Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM

Dosen Pengampuh:
Hasriadi S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh PAI E5


Erna Dmayanti 1902010157
Hajar Ismail 1902010182
Muh. Husnul Mubarak 1902010166
Muh. Irsyad 1902010184
Sulpiana 1902010168
Susi Susanti 1902010150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini pada
matakuliah Media dan Teknologi pembelajaran PAI. Salawat dan salam semoga
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw yang telah menunjukan
kepada kita jalan yang lurus.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena keterbatasan kemampuan penulis.
Untuk itu kami menyucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang sudah banyak membantu baik moral maupun spirituan hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan segala kerendahan hati kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini dimasa
mendatang demi kemajuan mutu pendidikan.

Kelompok 1

19 November 2021

i
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................................ii

A. Latar Belakang............................................................................................ii

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................iii

BAB II

PEMBAHASAN.......................................................................................................

A. Pengertian Media Pembelajaran...............................................................1

B. Posisi Media Pembelajaran........................................................................5

C. Fungsi Media Pembelajaran......................................................................6

D. Landasan Dan Prinsip-Prinsip Media Pembelajaran............................12

BAB III

PENUTUP.............................................................................................................17

A. Kesimpulan................................................................................................17

B. Saran..........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada perkembangannya, kemajuan teknologi memberikan pengaruh
yangsangat besar, terutama dalam dunia pendidikan karena kemajuan teknologi
memiliki manfaat yang luar biasa. Salah satu manfaat digunakannya media
pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektifitas dan kreativitas pembelajaran.
Dalam hal ini, kemajuan teknologi tidak dapat kita hindari karena kemajuan
teknologi akan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Saat ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi cukup banyak
dirasakan manfaatnya terutama dalam dunia pendidikan baik dalam kepentingan
belajar mengajar maupun pengolaan manajemen administrasi sekolah. Dengan
berkembangnya ilmu teknologi saat ini telah mampu memberikan kontribusi
sebagai sebuah media pembelajaran guna untuk meningkat mutu pendidikan
terutama dalam pendidikan agama islam.
Media pembelajaran adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan pada
setiap proses pembelajaran, selain dari itu media pembelajaran juga sama
pentingnya dengan pembelajaran itu sendiri. Menurut langeveld sebagaimana
dikutip dalam Syarifuddin, pendidikan merupakan kontribusi pertolongan secara
sengaja dan sadar kepada seorang anak dalam setiap pertumbuhannya menuju
arah kedewasaan. Dalam hal ini dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas
setiap tindakan menurut pilihannya sendiri.1Awalnya media pembelajaran hanya
digunakan sebagai alat bantu bagi Pendidik untuk melakukan proses mengajar
dengan menggunakan media berupa alat bantu visual. Namun seiring dengan
berkembangnya ilmu Pendidikan dan teknologi (IPTEK), saat ini alat bantu
danmedia pembelajaran yang digunakan semakin luas dan interaktif, seperti
adanya internet dan komputer.2

1
Aziz Taufik nur. T. 2015, penggunaan media pembelajaran (ICT) dalam pembelajaran
PAI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
h. 1

iii
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana posisi media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apasaja fungsi media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui landasan dan prinsip media pembelajaran.

2
Aziz Taufik nur. T. 2015, penggunaan media pembelajaran (ICT) dalam pembelajaran
PAI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
h. 244

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Mendidik dapat dilihat sebagai suatu proses atau pekerjaan yang
digerakkan oleh pendidik agar peserta didik dapat melakukan suatu pembelajaran.
Adapun pengertian belajar merupakan proses yang dapat mengubah suatu
tindakan seseorang dari pengalaman yang dilaluinya. Pengalaman yang dimaksud
dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman
langsung yang dimaksud adalah yang diterima melalui aktivitas sendiri pada
kondisi yang sebenarnya.
Kata media berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti
“tengah”, “media” atau “latar depan”. Sedangkan dalam media Arab artinya
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan
Reilly mengatakan (1971) mengatakan “A medium conceived is any person,
material or event that establishs condition which enable the learner to acquire
knowledge, skil, and attitude”. Menurut Gerlach, secara umum media ada dalam
bentuk alat, orang, perlengkapan atau kegiatan, biasanya menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Implikasi dari pendapat tersebut adalah bahwa media tersebut adalah guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, konsep media dalam proses
pengajaran cenderung digunakan sebagai alat elektronik untuk menangkap,
mengolah, dan menyusun kembali pesan dalam bentuk visual atau verbal.
Para ahli telah mengajukan pengertian lain, termasuk AECT (Association
of Education and Communication Technology, 1977) pengertian media sebagai
segala bentuk dan perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan
informasi. Selain sebagai sistem pengantar atau penyampai informasi, media atau
menurut Fleming (1987:234) sering disebut sebagai mediator, penyebab atau alat
untuk mengintervensi dan menyatukan dua pihak.
Istilah perantara media menunjukkan perannya, yaitu mengelola hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dalam kegiatan belajar siswa dan isi mata

