Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUMBER BELAJAR CETAK, ELEKTRONIK, DAN SOSIAL

(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan
Pembelajaran)

Dosen Pengampu: Anita Lisdiana M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Aldo Serena (2301071004)


2. Adi Gusniawan (2301071002)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang berjudul “Sumber Belajar Cetak,
Elektronik, dan Sosial” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya tugas ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara meterial dan moril, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,
tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Tugas ini membahas tentang kalimat efektif. Penyusun menyadari bahwa tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb

Metro, 11 September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Masalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Sumber Media Cetak Sebagai Pembelajaran................................................3

B. Televisi Sebagai Media Pembelajaran..........................................................5

C. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran....................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar


terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan
lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau
pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang
tersedia di lingkungannya. Oleh karena itu sumber belajar adalah suatu sistem
yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja
dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual.1

Begitulah mau tidak mau sebagai guru harus mengakui bahwa mereka
bukan satu-satunya sunber belajar. Kalau kita pakai istilah Proses Belajar
Mengajar atau kegiatan belajar mengajar hendaklah diartikan bahwa proses
belajar dalam diri siswa terjadi baik karena ada yang secara langsung mengajar
(guru, pembimbing) ataupun secara tidak langsung. Pada yang terakhir ini siswa
secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain. Guru
hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang dapat membantu siswa
belajar.2

Belajar menjadi suatu hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari,


bahkan belajar dapat terjadi dimana pun dan kapan pun, tetapi masih saja ada
orang yang menyalah artikan belajar sebagai suatu kegiatan yang bersifat umum
semisal anak yang disuruh ibunya untuk belajar. Tentunya pemahaman tersebut
merupakan pemahaman yang kurang tepat. Belajar bukan sekedar aktivitas
memerintahkan seorang anak untuk belajar untuk belajar. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa belajar memiliki tujuan untuk membentuk pribadi menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Tentu akan muncul benyak pertanyaan bila kita tidak
1
Ani Cahyadi, Pengembangan Media Dan Sumber Belajar: Teori Dan Prosedur (Kota
Serang Baru: Laksita Penerbit, 2019). hlm. 83
2
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

1
memahami makna belajar secara mendalam. Pada dasarnya belajar memiliki
makna yang sangat spesifik.3

Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling


penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan dan di dalam
pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang
berkualitas. Karena belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman belajar bukan suatu hasil melainkan proses yang bertujuan
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari. Selain itu pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.4

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan lingkungan sebagai media pembelajaran!
2. Jelaskan televisi sebagai media pembelajaran!
3. Jelaskan sumber belajar cetak sebagai media pembelajaran!

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui lingkungan sebagai media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui televisi sebagai media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat buku sebagai media pembelajaran.

BAB
3
M. Andi Setiawan, “Belajar Dan Pembelajaran,” Uwais Inspirasi Indonesia 3, no. 2
(2017): 199.
4
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Jurnal misykat, 3(1), 171-187.

2
II PEMBAHASAN

A. Sumber Media Cetak Sebagai Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam
bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses
komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media
pembelajaran.5

Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses


percetakan (printing atau offset). Media bahan catak menyajikan pesan atau
informasi melaui huruf atau gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang akan disampaikan.

Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah berbagai media
penyampai pesan pembelajaran dimana padanya terkandung teks (bacaan) dan
ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Media cetakan meliputi bahan-bahan yang
disiapkan di atas kertas pengajaran dan informasi. Di samping buku teks atau
buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-
langkah yang harus diikuti ketika mengoprasikan sesuatu peralatan atau
memeliahra peralatan.6

Teknologi cetak adalah cara –cara untuk memproduksi atau menyabarkan


materi, seperti buku dan materi visual statis, yang pada umumnya dilakukan
melalui proses cetak mekanis atau fotografis. Subkategori ini mencakup teks,
grafis dan sajian atau reproduksi foto. Meteri cetak dan visual melibatkan

5
IKAIKAKK, Makalah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran “Media Cetak”
https://ikaikakk.wordpress.com/2015/04/27/makalah-sumber-belajar-dan-media-pembelajaran-
media-cetak/ diakses pada tanggal April 27, 2015
6
Komalasari, E. (2019, May). Peran Guru Dalam Media Dan Sumber Belajar Di Era
Disrupsi. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, No. 1, pp. 439-448).

