Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN SASTRA DAN INOVASINYA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengkajian


Model-Model dan Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.

oleh:
1. Maulida Azkiya Rahmawati NIM 0202522001
2. Indra Rasyid Julianto NIM 0202522002
3. Novi Auliana Putri NIM 0202522003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Media Pembelajaran Sastra dan
Inovasinya”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penulisan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa mempermudah segala usaha kita. Amin.

Semarang, 1 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Hakikat Media Pembelajaran.......................................................................4
B. Kriteria Media Pembelajaran yang Baik......................................................8
C. Jenis-Jenis Media Pembelajaran..................................................................9
D. Inovasi Media Pembelajaran Sastra...........................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................30
A. Simpulan....................................................................................................30
B. Saran...........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berperan penting dalam pembangunan, proses pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Kelangsungan serta
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. Hal ini
menjadikan peran pendidikan sangat penting bagi setiap bangsa. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) telah menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang
sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar
agar siswa atau peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang baik,
kecerdasan, dan segala hal yang dibutuhkan peserta didik termasuk penguasaan
keterampilan yang baik untuk pribadi maupun masyarakat luas.
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau bahan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, penggunaan media dalam pembelajaran
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami
mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan
menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup pada masa sekarang dan masa
akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah menciptakan situasi
belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa
dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan
efisien. Dalam hal ini, media pembelajaran merupakan salah satu pendukung yang
efektif dalam membantu terjadinya proses belajar mengajar.
Pada proses pembelajaran, media pembelajaran merupakan wadah dan
penyalur pesan dari sumber pesan, yaitu guru, kepada penerima pesan atau siswa.
Media pembelajaran dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada
diri siswa. Diharapkan melalui proses pembelajaran yang baik dan menarik siswa
dapat menangkap materi secara maksimal dan tujuan pembelajaran yang selama
ini diinginkan dapat tercapai.

1
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, media pembelajaran yang digunakan
oleh para pendidik belum banyak yang memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Media pembelajaran yang digunakan sering kali hanya berupa video dan gambar.
Oleh karena itu, makalah media pembelajaran sastra dan inovasinya akan
membahas tentang hakikat media, kriteria media pembelajaran yang baik, dan
inovasi terkini yang dapat dijadikan sebagai referensi atau rujukan dalam
mengembangkan suatu media pembelajaran, khususnya pada pembelajaran sastra
Indonesia di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
permasalahan dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hakikat media pembelajaran?
2. Bagaimana kriteria media pembelajaran yang baik?
3. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran sastra?
4. Bagaimana inovasi pembelajaran sastra yang penulis temukan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan hakikat media pembelajaran.
2. Mendeskripsikan kriteria media pembelajaran yang baik.
3. Mendeskripsikan jenis-jenis media pembelajaran sastra.
4. Mendeskripsikan inovasi pembelajaran sastra yang telah penulis temukan.

D. Manfaat Penulisan
Ada dua manfaat dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
informasi mengenai media pembelajaran sastra dan inovasinya. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi bahan referensi khususnya pada bidang sastra yang
membahas tentang media pembelajaran dan inovasinya. Selain itu, makalah ini

2
diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam bidang media
pembelajaran sastra dan inovasinya.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa, inovasi media pembelajaran dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran sehingga menjadi salah satu media yang mampu
meningkatkan semangat belajar dan memberikan pemahaman berkait materi
yang disampaikan.
b) Bagi pendidik, dapat dijadikan contoh dalam memilih, membuat, dan
mengembangkan media pembelajaran di lingkungan sekolah.
c) Bagi orang tua, inovasi media pembelajaran dapat menjadi salah satu media
belajar di rumah agar anak tidak merasa bosan.
d) Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau rujukan jika
suatu saat melakukan penelitian relevan dengan makalah ini yaitu tentang
media pembelajaran sastra dan inovasinya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Media Pembelajaran Sastra


Pembahasan mengenai hakikat media pembelajaran meliputi (1) pengertian
media pembelajaran, (2) manfaat media pembelajaran, dan (3) fungsi media
pembelajaran. Uraian mengenai hakikat media pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara
harfiah berarti ”tengah”, perantara, atau pengantar. Media dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima informasi. Menurut Latuheru (1988), media
mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Sejalan dengan pendapat tersebut
Sanaky (2013) mendefinisikan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat
atau sarana yang memiliki fungsi dan dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan
pesan pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi tersebut media dapat diartikan
sebagai perantara untuk mengirimkan suatu pesan atau informasi.
Reiser (2012:1) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat
alat fisik yang dapat membantu menyajikan pembelajaran kepada para peserta
didik dengan berbagai cara yang dikemas oleh seorang pendidik. Media juga
disebut sebagai perantara pendidik untuk menyampaikan segala hal atau pesan
yang tidak bisa dilihat langsung oleh peserta didik, tetapi secara tidak langsung
dapat diilustrasikan melalui media (Suryani 2019). Berdasarkan pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang digunakan
untuk membantu menyampaikan materi yang akan diberikan oleh seorang guru,
dosen, tutor, atau pendidik lainnya agar tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, baik pengetahuan maupun keterampilan.
Saat ini, media dijadikan sebagai inovasi unggul yang sangat berperan di abad
21. Mansyur (2016:159) juga menyatakan adanya inovasi pembelajaran yang
relevan dengan perkembangan zaman dapat membuat suasana pembelajaran yang
tidak monoton. Senada dengan pendapat tersebut, Sardiman (2007)

4
mengungkapkan bahwa media adalah sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat, serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah salah satu alat atau perantara yang dapat digunakan oleh
pendidik atau guru dalam menyampaikan informasi atau materi kepada para
peserta didik sehingga dapat merangsang minat peserta didik dalam pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran, guru atau pendidik akan lebih mudah dalam
menyampaikan materi dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam
pembelajaran sastra Indonesia.

2. Manfaat Media Pembelajaran


Media pembelajaran pada umumnya memuat informasi yang hendak
disampaikan kepada peserta didik. Menurut Miftah (2013: 100) ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari adanya media pembelajaran yaitu sebagai
berikut.
a. Dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung, karena dapat
memberikan informasi atau pengetahuan yang ingin disampaikan oleh guru
dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mempelajari suatu hal dan
untuk meningkatkan keterampilan peserta didik.
c. Untuk memotivasi terjadinya perilaku yang baik dari penggunanya.
d. Dapat mempengaruhi sikap atau tingkah laku, nilai, emosi, dari diri
penggunanya.
e. Proses pembelajaran akan lebih menarik, terarah, dan lebih fokus.
f. Siswa lebih bisa menyimak materi dengan tenang dan tidak membuatnya
jenuh.
Hal ini sejalan dengan pendapat Kamhar (2019: 3) yang memaparkan
tentang beberapa manfaat dari adanya media pembelajaran yakni.
a. Aspek interaksi dan berbagai informasi lebih luas.
b. Penyampaian materi dalam pembelajaran menjadi lebih baku.
c. Pembelajaran dapat lebih menarik dan menyenangkan.

5
d. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
e. Dapat mempersingkat waktu pembelajaran, akan tetapi materi tetap
tersampaikan.
f. Meningkatkan kualitas hasil belajar.
g. Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja sesuai yang
diinginkan.

3. Fungsi Media Pembelajaran


Secara umum salah satu fungsi utama dari adanya media pembelajaran adalah
sebagai salah satu alat yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa. Arsyad (2019: 19) menyatakan bahwa beberapa fungsi dari adanya
media pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a. Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru bagi peserta didik.
b. Memotivasi dan merangsang proses pembelajaran.
c. Membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Scanlan (2012) menjelaskan bahwa fungsi media pembealajaran yaitu dapat
memfasilitasi belajar seseorang dan dapat meningkatkan pemahaman seseorang
tentang materi pembelajaran. Selain itu, ada beberapa fungsi yang lain yaitu
sebagai berikut.
a. Menarik perhatian.
b. Meningkatkan minat belajar.
c. Mengembangkan iklim dalam proses belajar.
d. Menciptakan keberterimaan ide-ide dan pandangan dari seseorang.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu sebagai salah satu alat
yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi atau informasi tertentu
kepada peserta didik dengan media yang menarik dan inovatif. Media dapat
membantu peserta didik dalam memahami suatu materi pembelajaran dengan
lebih mudah. Selain itu, diharapkan dengan adanya media pembelajaran, tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik dan maksimal khususnya pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.

6
Sudjana (1990: 37) mengungkapkan adanya nilai-nilai praktis dari media
pembelajaran yang berperan penting dalam membantu praktisi pendidikan yaitu
sebagai berikut.
a. Media menjadi dasar kerangka berpikir dan dapat mengurangi verbalisme
b. Media memperbesar minat dan perhatian peserta didik dalam pembelajaran
c. Media menjadikan dasar perkembangan hasil belajar yang bertambah
signifikan
d. Media memberikan pengalaman dalam menumbuhkan kegiatan mandiri
peserta didik
e. Media menumbuhkan pola pikir yang sistematis
f. Media membantu tumbuh kembang dalam kemampuan berbahasa peserta
didik
g. Media membantu perolehan berkembangnya efisiensi pengalaman mengajar
lebih sempurna
h. Media memungkinkan peserta didik dalam hal bahan ajar yang lebih jelas
i. Media membantu metode pembelajaran lebih bervariasi.
j. Media menyeimbangkan peserta didik dan pendidik dalam hal aktivitas
pembelajaran.
Dewi dan Budiana (2018) menyampaikan Fungsi Media Pembelajaran
Bahasa dengan lebih spesifik yaitu sebagai berikut.
a. Alat bantu dalam mengantarkan materi pembelajaran bahasa.
b. Mengonkretkan informasi atau materi pembelajaran bahasa yang bersifat
abstrak. Misalnya media gambar untuk mengonkretkan objek dalam
pembelajaran menulis teks deskripsi.
c. Mengefektifkan penyampaian materi pembelajaran bahasa yang
membutuhkan waktu lama jika disampaikan secara verbal. Misalnya
pengucapan fon dalam matakuliah Fonologi.
d. Memberi stimulus bagi pembelajar.
e. Memusatkan perhatian pembelajar
f. Mengakomodasi penyampaian materi-materi yang bersifat khusus dan
membutuhkan penafsiran, misalnya tentang penyampaian peristiwa alam dan
sosial dalam teks eksplanasi.

7
g. Mengakomodasi berbagai gaya belajar pembelajar.
B. Kriteria Media Pembelajaran yang Baik
Menurut Sudjana (1990) ada beberapa kriteria dalam memilih media
pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran. Dengan adanya media
pembelajaran, materi akan lebih mudah dipahami peserta didik.
3. Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktik
penggunaannya.
4. Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pembelajaran.
5. Bermanfaat bagi peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Sesuai
dengan taraf berpikir peserta didik.
Sementara Richey, dkk. (2004) mengemukakan bahwa ada 6 kriteria yang
perlu dipertimbangkan guru dalam pemilihan atau pengembangan media
pembelajaran, yaitu (1) ketepatan/kesesuaian jenis media dengan tujuan
pengajaran, (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan
memperoleh media, (4) keterampilan guru dalam menggunakannya, (5) tersedia
waktu untuk menggunakannya, dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak.
Miftah dan Rokhman (2022) menambahkan bahwa kriteria pemilihan media
pembelajaran yang perlu menjadi perhatian guru adalah sebagai berikut.
1. Tujuan pembelajaran, artinya mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai oleh pebelajar.
2. Konten, artinya media pembelajaran yang akan dimanfaatkan di dalam kelas
mengacu pada tujuan pembelajaran (khusus) yang ingin dicapai dan berkaitan
dengan isi kurikulum.
3. Ketersediaan media, artinya guru memanfaatkan media pembelajaran di
dalam kelas berdasarkan ketersediaan jenis media.
4. Guru dapat merancang dan mengembangkan sendiri jenis media yang akan
digunakan.
5. Faktor fleksibilitas, artinya kesesuaian antara media yang digunakan dengan
latar pembelajaran.

8
6. Daya tahan, artinya media yang baik adalah apabila bisa digunakan untuk
waktu yang relatif lama.
7. Efektivitas biaya, artinya guru hendaknya mempertimbangkan tingkat
ketercapaian pembelajaran tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak.
8. Kesesuaian pesan-pesan yang dibawakan oleh media dengan materi pelajaran
yang akan kepada pelajar.

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Media sebagai sarana informasi dalam proses pembelajaran tentunya perlu
digunakan sesuai dengan tujuan pemebalajaran. Fungsi utama media pembelajaran
ialah membantu proses pembelajaran yang diciptakan oleh pendidik sebagai alat
bantu yang difungsikan dalam iklim, kondisi, lingkungan belajar yang diciptakan
(Arsyad, 2013: 19). Salah satunya adalah sebagai alat bantu mengajar untuk
meningkatkan kreatifitas peserta didik dan meningkatkan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran. Melalui adanya media sebagai alat bantu, peserta didik dapat
termotivasi untuk mengasah kemampuan keterampilan berbahasa, seperti
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Melalui media pembelajaran proses belajar peserta didik akan lebih efektif
dan efisien. Untuk dapat bisa menggunakan media pembelajaran yamg sesuai,
pendidik perlu mengetahui jenis-jenis media pembelajaran. Menurut Hamdani
(dalam Firmadani, 2020: 97) media dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu
sebagai berikut.
1. Media Visual
a. Pengertian Media Visual
Media visual dapat diartikan menjadi media yang dapat dilihat dengan indra
mata. Media visual memperlancar pemahaman, penguatan ingatan, dan
menumbuhkan minat siswa karena memperjelas penyajian secara nyata dan dapat
diproyeksikan (Arsyad, 2013: 91). Menurut Munadi (2014) media visual adalah
media yang melibatkan indera penglihatan. Sejalan dengan pendapat tersebut
Sanjaya (2012) mengungkapkan bahwa media pembelajaran visual adalah media
yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media visual juga
dapat diartikan dengan semua wujud benda yang terlihat dan digunakan untuk

9
menyampaikan suatu pesan (Smaldino et al., 2011). Berdasarkan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran visual adalah media yang
melibatkan indera penglihatan dan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan.
Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal
dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam
bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke
dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Jadi, media pembelajaran visual yang baik
bukan sekadar menarik, melainkan dapat mewakili atau memberikan ilustrasi
terhadap isi materi pembelajaran melalui lambang-lambang visual yang
ditampilkan sehingga para siswa dapat memahami materi yang disampaikan
dengan lebih mudah, serta mampu meningkatkan motivasinya dalam belajar.
Dengan kata lain, media visual berpengaruh terhadap daya imajinasi dan berpikir
kritis siswa.
b. Jenis Media Pembelajaran visual
Menurut Smaldino, Lowther, Russell (2011) jenis-jenis media pembelajaran
visual dapat dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut.
1) Realistik
Media pembelajaran visual yang termasuk dalam kategori ini adalah media
yang menampilkan objek sebenarnya. Misalnya media foto, gambar objek, dan
benda asli. Dalam pembelajaran sastra, penerapan media foto atau gambar objek
misalnya digunakan untuk media bantu dalam menulis puisi.
2) Analogis
Media pembelajaran analogis adalah media yang menampilkan objek dengan
sesuatu lainnya yang mengandung kemiripan. Atau dapat diartikan media visual
yang menyampaikan konsep atau topik dengan dengan menampilkan gambar yang
menganalogikan suatu konsep tersebut. Misalnya media kartun, karikatur, sketsa,
poster, komik, peta, dan benda model/diorama. Implementasinya dalam
pembelajaran sastra misalnya penggunaan media karikatur dalam pembelajaran
teks anekdot.
3) Organisasional
Media organisasional merupakan media pembelajaran dengan tampilan visual
yang menggambarkan hubungan berbagai elemen secara kualitatif. Misalnya

10
skema, peta konsep, diagram alur, dan bagan. Contoh dalam pembelajaran sastra
adalah diagram Freytag (diagram alur) dalam pembelajaran menganalisis prosa.
4) Relasional
Media relasional merupakan media pembelajaran visual yang
menggambarkan hubungan berbagai elemen secara kuantitatif. Misalnya media
diagram, skema, grafik, bagan, dan tabulasi yang menggambarkan hubungan
kuantitatif. Contoh dalam pembelajaran sastra media ini dapat digunakan untuk
menyajikan data kuantitatif dalam teks.
5) Transformasional
Media yang termasuk dalam kategori transformasional merupakan media
visual yang menjelaskan alur, gerakan, atau urutan prosedural. Misalnya
penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran teks cerpen untuk
membuat urutan cerita.
6) Interpretif
Media interpretif adalah media yang secara visual menggambarkan hubungan
teoretis dan abstrak.

2. Media Audio
a. Pengertian Media Audio
Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan
para peserta didik yaitu media audio. Media audio sendiri dapat meningkatkan
salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu pada aspek
keterampilan menyimak khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Audio
adalah suara yang ke luar dari getaran sebuah benda. Media audio adalah sarana
untuk menyampaikan informasi yang lebih komunikatif dan menarik. Media audio
merupakan media yang menjadikan lambang-lambang auditif melalui pesan yang
disalurkan dan menjadikan penjelasan secara rinci (Aghni, 2018: 108).
b. Jenis Media Audio
Berikut adalah jenis-jenis dari media audio yang dapat menjadi pilihan dalam
menentukan media pembelajaran audio dalam pembelajaran bahasa, antara lain
sebagai berikut.
1) Phonografh (Gramaphone)

11
Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang bernama gramafon,
selanjutnya dikenal dengan nama piringan hitam. Piringan hitam ini mampu
merekam berbagai macam suara, sehingga alat ini cocok untuk pelajaran musik,
drama, puisi, dongeng, turur, dan cerita.
2) Compact Disc (CD)
Compact disc atau cakram padat adalah sebuah piringan optical untuk
menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat kemudian diadopsi
sebagai alat penyimpanan data yang terkenal sebagai CD-ROM.
3) Radio
Radio merupakan alat komunikasi elektromagnetik untuk mengirim dan
menerima pesan suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui
udara. Di dalam dunia pendidikan, radio masih terpakai sebagai
media pembelajaran, khususnya untuk program pembelajaran jarak jauh. Radio
memiliki daya jangkau sangat luas, sehingga peserta didik dapat mendengarkan
berita yang aktual, mengetahui beberapa kejadian terbaru, dan masalah kehidupan.
4) Spotify
Spotify merupakan layanan streaming musik, podcast, di mana kita dapat
mendengarkan jutaan musik yang ada di dalamnya melalui berbagai perangkat. Di
ekosistem Apple sendiri, Spotify bisa kita nikmati di iPhone, iPad, bahkan juga
Mac. Spotify juga menyediakan web player yang bisa kita akses melalui browser.
5) Pesan Suara (Voice Chat)
Pada pesan suara dapat dilakukan ketika pembahasan ada di dalam grup
WhatsApp saling berbalas pesan suara.

3. Media Audio Visual


a. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual merupakan suatu pengombinasian dalam penyajian bahan
ajar yang memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan. Media ini dapat
menjadi alat fasilitator yang mampu mendampingi proses pembelajaran dengan
kemudahan yang akan didapatkan (Gabriela 2021:105). Menurut Sanjaya
(2010:172) media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, slide, suara, dan

12
sebagainya. Contoh dari media audio visual adalah program-program televisi,
video, dan sebagainya.

b. Jenis Media Pembelajaran


Media audio visual ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu sebagai berikut.
1) Audio visual diam
Media audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti aplikasi power point, camtasia, dan windows maker.
2) Audio visual gerak
Media audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video, siaran televisi, dan
aplikasi-aplikasi seperti powtoon, canva, articulate storyline, smartapps,
youtube, dll.

D. Inovasi Pembelajaran Bahasa


Berikut merupakan beberapa inovasi pembelajaran yang penulis temukan di
lapangan.
1. Articulate Storyline
Salah satu inovasi media pembelajaran yang penulis temukan di lapangan
yaitu Articulate Storyline. Berikut ini penjelasan mengenai Articulate Storyline.
a. Articulate Storyline sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif
Multimedia merupakan gabungan dari berbagai media yang berupa animasi,
video, grafik, audio, teks, gambar, interaksi, dan lain-lain (Widiasworo, 2019).
Sementara multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2016).
Surjono (2017) menambahkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif
merupakan sebuah program pembelajaran yang memuat gabungan animasi, video,
grafik, audio, teks, gambar, simulasi secara terpadu dan berkesinambungan
melalui dukungan dari perangkat komputer atau sejenisnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam multimedia pembelajaran interaktif, pengguna dapat
berinteraksi dengan program secara aktif. Pembelajaran melalui multimedia

13
adalah pembelajaran yang didesain dengan menggunakan berbagai media secara
bersamaan seperti teks, gambar, film, dan Iain sebagainya yang saling bersinergi
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Zaniyati 2017).
Memanfaatkan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat membuat
pembelajaran lebih menarik. Hal ini dikarenakan multimedia interaktif digunakan
dengan melibatkan peserta didik secara aktif. Selain itu, multimedia interaktif juga
didesain dengan menggabungkan berbagai media secara bersamaan seperti teks,
gambar, audio, video, animasi dan sebagainya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan
multimedia interaktif dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah
Articulate Storyline. Amiroh (2019:2) menyampaikan bahwa Articulate Storyline
adalah satu diantara media authoring tools yang digunakan sebagai media
pembelajaran interaktif dengan konten yang berisi gabungan teks, gambar, suara,
grafik, animasi, dan video. Penggunaan dan pembuatan media pembelajaran
menggunakan Articulate Storyline ini mudah dan dapat dijadikan solusi dalam
membuat media pembelajaran yang menarik dan kreatif. Sejalan dengan hal
tersebut Rafmana, dkk. (2018) menyatakan bahwa pemanfaatan media Articulate
Storyline secara tepat dapat menjadi pembangkit motivasi dan rangsangan
terhadap proses pembelajaran peserta didik.
Articulate Storyline merupakan perangkat lunak buatan Global
Incorporation yang dapat digunakan untuk memproduksi sebuah media
pembelajaran interaktif. Dewi, dkk (2021: 51) menambahkan bahwa Articulate
Storyline adalah aplikasi yang digunakan untuk menghasilkan media
pembelajaran interaktif berkualitas tinggi dengan cara yang sangat mudah. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Chiasson (2015: 6) menyampaikan bahwa “storyline is
an authoring tool that allows you to challenge your creativity to produce high-
quality, interactive e-learning in a very easy manner”. Output yang dapat
dihasilkan dari Articulate Storyline beragam, mulai dari format pengguna iOS,
android, dan PC.
Articulate Storyline adalah sebuah software yang dikemas dengan fitur out-
of-the-box yang tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk mengoperasikannya
(Harnett 2013). Software ini adalah zona bebas pemrograman yang dapat diikuti

14
semua orang. Pembuatan e-learning tidak lagi terbatas pada pengembang.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Articulate
Storyline adalah sebuah software yang dapat digunakan untuk membuat
multimedia pembelajaran interaktif dengan cara yang mudah.
Software Articulate Storyline mendukung fitur seperti Adobe flash dan
Macromedia Flash dalam pembuatan animasi, namun mempunyai interface yang
sederhana seperti Power Point. Fitur-fitur Articulate Storyline yang lengkap tetapi
mudah digunakan menjadikan software ini banyak dimanfaatkan untuk membuat
media pembelajaran interaktif. Aplikasi Articulate Storyline memiliki fitur-fitur
seperti character, picture, movie, timeline, dan lain-lain yang mudah digunakan.
Media pembelajaran yang dibuat dengan Articulate Storyline dapat diformat
dalam bentuk Learning Management Sistem (LMS), aplikasi, CD, ataupun web
personal. Aplikasi Articulate Storyline juga dapat dimasukkan berbagai jenis
media file berupa file animasi (swf), video (flv), gambar, dan e-book (pdf) sebagai
penunjang fasiltas media pembelajaran.
Darnawati, dkk. (2019) mengemukakan bahwa media pembelajaran
menggunakan Articulate Storyline diharapkan mampu menjadi alternatif media
pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana pembelajaran baru dan menarik
serta mampu membantu pendidik menyampaikan materi yang sulit untuk
disampaikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdawela (2021)
menunjukkan bahwa media pembelajaran Articulate Storyline ini memudahkan
guru dalam menyampaikan materi. Selain itu, peserta didik juga tertarik belajar
menggunakan media pembelajaran Articulate Storyline karena dapat membantu
dalam memahami materi pembelajaran.
Media pembelajaran menggunakan Articulate Storyline ini menghasilkan
media pembelajaran yang mengombinasikan gambar, slide, video, audio, dan
animasi sehingga pembelajaran lebih menarik. Selain itu, media pembelajaran
yang dihasilkan juga bisa menjadi sarana untuk melakukan tes atau kuis secara
interaktif.
b. Keunggulan Articulate Storyline
Menurut Dewi, dkk. (2021) Articulate Storyline memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan media lain, antara lain sebagai berikut.

15
1) Fiturnya memiliki kemiripan dengan Microsoft PowerPoint.
2) Mudah dipelajari bagi para pemula yang menguasai Microsoft PowerPoint.
3) Mendukung pembelajaran berbasis Game karena bersifat Interaktif.
4) Konten Articulate Storyline 3 dapat berupa gabungan dari video, animasi,
suara, grafik, gambar, dan teks.
5) Hasil publikasi dapat dijalankan melalui:
a) Desktop, berupa file aplikasi (.exe)
b) Web browser, berupa file HTML5
c) Smartphone Android, dengan mengkonversinya menjadi APK
d) LMS (Learning Management System) seperti Moodle, berupa file
SCORM.
6) Memiliki ukuran file hasil publikasi maupun konversi APK yang relatif kecil
sehingga ringan dipasang di smartphone.
Rohmah dan Bukhori (2020) mengungkapkan media pembelajaran
menggunakan Articulate Storyline memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai
berikut.
1) Aplikasi yang dapat dipublikasikan ke playstore.
2) Tampilan yang diberikan interaktif.
3) Memudahkan peserta didik belajar dimana saja dan kapan saja.
4) Dapat diakses secara offline.
5) Media pembelajaran yang bisa digunakan di rumah.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang dibuat dengan software articulate storyline memiliki banyak
kelebihan dan keunggulan yang dapat menunjang proses kegiatan belajar
mengajar.
c. Kekurangan Articulate Storyline 3
Disamping memiliki kelebihan, Articulate Storyline 3 juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut (Dewi, dkk. 2021).
1) Tampilan media ketika dijalankan di smartphone tidak bisa benar-benar full
screen. Jadi masih ada margin dari batas layar smartphone. Namun dari sisi
konten, semua dapat dijalankan dengan baik.

16
2) Jika menggunakan backsound pada media, maka backsound akan dijalankan
hanya pada slide/layer dimana media tersebut ditambahkan. Namun jika
ingin backsound dijalankan sepanjang media, kita dapat menambahkan
script tertentu untuk mensiasatinya.

2. Instagram
Salah satu inovasi media pembelajaran yang penulis temukan di lapangan
yaitu Instagram. Berikut ini penjelasan mengenai Instagram.
a. Instagram sebagai Media Pembelajaran Sastra
Saat ini teknologi sudah berkembang sangat pesat. Media sosial menjadi
kebutuhan yang tak terpisahkan bagi setiap masyarakat, khususnya para pelajar.
Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan. Hal ini dapat menjadi dasar
untuk membuat media pembelajaran. Salah satu media sosial yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ialah instagram. Pembelajaran ini tidak
hanya dilakukan saat tatap muka melainkan juga dapat digunakan secara daring.
Instagram dapat menyebarkan informasi kepada khalayak ramai, informasi
tersebut dapat berupa materi pelajaran maupun ilmu secara umum yang
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Instagram adalah sosial media berbasis gambar yang memberikan layanan
berbagi foto atau video secara online. Instagram berasal dari kata “instan” dan
telegram”. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang
pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram" yang cara kerjanya
untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Oleh karena itu,
instagram dapat didefinisikan sebagai media yang dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan Internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diterima dengan cepat.
Instagram adalah media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dan mudah
dijangkau oleh seluruh peserta didik karena pelajar sudah dapat menggunakan

17
instagram dengan baik. Instagram juga dapat dikategorikan memiliki fitur yang
cukup lengkap untuk mendukung proses pembelajaran. Cara menggunakan
instagram sebagai media pembelejaran dapat dibuat di feed instagram, reels, ig
story, dan live.
Jika ingin memberikan materi yang cukup banyak guru dapat mengunggah
materi tersebut melalui beranda (feed) Instagram. Jika guru ingin memberikan
materi yang tidak terlalu banyak dan sedikit latihan untuk melatih keterampilan
siswa, maka guru dapat menggunakan fitur ig story. Kemudian, jika guru ingin
menyampaikan materi secara langsung atau ingin memberikan materi tambahan
terkait materi yang sudah diunggah, maka guru dapat menggunakan fitur live pada
Instagram. Fitur-fitur ini dapat memudahkan guru dalam berkomunikasi dengan
siswa melalui Instagram.
b. Keunggulan Instagram
Menurut Ambarsari (2020) keunggulan instagram antara lain sebagai
berikut.
1) Memudahkan guru dan peserta didik untuk saling berinteraksi dan
membagikan materi
2) Mudah dijangkau
3) Materi dapat dikemas dengan menarik

c. Kekurangan Instagram
Instagram juga memiliki beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut.
1) Membutuhkan jaringan internet yang stabil
2) Tidak bisa diakses secara offline

3. Smart Apps Creator


Inovasi pembelajaran lain yang kami temukan di lapangan adalah Smart Apps
Creator. Berikut ini penjelasan mengenai Smart Apps Creator.
a. Smart Apps Creator Sebagai Media Pembelajaran Menarik dan
Berkesan
Smart Apps Creator merupakan salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembuatan aplikasi android dengan sangat mudah dan praktis.
Menurut Sitopu (2022) Smart Apps Creator adalah aplikasi desktop untuk
membuat aplikasi mobile android dan iOS tanpa kode pemrograman.

18
b. Kelebihan Smart Apps Creator
Menurut Putri (2022) Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari
Smart Apps Creator:
1) Dapat membuat aplikasi baru tanpa ilmu programming
Aplikasi ini memang ditunjukkan untuk hal itu, pasalnya setiap kita ingin
membuat aplikasi diperlukan ilmu program atau desain sehingga dapat mudah
untuk memahami bahasa program dengan baik dan benar. Melalui Smart Apps
Creator kita dapat membuat aplikasi baru dengan mudah dan praktis.
2) Dapat melakukan exporting project html5
Selain membuat aplikasi baru, Smart Apps Creator juga dapat melakukan
pemindahan ke html5. Smart Apps Creator dapat juga exporting ke windows app
yang berformat exe.
3) Tampilan yang mudah dimengerti
Bagi para pengguna yang sering menggunakan photoshop pasti sudah tidak
asing dengan tampilan Smart Apps Creator karena dapat dikatakan bahwa aplikasi
ini membuat penggunanya menjadi lebih paham. Setelah peneliti berhasil
membuat salindia Microsoft office powerpoint dan dari aplikasi Canva, video dari
CapCut dan Kine Master, selanjutnya peneliti mengubah dan editing akhir
sebelum dijadikan menjadi aplikasi yang dapat diakses melalui gawai atau tablet
yang telah dimiliki oleh peserta didik.
4) Tidak memakan banyak ram
Melalui aplikasi ini, kita tidak akan kekurangan ram karena dapat kita atur
sesuai dengan materi yang hendak kita gunakan.
c. Kekurangan Smart Apps Creator
Berikut ini beberapa kekurangan Smart Apps Creator.
1) Masih belum tersedia bahasa Indonesia
Bahasa indonesia masih belum tersedia di smart apps creator. ini juga masih
dalam tahap pengembangan. Hanya terdapat 3 bahasa yang tersedia salah satunya
bahasa china.
2) Hanya dapat membuat aplikasi sederhana
Pada aplikasi Smart Apps Creator tidak perlu pemrograman, akan tetapi yang
dihasilkan adalah aplikasi sederhana dan bentuknya masih seperti salindia.

19
4. Youtube
Salah satu inovasi media pembelajaran yang penulis temukan di lapangan
yaitu Youtube. Berikut ini penjelasan mengenai Youtube.
a. Youtube sebagai Media Alternatif Pembelajaran
YouTube merupakan perangkat salah satu media sosial yang diminati saat ini
(Mujianto, 2019). YouTube dapat memiliki banyak sekali kegunaan yang
menunjang berbagai jenis kegiatan tergantung dari siapa yang menggunakannya.
Sebagai contoh, pengguna internet mengunjungi YouTube bukan hanya untuk
mendapatkan hiburan, tetapi juga untuk belajar atau mendapatkan informasi.
Perkembangan media YouTube sebagai media audiovisual yang juga berkembang
dalam era digitalisasi juga dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan
(Mujianto, 2019).
Sutarti & Astuti (2021: 91) menyatakan YouTube dapat membawa edukasi
bagi penggunanya yang bersifat membangun kebahagiaan dengan teknologi
dengan konten-konten inovasi edukasi menarik di dalamnya. Kegiatan
pembelajaran tentu akan berkembangan mengikuti zaman dan penggunaan media
tentu berdampak besar bagi dunia pendidikan. Perkembangan inilah yang
menjadikan dunia pendidikan membutuhkan banyak inovasi dalam penerapannya.
Pembelajaran di kelas pun dapat menumbuhkan minat dan bakat terselubung
peserta didik melalui adanya inovasi-inovasi pembelajaran yang berlangsung.

b. Kelebihan Media Youtube


Oktapiyani, dkk (2021) menyebutkan adanya manfaat media YouTube dalam
proses pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pembelajaran
2) Sumber pembelajaran instruksional
3) Mampu memberikan tata cara terhadap materi ajar
4) Tampilan mampu memicu motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
Adapun kelebihan lain media YouTube antara lain sebagai berikut.
1) Dapat menonton kembali cuplikan-cuplikan yang terlewat di televisi
2) Dapat mudah mencari video pembelajaran yang menjadi acuan
3) Dapat mengunggah video pembelajaran secara mandiri

20
c. Kekurangan Media Youtube
Berikut ini beberapa kekurangan yang dimiliki media youtube, antara lain
sebagai berikut.
1) Penayangan akan terganggu jika koneksi terhambat
2) Ketersediaan memori dalam video pada umumnya besar
3) Kurang tersedianya aplikasi pengambilan langsung video dari aplikasi.

5. Aplikasi Zepeto
Menurut Salsabil (2022) Zepeto merupakan aplikasi buatan Snow
Corporation yang berdiri pada 2016 di Korea Selatan. Developer ini berada di
bawah bendera perusahaan teknologi ternama, Naver Corporation. Oleh karena
itu, tidak heran bila aplikasi ini cukup tenar di Negeri Ginseng. Dengan Zepeto
kita bisa membuat avatar 3D yang bisa terhubung dengan chat rooms. Ada empat
fitur utama yang dimiliki oleh Zepeto, yaitu Play, Profile, Message, dan Discover.
Masing-masing memiliki menu sendiri-sendiri yang berguna dalam memainkan
avatar di Zepeto. Aplikasi ini juga bisa dimainkan oleh siapapun, mulai dari anak-
anak hingga dewasa. Zepeto bisa dilihat dari hadirnya inspirasi fashion yang bisa
ditemui di sana. Hal ini karena setiap karakter bisa dengan mudah menggunakan
baju terlebih dahulu tanpa perlu membelinya, sehingga urusan padu padan bisa
dilakukan dengan mudah.

6. Fizzo Novel
Fizzo adalah sebuah reading app di mana Anda dapat menemukan
pengalaman seru untuk membaca novel dan buku yang bagus (Haris: 2022).
Berbagai macam genre tersedia termasuk romantis, pemeran utama pria, fiksi
remaja, fantasi, misteri dan lainnya. Ukuran aplikasinya yang cukup kecil, jadi
bagi yang memiliki ruang penyimpanan terbatas tetap bisa menggunakan aplikasi
ini. Selain mendapatkan uang dengan mengundang teman dan membuat cerita di
Fizzo Novels aplikasi ini juga bisa digunakan kapan saja. Aplikasi Fizzo aman
digunakan karena tidak perlu deposit, top up dll. Oleh karena itu, pengguna tidak
perlu mengeluarkan banyak modal. Sehingga para siswa cocok jika menggunakan
aplikasi ini.

21
7. Tiktok
TikTok merupakan suatu aplikasi berjejaring video dan sosial asal China
yang dapat dioperasikan melalui sistem Android dan iOS. Bahri dkk. (2022)
menyebutkan banyak sekali fitur-fitur yang mendukung terealisasinya
pembelajaran karena banyaknya muatan konten yang dapat diakses. Penelitian
Taubah dan Hadi (2020) juga memberikan persentasi mengejutkan, pada bulan
Juni tahun 2018, pengguna aplikasi TikTok mencapai 150 juta dan mengalahkan
pelbagai aplikasi seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan WhatsApp.
Meskipun sempat diblokir oleh pihak KOMINFO pada 3 Juli 2018, Rudiantara
(dalam Taubah & Hadi, 2020) menganggap aplikasi TikTok sebenarnya baik
dilakukan oleh anak-anak terkhususnya siswa di berbagai tingkatan sekolah dalam
mengekspresikan bermacam bentuk hal kreatif. Terlepas dari hal tersebut, aplikasi
TikTok memang sangat digandrungi dan dapat dijadikan media interaktif bagi
siswa.
Berdasarkan data tersebut, TikTok dapat diperhitungkan menjadi salah
satu media pembelajaran yang menarik dan menjadi media pembelajaran yang
interaktif dalam pembelajaran. Berikut rincian fitur-fitur yang dapat
dimaksimalkan dalam mengakses aplikasi TikTok.
Tabel 1. Fitur-fitur yang dapat dimaksimalkan dalam mengakses
aplikasi TikTok
Fitur-fitur Fungsi
Rekam Suara Melakukan rekam suara melalui perangkat atau gawai yang
nantinya disalurkan pada akun TikTok personal maupun
kolektif.
Rekam Video Melakukan rekam video melalui perangkat atau gawai yang
nantinya disalurkan pada akun TikTok personal maupun
kolektif.
Suara latar Menambahkan suara latar yang sudah tersedia dalam
aplikasi atau mengunggah dari fail suara atau musik dari
media penyimpanan aplikasi akun TikTok pribadi maupun
kolektif.
Edit Mengubah tata letak atau menyunting draf video yang telah
dibuat sebelum siap untuk diunggah melalui akun TikTok
pribadi maupun kolektif.
Bagikan Membagikan atau menyebarluaskan video yang sudah
diunggah melalui akun TikTok pribadi maupun kolektif
Duet Mengolaborasikan video dengan pengguna lainnya.

Uraian di atas merpakan ragam fitur yang dapat dimaksimalkan dalam


aplikasi TikTok dan dapat dijadikan inovasi dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia. keberadaan fitur-fitur yang mampu mengimplementasikan

22
berbagai keterampilan berbahasa, tentu memberikan keleluasaan dalam
mengeksplorasi keterampilan-keterampilan yang ingin dicapai.
Keterampilan berbahasa antara lain yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut harus mampu berproses dengan
lancar dan terkhusus dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah,
diharapkan mampu memaksimalkan keterampilan berbahasa tersebut (Dewanta,
2020). Proses penyampaian suatu ide, gagasan, atau tujuan meliputi keterampilan
berbahasa tentu wajib dilakukan oleh para pendidik saat menyampaikan suatu
materi. Kemudian dengan diberlakukannya suatu media, daoat memberikan
kemudahan dalam menyampaikan meknaisme pembelajaran. Dalam hal ini,
keempat keterampilan berbahasa dapat dimaksimalkan melalui penggunaan
aplikasi TikTok seperti:

 Keterampilan Menyimak
Sesuai dengan karakter dan fitur yang ditawarkan, aplikasi Tik Tok dapat menjadi
alternatif pembelajaran dalam ranah menyimak. Dapat terkandung dalam segi
audio dan visual. Dalam hal ini, pembelajaran menyimak berbantuan dengan
aplikasi TikTok dapat dimanfaatkan pada contoh kompetensi dasar kelas VIII
yaitu kompetensi dasar 3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan teks ulasan (film,
cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang diperdengarkan dan dibaca. Siswa
dapat diperdengarkan beberapa ulasan mengenai pembahasan yang dapat dicara
melalui aplikasi TikTok sebagai media ajar.
 Keterampilan Berbicara
Pada pembelajaran dapat diaplikasikan dalam pembelajaran teks narasi maupun
pembelajaran teks diskusi. Dapat terlihat pada adanya fitur rekam dan sebagainya.
Dalam hal ini siswa dapat mengunggah keterampilan berbicaranya melalui
aplikasi TikTok dan bila diilustrasikan dan diaplikasikan pada kompetensi dasar
kelas VIII yaitu 4. 11 Menceritakan kembali isi teks ulasan tentang kualitas karya
(film, cerpen, puisi, novel, karya seni daerah) yang dibaca atau didengar.
Tentunya dapat diuji dalam kompetensi dasar tersebut yang kemudian siswa
dapat mengunggahnya pada aplikasi TikTok.
 Keterampilan Membaca
Pada pembelajaran dapat diaplikasikan dalam pembelajaran teks berita atau teks
lainnya dengan mengintegrasikan fitur-fitur yang ada. Dalam hal ini siswa dapat
mengaplikasikannya dalam kompetensi dasar kelas VII 4.10 Mengungkapkan
gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa. Pada pengaplikasian
tersebut, siswa dapat mengunggah keterampilan berbicara pada puisi yang
ditampilkan dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa serta
dapat diunggah melalui aplikasi TikTok.
 Keterampilan Menulis

23
Contoh pemanfaatan aplikasi Tik Tok dalam keterampilan menulis adalah dalam
kompetensi dasar menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi
atau puisi mengenai suatu objek. Pemanfaatan ini dapat terlihat pada kompetensi
dasar kelas VIII yaitu 3.15 Mengidentifikasi unsur- unsur drama (tradisional dan
modern) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah. Siswa dapat
memberikan pendeskripsian pada aplikasi TikTok yang dapat mengatur tata letak
berupa kesimpulan-kesimpulan teks tersebut.

24
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memegang
peran cukup penting dalam proses belajar mengajar. Manfaat dan fungsi
media pembelajaran sangat dirasakan baik oleh guru maupun siswa.
Kemampuan guru dalam memilih media yang akan digunakan juga
menentukan keberhasilan media dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Maka dari itu, seorang pendidik harus mengetahui kriteria pemilihan media
pembelajaran yang baik.
Berbicara tentang media pembelajaran tentu tidak akan ada habisnya
karena saat ini banyak media pembelajaran yang mulai dikembangkan dan
dapat digunakan dalam pembelajaran. Ada beberapa inovasi media
pembelajaran yang penulis temukan. Beberapa inovasi media pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sastra antara lain yaitu
Articulate Storyline, Instagram, Smart Apps Creator, YouTube, Aplikasi
Zepeto, Fizzo Novel, dan Tiktok.

B. Saran
Saran dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Guru atau pendidik sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang kreatif
dan inofatif dalam pembelajaran seperti yang telah penulis bahas.
Penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam memahamai materi bahasa Indonesia sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
2. Dalam penerapan atau penggunaan media pembelajaran sebaiknya guru tetap
memantau proses pembelajaran agar kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, Zukhruf. (2020). Penggunaan Instagram sebagai Media Pembelajaran


Bahasa dan Sastra Indonesia Pada Era 4.0. Prosiding Seminar Nasional
PBSI-III Tahun 2020.

Amiroh. (2019). Mahir Membuat Media Interaktif Articulate Storyline. Jawa


Tengah: Cipta Artha Media.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Bahri, A., Damayanti, C. M., Sirait, Y. H., & Alfarisy, F. (2022). Aplikasi Tiktok Sebagai
Media Pembelajaran Bahasa Inggris Di Indonesia. Jurnal Indonesia Sosial Sains,
3(01), 120-130.

Chiasson, Ashley. (2015). Articulate Storyline Essentials. Birmingham: Packt


Publishing.

Darnawati, dkk. (2019). Pemberdayaan Guru Melalui Pengembangan Multimedia


Pembelajaran Interaktif Dengan Aplikasi Articulate Storyline. Amal
Ilmiah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 8–16.

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dewanta, A. A. N. B. J. (2020). Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media


Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia, 9(2), 79-85.

Dewi, Ika Parma, dkk. 2021. Membuat Media Pembelajaran Inovatif dengan
Aplikasi Articulare Storyline 3. Padang: UNP Press.

Firdawela, Indah. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran Articulate Storyline


Menggunakan Model Think Pair Share di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 14 (2) : 99 – 112.

Haris, M. A. 2022. Pemanfaatan Aplikasi Fizzo Novel untuk Meningkatkan


Keterampilan Membaca di SMA. Prosiding Senada. Bojonegoro, 04 Juli
2022.

26
Harnett, Stephanie. 2013. Learning Articulate Storyline. Birmingham: Packt
Publishing.

Kamhar, M. Y. 2019. Pemanfaatan Sosial Media Youtube Sebagai Media


Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu
Pendidikan. 1 (2). 1.

Latuheru, Veronika. 1988. Media dalam Pembelajaran (Edisi Terjemahan).


NewYork: Mac Millan Publishing.

Miftah, M. 2013. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya


Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Jurnal Kwangsan, 1 (2), 100.

Miftah, Mohamad dan Nur Rokhman. 2022. Kriteria pemilihan dan prinsip
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK sesuai kebutuhan peserta
didik. Educenter: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 1 No 4 April 2022.

Mujianto, H. 2019. Pemanfaatan Youtube sebagai Media Ajar dalam


Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar. Jurnal Komunikasi Universitas
Garut, 5(1), 135-159.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:


Gaung Persada Press.

Oktapiyani, R., Tanjung, R., & Arini, D. A. 2021. Pemanfaatan Youtube Sebagai
Meida Pembelajaran Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Tahsinia Volume 2 Nomor 2 2021.

Reiser, Robert A. 2012. Trends and Issues in Instructional Design and


Technology. New York: Pearson.

Richey, R. C., Klein, J. D., & Nelson, W. a. 2004. Developmental research:


Studies of instructional deisgn and development. Handbook of Research
for Educational Communications and Technology.

27
Salsabil, S. A. 2022. Pemanfaatan Aplikasi Zepeto sebagai Media Pembelajaran
Budaya Islam untuk Siswa Kelas 4 SD/MI. Jurnal Ilmiah Keagamaan dan
Kemasyarakatan. 16 (5). 1713.

Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Scanlan, Craig L. Intructional Media: Selection and Use. Online:


http://www.umdnj.edu/idsweb/idst5330/instructional_media.htm (Diakses
tanggal 3 Mei 2012).

Sitopu, Joni Wilson, dkk. 2022. Aplikasi Pembelajaran Digital. Medan: Yayasan
Kita Menulis.

Smaldino, Lowther, & Russell. (2011). Instructional Technology and Media


Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N. (1990). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryani, Nunuk dkk. 2019. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutarti, T. & Astuti, W. 2021. Dampak Media Youtube dalam Proses


Pembelajaran dan Pengembangan Kreatifitas bagi Kaum Milenial. Jurnal
Widya Aksara. 26(1), 89-101.

Taubah, M., & Hadi, M. N. (2020). Aplikasi Tik Tok sebagai media pembelajaran
maharah kalam. Jurnal Mu’allim, 2(1), 57-65.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

28
Wardiani, Ririen. 2019. The Use Of Multisensorial Media In Learning Writing
Narration Based On Balance Of Brain Function in Elementary School.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4 (1), 25.

Yaumi, Muhammad. 2017. Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, dan


Urgensinya bagi Anak Milenial. Makalah disajikan pada seminar nasional
pemanfaatan media bagi anak milenial. Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Pare-pare dan Pascasarjana UIN Alauddin Makasar.
Makasar, 14-15 Juni 2017.

Zaniyati. Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis ICT. Jakarta: Kencana.

29

Anda mungkin juga menyukai