1
kuliah.Selain itu, mediator juga dapat menggambarkan pengertian bahwa sistem
pembelajaran apa pun yang memiliki peran mediasi, dari pendidik hingga gadget
paling modern, dapat disebut media. Singkatnya, media dapat diartikan sebagai
alat yang dengannya pesan pembelajaran dapat disampaikan.3
Ada berbagai konsep atau definisi untuk alat peraga. Rossi dan Bradl
(1966: 3) berpendapat bahwa alat peraga adalah alat dan bahan yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, surat kabar,
majalah, buku, dan sebagainya. Instrumen berupa radio atau televisi, jika
digunakan dan diprogram untuk mengajar, dapat digolongkan sebagai alat peraga,
katanya.
Selain pengertian di atas, sebagian orang juga mengatakan bahwa media
pembelajaran terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras
adalah sesuatu yang dapat mengirimkan pesan, seperti proyektor, radio, TV,
dll.Adapun pengertian dari software ialahsebuah program yang berisi pesan
seperti informasi yang ada pada alat atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,
cerita yang terkandung dalam film atau materi yang diberikan dalam bentuk
bagan, diagram, grafik dan lain sebagainya.4
Pendidik dapat menggunakan alat yang berbeda dalam menyajikan materi
pembelajaran kepada siswanya, baik dengan melihat atau mendengar untuk
menghindari pengucapan yang akan terus terjadi jika hanya digunakan dengan alat
bantu visual.Untuk menggunakan media sebagai alat, Edgar Dell
mengkategorikan pengalaman dari yang paling spesifik hingga yang paling
abstrak. Klasifikasi ini disebut kerucut pengalaman Edgar Dale, dan pada saat itu
banyak digunakan untuk menentukan alat mana yang terbaik untuk pengalaman
belajar tertentu.5
Kerucut pengalaman adalah penjelasan rinci yang dengannya hasil belajar
individu diperoleh mulai dari pengalaman langsung (tangible) terhadap realitas

3
Azhar Arsyad, Media Pembelajarn (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) h. 3
4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 163-164
5
Arif S. Sadiman dkk, Media Pembelajaran (Depok: Rajawali Pers, 2012) h. 8

2
langsung yang ada di Kemudian, kehidupan seseorang mengalami objek tiram dan
sampai pada tanda-tanda linguistik (abstrak). Namun urutan tersebut tidak
memungkinkan interaksi belajar mengajar selalu dimulai dari pengalaman
langsung, dan biasanya dimulai dari jenis pengalaman yang paling sesuai dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan populasi siswa yang dihadapi
oleh kondisi pembelajaran.
Pada dasarnya, pengembangan kerucut ini tidak sulit, tetapi merupakan
tingkat abstraksi dengan banyak rasa partisipasi saat menerima materi dan pesan.
Pengalaman ini meliputi penglihatan, pendengaran, sensasi, penciuman, dan
sentuhan, karena memberikan kesan terbaik dan paling berarti dari informasi dan
ide-ide yang terkandung dalam pengalaman itu sendiri. Hal ini dikenal dengan
belajar sambil melakukan contoh-contoh berpartisipasi dalam kegiatan
pengelolaan zakat, hewan kurban, shalat berjamaah, dan lainnya.
Pengalaman dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Tingkat abstraksi dalam pesan ini
dapat dituangkan ke dalam simbol-simbol seperti bagan, grafik, dan kata-kata.
Jika pesan termasuk dalam simbol seperti itu, indera yang terkait dengan penafsir,
yaitu penglihatan atau pendengaran, terlalu terbatas. Tingkat partisipasi fisik
menurun, tetapi keterlibatan imajinatif meningkat dan berkembang.
Agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, kita juga harus
mampu memahami karakteristik siswa dan gaya belajarnya. Gaya belajar
merupakan kebiasaan seseorang dalam belajar, sehingga memungkinkan mereka
untuk belajar dengan baik. Hal ini dapat dikenali dalam tiga metode pembelajaran:
penglihatan, pendengaran, dan kinestesi. Pembelajaran visual adalah gaya yang
dapat mereka lihat, pembelajaran auditori dapat dilakukan melalui apa yang
mereka dengar, dan pembelajaran kinestetik adalah pembelajaran melalui gerak
tubuh dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar visualantaralain:
1. Teliti terhadap yang detail
2. Dapat mengigat dengan mudah apa yang dilihat
3. Memiliki persoalan dengan mengintruksi lisan

