakukan bersama teman kelompok selama percobaan
berlangsung. Pembentukan siswa dalam kelompok bertujuan agar
siswa dapat saling membantu dalam hal memecahkan masalah. Hal
ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Vigotsky bahwa
interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru
dan memperkaya perkembangan intelektual siswa (Rusman, 2011:
244).
c) Membimbing Pengalaman Individual/ Kelompok
Pada tahap yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan
individu dan kelompok guru berperan untuk mendorong siswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah (Mulyasa, Iskandar
dan Aryani, 2016: 134). Pada tahap ini siswa diberi kesempatan
untuk melakukan pengamatan atau percobaan yang berkaitan dengan
masalah yang sudah disajikan sebelumnya. Siswa mengumpulkan
informasi dan masing-masing mencatatnya pada lembar LKPD yang
sudah disediakan oleh guru. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa
dapat memecahkan masalah atau menemukan jawaban terjadinya
suatu fenomena atau kejadian. Penemuan jawaban atau informasi
yang dimaksud bukan menemukan yang sama sekali benar-benar
baru, melainkan menemukan kembali. Hal ini sesuai dengan teori
Jerome S. Burner yang menyatakan bahwa belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh siswa, berusaha
sendiri mencari pemecahan masalah yang didukung oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

pengetahuan yang menyertainya, sehingga diharapkan dapat


menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Rusman,
2011: 245).
d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya.
Pada tahap keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan
hasil karya guru berperan untuk membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model, dan berbagai
tugas dengan teman (Mulyasa, Iskandar dan Aryani, 2016: 134). Pada
tahap ini siswa diminta untuk merancang hasil karya seni yang
didalamnya berisi materi dan hasil percobaan yang sudah dilakukan.
Dalam kegiatan ini siswa juga diminta untuk menghias hasil karya
yang sudah dibuat supaya terlihat semakin indah. Kegiatan ini dapat
membantu siswa mengembangkan kreativitasnya melalui hasil karya
seni yang dibuat. Hal ini sesuai dengan strategi dari pengembangan
kreativitas pada bagian strategi proses (dalam Munandar, 2014: 45-
46). Pada strategi proses dijelaskan bahwa Untuk mengembangkan
kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan
kreatif. Guru berperan merangsang anak dengan membantu
mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Anak akan
menghasilkan produk-produk kreatif dalam iklim yang menunjang,
menerima, dan menghargai.
e) Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
diperlukan supaya siswa dapat mengevaluasi hasil belajar dari
penyelidikan yang mereka lakukan dan proses yang mereka gunakan
dan meminta mempresentasikan hasil kerja (Mulyasa, Iskandar dan
Aryani, 2016: 134). Pada tahap ini siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas. Tahap ini dilakukan
supaya siswa dan guru dapat melakukan evaluasi terhadap percobaan
yang sudah mereka lakukan dan proses yang mereka gunakan. Hal
ini sejalan dengan keuntungan dari penggunaan model PBM yaitu
pembelajaran akan berlangsung bermakna, karena dalam model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

PBM ini siswa yang akan belajar memecahkan suatu masalah yang
disuguhkan maka mereka harus menerapkan pegetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan
untuk pemecahan masalah (Mulyasa, Iskandar dan Aryani, 2016:
138). Selain itu kegiatan pada tahap ini juga sesuai dengan strategi
dalam pengembangan kreativitas yaitu pendorong. Dalam hal ini
dijelaskan bahwa lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah
yang mendukung ialah lingkungan yang memberikan penghargaan
dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau
kelompok individu Munandar (2014:46)
Dengan menggunakan model PBM maka pembelajaran akan
berlangsung bermakna karena siswa akan belajar memecahkan suatu
masalah sehingga mereka harus menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha untuk mengetahui pengetahuan yang
diperlukan untuk pemecahan masalah. Melalui kegiatan ini siswa
akan terlibat aktif dalam pemecahan masalah sehingga pembelajaran
tidak sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa. Menurut Rusman
(2011: 324) pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
langsung akan lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam
mengakses informasi di kelas. Hal ini membuat siswa dapat
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
2. Peningkatan Kreativitas
Peningkatan kreativitas siswa didapatkan dengan penggunaan
model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Downing
(dalam Sani, 2019: 98) berpendapat bahwa kreativitas adalah proses
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari susunan yang ada dengan
menyusun kembali susunan tersebut. Indikator kreativitas yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa indikator kreativitas
yang dikemukakan oleh Sujiono dan Sujiono (2010: 38), Ngalimun,
Fadillah dan Ariani. (2013: 55), dan Munandar, (2009: 71) yaitu kelancaran,
keaslian, elaborasi, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mempunyai
rasa keindahan yang dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nopiyanita,


Haryono dan Ashadi (2013) penelitian tindakan kelas menggunakan
model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kreativitas
siswa. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pembelajaran bermakna
membuat siswa dapat menemukan sendiri fakta dan konsep,
menumbuhkembangkan nilai-nilai yang dituntut serta merangsang
kreativitas siswa. Dipilihnya model PBM ini untuk meningkatkan
kreativitas karena salah satu keuntungan lainnya yang menyatakan bahwa
PBM diyakini dapat menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas
siswa, baik secara individual maupun kelompok, karena hampir di setiap
langkah menuntut adanya keaktifan siswa (dalam Putra,2013:82-84).
Guru turut memegang peran penting untuk meningkatkan
kreativitas siswanya. Menurut Munandar (2014: 45-46) mengenai strategi
pengembangan kreativitas bagian strategi proses dikatakan bahwa Untuk
mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk
melakukan kegiatan kreatif. Guru berperan merangsang anak dengan
membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan. Dalam
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) guru dapat
mengembangkan kreativitas anak dengan menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam kegiatan melakukan percobaan dan
membuat hasil karya. Selain itu pada bagian strategi pendorong yang
mengatakan bahwa bakat kreatif seorang siswa akan terwujud jika ada
dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan
kuat dalam dirinya sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah yang mendukung ialah lingkungan
yang memberikan penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan
perilaku kreatif individu atau kelompok individu Munandar (2014: 45-
46). Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) guru dapat
melakukan strategi pendorong, aktivitas ini muncul pada tahap
pemberian reward pada anak yang mempunyai hasil karya seni yang
indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Berdasarkan hasil perhitungan data observasi siklus I dan siklus II


yang sudah peneliti lakukan mengenai kreativitas siswa maka dapat
diketahui bahwa ada peningkatan kreativitas menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pada siklus I data kreativitas
siswa sebesar 77,50 masuk dalam kriteria kreativitas cukup dan pada
siklus II data kreativitas siswa sebesar 85,80 masuk dalam kriteria tinggi.
Didalam model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terdapat langkah-
langkah yang dapat mengembangkan kreativitas siswa. Siswa diajak
untuk memecahkan masalah melalui sebuah percobaan, kemudian siswa
dapat menyajikan hasil percobaannya dalam bentuk karya seni dan
mempresentasikannya. Berdasarkan tabel 4.6 dan 4.7 dapat dilihat
peningkatan kreativitas siswa pada siklus I dan siklus II. Jadi dapat
disimpulkan kreativitas siswa meningkat di setiap siklus.
Didalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terdapat tahap-
tahap pembelajaran yang dapat dioptimalkan untuk mengembangkan
kreativitas siswa, sehingga model ini sangat tepat untuk digunakan
apabila ingin meningkatkan kreativitas siswa.
3. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dengan penggunaan
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Berdasarkan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Santosa (2018) penelitian tindakan kelas
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Juliah (dalam Jihad & Haris,
2012:15) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa
sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Dalam penelitian
ini peneliti akan fokus pada hasil belajar kognitif pada muatan pelajaran
IPA.
Menurut Susanto (dalam Murfiah, 2017: 106) sains atau IPA adalah
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang
tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Berdasarkan definisi
ini maka model PBM diyakini dapat menjadi pilihan yang tepat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

pembelajaran IPA karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan yang


dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran dalam IPA. Beberapa
tujuan dari pembelajaran IPA menurut Trianto (dalam Murfiah, 2017:
107) diantaranya adalah (1) keterampilan dan kemampuan untuk
menangani peralatan, menyelesaikan masalah, dan melakukan observasi,
(2) Sikap ilmiah antara lain skeptis, kritis, sensitif, objektif, jujur,
terbuka, benar, dan dapat bekerja sama. Dengan menggunakan
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) hal ini dapat dioptimalkan pada
langkah ketiga yaitu, membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Kegiatan percobaan ini sejalan dengan cara penyelidikan IPA.
Trianto (2012: 150) menyatakan bahwa eksperimen merupakan hal
sangat penting dalam metode ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam.
Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh
data yang akurat. Saat melakukan percobaan ini perilaku yang dapat
dilakukan adalah mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah (dalam Mulyasa, Iskandar dan Aryani. 2016: 134).
Kegiatan eksperimen seperti yang telah dijelaskan di atas
merupakan salah satu empat unsur utama dalam IPA yang menyatakan
bahwa proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan (dalam
Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 24). Dalam pembelajaran IPA
kegiatan eksperimen ini dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai
dengan salah satu tujuan dari melatihkan keterampilan proses
pembelajaran IPA yaitu, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa,
karena dalam melatihkan ini siswa dipicu untuk berpartisipasi secara
aktif dan efisien dalam belajar (Trianto, 2012: 150).
Berdasarkan rekapitulasi data hasil belajar dapat diketahui bahwa
ada peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM). Indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

siklus I adalah 70 dan siklus II adalah 80. Data awal rata-rata hasil
belajar IPA mengenai suhu dan kalor sebesar 57,60 yang masuk dalam
kategori rendah. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar
IPA dengan perolehan nilai sebesar 70,90 dengan presentase jumlah
siswa yang mencapai KKM sebesar 75%. Kemudian pada siklus ke II
kembali terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dengan
pemerolehan nilai sebesar 84,20 dengan presentase jumlah siswa yang
mencapai KKM sebesar 93%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP
Pada bab V dalam penelitian ini membahas mengenai kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan menggunakan
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dilakukan pada siswa
kelas V SDN Deresan, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya peningkatan hasil belajar IPA dan kreativitas siswa kelas V SDN
Deresan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
telah dilakukan dengan penerapan langkah-langkah sebagai berikut a)
orientasi siswa pada masalah, b) mengorganisasikan siswa untuk belajar,
c) membimbing pengalaman individual/ kelompok, d) mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, e) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan kreativitas siswa kelas V SDN Deresan pada materi suhu
dan kalor. Pada data awal rata-rata kreativitas siswa sebesar 54,6 yang
masuk dalam kategori rendah. Pada siklus I mengalami peningkatan
sebesar 77,50 masuk dalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat
lagi menjadi 85,80 masuk dalam kategori tinggi.
3. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Deresan pada materi
suhu dan kalor. Hasil belajar siswa memiliki peningkatan dimana data
awal rata-rata hasil belajar IPA siswa sebesar 57,60 dengan persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM 70 sebesar 28%. Pada siklus I
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 70,90 dengan persentase jumlah
siswa yang mencapai KKM sebesar 75% dan meningkat lagi pada siklus
II dengan rata-rata mencapai 84,20 dan persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM sebesar 93%.

