Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL OBSERVASI

INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN “WATER CYCLE” BERBASIS MEDIA


KONKRIT DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS 5 SD NEGERI PUREN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Pendidikan Nasional
Dosen Pengampu Prof. Dr. Ali Mustadi M.Pd.

Disusun Oleh:
Pundhi Ayu Pidari (22108241135)
Nabilla Kaltsum Khotimah (22108241003)
Aulia Rahma Azzahra (22108241028)
Rista Wahyu Hapsari (22108241126)
Maima Kayla Ardhani (22108244020)
Nur Afifah Khairunnisa (22108244096)
Desta Susilo Dwiyan S. (22108244117)
Lulu Ilva Pratiwi (23012980022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul "Inovasi Media Pembelajaran Water Cycle Berbasis Media
Konkrit dalam Pembelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Puren” dapat terselesaikan dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Pendidikan Nasional.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang inovasi penerapan media
pembelajaran berupa media konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
bidang pendidikan yang berada di Sekolah Dasar atau SD. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. Ali Mustadi M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Inovasi dan
Pendidikan Nasional yang telah memberikan saran dan masukan sehingga selama prosesnya
dapat berjalan dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat setiap pembaca khususnya yang berperan
dalam dunia pendidikan nasional..

Yogyakarta, 25 November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB 1................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Identifikasi Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB 2................................................................................................................................... 5
A. Media Pembelajaran Berbasis Benda Konkrit ............................................................. 5
B. Materi Siklus Air dalam Kurikulum 2013 ................................................................... 6
C. Siswa kelas 5 Sekolah Dasar ....................................................................................... 7
D. SD Negeri 1 Puren ...................................................................................................... 7
BAB 3................................................................................................................................... 9
A. Kegiatan Pra Penerapan Media Pembelajaran ............................................................. 9
B. Proses Pembuatan Media Pembelajaran ...................................................................... 9
C. Hasil Penerapan Media Pembelajaran ....................................................................... 10
BAB 4................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................ 12

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini telah ditemui berbagai bentuk dan jenis media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah sebuah alat yang dijadikan perantara untuk menyampaikan pesan
oleh pendidik kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang
sering ditemui pada jenjang pendidikan sekolah dasar ialah terkait kurang tepat
sasarannya penerapan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Sehingga keadaan tersebut mempengaruhi pemahaman materi pembelajaran
oleh siswa. Kesalahan dalam pemilihan media pembelajaran akan memberikan dampak
negatif pada proses pembelajaran dan mempengaruhi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Misalnya kesalahan dalam pemilihan media pembelajaran dapat
berdampak pada kesulitan pemahaman peserta didik, kemudian pembelajaran menjadi
tidak menarik dan membuat minat peserta didik dalam belajar menurun. Selain itu
kelemahan apabila tidak menggunakan media pembelajaran adalah kurangnya
keterlibatan aktiif peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu untuk
menghindari kesalahan ini, penting untuk melakukan evaluasi dan diagnostik secara
keseluruhan sebelum memilih media pembelajaran. Seorang pendidik harus
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, tujuan pembelajaran, dan kendala teknis
atau anggaran yang mungkin ada. Selain itu, pendidik juga harus mengadopsi
pendekatan yang fleksibel dan bersiap untuk penyesuaian berdasarkan umpan balik dan
evaluasi yang berkelanjutan dapat membantu meningkatkan efektifitas media
pembelajaran.
Siswa kelas 5 di SD Negeri Puren mengalami sedikit kesulitan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memahami materi tentang siklus air.
Karena mereka hanya belajar dari buku sumber materi. Ketika mereka belajar dari buku
bacaan mereka cenderung menghafal daripada memahami secara logis. Sebenarnya
guru juga telah memberikan materi dan menjelaskan materi terkait siklus air. Tetapi
pada keadaan ini terkendala oleh minimnya penggunaan sebuah media pada proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran sains seharusnya media pembelajaran berupa benda
konkret dinilai efektif untuk memahami materi belajar. Karena dalam pembelajaran
sains merefleksikan berbagai fenomena dan kehidupan alam yang hidup dan terjadi
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari disekitar. Sains juga memberikan gambaran
berbagai pengetahuan dan ilmu yang menjelaskan suatu gejala berdasarkan konsep
berpikir yang logis, dan sistematis. Dalam belajar sains guru harus menggunakan media
konkrit dan menjelaskan kepada siswa serta memberikan pengarahan kepada mereka
untuk melakukan sesuatu, dimana akan terjadi suatu proses.
Siswa yang berada di kelas lima pada umumnya berusia 10 tahun dimana pada
usia ini menurut teori perkembangan kognitif piaget berada pada tahap operasional
konkret. Tahap operasional konkret adalah tahap dimana anak mulai berada pada tahap
mampu berpikir logis. Pada tahap ini anak cukup dewasa untuk menggunakan
pemikiran logis, tetapi hanya dapat menerapkan logikanya itu pada benda konkret atau
benda yang nampak secara fisik. Apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran dan
berdasarkan teori anak kelas 5 SD akan lebih mudah memahami suatu materi
3
pembelajaran apabila melihat bendanya secara langsung atau wujudnya secara fisik.
Hal ini sejalan apabila media benda konkret diterapkan pada proses pembelajaran IPA
yang diterapkan di usia anak kelas 5 SD.

