Anda di halaman 1dari 14

Volume.

5
Nomor. 1
Tahun. 2020

Pengembangan Media Audio untuk Meningkatkan Kemampuan Menghubungkan Siklus


Hidup dan Pelestariannya

Yoga Marga Mahendra, Alfi Laila, Novi Nitya Santi


Prodi PGSD Universitas PGRI
Kediri
Surel : yogamarga27@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) need assesment atau analisis
kebutuhan siswa dan guru terhadap pengembangan media audio visual; (2) kevalidan dari ahli
media dari ahli materi; dan keefektifan model pengembangan media audio visual pada siklus
makhluk hidup serta pelestarianya. Penitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan
(Reseacrh and Development). Model pengembangan penelitian mengacu pada prosedur ADDIE
dengan 5 tahapan: (a) Analysis; (b) Design; (c) Development; (d) Implementation; (e) Evaluation.
Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Penilaian
kevalidan media pembelajaran melibatkan lima dosen ahli materi dan ahli media. Hasil
penenlitian inimenujukkan bahwa; 1) guru dan siswa sama-sama membutuhkan pengembangan
media audio visual pada pembelajaran IPA di SDN Brenggolo 1, 2) media audio visual
berdasarkan dari hasil validasi ahli materi didapatkan skor 97,73 masuk dalam kategori sangat
baik dan ahli desain media diperoleh nilai rata-rata 98,21 yang berarti bahwa media yang
dikembangkan tersebut masuk dalam kategori sangat baik, dan 3) berdasarkan hasil uji coba
skala kecil hasilnya adalah 72,50 % tergolong dalam kategori layak danselanjutnya pada uji coba
skala besar menghasikan data 74,37%, sehingga menyatakan media audio visual pada siklus
hidup makhluk hidup serta peestarianya layak digunakan di SDN Brenggolo 1.
Kata Kunci: media audio visual, hubungan siklus hidup dan pelestariannya

Abstract
This study aims to describe: (1) need assessment or analysis of the needs of students and
teachers for the development of audio-visual media; (2) validity from media experts from
material experts; and the effectiveness of audio visual media development models in the cycle of
living things and their conservationists. This research is a type of research and development
(Research and Development). The research development model refers to the ADDIE procedure
with 5 stages: (a) Analysis; (b) Design; (c) Development; (d) Implementation; (e) Evaluation.
Data collection methods by observation, interview, questionnaire and documentation. Evaluation
of the validity of instructional media involved five material expert lecturers and media experts.
The results of this study indicate that; 1) teachers and students alike need the development of
audio visual media in natural science learning at SDN Brenggolo 1, 2) audio visual media based
on the results of the validation of the material experts obtained a score of 97.73 included in the
very good category and media design experts obtained the average value an average of 98.21
which means that the developed media is in the very good category, and 3) based on the results
of small-scale trials the result is 72.50% classified in the feasible category and furthermore on
the large-scale trial yields 74.37% data, so stated that audio-visual media in the life cycle of
120 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

living things and their conservationists is suitable for use in SDN Brenggolo 1
Keywords: media audio visual, hubungan siklus hidup dan pelestariannya

A. PENDAHULUAN mampu membantu peserta didik dalam


Perkembangan teknologi pada era memahami materi yang dipelajari lebih
modern telah memiliki perkembangan optimal. Salah satu media yang mampu
yang sangat pesat. Perkembangan membantu siswa pada pembelajaran di
teknologi telah memberikan dampak kelas berupa media berbasis teknologi
yang lebih baik pada era modern, baik informasi yang berupa media audio
dalam bidang komunikasi, transportasi, visual. Penerapan Teknologi Informasi di
budaya, dan pendidikan. Pada bidang bidang pendidikan, khususnya dalam
pendidikan, pemanfaatan teknologi, proses pembelajaran diyakini dapat
informasi, dan komunikasi digunakan memberikan pengaruh yang signifikan
untuk meningkatkan efisiensi dan dalam meningkatkan kualitas
efektivitas dalam pembelajaran1. Pada pendidikan3. Penggunaan teknologi juga
jenjang pendidikan Sekolah Dasar, mampu membuat peserta didik
teknologi juga sangat membantu guru melakukan kontrol terhadap aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran yang belajar, selain itu teknologi juga mampu
dilakukan di sekolah, terutama pada mengintegrasikan beberapa komponen
materi yang membutuhkan beberapa yang dapat mendukung aktivitas
format media demi ketercapaian tujuan pembelajaran
pembelajaran, seperti halnya subtema Pada Kurikulum 2013 kelas IV
aku dan cita-citaku. semester 2, Tema 6 cita –citaku, Sub
Media adalah suatu sistem yang Tema 1 Aku dan Cita-citaku, terdapat
tidak bisa dilepaskan dengan Kompetensi Dasar 3.2 menghubungkan
pembelajaran. Media adalah segala siklus hidup beberapa makhluk hidup
bentuk yang dipergunakan untuk proses serta mengaitkan dengan pelestarianya.
penyaluran informasi jadi dapat Berdasarkan data observasi yang
dikatakan bahwa media pembelajaran diperoleh melalui wawancara di SDN
adalah alat yang digunakan guru untuk Brenggolo I, kelas IV yang dilaksanakan
menyampaikan pesan pembelajaran pada 4 april 2019, hasil wawancara
kepada siswa, pentingnya media pada peneliti yang dilakukan kepada beberapa
pembelajaran di kelas yaitu supaya siswa yaitu Pembelajaran IPA masih
tercapainya tujuan yang telah diajarkan meniru pada paradigma
ditentukan . Hal tersebut tentunya sangat
2 pendidikan lama ”teacher centered”.
dibutuhkan media pembelajaran yang Konsep dari guru diberikan kepada siswa
dan siswa menerima begitu saja sehingga
1
Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No 22 Tahun 2016 Tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
3
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Nurchaili, “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Menengah. Teknologi Informasi Dalam Proses Pembelajaran
2
Miarso, Definisi Teknologi Pendidikan. Kimia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa.”
Pengembangan Media Audio. . . | 121

siswa tidak paham4, penyampaian materi diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah
pada Tema 6, Sub Tema 1, Kompetensi satunya adalah peran Guru dalam
Dasar membandingkan siklus hidup serta mengontrol kegiatan pembelajaran6.
mengaitkan dengan pelestariannya oleh Dalam hal ini guru juga diharapkan
guru kurang menarik karena dalam menjadi model yang baik bagi siswa. Guru
mengajar guru tidak menggunakan media harus mempunyai akhlak dan perilaku
pembelajaran tetapi guru hanya yang mencerminkan nilai-nilai keluhuran
menggunakan buku ajar yang ada, selain berbudi pekerti. Hal ini sesuai dengan
itu interaksi antara guru dengan siswa yang diajarkan dalam Islam yang terdapat
masih kurang karena guru melakukan dalam surat Al- Ahzab ayat 21 yang
pembelajaran searah dan menyebabkan berbunyi:
siswa kurang tertarik dengan kegiatan َّْ ْ‫سنَةْ ِل َمن كَانَْ يَر ُجوا‬
َ‫ٱّلل‬ َ ‫ٱّلل أُس َوةْ َح‬
َِّْ ‫ل‬ ُ ‫لَّقَدْ كَانَْ لَ ُكمْ فِى َر‬
ِْ ‫سو‬
pembelajaran dan siswa cenderung pasif ً ‫ٱّلل َكث‬
‫ِيرا‬ َْ ‫َوٱليَو َْم ٱل َءاخِ َْر َوذَك‬
ََّْ ‫َر‬
dalam pembelajaran. Oleh karena itu Artinya:
banyak siswa belum maksimal dalam “Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah
memahami materi Komptensi Dasar 3.2 itu suri tauladan yang baik bagimu,
membandingkan siklus hidup beberapa (yaitu) bagi orang yang mengharap
jenis makhluk hidup serta upaya (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
pelestariannya, dengan indikator 3.2.1 kiamat dan yang banyak mengingat
mengidentifikasi siklus makhluk hidup Allah.(QS. Al- Ahzab ayat 21) .
serta mengaitkan dengan pelestariannya, Oleh karena itu, jika para peserta
3.2.2 membandingkan siklus makhluk didik dapat memperoleh contoh yang
hidup serta mengaitkan dengan baik dari gurunya, maka siswa tersebut
pelestariannya. Pada pembelajaran IPA di pun akan termotivasi untuk melakukan
Sekolah Dasar membutuhkan suatu kebaikan. Begitu pula sebaliknya, jika
inovasi baru yang mampu untuk peserta didik terbiasa dengan contoh
mengaktifkan dan membuat proses yang jelek, maka dapat dipastikan mereka
pembelajaran menjadi lebih akan termotivasi untuk melakukan
menyenangkan agar para siswa mampu keburukan.
untuk memahami materi yang dipelajari. Rendahnya hasil pembelajaran
Hal ini menuntut guru untuk dapat tersebut juga dibuktikan dengan hasil
menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam belajar siswa dibawah KKM 70, yaitu rata-
memilih media pembelajaran yang akan rata nilai kelas pada siklus hidup
digunakan5. Kesuksesan dalam beberapa jenis makhluk hidup serta
melakukan pembelajaran bisa upaya pelestariannya 65, berdasarkan
wawancara dengan 20 siswa terdapat
4
Zuhaida, “Program Pembelajaran IPA Berbasis hasil yang menyatakan bahwa selama ini
Masalah Untuk Menumbuhkan Metakognisi Siswa siswa hanya menghafal materi tanpa
MTS Di Salatiga.”
5
memahaminya sehingga ketika melewati
Kusumawati, “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Snowball Throwing Terhadap
6
Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Bondrang Hadi, “Scaffolding Dalam Menyelesaikan
Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo.” Permasalahan KPK Dan FPB.”
122 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

