Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Pendidikan Nasional
Dosen Pengampu Prof. Dr. Ali Mustadi M.Pd.
Disusun Oleh:
Pundhi Ayu Pidari (22108241135)
Nabilla Kaltsum Khotimah (22108241003)
Aulia Rahma Azzahra (22108241028)
Rista Wahyu Hapsari (22108241126)
Maima Kayla Ardhani (22108244020)
Nur Afifah Khairunnisa (22108244096)
Desta Susilo Dwiyan S. (22108244117)
Lulu Ilva Pratiwi (23012980022)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul "Inovasi Media Pembelajaran Water Cycle Berbasis Media
Konkrit dalam Pembelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Puren” dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Pendidikan Nasional.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang inovasi penerapan media
pembelajaran berupa media konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
bidang pendidikan yang berada di Sekolah Dasar atau SD. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. Ali Mustadi M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Inovasi dan
Pendidikan Nasional yang telah memberikan saran dan masukan sehingga selama prosesnya
dapat berjalan dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat setiap pembaca khususnya yang berperan
dalam dunia pendidikan nasional..
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini telah ditemui berbagai bentuk dan jenis media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan
oleh pendidik kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang
sering ditemui pada jenjang pendidikan sekolah dasar ialah terkait kurang tepat
sasarannya penerapan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Sehingga keadaan tersebut mempengaruhi pemahaman materi pembelajaran
oleh siswa. Kesalahan dalam pemilihan media pembelajaran akan memberikan dampak
negatif pada proses pembelajaran dan mempengaruhi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Misalnya kesalahan dalam pemilihan media pembelajaran dapat
berdampak pada kesulitan pemahaman peserta didik, kemudian pembelajaran menjadi
tidak menarik dan membuat minat peserta didik dalam belajar menurun. Selain itu
kelemahan apabila tidak menggunakan media pembelajaran adalah kurangnya
keterlibatan aktiif peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu untuk
menghindari kesalahan ini, penting untuk melakukan evaluasi dan diagnostik secara
keseluruhan sebelum memilih media pembelajaran. Seorang pendidik harus
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, tujuan pembelajaran, dan kendala teknis
atau anggaran yang mungkin ada. Selain itu, pendidik juga harus mengadopsi
pendekatan yang fleksibel dan bersiap untuk penyesuaian berdasarkan umpan balik dan
evaluasi yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan efektifitas media
pembelajaran.
Siswa kelas 5 di SD Negeri Puren mengalami sedikit kesulitan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memahami materi tentang siklus air.
Karena mereka hanya belajar dari buku sumber materi. Ketika mereka belajar dari buku
bacaan mereka cenderung menghafal daripada memahami secara logis. Sebenarnya
guru juga telah memberikan materi dan menjelaskan materi terkait siklus air. Tetapi
pada keadaan ini terkendala oleh minimnya penggunaan sebuah media pada proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran sains seharusnya media pembelajaran berupa benda
konkret dinilai efektif untuk memahami materi belajar. Karena dalam pembelajaran
sains merefleksikan berbagai fenomena dan kehidupan alam yang hidup dan terjadi
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari disekitar. Sains juga memberikan gambaran
berbagai pengetahuan dan ilmu yang menjelaskan suatu gejala berdasarkan konsep
berpikir yang logis, dan sistematis. Dalam belajar sains guru harus menggunakan media
konkrit dan menjelaskan kepada siswa serta memberikan pengarahan kepada mereka
untuk melakukan sesuatu, dimana akan terjadi suatu proses.
Siswa yang berada di kelas lima pada umumnya berusia 10 tahun dimana pada
usia ini menurut teori perkembangan kognitif piaget berada pada tahap operasional
konkret. Tahap operasional konkret adalah tahap dimana anak mulai berada pada tahap
mampu berpikir logis. Pada tahap ini anak cukup dewasa untuk menggunakan
pemikiran logis, tetapi hanya dapat menerapkan logikanya itu pada benda konkret atau
benda yang nampak secara fisik. Apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran dan
berdasarkan teori anak kelas 5 SD akan lebih mudah memahami suatu materi
3
pembelajaran apabila melihat bendanya secara langsung atau wujudnya secara fisik.