B. Identifikasi Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses pembuatan media pembelajaran sehingga sesuai dengan
keperluan siswa?
b. Bagaimana hasil dari proses pembuatan media pembelajaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


a. Mengetahui proses dan analisis pembuatan media pembelajaran berbasis media
konkrit
b. Menjelaskan hasil dari penerapan media pembelajaran berbasis media konkrit
berupa water cycle tiga dimensi pada pembelajaran kelas 5 SD.

4
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Media Pembelajaran Berbasis Benda Konkrit


Media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi. Media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pembelajaran adalah
suatu medium atau perantara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan pesannya
kepada peserta didik dalam aktivitas pembelajaran. Ada berbagai jenis media
pembelajaran, pemilihan media pembelajaran dapat disesuaikan dengan pemilihan
materi yang akan dijelaskan. Media pembelajaran bukan sekedar sebagai alat peraga.
Lebih luas lagi media pembelajaran dapat dipahami sebagai sarana yang melekat pada
proses belajar mengajar untuk mentransfer informasi kepada peserta didik. Bahkan hal-
hal yang abstrak dalam pembelajaran dapat dikonkritkan dengan menggunakan media
pembelajaran sehingga dapat dipahami dengan baik dan tepat. Media pembelajaran
sebaiknya efektif dan efisien berdasarkan isi dan tujuan bahan ajar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum berdasarkan kebutuhan.
Menurut azikiwe (2007: 46) media pembelajaran mencakup apa saja yang
digunakan guru untuk melibatkan semua panca indera penglihatan, pendengaran,
peraba, penciuman dan pengecapan saat menyampaikan pelajarannya. Media pelajaran
adalah pembawa informasi yang dirancang khusus untuk memenuhi tujuan dalam
situasi belajar-mengajar. Latuheru (1988: 14) mengemukakan bahwa media adalah
bahan, alat, dan metode atau teknik yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat dan berguna. Sudjana (2001: 1) mengatakan bahwa media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar dalam komponen metodologi yang diatur
oleh guru untuk menata lingkungan belajarnya. Sedangkan Aqib (2010: 58) menuturkan
bahwa media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar siswa. Mudhofir (1993: 81) menambahkan
bahwa media belajar, selain sebagai sumber belajar juga dapat diartikan dengan
manusia, benda atau juga peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk lebih
memungkinkan mendapat sikap dan keterampilan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan sebagai perantara
atau penghubung dari pemberian informasi oleh guru kepada penerima informasi yaitu
siswa bertujuan untuk menstimulasi para siswa agar termotivasi mengikuti kegiatan
pembelajaran secara utuh dan merasakan proses pembelajaran yang lebih bermakna.
Adapun berdasarkan kesimpulan tersebut, terdapat lima komponen dalam pengertian
media pembelajaran. Pertama, sebagai perantara pesan atau materi dalam proses
pembelajaran. Kedua, sebagai sumber belajar. Ketiga, sebagai alat bantu untuk untuk
menstimulasi motivasi siswa dalam belajar. Keempat, sebagai alat bantu yang efektif
untuk mencapai hasil pembelajaran yang utuh dan bermakna. Kelima, alat untuk

5
memperoleh dan meningkatkan skill. Kelima komponen tersebut berkolaborasi dengan
baik akan berimplikasi terhadap keberhasilan pencapaian pembelajaran.
Pada pembelajaran sains media pembelajaran yang dinilai cukup efektif dalam
menyampaikan pembelajaran adalah media konkret. Meskipun pada dasarnya
keberhasilan ataupun kegagalan penggunaan media bukan dilihat dari kekonkritan atau
keabstrakannya. Media pembelajaran benda konkret adalah media pembelajaran yang
dapat dirasakan dengan pancaindra, dapat dirasa dan diraba dengan tangan, serta dapat
dilihat dengan mata. Media Pembelajaran berbasis benda konkret dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa macam yaitu media tiga dimensi, media dua dimensi, presentasi
visual atau bahkan benda itu secara langsung.

B. Materi Siklus Air dalam Kurikulum 2013


Pada saat ini sudah banyak sekolah dasar yang sudah menerapkan kurikulum
merdeka, tetapi juga masih terdapat beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum
2013. Kurikulum 2013 adalah kerangka kurikulum nasional Indonesia yang diterapkan
sejak tahun 2013. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan fokus
pada pengembangan karakter, keterampilan hidup, dan penguasaan kompetensi dasar.
Kurikulum ini menekankan pembelajaran kontekstual, saintifik, dan berbasis pada
potensi siswa. Selain itu, pendekatan Kurikulum 2013 juga menggabungkan aspek
kurikulum sekolah dan kurikulum tingkat nasional.
Materi pembelajaran siklus air adalah salah satu materi yang masuk dalam mata
pelajaran IPA kelas 5 sekolah dasar. Cakupan bahasan materi tentang siklus air di
berbagai kurikulum tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam kaitannya dengan
kurikulum 2013 atau pembelajaran tematik, dimana pembelajaran IPA yang
diintegrasikan dalam satu pembelajaran tema. Materi siklus air ini terkhusus terdapat
pada kelas 5, tema 8 dengan tema Lingkungan Sahabat Kita dan subtema satu manusia
dan lingkungan.
Siklus air merupakan perputaran air secara terus menerus dari bumi ke atmosfer,
lalu kembali ke bumi. Siklus air ini terjadi melalui proses penguapan, pengendapan,
dan pengembunan. Proses lebih lanjut terkait siklus air yaitu sebagai berikut, air di laut,
sungai, dan danau menguap akibat panas dari sinar matahari. Proses penguapan ini
disebut evaporasi. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Uap air dari
permukaan bumi naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi
menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Ketika suhu
udara turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk
awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan selanjutnya
akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu
akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi
air tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur.Air tanah juga akan
merembes ke danau atau sungai. Air hujan yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau
danau, akan menambah jumlah air di tempat tersebut. Selanjutnya air sungai akan
mengalir ke laut. Namun, sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai
yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan.
Proses siklus air pun terulang lagi. Dari proses siklus air itu dapat disimpulkan bahwa
6
sebenarnya jumlah air di bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan
tempatnya yang berubah.

C. Siswa kelas 5 Sekolah Dasar


Siswa kelas lima yang duduk di bangku sekolah dasar pada umumnya berusia
10 tahun. Siswa berusia 10 tahun umumnya menunjukkan perkembangan kognitif dan
sosial yang signifikan. Mereka cenderung memiliki daya tangkap informasi yang lebih
baik, mulai mengembangkan keterampilan sosial, dan mungkin menunjukkan minat
khusus dalam berbagai kegiatan. Perbedaan individual tetap penting, dan mereka
mungkin menunjukkan tingkat kemandirian yang bervariasi. Siswa berusia 10 tahun
mengalami perkembangan kognitif operasional konkret yang signifikan. Pada tahap ini,
mereka mulai mampu memahami konsep-konsep abstrak melalui pengalaman konkret
dan nyata. Perkembangan mental mereka menjadi lebih terorganisir dan logis,
memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah secara lebih sistematis. Siswa
dapat melibatkan diri dalam berpikir kritis, menyusun rencana, dan mempertimbangkan
berbagai faktor sebelum membuat keputusan.
Dalam konteks pembelajaran, penggunaan media pembelajaran benda konkret
menjadi penting. Siswa pada usia ini lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak
ketika mereka dapat mengaitkannya dengan objek fisik atau situasi nyata. Media
pembelajaran benda konkret, seperti model atau eksperimen praktis, dapat memberikan
pengalaman langsung yang mendukung pengembangan operasi mental konkret mereka.
Misalnya, belajar matematika dengan menggunakan benda konkret seperti blok atau
manipulatif matematika dapat membantu mereka memahami konsep secara lebih baik.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran benda konkret, guru dapat
merancang pengalaman pembelajaran yang memperkuat perkembangan kognitif
operasional konkret siswa. Interaksi langsung dengan materi pelajaran dapat
meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang kompleks,
memberikan dasar yang kuat untuk pembelajaran lebih lanjut, dan membangun fondasi
yang kokoh untuk pemikiran abstrak di masa depan.

D. SD Negeri 1 Puren
Sekolah Dasar Negeri Puren adalah salah satu Sekolah Dasar negeri yang
berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih tepatnya berada di Jalan Tantular
Priwulung, Condong Catur, Kec. Depok, Kab. Sleman. Sekolah dasar ini sangat
mendukung untuk proses pembelajaran keadaan sekitarnya bersih dan rindang. Sekolah
Dasar Negeri Puren ini masih menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Terdapat enam kelas dan juga terdapat satu perpustakaan, sanitasi siswa juga sangat
tercukupi. Jumlah keseluruhan total siswa di SD ini terdapat 169 siswa dengan rincian
90 siswa laki laki dan 79 siswa perempuan, terlihat siswa laki lebih banyak
dibandingkan siswa perempuan. Ekspektasi kelompok kami ketika akan melakukan
observasi pasti kelasnya akan ramai dan kami akan kesulitan dalam mengatur kelasnya.
Setiap kelasnya juga memiliki ciri khas masing-masing dan cukup luas. Kelasnya
nampak sangat aktif dan ceria terdapat banyak hiasan tempel yang ada di dinding kelas,
juga terdapat pojok baca. Terkhusus pada tujuan observasi kelompok kami saat ini yaitu
7
pada kelas 5, para siswanya cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jumlah siswa
dalam kelas 5 terdapat 29 siswa keseluruhan mayoritas siswanya laki-laki, sehingga
kelasnya cukup ramai.

8
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pra Penerapan Media Pembelajaran


Sebelum memutuskan media pembelajaran yang akan digunakan di Sekolah
Dasar Negeri Puren, kami merasa penting untuk melakukan observasi secara
menyeluruh. Langkah pertama kami adalah mengamati kegiatan pembelajaran yang
terjadi di kelas lima, fokus utama dari pengamatan ini adalah untuk memahami
dinamika proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Kami tertarik pada efektivitas
metode yang digunakan oleh pendidik dan sejauh mana peserta didik dapat menguasai
materi yang diajarkan.
Dalam proses observasi ini, kami juga memperhatikan keadaan lingkungan
sekitar sekolah, termasuk fasilitas yang tersedia dan suasana belajar. Lingkungan
belajarnya sangat nyaman dan ceria, fasilitas ruang kelas yang sangat memadai,dan
keadaan luar lingkungan kelas yang cukup asri. Hasil utama observasi kami terfokus
pada kelas lima, di mana kami menemukan bahwa pendidik belum secara optimal
menggunakan media sebagai perantara pesan. Hasil ini diperoleh dari pemahaman
bahwa beberapa peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan,
bahkan setelah materi disampaikan. Hal ini menjadi perhatian serius kami untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah ini.
Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran terungkap dari
keterbatasan yang kami temukan selama observasi. Pemahaman peserta didik menjadi
kendala utama, dan kami meyakini bahwa penerapan media pembelajaran yang tepat
dapat menjadi solusi. Dengan demikian, kami berkomitmen untuk mengembangkan
strategi pembelajaran yang lebih interaktif dan mendukung, menggunakan berbagai
media yang relevan untuk memfasilitasi pemahaman peserta didik. Dengan langkah ini,
kami berharap dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Puren
dan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih baik bagi setiap siswa.

B. Proses Pembuatan Media Pembelajaran


Awalnya kami menganalisis terkait karakteristik siswa sekolah dasar terkhusus
siswa kelas lima yang menjadi objek observasi kami pada kesempatan sebelumnya.
Siswa kelas lima yang mayoritas atau pada umumnya berusia 10 tahun berada di tahap
perkembangan kognitif operasional konkret, yang mana pada tahap ini siswa sudah
mampu berfikir lebih matang secara rasional dalam menggunakan logika serta akan
lebih mudah memahami sesuatu apabila objek tersebut terlihat secara nyata dan dapat
dirasakan dengan panca indra. Setelah mengidentifikasi tahap perkembangan secara
kognitif khususnya karena berkaitan dengan pembelajaran, kemudian kami
menentukan mata pelajaran yang dapat dipakai apabila kami menggunakan media
pembelajaran berbasis media konkret sebagai perantara pesan untuk menjelaskan.
Karena pada umumnya pelajaran sains yang sering menggunakan media konkret, serta
media konkret yang dinilai cukup efektif untuk menjelaskan materi sains. Untuk
selanjutnya kami memilih salah satu materi dari mata pelajaran IPA yaitu siklus air

9
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan kami memilih materi pada
mata pelajaran IPA yang terintegrasikan ke dalam tema delapan, subtema satu dan
menerapkan media pembelajaran berbasis media konkret sebagai pesan perantara untuk
menjelaskan materi tentang siklus air. Pertama kita menentukan kerangka dari media
pembelajaran, media akan dibuat dengan bentuk tiga dimensi sebagai wadah dasar dari
media yang dibuat, kemudian menentukan komponen apa saja yang berperan dalam
siklus air yang akan dibuat. Setelah menentukan komponen kami menentukan bahan
dasar dari komponen tersebut. Adapun komponen dari media itu sendiri yaitu terdapat
wadah dari komponen kecil yang berbentuk tiga dimensi Selanjutnya komponen
pengisi terdapat, matahari, daerah,perairan, pepohonan, awan yang cerah dan awan
yang mendung, air hujan dan daratan. Matahari dibuat dari kertas lipat berwarna kuning
yang dibentuk bulat, awan dibuat dari kapas, pepohonan dibuat dari kertas manila yang
dibentuk tiga dimensi. kemudian untuk daratan, kamu membuatnya dari tepung dan
bubuk coklat agar aman untuk para siswa. Setelah seluruh komponen telah dibuat kamu
menyusun komponen tersebut ke dalam wadah utama yang berbentuk tiga dimensi.

C. Hasil Penerapan Media Pembelajaran


Pelaksanaan observasi dan penerapan inovasi pembelajaran yaitu pada hari
Jumat tanggal 10 November 2023. Kegiatan awalnya kami akan menjelaskan materi
tentang siklus air kemudian dalam satu kelas tersebut dibagi kedalam beberapa
kelompok. Kami memberitahukan kepada siswa apabila kelompok akan dibagi secara
acak, respon para siswa sedikit kurang senang menanggapi hal tersebut. Setelah dibagi
kedalam kelompok, akan dilakukan kuis, akan disampaikan beberapa pertanyaan terkait
siklus air kemudian kelompok harus menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada awal
penjelasan cara pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari tersebut, kami juga
menyampaikan apabila kelompok yang bisa menjawab pertanyaan akan mendapatkan
reward “bintang”. Kami mengkondisikan kelas dengan membentuk tempat duduk leter
U karena menyesuaikan dengan media tiga dimensi yang kami buat yang dapat
diperhatikan dari kedua sisi arah samping dan arah depan.
Kegiatan awal yang kami lakukan yaitu kami menjelaskan materi tentang siklus
air, yang diawali dari proses penguapan (evaporasi), presipitasi (pengendapan).
kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan selanjutnya akan turun menjadi
hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah
atau perairan. Hingga air hujan yang jatuh ke bumi akan menguap lagi dan masuk ke
tahap penguapan atau evaporasi dan seterusnya hingga membentuk suatu siklus yang
berulang.
Ketika menjelaskan materi bersamaan kami juga menggunakan media konkrit
tersebut untuk menjelaskan kepada siswa, serta mengajak partisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran seperti dengan menciptakan timbal balik antara siswa dengan
pendidik. Proses timbal balik dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sederhana
kepada peserta didik, misalnya setelah menjelaskan satu tahapan siklus evaporasi atau
penguapan, setelah selesai menjelaskannya kami mengulang kembali pemahaman
secara langsung, dengan mengajukan pertanyaan ”Tadi yang sudah dijelaskan proses
penguapan adalah proses menguapnya air dari bumi ke udara, disebabkan oleh apa sih
10
air bisa menguap ke udara anak-anak? ”. Para siswa dapat dikatakan cukup aktif
menjawab pertanyaan yang diberikan secara bersamaan.
Saat menjelaskan materi kami juga memanfaatkan papan tulis untuk
menggambarkan tahapan siklus air. Ketika kami menjelaskan kami juga menyuruh
para siswa untuk menuliskan apa yang kita jelaskan, para siswa mmengikuti dengan
mencatat apa yang kami tulis di papan tulis. Selain melalui papan tulis tentunya kita
juga menggunakan media pembelajaran tersebut untuk memudahkan pemahaman siswa
agar para siswa dapat melihat melalui sebuah media yang ditunjukkan dalam kelas
seperti bagaimana siklus air terjadi.
Setelah selesai menjelaskan kami membentuk kelompok dengan metode
berhitung satu sampai tujuh. Kemudian terbentuklah empat kelompok. Kemudian satu
kelompok disuruh untuk duduk secara berdekatan. Salah satu siswa dari setiap
kelompok mengambil kertas lipat yang mana dalam kertas lipat tersebut berisi
pertanyaan tentang tahapan siklus air. Para siswa tidak kesulitan menjawab pertanyaan
tersebut, ada yang mengingat setelah dijelaskan dengan media, ada pula yang melihat
catatan, sehingga mereka tidak banyak bertanya kepada kami dan mengerjakan sendiri.
Kemudian kami membacakan jawaban yang sudah dikumpulkan dan
membahasnya bersamaan dengan para siswa, saat kami bacakan para siswa tau jawaban
yang benar dan yang salah, kami menanya kepada siswa apabila salah makan jawaban
yang benar seperti apa. Siswa pun mampu membenarkan jawabannya. Dari sini terlihat
apabila media konkret cukup efektif untuk menyampaikan materi siklus air dalam
pembelajaran IPA.
Kendala yang dialami saat implementasi yaitu keadaan kelas yang kurang
kondusif. Seperti siswa yang sibuk berbicara dengan teman. Selain itu alokasi waktu
yang diberikan kurang mencukupi. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut dengan
cara memberikan ice breaking berupa tepuk semangat yang dapat membuat siswa
Kembali focus pada pembelajaran. Selain itu melalui kompetisi yang diberikan
membuat siswa antusias untuk menjawab.

11
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum menentukan media apa yang akan kami pakai kami terlebih dahulu
melakukan observasi di Sekolah Dasar Negeri Puren. Dimulai dari observasi kegiatan
pembelajaran serta observasi keadaan lingkungan sekitar. Kami Mengamati bagaimana
pembelajaran yang terjadi dalam kelas lima khususnya. Pada saat proses pengamatan
kami melihat apabila pendidik belum menggunakan media sebagai perantara pesan
untuk memudahkan pemahaman peserta didik. Karena beberapa saat saat ditanya
kembali peserta didik masih merasa kesulitan menjawab pertanyaan yang diberikan.
Setelah melakukan observasi kami menganalisis karakteristik siswa kelas lima
yang umumnya berusia 10 tahun khususnya pada perkembangan kognitifnya yaitu
operasional konkret. Kami kemudian menentukan media pembelajaran berbasis media
konkret dan memilih mata pelajaran ipa dengan materi siklus air. Kegiatan awal kami
membuat kerangka media pembelajaran, kemudian membuat komponen dan menyusun
komponen sesuai dengan kerangka yang telah dibuat sehingga terbentuklah media
pembelajaran.
Pada saat penerapan media pembelajaran dinilai cukup efektif dan sesuai
dengan mata pelajaran kerana ketika di akhir pertanyaan melakukan tes secara
kelompok para siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Serta ketika
dihadapkan pada jawaban yang salah mereka mampu mengidentifikasi apabila jawaban
tersebut memang salah.

B. Saran
Mengingat hasil observasi yang menunjukkan kebutuhan akan penggunaan
media pembelajaran, disarankan untuk lebih mengintensifkan pemanfaatan media
berbasis konkret dalam proses pembelajaran. Selain model siklus air, mungkin
pertimbangkan untuk memasukkan elemen visual, seperti gambar, diagram, atau
bahkan eksperimen sederhana yang dapat dilakukan oleh siswa. Dengan demikian,
siswa dapat lebih terlibat dan membangun pemahaman mereka melalui pengalaman
langsung, meningkatkan daya tangkap konsep-konsep IPA.
Agar media pembelajaran lebih efektif, perhatikan pendekatan yang mendorong
keterlibatan aktif siswa. Misalnya, mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek
yang memungkinkan siswa untuk eksplorasi dan menciptakan pemahaman mereka
sendiri tentang siklus air. Proses ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman
konsep, tetapi juga memupuk keterampilan pemecahan masalah dan kerja sama dalam
kelompok.
Untuk mendukung efektivitas penerapan media pembelajaran, penting untuk
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pendidik. Hal ini melibatkan
pengenalan metode pengajaran yang terkait dengan penggunaan media konkret,
integrasi teknologi, dan strategi untuk memfasilitasi diskusi yang efektif. Dengan
memberikan dukungan ini, pendidik akan lebih percaya diri dan mampu
memaksimalkan potensi media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

12
Diharapkan kedepannya terkhusus pada jenjang pendidikan sekolah dasar
membuat inovasi model pembelajaran, media pembelajaran sehingga membuat kelas
yang lebih aktif dan ceria. Serta mengefektifkan proses pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Heny. (2017). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Tema 8 Lingkungan
Sahabat Kita. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Hassan, M., Milawati, Darodjat, Harahap, T. K., Tahrim, T., Anwari, A. M., Rahmat, A.,
Masdiana, Indra, M. (2021). Media Pembelajaran. Tahta Media Group.

14
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI MEDIA KONKRIT

https://drive.google.com/drive/folders/1-2UIVBOxVxS2J1JrU3HZLjTqPbSu1ePU

15

Anda mungkin juga menyukai