Suwarno *)
suwarno_penjas@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan secara sistematik guna merangsang
terencana untuk mewujudkan suasana pertumbuhan dan perkembangan fisik,
belajar dan proses pembelajaran agar peserta keterampilan motorik, berfikir, emosional,
didik secara aktif mengembangkan potensi sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual belajar tersebut diharapkan dapat membina,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan membentuk gaya hidup sehat dan aktif
kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang sepanjang hayat (Sarono 2005:1).
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Pengertian belajar menurut Gagne
negara (Sarono 2005:1). Pendidikan jasmani
(dalam Makhali 2011:384) belajar adalah
adalah suatu proses pendidikan melalui
suatu proses dimana suatu organisasi
penyediaan pengalaman belajar kepada
berubah perilakunya sebagai akibat
peserta didik berupa aktivitas jasmani,
pengalaman. Perubahan-perubahan terse-
bermain, dan olahraga yang direncanakan
but terjadi melalui pengalaman atau latihan
dalam hal ini yang kita harapkan adalah sungguh-sungguh, kurangnya latihan dan
optimalnya hasil belajar lompat tinggi gaya motivasi, dan sarana lompat tinggi kurang
straddle. Atletik merupakan induk dari memadai di sekolah.
semua cabang olahraga, yang meliputi tiga
Agar hasil belajar lompat tinggi gaya
nomor yaitu lari, lompat, dan lempar. Pada
straddle pada peserta didik kelas XI IPA 1
bab ini akan kita bahas mengenai nomor
meningkat, perlu tindakan dan solusi yaitu
lompat, khususnya lompat tinggi gaya
perlu model pembelajaran yang menarik dan
guling perut (straddle). KD atletik nomor
sesuai. Salah satunya melalui penerapan
lompat tinggi merupakan bagian dari standar
model latihan plyometrics melalui alat bantu
kompetensi permainan dan olahraga
ban dan pralon dengan pendekatan inclusion
sebagai bagian dari isi kurikulum pendidikan
style, sehingga dapat meningkatkan hasil
jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini
belajar lompat tinggi gaya straddle. Guru
perlu memberdayakan seluruh potensi yang
perlu menerapkan adanya model dan media
ada dalam proses pembelajaran. Dalam hal
pembelajaran yang menarik, sehingga dapat
ini perlu perbaikan-perbaikan dalam proses
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi
pembelajaran terutama pada atletik nomor
gaya straddle, yaitu salah satunya dengan
lompat tinggi gaya straddle. Hasil belajar
penerapan model latihan plyometrics melalui
yang kurang menunjukan adanya masalah
alat bantu ban dan pralon dengan pendekatan
kesulitan belajar. Kemampuan peserta didik
inclusion style atau membiasakan belajar
kelas XI IPA 1 KD atletik nomor lompat tinggi
nyaman dan menyenangkan. Lompat
gaya straddle. Bagian dari SK permainan
tinggi termasuk salah satu nomor dalam
dan olahraga, yang hasilnya masih belum
cabang olahraga atletik. Tujuan dari lompat
maksimal, maka perlu terobosan-terobosan
tinggi adalah mendapatkan lompatan yang
dan solusi yaitu melalui penerapan model
setinggi mungkin. Ada empat gaya yang
latihan plyometrics melalui alat bantu ban
di kenal dalam lompat tinggi yaitu gaya
dan pralon dengan pendekatan inclusion
gunting (scissors atau scott), gaya guling sisi
style, untuk membantu peserta didik dalam
(western roll), gaya guling perut (straddle),
latihan lompat tinggi gaya straddle. Untuk
gaya memutar (flop). Gaya straddle adalah
kompetensi dasar atletik cabang lompat
gaya ketika badan melewati mistar dengan
tinggi gaya straddle bagian dari standar
cepat diputar dan dibalikkan, sehingga sikap
kompetensi permainan dan olahraga.
badan di atas mistar telungkup.
Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan
melompat ke atas dengan cara mengangkat Lompat tinggi adalah salah satu cabang
kaki ke depan atas dalam upaya membawa olahraga atletik yang merupakan gerakan
titik berat badan setinggi dan secepat lompatan untuk mencapai lompatan setinggi-
mungkin jatuh atau mendarat (Muhadjir tingginya (KBBI 2005:682). Gaya Straddle
2007:130). adalah sikap badan melewati mistar dengan
posisi telungkup. Untuk mencari data hasil
Identifikasi masalah peserta didik
belajar lompat tinggi gaya straddle dengan
kelas XI IPA 1 memiliki SK permainan dan
melalui instrumen tes praktik yang terdiri
olahraga terutama kompetensi dasar atletik
atas lima elemen yaitu gerakan awalan,
nomor lompat tinggi gaya straddle rata-rata
gerakan tolakan, melayang melewati mistar,
masih kurang. Dalam hal ini karena peserta
mendarat, dan hasil lompatan.
didik kelas XI IPA 1 dalam melakukan lompat
tinggi belum sungguh-sungguh, motivasi Dari uraian tersebut, dapat digambarkan
untuk melakukan lompat jauh masih kurang bahwa topik atau fokus permasalahan
semangat. Kompetensi Dasar atletik nomor tersebut menarik dan relevan dengan upaya
lompat tinggi gaya straddle perlu ditingkatkan peningkatkan hasil belajar dan peningkatan
supaya nilai hasil belajar lompat tinggi lebih mutu pembelajaran Penjasorkes yaitu SK
baik. Faktor yang menyebabkan hasil lompat permainan dan olahraga pada kompetensi
tinggi belum maksimal, karena kemampuan dasar atletik nomor lompat tinggi gaya
melakukan lompat tinggi masih kurang straddle.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 97
dengan penerapan model latihan plyometrics and warm down), intensitas tinggi, beban
melalui alat bantu ban dan pralon dengan lebih progresif, memaksimalkan gaya, dan
pendekatan inclusion style merupakan meminimalkan waktu. Sebelumnya harus
salah satu model pembelajaran yang mana melakukan sejumlah ulangan, istirahat
diharapkan dapat meningkatkan hasil yang cukup, dan membangunan landasan
belajar lompat tinggi gaya straddle, dalam yang kuat terlebih dahulu. Program latihan
hal ini masuk SK permainan dan olahraga. individualisasi. Berdasarkan pada fungsi
Kompetensi dasar atletik nomor lompat anatomi dan hubungannya dengan olahraga
tinggi pada mata pelajaran Penjasorkes. Hal Radcliffe dan Farentinos (1985:15-109)
ini memberikan kebebasan pada peserta mengklasifikasikan latihan plyometrics
didik untuk berkreasi dan bereksperimen, menjadi tiga kelompok latihan yaitu (1)
melatih peserta didik untuk peduli lingkungan latihan untuk tungkai dan pinggul, (2) latihan
penerapan model latihan plyometrics untuk batang tubuh togok, (3) latihan untuk
melalui alat bantu ban dan pralon dengan tubuh bagian atas.
pendekatan inclusion style. Para peserta
Bentuk latihan untuk tungkai dan
didik diharapkan dapat leluasa melakukan
pinggul untuk meningkatkan hasil belajar
gerakan lompat tinggi gaya straddle,
lompat tinggi straddle adalah meloncat-
belajar nyaman dan menyenangkan yaitu
melambung (bounding), meloncat-loncat
pembelajaran dengan pendekatan game
(hoping), melompat (jumpang), meloncat
atau permainan yang diiringi musik.
(leaping), melangkah-meloncat (skipping),
Penerapan latihan ini adalah untuk dan memantul-mengambil (ricochets).