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan diantaranya:
1. Peneliti berperan sebagai guru kelas sehingga peneliti bertugas untuk
membimbing jalannya proses pembelajaran dari awal sampai akhir.
Karena hal ini peneliti cukup kesulitan dalam mengkondisikan siswa
sehingga harus ditemani oleh guru kelas.
2. Dalam penelitian ini dilakukan percobaan dan pengamatan sehingga
diperlukan persiapan alat dan bahan yang memadai. Dalam salah satu
percobaan peneliti hanya melakukan demo di kelas dan meminta anak-
anak untuk memperhatikan dan mencatat hasil dari percobaan yang
dilakukan, hal ini terjadi karena kurang tersedianya alat berupa kompor
untuk memasak air.

C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran yang dapat
diberikan kepada peneliti selanjutnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Sangat penting bagi peneliti untuk menguasai cara mengkondisikan kelas
sehingga proses penelitian bisa berjalan dengan lancar.
2. Sebaiknya alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian dapat
disiapkan lebih dari satu supaya siswa dapat mencoba sendiri proses
percobaan bukan hanya sebatas mengamati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi dan penilaian pembelajaran kurikulum


2013. Yogyakarta: Gava Media.
Arifin, Z. (2016). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Arikunto, S. (2010). Penelitian tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.
Asriningtyas, A. N. Kristin, F & Anugraheni, I. (2018). “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD”. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Kristen Satya Wacana, 5(1).
Diunduh di
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+uksw+problem+based+learnin
g+anastasia&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart pada tanggal 09
Maret 2020 pukul 13.35.
Azwar, S. (2018). Reabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin & Wahyuni, E. N. (2015). Teori belajar dan pembelajaran.
Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Edi, F. R. S. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta: Leutikaprio.
Jihad, A. & Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai
pengembangan profesi guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Kurniawan. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (teori, praktik, dan penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Kusmah, W. (2010). Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Indeks.
Latip, A. E. (2018). Evaluasi pembelajaran di SD dan MI: perencanaan dan
pelaksanaan penilaian hasil belajar autentik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. I.D. & Aryani, W. D. (2016). Revolusi dan inovasi pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, U. (2014). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Murfiah, U. (2017). Pembelajaran terpadu. Bandung: Refieka Aditama.
Ngalimun. Fadillah, H. & Ariani, A. 2013. Perkembangan dan pengembangan
kreativitas. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Nopiyanita, T.H. & Ashadi. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Kimia dan Kreativitas Siswa pada Materi Reaksi Redoks Kelas X
Semester Genap SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret, 2(4). Diunduh di
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/2863/1965 pada
tanggal 09 Maret 2020 pukul 12.29.
Prasodjo, Naryoko, & Djanah, P. (2007). IPA terpadu. Jakarta: Yudhistira.
Prijowuntato, W. (2016). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Putra, S. R. 2013. Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta:
DIVA Press.
Ratnawulan, E. & Rusdiana. (2015). Evaluasi pembelajaran. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Rusman. (2011). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sally, A. & Poerwaningsih, A. (2013). IPA terpadu. Jakarta: Perpustakaan
Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT).
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran berbasis HOTS (higher order thinking skills).
Tangerang: Tira Smart.
Sanjaya, W. (2011). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Prenada Media Group.
Santosa, A. W. (2018). “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV A SD Negeri Nogopuro melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)”. Skripsi: Tidak diterbitkan. Universitas
Sanata Dharma. Diunduh di
http://repository.usd.ac.id/cgi/search/simple?q=141134111&_action_search
=Search&_action_search=Search&_order=bytitle&basic_srchtype=ALL&_
satisfyall=ALL pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 13.09.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Sudijono, A. (2011). Evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. (2016). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y. N. dan Sujiono, Bambang. (2010). Bermain kreatif berbasis
kecerdasan jamak. Jakarta : PT Indeks.
Suprijono, A. (2016). Model-model pembelajaran emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryani & Hedryadi. (2015). Metode riset kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia
group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.
Suwandi, S. (2009). Model assesmen dalam pembelajaran. Semarang: Yuma
Pustaka dan FKIP UNS.
Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Tung, K. Y. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: Permata
Puri Media.
Walid, A. (2017). Strategi pembelajaran IPA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wisudawati, A. W. dan Sulistyowati, Eka. (2014). Metodologi pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yuniar, Sunardi, & Kurniati. (2017). “Pengembangan Indikator 4C’s yang Selaras
dengan Kurikulum 2013 SMA Kelas X pada Materi Trigonometri”. Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Jember, 7 (2). Diunduh di
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/view/6974 pada tanggal
25 November 2019 pukul 14.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Lampiran 1. Surat izin penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 3. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I pertemuan 1

a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

c. Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I pertemuan 2

a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

c. Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II


pertemuan 1
a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

c. Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus II


pertemuan 2
a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

c. Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Lampiran 7. Hasil Validasi instrumen Observasi

a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 8. Hasil Validitas Soal Siklus I


a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 9. Hasil Validitas Soal Siklus II


a. Validator 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

b. Validator 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Penelitian


Hasil
Rata-
No Instrumen Validator Penilaian Kategori
rata
rata-rata
1 Observasi Dosen 1 75 Baik
75
Kreativitas Dosen 2 75
2 Kuesioner Dosen 1 82 Sangat
84
Kreativitas Dosen 2 85 baik
3 RPP Dosen 1 88 Sangat
Dosen 2 77 87,5 baik
Guru 97
4 Soal evaluasi Dosen 1 75 Sangat
83
siklus I Dosen 2 90 baik
5 Soal evaluasi Dosen 1 75 Sangat
88
siklus II Dosen 2 100 baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Lampiran 11. Lembar Pedoman Observasi Kreativitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Lampiran 12. Lembar Pengisisan Observasi


No Nama siswa Indikator keterampilan Jumlah
Kreativitas skor
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Dst..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 13. Hasil Observasi Kreativitas


a. Hasil Observasi Kreativitas Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

b. Hasil Observasi Kreativitas Siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Lampiran 14. Lembar Pedoman Wawancara

Hari/tanggal :
Narasumber :
SD :
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana proses pembelajaran IPA di
kelas ?

2 Apakah guru menggunakan sumber


belajar lain selain buku guru dan buku
peserta didik?
3 Apakah siswa aktif mengajukan
pertanyaan saat pembelajaran IPA
berlangsung?
4 Apakah Ibu menggunakan model
pembelajaran Inovatif dalam
pembelajaran IPA?
5 Apakah ada siswa yang merasa kesulitan
dalam memahami materi pembalajaran
IPA? bagaimana Ibu mengatasinya?
6 Bagaimana hasil belajar IPA siswa kelas
V?

7 Bagaimana kreativitas siswa kelas V


secara umum?

8 Apakah dalam pembelajaran IPA pernah


dirancang khusus untuk meningkatkan
kreativitas siswa?
9 Apa contoh kegiatan yang pernah
dilakukan untuk menumbuhkan
kreativitas siswa?
10 Apakah siswa mampu menciptakan ide-
ide atau hasil karya yang berbeda dan
baru ?

11 Apakah siswa mampu menghasilkan


suatu karya yang menarik, baik dari segi
komposisi warna, bentuk, dan susunan.?
12 Apakah Ibu ikut serta berperan dalam
mengembangkan kreativitas siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Lampiran 15. Hasil Wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Lampiran 16. Hasil Soal Evaluasi Siklus I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Lampiran 17. Hasil Soal Evaluasi Siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Lampiran 18. Hasil Percobaan Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Lampiran 19. Hasil Karya Kreativitas Siswa SIklus I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Lampiran 20. Hasil Karya Kreativitas Siswa SIklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Lampiran 21. RPPTH Siklus I Pembelajaran 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN


(RPPTH)
Satuan pendidikan : SD Negeri Deresan
Tema : 7. Peristiwa dalam Kehidupan
Sub Tema : 2. Peristiwa Kebangsaan Seputar
Proklamasi
Pembelajaran Ke :1
Kelas/ Semester : V / 2 (dua)
Muatan Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, IPS
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit
Hari/tanggal :

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
IPS
3.4.1.1 Melalui pengamatan gambar “Pembacaan Teks Proklamasi” dan
membaca teks bacaan, siswa mampu mengidentifikasi minimal 3
faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan
upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
(Menganalisis- C4)
4.4.1.1 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menulis minimal 3 hasil
identifikasi mengenai faktor-faktor penting penyebab penjajahan
bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya. (Menerapkan- C4)
Bahasa Indonesia
3.5.1.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan, siswa mampu
menganalisis informasi penting dari teks “Peristiwa Pembacaan
Teks Proklamasi” yang disajikan secara lisan dan tulis
menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana dengan tepat. (Menganalisis-C4)
3.5.1.1 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menulis informasi
penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

baku dan kalimat efektif dengan tepat. (Menerapkan-C4)


IPA
3.7.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu menganalisis kalor
dapat mengubah suhu benda. (Menganalisis-C4)
3.7.1.2 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu membuktikan kalor
dapat mengubah suhu suatu benda dengan tepat.
(Membuktikan-C5)
4.7.1.1 Melalui hasil percobaan dan diskusi kelompok, siswa dapat
membuat poster tentang kalor dapat mengubah suhu secara
mandiri dengan rapi (Naturalisasi-P5)

II. KOMPETENSI INTI


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator


IPS
Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak pengiring.
(nurturant effect)

Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai secara tidak
langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

Kompetensi Dasar Indikator


IPS
3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor 3.4.1 Mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan penting penyebab penjajahan
bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dalam bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya. mempertahankan
kedaulatannya. (Menganalisis-
C4)
4.4 Menyajikan hasil identifikasi 4.4.1Menulis hasil identifikasi
mengenai faktor-faktor penting mengenai faktor-faktor penting
penyebab penjajahan bangsa penyebab penjajahan bangsa
Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya bangsa
Indonesia dalam Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya. mempertahankan kedaulatannya.
(Menerapkan- C4)
Kompetensi Dasar Indikator
Bahasa Indonesia
Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak pengiring.
(nurturant effect)
Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai secara tidak
langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)
3.5 Menggali informasi penting dari 3.5.1 Menganalisis informasi penting
teks narasi sejarah yang disajikan dari teks “Peristiwa Pembacaan
secara lisan dan tulis Teks Proklamasi” yang
menggunakan aspek: apa, di mana, disajikan secara lisan dan tulis
kapan, siapa, mengapa, dan menggunakan aspek: apa, di
bagaimana. mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana. (Menganalisis-
C4)
. 4.5 Memaparkan informasi penting 4.5.1 Mempresentasikan informasi
dari teks narasi sejarah penting dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di mana, menggunakan aspek: apa, di
kapan, siapa, mengapa, dan mana, kapan, siapa, mengapa,
bagaimana serta kosakata baku dan bagaimana serta kosakata
dan kalimat efektif. baku dan kalimat efektif.
(Naturalisasi- P5)

Kompetensi Dasar Indikator


IPA
Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak pengiring.
(nurturant effect)
Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai secara tidak
langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)
3.7 Menganalisis pengaruh kalor 3.7.3 Membuktikan kalor dapat
terhadap perubahan suhu dan mengubah suhu suatu benda
wujud benda dalam kehidupan (Membuktikan-C5)
seharihari 3.7.1 Menganalisis kalor dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Kompetensi Dasar Indikator


IPS
mengubah suhu benda
(Menganalisis-C4)
4.7 Melaporkan hasil percobaan 4.7.1 Membuat poster tentang kalor
pengaruh kalor pada benda dapat mengubah suhu
(Naturalisasi-P5)

IV. MATERI PEMBELAJARAN


IPA : Kalor dapat mengubah suhu benda.
Bahasa Indonesia : Menjawab pertanyaan dalam teks dengan aspek : apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
IPS : Peristiwa pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan.

V. PENDEKATAN, MODEL, METODE


1. Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifk

2. Model Pembelajaran : TPS, Talking Stick dan Problem Based


Learning (PBM)
3. Metode Pembelajaran : Pengamatan gambar dan video, tanya
jawab, diskusi dalam kelompok,
penugasan, dan ceramah.

VI. LANGKAH PEMBELAJARAN (Fokus pada Penggalan 3 untuk


Keperluan PTK)
Penggalan 1 (3 x 35 menit)
Kegiatan Model pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran inovatif TPS (Think Waktu
Pair Share)
Kegiatan 1. Salam pembuka, doa, dan 15
Pembukaan absensi. menit
2. Siswa menyanyikan lagu
Indonesia raya.
3. Literasi : siswa membaca
buku yang tersedia di sudut
baca kelas.
4. Motivasi : siswa diajak
untuk tepuk anak pintar
5. Apersepsi : guru melakukan
tanya jawab tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Kegiatan Model pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran inovatif TPS (Think Waktu
Pair Share)
pengalaman siswa yang
dihubungkan dengan materi
yang akan dipelajari melalui
gambar pembacaan teks
Proklamasi.
 Peristiwa apakah yang
terjadi pada gambar?
 Adakah hubungan peristiwa
pada gambar dan
kemerdekaan bangsa
Indonesia ?
(Mengamati-Komunikatif)
6. Orientasi : Guru
menyampaikan tema/sub
tema, tujuan pembelajaran,
dan skenario pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti Langkah 1: Think 1. Siswa diminta untuk Menit
(langkah-langkah membaca teks bacaan 40
pembelajaran mengenai “Peristiwa
TPS) Pembacaan Teks
Proklamasi”
2. Siswa bersama guru
melakukan tanya jawab
mengenai teks bacaan
a. Apakah tujuan dari
pembacaan teks
Proklamasi ?
b. Mengapa kita perlu
untuk memperingati hari
pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan
setiap tanggal 17 Agustus
?
c. Apa yang menarik dari
bacaan tersebut ?
d. Kegiatan Apa yang dapat
kamu lakukan untuk
menambah rasa cinta
tanah air ?
(Menanya- Komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

Kegiatan Model pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran inovatif TPS (Think Waktu
Pair Share)
Langkah 2: Pair 3. Siswa diminta untuk bekerja
sama secara berpasangan.
4. Siswa dalam kelompok
menganalisis kembali
gambar untuk menjawab
pertanyaan dengan tepat.
(Menalar-Berpikir Kritis)
5. Siswa dalam kelompok
diminta untuk menjawab
pertanyaan yang ada dibuku
siswa,berkaitan dengan
peristiwa pembacaan teks
proklamasi. (Mencoba-
Bekerjasama)

Langkah 3: Share 6. Siswa dibagikan nomor


undian untuk membacakan
hasil kerja kelompoknya.
7. Siswa bersama kelompoknya
membacakan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas
sesuai nomor undian yang
didapatkan.
(Mengkomunikasikan-
Komunikatif)
Evaluasi 1. Kesimpulan :Siswa bersama 15
guru merangkum kegiatan menit
yang sudah dilakukan.
2. Refleksi : Siswa bersama
guru melakukan refleksi atas
kegiatan yang baru saja
mereka lakukan (bagaimana
perasaan siswa, apa manfaat
pelajaran hari ini, dan
kesulitan yang dialami
siswa)
3. Tindak lanjut :Guru
memberikan tindak lanjut,
siswa diberikan tugas untuk
menuliskan kegiatan apa
yang sudah ia lakukan untuk
menambah rasa cinta tanah
air.
4. Guru mempersilahkan siswa
untuk istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Penggalan 2
3 x 35 menit
Model
Kegiatan Alokasi
pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Talking Stick
Kegiatan 1. Salam pembuka 15
Pembukaan 2. Motivasi : siswa diajak untuk Menit
tepuk anak pintar
3. Apersepsi : guru melakukan
tanya jawab tentang
pengalaman siswa yang
dihubungkan dengan materi
yang akan dipelajari melalui
gambar pengibaran Bendera
Merah Putih .
 Peristiwa apakah yang
terjadi pada gambar
diatas ?
 Adakah hubungan
peristiwa pada gambar
dan kemerdekaan bangsa
Indonesia ?
 Apakah dengan adanya
peristiwa pada gambar,
bangsa dan negara
Indonesia terbebas dari
penjajahan ?
(Menanya-Komunikatif)
4. Orientasi: Guru
menyampaikan tema/sub tema,
tujuan pembelajaran, dan
skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Kegiatan inti Langkah 1: 1. Siswa dibentuk menjadi 40
(langkah-langkah Pembentukan beberapa kelompok secara menit
pembelajaran Kelompok heterogen.
Talking Stick) 2. Setiap kelompok menentukan
ketua kelompoknya masing-
masing.
Langkah 2: 3. Siswa mendengar penjelasan
Pembagian tugas guru mengenai tugas yang
harus dikerjakan, yaitu
menjawab pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan
bacaan “Peristiwa Pembacaan
Teks Proklamasi”
(Mengamati-Komunikatif)
Langkah 3: 4. Siswa bersama kelompok
Siswa bekerja menganalisis jawaban yang
dalam kelompok tepat untuk pertanyaan apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

Model
Kegiatan Alokasi
pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Talking Stick
dan bagaimana. (Menalar-
Berpikir Kritis)
5. Siswa menuliskan jawabannya
pada lembar LKPD yang
sudah disediakan oleh guru.
(Mencoba-Bekerjasama)
Langkah 4: 6. Siswa diajak untuk berdiri
Setiap Kelompok membentuk lingkaran.
menyampaikan 7. Siswa menyanyikan lagu
hasil kerja “Balonku” sambil
kelompoknya menggilirkan sebuah tongkat.
8. Siswa yan memegang tongkat
dilirik terakhir lagu wajib
untuk menjawab pertanyaan.
(Mengkomunikasikan-
Komunikatif)
9. Siswa bernyanyi beberapa kali
hingga pertanyaan yang ada
terjawab semuanya.
Penutup Evaluasi 1. Kesimpulan :Siswa bersama 15
guru merangkum kegiatan menit
yang sudah dilakukan.
2. Refleksi : Siswa bersama guru
melakukan refleksi atas
kegiatan yang baru saja
mereka lakukan (bagaimana
perasaan siswa, apa manfaat
pelajaran hari ini, dan
kesulitan yang dialami siswa)
3. Tindak lanjut : Guru
memberikan tindak lanjut,
siswa diberikan tugas untuk
membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan aspek : apa,
siapa,dimana, kapan,
bagaimana.
4. Guru mempersilahkan siswa
untuk istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

Penggalan 3
(3 x 35 menit)
Tahapan Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Berbasis
Masalah (PBM)

Kegiatan 1. Salam pembuka. 15


awal 2. Motivasi: Siswa diajak tepuk Menit
semangat.
3. Apersepsi: Guru melakukan tanya
jawab tentang pengalaman siswa
yang dihubungkan dengan materi
yang akan dipelajari melalui
kegiatan mencampurkan air panas
dengan air dingin sehingga menjadi
air hangat.
 Pernahkah kalian
mencampurkan air panas
dengan air dingin?
 Apa yang kalian dapatkan dari
kegiatan tersebut?
 Kenapa hal tersebut dapat
terjadi?
 Apa manfaat yang kalian
dapatkan dari kegiatan
tersebut?
4. Orientasi: Guru menyampaikan
tema/sub tema, tujuan
pembelajaran dan skenario
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan Langkah 1: 5. Siswa disajikan masalah melalui 45
Inti Mengorientasikan video mengenai “Bagian tubuh Menit
masalah orang yang melepuh karena terkena
seluncuran besi yang panas”.
(Mengamati-Komunikatif)
6. Siswa bersama guru berdiskusi
dengan melakukan tanya jawab
mengenai video yang sudah dilihat.
 Apa isi dari video yang sudah
kalian lihat?
 Kira-kira apa yang dirasakan
oleh orang yang kulitnya
melepuh karena terkena
seluncuran besi?
 Apakah saja hal yang
mempengaruhi hal tersebut
sehingga kulitnya bisa
melepuh ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Tahapan Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Berbasis
Masalah (PBM)

 Jika ia bermain seluncuran


pada malam hari, apakah hal
yang sama akan terjadi?
(Menyampaikan-
Komunikatif)
Langkah 2: 7. Siswa dibagi menjadi beberapa
Mengorganisasika kelompok secara heterogen (4-5
n kegiatan belajar kelompok).
8. Siswa menempatkan diri sesuai
dengan kelompok yang sudah
terbentuk.
9. Siswa bersama guru menentukan
topik yang akan dibahas pada
pembelajaran hari ini yaitu
mengenai “Kalor dapat mengubah
suhu benda, dengan mendidihkan
air”
10. Siswa dibagikan Modul percobaan
“Kalor dapat mengubah suhu
benda, dengan mendidihkan air”
oleh guru.
(Menalar-Berpikir Kritis).
Langkah 3: 11. Siswa mendengarkan penjelasan
Memandu guru mengenai langkah-langkah
menyelidiki secara kegiatan percobaan “Kalor dapat
mandiri atau mengubah suhu benda, dengan
kelompok mendidihkan air”.
12. Siswa diberi waktu bertanya
mengenai penjelasan langkah
percobaan dari guru yang belum
dipahami. (Menanya-
Kreativitas→Rasa ingin tau).
13. Masing-masing kelompok
menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
14. Siswa melakukan percobaan
mengenai kalor dapat mengubah
suhu benda. (Mencoba-
Bekerjasama)
15. Siswa mengamati perubahan
suhu yang terjadi pada air yang
digunakan dalam percobaan
(Mengamati-Berpikir Kritis)
16. Siswa menganalisis penyebab
suhu pada air tersebut bisa
meningkat. (Menalar-
Kreativitas→kelancaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Tahapan Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Berbasis
Masalah (PBM)

17. Siswa menuliskan hasil


pengamataanya pada lembar
LKPD yang disediakan guru.
(Kelancaran, Kreativitas)
18. Siswa menanyakan hal yang
belum dipahami kepada guru
maupun teman sebagai sumber
belajar lain (menanya →
kreativitas) (rasa ingin tahu)
Langkah 4: 19. Siswa bersama kelompok
Mengembangkan mencatat informasi penting yang
dan menyajikan terkait dengan perubahan suhu
hasil kerja yang terjadi pada air yang
disebabkan oleh kalor.
20. Siswa merancang buklet sesuai
dengan hasil percobaan yang
dilakukan bersama kelompok.
(Menalar-Kreativitas →
Keaslian)
21. Siswa menuangkan hasil
pengamatannya dalam bentuk
hasil karya buklet dan
mengembangkannya. (Mencoba-
Kreativitas → Elaborasi)
22. Siswa menambahkan hiasan dan
mewarnai poster sesuai dengan
kreativitasnya. (Mencoba-
Kreativitas → Mempunyai rasa
keindahan yang dalam)
Langkah 5: 23. Siswa mempresentasikan laporan
Menganalisis dan kelompok berupa buklet di depan
mengevaluasi hasil kelas. (Mengkomunikasikan-
pemecahan Kreativitas → Kelancaran)
masalah 24. Siswa dan kelompok menjawab
pertanyaan dari siswa lain
(Mencoba → Komunikatif)
(kelancaran)
25. Siswa bersama guru menganalisis
dan mengevaluasi hasil kerja
kelompok.
(Mencoba- Berpikir Kritis)
26. Guru mengakumulasi nilai
evaluasi dan kelompok.
27. Kelompok yang memperoleh
nilai terbaik mendapatkan
penghargaan berupa tepuk salut
dan reward bintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Tahapan Model Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Berbasis
Masalah (PBM)

Penutup 28. Kesimpulan: Siswa 10


menyimpulkan materi Menit
pembelajaran yang telah
dipelajari.(Menalar- Kreativitas
→ Kelancaran).
29. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami.
(Menanya-komunikatif).
30. Evaluasi: Dalam kegiatan
penutup siswa diberikan beberapa
soal oleh guru untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran
yang sudah dilakukan (soal
terlampir).
31. Refleksi; Siswa merefleksikan
pembelajaran yang telah
berlangsung dengan bimbingan
guru.
32. Tindak lanjut: Siswa diingatkan
untuk melaksanakan pesan moral
yang diperoleh selama
pembelajaran dan mempelajari
kembali materi yang sudah
dipelajari hari ini.
33. Siswa dipersilahkan untuk
istirahat.
34. Guru mengucapkan salam
penutup.
Catatan: untuk siswa yang belum
memenuhi KKM dilakukan remidi
yaitu pendalaman materi.
Kemudian, mengerjakan soal
remedial.
35. Untuk siswa yang sudah
memenuhi KKM mengerjakan
soal pengayaan (terlampir).

VII. MEDIA, ALAT DAN BAHAN


1. Media
- Power point pembelajaran
- Gambar pembacaan teks Proklamasi dan gambar pengibaran
Bendera Merah Putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

- Video kulit orang yang melepuh karena panasnya terik matahari.


2. Alat dan Bahan
- LCD
- Laptop
- Spidol
- Double tip
- Gunting
- Lem
- Pembolong kertas
- Pita
- Kertas origami
- Alat tulis
- Kompor
- Cerek
- Termometer
- Air
- Gelas

VIII. SUMBER BELAJAR


- Guru
- Diri Siswa
- Teman sejawat
- Lingkungan sekitar kelas
- Lingkungan sekitar sekolah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Edisi Revisi
2017: Peristiwa dalam Kehidupan .Tema 7. Kelas V.Jakarta :
Kemendikbud. (Halaman 67-74 ).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Edisi Revisi
2017: Peristiwa dalam Kehidupan. Tema 7. Kelas V.Jakarta :
Kemendikbud. (Halaman 77-86 )
Bacaan berkaitan dengan peristiwa pembacaan teks Proklamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

https://www.kompasiana.com/mufana/5c997317cc5283710c19c2f4/sejarah-
kemerdekaan-mengenang-peristiwa-proklamasi-17-agustus-1945
Video pembelajaran
https://www.youtube.com/watch?v=Y9yj_wHvynE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

IX. PENILAIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

Lampiran 22. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN


(RPPTH)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Deresan
Kelas/ Semester :V/2
Tema : 7. Peristiwa dalam Kehidupan
Subtema : 2. Peristiwa Kebangsaan Seputar Proklamasi
Pembelajaran ke :2
Muatan Pembelajaran : IPA, Bahasa Indonesia dan SBdP
Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit
Hari, Tanggal :

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Ilmu Pengetahuan Alam
3.7.1.1 Dengan melakukan percobaan, siswa mampu membuktikan
pengaruh kalor terhadap perubahan benda melalui pemanasan
dengan tepat. (C5). (menganalisis → metakognitif)(C4)
3.7.2.1 Dengan melakukan diskusi kelompok, siswa mampu menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud minimal 3 benda melalui
pemanasan dengan tepat (C4)
4.7.1.1 Melalui hasil analisis percobaan kelompok, siswa mampu
membuat poster hasil percobaan pengaruh kalor pada es dengan
kreatif.
Bahasa Indonesia
3.4.1.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan ,siswa mampu menemukan
kosa kata penting dalam teks narasi upaya bangsa Indonesia
mempertahankan kedaulatannya dengan tepat. (menerapkan →
prosedural)(C3)
4.4.1.1 Melalui kegiatan menyimak informasi yang diperoleh, siswa
mampu Menceritakan kembali upaya bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya berbentuk narasi(naturalisasi
→keterampilan)(P5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Seni Budaya dan Prakarya


3.2.1.1. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu memperagakan
pola lantai dalam tari kreasi daerah dengan menarik. (menganalisis
→konseptual)(C4)
4.2.1.1. Melalui kegaiatan penugasan, siswa mampu mempraktikkan pola
lantai pada gerak tari kreasi daerah dengan iringan musik. (presisi →
keterampilan)(P3)

II. KOMPETENSI INTI


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

III. KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR


Muatan
No Kompetensi Dasar Indikator
Pembelajaran
Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
3.7 Menganalisis pengaruh 3.7.1 Membuktikan pengaruh
kalor terhadap kalor terhadap perubahan
perubahan suhu dan wujud benda melalui
1 IPA wujud benda dalam proses pencairan (C5)
kehidupan sehari-hari 3.7.2 Menganalisis pengaruh
kalor terhadap perubahan
wujud benda melalui
pencairan (C4)
4.7 Melaporkan hasil 4.7.1 membuat poster hasil
percobaan pengaruh percobaan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

Muatan
No Kompetensi Dasar Indikator
Pembelajaran
kalor pada benda kalor pada wujud benda
(naturalisasi →
keterampilan)(P5)
Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
3.4 Mengidentifikasi faktor- 3.4.1 Menemukan kosa kata
faktor penting baru dalamteks narasi
penyebab penjajahan upaya bangsa Indonesia
bangsa Indonesia dan mempertahankan
upaya bangsa Indonesia kedaulatannya
Bahasa dalam
2
Indonesia mempertahankan
kedaulatannya.
4.4 Menyajikan hasil 4.7.1. Menceritakan kembali
identifikasi mengenai upaya bangsa Indonesia
faktor-faktor penting dalam mempertahankan
penyebab penjajahan kedaulatannya berbentuk
bangsa Indonesia dan narasi
upaya bangsa Indonesia
dalam mempertahankan
kedaulatannya.
Kompetensi spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
Kompetensi sosial dicapai secara tidak langsung sebagai suatu
dampak pengiring.
3.3.1 Memperagakan pola
3.3 Memahami pola lantai
lantai dalam tari kreasi
3 SBdP dalam tari kreasi daerah
daerah

4.3 Mempraktikkan 4.3.1 Mempraktikkan pola


polalantai pada gerak tari lantai pada gerak tari
kreasi daerah kreasi daerah

IV. MATERI PEMBELAJARAN


1. Ilmu Pengetahuan Alam : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu
dan wujud benda (pengetahuan
konseptual)
2. Bahasa Indonesia : Kosa kata baku dan tidak baku
(pengetahuan faktual)
3. SBdP : Pola lantai pada gerakan tari
(pengetahuan konseptual)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

V. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Tematik Integratif dan Saintifik
2. Model : Problem Based Learning (PBM) dan Think Pair and
Share (TPS)
3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan, diskusi, dan
ceramah.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Fokus pada penggalan 1 untuk Penelitian Tindakan Kelas
Penggalan 1 (2 x 35 menit)
Sintaks
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Learning
1. Salam pembuka, doa dan presensi
2. Literasi: siswa membaca buku di pojok
baca.
3. Motivasi: siswa melakukan tepuk
“semangat”
Kegiatan 4. Apersepsi: siswa menjawab
Pembuka pertanyaan yang disampaikan oleh guru
mengenai materi yang telah diajarkan
sebelumnya. (mencoba  komunikatif)
5. Orientasi: Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Langkah 1: 6. Siswa disajikan masalah melalui video
Mengorientasikan mengenai : es krim yang mencair
siswa pada karena dibiarkan diudara yang terbuka
masalah (mengamati → komunikatif)
7. Siswa melakukan tanya jawab dengan
guru mengenai video :
15
 Apa yang terjadi pada es krim
menit
tersebut ?
 Bagaimana perubahan bentuk yang
terjadi pada es tersebut ?
 Apa yang menyebabkan es krim
tersebut mencair ?
(menanya → komunikatif)
Langkah 2: 8. Siswa dibentuk dalam beberapa
Mengorganisasi- kelompok secara heterogen. (4-5
Kegiatan kan siswa agar kelompok) 60
Inti belajar 9. Siswa menempatkan diri sesuai dengan menit
kelompok yang sudah terbentuk.
10. Siswa bersama guru menentukan topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Sintaks
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Learning
yang akan dibahas pada pembelajaran
hari ini yaitu mengenai “Kalor dapat
menyebabkan perubahan wujud benda
yaitu mencair”
11. Siswa dibagikan Modul percobaan “Kalor
dapat menyebabkan perubahan wujud
benda yaitu mencair” oleh guru.
(Menalar-Berpikir Kritis)
Langkah 3: 12. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Membantu mengenai langkah-langkah percobaan
menyelidiki yang akan dilakukan.
secara individu 13. Siswa diberi waktu bertanya mengenai
maupun penjelasan langkah percobaan dari guru
kelompok yang belum dipahami. (Menanya-
Kreativitas→Rasa ingin tau).
14. Masing-masing kelompok menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan untuk
percobaan.
15. Siswa melakukan percobaan mengenai
perubahan wujud benda yang
disebabkan oleh kalor. (mencoba →
bekerja sama) 25
16. Siswa mengamati perubahan wujud menit
yang terjadi pada es yang digunakan
dalam percobaan (mengamati →
berpikir kritis)
17. Siswa menganalisis penyebab es
tersebut mencair. (menalar →
kreativitas)(keluwesan)
18. Siswa menuliskan hasil pengamataanya
pada lembar LKPD yang disediakan
guru.
19. Siswa menanyakan hal yang belum
dipahami kepada guru maupun teman
sebagai sumber belajar lain (menanya
→ kreativitas) (rasa ingin tahu)
Langkah 4: 20. Siswa bersama kelompok mencatat
Mengembangkan informasi penting yang terkait dengan
dan menyajikan perubahan wujud yang terjadi pada es
hasil kerja yang disebabkan oleh kalor.
21. Siswa merancang buklet yang akan
disajikan mengenai perubahan wujud
35
yang terjadi pada es yang disebabkan
menit
oleh kalor. (menalar → Kreativitas)
(keaslian)
22. Siswa menuangkan hasil
pengamatannya dalam bentuk hasil
karya buklet. (Mencoba → Kreativitas)
(elaborasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Sintaks
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Learning
23. Siswa membuat buklet semenarik
mungkin. (Mencoba →
Kreativitas)(mempunyai rasa
keindahan yang dalam)
Langkah 5: 24. Siswa bersama kelompok
Menganalisis dan mempresentasikan hasil percobaan dan
mengevaluasi hasil karya berupa buklet.
hasil (Mengkomunikasikan→ Komunikatif)
25. Siswa dan kelompok menjawab
pertanyaan dari siswa lain (Mencoba →
Kegiatan Komunikatif) (kelancaran) 10
Penutup 26. Siswa bersama guru menganalisis dan menit
mengevaluasi hasil kerja kelompoknya.
27. Guru mengakumulasi nilai evaluasi dan
kelompok.
28. Kelompok yang memperoleh nilai
terbaik mendapatkan penghargaan
berupa tepuk salut dan reward bintang.
Evaluasi 29. Siswa bersama guru merangkum
kegiatan yang sudah dilakukan.
(kesimpulan)
30. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami.
(Menanya-komunikatif).
31. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus
I (soal terlampir)
32. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas kegiatan yang baru saja mereka
lakukan (bagaimana perasaan siswa, apa
manfaat pelajaran hari ini, dan kesulitan
yang dialami siswa)
33. Guru memberikan tindak lanjut, siswa
diberikan tugas untuk mencari contoh
lain dari perubahan wujud benda yang
disebabkan oleh kalor .
34. Guru mempersilahkan siswa untuk
istirahat.
35. Guru mengucapkan salam penutup.
Catatan: untuk siswa yang belum
memenuhi KKM dilakukan remidi yaitu
pendalaman materi. Kemudian,
mengerjakan soal remedial.
36. Untuk siswa yang sudah memenuhi
KKM mengerjakan soal pengayaan
(terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

Penggalan 2
(2 x 35 menit)
Sintaks
Alokasi
Kegiatan pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
TPS
1. Siswa menjawab salam dari guru
2. Siswa menyanyikan lagu “BINGO”
(Motivasi)
3. Apersepsi: siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru
Kegiatan mengenai materi yang telah diajarkan 10
Pembuka sebelumnya. (mencoba  komunikatif) menit
4. Orientasi: Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan

5. Siswa mengamati bacaan yang diberikan


guru. (mengamati → berpikir kritis)
6. Siswa bersama guru mencari kosa kata
baru yang terdapat pada bacaan. (menalar
→ berpikir kritis)
7. Siswa diminta menuliskan kosa kata baku
dan tidak baku yang terdapat pada 20
Langkah 1: bacaan. (mencoba → berpikir kritis) menit
Think (berpikir) 8. Siswa mendengarkan guru menjelaskan
arti dari kosa kata baru dan penjelasan
mengenai kosa kata baku dan tidak baku.
9. Siswa diberikan beberapa kata yang
terdapat pada sebuah tabel(mengamati →
berpikir kritis)
Langkah 2: 10. Siswa berkelompok berpasang-
Kegiatan Pair pasangan. (mencoba → kerja sama)
Inti (berpasangan) 11. Siswa bersama pasangannya
mengelompokkan kosa kata baku dan
tidak baku (menalar → kerja sama)
12. Siswa menuliskan pembenaran pada 15
kosa kata yang tidak baku menjadi baku menit
(mencoba → kerja sama)
13. Setelah menuliskan kosa kata baku dan
tidak baku, siswa menceritakan kembali
bacaan yang telah dibaca menggunakan
kata-kata sendiri.
Langkah 3: 14. Siswa bersama dengan kelompoknya
Share akan mempresentasikan hasil kerjanya di
(berbagi) depan kelas. (mengkomunikasikan → 15
komunikasi) menit
15. Kelompok yang lainnya memperhatikan
dan saling memberikan tanggapan.
Kegiatan 1. Kesimpulan: siswa bersama guru 10
Penutup menyimpulkan tentang materi yang telah menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Sintaks
Alokasi
Kegiatan pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
TPS
dipelajari.
2. Siswa melakukan tanya jawab dengan
guru mengenai kesulitan yang dihadapi
dalam memahami materi tersebut.
3. Siswamendapat penguatan dari guru
terkait materi yang telah dipelajari.
4. Siswa mengerjakan soal evaluasi
5. Guru mempersilahkan siswa untuk
beristirahat
ISTIRAHAT

Penggalan 3
(2 x 35 menit)
Sintaks
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
TPS
1. Siswa menjawab salam dari guru
2. Siswa menyanyikan lagu “ hari
kemerdekaan” (Motivasi)
3. Apersepsi: siswa menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru
Kegiatan mengenai materi yang telah diajarkan
5 menit
Pembuka sebelumnya. (mencoba  komunikatif)
4. Orientasi: Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan

5. Siswa mengamativideo gerak tari


daerah. (mengamati → berpikir kritis)
6. Siswa menyebutkan anggota tari
tunggal, berpasangan, maupun
kelompok. (mencoba → berpikir
kritis)
7. Siswa diminta menuliskan pola lantai
Langkah 1: apa saja yang terdapat pada video.
15 menit
Think ( berpikir ) (mencoba → berpikir kritis)
Kegiatan
8. Siswa mendengarkan guru menjelaskan
Inti
mengenai pola lantai dalam tarian.
9. Siswa diberikan beberapa gambar
orang dan sebuah kertas
kosong(mengamati → berpikir kritis)
10. Siswa dijelaskan mengenai tugas yang
diberikan
Langkah 2: 11. Siswa berkelompok berpasang-
Pair (berpasangan) pasangan. (mencoba → kerja sama) 15 menit
12. Siswa bersama pasangannya membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Sintaks
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Waktu
TPS
pola lantai dari gambar orang yang
telah dibagikan guru (mencoba →
kerja sama)
13. Siswa bersama pasangannya membuat
gerakan dengan iringan hari
kemerdekaan beserta pola lantai yang
telah dibuat
Langkah 3: 14. Siswa bersama dengan kelompoknya
Share akan mempresentasikan hasil kerjanya
(berbagi) di depan kelas. (mengkomunikasikan
→ komunikasi) 20 menit
1. Kelompok yang lainnya
memperhatikan dan saling memberikan
tanggapan.
6. Kesimpulan: siswa bersama guru
menyimpulkan tentang materi yang
telah dipelajari.
7. Siswa melakukan tanya jawab dengan
guru mengenai kesulitan yang dihadapi
dalam memahami materi tersebut.
Kegiatan
8. Siswamendapat penguatan dari guru 15 menit
Penutup
terkait materi yang telah dipelajari.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi
10. Guru mempersilahkan siswa untuk
berkemas
11. Siswa berdoa dan mengucapkan salam
12. Siswa dipersilahkan pulang

VII. MEDIA, ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR

a. Media : 1. Gambar es krim mencair


2. Tayangan video es di kutub mencair
3. Tayangan video pola lantai tari
4. Iringan lagu kemerdekaan
b. Alat/ Bahan : 1. Laptop, LCD, Proyektor, speaker,
2. Mangkuk
3. Es batu
4. Palu/martil
5. Kertas manila
6. Alat tulis
7. Pewarna (spidol, krayon, atau pensil warna)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

8. Lem, double tape


9. Gunting/ cutter
c. Sumber Belajar :
1) Guru
2) Diri siswa
3) Teman sejawat
4) Lingkungan sekitar siswa
5) Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan. Jakarta:
Kemdikbud.
6) Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Kelas 5 Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan. Jakarta:
Kemdikbud.
7) Literasi:
https://nationalgeographic.grid.id/read/13962009/pemanasan-global-
terjadi-lebih-cepat-ini-bahaya-yang-menghantui-bumi?page=all pada
tanggal 1 Desember 2019 pukul 13.49
8) Video mencairnya es di kutub diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=w5mifU7kzTwpada tanggal 1
Desember 2019 pukul 14.04
9) Lagu “Hari Kemerdekaan”diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=gqhLfCHop04pada tanggal 1
Desember 2019 pukul 14.14
10) Video “Materi Pola Lantai” diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=qS0475MyH9opada tanggal 1
Desember 2019 pukul 14.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

VIII. TEKNIK PENILAIN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

Lampiran 23. RPPTH Siklus II Pembelajaran I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN


(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD
Tema : 7. Peristiwa dalam Kehidupan
Subtema :2
Pembelajaran Ke :5
Kelas/Semester : 5/1 (Satu)
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit
Hari/tanggal :

I. Tujuan pembelajaran
Bahasa Indoesia
3.5.1.1 Melalui kegiatan membaca teks narasi sejarah, Peserta didik
mampu mengidentifikasi perjuangan dalam mempertahakan
kemerdekaan dengan penuh kepedulian. (Menganalisis C4 )
3.5.2.1 Melalui kegiatan berdiskusi dalam kelompok Peserta didik mampu
menganalisis informasi penting dari teks narasi sejarah yang
disajikan secara lisan dan tulis (Menganalisis C4 )
4.5.1.1 Melalui kegiatan berdiskusi dalam kelompok, Peserta didik mampu
menuliskan informasi penting dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif (Menganalisis
C4 )
IPA
3.7.1.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu membuktikan
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud air yang didihkan dengan
tepat. (C5)
3.7.2.1 Melalui kegiatan percobaan, peserta didik mampu menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud air yang
didihkan dengan tepat (Menganalisis C4)
4.7.1.1 Melalui hasil analisis percobaan kelompok, peserta didik mampu
membuat Buklet dari hasil percobaan pengaruh kalor pada wujud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

air yang didihkan dengan kreatif. (Naturalisasi P5)


SBdp
3.3.1.1 Melalui kegiatan bernyanyi lagu “Maju Tak Gentar Peserta didik mampu
menyanyikan lagu dengan memperhatikan ketepatan nada dan tempo.
(Menganalisis – C4).
3.3.2.1 Melalui kegiatan mengamati gambar berdiskuis dalam kelompok , Peserta didik
mampu mengidentifikasi gerak tari. (Menganalisis – C4)
4.3.1.1 Melalui latihan dan kerjasama, Peserta didik mampu Mempraktikkan tarian
dengan menggunakan iringan lagu (Naturalisasi-P5)

II. Kompetensi Inti


1. Menerima, menjalankan, dan menghargau ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.

III. Kompetensi Dasar dan Indikator


No Mupel Kompetensi Dasar Indikator
1. Bahasa Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak
indonesia pengiring. (nurturant effect)

Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai


secara tidak langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)
3.5 Menggali informasi penting 3.5.1 Mengidentifikasi perjuangan
dari teks narasi sejarah dalam mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

No Mupel Kompetensi Dasar Indikator


yang disajikan secara lisan kemerdekaan dengan penuh
dan tulis menggunakan kepedulian
aspek: apa, di mana, ( Menganalisis C4 )
kapan, siapa, mengapa, 3.5.2 menganalisis informasi penting
dan bagaimana. dari teks narasi sejarah yang
disajikan secara lisan dan tulis
(Menganalisis C4 )
4.5 Memaparkan informasi 4.5.1 Menuliskan informasi penting
penting dari teks narasi dari teks narasi sejarah
sejarah menggunakan menggunakan aspek: apa, di
aspek: apa, di mana, mana, kapan, siapa,
kapan,siapa, mengapa, dan mengapa, dan bagaimana
bagaimana serta kosakata serta kosakata baku dan
baku dan kalimat efektif kalimat efektif (
Menganalisis C4 )
2. IPA Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak
pengiring. (nurturant effect)

Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai


secara tidak langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)

3.7 Menganalisis pengaruh 3.7. 1 Membuktikan pengaruh kalor


kalor terhadap perubahan terhadap perubahan wujud
suhu dan wujud benda air yang didihkan (C5)
dalam kehidupan seharihari 3.7.2 Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud air
yang didihkan (C4)
4.7 Melaporkan hasil percobaan 4.7.1 Membuat buklet hasil
pengaruh kalor pada benda percobaan pengaruh kalor
pada wujud benda. (P5)
3. SBdP Kompetensi Spiritual dicapai secara tidak langsung sebagai dampak
pengiring. (nurturant effect)
Kompetensi Sosial berupa kerja sama dan tanggung jawab dicapai
secara tidak langsung sebagai dampak pengiring. (nurturant effect)
3.3 Memahami pola lantai 3.3.1 Menyanyikan lagu dengan
dalam tari kreasi daerah. memperhatikan ketepatan nada
dan tempo. (Menganalisis –
C4).
3.3.2 Mengidentifikasi gerak tari.
(Menganalisis – C4)

4.3 Mempraktikkan pola lantai 4.3.1 Mempraktikkan tarian dengan


pada gerak tari kreasi menggunakan iringan lagu
daerah. (Naturalisasi-P5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

IV. Materi pembelajaran


1 IPA : Teks, menjelaskan perubahan wujud benda padat,
cair, dan gas.
2 Bahasa Indonesia : Teks Penjelasan peristiwa penting pada masa
pemerintahan kolonial Inggris dan Beland
3 SBdp : pola lantai pada gerak tari kreasi daerah.

V. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran


1 Pendekatan : Tematik
: Integratif, Saintifik

2 Model : Problem Based Learning (PBM) dan Think


Pair Share (TPS)
3 Metode :Pengamatan video, pengamatan gambar,
pemahaman bacaan. diskusi dalam kelompok,
tanya jawab, penugasan, dan ceramah.

VI. Langkah-langkah Pembelajaran (Fokus pada Pengalan 3 Untuk


Kepentingan Penelitian tindakan Kelas)
Penggalan I
3 x 35 menit
Sintaks
Tahapan Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
TPS
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dengan memberi 10 menit
Awal salam.
2. Motivasi : Guru mengajak peserta didik
untuk melakukan tepuk “
SEMANGAT”
3. Apersepsi : Guru melakukan tanya –
jawab tentang pengalaman peserta didik
yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari.
4. Orientasi : Guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti Langkah 1: 1. Peserta didik secara mandiri menjawab
Think pertanyaan. 40 menit
(Berpikir) - Apakah kamu mnyanyikan lagu
maju tak gentar?
- Pernakah kamu mencoba tarian
dengan menggunakan lagu maju tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

Sintaks
Tahapan Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
TPS
gentar?
2. Peserta didik dibimbing oleh guru
untuk mengingat kembali gerakan tari
dengan pola lantai yang telah dipelajari
sebelumnya. Kemudian, Guru
menjelaskan mengenai pola lantai gerak
tari pada buku siswa.
Langkah 2 : 3. Peserta didik diajak untuk mengamati
Pair gerak tari.
(berbagi)

4. Peserta didik menghafalkan gerak dan


pola lantai tari yang terdapat pada Buku
Siswa. Guru dapat mengajak siswa ke
aula atau ruangan luar untuk
mempraktikkan gerak tari.
5. Guru meminta siswa menggabungkan
gerak dengan iringan lagu “Maju Tak
Gentar”.
6. Guru juga memotivasi siswa untuk
membuat gerak lain yang diiringi lagu
“Maju Tak Gentar”. Kegiatan ini untuk
menumbuhkan kreativitas siswa dalam
membuat gerak tari sesuai
keinginannya.
Langkah 3 : 7. Peserta didik diminta untuk bekerja
Share sama secara berpasangan.
(Berbagi) 8. Peserta didik dalam kelompok memilih
properti tarian yang akan digunakan
untuk menari.
9. Peserta didik dalam kelompok mencoba
memperagakan tarian kelompoknya
Kegiatan 1. Kesimpulan: Siswa menyimpulkan 15 menit
Penutup materi pembelajaran yang telah
dipelajari selama satu pertemuan
(menalar  berpikir kreatif)
1. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami. (menanya  komunikatif)
2. Siswa merefleksikan pembelajaran
yang telah berlangsung dengan
bimbingan guru. (menalar 
komunikatif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

Sintaks
Tahapan Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
TPS
Guru mengucapkan salam penutup.

Penggalan 2
3 x 35 menit
Sintaks
Tahapan Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
TPS
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan dengan memberi 15 menit
Awal salam.
2. Motivasi : Guru mengajak peserta didik
untuk melakukan tepuk “
SEMANGAT”
3. Apersepsi : Guru melakukan tanya –
jawab tentang pengalaman peserta didik
yang dihubungkan dengan materi yang
akan dipelajari.
4. Orientasi : Guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan dan tujuan
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti Langkah 1: 5. Peserta didik diminta untuk membaca 40 menit
Think dan megamati gambar tentang bentuk
(Berpikir) perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan.
(mengamati  komunikatif)
6. Peserta didik menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. (mencoba 
komunikatif)
a. Mengapa bangsa Indonesia masih
harus berjuang lagi
mempertahankan kemerdekaannya?
b. Apa yang dimaksud perjuangan fisik
dan diplomasi?
c. Apa yang melatarbelakangi
peristiwa Pertempuran 10
November di Surabaya?
d. Apa isi perjanjian Roem Royen?
e. Apa yang dimaksud Agresi Militer
Belanda? Kapan terjadinya?
7. Peserta didik dmeminta oleh guru untuk
memikirkan jawaban dari pertanyaan
tersebut secara mandiri dengan
menuliskan hasil pemikirannya masing-
masing. (menalar  berpikir kreatif)

Langkah 2 : 8. Guru membagikan LKS dan media yang


Pair akan diamati kepada peserta didik
(berbagi) sebagai bahan dalam kegiatan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

Sintaks
Tahapan Alokasi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
TPS
9. Guru memberikan petunjuk cara
mengerjakan LKS kepada peserta didik.
10. Peserta didik secara berpasangan dengan
peserta didik lainnya dalam kelompok
mengamati gambar dan bacaannya lalu
mendiskusikan.
(mengamati  komunikatif)
11. Peserta didik membandingkan bentuk
perlawanan fisik dan Bentuk Perjuangan
Diplomasi ke dalam tabel. (mencoba 
kerjasama, komunikatif)
Langkah 3 : 12. Setiap pasangan perwakilan masing-
Share masing kelompok yang ditunjuk untuk
(Berbagi) mempresentasikan hasil kerja kelompok
(mencoba komunikatif)
13. Kelompok lain diberi kesempatan untuk
memberikan tanggapan atau pertanyaan
atas hasil kerja kelompok yan sedang
presentasi. (menanya  komunikatif)
14. Guru memberikaan tanggapan dan
penguatn pada peserta didik.
Peserta didik diberikan kesempatan oleh
guru untuk bertanya tentang hal - hal
yang belum dimengerti. (menanya 
komunikatif)
Kegiatan 15. Kesimpulan: Siswa menyimpulkan 15 menit
Penutup materi pembelajaran yang telah
dipelajari selama satu pertemuan
(menalar  berpikir kreatif)
16. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami. (menanya  komunikatif)
17. Siswa merefleksikan pembelajaran
yang telah berlangsung dengan
bimbingan guru. (menalar 
komunikatif).
18. Guru mengucapkan salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Penggalan 3
(3 x 35 menit)
Sintaks
Tahapan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Problem Based Waktu
Learning (PBM)
Kegiatan 1. Salam pembuka 15 menit
Awal 2. Motivasi : peserta didik diajak untuk
tepuk “Anak Rapi”
3. Apersepsi : guru melakukan tanya
jawab tentang pengalaman peserta
didik yang dihubungkan dengan
materi yang akan dipelajari melalui
gambar pakaian yang dijemur.
 Bagaimana bentuk pakaian
tersebut sebelum dijemur ?
 Bagaimana bentuk pakaian
tersebut sesudah dijemur?
 Apa yang mengakibatkan
perubahan bentuk pada pada
pakaian tersebut ?
 Hal apa saja yang dapat
mempengaruhi proses pengeringan
pakaian ?
4. Orientasi : Guru menyampaikan
tema/sub tema, tujuan pembelajaran,
dan skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan Inti Langkah 1 : 1. Peserta didik disajikan masalah 45 menit
Orientasi siswa melalui video mengenai : akibat yang
pada masalah terjadi karena air danau yang kering
karena musim kemarau.
(Mengamati-komuikatif)
2. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai video :
 Apa yang terjadi pada air danau
dalam video tersebut ?
 Bagaimana perubahan yang terjadi
pada danau tersebut?
 Apa yang mengakibatkan air di
danau tersebut bekurang ?
 Kerugian apa saja yang
diakibatkan mengeringnya air
danau tersebut ? (Menanya-
Komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

Sintaks
Tahapan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Problem Based Waktu
Learning (PBM)
Langkah 2 : 3. Pesrta didik dibagi menjadi beberapa
Mengorganisasi kelompok (4-5).
Siswa untuk 4. Peserta didik menempatkan diri
Belajar sesuai dengan kelompok yang sudah
terbentuk.
5. Peserta didik bersama guru
menentukan topik yang akan dibahas
pada pembelajaran hari ini yaitu
mengenai “Kalor dapat menyebabkan
perubahan wujud benda”
6. Peserta didik didalam kelompok
dibagikan modul praktikum mengenai
kalor dapat mengubah wujud benda
yaitu menguap dan LKPD
Langkah 3 : 7. Peserta didik mendengarkan
Membimbing penjelasan guru mengenai langkah-
pengalaman langkah percobaan yang akan
individual atau dilakukan. (Menalar-Berpikir
kelompok Kritis).
8. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai penjelasan
langkah percobaan dari guru yang
belum dipahami.(Menanya-
Kreativitas→Rasa ingin tau).
9. Masing-masing kelompok
menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan untuk percobaan.
10. Peserta didik melakukan percobaan
mengenai perubahan wujud benda
yang disebabkan oleh kalor.
(Mencoba-bekerja sama)
11. Peserta didik mengamati perubahan
wujud yang terjadi pada air yang
didihkan (Mengamati-berpikir
kritis)
12. Peserta didik menganalisis
penyebab jumlah air tersebut
berkurang. (Menalar-
Kreativitas→ Keluwesan)
Langkah 4 : 13. Peserta didik menuliskan hasil
Mengembangkan pengamataanya pada lembar LKPD
dan menyajikan yang disediakan guru.
hasil karya 14. Peserta didik bersama kelompok
mencatat informasi penting yang
terkait dengan perubahan wujud
yang terjadi pada air yang
disebabkan oleh kalor.
15. Peserta didik merancang poster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Sintaks
Tahapan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Problem Based Waktu
Learning (PBM)
yang akan disajikan mengenai
perubahan wujud yang terjadi pada
air yang disebabkan oleh kalor.
(Menalar-Kreativitas → Keaslian)
16. Peserta didik menuangkan hasil
pengamatannya dalam bentuk hasil
karya poster. (Mencoba-Kreativitas
→ Elaborasi)
17. Peserta didik menambahkan hiasan
dan mewarnai poster sesuai dengan
kreativitasnya.
(Mencoba-Kreativitas→
Mempunyai rasa keindahan yang
dalam)
Langkah 5: 18. Pesrta didik bersama kelompok
Menganalisis dan mempresentasikan hasil percobaan
mengevaluasi dan hasil karya berupa poster.
proses (Mengkomunikasikan- Kreativitas
pemecahan → Kelancaran).
masalah 19. Peserta didik dan kelompok
menjawab pertanyaan dari guru dan
peserta didik lain. (Mencoba →
Komunikatif) (kelancaran)
20. Peserta didik bersama guru
menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompoknya. (Mencoba-
Berpikir Kritis).
21. Kelompok yang memperoleh nilai
terbaik mendapatkan penghargaan
berupa tepuk salut dan reward
bintang.
Kegiatan 1. Kesimpulan: Siswa menyimpulkan 10 menit
Penutup materi pembelajaran yang telah
dipelajari selama satu pertemuan
(menalar  berpikir kreatif)
2. Evaluasai : dalam kegiatan penutup
peserta didik diberikan soal evaluasi
siklus II. (Soal Terlampir).
3. Siswa diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami. (menanya 
komunikatif)
4. Refleksi : Peserta didik merefleksikan
pembelajaran yang telah berlangsung
dengan bimbingan guru. (menalar 
komunikatif).
5. Peserta didik bersama guru merayakan
keberhasilan pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

Sintaks
Tahapan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Problem Based Waktu
Learning (PBM)
melakukan seruan “Aku Anak Hebat”
6. Tindak lanjut : Sebagai penutup guru
mengajak peserta didik untuk
bersyukur atas ilmu dan semua
kegembiraan yang telah mereka
rasakan di hari ini dengan berdoa
bersama. Guru juga mengingatkan
tentang sikap berdo yang baik.
Catatan : Untuk peserta didik yang
belum memenuhi kriteria ketuntasan
Minimal dilakukan Remidi, dengan
dilakukan pendalaman materi terlebih
dahulu yang kemudian diberikan soal
remidial. Untuk yang sudah
memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal diberiakan Soal pengayaan
(Terlampir).
7. Guru mengucapkan salam penutup.

VII. Media, Alat, dan Sumber Belajar


a. Media
1. Video tentang
2. Bacaan tentang
3. Gambar gerakan tari
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 ,2 dan 3
5. Power point
b. Alat
1. LCD, laptop, speaker atau pengeras suara
2. Kertas manila
3. Pewarna (spidol, krayon atau pensil warna)
4. Lem atau double tape, gunting
c. Sumber Belajar
1. Guru
2. Diri Peserta didik
3. Teman sejawat
4. Lingkungan sekitar kelas
5. Lingkungan sekitar sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

6. Buku paket pegangan guru dan siswa


6.1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Edisi
Revisi 2018: Peristiwa dalam Kehidupan. Tema 7, Kelas V.
Jakarta: Kemendikbud.
6.2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa
Edisi Revisi 2018: Peristiwa dalam Kehidupan. Tema 7. Kelas V.
Jakarta: Kemendikbud.
7. Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

VIII. Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Lampiran 24. RPPTH Siklus II Pembjaran 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)


Satuan Pendidikan : SD Negeri Deresan
Kelas / Semester : V/2
Tema : 7 (Peristiwa Dalam Kehidupan)
Subtema : 3 (Peristiwa Mengisi Kemerdekaan)
Pembelajaran ke : 2 ( Dua)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP
Hari / Tanggal :
Alokasi Waktu : 7 JP (7 x 35 menit)

I. Tujuan Pembelajaran
IPA
3.7.1.1 Dengan diskusi kelompok, peserta didik mampu menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda pada
peristiwa pengembunan dengan benar. (Menganalisis-C4)
3.7.2.1 Dengan diskusi kelompok, peserta didik mampu membuktikan
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda pada peristiwa
pengembunan dengan benar. (Membuktikan-C5)
4.7.2.1 Dengan diskusi kelompok, peserta didik mampu membuat
buklet tentang peristiwa pengembunan dengan kreatif.
(Naturalisasi-P5)
Bahasa Indonesia
3.9.1.1 Melalui kegiatan membaca bacaan” Peran pelajar dalam mengisi
kemerdekaan”, peserta didik mampu mengidentifikasi kosakata
baku dalam bacaan. (Memahami-C2)
4.9.1.1 Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu membuat daftar
kegiatan positif di kehidupan sehari-hari menggunakan kalimat
efektif dan ejaan yang benar. (Artikulasi-P4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

SBdP
3.4.1.1 Dengan mencermati teks bacaan, peserta didik mampu
mengidentifikasi karya seni rupa daerah. (Memahami-C2)
4.4.1.1 Dengan melihat contoh di buku, peserta didik mampu membuat
karya seni rupa Daerah. (Naturalisasi-P5)

II. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.

III. Kompetensi Dasar


No. Mapel Kompetensi Dasar Indikator

1. IPA 3.7 Menganalisis pengaruh 3.7.1 Menganalisis pengaruh


kalor terhadap perubahan kalor terhadap perubahan
suhu dan wujud benda wujud benda pada
dalam kehidupan sehari- peristiwa pengembunan.
hari. (Menganalisis-C4)
3.7.2 Membuktikan pengaruh
kalor terhadap perubahan
wujud benda pada
peristiwa pengembunan.
(Membuktikan-C5)
4.7 Melaporkan hasil 4.7.1 Membuat buklet tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

No. Mapel Kompetensi Dasar Indikator

percobaan pengaruh kalor peristiwa pengembunan.


pada benda (Naturalisasi-P5)
2. Bahasa 3.9 Mencermati penggunaan 3.9.1 Mengidentifikasi Kosakata
Indonesia kalimat efektif dan ejaan baku dalam bacaan.
dalam surat undangan (Memahami-C2)
(ulang tahun, kegiatan
sekolah, kenaikan
kelas,dll.).
4.9 Membuat surat undangan 4.9.1 Membuat daftar kegiatan
(ulang tahun, kegiatan positif di kehidupan sehari-
sekolah, kenaikan kelas, hari menggunakan kalimat
dll.) dengan kalimat efektif efektif dan ejaan yang
dan memperhatikan benar. (Artikulasi-P4)
penggunaan ejaan.
3. SBdP 3.4 Memahami karya seni 3.4.1 Mengidentifikasi karya seni
rupa daerah. rupa yang ada di daerah.
(Memahami-C2)
4.4 Membuat karya seni 4.4.1 Membuat karya seni rupa
rupa daerah. daerah. (Naturalisasi-P5)

IV. Materi Pembelajaran


IPA : Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda
Bahasa Indonesia : Penggunaan kalimat baku
SBdP : Memahami karya seni

V. Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran


Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifk
Model : Problem Based Learning (PBM) dan Cooperative Learning

Metode : Pengamatan gambar dan video, tanyajawab, diskusi dalam


kelompok, penugasan, dan ceramah.
Tipe : TPS (Think, Pair, Share)

VI. Langkah – langkah pembelajaran


Fokus pada penggalan 3 untuk Penelitian Tindakan Kelas
Penggalan 1
(2 x 35 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Kegiatan Model Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi


pembelajaran Waktu
inofatif TPS
Kegiatan 1. Salam, doa, dan presensi. 15
Pembukaan 2. Literasi menit
Kegiatan literasi peserta didik membaca
teks cerita berjudul “Peran Pelajar
Mengisi kemerdekaan”.
3.Motivasi
1. Peserta didik melakukan tepuk
“Semangat ”.
4.Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya.
5. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti Langkah 1: 1. Peserta didik mencermati teks bacaan Menit
(langkah- Think literasi (mengamati → berpikir kritis) 40
langkah 2. Peserta didik dan guru melakukan
pembelajara tanyajawab terkait kalimat baku dalam
n TPS) teks tersebut. (menanya→ berpikir
kritis)
3. Peserta didik diminta untuk menentukan
kalimat baku dan kalimat tidak baku.
(menalar→ berpikir kritis)
Langkah 2: 4. Peserta didik diminta berpasangan
Pair mengerjakan LKPD. (mencoba)
5. Peserta didik dalam kelompok diminta
untuk membuat kalimat baku
berdasarkan kegiatan positif di rumah, di
sekolah dan di masyarakat.
6. Setiap kelompok masing membuat 2
contoh kalimat baku. (mencoba)
Langkah 3: 7. Setiap kelompok diberi kesempatan
Share untuk membacakan hasil diskusi kepada
kelompok lain. Kelompok yang lain
memperhatikan.
(mengkomunikasikan → kerja sama)
Kegiatan Evaluasi 1. Kesimpulan: Peserta didik bersama 15
Penutup guru menyimpulkan tentang materi yang menit
telah dipelajari.
2. Peserta didik melakukan tanyajawab
dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami materi
tersebut.
3. Peserta didik mendapat penguatan dari
guru terkait materi yang telah dipelajari.
4. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
5. Peserta didik bersama guru melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran.
6. Peserta didik dipersilahkan istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Penggalan 2
(2 x 35 menit)
Kegiatan Model Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi
pembelajaran Waktu
inofatif TPS
Kegiatan 1. Salam untuk membuka. 15
Pembukaan Motivasi menit
Peserta didik melakukan tepuk “Angin”
Wus…wus
Wus…wus
Wus…
Apersepsi
2. Guru melakukan tanya jawab tentang
materi pertemuan sebelumnya
Orientasi
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti Langkah 1: 1. Peserta didik mencermati bacaan Menit
(langkah- Think tentang karya seni daerah (mengamati 45
langkah → berpikir kritis)
pembelajara 2. Peserta didik dan guru melakukan
n TPS) tanyajawab terkait karya seni rupa
daerah. (menanya → berpikir kritis)
3. Peserta didik diminta untuk menuliskan
karya seni rupa yang ada di daerah
tempat tinggal. (menalar → berpikir
kritis)
Langkah 2: 4. Peserta didik berpasangan dengan teman
Pair sebangku untuk mengerjakan LKPD.
Yaitu: mengidentifikasi karya seni rupa
daerah sesuai dengan ciri-cirinya.
(mencoba → berpikir kritis)
5. Setiap kelompok mencatat hasil
identifikasi yang telah mereka amati.
(mencoba)

Langkah 3: 6. Setiap kelompok diberi kesempatan


Share untuk membacakan hasil diskusi kepada
kelompok lain.
7. Kelompok yang maju untuk presentasi
berdasarkan undian.
(mengkomunikasikan→kerja sama)
8. Kelompok yang lain memperhatikan.
Kegiatan Evaluasi 1. Kesimpulan: Peserta didik bersama guru 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Kegiatan Model Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi


pembelajaran Waktu
inofatif TPS
Penutup menyimpulkan tentang materi yang telah menit
dipelajari.
2. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai kesulitan yang
dihadapi dalam memahami materi
tersebut.
3. Peserta didik mendapat penguatan dari
guru terkait materi yang telah dipelajari.
4. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
5. Peserta didik bersama guru melakukan
refleksi.
6. Peserta didik diminta untuk istirahat.

Penggalan 3 (3 x 35 menit)
Kegiatan Sintaks dari Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Pembelajaran model Problem Waktu
Based Learning
(PBM)
Kegiatan 1. Salam pembuka. 10
awal 2. Motivasi: Peserta didik bernyanyi menit
“Perubahan wujud benda” nada dasar:
pelangi-pelangi :
mencair, menguap, menyublim
mengkristal
ada juga tentang membeku, mengembun
perubahan wujud terjadi disitu
kalorlah-kalorlah mengubah wujud
3. Apersepsi: peserta didik menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru
mengenai materi yang telah diajarkan
sebelumnya. (mencoba  komunikatif)
4. Orientasi:
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan skenario pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti Langkah 1: 1. Peserta didik disajikan masalah 85
Mengorientasikan mengenai: Olahraga di lapangan yang menit
peserta didik pada berumput pada pagi hari. Dalam bentuk
masalah video/gambar.
(mengamati→ komunikatif)
2. Peserta didik melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai :
 Apa yang menempel di rumput?
 Mengapa sepatu menjadi basah?
 Bagaimana proses pembuatan
embun?
(menanya → komunikatif)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Kegiatan Sintaks dari Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran model Problem Waktu
Based Learning
(PBM)
Langkah 2: 1. Peserta didik dibentuk dalam beberapa
Mengorganisasi- kelompok secara heterogen (4-5 orang).
kan peserta didik 2. Peserta didik bersama guru menentukan
agar belajar topik yang akan dibahas pada
pembelajaran hari ini yaitu mengenai
“Kalor dapat menyebabkan perubahan
wujud benda”.
Langkah 3: 3. Peserta didik di dalam kelompok
Membantu dibagikan modul praktikum.
menyelidiki 4. Peserta didik mendengarkan penjelasan
secara individu guru mengenai langkah-langkah
maupun percobaan yang akan dilakukan.
kelompok 5. Masing-masing kelompok menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan untuk
percobaan.
6. Peserta didik melakukan percobaan
mengenai perubahan wujud benda yang
disebabkan oleh kalor. (mencoba →
bekerja sama)
7. Peserta didik mengamati perubahan
wujud yang terjadi pada air es dalam
gelas kaca yang digunakan dalam
percobaan. (mengamati → berpikir
kritis)
8. Peserta didik menganalisis perubahan
wujud benda. (menalar→kreativitas)
(keluwesan)
9. peserta didik menanyakan hal yang
belum dipahami kepada guru maupun
teman sebagai sumber belajar.
(menanya→ kreativitas) (rasa ingin
tahu)
Langkah 4: 10. Peserta didik menuliskan hasil
Mengembangkan pengamataanya pada lembar LKPD
dan menyajikan yang disediakan guru.
hasil kerja 11. Peserta didik bersama kelompok
mencatat informasi penting yang terkait
dengan perubahan wujud yang terjadi
pada es yang disebabkan oleh kalor.
12. Peserta didik merancang buklet yang
akan disajikan mengenai perubahan
wujud yang terjadi pada es yang
disebabkan oleh kalor. (menalar→
Kreativitas) (keaslian)
13. Peserta didik menuangkan hasil
pengamatannya dalam bentuk hasil
karya buklet. (Mencoba→ Kreativitas)
(elaborasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Kegiatan Sintaks dari Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran model Problem Waktu
Based Learning
(PBM)
14. Peserta didik membuat buklet
semenarik mungkin. (Mencoba→
Kreativitas) (mempunyai rasa
keindahan yang dalam)
Langkah 5: 17. Peserta didik bersama kelompok
Menganalisis dan mempresentasikan hasil percobaan dan
mengevaluasi hasil karya berupa buklet.
hasil (Mengkomunikasikan→ Komunikatif)
18. Peserta didik dan kelompok menjawab
pertanyaan dari peserta didik lain.
(Mencoba → Komunikatif)
(kelancaran)
19. Peserta didik bersama guru
menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompoknya.
Kegiatan 1. Kesimpulan: Peserta didik 10
Penutup menyimpulkan materi pembelajaran menit
yang telah dipelajari.
(Menalar- Kreativitas→
Kelancaran).
2. Peserta didik diberi kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum
dipahami.
(Menanya-komunikatif).
3. Evaluasi: Dalam kegiatan penutup
peserta didik diberikan beberapa soal
oleh guru untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran yang sudah dilakukan
(soal terlampir).
4. Refleksi: Peserta didik merefleksikan
pembelajaran yang telah berlangsung
dengan bimbingan guru.
5. Tindak lanjut: Peserta didik diingatkan
untuk melaksanakan pesan moral yang
diperoleh selama pembelajaran dan
mempelajari kembali materi yang sudah
dipelajari hari ini.
6. Peserta didik dipersilahkan untuk
istirahat.
7. Guru mengucapkan salam penutup.
Catatan: untuk peserta didik yang belum
memenuhi KKM dilakukan remidi yaitu
pendalaman materi. Kemudian,
mengerjakan soal remedial.
8. Untuk peserta didik yang sudah
memenuhi KKM mengerjakan soal
pengayaan (terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

VII. Media, Alat, bahan dan Sumber Belajar


a. Media :
1. Potongan-potongan kain
2. Gambar-gambar seni rupa daerah
3. bacaan literasi
4. Media percobaan ( air panas, gelas, tutu gelas)
5. Tanyangan video/gambar tentang embun pada rumput
b. Alat
1. Laptop
2. LCD proyektor
3. Spiker
4. Kertas LKPD
5. Bolpoin
c. Sumber Belajar:
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Guru
Kelas V Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Tema 7: Peristiwa
Dalam Kehidupan. Jakarta: Kemendikbud.
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Buku Siswa
Kelas V Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Tema 7: Peristiwa
Dalam Kehidupan. Jakarta: Kemendikbud.
3. Kalimat baku
https://hot.liputan6.com/read/4061383/pengertian-kata-baku-
dan-tidak-baku-dilengkapi-ciri-ciri-dan-contohnya
4. Dari guru
5. Peserta didik
6. Lingkungan sekitar sekolah
7. Lingkungan kelas
8. Teman sejawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

VIII. Teknik Penilaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

Lampiran 25. Kondisi Awal Kreativitas Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 26. Foto-foto Penelitian

1. Pengamatan perubahan suhu pada air yang dipanaskan

2. Pengamatan es yang mencair

3. Pengamatan jumlah air yang berkurang karena didihkan

249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

4. Pengamatan proses pengembunan

5. Kegiatan pembuatan hasil karya

6. Siswa mempresentasikan hasil karyanya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ega Gressia Victoria lahir di Singkawang, Kalimantan


Barat pada 04 Juli 1997. Anak pertama dari Bapak
Mulyadi dan Ibu Ayang, tinggal di Jl. Sagatani,
Singkawang, Kalimantan Barat. Pendidikan dasar
ditempuh di SDN 03 Singkawang dan lulus pada
tahun 2010. Tahun 2010 melanjutkan studi di SMPN
10 Singkawang. Setelah menyelesaikan Sekolah
Menengah Pertama tahun 2013, kemudian
melanjutkan studi di SMAN 08 Singkawang dan lulus tahun 2016. Sejak tahun
2016 terdaftar sebagai mahasiswi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Tugas akhir studi dilakukan peneliti
dengan menyusun skripsi berjudul “Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Materi Suhu dan Kalor Menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) di SDN Deresan”.
Beberapa kegiatan kemahasiswaan yang pernah diikuti peneliti selama
kuliah di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma antara lain: peserta
inisiasi Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi FKIP Universitas
Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi Program Studi PGSD tahun 2016,
kuliah umum setiap semester ganjil, seksi acara parade gamelan anak ke IX se-
Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2016, peserta pendampingan pengembangan
kepribadian dan metode belajar I tahun 2016, peserta English club program for 4
semesters tahun 2016-2018, peserta kursus pembinaan pramuka mahir tingkat
dasar tahun 2017, peserta pendampingan pengembangan kepribadian dan metode
belajar II tahun 2017, dan peserta kuliah kerja nyata regular LVII tahun2019.

251

Anda mungkin juga menyukai