materi tersebut siswa akan mudah lupa, kegiatan pembelajaran. Media audio
oleh karena itu perlu sebuah alat/media visual mampu merangkum banyak
yang dapat mempermudah siwa dalam kejadian dalam waktu yang lama dan
mencapai Kompetensi Dasar 3.2 menjadi lebih singkat dan jelas dengan
membandingkan siklus hidup beberapa disertai gambar dan suara yang dapat
makhluk hidup serta upaya diulang-ulang dalam proses
pelestariannya penggunaanya. Audio visual memiliki
Berdasarkan permasalahan kelebihan yaitu membantu memahami
tersebut, maka dibutuhkan sebuah pesan pembelajaran secara lebih
pengembangan media pembeajaran yang bermakna tanpa terikat oleh bahan ajar
mampu memberikan pembelajaran yang lainnya. Dengan unsur gerak dan animasi
kontekstual bagi peserta didik. Salah satu yang dimiliki audio visual mampu
media pembelajaran yang sesuai dengan menarik perhatian siswa lebih lama bila
materi adalah siklus hidup beberapa jenis dibandingkan dengan media
makhluk hidup serta upaya pembelajaran yang lainnya karena sesuai
pelestariannya adalah media audio visual. fungsinya Daryanto8 (2013: 8)
Dimana media audio visual berperan mengungkapkan bahwa media memiliki
sebagai alat bantu mengajar untuk fungsi sebagai pembawa informasi dari
mendapatkan tujuan pembelajaran. sumber (guru) menuju penerima siswa.
Menurut Azhar Arsyad” media audio Hal tersebut juga di dukung oleh
visual adalah media memungkinkan beberapa hasil penelitian yang
sinyal audio dapat dikombinasikan menunjukkan bahwa hasil Penelitian : (1)
9

dengan gambar bergerak untuk media audiovisual memiliki kualitas baik,


menyajikan audio dan visual yang berisi hal ini dapat dilihat dari hasil validasi
pesan-pesan pembelajaran baik yang oleh ahli media sebesar 85.25 % ahli
berisi konsep, prinsip, prosedur, teori materi sebesar 87.37% masuk dalam
aplikasi pengetahuan untuk membantu kriteria sangat layak; (2) diteliti Oleh :
pemahaman terhadap suatu materi Fuji Laksono10, Hasil Penelitian : Hasil
pembelajaran”7. Jadi dapat disimpulkan Penelitian ini mendapat penilaian ahli
bahwa media audio visual merupakan materi dengan kategori sangat baik 4,62;
bahan pembelajaran tampak dengar (3) batas kriteria ketuntasan minimal 70.
(audio visual) yang dapat digunakan Yaitu 96% peserta didik mencapai
untuk menyampaikan pesan-pesan/ standar kompetensi yang telah ditetapkan
materi pelajaran, dikatakan tampak
dengar karena unsur dengar (audio) dan 8 Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung:
Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
unsure visual/ video (tampak dapat 9
Hikmah, “Pengembangan Multimedia (Audiovisual)
disajikan serentak). Pembelajaran Matematika Pada Materi Bangun
Media audio visual mempunyai Ruang Bagi Siswa Kelas IV SD.”
10
Laksono, “Pengembangan Media Audio Visual
unsur gerak mampu menarik perhatian
Dalam Pembelajaran Budaya Hidup Sehat Khususnya
dan motivasi siswa dalam melaksanakan Kebersihan Tangan Dan Kaki Pada Peserta Didik II SD
Negeri Semen Kecamatan Windusari Kabupaten
7
Arsyad, Media Pembelajaran. Magelan Provinsi Jawa Tengah.”
Pengembangan Media Audio. . . | 123

dan telah dinyatakan tuntas dan 4% kepada ajal yang ditentukan dan supaya
masih mendapat nilai kurang dari 70, kamu memahaminya.12
ditetapkan dan telah dinyatakan tuntas
dan 4% masih mendapat nilai kurang dari Berdasarkan ayat tersebut
7011. manusia yang telah lahir ke dunia melalui
Berdasarkan hasil temuan dari tahapan pertumbuhan dan
tersebut maka pngembangan media audio perkembangan. Anak usia sekolah dasar
visual perlu dilanjutkan pada Kompetensi mengalami pertumbuhan dan
Dasar 3.2 membandingkan siklus hidup perkembangan yang berada pada tahapan
beberapa jenis makhluk hidup serta operasional konkret. Anak mulai
mengaitkan dengan upaya pelestariannya. menunjukkan perilaku belajar dengan
Kelebihan media yang menggunakan pemikiran-pemikiran yang
dikembangkan dibandingkan dengan difokuskan pada objek objek nyata atau
media yang sudah ada yaitu adanya konkret. Menurut Susanto13, tahap
percakapan yang mengarah ke materi di operasional konkret dimaknai sebagai
dalam video tersebut, dimaksudkan agar berikut.
menarik minat peserta didik dan peserta “Peserta didik sudah mulai memahami
didik tidak akan bosan saat belajar sambil aspek-aspek kumulatif materi,
melihat video tersebut. mempunyai kemampuan memahami cara
Setiap manusia yang lahir ke dunia mengombinasikan beberapa golongan
ini pastinya mengalami proses benda yang bervariasi tingkatnya. Selain
perkembangan, sebagaimana Alloh telah itu peserta didik sudah mampu berfikir
berfirman dalam surat Al-Mukmin ayat 67 sistematis mengenai benda-benda dan
‫علَقَ ٍة ث ُ َّم‬ ْ ُ‫ب ث ُ َّم مِ ْن ن‬
َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم مِ ْن‬ ٍ ‫ه َُو الَّذِي َخلَقَ ُك ْم مِ ْن ت ُ َرا‬ peristiwa- peristiwa yang kongkret."
‫شيُو ًخا َومِ ْن ُك ْم َم ْن‬ ُ ‫شدَّ ُك ْم ث ُ َّم ِلت َ ُكونُوا‬ُ َ ‫يُ ْخ ِر ُج ُك ْم طِ ْفال ث ُ َّم ِلت َ ْبلُغُوا أ‬ Berdasarkan uraian tersebut dapat
)٦٧( َ‫س ًّمى َولَعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُون‬ َ ‫يُت ََوفَّى مِ ْن قَ ْب ُل َو ِلت َ ْبلُغُوا أَ َجال ُم‬ diketahui bahwa anak usia sekolah dasar
Artinya: proses belajarnya sudah memasuki tahap
Dia-lah yang menciptakan kamu operasional konkret, sehingga cara
dari tanah kemudian dari setetes mani, berfikir anak usia sekolah dasar lebih
sesudah itu dari segumpal darah, terorganisasi lagi pada tahap yang lebih
kemudian dilahirkannya kamu sebagai konkret atau nyata untuk memahami
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan materi yang dipelajari. Anak usia sekolah
hidup) supaya kamu sampai kepada masa dasar sudah mampu berfikir secara logis
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu tentang apa yang sedang dipelajari. Ada
hidup lagi) sampai tua, di antara kamu beberapa karakteristik anak diusia
ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
perbuat demikian) supaya kamu sampai guru, agar lebih mengetahui keadaan
peserta didik khususnya ditingkat

11
Widiastuti, “Pengembangan Video Pembelajaran
13
Pewarnaan Serat Daun Suji Dengan Zat Warna Alam Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah
Untuk Siswa SMK N 5 Yogyakarta.” Dasar, 77.
124 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

Sekolah Dasar, menurut Desmita14, maupun siswa dan ini tidak semua
karakeristik dan kebutuhan peserta didik guru memilikinya.
dibahas sebagai berikut. c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk
1. Karakteristik pertama anak SD adalah sebagai pemeran merasa malu untuk
senang bermain. memerankan suatu adegan tertentu
Karakteristik ini menuntut guru
SD untuk melaksanakan kegiatan 2. Karakteristik yang kedua adalah
pembelajaran yang mengandung unsur senang bergerak.
unsur permainan dan aktivitas fisik Orang dewasa dapat duduk
siswa. Pembelajaran yang melibatkan berjam-jam, sedangkan anak SD dapat
unsur permainan akan membuat siswa duduk dengan tenang paling lama sekitar
menjadi lebih tertarik dalam mengikuti 30 menit. Oleh karena itu, dalam proses
kegiatan pembelajaran. Sedangkan belajar mengajar hendaknya guru
menurut Djamarah dan Zain (2008), merancang kegiatan pembeiajaran yang
metode pembelajaran bermain peran berhubungan dengan aktifitas siswa yang
memiliki kelebihan dan kekurangan, memungkinkan siswa untuk berpindah
diantaranya yaitu: Djamarah15, metode tempat dan bergerak.
pembelajaran bermain memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun 3. Karakteristik yang ketiga adalah anak
kelebihan metode bermain adalah; senang bekerja dalam kelompok.
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan Karakteristik ini membawa
lama dalam ingatan siswa, di samping implikasi bahwa guru harus merancang
menjadi pengalaman yang proses pembelajaran yang
menyenangkan juga memberi memungkinkan anak untuk bekeria atau
pengetahuan yang melekat dalam beluiar dalam kelompok. Guru dapat
memori otak. meminta siswa untuk membentuk
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga kelompok kecii dengan anggota 3-4 orang
memungkinkan membuat kelas untuk mempeiajari atau menyelesaikan
menjadi dinamis dan antusias. suatu tugas secara kelompok. Oleh sebab
c. Membangkitkan gairah dan semangat itu. guru dapat menggunakan media
optimisme dalam diri siswa serta pembelajaran sebagai sarana
menumbuhkan rasa kebersamaan. penyampaian materi kepada siswa untuk
Sedangkan kelemahan metode bermain lebih memahami.
adalah;
a. Metode bermain membutuhkan 4. Karakteristik yang keempat.
waktu yang relatif panjang atau Anak SD senang merasakan atau
banyak. melakukan sesuatu secara langsung,
b. Membutuhkan kreativitas dan daya ditinjau dari teori perkembangan
kreasi yang tinggi dari pihak guru kognitif, anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Bagi anak usia
14
Desmita, Psikologi Perkembangan, 35. sekolah dasar penjelasan guru tentang
15
Djamarah, Psikologi Belajar.
Pengembangan Media Audio. . . | 125

materi peiajaran akan iebih mudah dilaksanakan adalah menyiapkan konten


dipahami siswa apabila siswa beserta menggabungkannya dan
merasakan secara langsung. Dari melakukan validasi ahli media dan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan pembelajaran. Tahap keempat yaitu
bahwa anak pada usia Sekolah Dasar implementasi produk di sekolah,
(SD) berada pada masa kanak-kanak implementasi ini dilakukan untuk
tengah (6-9 tahun). Anak-anak pada usia mengetahui kepraktisan dari produk
Sekolah Dasar ini memiliki karakteristik yang dikembangkan melalui hasil
senang bermain seperti kegiatan penilaian angket yang diberikan oleh
permainan dalam pembelajaran, senang guru dan peserta didik. Tahap terakhir
bergerak atau berpindah-pindah tempat, yaitu evaluasi, dalam model
senang bekerja dalam kelompok- pengembangan ADDIE evaluasi
keiompok dan senang melakukan secara dilakukan pada tiap tahapan
langsung misalnya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat C. HASIL PENELITIAN DAN
langsung dalam pembelajaran. Oleh PEMBAHASAN
sebab itu guru akan menggunakan media Analisis data need assessment
pembelajaran dalam proses kegiatan Data yang dihasilkan pada analisis
belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan adalah data
karakteristik anak usia sekolah dasar. mentah yang berua skor minimal dan
skor maksimal berdasarkan jumlah item
B. METODE PENELITIAN yang ada di angket dan rentang pilihan
Penelitian ini adalah penelitian dan gradasi yang telah disediakan dalam
pengembangan (Risert and angket masing-masing komponen. Data
Development). Model pengembangan skor mentah yang diperoleh dari jawaban
yang digunakan dalam penelitian ini responden terlebih dahulu dikonversi ke
adalah model ADDIE, yang mana tahap skala 100 kemudian dideskripsikan
pertama adalah melakukan analisis, sesuai dengan masing-masing variabel.
analisis yang dilakukan dalam penelitian Untuk pedoman konversi sesuai dengan
ini meliputi analisis kurikulum, analisis tabel 1 berikut.
karakteristik peserta didik, dan analisis
kubutuhan peserta didik. Tahap kedua Tabel 1. Pedoman Konversi
yaitu desain, pada tahap ini adapun No Rentang Skor Kategori
kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1 85-100 Sangat Baik
pembuatan instrument penilaian, 2 70-84 Baik
menentukan KI, KD, Indikator, serta 3 55-69 Cukup
tujuan pembelajaran yang digunakan, 4 40-54 Kurang
membuat list barang dan merancang 5 0-39 Sangat
RPP. Tahap yang ketiga yaitu Kurang
pengembangan produk, dalam 1. Need Assessment
pengembangan produk kegiatan yang a. Siswa
126 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

Urgensi Penggunaan Media Audio visual


Menurut Siswa b. Urgensi pengembangan media audio
Tabel 2. Need assessment visual menurut guru.
pengembangan media Audio Visual Tabel 3. Urgensi Pengembangan
Responden Siswa Media Audio Visual Menurut Guru
N Urgensi Jum Prese N Urgensi Jum Presen
o Kebutuhan lah ntase o Kebutuhan lah tase
1 Saya lebih mudah 24 80 % 1 Saya 5 25%
memahami memanfaatkan
pelajaran setelah media
guru pembelajaran
menggunakan audio visual
media 2 Saya pernah 5 25%
pembelajaran membuat
2 Saya merasa 30 100 sendiri media
bosan jika % pembelajaran
kegiatan belajar dan mengalami
mengajar tidak banyak kendala
menggunakan 3 Sumber belajar 20 100%
media yang sangat
pembelajaran butuh
3 Saya lebih 21 75% dikembangakan
bersemangat segera adalah
mengikuti media audio
pelajaran saat visual
guru 4 Pada materi 20 100%
menggunakan membandingkan
media siklus beberpa
pembelajaran makhluk hidup
4 Saya tidak 5 25% serta
merasakan mengaitkan
manfaat media upaya
pembelajaran pelestarianya
5. Saya lebih rajin 27 90% membutuhkan
belajar karena visualisasi objek
media 5 Pada materi 20 100%
pembelajaran membandingkan
membuat saya siklus beberpa
menyukai makhluk hidup
pelajaran serta
Jumlah mengaitkan
Pengembangan Media Audio. . . | 127