Hal ini sejalan apabila media benda konkret diterapkan pada proses pembelajaran IPA
yang diterapkan di usia anak kelas 5 SD.
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
5
memperoleh dan meningkatkan skill. Kelima komponen tersebut berkolaborasi dengan
baik akan berimplikasi terhadap keberhasilan pencapaian pembelajaran.
Pada pembelajaran sains media pembelajaran yang dinilai cukup efektif dalam
menyampaikan pembelajaran adalah media konkret. Meskipun pada dasarnya
keberhasilan ataupun kegagalan penggunaan media bukan dilihat dari kekonkritan atau
keabstrakannya. Media pembelajaran benda konkret adalah media pembelajaran yang
dapat dirasakan dengan pancaindra, dapat dirasa dan diraba dengan tangan, serta dapat
dilihat dengan mata. Media Pembelajaran berbasis benda konkret dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa macam yaitu media tiga dimensi, media dua dimensi, presentasi
visual atau bahkan benda itu secara langsung.
D. SD Negeri 1 Puren
Sekolah Dasar Negeri Puren adalah salah satu Sekolah Dasar negeri yang
berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih tepatnya berada di Jalan Tantular
Priwulung, Condong Catur, Kec. Depok, Kab. Sleman. Sekolah dasar ini sangat
mendukung untuk proses pembelajaran keadaan sekitarnya bersih dan rindang. Sekolah
Dasar Negeri Puren ini masih menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Terdapat enam kelas dan juga terdapat satu perpustakaan, sanitasi siswa juga sangat
tercukupi. Jumlah keseluruhan total siswa di SD ini terdapat 169 siswa dengan rincian
90 siswa laki laki dan 79 siswa perempuan, terlihat siswa laki lebih banyak
dibandingkan siswa perempuan. Ekspektasi kelompok kami ketika akan melakukan
observasi pasti kelasnya akan ramai dan kami akan kesulitan dalam mengatur kelasnya.
Setiap kelasnya juga memiliki ciri khas masing-masing dan cukup luas. Kelasnya
nampak sangat aktif dan ceria terdapat banyak hiasan tempel yang ada di dinding kelas,
juga terdapat pojok baca. Terkhusus pada tujuan observasi kelompok kami saat ini yaitu
7
pada kelas 5, para siswanya cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa
dalam kelas 5 terdapat 29 siswa keseluruhan mayoritas siswanya laki-laki, sehingga
kelasnya cukup ramai.
8
BAB 3
PEMBAHASAN
9
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan kami memilih materi pada
mata pelajaran IPA yang terintegrasikan ke dalam tema delapan, subtema satu dan
menerapkan media pembelajaran berbasis media konkret sebagai pesan perantara untuk
menjelaskan materi tentang siklus air. Pertama kita menentukan kerangka dari media
pembelajaran, media akan dibuat dengan bentuk tiga dimensi sebagai wadah dasar dari
media yang dibuat, kemudian menentukan komponen apa saja yang berperan dalam
siklus air yang akan dibuat. Setelah menentukan komponen kami menentukan bahan
dasar dari komponen tersebut. Adapun komponen dari media itu sendiri yaitu terdapat
wadah dari komponen kecil yang berbentuk tiga dimensi Selanjutnya komponen
pengisi terdapat, matahari, daerah,perairan, pepohonan, awan yang cerah dan awan
yang mendung, air hujan dan daratan. Matahari dibuat dari kertas lipat berwarna kuning
yang dibentuk bulat, awan dibuat dari kapas, pepohonan dibuat dari kertas manila yang
dibentuk tiga dimensi. kemudian untuk daratan, kamu membuatnya dari tepung dan
bubuk coklat agar aman untuk para siswa. Setelah seluruh komponen telah dibuat kamu
menyusun komponen tersebut ke dalam wadah utama yang berbentuk tiga dimensi.
11
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum menentukan media apa yang akan kami pakai kami terlebih dahulu
melakukan observasi di Sekolah Dasar Negeri Puren. Dimulai dari observasi kegiatan
pembelajaran serta observasi keadaan lingkungan sekitar. Kami Mengamati bagaimana
pembelajaran yang terjadi dalam kelas lima khususnya. Pada saat proses pengamatan
kami melihat apabila pendidik belum menggunakan media sebagai perantara pesan
untuk memudahkan pemahaman peserta didik. Karena beberapa saat saat ditanya
kembali peserta didik masih merasa kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan.
Setelah melakukan observasi kami menganalisis karakteristik siswa kelas lima
yang umumnya berusia 10 tahun khususnya pada perkembangan kognitifnya yaitu
operasional konkret. Kami kemudian menentukan media pembelajaran berbasis media
konkret dan memilih mata pelajaran ipa dengan materi siklus air. Kegiatan awal kami
membuat kerangka media pembelajaran, kemudian membuat komponen dan menyusun
komponen sesuai dengan kerangka yang telah dibuat sehingga terbentuklah media
pembelajaran.
Pada saat penerapan media pembelajaran dinilai cukup efektif dan sesuai
dengan mata pelajaran kerana ketika di akhir pertanyaan melakukan tes secara
kelompok para siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Serta ketika
dihadapkan pada jawaban yang salah mereka mampu mengidentifikasi apabila jawaban
tersebut memang salah.
B. Saran
Mengingat hasil observasi yang menunjukkan kebutuhan akan penggunaan
media pembelajaran, disarankan untuk lebih mengintensifkan pemanfaatan media
berbasis konkret dalam proses pembelajaran. Selain model siklus air, mungkin
pertimbangkan untuk memasukkan elemen visual, seperti gambar, diagram, atau
bahkan eksperimen sederhana yang dapat dilakukan oleh siswa. Dengan demikian,
siswa dapat lebih terlibat dan membangun pemahaman mereka melalui pengalaman
langsung, meningkatkan daya tangkap konsep-konsep IPA.
Agar media pembelajaran lebih efektif, perhatikan pendekatan yang mendorong
keterlibatan aktif siswa. Misalnya, mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek
yang memungkinkan siswa untuk eksplorasi dan menciptakan pemahaman mereka
sendiri tentang siklus air. Proses ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman
konsep, tetapi juga memupuk keterampilan pemecahan masalah dan kerja sama dalam
kelompok.
Untuk mendukung efektivitas penerapan media pembelajaran, penting untuk
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pendidik. Hal ini melibatkan
pengenalan metode pengajaran yang terkait dengan penggunaan media konkret,
integrasi teknologi, dan strategi untuk memfasilitasi diskusi yang efektif. Dengan
memberikan dukungan ini, pendidik akan lebih percaya diri dan mampu
memaksimalkan potensi media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
12
Diharapkan kedepannya terkhusus pada jenjang pendidikan sekolah dasar
membuat inovasi model pembelajaran, media pembelajaran sehingga membuat kelas
yang lebih aktif dan ceria. Serta mengefektifkan proses pembelajaran.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Heny. (2017). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Tema 8 Lingkungan
Sahabat Kita. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Hassan, M., Milawati, Darodjat, Harahap, T. K., Tahrim, T., Anwari, A. M., Rahmat, A.,
Masdiana, Indra, M. (2021). Media Pembelajaran. Tahta Media Group.
14
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI MEDIA KONKRIT
https://drive.google.com/drive/folders/1-2UIVBOxVxS2J1JrU3HZLjTqPbSu1ePU
15