3
4. Tidak mudah tergantung dengan suara gaduh
5. Pembaca dapat cepat dan tekun, suka membaca dari pada dibacakan
Ciri-ciri belajar auditorial sbb:
1. Selalu berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2. Konsentrasi mudah terlalu oleh suara ribut
3. Senang bersuara keras ketika membaca
4. Sulit menulis, tapi mudah bercerita, pembicara yang fasih
5. Sangat sulit belajar dalam suasana bisik
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik sbb:
1. Saat berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik
2. Tidak bisa duduk baik dalam wakatu yang lama
3. Banyak bergerak dan selalu mengarah pada fisik
4. Mnenggunakan jari sebagai penunjuk dalam membaca
5. Menyukai permainan yang menyibukkan, dan selalu ingin melakukan
sesuatu
Perbedaan gaya belajar siswa tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menggunakan media pembelajaran. Ketika mayoritas siswa dalam
suatu kelas memiliki gaya belajar visual, sebaiknya guru menggunakan media
visual. Jika sebagian besar siswa memiliki gaya belajar auditori, tergantung dari
gaya belajar siswa tersebut, maka sebaiknya guru menggunakan media
pembelajaran yang kreatif untuk membantu siswa belajar dengan baik dan efektif.

B. Posisi Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran yang terdapat didalamnya adalah seorang
pengajar dan peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik tersendiri dan
keberagaman untuk mampu menangkap informasi dalam proses
pembelajaran(Maimunah, 2016).
Agar media mungklin digunakan secara lebih baik dalam proses
pembelajaran, maka pengajar itu perlu mengetahui dari latar belakang pesertanya,
yang sejalan dengan hal tersebut agar para peserta didik memiliki keberagaman
dalam memproses semua informasi yang mereka peroleh dari hasil yang

4
didapatkan. Terkait dengan hal itu, maka pengajar haruslah mampu
mengembangkan semua media pembelajaran.6
Pengaplikasian dari belajar-mengajar adalah suatu metode atau langkah-
langkah yang terdiri dari makna pembelajaran, aktivitas belajar dan manusia itu
sendiri yaitu pelajar dan pengajar atau seorang gurupada suatu media yang
bersumber dari pelajaran. Jika dilihat dari perputaran proses yang saling
memberikan kekompakan dengan memungsikan terkait peran masing-masing.
Sehingga fungsi media belajar tidak hanya sebagai satu fungsi saja melainkan
multifungsi, juga merupakan bagian yang khusus dalam suatu pembelajaran.
Dalam aktivitas belajar, untuk mendapatkan hasil yang baik pada suatu
pembelajaran, itu juga tergantung dari bagaimana memungsikan media yang akan
kita gunakan pada pengaplikasian virtual, maka dari itu akan membentuk
komunikasi yang kondusif antara pembelajar. Dengan demikian dari kedudukan
suatu media pembelajaran yang berfungsi sebagai bagian yang khusus dari metode
tersebut akan membantu menyelesaikan suatu permasalahan.7
Pernyataan diatas disimpulkan bahwa kegunaan media pembelajaran itu
merupakan alat yang sangat penting untuk meringankan beban dalam mengajar,
namun hanya sebagian khusus saja pada setiap aktivitas sebuah pengajaran. Yang
dimana kegunaan media ini sudah jelas pemakaiannya pada suatu metode belajar
dan dan juga beberapa bentuk-bentuk metode pembelajaran difungsikan sebagai
bentuk pemecahan sebuah masalah belajar.
Pada pentingnya media belajar kita juga bisa melihat suatu konsep belajar,
yaitu konsep dasar untuk menemukan cara-cara seseorang menemukan gagasan
pengembangan ilmu pengetahuan. Persiapan pelajaran ini merupakan bagian dari
cara belajar yang baik. Kegiatan penggunaan media belajar akan tertuju pada
suatu pembelajaran yang di perlihatkan seperti model belajar peserta didik atau
kondisi psikologis, misalnya, aspek behavioris, kognitif, kontruktivis dan social-

6
Ramen A. Purba, Andi Febriana Tamrin, Imam Rofiki, dkk, Teknologi Pendidikan,
(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2016), hal. 138.
7
Dra. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd, Media Pendidikan (Banjarmasin, Antasari Press, 2009).
ISBN: 979-17090-9-2

5
psikologis. Dimana aspek inilah yang menjadi salah satu pertimbangan dalam
merancang kaidah pembelajaran.8
Keadaan media pada suatu bagian yang penting terhadap minat belajar
sangat penting karena media sebagai multifungsi dalam mencari sebuiah informasi
bahkan hal ini tidak jauh dari langkah-langkah dalam menemukan beberapa
informasi penting yang akan kita kaji. Hal ini terkadang menuntut tentang cara
penggunaan media yang dapat diintegrasikan dan yang bisa diadaptasikan dengan
kondisi yang akan dihadapi. Oleh karena itu pentingnya suatu pembahasan media
belajar sangatlah penting kareana dapat menyelesaikan suatu masalah yang kita
hadapi.
Pada suatu pembelajaran telah ditemukan mutu proses media belajar itu
sendiri , yaitu:
1. Tingkatan pada pengelohan informasi yang terkait.
2. Tingkatan pada informasi yang akan disampaikan.
3. Tingkatan pada semua informasi yang akan diterima.
4. Tingkatan pada semua informasi yang akan dikelolah.
5. Tingkatan pada aspek siswa yang merespon pembelajaran.
6. Tingkatan pada guru yang mendiagnosis peserta didik.
7. Proses penilaian peserta didik yang di akumulasikan.
8. Tingkatan pada penyampaian hasil penangkapan pemahaman ilmu
pendidikan dalam proses belajar. 9

C. Fungsi Media Pembelajaran


Akhir tahun 1990-an percakapan antar peserta didik dengan media dan
lingkungan belajar sudah menjadi pusat perhatian dalam dunia pendidikan
dikarenakan peserta didik itu merupakan privasi individu yang aktif dalam
membangun pengetahuannyalah melalui penyelidikan terhadap lingkungan belajar
yang memiliki sifat responsif. (Tennyson, 2010).
8
Uswatun Khasanah, M.Pd.I, Media Pembelajaran (Tahta Media Group, 2021), ISBN: 978-
623-96623-8-7
9
Zahra Mustika, M.Pd, urgenitas Media Dalam Mendukung Proses Pembelajaran yang
Kondusif. Jurnal Ilmiah CIRCUIT, Vol.1, No.1 Juli 2015

6
Dalam proses pembelajaran inilah tentunya ada interaksi percakapan atau
komunikasi yang terjadi antara pendidik dan peserta didiknya. Proses komunikasi
tersebut tidak akan selamanya tidak berjalan dengan engan efektif, terkadang
penerima dari pesan memberikan penjelasan yang didalamnya berbeda-beda hal
ini biasanya terjadi di karenakan adanya proses komunikasi seperti gaya mengajar
yang berbeda-beda intelegensi yang juga berbeda, melemahnya daya ingat,
pembedaan minat, perbedaan fisik, dan lain sebagainya. Salah satu cara agar
kegagalan yang terjadi tersebut yitu dengan menggunakan media pembelajaran. 10
Dalam proses pembelajaran ada beberapa macam media yang dapat digunakan
antara lain:
1. Media Visual
Media visual ini merupakan media yang berfungsi sebagai alat atau
sumber informasi yang didalamnya terdiri atas pesan terkhusus pada pelajaran
yang lebih menarik dan saksikan secara langsung oleh panca indra mata. Tentunya
media visual ini hanya dapat digunakan oleh orang-orang yang memiliki
penglihatan yang normal bukan pada orang yang tunanetra.Dalam hal ini akan
disajikan kelebihan dan kekurangan media visual seperti dibawah ini:
a. Kelebihan media visual yaitu:
1) Media visual dapat di mengerti secara cepat, selain daripada itu media
visual memudahkan peserta didik mudah menganalisis pelajaran dan juga
dengan muadh memahami penjelasan dari seorang guru karena sistemnya
tidak begitu sulit. Dengan demikian akan sangat mudah bagi peserta didik
mengingat kembali pelajaran yang telah usai.
2) Mampu memberikan kepadatan belajar, hal ini akan mengatasi daripada
terbatasnya kemampuan peserta dalam belajar.
3) Membuat peserta didik ingin selalu bersemangat dalam belajar.
4) Dapatmeningkatlkan daya tarik tyerhadap pelajaran-pelajaran yang akan di
berikan kepada peserta didik melalui media visual ini.

10
Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grub) h. 31

7
5) Media visual sangat mudah untuk di praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.
6) Peserta didik dapat melihat apa yang di ajarkan melalui media visual itu
bisa sampai berkali-kali.
b. Kekukarangan media visual:
1) Terlalu praktis dalam menggunakan media visual ini.
2) Pada media ini tidak memberikan kesempatan kepada siapa saja yang ingin
belajar. Dalam hal ini sifatnya membatasi seperti seorang tunanetra tidak
bisa belajar lewat media ini karena media visual hanya terdapat gambar
atau tulisan tanpa memberikan pesan suara.
3) Memiliki biaya produk karena tidak serta merta untuk langsung
mengajarkan media ini, harus memiliki cetakan terlebih dahulu untuk bisa
mengaplikasikannya.
2. Media Audio
Media audio yaitu media yang hanya bisa diaplikasikan lewat pendengaran
manusia, namun media ini juga sangat menarik untuk dilakukan karena dapat
memberika kesan belajar dalam ingatan melalui pendengaran sehingga seorang
yang tidak bisa menggunakan alat indra matanya bisa menggunakan media audio
ini atau media pendengaran.
Adapun jenis media ini yaitu sebagai berikut:
a. Alat perekam pita maknetik
Media yang dilakukan dalam memungsikan alat pendengaran. Fungsi dari
media ini adalah untuk memutar kembali pesan yang disampaikan oleh seorang
guru pada saat belajar kemarin atau ketika pelajaran telah usai melalui alat
perekam ini.
b. Radio
Pengertian radio yaitu media audio yang dapat memberikan fasilitas
sederhana dalam pembelajaran sehingga memudahkan seorang menerima ataupun
melakukan transfer ilmu pendidikan serta memberikan informasi yang ada pada
media ini.
Adapun kelebihan media audio sebagai berikut:

8
1) Pembiayaan untyuk media ini lumayan murah.
2) Media ini praktis dan mudah dibawa apalagi untuk dipindahkan sehingga
menggunakannya lumayan mudah.
3) Dapat di putar berulang-ulang untuk melancarkan hafalan lewat
pendengaran.
4) Memberikan motivasi serta merangsang pendengaran agar terlatih untuk
mencapai tujuan belajar yang baik dalam hal ini adalah fungsi ingatan.
Kekureangan media audio sebagai beriku:
1) Sifatnya abstrak tidak dapat dilihat secaralangsug oleh mata tentang apa
yang dijelaskan dalam media ini.
2) Demikian pila untuk mengontrol system bahasa dalam kalimat lumayan
rumit karena media ini media yang sifatnya abstrak.
3) Mereka yang belajar media ini akan berhasil ketika melakukan latihan
secara berulang-ulang dalam penggunannya serta memahami media
abstrak.
4) Bagi seseorang tunarungu tidak akan bisa menggunakan media ini.
3. Media audio visual
Pada media ini dijelaskan bahwa terdapat dua macam bentuk pada media
ini menurut Djamarah yaitu sebagai berikut:
1) Audio visual yang murni, seperti televisi, film yang bersuara,video kaset
dan lain sebagainya yang memiliki dua gabungan antara audio dan visual.
2) Audio visual yang tidak murni yaitu media ini tidak memberikan sumber
suara atau gambar dari asal yang sama.11
Seorang pakar dengan pernyataannya mengemukakan tentang media.
Fungsi media dalam suatu pembelajaran merupakan contoh kecil yang akan
menentukan efektifnya peserta didik dan efisiensi untuk mencapai tujuan belajar.
Beliau bernama McKown mengatakan dalam bukunya “Audio Visual Aids

11
M. Miftah and others, ‘Pembelajaran, Inovasi Model’, Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan, 37.1 (2018), 27–35
<http://eprints.umsida.ac.id/3723/%0Ahttp://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/jisamar/
article/view/181>.

9
toInstruction” mengemukakan empat fungsi media. Fungsi media ada 4 macam
seperti dibawah ini:
1. Merubah permasalahan yang besar terkait pendidikan formal,maksud dari
pernyataan tersebut adalah pembelajaran yang abstrak beralih menjadi
pembelajaranyang kongkret.
2. Dapat menggairahkan motivasi belajar, media memberikan kenyamanan
dalam belajar sehingga belajar lebih menarik.
3. Menjelaskan pelajaran secara detil, maksud dari itu adalah sesuatu yang
sulit untuk difahami akan dengan mudah diatasi dengan menggunakan
media.
4. Menjadikan seorang pelajar rasa keingintahuannya bangkit, terutama rasa.
Rasa penasaran seorang pelajar akan menggejolak karena banyaknya suatu
pengetahuan yang belum didapatkan oleh peserta didik.
Pakar lain yang bernama Rowntree dalam member pernyataan bahwa
media itu memiliki 6 fungsi yaitu dibawah ini:
1. Dapat membangkitkan semangat dalam belaja.
2. Dapat mengulang-ulang pelajaran yang kita kaji.
3. Memberikan rangsangan dalam belajar.
4. Membuat seorang siswa merespon pelajaran.
5. Media dapat memberikan informasi yang kita inginkan secepatnya.
6. Menggalakkan latihan yang serasi.
Menurut Kemp dan Dayton (1985:28), media pendidikan melayani tiga
fungsi utama ketika digunakan oleh individu, kelompok, dan bahkan komunitas
pendengar lainnya. Fungsi pertama adalah memberikan motivasi untuk minat dan
tindakan.Media pembelajaran dapat dicapai melalui drama atau hiburan. Oleh
karena itu, siswa menjadi tertarik dengan pertunjukan. Fungsi kedua adalah untuk
menampilkan informasi. Tujuan media pembelajaran adalah untuk menyajikan
informasi di depan sekelompok siswa. Fungsi ketiga adalah tujuan
pembelajaran.Media pembelajaran berfungsi untuk tujuan belajar dimana
informasi yang ada dalam media pembelajaran tersebut melibatkan peserta didik

10
baik dalam mental ataupun dalam bentuk aktivitas yang sesuai sehingga
pembelajaran dapat berjalan.
Menurut Ramley (2012: 1-3), fungsi alat peraga dibagi menjadi tiga
bagian. Pertama, pendampingan kepada guru, tergantung bidang kegiatannya.
Menggunakan alat pengajaran yang ideal, dapat membantu pendidik mengatasi
kesenjangan dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Analisis teknologi
pendidikan menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat secara efektif
menyampaikan pesan pembelajaran, terutama pembelajaran yang disajikan.
Kedua, siswa dapat dengan mudah menerima pesan yang disajikan dengan
menggunakan berbagai media pembelajaran yang dipilih secara lengkap dan
bermanfaatKetiga, penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikarenakan ada beberapa jenis media
pembelajaran yang digunakan tergantung dari kebutuhan yang diajarkan. Ini
memberikan pembelajaran secara efektif dan memastikan bahwa hasilnya sesuai
dengan tujuan Anda. Seperti yang disebutkan Sudjana (2001: 64), fungsi media
dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai fungsi tambahan, tetapi juga
fungsi unik sebagai alat untuk menciptakan situasi yang efektif dalam proses
pembelajaran.
Munadi (2010: 37-48) kemudian menunjukkan dalam bukunya “Media
Pembelajaran: Pendekatan Baru” bahwa media pembelajaran memiliki tiga fungsi
secara kompleks, yaitu pertama media pembelajaran sebagai sumber belajar,
sehingga media pembelajaran berfungsi B. fungsi pendidik dalam proses
pembelajaran menggantikan: jika guru menggunakan metode pengajaran dalam
menyampaikan materi pembelajaran, guru dapat menggantinya dengan media
dengan video.Kedua, fungsi semantik media pembelajaran adalah makna atau
kemampuan media pembelajaran dalam pembelajaran, sehingga dalam hal ini
guru harus mampu memecahkan makna tanda dalam pembelajaran
Ketiga, fungsi manipulasi media pembelajaran adalah kemampuan
merekam, menyimpan, menyimpan, merekonstruksi (memodifikasi hasil belajar)
dan mentransmisikan peristiwa atau benda nyata.Dengan demikian, alat peraga
manipulatif harus mengatasi kemampuan sensorik dan manipulatif, hal ini sejalan

11
dengan ilustrasi yang diberikan oleh Mufarrok (2009: 110-111) dalam Dooku
berjudul Strategi Belajar Mengajar, penggunaan alat peraga dapat
memberdayakan peserta didik Melihat objek atau hal lain yang sulit diamati,
karena objek terlalu jauh untuk diamati, media pembelajaran visual dapat
membantu dalam proses pembelajaran. Keempat, fungsi mental media
pembelajaran adalah semacam keadaan mental, dan perilaku mental masyarakat
memiliki pengaruh yang besar terhadap media pembelajaran.Livi dan Lenz (1982)
menggambarkan fungsi psikologis media pengajaran sebagai menjenuhkan peserta
didik dengan mata pelajaran yang tidak menarik sehingga peserta didik menjadi
bosan dan kurang diungkapkan. Kelima, fungsi sosial budaya alat peraga adalah
kemampuan alat peraga untuk mengatasi hambatan sosial budaya antar siswa
ketika berkomunikasi dalam proses pembelajaran.12
media juga berfungsi efektif dalam konteks pembelajaran yang tidak
memerlukan kehadiran seorang guru Selain dari fitur-fitur media yang disebutkan
di atas. pedoman kerja diberikan untuk mencapai tujuan, bahan atau bahan diatur
dengan rapi, dan alat ukur atau evaluasi juga disertakan atau dalam situasi ini,
tujuan ditetapkan, instruksi Media seringkali berupa “kemasan” untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran yang menyarankan situasi seperti yang disebutkan di
atas mungkin modul nyata, paket pembelajaran, kaset, dan perangkat lunak
komputer yang digunakan oleh siswa (siswa) atau peserta pelatihan Media
pembelajaran.13

D. Landasan Dan Prinsip-Prinsip Media Pembelajaran


1. Landasan media pembelajaran
Ada beberapa landasan media pembelajaran yaitu :
a. Landasan Psikologis
Seraya memberikan perhatian kompleks dan keunikan dalam proses
belajar, maka dalam menentukan media dan kaidah pembelajaran akan sangat
12
Muhammad Hasan dkk, Media Pembelajaran (Klaten: Tahta Media Grub) h. 36-39
13
M. Miftah, ‘Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa’, Jurnal Kwangsan, vol.1 No.2 (2013), 95

12
memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa. Di dalam landasan psikologis
menggunakan media pembelajaran merupakan sebuah dasar mengapa media
pembelajaran digunakan dilihat dari konteks pembelajaran dan seperti apa proses
belajar itu berlangsung. Yang dimana kemudian kajian dari psikologis
memberikan anggapan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan konkret – abstrak dan kaitannya
dengan penggunaan media pembelajaran menemui beberapa pendapat. Pertama,
bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar
dengan gambar atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan
kata. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak di tingkat realistiknya di
dalam menanamkan rancangan , ia melahirkan jenjang berbagai jenis media
mulai dari yang paling jelas ke yang sangat konseptual. Dan yang ketiga,
membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi
dalam pengalaman nyata, kemudian ke siswa yang mengamati kejadian yang
nyata, dialanjutkan ke siswa sebagai pengamat tehadap kejadian yang
disampaikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pemerikasa kejadian yang
diperlihatkan dengan simbol.
b. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran merupakan konsep dan praktik rencana,
pengembangan, penetapan, pengelolaan, penilaian proses, dan sumber belajar.
Sehingga, teknologi pembelajaran ialah metode yang kompleks dan harmonis
yang mengaitkan orang, langkah, ide, alat, dan badan untuk membedah masalah,
menentukan cara pemecahan, melakukan, menilai, dan mengolah pemecahan
konflik di dalam situasi dimana kegiatan belajar memiliki tujuan dan kontrol.
Dalam teknologi pembelajaran sendiri pemecahan masalah dilakukan dalam
bentuk kesatuan komponen – komponen system pembelajaran yang telah tersusun
kedalam fungsi suatu desain atau pemilihan, serta dalam manfaat, serta
diasosiasikan sehingga menjadi sebuah sistem dlam pembelajaran yang bulat.
c. Landasan Historis
Pada perkembangan yang sangat besar selanjutnya ialah kemunculan
gerakan yang disebut audio visual communication di tahun 1950. Serta

13
perkembangan selanjutnya di tahun 1952 dengan kemunculan konsep
instruktional materialis. Landasan historis media pembelanjaran ialah penggunaan
dari media pembelajaran yang jelas terlihat dari sejarah konsep istilah media yang
dipergunkana dalam pembelajaran. Kemajuan konsep media pembelajaran
kenyataannya dimulai dengan lahirnya konsep mengajar visual pada tahun 1923.
Yang kemudian konsep mengajar tersebut mengalami perkembangan menjadi
audio visual education di tahun 1940.
Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori komunikasi,
pengembangan sistem pembelajaran, munculnya konsep aducational technology
dimana media pendidikan atau media pembelajaran termasuk kedalamnya.14
2. Prinsip – Prinsip Media Pembelajaran
Dalam suatu pembalajaran, media mengalami keterbatasan pada alat yang
dapat terlihat, terdengar, dan dapat dipandang. Serta konsep dalam memilih media
pembelajaran juga terbatas hanya pada penggunaan alat fisik saja. Sebahagian
besar pendidik, dari guru, dosen, maupun pelatih yang menggunakan media tidak
berlandaskan pemilihan media pada pemikiran yang masuk akal dan ilmiah, tetapi
lebih dikarenakan mencontoh perkembangan kemajuan dari teknologi, atau
mengikuti apa yang menjadi kebiasaan yang ada di lingkungan sekolah. Bahkan
sebagian besar dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, para pengajar
membangun kebiasaan menggunakan media yang telah di sediahkan oleh pihak
sekolah, yang mengakibatkan penggunaan media tersebut tidak berdasarkan pada
tujuan, materi, dan karakter para siswanya. Contohnya, seorang guru yang
menggunkana lebtop yang di sediakan sekolah sehingga menjadi sebuah rutinitas.
Pada fenomena yang satu ini kebiasaan menggunakan lebtop tersebut lebih
didasari pertimbangan yang sedehana, diantaranya yaitu pokok materi yang ingin
disampaikan sudah dimasukan di dalam powerpoint. Sehingga tidak
membutuhkan persiapan pengajaran lagi, dengan menggunakan aplikasi
powerpoint, para pengajar merasakan kemudahan dalam manyampaikan
materinya, pembicaraan menjadi lebih berfokus, serta memiliki arah.

14
Sadirman,Arif.dkk, “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 102-105.

14
Berdasarkan apa yang menjadi pertimbangan diatas, sehingga
menghasilkan prinsip pemilihan media sebagai berikut :
1. Semua media pembelajaran itu harus memiliki banyak kegunaan
2. Bahan mudah didapatkan, murah, dan bisa menggunakan bahan sisa.
3. Tidak menggunakana bahan yang dapat memberikan dampak negatif bagi
siswa
4. Dapat merangsang, serta menumbuhkan kreatifitas siswa.
5. Dapat digunakan sebagai mainan untuk tujuan memberikan tambahan
daya imajinasi siswa,
6. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana
7. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal.
8. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. 15

BAB III
PENUTUP

15
Rosmiana Siregar, “Praktik dan Variasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman,
Vol. 01 No. 1 (02 Mei 2018) hal 1-16

15
A. Kesimpulan
1. Pengertian Media
Dalam Bahasa Arab media berarti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Sehingga dari susunan materi diatas
maka dapat disimpulkan bahwa media diambil dari Bahasa latin yaitu
medius yang secara harfiahnya adalah tengah perantara atau pengantar.
Secara umum media itu berupa alat, orang, peralatan, atau kegiatan
yang secara garis besarnya mampu membangun kondisi yang membuat
siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Maksud
dari pendapat tersebut yang dimaksud dengan media adalah guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah dari hal tersebut merupakan pernyataan
Gerlach. didalam proses belajar mengajar cenderung dimaksudkan sebagai
alat elektronis yang digunakan untuk menangkap, memproses, serta
menyusun kembali pesan-pesan dalam bentuk visual atau verbal hal ini
pula adalah pengertian dari media.
2. Posisi media pembelajaramn
Dalam proses pembelajaran yang terdapat didalamnya adalah
seorang pengajar dan peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik
tersendiri dan keberagaman untuk mampu menangkap informasi dalam
proses pembelajaran(Maimunah, 2016).

3. Fungsi beberapa media


Media Visual, Media visual ini merupakan media yang berfungsi
sebagai alat atau sumber informasi yang didalamnya terdiri atas pesan
terkhusus pada pelajaran yang lebih menarik dan saksikan secara langsung
oleh panca indra mata. Tentunya media visual ini hanya dapat digunakan
oleh orang-orang yang memiliki penglihatan yang normal bukan pada
orang yang tunanetra
Media Audio, Media audio yaitu media yang hanya bisa
diaplikasikan lewat pendengaran manusia, namun media ini juga sangat
menarik untuk dilakukan karena dapat memberika kesan belajar dalam

16
ingatan melalui pendengaran sehingga seorang yang tidak bisa
menggunakan alat indra matanya bisa menggunakan media audio ini atau
media pendengaran.
4. Landasan media pembelajaran
Landasan media pemebelajlaran ada tiga macam yaitu landasan
psikologis, landasan teknologis dan landasan historis.

B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa penulishanya manusia biasa.
Sehingga pembaca dapat memberikan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Maka kami selaku penulis
mengucapkan banyak terimakasih karena telah berpartisipasi dalam membaca dan
memahami makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

17
Arif S. Sadiman dkk, 2012.Media Pembelajaran Depok: Rajawali Pers
Arsyad, Azhar, 2013 Media Pembelajarn. Jakarta: Rajawali Pers,
Aziz,Taufik nur. T. 2015, penggunaan media pembelajaran (ICT) dalam
pembelajaran PAI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hasan, Muhammad dkk, Media Pembelajaran. Klaten: Tahta Media Grub
Jennah, Rodhatul, 2009Media Pendidikan Banjarmasin, Antasari Press
Khasanah Uswatun, 2021,Media Pembelajaran, Tahta Media Group
Miftah16)
Mustika,Zahra. urgenitas Media Dalam Mendukung Proses Pembelajaran yang
Kondusif. Jurnal Ilmiah CIRCUIT, Vol.1, No.1 Juli 2015
Ramen A. Purba, Andi Febriana Tamrin, Imam Rofiki, dkk 2016, Teknologi
Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis,
Rosmaimuna Siregar, 2018“Prinsip dan Variasi Media Pembalajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) Pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)”,
Jurnal Ilmu – Ilmu Sosial dan Keislaman, Vol 01 hal. 1-16
Sadirman, Arif. dkk, 2007 “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfatannya”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina, 2006Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

16
M dkk, 2018 ‘Pembelajaran, Inovasi Model’, Edukatif": Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 37. No.1 (h.
27–35

18

Anda mungkin juga menyukai