upaya memberikan makna dan pengambilan


pelestarianya keputusan disajikan pada tabel 4 berikut.
membutuhkan Tabel 4. Pengambilan Keputusan
penejelasan Kualifikasi Validasi Produk Media Audio
mendetail Visual
Pencapaian Kualifiasi Keteranga
6 Pada materi 20 100%
(5)
yang bersifat 90 – 100 Sangat valid Tidak perlu direvisi
abstrak perlu 75 – 89 Valid Sedikit revisi
65 – 75 Cukup valid Direvisi secukupnya
disajikan 55 – 64 Kurang valid Banyak hal yang direvisi
visualisai objek 0 – 54 Sangat kurang Diulangi membuat produk
valid
7 Siswa lebih 18 90%
tertarik jika
Penilaian desain dilakukan oleh
belajar
ahli desain terhadap tiga (3) komponen
menggunakan
desain model pembelajaran, yaitu (1)
media audio
Relevansi, (2) Hasil Penggunaan Bahan,
visual
dan (3) Pembelajaran. Penilaian
Jumlah
dilakukan dengan cara memberikan skor
satu sampai dengan empat yang
2. Validasi Produk Media Audio
mempresentasikan tanggapan, yaitu skor
Visual
satu (1) Artinya tidak baik, skor dua (2)
Data yang diperoleh dari skala yang
artinya kurang baik, skor ( 3) artinya
diberikan oleh ahli materi/isi ini
baik, dan skor (4) artinya sangat baik.
menentukan kevalidan media audio visual
Hasil penelitian ahli desain tersebut
Data kevalidan dianalisis menggunakan
disajikan pada Tabel 5
teknik analisi statistik deskriptif dengan
menghitung presentase yang
Tabel 5. Penilaian Ahli Materi
menggunakan rumus sebagai berikut16
No Komponen Nilai Kualifikasi
1 Relevansi 100,00 Sangat
P= ∑x X 100% Baik
∑xi 2 Hasil 100,00 Sangat
Kete
Penggunaan Baik
rangan:
Bahan
P = Presentase kevaldan ahli isi/materi
3 Pemblajaran 93,75 Sangat
∑x= jumlah keseluruhan jawaban
Baik
responden
Rerata 97,73 Sangat
∑xi = jumlah keseluruhan skor ideal
Keseluruhan Baik
dalam satu item
100% = konstanta
Penilaian media dilakukan oleh
Pedoman yang digunakan untuk
ahli media terhadap tujuh (7) komponen
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan media pembelajaran, yaitu (1) ketepatan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D).
128 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

gambar gambar yang digunakan pada Baik


sampul, (2) kesesuaian bahan dengan Rerata total 98,21 Sangat
media / gambar yang digunakan, (3) Baik
kualitas gambar dalam uraian materi, (4)
ketepatan penempatan gambar, (5) A. Pembahasan
ketepatan ukurun gambar, (6) kualitas 1) Need Assessment pengembangan
teks, dan (7) kualitas tabel Penilasan media visual menurut siswa dan
dilakukan dengan cara memberikan skor guru
satu sampai dengan empat yang a. Need Assessment Guru
mempresentasikan tanggapan, yaitu skor Berdasarkan data pada tabel dua
satu (1) tidak dapat sesuai / tidak sesuai , urgensi penggunaan media audio
skor dua (2) artinya karang baik / kurang visual dari 30 siswa yang mengisi
sesuai, skor tiga (3) berarti baik / sesuai, angket terdapat 21 siswa (75%)
dan skor empat (4) berarti sangat baik / siswa lebih bersemangat mengikuti
sangat sesuai. Hasil Perkiraan ahli media pelajaran saat guru menggunakan
yang disajikan pada Tabel 6. media audio visual dalam
pembelajaran, sedangkan sisanya
Tabel 6 Penilaian Ahli Desain Media menjawab biasa-biasa saja. Hal ini
No Komponen Nilai Kualifikasi memang gaya belajar masing-masing
1 Ketepatan 100,00 Sangat siswa berbeda anatara satu dengan
ilustrasi Baik yang lainya. Jika siswa gaya
gambar yang belajarnya tergolong kinestetik maka
digunakan siswa cenderug tidak merasa bahwa
pada cover media audio visual ini sebagai media
2 Kesesuaian 100,00 Sangat yang bisa membangkitkan semangat
materi dengan Baik belajarnya. Pada aspek peningkatan
media/gambar pemahaman pembelajaran setelah
yang menggunakan media terdapat 80%
digunakan atau 24 siswa yang berpendapat
3 Kualitas 100,00 Sangat bahwa siswa ada peningkatan
gambar dalam Baik semangat belajarnya dan terdapt
uraian materi 100% atau 30 siswa yang merasa
4 Ketepatan 100,00 Sangat bosan jika pembelajaran tidak
penempatan Baik menggunakan medaia pembelahjaran
gambar sama sekali. Hal ini menujukkan
5 Ketepatan 87,50 Baik bahwa keberfuangsian penggunaan
ukuran media pembelajaran bisa maksimal17
gambar b. Need Assessment Guru
6 Kualitas teks 100,00 Sangat Analisis kebutuhan berdasarkan
Baik
17
Smaldino, Lowther, and Mims, Instructional
7 Kualitas tabel 100,00 Sangat
Technology and Media for Learning 12th Edition.
Pengembangan Media Audio. . . | 129