3
teknologi yang paling dasar. Materi ini memberikan dasar baik untuk
perkembangan maupun pemanfaatan kebanyakan materi dalam bentuk hardcopy.
Teks yang ditampilkan oleh computer merupakan contoh pemanfaatan teknologi
barbasis computer untuk produksi. Apabila teks itu dicetak dalam hardcopy dan
digunakan untuk pembelajaran, hal itu merupakan contoh penyebaran dalam
teknologi cetak.7

Keunggulan Media Cetak Untuk Pendidikan Adalah Sebagai Berikut:


1. Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta
maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun
sikap.
2. Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana
saja (seperti dirumah, dikendaaraan umum, terminal atau tempat lain yang
memungkinkan).
3. Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan
media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik yang
mudah membawanya kemana saja mereka pergi.
4. Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian
materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian seperti
penulis indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun sub
judul

Kekurangan :

1. Proses pembuatan membutuhkan waktu lama.


2. Pembelajar atau siswa akan mudah bosan karena bahan cetak yang tebal,
kertas jelek, rusak dan sobek.
3. Dibutuhkan kemampuan baca serta kemampuan bahasa yang tinggi.
4. Biaya pencetakan yang mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar
atau foto yang berwarna. Proses pencetakan media seringkali memakan

7
HARAHAP, Musaddad; SIREGAR, Lina Mayasari. Mengembangkan sumber dan media
pembelajaran. Educational, January, 2018, 10.

4
waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung kepada peralatan
percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.

B. Televisi Sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya


dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworykin
pada tahun 1923. Sampai pada tahun 1948 kehadiran televisi dianggap
diperuntukkan bagi masyarakat elit. Baru ketika pada tahun 1946 tahun 1948
televisi mulai menyiarkan berita dan hiburan secara teratur maka perkembangan
televisi sebagai media massa memasuki tahap populer samapai dengan tahun
1987. Arahan programprogram televisi secara spesialisasi terjadi baru sejak tahun
1980 an yang memperkenaalkan aplikasi gabungan jaringan televisi kabel yang
memberkan kemungkinan khalayak dapat memilih chanel sendiri untuk pilihan
program tertentu. Bahkan pada jaringan yang lain telah diaplikasikan pemesanan
produk dari pasar swalayan karena khalayak telah menonton iklan produk itu
lewat televisi.8

Televisi termasuk kedalam media massa, media massa merupakan proses


penyampaian pesan yang dilakukan antara komunikator dan khalayak tidak bisa
saling melihat secara langsung.bmedia berrperan penting dalam mendisstribusikan
pesan kepada khalayak banyak. Dengan demikian, media bukan hanya sebagai
saluran komunikasi melainkan juga menjadi metode mendistribusikan pesan.
Dalam konteks pendidikan, pesan-pesan mendidik banyak yang menggunakan
media massa untuk saluran dan metode pendistribusiannya. Kegiatan pendidikan
melalui media massa menjadi bagian dari proses pendidikan informal ditengah
masyarakat kita sekarang.9

8
Suryani, E. (2018). Televisi sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Riset Kajian Teknologi
dan Lingkungan, 1(1), 62-65.
9
Ridini Ridini, “Penggunaan Media Elektronik Sebagai Sarana Komunikasi Pada Era
Pandemi Covid- 19,” JISIP : Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 11, no. 2 (2022): 137–43,
https://doi.org/10.33366/jisip.v11i2.2475.

5
Penerapan televisi sebagai media pembelajaran dapat sangat membantu
penyampaian materi pembelajaran. Peserta didik atau siswa bisa mendapatkan
alternatif media pembelajaran baru yang tidak biasa sehingga pembelajaran yang
dilakukan tidak monoton. Banyak juga peserta didik yang mampu mengambil
informasi atau pengetahuan ekstra dari penggunaan televisi sebagai media
pembelajaran.10 Beberapa keuntungan dari penggunaan televisi sebagai media
pembelajaran antara lain adalah:

1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk


gambar-gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.

2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.

3. Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti


orang, tempat-tempat, dan peristiwa melalui penyiaran langsung atau
rekaman.

4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan


mendengarkan diri-sendiri.

5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh


siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.

6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada
dunia nyata.

7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, disamping itu televisi
merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa
pada lokasi yang berbeda-beda untuk penyajian yang bersamaan.

Kelemahan Televisi Sebagai Media Pembelajaran

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.

10
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

6
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
siswa.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit
bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi
dengan guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
6. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di
sekolah sering kali sulit disesuaikan
7. Program di luar kontrol guru, dan besarnya gambar dilayar relatif kecil
dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan
terbatas.

