Anda di halaman 1dari 10

39

PENERAPAN OUTING CLASS METHOD SEBAGAI WAHANA KRITIS


DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA DERET RINE EDISI MASKU
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI
BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS2 SMA NEGERI 2 BOYOLALI
SEMESTER 2 TAHUN 2014/2015

Rini Susilowati *)
rine.sosiolog@yahoo.co.id

Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan outing class
method dengan memanfaatkan media deret rine edisi masku dapat meningkatkan
sikap tanggung jawab dan prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus,
masing-masing siklus terdiri atas 2 kali pertemuan. Subjek penelitian penerapan outing
class method dengan memanfaatkan media deret rine edisi masku adalah peserta
didik kelas XI IPS2 semester 2 SMA Negeri 2 SMA Negeri 2 Boyolali Tahun 2014/2015.
Ada peningkatan prestasi belajar peserta didik setelah penerapan outing class method
dengan memanfaatkan media deret rine. Dari rata-rata nilai ulangan harian mata
pelajaran sosiologi pada siklus 1 sebesar 78, sedangkan rata-rata hasil ulangan harian
mata pelajaran sosiologi pada siklus 2 sebesar 84, berarti ada peningkatan 14%.
Kata kunci: Outing Class Method, media deret rine, dan prestasi belajar,
Abstract: the research was focused on explaining the implementation process of
using outing class method with deret rine media masku edition to improve student
responsibility and achievement in learning sociology. The research was conducted in
2 cycles, each of which in 2 meetings. The subject of the research was the students
of class XI IPS2 semester 2 SMA Negeri 2 Boyolali, academic year 2014/2015. The
result shows an improvement of the students’ achievement in learning Sociology from
the students’ average score of 78 in daily tests in cycle I to 84 in cycle II. This means
an increase by 14%.
Kata kunci: Outing Class Method, deret rine media, and learning achievement.

PENDAHULUAN
Prestasi belajar adalah suatu proses dalam kelas belum mampu meningkatkan
interaksi diri yang melibatkan fisik, psikis prestasi belajar peserta didik pada umumnya.
dan lingkungan untuk mencapai tujuan, yaitu Telah disinggung diatas bahwa metode
adanya perubahan yang bersifat progressif pembelajaran sosiologi yang konvensional
(maju) dalam ranah kognitif (pengetahuan), yang selama ini dilakukan peneliti sebagai
afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku) guru sosiologi membuat anak bosan dan
dengan memahami betul konsep tersebut, kadang-kadang mereka tertidur,
ternyata belajar itu sangat luas sekali dan
tidak hanya terbatas pada “membaca” saja. Tindakan yang perlu dilakukan
Pada kondisi awal hasil belajar peserta penulis untuk meningkatkan tanggung
didik kelas XI IPS2 yang rata-rata sedang jawab dan prestasi belajar peserta didik
dibuktikan dengan hasil ulangan dengan adalah menerapkan outing class method
rata-rata nilai 70 s.d 95 (dengan KKM 76 dengan memanfaatkan media deret rine
untuk mata pelajaran sosiologi). Hal tersebut edisi masku sebagai wahana kritis untuk
merupakan penjelasan awal bahwa sebagian melaksanakan pembelajaran sosiologi ke
peserta didik tidak mampu menuntaskan salah satu lembaga formal (DPRD Boyolali
materi yang disampaikan oleh guru. pada siklus 1 dan Desa Bulusari pada siklus
2) DPRD Boyolali merupakan lembaga
Media pembelajaran sosiologi yang yang mempunyai kewenangan dalam
konvensional selama ini diterapkan oleh guru pembangunan di masyarakat Boyolali,

*) Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Boyolali


40 Rini Susilowati, Penerapan Outing Class Method

terutama keputusan-keputusan politik yang deret rine edisi masku dapat meningkatkan
disyahkan dan masyarakat Desa Bulusari prestasi belajar bagi peserta didik kelas XI
merupakan masyarakat yang mempunyai IPS2 semester 2 SMA Negeri 2 Boyolali
kerukunan antar umat beragama, dibuktikan tahun ajaran 2014/2015. 2) bagaimana
dengan adanya 3 tempat ibadah. Sedangkan penerapan outing class method dengan
pelaksanaan metode ini yang disesuaikan memanfaatkan media deret rine edisi masku
dengan jadwal pelajaran sedang jam dapat meningkatkan sikap tanggung jawab
sosiologi ada di jam 7 dan 8 (setelah istirahat dalam mata pelajaran sosiologi bagi peserta
ke 2 jam 12 siang) di kelas XI IPS2. didik kelas XI IPS2 semester 2 di SMA Negeri
Harapan adanya penelitian ini adalah 2 Boyolali tahun ajaran 2014/2015.
dengan memanfaatkan outing class method Dengan demikian tujuan penelitian
dengan menggunakan media deret rine untuk: 1) mendeskripsikan penerapan outing
edisi masku sebagai wahana kritis sehingga class method dengan memanfaatkan media
tanggung jawab dan prestasi belajar peserta deret rine edisi masku dapat meningkatkan
didik menjadi meningkat seperti perhatian prestasi belajar sosiologi bagi peserta didik
peserta didik terhadap penjelasan guru, kelas XI IPS2 semester 2 SMA Negeri
meningkat kerjasama dalam kelompok 2 Boyolali tahun ajaran 2014/2015; 2)
seperti jika diadakan diskusi peserta mendeskripsikan penerapan outing class
didiknya menjadi aktif dan peserta didik method dengan memanfaatkan media
memiliki kemampuan dalam mengumpulkan, deret rine edisi masku dapat meningkatkan
mengolah data sekaligus menyajikan data sikap tanggung jawab dalam mata
tersebut, pada akhirnya peserta didik mampu pelajaran sosiologi pada materi masyarakat
menyelesaikan masalah hidup, dengan multikultural bagi peserta didik kelas XI IPS
mendapatkan pengalaman belajar dengan semester 2 SMA Negeri 2 Boyolali tahun
melihat secara langsung apa yang terjadi ajaran 2014/2015.
jika seseorang melakukan penyimpangan
Harapan penulis agar penelitian ini
diluar sekolah dengan dibekali life skill yang
memberikan manfaat bagi 1) peserta
diberikan dari sekolah
didik dengan penerapan outing class
Dari pihak penulis diharapkan pem- method sebagai wahana kritis dengan
belajaran outing class method dengan memanfaatkan media deret rine edisi
memanfaatkan media deret rine edisi masku masku dapat memungkinkan peserta didik
sebagai wahana kritis yang diterapkan peneliti melakukan aktivitas di alam terbuka dalam
menjadi salah satu metode yang handal bagi mencari pengalaman, melakukan tindakan
pembelajaran ilmu sosial termasuk mata dengan berhubungan dengan orang lain,
pelajaran sosiologi, sedang mata pelajaran selain guru. 2) guru, penerapan outing class
sosiologi yang membutuhan pemahaman method dengan memanfaatkan media deret
dan penalaran dengan melibatkan orang lain rine edisi masku dapat meningkatkan akan
karena metode ini peserta didik tidak hanya menambah strategi pembelajaran yang
mendengar (to near) dan bisa (to be) atau dapat meningkatkan pembelajaran sosiologi,
menjadi/merasakan sebagai subjek/pelaku merupakan hal yang belum umum dilakukan
dalam masyarakat, terlebih lagi mampu oleh guru di sekolah. Karena itu, hasil
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. penelitian ini dapat memberikan pengalaman
Sedangkan penggunaan media tes dalam baru bagi guru dalam menemukan metode
penelitian ini adalah deret rine edisi masku yang lebih inovatif dalam pembelajaran
Berdasarkan permasalahan berikut, sosiologi dan sangat mendukung adanya
maka secara khusus dapat dirumuskan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan
permasalahan, dengan menekankan pada pembelajaran scientific learning. 3) sekolah,
poin-poin sesuai dengan variabel yang ada hasil penelitian ini dapat memberikan
berikut: 1) bagaimana penerapan outing pengalaman pada guru-guru lain sehingga
class method dengan memanfaatkan media memperoleh pengalaman baru untuk
menerapkan outing class method dengan
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 41

memanfaatkan deret rine edisi masku dalam jika itu berlaku didalam sekolah adalah
pembelajarannya. antara guru dan murid yang melibatkan
pihak ketiga. Metode ini semakin populer
LANDASAN TEORETIS digunakan karena kesesuaiannya dengan
DAN HIPOTESIS TINDAKAN gaya hidup masyarakat yang semakin dekat
dengan alam dan kebebasan.
Sekolah menjadi hal terpenting dalam
masyarakat karena sekolah mampu Alam atau ruang terbuka merupakan
mempersiapkan setiap peserta didiknya media atau sarana pelatihan yang
untuk menyelesaikan permasalahan dalam nonkonvensional. Ruang terbuka memberi-
masyarakat. Jika antar unsur-unsur sekolah kan keleluasaan gerak fisik maupun mental
dapat melakanakan kinerjanya dengan baik bagi peserta. Situasi ini tentunya akan
terutama guru sebagai elemen utama dalam memberikan dampak yang berbeda dimana
sekolah, mampu mempersiapkan metode membuka peluang untuk pengalaman
pembelajaran yang relevan dan pas pada baru yang bukan permasalahan sehari-
peserta didik pada kelas yang diampunya. hari. Ada beberapa sebab mengapa
Karena untuk mempelajari sesuatu dengan metode pembelajaran ini digunakan:
cepat dan efektif, peserta didik harus mampu 1) sebuah simulasi kehidupan komplek
melihat, mendengar dan merasakan. menjadi sederhana; 2) penuh kegembiraan
karena dilakukan dengan permainan; 3)
Adapun kiat mengajar dengan efektif
menggunakan alam bebas sebagai media
ada 6 yaitu: 1) ciptakan kondisi yang benar;
belajarnya; 4) memberikan keadaan,
2) presentasi yang benar; 3) pikirkan; 4)
pengalaman dan situasi yang nyata untuk
ekspresikan; 5) praktikan; dan 6) tinjau,
mempelajari, menambah, mengasah dan
evaluasi dan rayakan. Karena pada intinya
mengaplikasikan ketrampilannya; dan 5)
peserta didik dapat cepat belajar, jika mereka
kegiatan ini menyentuh 3 aspek yaitu kagritif,
dibimbing menemukan sendiri prinsip-prinsip
afektif dan psikometar.
belajar itu sebab ada 3 unsur kunci dalam
belajar terpadu adalah kegiatan proyek di Langkah langkah pelaksanaan adalah
luar kelas yang menarik, memadukan riset 1) merencanakan suatu tujuan, untuk
dan eksplorasi (Sukmadinata 2011:144) menetapkan tujuan ini terlebih dahulu
Jadi pembelajaran ini hampir mirip dengan mengadakan survei ke objek yang dituju,
langkah langkah scientific learning di kunjungan pendahuluan ini harus diperoleh
kurikulum 2013 yang menjadikan penelitian data tentang objek antara lain lokasi,
sebagai kegiatan kita sehari hari. aspek aspek yang dipelajari, jalan yang
ditempuh makan dan biaya transportasi; 2)
Outing Class Method hasil kunjungan pendahuluan dibicarakan
Menurut Muchtar dkk. (2009:4.31) bersama dalam rangka menyusun rencana
mengatakan bahwa metode outing class bepeserta didik sesuai dengan pembagian
hampir sama dengan metode karya wisata, objek dengan jumlah peserta didik yang
dimana guru mengajak peserta didik ke dituju; 3) dibentuk kelompok, menentukan
suatu tempat atau obyek untuk mempelajari metode pengumpulan datanya, menyusun
sesuatu dalam rangka suatu pembelajaran. acara hingga jadwalnya. Mengurus perizinan
Outing class method biasa disebut dengan dan menentukan biayanya; 4) peserta didik
pendekatan eksperiential learning, yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
salah satu cara untuk dapat mendekatkan yang ditentukan; dan 5) hasil yang diperoleh
kenyataan dalam organisasi dengan dari kegiatan ini ditulis dalam bentuk laporan
melakukan kegiatan training yang berbasis dengan format yang disepakati.
pada pengalaman (experience based).
Belajar dari pengalaman adalah salah satu Media Pembelajaran Deret Rine Edisi
metode training yang dianggap sebagai Masku
alternatif metode pelatihan yang baik untuk Kata “media” berasal dari bahasa Latin
materi leadership dan team development “medium” yang berarti “perantara” atau
42 Rini Susilowati, Penerapan Outing Class Method

“pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan Pada permulaan tahun sembilan puluhan
sarana penyalur pesan atau informasi belajar berbagai penelitian menunjukkan bahwa
yang hendak disampaikan oleh sumber diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis
pesan kepada sasaran atau penerima seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers yang
pesan tersebut (Rahardjo 1986:47). Dalam sangat memperhatikan segi-segi subjektif
kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan (perasaan) dalam perkembangan psikolog,
adalah guru dan penerima pesan adalah eksplorasi tentang emosi telah menunjuk
murid. Penggunaan media pengajaran dapat pada sumber-sumber emosi nyata bahwa
membantu pencapaian keberhasilan belajar. emosi selain mengandung perasaan yang
Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa dihayati seseorang, juga mengandung
hasil penelitian telah banyak membuktikan kemampuan mengetahui (menyadari)
efektivitas penggunaan alat bantu atau tentang perasaan yang dihayati dan
media dalam proses belajar-mengajar di kemampuan bertindak terhadap perasaan
kelas, terutama dalam hal peningkatan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu
prestasi peserta didik. Terbatasnya media adalah impuls untuk bertindak.
yang dipergunakan dalam kelas diduga
merupakan salah satu penyebab lemahnya Hipotesis Tindakan
mutu belajar peserta didik. Hipotesis dari penelitian tindakan
ini adalah 1) penerapan metode outing
Sikap Tanggung Jawab class sebagai wahana kritis dengan
Agar peserta didik mempunyai sikap memanfaatkan media deret rine edisi
tanggung jawab dalam proses pembelajaran, masku dapat meningkatkan prestasi belajar
maka diperlukan berbagai upaya dari guru sosiologi bagi peserta didik kelas XI IPS2 di
untuk dapat membangkitkan keaktifan SMA Negeri 2 Boyolali pada semester genap
mereka. Sehubungan dengan pentingnya tahun 2014/2015 dan 2) penerapan metode
upaya guru dalam membangkitkan keaktifan outing class sebagai wahana kritis dengan
peserta didik dalam belajar. Sikap peserta memanfaatkan media deret rine edisi masku
didik ini dapat dilihat dari: (1) perhatian dapat meningkatkan sikap tanggung jawab
peserta didik terhadap penjelasan guru; bagi peserta didik kelas XI IPS2 di SMA
(2) kerjasamanya dalam kelompok; (3) Negeri 2 Boyolali pada materi masyarakat
Kemampuan peserta didik mengemukakan multikultural mata pelajaran Sosiologi
pendapat dalam kelompok ahli; (4) semester genap tahun 2014/2015.
Kemampuan peserta didik mengemukakan
pendapat dalam kelompok asal; (5) memberi METODE PENELITIAN
kesempatan berpendapat kepada teman Penelitian ini penulis lakukan di SMA
dalam kelompok; (6) mendengarkan Negeri 2 Boyolali, Jalan Tentara Pelajar
dengan baik ketika teman berpendapat; Tlatar Kebonbimo. selama satu semester
(7) memberi gagasan yang cemerlang; (8) yaitu semester 2 tahun ajaran 2014/2015,
membuat perencanaan dan pembagian Subjek penelitian adalah peserta didik kelas
kerja yang matang; (9) keputusan XI IPS2 pada mata pelajaran Sosiologi
berdasarkan pertimbangan anggota yang di SMA Negeri 2 Boyolali tahun ajaran
lain; (10) memanfaatkan potensi anggota 2014/2015 dengan alasan kelas tersebut
kelompok; dan (11) saling membantu dan memilki kecerdasan yang merata dan sikap
menyelesaikan masalah. tanggung jawab dengan tingkat bobot
Prestasi Belajar keunikan yang tinggi (keunikan tersebut,
diantara 3 kelas program ilmu sosial bahwa
Prestasi belajar di sekolah sangat
kelas XI IPS2 adalah kelas yang memiliki
dipengaruhi oleh kemampuan umum
tanggung jawab yang baik, data terlampir),
kita yang diukur oleh IQ, IQ yang tinggi
Sedangkan sebagai obyek penelitian atau
meramalkan sukses terhadap prestasi
variabel penelitian adalah penerapan outing
belajar. Namun, IQ yang tinggi ternyata
class method dengan memanfaatkan media
tidak menjamin sukses di masyarakat
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 43

deret rine edisi masku dapat meningkatkan bahwa metode pembelajaran sosiologi yang
sebagai variabel tindakan, prestasi belajar konvensional yang selama ini dilakukan
sebagai variabel masalah. peneliti sebagai guru Sosiologi merupakan
metode ceramah dan penugasan yang
Penulis melakukan penelitian dengan
cenderung membuat anak bosan dan
mengumpulkan data 1) berdasarkan cara
kadang-kadang mereka tertidur, ramai
memperolehnya jenis data yang diperoleh
di ruang kelas pada waktu dilaksanakan
adalah sumber data primer dengan
kegiatan belajar mengajar.
memperoleh data secara langsung melalui
observasi sekaligus laporan hasil belajar Tabel 1. Sikap Tanggung Jawab Peserta
didik Kondisi Awal
peserta didik (nilai ulangan harian) dan
sumber data sekunder dengan memperoleh Peran Aktif Peserta didik Frekuensi Ket
data sekunder melalui pihak-pihak yang Selalu - -
dilibatkan dalam penelitian. Sering 4
Jarang 14
Kegiatan pengumpulan data, penulis Tidak Pernah 7
menggunakan teknik pengumpulan data Jumlah 25
dokumentasi. Alat pengumpulan data Sumber: Data Primer 2015
tergantung pada teknik yang digunakan. Alat
pengumpulan data adalah teknik tes, alatnya Prestasi belajar sosiologi bagi peserta
dapat berbentuk butir soal tes dan teknik non didik kelas XI IPS2 SMA Negeri 2 Boyolali
tes alatnya dapat berbentuk pedoman dan pada materi masyarakat multikultural pada
lembar observasi. mata pelajaran Sosiologi semester genap
tahun 2014/2015 cenderung rendah hal ini
Indikator kinerja adalah suatu kriteria dibuktikan dengan hasil ulangan yang rendah
yang digunakan untuk melihat tingkat (dengan KKM 75 untuk mata pelajaran
keberhasilan. Indikator kinerja dalam Sosiologi dan kriteria ketuntasan kelas
penelitian ini adalah rata-rata nilai ulangan mencapai 85%) Padahal mata pelajaran
harian, misalnya sekurang-kurangnya 80% Sosiologi merupakan mata pelajaran yang
peserta didik dapat mengerjakan dengan diujikan secara nasional dengan ketentuan
benar atau nilai ulangan harian yang tidak boleh kurang dari nilai 4.25. Agaknya
diperoleh telah mencapai kriteria ketuntasan kenyataan tersebut harus diambil solusi
minimal (KKM), sedangkan untuk mata atau tindakan yang prosedural yang
pelajaran sosiologi kriteria ketuntasan mampu menaikkan nilai rata-rata tersebut.
minimal semester genap tahun ajaran Selanjutnya data kondisi awal prestasi
2014/2015 adalah 75. belajar ditinjau dari nilai ulangan semester 1
Kegiatan penelitian ini validitas data adalah.
sangat diperlukan agar data yang diperoleh Tabel 2. Nilai Ulangan Semester 1 Kondisi Awal
valid, validitas yang dimaksud adalah:
NO URAIAN NILAI US
melalui triangulasi sumber, data berasal
1 Nilai terendah 45
dari beberapa sumber dan validitas data
berbentuk validitas teoritik. 2 Nilai tertinggi 90
3 Nilai rerata 76

HASIL PENELITIAN Sumber data primer 2015


DAN PEMBAHASANNYA
Prestasi belajar peserta didik di kondisi
Kondisi awal sikap dan tanggung jawab awal tergambarkan pada tabel diatas bahwa
peserta didik kelas XI IPS 2 pada mata nilai terendah pada nilai 45, sedang nilai
pelajaran Sosiologi rendah atau kurang, hal tertinggi pada nilai 90. Sedang rerata pada
tersebut terlihat dengan kurangnya perhatian prestasi belajar adalah nilai 76. Dengan
peserta didik terhadap penjelasan guru, jika kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM)
diberi tugas tidak mampu menyelesaikan adalah nilai 75 (dengan standar nilai 100)
tepat waktu. Telah disinggung di atas serta ketuntasan belajar kelas adalah 85%.
44 Rini Susilowati, Penerapan Outing Class Method

Tentunya hal ini memberi penjelasan bahwa


prestasi belajar di kondisi awal jauh dari apa
yang ditentukan oleh KKM untuk kompetensi
dasar pada materi masyarakat multikultural.
Adapun sebabnya lebih banyak disebabkan
metode pembelajaran peserta didik yang
konvensional seperti hanya terpancang
pada buku dan LKS semata, apalagi untuk
kompetensi dasar 1 pada materi masyarakat
multikultural sangat memungkinkan peser-
ta didik merasa tidak nyaman, kurang
bersemangat dalam mengikuti proses Gambar 1. Pelaksanaan Interview (Pembelajaran)
pembelajaran. di DPRD Boyolali Siklus 1

Siklus 1
Sikap tanggung jawab peserta didik
yang dimaksud sebenarnya telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, ini dapat dilihat
dari: (1) perhatian peserta didik terhadap
penjelasan guru; (2) kerjasamanya dalam
kelompok; (3) kemampuan peserta didik
mengemukakan pendapat dalam kelompok
ahli; (4) ke-mampuan peserta didik
mengemukakan pendapat dalam kelompok
asal; (5) memberi kesempatan berpendapat Gambar 2. Pelaksanaan (Pembelajaran) dengan
Memanfaatkan Media Deret Rine Siklus
kepada teman dalam kelompok; (6) 1
mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat; (7) memberi gagasan yang
cemerlang; (8) membuat perencanaan dan
pembagian kerja yang matang; (9) keputusan
berdasarkan pertimbangan anggota yang
lain; (10) memanfaatkan potensi anggota
kelompok; dan (11) saling membantu dan
menyelesaikan masalah
Dari siklus pertama, data peran aktif Gambar 3. Pengarahan dari Pengawas Sekolah
peserta didik yang dikumpulkan berupa
hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan Untuk penelitian ini tolak ukur prestasi
pembelajaran yang dapat meningkatkan belajar peserta didik dibatasi pada ranah
peran aktif peserta didik dengan metode kognitif yang tentunya memudahkan untuk
outing class dengan memanfaatkan media diukur. Untuk ranah afektif atau sikap
deret rine khususnya terjadi peningkatan cenderung lebih bersifat subjektif, terlebih lagi
peserta didik sering dalam kerja kelompok, ranah afektif belum dijadikan patokan untuk
mengemukakan pendapat dengan teman. ketuntasan anak terhadap kompetensi dasar
Oleh karena itu, peserta didik berusaha yang dimaksudkan. Terlebih lagi untuk mata
untuk mendengarkan dengan baik ketika pelajaran Sosiologi hanya mencakup ranah
teman berbicara. Gambar di bawah ini kognitif dan ranah afektif sesuai standar
merupakan bagian aspek pendukung dari isi dalam muatan kurikulum. Pada siklus 1
proses pembelajaran dengan metode outing ini hasil evaluasi peserta didik diperoleh
class dengan memanfaatkan media deret data ranah kognitif peserta didik rata-rata
rine yang mampu meningkatkan sikap mempunyai nilai 41-50 dengan frekuensi
tanggung jawab peserta didik. sebanyak 1 peserta didik, sedangkan untuk
nilai 91-100 hanya berkisar 1 peserta didik,
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 45

dan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah cenderung membuat anak bosan dan
45. Rata-rata hasil evaluasi tersebut adalah kadang-kadang mereka tertidur . Dengan
61,7. bukti tersebut dapat disimpulkan peserta
didik tidak paham akan manfaat pelajaran
Refleksi dari penelitian ini untuk
Sosiologi untuk kehidupan sosialnya.
mengevaluasi apakah sudah mencapai
sasaran apa belum, mana yang perlu Data pada siklus 1 bahwa peran aktif
diperbaiki untuk perbaikan pada siklus peserta didik yang sering untuk kelas XI
berikutnya Penelitian ini yang membatasi IPS2 SMA Negeri 2 Boyolali pada materi
pada variabel penerapan metode outing masyarakat multikultural pada mata
class dengan memanfaatkan media deret pelajaran Sosiologi semester genap tahun
rine. dan prestasi belajar yang diukur dari 2014/2015 dibuktikan dengan sedikit
hasil nilai ulangan harian kemudian dibuat perhatian peserta didik terhadap penjelasan
tabulasi silang untuk mengetahui seberapa guru, sedikit kerjasama dalam kelompok
besar perbandingannya. seperti jika diadakan diskusi peserta
didiknya cenderung kurang aktif. Dengan
Dari table berikut ini akan diketahui
bukti tersebut dapat disimpulkan peserta
perbandingan dari masing-masing variable
didik sedikit paham akan manfaat pelajaran
yang ada, kemudian dilakukan refleksi antara
Sosiologi untuk kehidupan sosialnya.
data kondisi awal dengan data siklus 1.
Tabel 3. Refleksi Sikap Tanggung Deskripsi kualitatif dari data kondisi awal
Jawab Peserta Didik dengan data siklus 1 dapat direfleksikan
terjadi peningkatan peran aktif peserta
NO KONDISI AWAL SIKLUS 1 REFLEKSI
didiknya dari jarang ke sering maksudnya
Deskriptif kualitatif keaktifan peserta didik yang kurang
1 Masih banyak Peserta didik Peserta didik yang
peserta didik yang yang pasif pasif berkurang dari
perhatian peserta didik terhadap penjelasan
pasif seperti tidak agak banyak banyak menjadi guru, kurang kerjasama dalam kelompok
paham terhadap seperti sedikit agak banyak seperti jika diadakan diskusi peserta didiknya
manfaat sosiologi paham terhadap
2 manfaat
cenderung pasif menjadi sikap tanggung
Sebagian besar sosiologi jawab peserta didik yang sedikit perhatian
peserta didik tidak Sebagian Peserta didik yang peserta didik terhadap penjelasan guru,
berani bertanya. peserta didik berani bertanya sedikit kerjasama dalam kelompok seperti
3 tidak berani berkurang dari
bertanya sebagian besar jika diadakan diskusi peserta didiknya
Peran aktif peserta menjadi sebagian cenderung kurang aktif.
didik masih jarang Peran aktif
peserta didik Peran aktifnya
sering meningkat dari
jarang ke sering