data tabel tiga dapat disimpulkan inkubasi, iluminasi, dan


bahwa pemanfaatan media verifikasi .
20

pembelajaran audio visual masih 2) Kevalidan Pengembangan Media


belum maksimal penggunaanya, Audio Visual
hal ini dibuktikan hanya 25% guru Hasil analisi Tabel 5, data
yang pernah menggunakan medai penilaian ahli desain media
tersebut, padalah untuk pembelajaran terhadap produk
pembelajaran IPA pada materi media audio visual yang
membandingkan siklus beberpa dikembangkan dalam penelitian ini
makhluk hidup serta mengaitkan menunjukan bahwa respon ahli
upaya pelestarianya desain berada pada kategori sangat
membutuhkan visualisasi objek baik. Hal ini menjadi indikasi bahwa
dan penjelasan secara detail serta dari aspek desain media audio isual
lebih rinci, hal tersebut juga diakui yang dikembangkan valid dan layak
oleh guru sebanyak 100%. Dengan digunakan sebagai fasilitas
demikian, pengembangan media pembelajaran.
Audio visual memang sangat Berdasarkan hasil penilaian ahli
dibutuhkan. media pada tabel enam menunjukan
Pengembangan media bahwa hasil analisis data penilaian
pembelajaran harus ahli media pembelajaran terhadap
memperhatikan penggunaan produk media audio visual yang
berbagai alat indera . Semakian
18 dikembangkan dalam penelitian ini
banyak alat indera yang digunakan menurut respon ahli media berada
untuk menerima dan memproses pada kategori sangat baik. Hal ini
informasi melalui pembelajaran di mengindikasikan bahwa dari aspek
kelas maka semakin besar media audio visual layak digunakan
kemungkinan tujuan pembelajaran sebagai fasilitas pembelajaran.
tersebut tercapai secara
maksimal . Disamping itu juga
19 3) Keefektifan penggunaan media
dalam pengembangan media audio visual pada pmbelajaran
pembelajaran juga harus IPA
memperhataikan aspek 4P yang a. Hasil uji coba skala kecil
meliputi pribadi kreatif, Berdasarkan hasil uji coba
press/dorongan, proseskreatif, yang dilakukan pada skala kecil
dan produk kreatif yang lebih menggunakan angket respon siswa
difokuskan pada langkah proses dengan skala likert yang dilakukan
keratif dengantahapan Persiapan, pada 1 orang siswa yang memiliki
18
Hariyanti, “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang
20
Keterampilan Penggunaan Media Pembelajaran Oleh Laila and Sahari, “PENINGKATAN KREATIVITAS
Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas MAHASISWA DALAM PEMANFAATAN BARANG-
VIII Di SMP Hasanuddin 6 Semarang.” BARANG BEKAS PADA MATA KULIAH MEDIA
19
Arsyad, Media Pembelajaran. PEMBELAJARAN.”
130 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

kompetensi paling rendah siklus hidup makhluk hidup serta


diperoleh skor total dari 10 butir pelestariannya ini layak digunakan
instrument adalah 29 atau dengan dalam proses pembelajaran serta
persentase kelayakan adalah dapat diproduksi sebagai media
72,50%. Dengan demikian media pembelajaran bagi siswa klas IV
video dapat dinyatakan layak dan SDN Brenggolo I
dapat digunakan dalam uji coba B. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
lapangan skala besar. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengembangan Media Audio Visual
b. Hasil Uji Coba Skala Besar penelitian ini menggunakan model
Kelayakan media video pengembangan tipe ADDIE, dengan
dilakukan dengan uji coba skala tingkat kevalidan produk sebesar 98%
besar merupakan uji tahap akhir oleh validator ahli media dan 81% oleh
dalam pengembangan media video validator ahli pembelajaran.
mata pelajaran. Kelayakan media Implikasi
audio visual dilakukan dengan uji Berdasarkan hasil penelitian, implikasi ini
coba skala besar merupakan uji adalah sebagai berikut:
tahap akhir dalam pengembangan 1. Media Audio Visual pada materi
media audio visual pada materi siklus hidup makhluk hidup
siklus hidup maklhuk hidup serta mampu meningkatkan hasil
pelestariannya. pembelajaran yang kontekstual
Berdasarkan hasil bagi peserta didik.
penerapan media audio visual pada 2. Media Audio Visual mampu
uji coba luas yang diterapkan membantu peserta didik dalam
kepada 4 siswa (responden) mencapai tujuan pembelajaran
digunakan untuk menilai produk pada KD 3.2 membandingkan
media dari aspek secara siklus hidup beberapa jenis
keseluruhan, maka diperoleh skor makhluk hidup serta mengaitkan
keseluruhan responden adalah 119 dengan upaya pelestariannya.
dengan persentase kelayakan Saran
adalah 74,73%. Dengan demikian 1. Dalam menerapkan produk yang
dapat diinterpretasikan bahwa dikembangkan, maka dibutuhkan
media video mata pelajaran LCD proyektor agar
keterampilan menyulam termasuk pembelajaran dapat
dalam kategori “layak” dan dapat dilaksanakan.
digunakan sebagai media 2. Dalam proses pembelajaran
pembelajaran di SDN Brenggolo I. diharapkan penelitian
Hasil dari data tersebut selanjutnya mampu mengatur
maka dapat disimpulkan bahwa alokasi waktu dengan baik dan
media audio visual pada materi telah menyiapkan produk yang
Pengembangan Media Audio. . . | 131

dikembangkan sebelum dan. Peraturan Menteri Pendidikan


pembelajaran dilaksanakan. dan Kebudayaan No 22 Tahun 2016
3. Peneliti menyarankan untuk Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
penelitian selanjutnya agar
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
mampu memberikan lebih Dasar dan Pendidikan Menengah
banyak informasi mengenai (2016).
siklus hidup makhluk hidup Kusumawati, Naniek. “Pengaruh Model
dengan media yang lebih inovatif Pembelajaran Kooperatif Dengan
dan menarik. Snowball Throwing Terhadap Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN
Bondrang Kecamatan Sawoo
Kabupaten Ponorogo.” Ibriez : Jurnal
Kependidikan Dasar Islam Berbasis
C. DAFTAR PUSTAKA Sains 2, no. 1 (June 1, 2017): 1–12.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. https://doi.org/10.21154/ibriez.v2i
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017. 1.19.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Laila, Alfi, and Sutrisno Sahari.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. “PENINGKATAN KREATIVITAS
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. MAHASISWA DALAM
Jakarta: Rineka Cipta, 2002. PEMANFAATAN BARANG-BARANG
Hadi, Sofwan. “Scaffolding Dalam BEKAS PADA MATA KULIAH MEDIA
Menyelesaikan Permasalahan KPK PEMBELAJARAN.” Jurnal Pendidikan
Dan FPB.” Ibriez : Jurnal Dasar Nusantara 1, no. 2 (2016).
Kependidikan Dasar Islam Berbasis http://efektor.unpkediri.ac.id.
Sains 1, no. 1 (December 31, 2016): Laksono, Fuji. “Pengembangan Media
141–48. Audio Visual Dalam Pembelajaran
https://doi.org/10.21154/IBRIEZ.V1 Budaya Hidup Sehat Khususnya
I1.16. Kebersihan Tangan Dan Kaki Pada
Hariyanti, Mifta Lestari. “Pengaruh Peserta Didik II SD Negeri Semen
Persepsi Siswa Tentang Kecamatan Windusari Kabupaten
Keterampilan Penggunaan Media Magelan Provinsi Jawa Tengah.”
Pembelajaran Oleh Guru PAI Universitas Muhamadiyah Magelang,
Terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa 2018.
Kelas VIII Di SMP Hasanuddin 6 Miarso, Yusuf Hadi. Definisi Teknologi
Semarang.” UIN Walisongo Pendidikan. 7th ed. Jakarta: Raja
Semarang, 2013. Grafindo Persada, 1994.
Hikmah, Nurul. “Pengembangan Nurchaili. “Pengaruh Media Pembelajaran
Multimedia (Audiovisual) Berbasis Teknologi Informasi Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Proses Pembelajaran Kimia
Materi Bangun Ruang Bagi Siswa Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Kelas IV SD.” Nurul Hikmah. Jurnal Siswa.” Jurnal Pendidikan Dan
Pendas Mahakam. Vol. 2, 2017. Kebudayaan 16, no. 6 (November 10,
https://jurnal.fkip- 2010): 648.
uwgm.ac.id/index.php/pendasmahak https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i
am/article/view/96. 6.493.
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Smaldino, Sharon E, Deborah L Lowther,
132 | | Vol 5 No 1 Tahun 2020

and Clif Mims. Instructional


Technology and Media for Learning
12th Edition, 2019.
https://lccn.loc.gov/2017015584.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2013.
Susanto, A. Teori Belajar & Pembelajaran
Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Pranedamedia, 2014.
Widiastuti, Septi. “Pengembangan Video
Pembelajaran Pewarnaan Serat Daun
Suji Dengan Zat Warna Alam Untuk
Siswa SMK N 5 Yogyakarta.”
Universitas Gajah Mada, 2018.
Zuhaida, Anggun. “Program Pembelajaran
IPA Berbasis Masalah Untuk
Menumbuhkan Metakognisi Siswa
MTS Di Salatiga.” Ibriez : Jurnal
Kependidikan Dasar Islam Berbasis
Sains 2, no. 2 (December 30, 2017):
133–42.
https://doi.org/10.21154/ibriez.v2i
2.30.

Anda mungkin juga menyukai