C. Lingkungan sebagai Media Pembelajaran

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana
terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup).
Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya
individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu
dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Belajar
pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan.“Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hal tersebut
menunjukkan bahwa lingkungan sangat penting pengaruhnya terhadap
pemerolehan siswa akan pelajaran yang sedang dipelajarinya.11

11
Prasetyo, D. R., Fawaida, U., & Noor, F. M. (2019). Pemanfaatan alat dan bahan dari
lingkungan sebagai media pembelajaran sederhana mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa MTs Muwahidun Gembong. Thabiea: Journal of Natural Science
Teaching, 2(2), 111-117.

7
Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik
disekitar sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas
dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar,
serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Jadi, media
pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar
sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari
sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka
temui di lingkungan mereka.12

Tujuan pemanfaatan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar adalah


untuk mengupayakan agar terjadi proses komunikasi atau interaksi antara sekolah
khususnya para siswa dan masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan
saling pengertian antara kedua pihak. Sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi.
Harapannya adalah terjadinya peningkatan relevansi antara kurikulum sekolah
dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai
media pembelajaran ini guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan
lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Semua
lingkungan yang ada disekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran.
Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan
pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan
belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.13

Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran Tujuan pemanfaatan


lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar adalah untuk mengupayakan agar
terjadi proses komunikasi atau interaksi antara sekolah khususnya para siswa dan
masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara
kedua pihak. Sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi. Harapannya adalah

12
CHRISLANDO, Afan. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.
Jurnal Pendidikan PEPATUDZU, 2019, 15.
13
Erwin, H. (2019). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran serta
Pengembangan Media. Edukasia: Jurnal Pendidikan, 6(2).

8
terjadinya peningkatan relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan
masyarakat.

Jenis lingkungan sebagai media pembelajaran Semua lingkungan yang ada


disekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Dari semua lingkungan
yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum
dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan
sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.14

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi


manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur
pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk
mempelajari ilmuilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran
penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya
dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun
tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak
didik. Contoh: Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas
untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta
untuk mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk
menurut umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB,
pertambahan penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa
menghubungi ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri
keadaan penduduk di RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah
untuk dipelajari lebih lanjut. Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih

14
Ningsih, M. P., Maulani, C. Y., Setyadi, T., & Arum, D. P. (2022). Potensi Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran di Sekolah Adat Kampoeng Batara Kabupaten
Banyuwangi. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(4), 2825-2833.

9
aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.15

2. Lingkungan Alam

Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti


keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain).
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh para
siswa melalui cara-cara tertentu. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap
tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para
siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain
yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk
faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah,
udara, dan sebagainya.16

Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih


memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam,
kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia. Contoh:
dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat
tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udaara, jenis
tumbuhan, hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain.
Baik secara individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan
belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau
mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak
diperolehnya di sekolah sehari-hari.17

15
Rifdah Farnidah Eka Aprilia Dwi S.S, “Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran,” UMS
Journal, no. 8.5.2017 (2017): 1–6.
16
Swadharma, I. K. N. (2022). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran IPS SMP Negeri
9 Denpasar Bali. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 4(1), 521-528.

10
3. Lingkungan Buatan

Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan buatan. Kalau lingkungan


alam bersifat alami, sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang
sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain adalah irigasi
atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan,
penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan
buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi
yang diberikan di sekolah. Ketiga lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah
dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaaan seksama oleh para guru
bidang studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau
dalam waaktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir semester atau
pertengahan semester. Ketika lingkungan ditempatkan sebagai media atau sumber
pada bidang studi yang relevan, maka akan memperkaya materi pengajaran,
memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan bisa
dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.18

Keuntungan penggunaan media lingkungan sebagai media pembelajaran


antara lain:

1. Menghemat biaya, karena dengan memanfaatkan benda-benda yang telah


ada di lingkungan, kita tidak perlu mengeluarkan uang.
2. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih
konkrit, tidak verbalistik.

17
Rachman, Tiara Nita Rozanah. "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA." Al-Fikru:
Jurnal Pendidikan Dan Sains 3.1 (2022): 29-43.
18
Widiastuti, E. H. (2017). Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran mata
pelajaran IPS. Satya Widya, 33(1), 29-36.

11
3. Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-
benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal
ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual
learning).
4. Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui
media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung,
karena siswa akan lebih sering menemui benda serupa di dalam
kesehariannya.
5. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
6. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung
dengan benda, lokasi, atau peristiwa yang sesungguhnya secara alamiah.
7. Dengan media lingkungan akan lebih komunikatif, sebab benda dan
peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya akan mudah dicerna oleh
siswa, dibandingkan dengan media lain yang dikemas/didesain.

Kelemahan Penggunaan Media Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran


di dalam media lingkungan tidak hanya memberikan keuntungan saja, tetapi juga
memiliki kerugian, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman guru dalam pemanfaatan lingkungan.


2. Terkadang menjadi salah satu sasaran karena siswa lebih berkesan main-
main.
3. Setiap siswa memiliki lingkungan yang berbeda-beda di daerahnya.
4. Perubahan kondisi lingkungan setiap saat ketika terjadi pergantian musim.
5. Timbulnya bencana alam

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sumber belajar pada pendidikan IPS itu beragam jenisnya. Ada sumber
belajarcetak, sumber belajar elektronik dan sumber belajar dari lingkungan sosial
tempatpara siswa berada. Agar sumber tersebut benar-benar dapat digunakan
denganbaik maka diperlukan ketrampilan dalam memperoleh, membaca
danmenggunakannya.

B. Saran

Dari makalah kami ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita


semua.Dan kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih
banyakkesalahan dari berbagai sisi. Jadi, kami harapkan saran dan kritiknya yang
bersifatmembangun untuk perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Cahyadi, Ani. Pengembangan Media Dan Sumber Belajar: Teori Dan Prosedur.
Kota Serang Baru: Laksita Penerbit, 2019.

CHRISLANDO, Afan. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media


pembelajaran. Jurnal Pendidikan PEPATUDZU, 2019, 15.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Eka Aprilia Dwi S.S, Rifdah Farnidah. “Lingkungan Sebagai Media


Pembelajaran.” UMS Journal, no. 8.5.2017 (2017): 1–6.

Erwin, H. (2019). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran serta


Pengembangan Media. Edukasia: Jurnal Pendidikan, 6(2).

HARAHAP, Musaddad; SIREGAR, Lina Mayasari. Mengembangkan sumber dan


media pembelajaran. Educational, January, 2018, 10.

IKAIKAKK, Makalah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran “Media Cetak”


https://ikaikakk.wordpress.com/2015/04/27/makalah-sumber-belajar-dan-
media-pembelajaran-media-cetak/ diakses pada tanggal April 27, 2015

Komalasari, E. (2019, May). Peran Guru Dalam Media Dan Sumber Belajar Di
Era Disrupsi. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, No.
1, pp. 439-448).

Ningsih, M. P., Maulani, C. Y., Setyadi, T., & Arum, D. P. (2022). Potensi
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran di Sekolah
Adat Kampoeng Batara Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Pendidikan dan
Konseling (JPDK), 4(4), 2825-2833.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil


belajar siswa. Jurnal misykat, 3(1), 171-187.

M. Andi Setiawan, “Belajar Dan Pembelajaran,” Uwais Inspirasi Indonesia 3, no.

14
2 (2017): 199.

Prasetyo, D. R., Fawaida, U., & Noor, F. M. (2019). Pemanfaatan alat dan bahan
dari lingkungan sebagai media pembelajaran sederhana mata pelajaran IPA
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa MTs Muwahidun
Gembong. Thabiea: Journal of Natural Science Teaching, 2(2), 111-117.

Rachman, Tiara Nita Rozanah. "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI


MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA." Al-Fikru: Jurnal Pendidikan Dan Sains 3.1 (2022): 29-
43.

Ridini, Ridini. “Penggunaan Media Elektronik Sebagai Sarana Komunikasi Pada


Era Pandemi Covid- 19.” JISIP : Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik 11, no.
2 (2022): 137–43. https://doi.org/10.33366/jisip.v11i2.2475.

Rifdah Farnidah Eka Aprilia Dwi S.S, “Lingkungan Sebagai Media


Pembelajaran,” UMS Journal, no. 8.5.2017 (2017): 1–6.

Swadharma, I. K. N. (2022). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran IPS SMP


Negeri 9 Denpasar Bali. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan
Pembelajaran, 4(1), 521-528.

Setiawan, M. Andi. “Belajar Dan Pembelajaran.” Uwais Inspirasi Indonesia 3, no.


2 (2017): 199.

Suryani, E. (2018). Televisi sebagai Media Pembelajaran. Jurnal Riset Kajian


Teknologi dan Lingkungan, 1(1), 62-65.

Widiastuti, E. H. (2017). Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran


mata pelajaran IPS. Satya Widya, 33(1), 29-36.

15

Anda mungkin juga menyukai