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi Pendekatan gaya inklusi (inclusion style)
gaya straddle dapat dilakukan dengan menurut Mosston (2008:156) karakteristiknya
melalui rangkaian teknik gerakan dasar adalah bahwa pembelajaran dengan tingkat
dengan alat bantu ban dan pralon. Gerakan keahlian yang berbeda berpartisipasi dalam
dimulai dari awalan, tolakan, melewati mistar tugas yang sama dengan memilih tingkat
dan mendarat (Mulyanto 2013:11). Alat bantu kesulitan yang bisa mereka kerjakan.
pendidikan adalah alat-alat yang digunakan
Mengacu pada adanya karakteristik,
oleh pendidik dalam pendidikan atau
model pembelajaran ini digunakan mata
pengajaran. Semakin banyak indra yang
pelajaran Penjasorkes di SMA. Kerangka
digunakan untuk menerima sesuatu, semakin
teoretis ini dijabarkan sebagai berikut. Standar
banyak dan semakin jelas pula pengetahuan
Kompetensi ada tujuh yaitu permainan
yang diperoleh. Latihan Plyometrics adalah
olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri,
latihan yang memungkinkan otot untuk
aktivitas ritmik, aktivitas akuatik, pendidikan
mencapai kekuatan maksimal dalam waktu
luar sekolah, dan pola hidup sehat.
yang sesingkat mungkin. Latihan tersebut
menghasilkan peningkatan daya ledak dan Standar kompetensi permainan dan
kekuatan kontraksi atau peningkatan yang olahraga pada kompetensi dasar atletik nomor
terukur (Chu 1992:1-3). lompat tinggi terdiri empat gaya yaitu gaya
gunting (scissors), gaya guling (straddle),
Latihan plyometrics sebagai metode
gaya gunting sisi (western roll), gaya fosbury
latihan fisik untuk mengembangkan kualitas
flop. Untuk pembelajaran lompat tinggi gaya
fisik, selain harus mengikui prinsip-prinsip
straddle menggunakan alat bantu ban dan
dasar latihan secara umum, juga harus
pralon dengan pendekatan inclusion style
mengikuti prinsip-prinsip khusus yang terdiri
yaitu suatu pembelajaran dengan tingkat
atas memberi regangan (stretch) pada
keahlian yang berbeda berpartisipasi dalam
otot beban lebih yang meningkat. Menurut
tugas yang sama dengan memilih tingkat
Radcliffe dan Farentinos (dalam Furqon
kesulitan yang bisa mereka kerjakan.
dan Douwes 2002:17-22) aspek-aspek
khusus untuk melakukan latihan plyometrcs Kerangka Berpikir
yang tepat dan efektif antara lain adalah Menurut Hamalik (dalam Makhali
pemanasan dan pendinginan (warm up 2011:328) pembelajaran sebaiknya
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 99
Alat pengumpulan data penelitian ini sebagai mencapai ketinggian maksimum dan juga
alat pengumpulan data yang dipakai adalah jarak horizontal. Kita ketahui bahwa lompat
observasi, dengan cara pengamatan secara tinggi membutuhkan loncatan masikmum
langsung suasana atau peristiwa yang terjadi ke arah vertikal dan jarak horizontal untuk
dalam proses pembelajaran. Merekap hasil mencapai lompatan setinggi-tingginya.
tes lompat tinggi gaya straddle yaitu awalan, Latihan plyometrics yang dilakukan secara
tolakan, melewati mistar, dan hasil lompatan berulang-ulang akan berpengaruh terhadap
disediakan blangko pengamatan. otot tungkai. Otot-otot yang terlihat harus
bekerja secara berulang-ulang dan terus
Teknik analisis data berbentuk bilangan
menerus yang menyebabkan terjadinya
(kuantitatif), dianalisis dengan analisis
hipermotropi otot, sehingga kemampuan
deskripsi komperatif yaitu membandingkan
otot tungkai akan meningkat.