Dari tabel tersebut diperoleh data


kondisi awal bahwa peran aktif peserta didik
bagi kelas XI IPS2 SMA Negeri 2 Boyolali Gambar 4. Kegiatan Belajar Peserta Didik di
pada materi masyarakat multikultural pada Perpustakaan Siklus 1
mata pelajaran Sosiologi semester gasal
tahun 2014/2015 yang jarang (rendah) Tabel 4. Refleksi Prestasi Belajar Peserta Didik
dibuktikan dengan kurangnya perhatian NO KONDISI AWAL SIKLUS 1 REFLEKSI
peserta didik terhadap penjelasan guru, Ulangan harian Ulangan Deskripsi kualitatif.
kurangnya kerjasama dalam kelompok 1 pada kondisi harian pada Nilai terendah turun
seperti jika diadakan diskusi peserta didiknya 2 awal : siklus 1: sebesar 9 persen
3 Nilai terendah : 45 Nilai terendah dari 45 menjadi 76
cenderung pasif. Telah disinggung diatas Nilai tertinggi : 90 : 76 Nilai tertinggi naik
bahwa metode pembelajaran sosiologi yang Nilai rerata : 76,6 Nilai tertinggi: 10 persen dari 90
konvensional yang selama ini dilakukan 100 menjadi 100
Nilai rerata Nilai rata-rata naik
peneliti sebagai guru Sosiologi merupakan
: 78,2 sebesar 1,6 persen dari
metode ceramah dan penugasan yang dari 76,6 menjadi 78,2
46 Rini Susilowati, Penerapan Outing Class Method

belajaran dengan metode outing class..


Refleksi dari penelitian ini untuk mengevaluasi
Siklus 2 apakah sudah mencapai sasaran apa belum,
Siklus pertama, data sikap tanggung mana yang perlu diperbaiki untuk perbaikan
jawab peserta didik yang dikumpulkan berupa pada siklus berikutnya. Penelitian ini yang
hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan membatasi pada variable peran aktif peserta
pembelajaran yang dapat meningkatkan didik dan prestasi belajar yang diukur dari
sikap tanggung jawab dengan metode hasil nilai ulangan harian kemudian dibuat
outing class, khususnya terjadi peningkatan tabulasi silang untuk mengetahui seberapa
peserta didik selalu dalam kerja kelompok, besar perbandingannya.
mengemukakan pendapat dengan teman.
Oleh karena itu peserta didik berusaha untuk Dari table berikut diketahui perbandingan
mendengarkan dengan baik ketika teman dari masing-masing variable yang ada,
berbicara. Gambar dibawah ini merupakan kemudian dilakukan refleksi antara data
bagian aspek pendukung dari proses siklus 1 dengan data siklus 2.
pembelajaran dengan metode outing class Tabel 5. Refleksi Prestasi Belajar Peserta
Didik pada Siklus 2
yang mampu meningkatkan sikap tanggung
jawab peserta didik. NO SIKLUS 1 SIKLUS 2 REFLEKSI
Ulangan harian Ulangan harian Deskripsi kualitatif.
1 pada siklus 1 pada siklus 2 Nilai terendah
2 Nilai terendah : 76 Nilai terendah meningkat sebesar
3 Nilai tertinggi : 100 : 76 4 persen dari 76
Nilai rerata : 78,0 Nilai tertinggi menjadi 80
: 100 Nilai tertinggi masih
Gambar 5. Kegiatan Interview (Pembelajaran) di Nilai rerata : 84,5 sama yaitu 100
Desa Bulusari Kecamatan Kaliwungu Nilai rata-rata
naik sebesar 14,5
persen dari 78,0
menjadi 84,5

Pada tabel tersebut dapat dilihat nilai


rata-rata siklus 1 sebesar 78,6, sedangkan
pada siklus 2 sebesar 84,5, ini berarti bahwa
penerapan pembelajaran dengan metode
outing class.mampu meningkatkan prestasi
peserta didik sebesar 14, 5 untuk standar
nilai 100.
Gambar 6. Kegiatan (Pembelajaran) dengan Media
Deret Rine Siklus 2 Pembahasan
Data yang kedua dari proses tindakan
Dari table berikut diketahui perban-
tersebut adalah hasil evaluasi peserta didik
dingan dari masing-masing variable yang
dari nilai ulangan harian pada siklus dua.
ada, kemudian dilakukan refleksi antara
Gambar dibawah ini merupakan bagian
data kondisi awal, data siklus 1 dengan data
aspek pendukung dari proses pelaksanaan
siklus 2.
tes ulangan harian Pada siklus ini hasil
evaluasi peserta didik diperoleh data ranah Tabel 6. Refleksi Prestasi Belajar
Peserta Didik Siklus Akhir
kognitif peserta didik rata-rata mempunyai
nilai 41-50 dengan frekuensi sebanyak 1 NO KONDISI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS AKHIR
peserta didik, sedangkan untuk nilai 91-100 Ulangan harian Ulangan harian Ulangan harian
hanya berkisar 7 peserta didik, dan nilai pada kondisi awal : pada siklus 1 pada siklus 2
1 Nilai terendah : 45 Nilai terendah : 76 Nilai terendah : 76
tertinggi 100 dan nilai terendah 45. Rata-rata 2 Nilai tertinggi : 90 Nilai tertinggi : 100 Nilai tertinggi : 100
hasil evaluasi pada siklus 2 adalah 72,87. 3 Nilai rerata : 76 Nilai rerata : 78 Nilai rerata : 84,5

Refleksi, kegiatan penelitian yang


dilakukan guru untuk membahas hasil Pada tabel tersebut dapat dilihat nilai
penelitian prestasi belajar terhadap pem- rata-rata kondisi awal sebesar 76, sedangkan
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 47

pada siklus 1 sebesar 78, ini berarti bahwa sikap tanggung jawab dan prestasi
penerapan pembelajaran dengan metode belajarnya dan mampu menjadikan metode
outing class.mampu meningkatkan prestasi pembelajaran yang mengarahkan peserta
peserta didik sebesar 84,5 untuk standar didik untuk berpikir ilmiah sekaligus mampu
nilai 100. menghilangkan image peserta didik bahwa
sosiologi adalah ilmu yang menghapal.
PENUTUP Peserta didik yang memiliki peran aktif
Simpulan dalam kegiatan pembelajaran mampu
meningkatkan prestasi belajarnya.
Kegiatan pembelajaran dengan
metode outing class dengan memanfaatkan
media deret rine mampu meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
sikap tanggung jawab dan prestasi
belajarnya dan mampu menjadikan metode Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran
pembelajaran yang mengarahkan peserta Nilai Karakter. Jakarta: Raja Grafindo
didik untuk berpikir ilmiah sekaligus mampu Perkasa:.
menghilangkan image peserta didik bahwa Akbar, Sadur. 2010. Pengembangan
sosiologi adalah ilmu yang menghapal. Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Peserta didik yang memiliki peran aktif Pengetahuan Sosial. Jakarta: Cipta
dalam kegiatan pembelajaran mampu Media.
meningkatkan prestasi belajarnya.
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur
Saran
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bagi peserta didik dengan penerapan
metode outing class memungkinkan peserta Baharuddin, Eka Nur Wahyuni. 2008. Teori
didik untuk melakukan aktivitas pemahaman Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
dari suatu masalah serta belajar berpikir Ar ruzz Media.
ilmiah dan menalar kasus yang berhubungan
Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia.
orang lain Bagi guru, penerapan metode
Bandung: Kaifa.
outing class, akan menambah strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan
pembelajaran Sosiologi, merupakan hal Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta.
yang belum umum dilakukan oleh guru
di sekolah. Karena itu, hasil penelitian ini Dryden, Gardan dan Jennette Vas. 2002.
dapat memberikan pengalaman baru bagi Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
guru dalam menemukan metode yang lebih
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna
inovatif dalam pembelajaran Sosiologi.
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat
memberikan pengalaman pada guru-guru Seifert, Kelvin. 2009. Manajemen
lain sehingga memperoleh pengalaman baru Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan.
untuk menerapkan metode outing class perlu Yogyakarta: Ircisod.
memberi dana swadaya bagi pelaksanaan
penelitian untuk beberapa mata pelajaran Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian
secara bersama, dalam rangka efektivitas Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
dan efisiensi.
Sukmadinata, Nana Syaodah. 2011. Metode
Dari pembahasan tersebut diperoleh Penelitian Pendidikan. Bandung:
hasil penelitian sebagai berikut kegiatan Remaja Rosdakarya.
pembelajaran dengan metode outing
class denganmemanfaatkan media deret Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
rine edisi masku.mampu meningkatkan Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
48 Rini Susilowati, Penerapan Outing Class Method

Tampubolon, Saur. 2013. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.
Wina, Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai