Anda di halaman 1dari 45

TUGAS 1 SEMINAR

REVIEW ARTIKEL
SINTA 6
ARTIKEL 1
JUDUL Pengembangan Pendidikan Anti-Korupsi
Sebagaipendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah
Dasar Menggunakanlesson Studydenganmetode
Storytelling
PENULIS Khristoforus Palli Ngongo1, Geterudis Kerans
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/Link DOI https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8026#!
Permasalahn Dalam penelitian ini, permasalahan yang
diidentifikasi adalah masalah korupsi yang kerap
kali terjadi di Indonesia.
m Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan
Pendidikan anti korupsi pada peserta didik.
Pendidikan anti korupsi adalah program
pendidikan tentang korupsi yang bertujuan untuk
membangun dan meningkatkan kepedulian warga
negara terhadap bahaya dan akibat dari tindakan
korupsi dengan target utamanya memperkenalkan
fenomena korupsi, penyebab dan akibatnya,
meningkatkan sikap tidak toleran terhadap
tindakan korupsi, menunjukan usaha melawan
korupsi serta berkontribusi mewujudkan nilai-
nilai dan kapasitas untuk menentangkorupsi
dikalangan generasi muda.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
penelitian(Menguraikan (Research and development) dimana peneliti
jenis peelitian, sampel, mengembangkan pendidikanantikorupsi pada
subjek, informan, pengembangan cerita melalui lesson Study untuk
Teknik pengumpulan, kemudian digunakan pada metode Story telling.
data instrument, dan Berikut rincian mengenai metode penelitian yang
analisis data digunakan:
Jenis penelitian: penelitian pengembangan (Research
and development)
Sampel/subjek/informan: siswa kelas lV, guru siswa
kelas IV menjadi objek analisis dalam penelitian ini.
Hasil Hasil uji keterbacaan menggunakan metode
Storytelling sangat baik dan sesuai dengan
berbagai teori yang mengatakan bahwa
Storytelling merupakan kegiatan verbal yang
dirancang bukanhanya untuk didengarkan tetapi juga
untuk terlibat di dalamnya. Kontak mata yang
intensif dengan peserta dan dialog yang terjadi
antara widyaiswara-peserta pelatihan merupakan
komponen unik dalam storytelling sebagai bentuk
komunikasi efektif. Mendongeng, salah satu tradisi
yang sudah lama berlangsung secara turun temurun.
Pada dasarnya manusia memang senang bercerita
dan mendengarkan cerita (story). Oleh karena itu,
metode storytelling ini dapat dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar dalam semua
tingkatan peserta pembelajaran, termasuk orang
dewasa.

Kesimpulan Lesson studyyang dilakukan para guru sekolah dasar


dapat mengembangkan cerita-cerita yang dekat dan
menarik bagi siswa dengan memperhatikan
kesederhanaan cerita dan kehidupan di lingkungan
sekitar siswa. Cerita yang dikembangkan Ketika
diajarkan dengan metode Storytellingdengan gaya
dan pendekatan yang tepat menjadi menarik dan
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa sekolah
dasar.

ARTIKEL 2
JUDUL PENGGUNAAN MODUL BELAJAR OLEH
GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
PENULIS Dada Suhaida1, Muhammad Mona Adha2, Rycka
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/Link DOI https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8026#!
Permasalahn Upaya pemerintah dalam meningkatan mutu
pendidikan salah satunya dengan
mensosialisasikan kurikulum merdeka pada tingkat
satuan pendidikan, yang dikembangkan dengan
tujuan dapat mengatasi persoalan yang dihadapi
guru, yakni masih lemahnya proses pembelajaran
terkait kompetensi guru dalam mengembangkan
rancangan pembelajaran dengan menggunakan
modul.
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi
persoalan adalah guru menggunakan modul dalam
proses pembelajaran sebagai salah satu media
pembelajaran yang harus disiapkan sedemikian rupa
dengan kondisi tertentu. Modul pembelajaran PPKn
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam
menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga dengan
penggunaan modul tersebut diharapkan hasil belajar
siswa dapat berkembang dan meningkat.

Metode Metode penelitian ini menggunakan metode


penelitian(Menguraikan Deskriptif. Berikut rincian mengenai metode
jenis peelitian, sampel, penelitian yang digunakan:
subjek, informan, Jenis penelitian: penelitian deskriptif
Teknik pengumpulan, Sampel/subjek/informan: Dalam penelitin ini yang
data instrument, dan dijadikan populasi yakni seluruh siswa/siswi kelas
analisis data XII di SMA Negeri 2 Sungai Raya yang terdaftar
tahun ajaran 2021/2022, selanjutnya ditambah 1
orang guru mata pelajaran PPKn yang mengajar di
kelas XII di SMA Negeri 2 Sungai Raya.
Hasil ecara umum, hasil penelitian penggunaan modul
oleh guru PPKn dalam proses pembelajarandi
kelas XII di SMA Negeri 2 Sungai
Rayatergolong baik. Penggunaan modul oleh guru
PPKn dapat menjadi solusi dalam menghadapi
kendala yang muncul dalam proses pembelajaran,
penggunaan modul oleh guru PPKn juga sebagai
salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PPKn, dan
penggunaan modul ini sebagai sumber bahar ajar
yang dapat digunakan secara bersama oleh guru dan
siswa pada saat pembelajaran
Kesimpulan Penggunaan modul belajar oleh guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan pada siswa kelas
XII SMA Negeri 2 Sungai Raya dilaksanakan
dengan baik, dengan persentasi 74, 49% dengan
kategori “Baik”dapat dikatakan penggunaan modul
belajar dapat dijadikan salah satu upaya dalam
mengefektifkan dan mengaktifkan belajar siswa
sehingga tercipta suasana menyenangkan dalam
pembelajaran. Secara khusus hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa guru melaksanakan tahapan
pengembangan pembelajaran dengan
menggunakan modul sebesarr 74, 25% kategori
‘Baik”, guru melakukan proses penggunaan modul
belajar sebesar 73,33% kategori “Baik”, guru
melakukan evalusi formatif dengan penggunaan
modul belajar sebesar 71,49% kategori ‘Baik”, guru
mengantisipasi kendala pembelajaran saat
penggunaan modul belajat sebesar 75, 23% kategori
“Sangat Baik”

ARTIKEL 3
JUDUL ANALISIS PROFIL PELAJAR PANCASILA
DALAM BUKU TEKS PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KURIKULUM MERDEKA
PENULIS Shofia Nurun Alanur1, Jamaludin2, Sunarto Amus
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan kewarganegraan
Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/Link DOI https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8026#!
Permasalahn Permasalahan yang disajikan dalam penelitian ini
adalah Adanya pembaruan atau paradigma
pendidikan abad 21 dan revolusi industri 4.0,
menuntut untuk menerapkan bahan ajar yang
berfokus pada perkembangan kualitas karakter,
kompetensi pembelajaran dan literasi dasar
Tujuan penelitian Melalui penelitian ini peneliti bermaksud
memperoleh gambaran apakah terdapat
kandungan nilai dalam profil pelajar Pancasila
dan bagaimana bentuk nilai profil pelajar
pancasila dalam buku teks PPKn kelas VII
Kurikulum Merdeka. Sumber data primer adalah
buku teks kurikulum merdeka PPKn kelas
VII terbitan Puskurbuk Kemendikbud. Unit
analisis penelitian memuat nilai-nilaiProfil pelajar
Pancasila yang termuat diberbagai bagian buku.
Pengumpulan data dilakukan melalui identifikasi
dan analisis kerangka isi dan muatan nilai Profil
Pelajar Pancasila yang terdapat pada buku teks
PPKn kelas VII
Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
penelitian(Menguraikan kualitatif dengan metode analisis wacana khususnya
jenis peelitian, sampel, analisis konten.
subjek, informan, Sampel, subjek, informan; buku teks PPKn kelas
Teknik pengumpulan, VII Kurikulum Merdeka.dan buku teks
data instrument, dan kurikulum merdeka PPKn kelas VII terbitan
analisis data Puskurbuk Kemendikbud.
Hasil Profil pelajar pancasila merupakan capaian karakter
pada kurikulum merdeka. Enam nilai profil tersebut,
diharapkan dimiliki oleh setiap siswa. Profil
pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama
yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para
pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik. Profil Pelajar Pancasila
ini, merupakansebuah target siswa yang ideal sesuai
dengan Pancasila (Rusnaini et al., 2021).
Kesimpulan Adanya buku teks PPKn Kelas VII, diharapkan
dapat mendukung terbentuknya nilai profil pelajar
pancasila pada diri siswa. Diharapkan juga terus
adanya perkembangan buku teks menjadi buku yang
lebih kaya akan penguatan profil pelajar pancasila.
Implikasi dari adanya penelitian ini adalah
memperkaya penguatan karakter bangsa yang
lebih spesifik pada pembentukan pelajar pancasila
yang menerapkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, kehidupan berbangsa dan
bernegara

ARTIKEL 4
JUDUL Meningkatkankemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa Melalui Model Project Citizen
PENULIS Rohani1, Nurhadianto
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/Link DOI https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8026#!
Permasalahn Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu
tentang kecenderungan kurangnya kekritisan
mahasiswa terhadap kebijakan publik yang
dikeluarkan pemerintah memang menjadi perhatian
dalam konteks kehidupan sehari-hari. Apatis
tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk kurangnya pemahaman, kurangnya
kesadaran akan pentingnya partisipasi aktif dalam
proses kebijakan publik, atau rasa ketidakpercayaan
terhadap sistem politik.Agar mahasiswa mampu
berpikir kritis maka sangat diperlukan penggunaan
strategi yang tepat agar mahasiswa mampu
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
Tujuan penelitian Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang ada pada diri individu atau
mahasiswa dalammewariskan pengetahuan, nilai
serta perilakunya, sehingga perubahan dan
perbaikan di bidang pendidikan dapat menghasilkan
output yang sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Metode Penelitian ini menggunakan PenelitianTindakan
penelitian(Menguraikan Kelas pada umumnya dalam beberapa tahapan
jenis peelitian, sampel, siklus.Peneliti dalam penelitian ini menggunakan
subjek, informan, tiga (3) siklushal ini dikarenakan indikator
Teknik pengumpulan, keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti telah
data instrument, dan tercapai. Dalam penelitian tindakan kelastiapsiklus
analisis data terdiri dariempat (4)langkah yaitu planning,acting,
observing,danreflecting
Sampel, subjek, informan: Subjek penelitian untuk
membantu melaksanakan tindakan adalah satu
dosen yang menjadi pengampu mata
kuliahPendidikan Kewarganegaraan. Subjek yang
mendapattindakan adalah 39mahasiswa. Subjek
yang bertugas untukmembantu dalam penelitian ini
adalah satudosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Hasil Berdasarkan hasil observasi dan tes bahwa
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan
menggunakan model pembelajaranproject citizen
mengalami kenaikan setiap siklusnya.
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan
menggunakan model project citizenmengalami
kenaikan setiap siklusnya. Pada siklus I berpikir
kritis mahasiswa rata-rata 66,18 %, siklus II
berpikir kritis rata-rata 72,26 % dan siklus III
berpikir kritis rata-rata 80,15 %.
Kesimpulan Merujuk pada hasil temuan dan
pembahasanpenelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat yang menjadi kesimpulan
umum dalam penelitian ini adalah semakin tinggi
bimbingan dosen kepada mahasiswa dalam
melaksanakan langkah-langkah project citizenmaka
kemampuan berpikir kritis mahasiswa makin
meningkat, selain itu juga upaya yang dilakukan
dosen dalam meningkatkan berpikir kritis
mahasiswa diantaranya memberikan tema atau
permasalahan yang sedang berkembang di
masyarakatuntuk diselesaikan.
ARTIKEL 5
JUDUL Persepsi Masyarakat Dan Hukum Terhadap Pernikahan Dini
Di Desa Semuntai Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau
PENULIS Fetty Novianty1, Yuliananingsih. M2
Nama Jurnal Jurnal Kewarganegaraan
Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/8026#!
artikel/Link
DOI
Permasalahn Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu
pernikahandinibanyakterjadipadamasyarakatterutamayang
tinggal di pinggiran kota dan pedesaan. Begitu pula yang
terjadi di Desa
SemuntaiKecamatanMukokKabupatenSanggau,dimanadidesai
nimasihdidapati pernikahan dini. Terjadinya pernikahan dini
ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti;rendahnya
pendidikan, kondisi sosial ekonomi keluarga, dan kondisi
hamil diluar nikah.Dari uraian diatas juga telah
digambarkan bahwa pernikahan dini berdampak negatif
padapasangan tersebut, sebab untuk melangsungkan
pernikahan diperlukan kesiapan fisik danmental. Sementara
undang-undang juga telah mengantur mengenai
batasan usia untukmelangsungkan pernikahan.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, penulis
inginmengkajimengenaipersepsi masyarakat dan hukum
terutama yang berkaitan denganpernikahan dini tersebut,
oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian ini
yaitu :“PersepsiMasyarakatdan HukumterhadapPernikahan
DinidiDesa SemuntaiKecamatanMukokKabupatenSanggau”.

Tujuan Fokus penelitian ini ingin mengkajisecara intens mengenai


penelitian Persepsi Masyarakat dan Hukum Terhadap Pernikahan Dini.
Metode Penelitian inimenggunakan metodependekatan
penelitian(Me kulitatitfdenganbentuk
nguraikan penelitianyurisdisnormatif.Informanyangmenjadisumberdatad
jenis peelitian, alampenelitianiniadalahmasyarakatdan tokoh masyarakat di
sampel, Desa Semuntai. Teknik pengumpulan data yang digunakan
subjek, adalahteknik komunikasi langsung, dan studi dokumenter.
informan,
Teknik
pengumpulan,
data
instrument,
dan analisis
data
Hasil erdasarkan temuan di lapangan mengenai hasil
wawancara dengan beberapa narasumber yang berada di
Desa Semuntai Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau,
diperoleh hasil penelitian bahwa berdasarkan dari beberapa
responden yang sudah diwawancarai menjawab bahwa
sebagian besar masyarakat mengatakan sudah
mengetahui tentang pernikahan yakni; ikatan lahir dan bathin
antara seorang laki-laki dan perempuan dalam ikatan agama,
yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang Sakinah,
Mawahdah, dan Warohmah.
asalah perkawinan dini akan tetap berpotensi terjadi, karena
Undang-Undang juga memberikan dispensasi atas perkawinan
dibawah umur ini. Dengan demikian fenomena pernikahan
dini sulit untuk dihilangkan, hanya bisa diminimalisir. Hal
ini menjadi tugas dan tanggungjawab bagi kita bersama,
baik itu keluarga, masyarakat, dan pemerintah, terutama
sekali bagi kalangan generasi muda untuk dapat menjaga
perilaku dalam pergaulan muda-mudi
Kesimpulan erdasarkan dari beberapa responden yang sudah
diwawancarai menjawab bahwa sebagian besar masyarakat
mengatakan sudah mengetahui tentang pernikahan yakni;
ikatan lahir dan bathin antara seorang laki-laki dan perempuan
dalam ikatan agama, yang bertujuan untuk mewujudkan
keluarga yang Sakinah, Mawahdah, dan Warohmah.
Selanjutnya masyarakat juga mengetahui tentang adanya
pernikahan dini yakni; pernikahan yang dilakukan oleh anak
dibawah umur.

SINTA 1
ARTIKEL 1
Judul Model proyek sekolah siap pakai untuk pelatihan tim
guru
Penulis Vladimir nechaev
Irina avdeeva

Nama Jurnal Jurnal ilmiah pendidikan


Volume Vol 42
Nomor/issue No 3
Link artikel/link DOI https://journal.uny.ac.od/ondex.php/cp/issue/view/2547
Permasalahan permasalahan yang dibahas meliputi pengembangan
pemahaman strategis terhadap situasi pedagogis,
pengenalan elemen ketidakpastian dan tugas ganda
dalam pengembangan profesional dan pribadi, serta
model pelatihan profesional baru untuk guru di
institusi pendidikan dalam proyek "Turnkey School."
Model ini melibatkan pembentukan kelompok kohor
berdasarkan kebutuhan spesifik sekolah yang
ditugaskan, evaluasi oleh komunitas ahli independen,
dan kolaborasi tim kohor dalam menulis tesis akhir.
Studi ini menunjukkan bahwa kelompok kohor yang
terbentuk melalui model ini menunjukkan tingkat
kematangan dan fungsi yang lebih baik daripada secara
acak
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status
sosiometrik dari dua kelompok, satu dengan kerja tim
positif dan satu dengan potensi konflik. Pelatihan guru
dalam kelompok eksperimen berhasil, dengan fokus
pada pengembangan kompetensi pedagogis yang
canggih. Proyek "Turnkey School" untuk pelatihan
guru menekankan kerja tim, evaluasi eksternal,
perencanaan, refleksi, dan pengembangan proyek.
Studi ini menyoroti pentingnya interaksi kelompok
dalam meningkatkan pendidikan profesional dan
kebutuhan akan model pelatihan inovatif dalam
pendidikan guru. Penelitian ini mempersembahkan
model baru pelatihan profesional untuk guru di
institusi pendidikan dalam kerangka proyek "Turnkey
School." Model ini melibatkan pelatihan dalam
program magister sebagai bagian dari pembangunan
tim untuk institusi pendidikan baru, yang mengarah
pada tingkat kematangan dan fungsi yang lebih baik
dalam kelompok kohor. Model ini mengintegrasikan
pendidikan formal dan non-formal, mendorong
kolaborasi tim, dan bertujuan untuk mengatasi
tantangan yang dihadapi dalam pendidikan.
Metodologi pelatihan tim guru dalam model "Turnkey
School" berfokus pada kegiatan proyek end-to-end dan
pengembangan meta kompetensi. Pelatihan meliputi
format pendidikan baru, komunitas profesional virtual,
dan seminar ilmiah dua tahun. Model ini bertujuan
untuk mengembangkan karakteristik profesional yang
esensial dan mempersiapkan lulusan untuk lanskap
pendidikan yang berubah dengan cepat. Model tim ini
dianggap sebagai format yang menjanjikan untuk
melatih personel pedagogis dan dapat diterapkan dalam
bidang praktik sosial lainnya. Proyek "Turnkey
School" memvisualisasikan hasil jangka panjang untuk
tim pedagogis dan lintasan karier individu. Model ini
telah berhasil diimplementasikan di SevSU dan telah
diuji dengan tiga set tim pedagogis untuk sekolah baru
dan direnovasi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini
mencakup dua metode yang berbeda: metode formatif
dan metode objektivisasi. Metode formatif berfokus
pada struktur komunikasi peran perintah secara tidak
langsung, dengan mengambil inspirasi dari pendekatan
Rogers untuk membangun kepercayaan dan
memperkuat pemahaman di antara komunikator.
Sementara itu, metode objektivisasi melibatkan
sosiometri, penilaian produk, evaluasi independen
eksternal, dan observasi standar untuk meningkatkan
metodologi penelitian. Kombinasi metode ini bertujuan
untuk menganalisis subjek penelitian secara
komprehensif dan mengumpulkan data dari berbagai
perspektif

Hasil Hasil penelitian dari studi tentang proyek "Turnkey


School" mengungkapkan beberapa temuan kunci.
Analisis sosiometrik dari dua kelompok, satu dengan
kerja tim positif dan yang lain dengan potensi konflik,
menunjukkan pentingnya kerja tim yang efektif dalam
konteks pendidikan. Pelatihan guru yang sukses dalam
kelompok eksperimen, dengan fokus pada kompetensi
pedagogis yang canggih, menyoroti signifikansi
pengembangan profesional berkelanjutan dalam
meningkatkan praktik pengajaran. Implementasi model
baru pelatihan profesional dalam proyek "Turnkey
School" memperlihatkan efektivitas integrasi
pendidikan formal dan non-formal untuk
meningkatkan kematangan dan fungsi kelompok guru.
Penekanan pada kolaborasi tim, evaluasi eksternal, dan
pembelajaran berbasis proyek berkontribusi pada
pengembangan karakteristik profesional yang esensial
di kalangan pendidik
Simpulan Kesimpulan Studi ini menyoroti pentingnya kerja tim
yang efektif dalam konteks pendidikan, dengan
menganalisis status sosiometrik dari dua kelompok
yang berbeda. Pelatihan guru dalam kelompok
eksperimen sukses dalam mengembangkan kompetensi
pedagogis yang canggih, menunjukkan keberhasilan
proyek "Turnkey School" dalam menekankan kerja
tim, evaluasi eksternal, perencanaan, refleksi, dan
pengembangan proyek. Model pelatihan profesional
baru yang dipersembahkan dalam proyek ini
mengintegrasikan pendidikan formal dan non-formal,
mendorong kolaborasi tim, dan bertujuan untuk
mengatasi tantangan dalam pendidikan.

ARTIKEL 2
Judul Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar
Siswa terhadap Hasil Belajar
Penulis Suratno
Muazza
Rahmat Murboyono
Devi Guspita

Nama Jurnal Jurnal pendidikan ilmiah


Volume Volume 42
Nomor/issue Nomor 3
Link artikel/link DOI https://journal.uny.ac.od/ondex.php/cp/issue/view/2547
Permasalahan eberapa permasalahan yang muncul dalam jurnal
tersebut antara lain adalah kurangnya penelitian yang
mendalam terkait dampak model pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa , kurangnya penekanan
pada faktor-faktor eksternal yang juga dapat
memengaruhi hasil belajar , serta kebutuhan akan
penelitian lanjutan yang lebih luas dan mendalam
untuk memperkuat temuan yang ada

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk


mengeksplorasi pengaruh model pembelajaran (NHT
dan STAD) dan minat belajar siswa terhadap hasil
belajar, serta untuk mengetahui hubungan antara model
pembelajaran, minat belajar siswa, dan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana model pembelajaran dan minat
belajar siswa dapat memengaruhi hasil belajar mereka,
serta untuk memberikan rekomendasi terkait
penggunaan model pembelajaran yang tepat dan
peningkatan minat belajar siswa guna meningkatkan
hasil belajar dalam mata pelajaran ekonomi.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal
tersebut meliputi studi kasus di Kota Jambi dengan
menggunakan pendekatan analisis data SPSS 21 .
Penelitian ini juga melakukan perbandingan antara
model pembelajaran STAD dan NHT dalam
pembelajaran ekonomi dengan analisis respons siswa .
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan
eksperimen untuk menganalisis karakter kerja siswa
kelas XI IPA di SMAN 1 Kota Jambi

Hasil Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh


signifikan antara model pembelajaran (NHT dan
STAD), minat belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini melibatkan 327 siswa dari dua sekolah di
Kota Jambi dengan pendekatan metode campuran dan
penjelasan sekuensial. Hasil menunjukkan bahwa
respon siswa terhadap model pembelajaran STAD
cukup baik, sementara respon terhadap model
pembelajaran NHT cenderung rendah. Minat belajar
siswa juga tergolong baik. Kontribusi model
pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa mencapai 72,9%. Temuan ini memiliki
implikasi penting dalam pendidikan dan masyarakat,
menekankan pentingnya penggunaan model
pembelajaran yang tepat dan pembinaan minat belajar
siswa. Dalam perbandingan antara model pembelajaran
STAD dan NHT dalam pembelajaran ekonomi,
penelitian menemukan perbedaan signifikan dalam
respon siswa. Model STAD berfokus pada kerja
kelompok sementara model NHT menekankan
pengajaran kolaboratif. Minat belajar siswa dan model
pembelajaran yang dipilih memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Model STAD
memiliki tingkat respon yang baik sebesar 60,2%,
sedangkan model NHT memiliki tingkat respon
sebesar 58,7%. Minat belajar yang tinggi mengarah
pada hasil belajar yang lebih baik. Penelitian ini
menyoroti pentingnya penggunaan model
pembelajaran yang tepat dan pembinaan minat belajar
siswa untuk meningkatkan hasil belajar. Analisis
terhadap dampak model pembelajaran (STAD dan
NHT) dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar
dalam mata pelajaran ekonomi menunjukkan bahwa
kedua model pembelajaran memiliki dampak positif
terhadap hasil belajar siswa. Siswa melaporkan bahwa
model STAD dan NHT membuat pembelajaran lebih
menyenangkan dan membantu mereka memahami
materi dengan lebih baik
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran (seperti NHT dan STAD) dan
minat belajar siswa memiliki pengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
ekonomi. Model pembelajaran yang dipilih dan tingkat
minat belajar siswa berkontribusi secara positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu, penting untuk memperhatikan pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan pembinaan minat belajar
siswa guna meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
hasil belajar siswa

SINTA 2
ARTIKEL 1
Judul Integrasi Keterampilan Abad ke-21 dalam
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar: Studi Kasus
di Sekolah Dasar
Penulis Lailatul alifah
sukartono

Nama Jurnal Jurnal pendidikan sekolah dasar


Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 2
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan yang diidentifikasi dalam jurnal ini
adalah integrasi keterampilan abad ke-21 dalam
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Hal ini
mencakup aktivitas pembelajaran yang dilakukan
untuk meningkatkan keaktifan siswa,
mengembangkan potensi, keterampilan siswa, serta
mengembangkan kompetensi soft skill dan hard skill
siswa dalam menguasai pembelajaran tematik
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan
keterampilan abad ke-21 (4C: Berpikir Kritis,
Komunikasi, Kolaborasi, Kreativitas) dalam
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan bahwa integrasi
keterampilan tersebut dalam aktivitas pembelajaran
dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan
mengembangkan keterampilan soft dan hard. Metode
penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa terlibat dalam
aktivitas yang mempromosikan berpikir kritis,
komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini
adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan
mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
integrasi keterampilan abad ke-21 dalam
pembelajaran tematik dilakukan melalui aktivitas
pembelajaran yang mempromosikan berpikir kritis,
komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi
keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran tematik
di sekolah dasar melalui aktivitas pembelajaran dapat
meningkatkan keaktifan siswa, mengembangkan
potensi, keterampilan siswa, serta mengembangkan
kompetensi soft skill dan hard skill siswa dalam
menguasai pembelajaran tematik
Simpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi
keterampilan abad ke-21 dalam pembelajaran tematik
di sekolah dasar dapat meningkatkan keterlibatan
siswa, mengembangkan keterampilan soft dan hard,
serta memperluas potensi siswa. Kompetensi 4C
(Critical Thinking, Communication, Collaboration,
Creativity) memainkan peran penting dalam integrasi
ini. Guru dan siswa perlu beradaptasi dengan
perubahan abad ke-21 untuk mengoptimalkan
manfaat dari keterampilan-keterampilan tersebut.
Referensi yang disediakan mencakup berbagai topik
terkait keterampilan pembelajaran abad ke-21,
termasuk pengembangan kreativitas, berpikir kritis,
kolaborasi, dan komunikasi dalam pendidikan. Studi-
studi tersebut mengeksplorasi berbagai pendekatan
dan model untuk mengintegrasikan keterampilan-
keterampilan ini ke dalam proses pengajaran dan
pembelajaran di berbagai mata pelajaran dan tingkat
pendidikan.
ARTIKEL 2
Judul Effectiveness of Engklek Character Game Media in
Introducing Nationalist Values in Elementary School
Students
Penulis Nina nurhasanah
Iva sarifah

Nama Jurnal Jurnal ilmiah sekolah dasar


Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya
variasi media yang digunakan oleh guru dan siswa
dalam membentuk karakter dalam pembelajaran
PPKn di sekolah dasar

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan


menguji efektivitas penggunaan media permainan
Karakter Engklek (EKA) sebagai alat pembelajaran
untuk memperkenalkan nilai-nilai nasionalisme pada
siswa sekolah dasar. Permainan tradisional Engklek
digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan
meningkatkan kesadaran budaya. Studi ini melibatkan
analisis kebutuhan, desain, pengembangan, dan tahap
evaluasi, dengan pengumpulan data melalui
kuesioner, wawancara, dan validasi dari para ahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media
permainan Karakter Engklek (EKA) efektif dalam
memperkenalkan nilai-nilai nasionalisme pada siswa
sekolah dasar
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengembangan
dan evaluasi untuk menguji efektivitas penggunaan
media permainan Karakter Engklek (EKA) dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
sekolah dasar. Tahapan penelitian meliputi analisis
kebutuhan, analisis awal, desain, pengembangan, dan
evaluasi. Data dikumpulkan melalui kuesioner,
wawancara, serta validasi dari para ahli materi,
media, dan bahasa. Subjek penelitian terdiri dari ahli
dan siswa kelas IV. Instrumen yang digunakan
meliputi angket, pedoman wawancara, dan dokumen.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa media


permainan Karakter Engklek (EKA) efektif dalam
memperkenalkan nilai-nilai nasionalisme pada siswa
sekolah dasar Luaran dari penelitian ini berupa media
permainan tradisional yang layak secara ilmiah dan
telah teruji keefektifannya, serta buku panduan
penggunaan media permainan Engklek Karakter
untuk mengenalkan nilai karakter Nasionalisme di
Sekolah Dasar. Implikasi dari penelitian ini adalah
guru dapat menggunakan media permainan Engklek
Karakter untuk mengenalkan nilai karakter cinta
tanah air (nasionalisme) yang merupakan tujuan dari
mata pelajaran PPKn
Simpulan Dari rangkuman penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media permainan
Karakter Engklek (EKA) efektif dalam
memperkenalkan nilai-nilai nasionalisme pada siswa
sekolah dasar. Permainan tradisional ini tidak hanya
menyenangkan dan menarik bagi siswa, tetapi juga
membantu mereka memahami keragaman budaya
Indonesia dan mendorong perkembangan
keterampilan sosial serta karakter. Penggunaan
permainan tradisional seperti Engklek dapat
meningkatkan pembelajaran dan keterampilan sosial
anak-anak, serta memiliki banyak manfaat bagi
perkembangan anak. Selain itu, penelitian ini berhasil
mengembangkan media permainan Engklek Karakter
(EKA) sebagai alat pembelajaran untuk
memperkenalkan nilai karakter nasionalisme dalam
Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa sekolah
dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
permainan ini efektif dan disukai oleh siswa,
membantu mereka memahami keragaman dan nilai-
nilai nasionalisme, serta membentuk sikap positif.
Secara keseluruhan, permainan Karakter Engklek
diterima dengan baik oleh siswa dan dianggap efektif
sebagai media pembelajaran untuk Pendidikan
Kewarganegaraan.

ARTIKEL 3
Judul Nilai Solidaritas dalam Pembelajaran Terintegrasi
dengan Permainan Tradisional: Studi Kasus pada
Model Pembelajaran Kooperatif
Penulis Putri minang
Edhy rustan
hisbullah

Nama Jurnal Jurnal pendidikan sekolah dasar


Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 3
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan yang diidentifikasi dalam jurnal ini
adalah pengaruh teknologi terhadap nilai solidaritas
siswa, yang mempengaruhi aktivitas pembelajaran
terintegrasi dengan permainan tradisional
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisis nilai solidaritas dalam pembelajaran
terintegrasi dengan permainan tradisional, khususnya
melalui model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
sikap sosial melalui aktivitas pembelajaran yang
mempromosikan nilai-nilai solidaritas seperti saling
menghormati, bertanggung jawab, dan saling
membantu. Penelitian ini juga bertujuan untuk
merekomendasikan kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan nilai solidaritas siswa dan
memperbaiki pengalaman belajar secara keseluruhan.
Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisis nilai solidaritas dalam pembelajaran
terintegrasi dengan permainan tradisional, khususnya
melalui model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
sikap sosial melalui aktivitas pembelajaran yang
mempromosikan nilai-nilai solidaritas seperti saling
menghormati, bertanggung jawab, dan saling
membantu. Penelitian ini juga bertujuan untuk
merekomendasikan kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan nilai solidaritas siswa dan
memperbaiki pengalaman belajar secara keseluruhan.
Hasil Penelitian ini membahas nilai solidaritas dalam
aktivitas pembelajaran terintegrasi dengan permainan
tradisional, dengan fokus khusus pada aktivitas
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament. Temuan menyoroti perlunya perbaikan
dalam aktivitas yang dipimpin guru untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa, serta
pentingnya memupuk nilai solidaritas seperti saling
menghormati, bertanggung jawab, dan saling
membantu di antara siswa. Penelitian ini
menyarankan aktivitas pembelajaran khusus untuk
meningkatkan nilai solidaritas pada siswa dan
meningkatkan pengalaman belajar secara
keseluruhan.
Simpulan Penelitian ini menyoroti aktivitas pembelajaran
kooperatif yang terintegrasi dengan permainan
tradisional untuk mempromosikan saling
menghormati dan solidaritas di antara siswa. Aktivitas
tersebut meliputi berdoa bersama, apperception,
pembagian kelompok, membaca dan mendiskusikan,
menjawab pertanyaan, dan pemberian poin. Penelitian
ini menyarankan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sikap
sosial. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk
meningkatkan nilai solidaritas pada siswa. Penelitian
ini fokus pada nilai solidaritas dalam aktivitas
pembelajaran terintegrasi dengan permainan
tradisional. Penelitian menemukan bahwa
implementasi aktivitas pembelajaran belum optimal,
dan indikator-indikator nilai solidaritas seperti
kebersamaan, saling menghormati, dan saling
membantu belum sepenuhnya terpenuhi. Penelitian
ini menyarankan bahwa aktivitas pembelajaran
kooperatif yang terintegrasi dengan permainan
tradisional dapat menjadi solusi untuk meningkatkan
solidaritas siswa. Penelitian ini membahas nilai
solidaritas dalam aktivitas pembelajaran terintegrasi
dengan permainan tradisional, dengan fokus khusus
pada aktivitas pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament. Temuan menyoroti perlunya
perbaikan dalam aktivitas yang dipimpin guru untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa, serta
pentingnya memupuk nilai solidaritas seperti saling
menghormati, bertanggung jawab, dan saling
membantu di antara siswa. Penelitian ini
menyarankan aktivitas pembelajaran khusus untuk
meningkatkan nilai solidaritas pada siswa dan
meningkatkan pengalaman belajar secara
keseluruhan. kesimpulan Penelitian ini menunjukkan
bahwa aktivitas pembelajaran kooperatif yang
terintegrasi dengan permainan tradisional dapat
mempromosikan nilai solidaritas di antara siswa,
seperti saling menghormati, bertanggung jawab, dan
saling membantu. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan sikap sosial
mereka. Implementasi aktivitas pembelajaran
kooperatif yang terintegrasi dengan permainan
tradisional masih perlu ditingkatkan untuk
memastikan bahwa nilai solidaritas, seperti
kebersamaan dan saling menghormati, dapat
terpenuhi dengan baik di antara siswa. Penelitian
menyarankan bahwa model pembelajaran ini dapat
menjadi solusi untuk meningkatkan solidaritas siswa.
Temuan penelitian menyoroti perlunya perbaikan
dalam aktivitas pembelajaran yang dipimpin guru
untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa, serta
pentingnya memupuk nilai solidaritas di antara siswa.
Aktivitas pembelajaran kooperatif, seperti Teams
Games Tournament, dapat membantu meningkatkan
nilai solidaritas siswa dan pengalaman belajar secara
keseluruhan.

SINTA 3
ARTIKEL 1
Judul Internalisasi nilai sopan santun melalui pelajaran
pkkn di MIS BIDAYATUL HIDAYAH
Penulis Nurul Miftahul Awaliyah

Nama Jurnal Jurnal ilmu pendidikan


Volume Volume 7
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI
Permasalahan Permasalahan dalam jurnal ini adalah bagaimana
guru membina etika sopan santun dalam proses
pembelajaran PKn pada peserta didik kelas V MIS
Bidayatul Hidayah
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memotret
bimbingan etika sopan santun pada siswa dalam
pembelajaran PKn di kelas V MIS Bidayatul
Hidayah.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus tunggal. Data
dikumpulkan melalui wawancara dengan Kepala
Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang Tua . Metode
penelitian ini memungkinkan peneliti untuk
mendalami interaksi dan komunikasi yang terjadi
dalam konteks pembelajaran PKn di kelas V MIS
Bidayatul Hidayah.
Hasil Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus tunggal digunakan untuk memotret bimbingan
etika sopan santun pada siswa kelas V MIS Bidayatul
Hidayah. Guru memberikan motivasi, bimbingan,
dan peneguran terhadap perilaku siswa dalam
pembelajaran PKn. Penanaman nilai sopan santun
dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti diskusi,
presentasi, dan elaborasi, serta melalui contoh-contoh
penerapan nilai sopan santun dalam berpakaian dan
berbicara. Tujuan utama dari pembelajaran nilai-nilai
sopan santun adalah pembentukan kepribadian siswa
yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikir
sehari-hari
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pembinaan etika sopan santun pada siswa
kelas V MIS Bidayatul Hidayah dilakukan melalui
berbagai metode pembelajaran yang melibatkan
partisipasi aktif siswa. Meskipun evaluasi perilaku
sopan santun masih terfokus pada aspek kognitif,
siswa merespons positif terhadap bimbingan yang
diberikan oleh guru. Disarankan agar guru
melakukan analisis kurikulum sebelum mendesain
pembelajaran, melibatkan permainan peran, dan
melakukan penilaian perilaku secara terprogram.
Guru juga perlu mengembangkan materi
pembelajaran dengan memperhatikan formal content,
informal content, dan respons siswa terhadap materi.
Selain itu, penting untuk terus memperhatikan
internalisasi nilai-nilai akhlak, pendidikan karakter,
metode pembelajaran, psikologi remaja, dan
pembentukan kepribadian anak dalam proses
pembelajaran PKn.

ARTIKEL 2
Judul Pengaruh metode peer Teaching terhadap hasil belajar
pendidikan pancasila
Penulis Hanifah aliyatul Mufidah

Nama Jurnal Jurnal ilmu pendidikan


Volume Volume 14
Nomor/issue Nomor 7
Link https://journal.unilakac.id/index.php/lectural/article/view/11980
artikel/link
DOI
Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar peserta didik, terutama dalam pembelajaran pendidikan
Pancasila, serta kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
belajar mengajar
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas metode
Penelitian peer teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Pancasila pada siswa kelas IV B, serta untuk melihat pengaruh
metode tersebut terhadap keaktifan siswa dan prestasi belajar
mereka. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
memberikan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut terkait
pengaruh metode peer teaching pada materi atau pelajaran
lainnya, serta untuk meningkatkan interaksi antar siswa dan
mencegah siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian metode eksperimen dengan desain pra-eksperimen, khususnya
menggunakan desain one-group pretest-posttest design.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh .
Metode peer teaching diterapkan dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila pada
siswa kelas IV B
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode peer teaching
efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam
Pendidikan Pancasila. Metode ini dapat meningkatkan
keaktifan siswa dan prestasi belajarnya. Penelitian ini
memberikan rekomendasi untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut terkait pengaruh metode peer teaching pada materi atau
pelajaran lainnya. Artikel ini membahas pengaruh metode peer
teaching dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Pancasila pada siswa kelas IV B di sebuah sekolah dasar di
Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan
hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan metode peer
teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode peer
teaching dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran dan membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Metode ini diharapkan dapat membantu siswa
memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Metode peer
teaching adalah metode pembelajaran di mana siswa membantu
satu sama lain dalam memahami materi pelajaran. Metode ini
telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dalam berbagai mata pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efektivitas metode peer teaching dalam meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Pancasila pada kurikulum merdeka
belajar. Penelitian menggunakan desain eksperimen dengan
sampel siswa kelas IV B SDN Sugihwaras. Hasil penelitian
akan digunakan untuk mengetahui pengaruh metode peer
teaching terhadap prestasi belajar siswa. Metode ini diharapkan
juga dapat meningkatkan interaksi antar siswa dan mencegah
siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan metode peer
teaching untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Pancasila pada siswa kelas IV B, dapat disimpulkan bahwa
metode ini efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Terdapat pengaruh signifikan dari metode peer teaching
terhadap peningkatan hasil belajar siswa, yang ditunjukkan
oleh perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest.
Metode peer teaching juga mampu meningkatkan keaktifan
siswa dan prestasi belajarnya. Hasil penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut terkait pengaruh
metode peer teaching pada materi atau pelajaran lainnya.
Dengan demikian, metode peer teaching dapat dijadikan
alternatif yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dan memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

ARTIKEL 3
Judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLANDED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR
Penulis KHARISMA AFANDA PUSPITA

Nama Jurnal Jurnal pendidikan


Volume Volume 14
Nomor/issue Nomor 1

Link https://journal.unilak.ac.id/index.php/lectural/article/view/
artikel/link 12031
DOI
Permasalaha Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil
n belajar siswa pada mata pelajaran Pancasila, terutama setelah
terjadi perubahan kurikulum dari K13 ke kurikulum terpisah
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Penelitian siswa pada mata pelajaran Pancasila dengan menggunakan
metode eksperimen dan model Blended Learning. Penelitian ini
juga bertujuan untuk menguji validitas instrumen yang
digunakan dalam pengukuran hasil belajar siswa setelah
menerapkan model Blended Learning. Selain itu, penelitian ini
ingin meneliti pengaruh model Blended Learning terhadap hasil
belajar siswa sekolah dasar dalam Kurikulum Merdeka dan
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan metode
pembelajaran di era digital
Metode Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen
Penelitian dengan desain pre-eksperimental. Penelitian ini dilakukan
dengan menerapkan model Blended Learning dan
menggunakan teknik analisis data statistik inferensial, termasuk
uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis (uji-t).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Blended
Learning pada mata pelajaran Pancasila pada siswa sekolah
dasar memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Uji validitas instrumen menunjukkan akurasi yang baik dalam
pengukuran hasil belajar. Selain itu, uji reliabilitas
menunjukkan bahwa instrumen soal yang digunakan reliabel.
Hasil uji hipotesis (uji-t) menunjukkan bahwa pembelajaran
online melalui model Blended Learning lebih efektif daripada
pembelajaran offline. Model Blended Learning juga terbukti
dapat meningkatkan motivasi, minat, dan hasil belajar peserta
didik. Studi ini memberikan kontribusi positif terhadap
pengembangan metode pembelajaran di era digital dan
menunjukkan bahwa Blended Learning memiliki efek
signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam Kurikulum
Merdeka
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model Blended Learning pada mata pelajaran
Pancasila pada siswa sekolah dasar memberikan dampak positif
terhadap hasil belajar siswa. Uji validitas instrumen
menunjukkan akurasi yang baik dalam pengukuran hasil
belajar, sedangkan uji reliabilitas menunjukkan instrumen soal
yang digunakan reliabel. Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa pembelajaran online melalui model Blended Learning
lebih efektif daripada pembelajaran offline, serta model ini
dapat meningkatkan motivasi, minat, dan hasil belajar peserta
didik. Studi ini memberikan kontribusi positif terhadap
pengembangan metode pembelajaran di era digital dan
menunjukkan bahwa Blended Learning memiliki efek
signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam Kurikulum
Merdeka. Dengan demikian, Blended Learning merupakan
metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pancasila.
ARTIKEL 4
Judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS, BERPIKIR KRITIS DAN PERCAYA DIRI
SISWA
Penulis Christina Lina Yulianti
Nancy Susianna

Nama Jurnal Jurnal pendidikan dan kebudayaan


Volume Volume 13
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya
optimalisasi keterampilan proses sains, berpikir kritis,
dan percaya diri siswa kelas 1 F SD XYZ Tangerang,
yang perlu ditingkatkan melalui penerapan model
pembelajaran Discovery Learning
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
mengevaluasi penerapan model pembelajaran
Discovery Learning dalam meningkatkan
keterampilan proses sains, berpikir kritis, dan percaya
diri siswa kelas 1F di SD XYZ Tangerang. Penelitian
ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Discovery Learning dapat efektif
dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam
pembelajaran IPA serta memberikan kontribusi positif
terhadap peningkatan kemampuan mengamati,
mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan, serta dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan percaya diri siswa dalam
menyelesaikan tugas. Penelitian ini juga bertujuan
untuk memberikan rekomendasi kepada peneliti lain
untuk menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan siklus pertama
dilakukan pada tanggal 11, 17, dan 18 Februari 2022,
siklus kedua pada tanggal 24, 25 Februari, dan 4
Maret 2022, dan siklus ketiga pada tanggal 18, 24
Maret, dan 8 April 2022 . Penelitian dilakukan secara
daring melalui platform Zoom dengan prosedur
meliputi pengajaran, observasi, wawancara dengan
guru partner, penyusunan materi pembelajaran, desain
instrumen penilaian, pelaksanaan pembelajaran
Discovery Learning, dan analisis data
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Discovery Learning berhasil
meningkatkan keterampilan proses sains, berpikir
kritis, dan percaya diri siswa kelas 1F di SD XYZ
Tangerang. Terdapat peningkatan yang signifikan
dalam nilai rata-rata siswa setelah menerapkan model
pembelajaran tersebut. Kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu 70% siswa memiliki nilai rata-rata
minimal 75 telah tercapai. Siswa juga menunjukkan
peningkatan dalam kemampuan mengamati,
mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan, serta dalam berpikir kritis dan percaya
diri dalam menyelesaikan tugas. Hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
dalam meningkatkan keterampilan siswa melalui
model pembelajaran Discovery Learning.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning untuk
meningkatkan keterampilan proses sains, berpikir
kritis, dan percaya diri siswa kelas satu SD XYZ di
Tangerang, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model tersebut berhasil meningkatkan nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus pembelajaran. Kriteria
keberhasilan yang ditetapkan juga tercapai, di mana
70% siswa memiliki nilai rata-rata minimal 75. Siswa
mengalami peningkatan dalam kemampuan
mengamati, mengklasifikasi, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan, serta dalam
berpikir kritis dan percaya diri dalam menyelesaikan
tugas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan
pembelajaran telah tercapai melalui metode
pembelajaran Discovery Learning. Dengan demikian,
penerapan model Discovery Learning dalam
pembelajaran IPA dapat efektif dalam meningkatkan
keterampilan siswa dan memberikan kontribusi
positif terhadap peningkatan kemampuan mengamati,
mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan, serta dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan percaya diri siswa dalam
menyelesaikan tugas. Penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya dalam
meningkatkan keterampilan siswa melalui model
pembelajaran Discovery Learning.
ARTIKEL 5
Judul Upaya Peningkatan Belajar dan Sikap Kerjasama
Siswa Melalui Penerapan Discovery Learning
Penulis
Aini, Q., & Relmasira, S. C. Yulianti, S. D.,
Djatmika, E. T., & Santoso, A. Not specified Not
specified Anugraheni, I. Nabillah, T., & Abadi, A.
P.

Nama Jurnal Jurnal: Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik


Volume Pendidikan
Nomor/issue Volume: 27
Nomor/Issue: 2
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada
siswa, ditemukan bahwa permasalahan utama adalah
siswa mudah jenuh karena hanya mendengarkan
ceramah selama proses pembelajaran, kegiatan
pembelajaran monoton dan tidak melibatkan siswa,
serta kesulitan siswa dalam memahami materi
pembelajaran. Dampak dari masalah tersebut adalah
siswa akan mengabaikan penjelasan guru, mengalami
krisis percaya diri, dan berdampak pada hasil belajar
siswa yang masih di bawah KKM=70
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang disebutkan dalam kutipan
tersebut adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan
sikap kerjasama siswa melalui penerapan metode
pembelajaran Discovery Learning. Metode ini
memungkinkan siswa untuk aktif menemukan konsep
materi sendiri, terlibat dalam proses pembelajaran,
dan memperoleh pengalaman langsung yang
bermakna. Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk
mengukur peningkatan hasil belajar siswa
berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor,
serta untuk meningkatkan sikap kerja sama siswa
dalam mencapai tujuan bersama dengan saling
membantu dan memahami satu sama lain.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus dengan
empat tahapan yang harus dilalui, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
dilakukan di SD Negeri Gondangan, Kemacatan
Jogonalan, Kabupaten Klaten, dengan subjek
penelitian berjumlah 14 siswa kelas III semester I
tahun pelajaran 2022/2023. Teknik pengumpulan data
meliputi tes dan non-tes dengan menggunakan kisi-
kisi instrumen pengumpulan data seperti angket
lembar penilaian diri skala sikap dan berbagai lembar
tes untuk mengukur hasil belajar siswa
Hasil Berdasarkan hasil penelitian,bahwa penerapan
metode pembelajaran Discovery Learning efektif
dalam meningkatkan hasil belajar dan sikap kerja
sama siswa.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode pembelajaran Discovery
Learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar
dan sikap kerja sama siswa. Terjadi peningkatan yang
signifikan dalam hasil belajar siswa, dengan 91.3%
siswa mencapai tingkat kerja sama yang tinggi pada
siklus kedua. Selain itu, 21 siswa (91.3%) berhasil
mencapai hasil belajar yang memuaskan pada siklus
kedua. Keberhasilan implementasi Discovery
Learning terbukti dari persentase siswa yang
mencapai nilai kelulusan minimal 70

SINTA 4
ARTIKEL 1
Judul Peran Budaya, Identitas, dan Seni dalam Membentuk
Pendidikan Kewarganegaraan dan Studi
Kewarganegaraan di Masyarakat Multikultura
Penulis Sulistyarini
Jagad Aditya Dewantara
Muhammad Mona Adha

Nama Jurnal Jurnal pendidikan PKN


Volume Volume 4
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https: //jurnal.untan.ac.id/index.php/JPPKn/index

Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam jurnal ini adalah


bagaimana budaya, identitas, dan seni memainkan
peran penting dalam membentuk pemikiran dan
perilaku warga negara dalam konteks pendidikan
kewarganegaraan dan studi kewarganegaraan di
masyarakat multikultural
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam artikel tersebut adalah untuk
mengeksplorasi bagaimana pendidikan
kewarganegaraan dan studi kewarganegaraan dapat
diterapkan dalam konteks budaya, identitas, dan seni
untuk memperkuat kesadaran demokratis dan
identitas kewarganegaraan. Para peneliti diundang
untuk memberikan kontribusi dalam bidang studi ini
untuk memberikan ilustrasi yang relevan mengenai
pendidikan kewarganegaraan dan studi
kewarganegaraan
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam artikel
jurnal tersebut adalah pendekatan kualitatif yang
melibatkan tinjauan literatur, analisis artefak budaya,
dan studi kasus untuk mengeksplorasi peran budaya,
identitas, dan seni dalam membentuk pendidikan
kewarganegaraan dan studi kewarganegaraan di
masyarakat multikultural
Hasil Hasil penelitian menyoroti dampak signifikan
budaya, identitas, dan seni terhadap pendidikan
kewarganegaraan dan studi kewarganegaraan di
masyarakat multikultural. Diamati bahwa latar
belakang budaya individu dan ekspresi artistik
memainkan peran penting dalam membentuk
pemahaman mereka terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, hak, dan tanggung jawab. Studi ini juga
mengungkapkan bahwa menggabungkan elemen
budaya dan perspektif artistik ke dalam pendidikan
kewarganegaraan dapat meningkatkan kesadaran
individu terhadap nilai-nilai demokratis dan
memupuk rasa memiliki terhadap identitas
kewarganegaraan mereka. Secara keseluruhan,
penelitian ini menekankan pentingnya
mengintegrasikan budaya, identitas, dan seni ke
dalam pendidikan kewarganegaraan untuk
mempromosikan kewarganegaraan aktif dan
partisipasi demokratis dalam masyarakat yang
beragam
Simpulan Artikel membahas peran budaya, identitas, dan seni
dalam membentuk pendidikan kewarganegaraan dan
studi kewarganegaraan di masyarakat multikultural.
Ini menekankan pentingnya memahami hak dan
tanggung jawab dalam masyarakat demokratis dan
bagaimana budaya dan seni dapat memengaruhi
pandangan dan perilaku individu. Studi ini bertujuan
untuk mengeksplorasi bagaimana pendidikan
kewarganegaraan dan studi kewarganegaraan dapat
diterapkan dalam konteks budaya, identitas, dan seni
untuk memperkuat kesadaran demokratis dan
identitas kewarganegaraan. Para peneliti diundang
untuk memberikan kontribusi dalam bidang studi ini
untuk memberikan ilustrasi yang relevan mengenai
pendidikan kewarganegaraan dan studi
kewarganegaraan.

ARTIKEL 2
Judul Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Elemen
Pentahelix dalam Memperkuat Identitas Budaya
Indonesia: Studi Kasus Era Revolusi Industri 4.0
Penulis Jessica wijaya
Muhammad jailani
Jacob shimrumun ioraa

Nama Jurnal Jurnal pendidikan PKN


Volume Volume 4
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan yang diidentifikasi dalam jurnal
tersebut adalah pentingnya sinergi dan kolaborasi
elemen Pentahelix dalam memperkuat identitas
budaya Indonesia di era Revolusi Industri 4.0
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran
elemen Pentahelix dalam memperkuat identitas
budaya Indonesia dan strategi yang ditawarkan untuk
memperkuat nasionalisme. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan
melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi dan
kolaborasi elemen Pentahelix berkontribusi dalam
mempertahankan budaya nasional Indonesia serta
pentingnya kolaborasi ini dalam melestarikan
identitas budaya dan memupuk nasionalisme dalam
masyarakat multikultural
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal
tersebut adalah pendekatan kualitatif deskriptif yang
melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi .
Penelitian ini juga menggunakan triangulasi data
untuk menganalisis informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi dan
kolaborasi elemen Pentahelix berkontribusi dalam
mempertahankan budaya nasional Indonesia serta
pentingnya kolaborasi ini dalam melestarikan
identitas budaya dan memupuk nasionalisme dalam
masyarakat multikultural. Dalam era Revolusi
Industri 4.0, penting untuk memperkuat nasionalisme
di Indonesia guna mempertahankan identitas budaya.
Sinergi dan kolaborasi elemen Pentahelix
(Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Masyarakat, dan
Media) dapat berperan dalam menjaga dan
melestarikan budaya Indonesia. Hal ini akan
membantu memperkuat nasionalisme di tengah
perkembangan teknologi yang cepat. Artikel juga
membahas pentingnya melestarikan dan menghormati
pakaian tradisional, tarian, alat musik, lagu, dan
makanan dalam budaya Indonesia. Artikel
menekankan perlunya pelestarian budaya untuk
menjaga identitas dan persatuan bangsa. Model
Pentahelix, yang melibatkan sektor Pemerintah,
Akademisi, Bisnis, Masyarakat, dan Media, diusulkan
sebagai cara untuk memperkuat identitas budaya
Indonesia melalui kolaborasi dan sinergi. Pemerintah,
lembaga akademik, bisnis, komunitas, dan media
semuanya berperan dalam melestarikan dan
memperkuat budaya Indonesia. Pemerintah mengatur
dan mengkoordinasikan upaya pelestarian budaya,
lembaga akademik mendidik siswa tentang nilai-nilai
budaya, bisnis mempromosikan kerajinan dan
makanan tradisional, komunitas mendukung dan
berpartisipasi dalam pelestarian budaya, dan platform
media membantu mempromosikan budaya Indonesia
melalui media sosial. Kolaborasi antara elemen-
elemen ini sangat penting untuk menjaga identitas
budaya Indonesia dan memperkuat nasionalisme di
era Revolusi Industri 4.0.
Simpulan dapat disimpulkan bahwa sinergi dan kolaborasi
elemen Pentahelix (Pemerintah, Akademisi, Bisnis,
Masyarakat, dan Media) memiliki peran penting
dalam mempertahankan dan melestarikan budaya
nasional Indonesia. Kolaborasi ini juga berkontribusi
dalam memperkuat nasionalisme di tengah
perkembangan teknologi yang cepat di era Revolusi
Industri 4.0. Pentingnya pelestarian dan
penghormatan terhadap pakaian tradisional, tarian,
alat musik, lagu, dan makanan dalam budaya
Indonesia juga menjadi sorotan dalam penelitian ini.
Model Pentahelix diusulkan sebagai cara untuk
memperkuat identitas budaya Indonesia melalui
kolaborasi antara sektor Pemerintah, Akademisi,
Bisnis, Masyarakat, dan Media. Kolaborasi antara
elemen-elemen ini dianggap sangat penting dalam
menjaga identitas budaya Indonesia dan memperkuat
nasionalisme di era Revolusi Industri 4.0. Selain itu,
peran Pemerintah, lembaga akademik, bisnis,
komunitas, dan media dalam melestarikan dan
memperkuat budaya Indonesia juga ditekankan
sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan
identitas budaya dan persatuan bangsa. Dengan
demikian, kerjasama antara elemen-elemen
Pentahelix menjadi kunci dalam menjaga identitas
budaya Indonesia dan memperkuat nasionalisme di
tengah dinamika perkembangan teknologi dan
globalisasi.

ARTIKEL 3
Judul Efektivitas Penerapan Bimbingan dan Konseling dalam
Menurunkan Tingkat Bullying di Sekolah Dasa
Penulis Kadek Ari Wisudayanti
Putu Yulia Angga Dewi

Nama Jurnal Jurnal pendidikan dasar


Volume Volume 4
Nomor/issue Nomor 1
Link https://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi/article/
artikel/link view/3022
DOI
Permasalaha Bullying di sekolah merupakan tanggung jawab semua pihak di
n sekolah dan orang tua siswa. Bullying di sekolah merupakan
masalah besar yang harus diatasi karena sekolah seharusnya
melindungi siswanya dari tindakan kekerasan dalam bentuk
apapun, dan menjadi wahana pembentukan akal, moral, dan
karakter yang diperlukan untuk membangun masyarakat
Indonesia yang sehat, berbudaya, dan berbasis teknologi tinggi.
Bullying ini dapat dicegah selama semua pihak yang terlibat
dalam institusi memiliki kepentingan dan peduli untuk
mengubah dan mencegah masalah tersebu
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas implementasi
Penelitian bimbingan dan konseling dalam menangani kasus bullying di
sekolah dasar. Penelitian ini akan mendefinisikan bullying,
membahas prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, serta
menyoroti pentingnya penanganan bullying di sekolah. Bullying
dijelaskan sebagai perilaku agresif yang bertujuan untuk
menyakiti orang lain, dan penelitian ini menekankan perlunya
lingkungan sekolah yang mendukung dan aman bagi siswa.
Penelitian ini juga akan mengeksplorasi berbagai bentuk
perilaku bullying seperti fisik, verbal, dan relasional. Konseling
perilaku diusulkan sebagai solusi alternatif untuk mengatasi
bullying di sekolah, karena fokusnya pada perubahan perilaku
melalui penguatan dan pembelajaran. Penting untuk
meningkatkan kesadaran, menerapkan program anti-bullying,
dan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam menangani
bullying di sekolah.
Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi
situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan
mendalam. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial,
mengungkapkan perasaan dan persepsi peserta yang diteliti.
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi
lengkap mengenai efektivitas implementasi bimbingan dan
konseling dalam mengatasi tindakan bullying di sekolah dasar
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi bimbingan dan
konseling memiliki efektivitas dalam menangani kasus bullying
di sekolah dasar. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif,
penelitian ini mengungkapkan bahwa bimbingan dan konseling
perilaku dapat membantu mencegah tindakan bullying dengan
fokus pada perubahan perilaku melalui penguatan dan
pembelajaran. Lingkungan sekolah yang mendukung dan aman
juga diidentifikasi sebagai faktor penting dalam menangani
bullying. Berbagai bentuk perilaku bullying seperti fisik, verbal,
dan relasional diidentifikasi dalam penelitian ini, dan konseling
perilaku dianggap sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi
masalah tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan
program anti-bullying, dan melibatkan semua pemangku
kepentingan, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman
dan mendukung bagi siswa. Penelitian ini menyoroti pentingnya
peran bimbingan dan konseling dalam menangani bullying di
sekolah dasar, serta perlunya kerjasama antara semua pihak
terkait untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang positif
dan bebas dari tindakan kekerasan
Simpulan Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang harus
ditangani oleh semua pihak terkait, termasuk sekolah dan orang
tua. Konseling perilaku dapat membantu mencegah tindakan
bullying. Penting bagi sekolah untuk melindungi siswa dan
mempromosikan masyarakat yang sehat dan berbudaya. Artikel
ini membahas efektivitas implementasi bimbingan dan konseling
dalam menangani bullying di sekolah dasar. Ini mendefinisikan
bullying, membahas prinsip-prinsip bimbingan dan konseling,
serta menyoroti pentingnya penanganan bullying di sekolah.
Bullying dijelaskan sebagai perilaku agresif yang bertujuan
untuk menyakiti orang lain, dan artikel ini menekankan perlunya
lingkungan sekolah yang mendukung dan aman bagi siswa.
Perilaku bullying dapat mengambil berbagai bentuk seperti fisik,
verbal, dan relasional. Konseling perilaku diusulkan sebagai
solusi alternatif untuk mengatasi bullying di sekolah, karena
fokusnya pada perubahan perilaku melalui penguatan dan
pembelajaran. Penting untuk meningkatkan kesadaran,
menerapkan program anti-bullying, dan melibatkan semua
pemangku kepentingan dalam menangani bullying di sekolah.

ARTIKEL 4
Judul Pengaruh Model Value Clarification Technique (VCT)
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) Siswa
Penulis Ni putu Candra Prastya Dewi

Nama Jurnal Jurnal pendidikan Dasar


Volume Volume 4
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/edukasi

Permasalahan Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah rendahnya
hasil belajar siswa, terutama dalam ranah kognitif dan
afektif. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil
belajar adalah kurang tepatnya pemilihan model
pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan
pembelajaran yang dilaksanakan
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
efektivitas penggunaan Model Value Clarification
Technique (VCT) dalam meningkatkan hasil belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa sekolah
dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana Model VCT dapat membantu siswa
dalam mengkaji nilai-nilai sosial dan moral, memilih
sikap yang ingin mereka perjuangkan seumur hidup,
serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
memperkuat temuan sebelumnya yang menunjukkan
pengaruh positif metode pembelajaran VCT dalam
meningkatkan pengetahuan nilai-nilai Pancasila,
prestasi belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah meta-analisis dengan pendekatan kuantitatif.
Meta-analisis merupakan metode sistematis yang
menggunakan teknik statistik untuk menggabungkan
dan menganalisis hasil-hasil penelitian sebelumnya .
Tahapan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan
data dengan mencari artikel melalui mesin pencari
Google Scholar, seleksi artikel berdasarkan kriteria
tertentu, analisis data dengan menghitung skor
sebelum dan sesudah penerapan Model Value
Clarification Technique (VCT), serta mencari gain
skor dari artikel yang telah dipilih
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
Model Value Clarification Technique (VCT) efektif
dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) siswa. Terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan
sesudah penerapan VCT. Model VCT membantu siswa
dalam mengklarifikasi nilai-nilai hidup mereka,
meningkatkan aktivitas belajar, serta hasil belajar PKn.
Penelitian lain juga menegaskan pentingnya
penggunaan VCT dalam pembelajaran PKn. Metode
VCT terbukti efektif dalam meningkatkan
pengetahuan nilai-nilai Pancasila, prestasi belajar,
motivasi belajar, dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn di berbagai tingkatan pendidikan.
Metode ini dapat diterapkan dengan variasi
menggunakan media sederhana, media video
interaktif, dan media cerita bergambar.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan Model Value Clarification Technique
(VCT) dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) siswa, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan VCT efektif dalam meningkatkan
hasil belajar PKn. Terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan
VCT, dimana metode ini membantu siswa dalam
mengklarifikasi nilai-nilai hidup mereka,
meningkatkan aktivitas belajar, serta hasil belajar PKn.
Penelitian lain juga menegaskan pentingnya
penggunaan VCT dalam pembelajaran PKn, dengan
menunjukkan peningkatan pengetahuan nilai-nilai
Pancasila, prestasi belajar, motivasi belajar, dan hasil
belajar siswa. Dengan demikian, Model VCT dapat
menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan
hasil belajar PKn siswa di berbagai tingkatan
pendidikan.

ARTIKEL 5
Judul Penerapan demokrasi pendidikan pada pembelajaran
siswa di sekolah dasar
Penulis Khuzaimah
Farid pribadi

Nama Jurnal Jurnal pendidikan sosial dan budaya


Volume Volume 4
Nomor/issue Nomor 1
Link artikel/link DOI https://doi.org/10.23887/jiad.v7i1.44518
Permasalahan Permasalahan dalam pendidikan terutama pada
tingkat sekolah dasar adalah disparitas perlakuan
antara siswa yang pintar dan kurang pintar, serta
antara siswa kaya dan miskin . Hal ini menunjukkan
perlunya penerapan demokrasi pendidikan agar setiap
individu memiliki kesempatan yang sama dalam
mendapatkan hak-hak pendidikan
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mengidentifikasi penerapan demokrasi pendidikan
dalam pembelajaran siswa sekolah dasar
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi
kepustakaan, dimana data diperoleh dari artikel
ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal, artikel, dan
website yang tersedia di internet. Data dianalisis
secara kualitatif melalui empat tahap: pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
demokrasi pendidikan dalam pembelajaran siswa di
Sekolah Dasar memberikan manfaat dalam
meningkatkan partisipasi siswa, menciptakan
keadilan dalam pendidikan, dan memperlakukan
setiap individu dengan adil tanpa disparsitas. Dengan
adanya Kurikulum 2013, siswa diberi kesempatan
untuk berdiskusi dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan demokratis. Prinsip-prinsip
demokrasi pendidikan yang diterapkan juga
berpengaruh positif terhadap perilaku siswa,
meningkatkan kualitas pendidikan, dan mencerdaskan
kehidupan siswa di sekolah dasar.
Simpulan rtikel ini membahas penerapan demokrasi pendidikan
dalam pembelajaran siswa di Sekolah Dasar.
Demokrasi pendidikan memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap individu dalam bidang pendidikan
tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan status
sosial. Penelitian ini menggunakan metode studi
kepustakaan dan menyimpulkan bahwa penerapan
demokrasi pendidikan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai penambah pengetahuan tentang
penerapan demokrasi pendidikan dalam pembelajaran
siswa sekolah. Penerapan demokrasi pendidikan
dalam pembelajaran siswa sekolah dasar mulai
diterapkan dengan adanya Kurikulum 2013, di mana
siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam
pendidikan dan memperlakukan setiap individu
dengan adil tanpa disparsitas. Referensi yang
digunakan dalam artikel ini juga membahas
pengertian demokrasi pendidikan, prinsip-prinsipnya,
serta pengaruhnya terhadap perilaku siswa.
Pendidikan adalah proses untuk mencapai tujuan,
meningkatkan kualitas diri, dan mencerdaskan
kehidupan. Demokrasi pendidikan adalah pendidikan
yang berbasis nilai-nilai demokratis dan melibatkan
semua pihak dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang demokratis memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk
berpartisipasi dan berkembang. Sekolah dasar
merupakan tempat diterapkannya pendidikan
demokrasi, di mana siswa diajarkan untuk aktif dalam
pembelajaran dan berinteraksi dengan guru.

SINTA 6
ARTIKEL 1
Judul Menumbuhkan Sikap toleransi Melalui Pembelajaran
Subtema Hari Raya Agama
Penulis Annisa Laela Putri
Widianti Nurohmah

Nama Jurnal Jurnal Harmony


Volume volume 7,
Nomor/issue nomor 1, tahun 2022 / 1
Link artikel/link DOI Alamat situs web jurnal:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
Permasalahan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah: 1)Indonesia merupakan negara yang
multikultural dan pluralistik, dihuni oleh berbagai
suku dan penganut agama yang berbeda.2)Untuk
menjaga kerukunan dalam masyarakat multikultural,
sangat penting untuk menumbuhkan sikap toleransi.
3)Sikap toleransi perlu diajarkan sejak dini,
mengingat perkembangan anak erat kaitannya dengan
proses belajar.4)Kurikulum sekolah dasar perlu
memfasilitasi pembelajaran yang membangun sikap
toleransi. 5)Pembelajaran subtema hari raya agama
dianggap efektif untuk membangun pemahaman dan
penghargaan terhadap perbedaan keagamaan.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap


toleransi melalui pembelajaran hari raya agama,
sebagaimana yang telah kita ketahui Indonesia
merupakan salah satu negara yang penduduknya
menganut berbagai macam agama dan Indonesia juga
merupakan negara yang pluralisme
Metode Penelitian Berdasarkan artikel, metode penelitian yang
digunakan adalah:
Jenis penelitian:
Penelitian kualitatif deskriptif
Sampel/subjek:
Artikel tidak menyebutkan adanya subjek/sampel
penelitian karena jenisnya studi pustaka (library
research)
Teknik pengumpulan data:
Studi kepustakaan/literatur untuk mengumpulkan data
sekunder, yaitu:
Jurnal ilmiah dan Artikel ilmiah
Instrumen: Tidak disebutkan adanya instrumen khusus
Analisis data: Menganalisis dan menuangkan hasil
studi literatur secara deskriptif untuk memecahkan
permasalahan penelitian
Kesimpulannya, metode yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan pengumpulan data
sekunder melalui studi pustaka, kemudian hasilnya
dianalisis dan dilaporkan secara deskriptif tanpa
menggunakan instrumen khusus. Penelitian ini
bersifat library research untuk menjawab
permasalahan penelitian

Hasil Berdasarkan artikel, hasil utama dari penelitian ini


adalah: Pembelajaran subtema hari raya agama di
sekolah dasar efektif untuk membangun pemahaman
dan penghargaan siswa terhadap perbedaan
keagamaan. Melalui buku tema yang diajarkan, siswa
diajarkan tentang berbagai hari raya agama di
Indonesia dan pentingnya saling menghormati
perbedaan. Pembelajaran buku tema membantu
menanamkan sikap toleransi terhadap perbedaan
agama, sesuai dengan tujuan penelitian. Subtema hari
raya agama memberikan pengalaman langsung kepada
siswa tentang keragaman budaya dan agama di
Indonesia. Siswa dapat memperoleh pengetahuan
yang bermakna bagi pembentukan sikap toleransi
sejak dini. Pendekatan tematik dan pembelajaran
langsung membantu siswa memahami konsep
toleransi secara utuh dan seimbang
.
Simpulan penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
subtema hari raya agama efektif untuk membangun
sikap toleransi siswa SD. Oleh karena itu, pendekatan
tersebut disarankan untuk terus diterapkan dalam
kurikulum guna mendidik generasi bangsa yang
toleran

ARTIKEL 2
Judul "Memahami Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dalam Kehidupan Masyarakat"
Penulis Ratna Sari
Fatma Ulfatun Najicha
Nama Jurnal Jurnal Harmony
Volume volume 7,
Nomor/issue nomor 1, tahun 2022 / 1
Link artikel/link http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
DOI
Permasalahan permasalahan yang diajukan dan dibahas dalam jurnal ini
adalah: Pemahaman nilai-nilai Pancasila yang masih
kurang di masyarakat, membuat masyarakat kurang patuh
dan cenderung bertentangan dengan aturan hukum dan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk memberikan
pemahaman lebih jauh tentang apa itu Pancasila, apa
fungsi dan kedudukannya serta nilai-nilai apa yang
terkandung dalam sila-silanya dan bagaimana
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, permasalahan utama yang diteliti dalam jurnal ini
adalah pemahaman masyarakat yang kurang terhadap
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, serta upaya
untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai
konsep dan penerapan Pancasila. Permasalahan ini
kemudian menjadi latar belakang penulisan jurnal in

Tujuan Penelitian tujuan penelitian dalam jurnal ini adalah: Memberikan


pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep
Pancasila sebagai dasar negara.
Menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila. Menjelaskan penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan. Menguji dan menghasilkan teori terkait
Pancasila sebagai dasar negara.

Metode Penelitian Berdasarkan dokumen, metode penelitian yang digunakan


adalah:
Jenis Penelitian: Studi kepustakaan (library research)
Teknik Pengumpulan Data: Membaca dan mencari
informasi dari buku, jurnal, undang-undang, dan sumber
literatur lainnya yang relevan dengan pokok bahasan.
Instrumen: Sumber-sumber studi kepustakaan seperti
buku, jurnal, undang-undang.
Analisis Data Tidak disebutkan secara eksplisit teknik
analisis datanya. Namun dapat disimpulkan bahwa penulis
melakukan analisis terhadap data/informasi yang didapat
dari kepustakaan, kemudian menarik kesimpulan.
Oleh karena ini penelitian library research, tidak
melibatkan subjek/informan secara langsung. Data
dikumpulkan melalui studi dokumentasi dari berbagai
sumber pustaka terkait topik penelitian. Analisis dilakukan
berdasarkan interpretasi penulis terhadap data sekunder
yang terdapat dalam berbagai sumber tersebut. Tujuannya
adalah menghasilkan pemahaman lebih mendalam terkait
konsep Pancasila sebagai dasar negara.

Hasil hasil penelitian adalah sebagai berikut:


Definisi Pancasila menurut beberapa ahli, diantaranya:
Prinsip atau asas kehidupan bernegara (Oksep) Lima
prinsip dasar yang mencakup nasionalisme,
internasionalisme, mufakat, keadilan sosial, ketuhanan,
dan persatuan (Soekarno) Nilai-nilai yang terkandung
dalam masing-masing sila Pancasila, mulai dari
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan dipimpin
Hikmah dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, hingga
Keadilan Sosial. Fungsi Pancasila antara lain sebagai
pedoman hidup, jiwa bangsa, kepribadian bangsa, sumber
hukum, dan cita-cita bangsa. Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara mengacu pada UUD 1945. Contoh
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan seperti
menjaga lingkungan untuk mengamalkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Hasil penelitian menunjukkan pemahaman mengenai
konsep dan peranan penting Pancasila sebagai dasar
ideologi dan jati diri bangsa Indonesia.

Simpulan Secara umum, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa


Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran sentral
dalam mempersatukan dan menumbuhkan jati diri
kebangsaan Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila telah melekat dalam jiwa bangsa sebagai
pedoman hidup bersama yang utuh

ARTIKEL 3

Judul PEMBENTUKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR DALAM


SITUASI PANDEMI COVID-19
Penulis Ulya Tala Hanifa, Dadi Mulyadi Nurgaha, dan Supriyono
Nama Jurnal Harmony
Jurnal volume 7,
Volume nomor 1, tahun 2022 / 1
Nomor/
issue
Link https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony/article/view/
artikel/link 46542/21680
DOI
Permasalah Artikel membahas tentang pembentukan karakter cinta tanah air
an dalam situasi pandemi COVID-19, serta tantangan yang dihadapi
dalam pengembangan karakter tersebut terutama dalam konteks
pembelajaran online
Tujuan Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengkaji
Penelitian pembentukan karakter bangsa Indonesia yang mampu mencintai
tanah airnya tanpa memandang perbedaan, serta untuk membahas
pentingnya cinta tanah air dalam konteks globalisasi dan pandemi
COVID-19
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam artikel tersebut meliputi
Penelitian pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan bagian utama dari pendekatan ini, dilakukan melalui
survei. Data yang terkumpul digunakan untuk mendeskripsikan
masalah yang diteliti.Jenis Penelitian: Kualitatif dan Kuantitatif
Sampel atau Subjek atau Informan: Responden yang terlibat
dalam survei
Teknik Pengumpulan Data: Survei
Instrumen: Belum disebutkan secara spesifik dalam kutipan yang
diberikan
Analisis Data: Data yang terkumpul digunakan untuk
mendeskripsikan masalah yang ditelit

Hasil Hasil dari penelitian tersebut belum disebutkan dalam kutipan


yang diberikan.
Simpulan Dalam simpulan dari artikel tersebut disebutkan bahwa
implementasi karakter cinta tanah air merupakan perilaku yang
harus ditumbuh kembangkan pada setiap individu untuk menjadi
warga negara yang baik. Sekolah dianggap sebagai sarana utama
dalam pembentukan karakter bangsa, dimulai dari pendidikan
Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pembelajaran di masa
pandemi dilakukan secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai
respons terhadap situasi yang ada. Pentingnya pendidikan
karakter dalam membentuk rasa cinta terhadap tanah air
ditekankan, dimulai dari pembiasaan yang dibentuk oleh guru dan
warga sekolah. Peran guru, warga sekolah, orang tua, dan
stakeholder lainnya dianggap penting dalam membentuk karakter
cinta tanah air

ARTIKEL 4
Judul IMPLEMENTASI BELA NEGARA DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DI TENGAH
KASUS COVID-19
Penulis 1. Nurhanan Rachmi Putri
2. Pricha Mutiara Zahra Prassanti
3. Lidya Margaretta
4. Dela Rahmah Darwawi
5. Ikhsan Maulana Putra
6. Satino
Nama Jurnal Jurnal Harmony
Volume volume 7,
Nomor/issue nomor 1, tahun 2022 / 1
Link artikel/link DOI http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony
Permasalahan permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian
ini adalah:
Implementasi bela negara dalam kehidupan
bermasyarakat di tengah kasus Covid-19.
Beberapa rumusan permasalahan spesifik yang
diangkat dalam penelitian ini antara lain:
Bagaimana perilaku masyarakat dalam penerapan bela
negara di masa pandemi Covid-19?
Mengapa perwujudan bela negara menjadi penting di
masa pandemi Covid-19?
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
menegakkan sikap bela negara masyarakat di tengah
pandemi Covid-19?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menggambarkan secara deskriptif kondisi serta sikap
masyarakat Indonesia di masa pandemi Covid-19
berdasarkan persfektif nilai-nilai bela negara

Metode Penelitian metode penelitian yang digunakan adalah:


Jenis penelitian: Penelitian kepustakaan (literature
review) Penelitian deskriptif
Teknik pengumpulan data: Studi pustaka yaitu
menganalisis kembali sumber-sumber literatur
terdahulu terkait topik penelitian
Subjek penelitian:Tidak menggunakan subjek/sampel
karena penelitian ini bersifat studi pustaka
Instrumen penelitian:Pedoman analisis berupa matriks
yang digunakan untuk menganalisis dokumen-
dokumen literatur terkait
Teknik analisis data: Analisis data kualitatif meliputi
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan

Hasil hasil penelitian adalah sebagai berikut:


Perwujudan bela negara sangat penting di tengah
maraknya kasus Covid-19 untuk menjamin persatuan
dan kesatuan bangsa.Upaya yang dilakukan dalam
menegakkan sikap bela negara masyarakat didasarkan
pada kesadaran setiap warga negara dalam hak dan
kewajibannya.Indonesia memiliki Pancasila dan
Undang-Undang sebagai pedoman bagi rakyatnya
dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pedoman ini dapat diterapkan untuk segala situasi dan
kondisi termasuk masa pandemi Covid-19.Perilaku
masyarakat dalam penerapan bela negara antara lain
dengan mematuhi protokol kesehatan, disiplin sosial,
dan ikut mendukung program pemerintah dalam
penanganan Covid-19.Implementasi bela negara perlu
dilakukan dengan pendekatan yang tepat agar dapat
mendorong kesadaran dan solidaritas masyarakat
dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Simpulan simpulan yang ditarik dalam penelitian ini adalah:


Perwujudan bela negara sangat penting untuk
diimplementasikan di tengah maraknya kasus Covid-
19 agar dapat menjamin persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
Upaya yang dilakukan dalam menegakkan sikap bela
negara masyarakat harus didasarkan pada kesadaran
setiap warga negara terhadap hak dan kewajibannya
sebagai penduduk Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan pedoman yang dapat dijadikan acuan oleh
masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk dalam
menghadapi tantangan situasi pandemi Covid-
19.Perilaku bela negara masyarakat perlu
diimplementasikan melalui berbagai upaya konkret
seperti mematuhi protokol kesehatan, disiplin sosial,
solidaritas dan kerjasama untuk mendukung program
pemerintah dalam penanganan Covid-19.

ARTIKEL 5
Judul PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DIKALANGAN ANAK
SEKOLAH DASAR
Penulis Ratnasari

Nama Jurnal Harmony


Jurnal volume 7,
Volume nomor 1, tahun 2022 / 1
Nomor/
issue
Link
artikel/link https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/harmony/article/view/55
DOI 893/21677
Permasalah permasalahan yang diteliti adalah bagaimana penggunaan media
an sosial dikalangan siswa sekolah dasar di SDN Citapen 1,
khususnya terkait:
1. Jenis media sosial yang digunakan
2. Tujuan penggunaan media sosial
3. Frekuensi dan intensitas penggunaan
4. Dampak positif dan negatif penggunaan media sosial
5. Peran sekolah dan kebijakannya terkait penggunaan
media sosial

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan


Penelitian media sosial oleh siswa di sekolah dasar
Metode metode penelitian yang digunakan adalah:
Penelitian Jenis penelitian:Penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan
studi kasus.
Sampel/subjek/informan:Siswa SDN Citapen 1Guru SDN
Citapen 1 Kepala sekolah SDN Citapen 1 Orang tua siswa
Teknik pengumpulan data: Observasi langsung terhadap objek
penelitian Wawancara mendalam kepada subjek penelitian
Instrument pengumpulan data: Pedoman observasi dan
wawancara
Analisis data: Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu
menggambarkan hasil penelitian secara faktual dan akurat,
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil hasil penelitian adalah Jenis media sosial yang digunakan siswa
SDN Citapen antara lain Facebook, Instagram, Youtube, dan
media sosial berbasis percakapan di game online. Tujuan
penggunaan media sosial siswa antara lain untuk berkomunikasi,
hiburan, dan mencari informasi. Frekuensi penggunaan media
sosial siswa setiap harinya dan tergantung pada kepemilikan
gadget serta fasilitas internet. Dampak positif penggunaan media
sosial yaitu mempermudah komunikasi antara siswa dan guru
serta sebagai sarana belajar. Dampak negatif berupa kecanduan
konten negatif yang mengurangi waktu belajar. Peran sekolah
melakukan pengawasan penggunaan smartphone di sekolah dan
menyosialisasikan dampak media sosial kepada orang tua.
Kebijakan sekolah melarang penggunaan gadget saat pelajaran
namun diizinkan diluar jam pelajaran.

Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah:


Siswa SDN Citapen 1 menggunakan media sosial untuk
berkomunikasi, berinteraksi sosial, mencari informasi, hiburan,
serta aktualisasi diri. Jenis media sosial yang paling banyak
digunakan adalah WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Frekuensi penggunaan media sosial siswa setiap harinya dan
tergantung pada faktor kepemilikan gadget serta ketersediaan
akses internet. Dampak positif penggunaan media sosial adalah
mempermudah komunikasi antara siswa dan guru, serta sarana
belajar dan mencari referensi belajar. Dampak negatif berupa
kecanduan siswa terhadap konten negatif yang mengurangi
konsentrasi dan waktu belajar. Peran sekolah dan kebijakan
kepala sekolah yang mendukung pemanfaatan media sosial secara
terkontrol dengan pengawasan guru di dalam dan luar kelas
selama jam sekolah

Anda mungkin juga menyukai