data kuantitatif kondisi awal, siklus I,
siklus II atau kondisi akhir. Agar alat Latihan yang dilakukan berulang-ulang
pengumpulan data yang diperoleh valid dan berkesinambungan akan berpengaruh
perlu divalidasi. Cara memvalidasi datanya terhadap fisiologis dan neurology khususnya
melalui triangulasi, data yang diambil lalu pada otot tungkai, sehingga akan terjadi
dibandingkan antara kondisi awal, siklus I, adaptasi terhadap gerakan yang dilakukan.
siklus II atau kondisi akhir. Untuk mengetahui Latihan plyometrics ini, peningkatan dosis
hasil belajar lompat tinggi gaya straddle latihannya diberikan secara bertahap, karena
dengan tes unjuk kerja yaitu awalan, tolakan, latihan ini dilakukan dengan cepat, eksplosif,
melayang di atas mistar, dan hasil lompatan. dan bertenaga, sehingga cukup melelahkan.
Alat pengumpulan data yang diperoleh Dengan program latihan plyometrics yang
adalah pengamatan (observasi) tes praktik sesuai akan terjadi peningkatan kemampuan
lompat tinggi gaya straddle untuk mengukur peserta didik dalam melakukan lompat tinggi
hasil belajar peserta didik. gaya straddle.
Pendekatan Inclusion Style
HASIL PENELITIAN Deskripsi untuk satu episode, gaya
DAN PEMBAHASANNYA inklusi bisa diperkenalkan untuk kelas-kelas
Hasil belajar menurut Makhali (2012:459) pendidikan jasmani dengan menunjukkan
adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh konsep tali yang miring. Pergantian untuk
peserta didik setelah melakukan kegiatan kegiatan-kegiatan lain akan sangat lancar.
pembelajaran. Untuk pembelajaran lompat Pengenalan terhadap konsep inklusi, guru
tinggi gaya straddle dengan penerapan menyusun adegan dengan memperkenalkan
model latihan plyometrics melalui alat bantu konsep dari inklusi. Satu episode dari
ban dan pralon dengan pendekatan inclusion pengalaman belajar yang sebenarnya
style untuk meningkatkan hasil belajar dengan “tali yang miring” akan mencukupi
lompat tinggi gaya straddle yang dilakukan pemahaman dan internasilasi konsep
selama 3 pertemuan dapat dilaksanakan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan
dengan lancar dan baik biarpun ada kendala. ban dan pralon dengan konsep inklusi.
Peserta didik sangat antusias dan semua Peserta didik dapat melakukan suatu
peserta didik kelas XI IPA 1 bisa mengikuti pekerjaan dan tugas yang sama dalam tingkat
semua, akan tetapi ada beberapa kendala dan kesulitan dan kemampuan peserta didik
sedikit tetapi bisa diatasi, misalnya matras yang berbeda, supaya hasil belajar lompat
yang kurang standar dan tiang atau mistar tinggi gaya straddle meningkat.
lompat tinggi yang belum memenuhi standar.
Penggunaan Alat Bantu Ban dan Pralon
Penerapan Model Latihan Plyometrics pada Siklus I
Latihan plyometrics yang dipilih dalam Penerapan model latihan plyometrics
latihan ini didasarkan pada kegunaan dari melalui alat bantu ban dan pralon ketinggian
bentuk latihan meningkatkan loncatan untuk tetap dengan pendekatan inclutian style yang
terdiri atas dua pos. Pada Pos 1 peserta didik
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 101
melakukan praktik melompati 3 buah ban yaitu ketinggian rendah, sedang, dan tinggi.
dengan ketinggian masing-masing ban 55 Setiap pralon ketinggian rendah 80 cm,
cm dan mendarat di matras. Semua peserta sedang 100 cm, dan tinggi 110 cm dan
didik ikut melakukan tugas yang sama yaitu mendarat di matras. Dalam hal ini peserta
melompati ban yang sudah ditata sebanyak didik akan terlatih pada otot tungkai yang
3 buah, peserta didik dapat melakukan sudah diberikan beban yang meningkat,
berulang-ulang, sehingga akan merangsang sehingga latihan ini akan meningkatkan
kerja otot terutama otot bagian bawah lompatan yang lebih tinggi.
yaitu tungkai. Peserta didik akan terjadi
hypermotropi otot, sehingga otot tungkai Deskripsi Hasil Pembelajaran dengan
Pendekatan Gaya Inklusi
menjadi terlatih dan dapat meningkatkan
otot tungkai lebih tinggi dalam lompat tinggi. Tujuan dari gaya ini adalah untuk
Pada Pos 2 peserta didik melakukan praktik berpartisipasi dalam tugas dan belajar
melompati 3 buah pralon dengan ketinggian untuk memilih tingkat kesulitan yang
tetap masing-masing pralon 90 cm dan lebih bisa dilakukan terhadap tugas dan untuk
tinggi dari ban pada pos 1 dan mendarat memerikasa pekerjaan sendiri. Peran dari
di matras. Dari pos 1 menuju pos 2 karena peserta didik adalah (1) untuk membuat
beban ketinggian yang dinaikkan maka otot- sembilan keputusan dari gaya latihan, (2)
otot tungkai akan terjadi hypermotropi otot mengujikan tingkat kesulitan tugas yang
terutama otot tungkai sehingga akan melatih berbeda, (3) memilih tingkat kesulitan
otot tungkai untuk bisa melompat lebih tinggi. yang tepat untuk pembelajaran sendiri, (4)
melaksanakan tugas, (5) untuk memeriksa
Penggunaan Alat Bantu Pralon pada tugas pembelajaran sendiri terhadap kriteria
Siklus II yang disusun oleh guru, (6) untuk bertanya
Pembelajaran teknik lompat tinggi gaya kepada guru untuk klarifikasi. Peran dari guru
straddle menggunakan pralon ketinggian dalam pembelajaran gaya inklusi adalah
meningkat yang terdiri dua pos. Untuk pos 1 untuk mempersiapkan tugas dan tingkat
terdiri atas tiga pralon dari ketinggian rendah, kesulitan dalam tugas, mempersiapkan
sedang, dan tinggi untuk meningkatkan hasil criteria untuk tingkat kesulitan tugas,
belajar lompat tinggi gaya straddle. Pos 1 menjawab pertanyaan peserta didik, dan
peserta didik melakukan praktik melompati mengawali komunikasi.
3 buah pralon dengan ketinggian rendah,
sedang, dan tinggi. Untuk pralon rendah Deskripsi Kondisi Awal
posisi pralon atau mistar miring ketinggian Teknik analisis data berbentuk bilangan
70 cm dan 90 cm. Pralon sedang posisi atau kuantitatif dianalisis dengan analisis
mistar miring ketinggian 80 cm dan 100 cm. deskriptif komparatif yaitu membandingkan
Pralon tinggi posisi mistar miring ketinggian data kuantitatif dari kondisi awal, siklus 1, dan
90 cm dan 110 cm. Dari kegiatan pada pos 1 siklus 2. Kemudian khusus untuk mengolah
ini posisi pralon miring supaya peserta didik nilai hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
bisa memilih tempat yang dianggap mereka digunakan rumus sebagai berikut.
mampu melakukannya dalam tugas yang Nilai = Jumlah skor teknik + Hasil lompat
sama, boleh memilih ketinggian rendah, tinggi X 10
sedang dan tinggi, dari pos 1 ini untuk pralon
1 dan 2 selisih ketinggian 10 cm dan pralon 2
2 dan 4 selisih 10 cm. Setelah dihitung dari rumus tersebut
Dari kegiatan ini peserta didik akan diperoleh kondisi awal peserta didik kelas XI
terpacu untuk melatih otot tungkai, sehingga IPA 1 SMA Negeri 1 Pabelan memiliki nilai
akan terjadi loncatan lebih tinggi. Pada pos lompat tinggi gaya straddle masih kurang
2 peserta didik melakukan praktik melompati atau rendah yaitu nilai nilai rata-rata 73,75.
3 buah pralon dengan ketinggian meningkat
102 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon