Anda di halaman 1dari 10

95

PENERAPAN MODEL LATIHAN PLYOMETRICS MELALUI ALAT BANTU BAN


DAN PRALON DENGAN PENDEKATAN INCLUSION STYLE UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE
PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 PABELAN
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Suwarno *)
suwarno_penjas@yahoo.co.id

Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model


latihan plyometrics melalui alat bantu ban dan pralon dengan pendekatan inclusion style
untuk meningkatkan hasil belajar lompat tinggi gaya straddle dan adakah peningkatan
hasil belajarnya. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri
atas 3 kali pertemuan. Pembelajaran siklus 1 menggunakan ban dan pralon dengan
ketinggian tetap, siklus dua menggunakan pralon dengan ketinggian meningkat.
Subjek penelitian hasil belajar lompat tinggi gaya straddle peserta didik kelas XI IPA 1
SMA Negeri 1 Pabelan semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan nilai hasil
belajar dari 73,75 pada kondisi awal menjadi 82,13 pada siklus II, peningkatannya
sebesar 8,38. Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan hasil belajar lompat tinggi gaya
straddle, dengan penerapan model latihan plyometrics melalui alat bantu ban dan
pralon dengan pendekatan inclusion style.
Kata kunci: plyometrics, alat bantu ban dan pralon, inclusion style, hasil belajar,
lompat tinggi, dan gaya straddle.
Abstract : the research was focused on describing how the use of plyometrics practice
model using tire and PVC pipe with inclusion technique could improve the students’
achievement in high jump sport straddle style and to what extent the improvement was
achieved. The research was conducted in 2 cycles, each of which was in 3 meetings.
The teaching in cycle I was using tire and pvc pipe, with the static height. In cycle 2, pvc
pipe was used with increasing levels of height. The research subject was the students
of class XI IPA 1 SMA Negeri 1 Pabelan semester 1 academic year 2015/2016. The
result shows that the students’ average score was 73.75 in cycle I and 82.13 in cycle
2 with improvement by 8.38. It can be concluded that plyometrics practice model in
learning high jump straddle style using tire and pvc pipe with inclusion technique could
improve the students’ achievement.
Keywords: plyometrics, tire and pvc pipe, inclusion technique, achievement, high
jump, and straddle style.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan secara sistematik guna merangsang
terencana untuk mewujudkan suasana pertumbuhan dan perkembangan fisik,
belajar dan proses pembelajaran agar peserta keterampilan motorik, berfikir, emosional,
didik secara aktif mengembangkan potensi sosial, dan moral. Pembekalan pengalaman
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual belajar tersebut diharapkan dapat membina,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dan membentuk gaya hidup sehat dan aktif
kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang sepanjang hayat (Sarono 2005:1).
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Pengertian belajar menurut Gagne
negara (Sarono 2005:1). Pendidikan jasmani
(dalam Makhali 2011:384) belajar adalah
adalah suatu proses pendidikan melalui
suatu proses dimana suatu organisasi
penyediaan pengalaman belajar kepada
berubah perilakunya sebagai akibat
peserta didik berupa aktivitas jasmani,
pengalaman. Perubahan-perubahan terse-
bermain, dan olahraga yang direncanakan
but terjadi melalui pengalaman atau latihan

*) Guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Pabelan


96 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon

dalam hal ini yang kita harapkan adalah sungguh-sungguh, kurangnya latihan dan
optimalnya hasil belajar lompat tinggi gaya motivasi, dan sarana lompat tinggi kurang
straddle. Atletik merupakan induk dari memadai di sekolah.
semua cabang olahraga, yang meliputi tiga
Agar hasil belajar lompat tinggi gaya
nomor yaitu lari, lompat, dan lempar. Pada
straddle pada peserta didik kelas XI IPA 1
bab ini akan kita bahas mengenai nomor
meningkat, perlu tindakan dan solusi yaitu
lompat, khususnya lompat tinggi gaya
perlu model pembelajaran yang menarik dan
guling perut (straddle). KD atletik nomor
sesuai. Salah satunya melalui penerapan
lompat tinggi merupakan bagian dari standar
model latihan plyometrics melalui alat bantu
kompetensi permainan dan olahraga
ban dan pralon dengan pendekatan inclusion
sebagai bagian dari isi kurikulum pendidikan
style, sehingga dapat meningkatkan hasil
jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini
belajar lompat tinggi gaya straddle. Guru
perlu memberdayakan seluruh potensi yang
perlu menerapkan adanya model dan media
ada dalam proses pembelajaran. Dalam hal
pembelajaran yang menarik, sehingga dapat
ini perlu perbaikan-perbaikan dalam proses
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi
pembelajaran terutama pada atletik nomor
gaya straddle, yaitu salah satunya dengan
lompat tinggi gaya straddle. Hasil belajar
penerapan model latihan plyometrics melalui
yang kurang menunjukan adanya masalah
alat bantu ban dan pralon dengan pendekatan
kesulitan belajar. Kemampuan peserta didik
inclusion style atau membiasakan belajar
kelas XI IPA 1 KD atletik nomor lompat tinggi
nyaman dan menyenangkan. Lompat
gaya straddle. Bagian dari SK permainan
tinggi termasuk salah satu nomor dalam
dan olahraga, yang hasilnya masih belum
cabang olahraga atletik. Tujuan dari lompat
maksimal, maka perlu terobosan-terobosan
tinggi adalah mendapatkan lompatan yang
dan solusi yaitu melalui penerapan model
setinggi mungkin. Ada empat gaya yang
latihan plyometrics melalui alat bantu ban
di kenal dalam lompat tinggi yaitu gaya
dan pralon dengan pendekatan inclusion
gunting (scissors atau scott), gaya guling sisi
style, untuk membantu peserta didik dalam
(western roll), gaya guling perut (straddle),
latihan lompat tinggi gaya straddle. Untuk
gaya memutar (flop). Gaya straddle adalah
kompetensi dasar atletik cabang lompat
gaya ketika badan melewati mistar dengan
tinggi gaya straddle bagian dari standar
cepat diputar dan dibalikkan, sehingga sikap
kompetensi permainan dan olahraga.
badan di atas mistar telungkup.
Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan
melompat ke atas dengan cara mengangkat Lompat tinggi adalah salah satu cabang
kaki ke depan atas dalam upaya membawa olahraga atletik yang merupakan gerakan
titik berat badan setinggi dan secepat lompatan untuk mencapai lompatan setinggi-
mungkin jatuh atau mendarat (Muhadjir tingginya (KBBI 2005:682). Gaya Straddle
2007:130). adalah sikap badan melewati mistar dengan
posisi telungkup. Untuk mencari data hasil
Identifikasi masalah peserta didik
belajar lompat tinggi gaya straddle dengan
kelas XI IPA 1 memiliki SK permainan dan
melalui instrumen tes praktik yang terdiri
olahraga terutama kompetensi dasar atletik
atas lima elemen yaitu gerakan awalan,
nomor lompat tinggi gaya straddle rata-rata
gerakan tolakan, melayang melewati mistar,
masih kurang. Dalam hal ini karena peserta
mendarat, dan hasil lompatan.
didik kelas XI IPA 1 dalam melakukan lompat
tinggi belum sungguh-sungguh, motivasi Dari uraian tersebut, dapat digambarkan
untuk melakukan lompat jauh masih kurang bahwa topik atau fokus permasalahan
semangat. Kompetensi Dasar atletik nomor tersebut menarik dan relevan dengan upaya
lompat tinggi gaya straddle perlu ditingkatkan peningkatkan hasil belajar dan peningkatan
supaya nilai hasil belajar lompat tinggi lebih mutu pembelajaran Penjasorkes yaitu SK
baik. Faktor yang menyebabkan hasil lompat permainan dan olahraga pada kompetensi
tinggi belum maksimal, karena kemampuan dasar atletik nomor lompat tinggi gaya
melakukan lompat tinggi masih kurang straddle.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 97

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, latihan yang memungkinkan otot untuk


dan pembatasan masalah tersebut, mencapai kekuatan maksimal dalam waktu
diajukan rumusan masalah berikut. (1) yang sesingkat mungkin, latihan tersebut
Bagaimanakah penerapan model latihan menghasilkan peningkatan daya ledak dan
plyometrics melalui alat bantu ban dan pralon kekuatan kontraksi atau peningkatan yang
dengan pendekatan inclusion style untuk terukur (Chu 1992:1-3). Gaya straddle
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi adalah salah satu gaya dalam lompat tinggi
gaya straddle? (2) Adakah peningkatan hasil yang saat sikap badan di atas mistar dengan
belajar belajar lompat tinggi gaya straddle posisi telungkup (Muhadjir 2007:130).
dengan perapan model latihan plyometrics Inclusion style adalah gaya inklusi dimana
melalui alat bantu ban dan pralon dengan suatu pembelajaran dengan tingkat keahlian
pendekatan inclusion style. yang berbeda berpartisipasi dalam tugas
yang sama dengan memilih tingkat kesulitan
Tujuan meningkatkan hasil belajar
yang bisa mereka kerjakan (Mosston
lompat tinggi gaya straddle pada peserta
2008:156). Menurut Mosston (dalam
didik kelas XI IPA 1 SMA negeri 1 Pabelan
Mukholid 2012:6) mengajar pendidikan
adalah untuk (1) melompat setinggi-tingginya
jasmani adalah serangkaian usaha yang
dengan memindahkan seluruh tubuh dari
berhubungan dan berkesinambungan antara
titik tertentu ke titik lainnya dengan cara
peran yang dimainkan oleh guru maupun
berlari secepatnya kemudian menolak,
peserta didik. Briggs (dalam Sumiati
melayang di atas mistar, dan mendarat,
2008:166) mengatakan media adalah segala
(2) mengetahui dampak pengembangan
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
model pembelajaran yang telah diterapkan,
merangsang peserta didik untuk belajar.
(3) mengetahui kelebihan dan kekurangan
Jadi, pengertian media pembelajaran
model pembelajaran, dan (4) mengetahui
adalah segala bentuk yang digunakan untuk
model dan media pembelajaran yang baik
memperlancar penyampaian pesan dalam
dan sesuai.
kegiatan belajar dan mengajar, sehingga
Manfaat teorestis penelitian ini materi yang diajarkan lebih cepat dan
adalah untuk menemukan teori baru tentang mudah dimengerti oleh peserta didik. Media
penerapan model latihan plyometrics melalui pembelajaran disediakan atau diadakan
alat bantu ban dan pralon dengan pendekatan guru melalui dua cara, yaitu membuat
inclusion style untuk meningkatkan hasil media sendiri (media by design) dan tinggal
belajar lompat tinggi gaya straddle. Otot-otot memanfaatkan media pembelajaran yang
yang bekerja secara berulang-ulang dan sudah tersedia (media by utilization) melalui
berkesinambungan menyebabkan terjadinya cara membeli, meminjam, dan menyewa.
hypermetropy otot tungkai, sehingga Dalam hal ini penerapan model latihan
kemampuan otot tungkai akan meningkat. plyometrics melalui alat bantu ban dan
Selain itu, juga memupuk keberanian dan pralon dengan pendekatan inclusion style.
perasaan mampu percaya pada diri sendiri
Untuk meningkatkan hasil belajar
dan membangkitkan suasana kegembiraan.
lompat tinggi gaya straddle diperlukan
latihan melalui beberapa media dan
LANDASAN TEORETIS alat bantu tertentu. Menurut Djumidar
DAN HIPOTESIS TINDAKAN (2003:16) berkaitan dengan alat bantu
Penjasorkes pada dasarnya merupakan untuk pembelajaran lompat tinggi gaya
bagian integral dari sistem pendidikan secara straddle memberikan cara yaitu “alat yang
keseluruhan, bertujuan untuk mengem- digunakan pada pembelajaran lompat tinggi
bangkan aspek kesehatan, kebugaran jas- gaya straddle adalah dapat menggunakan
mani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas lingkaran karet, tali yang dibentangkan
emosional, keterampilan sosial, penalaran, melintang, kotak atau bok, bangku, bambu
dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani yang dibelah, pralon atau sejenisnya”. Model
dan olahraga. Latihan plyometrics adalah pembelajaran lompat tinggi gaya straddle
98 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon

dengan penerapan model latihan plyometrics and warm down), intensitas tinggi, beban
melalui alat bantu ban dan pralon dengan lebih progresif, memaksimalkan gaya, dan
pendekatan inclusion style merupakan meminimalkan waktu. Sebelumnya harus
salah satu model pembelajaran yang mana melakukan sejumlah ulangan, istirahat
diharapkan dapat meningkatkan hasil yang cukup, dan membangunan landasan
belajar lompat tinggi gaya straddle, dalam yang kuat terlebih dahulu. Program latihan
hal ini masuk SK permainan dan olahraga. individualisasi. Berdasarkan pada fungsi
Kompetensi dasar atletik nomor lompat anatomi dan hubungannya dengan olahraga
tinggi pada mata pelajaran Penjasorkes. Hal Radcliffe dan Farentinos (1985:15-109)
ini memberikan kebebasan pada peserta mengklasifikasikan latihan plyometrics
didik untuk berkreasi dan bereksperimen, menjadi tiga kelompok latihan yaitu (1)
melatih peserta didik untuk peduli lingkungan latihan untuk tungkai dan pinggul, (2) latihan
penerapan model latihan plyometrics untuk batang tubuh togok, (3) latihan untuk
melalui alat bantu ban dan pralon dengan tubuh bagian atas.
pendekatan inclusion style. Para peserta
Bentuk latihan untuk tungkai dan
didik diharapkan dapat leluasa melakukan
pinggul untuk meningkatkan hasil belajar
gerakan lompat tinggi gaya straddle,
lompat tinggi straddle adalah meloncat-
belajar nyaman dan menyenangkan yaitu
melambung (bounding), meloncat-loncat
pembelajaran dengan pendekatan game
(hoping), melompat (jumpang), meloncat
atau permainan yang diiringi musik.
(leaping), melangkah-meloncat (skipping),
Penerapan latihan ini adalah untuk dan memantul-mengambil (ricochets).
meningkatkan hasil belajar lompat tinggi Pendekatan gaya inklusi (inclusion style)
gaya straddle dapat dilakukan dengan menurut Mosston (2008:156) karakteristiknya
melalui rangkaian teknik gerakan dasar adalah bahwa pembelajaran dengan tingkat
dengan alat bantu ban dan pralon. Gerakan keahlian yang berbeda berpartisipasi dalam
dimulai dari awalan, tolakan, melewati mistar tugas yang sama dengan memilih tingkat
dan mendarat (Mulyanto 2013:11). Alat bantu kesulitan yang bisa mereka kerjakan.
pendidikan adalah alat-alat yang digunakan
Mengacu pada adanya karakteristik,
oleh pendidik dalam pendidikan atau
model pembelajaran ini digunakan mata
pengajaran. Semakin banyak indra yang
pelajaran Penjasorkes di SMA. Kerangka
digunakan untuk menerima sesuatu, semakin
teoretis ini dijabarkan sebagai berikut. Standar
banyak dan semakin jelas pula pengetahuan
Kompetensi ada tujuh yaitu permainan
yang diperoleh. Latihan Plyometrics adalah
olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri,
latihan yang memungkinkan otot untuk
aktivitas ritmik, aktivitas akuatik, pendidikan
mencapai kekuatan maksimal dalam waktu
luar sekolah, dan pola hidup sehat.
yang sesingkat mungkin. Latihan tersebut
menghasilkan peningkatan daya ledak dan Standar kompetensi permainan dan
kekuatan kontraksi atau peningkatan yang olahraga pada kompetensi dasar atletik nomor
terukur (Chu 1992:1-3). lompat tinggi terdiri empat gaya yaitu gaya
gunting (scissors), gaya guling (straddle),
Latihan plyometrics sebagai metode
gaya gunting sisi (western roll), gaya fosbury
latihan fisik untuk mengembangkan kualitas
flop. Untuk pembelajaran lompat tinggi gaya
fisik, selain harus mengikui prinsip-prinsip
straddle menggunakan alat bantu ban dan
dasar latihan secara umum, juga harus
pralon dengan pendekatan inclusion style
mengikuti prinsip-prinsip khusus yang terdiri
yaitu suatu pembelajaran dengan tingkat
atas memberi regangan (stretch) pada
keahlian yang berbeda berpartisipasi dalam
otot beban lebih yang meningkat. Menurut
tugas yang sama dengan memilih tingkat
Radcliffe dan Farentinos (dalam Furqon
kesulitan yang bisa mereka kerjakan.
dan Douwes 2002:17-22) aspek-aspek
khusus untuk melakukan latihan plyometrcs Kerangka Berpikir
yang tepat dan efektif antara lain adalah Menurut Hamalik (dalam Makhali
pemanasan dan pendinginan (warm up 2011:328) pembelajaran sebaiknya
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 99

berdasarkan pada asas belajar, aktivitas METODE PENELITIAN


belajar atau keterlibatan langsung,
Mosston (2008) memperkenalkan dan
perbedaan individual, pengulangan latihan,
mengilustrasikan konsep inklusi. Peran
dan adanya interaksi dengan lingkungan.
guru dalam gaya ini adalah untuk membuat
Pengulangan dan latihan maksudnya adalah
keputusan dalam tahapan pra-pertemuan
suatu tindakan atau perbuatan pengulangan
dan untuk mengantisipasi pertukaran
yang bertujuan untuk lebih memantapkan
peran pembelajaran selama pertemuan.
hasil belajar dalam hal ini lompat tinggi gaya
Pembelajaran membuat keputusan selama
straddle. Rancangan pembelajaran dimulai
pertemuan, termasuk keputusan tentang
dari tes kondisi awal lompat tinggi gaya
poin yang dimasukkan dalam materi
straddle. Guru belum menggunakan alat
pelajaran, memilih tugas yang lebih sulit
bantu ban dan pralon, sehingga kemampuan
atau lebih mudah. Peran guru adalah untuk
lompat tinggi gaya straddle peserta didik
berkeliling dan memberikan feedback
rendah. Karena hasilnya rendah, perlu
kepada pembelajar secara individu.
tindakan oleh guru dengan menggunakan
Contoh melompati tali yang dimiringkan,
alat bantu ban dan pralon. Untuk siklus I alat
faktor yang menentukan tingkat kesulitan
bantu ban dan pralon ketinggian tetap, siklus
pembelajaran adalah tinggi. Bervariasinya
II alat bantu pralon ketinggian meningkat.
tinggi menciptakan banyak tingkat kesulitan
Setelah proses pembelajaran diharapkan
dalam tugas yang sama.
kemampuan lompat tinggi gaya straddle
peserta didik lebih antosias, sehingga
harapannya hasil belajar atau tes kondisi
akhir lompat tinggi gaya straddle lebih
baik dan meningkat nilai hasil belajarnya.
Menurut Miarso (dalam Sumiati 2007:139)
media pembelajaran adalah sesuatu yang
dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan peserta Keterangan sebuah tugas yang didesain
didik, sehingga dapat mendorong terjadinya untuk inklusi:
proses belajar pada diri mereka yang belajar
A= Tingkat kesulitan rendah
dalam hal ini menggunakan alat bantu ban
dan pralon untuk membantu belajar lompat B= Tingkat kesulitan sedang
tinggi gaya straddle. C= Tingkat kesulitan tinggi
Hipotesis Tindakan Alat bantu ini disusun berdasarkan
Berdasarkan kerangka teori dan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada
kerangka berpikir tersebut diajukan hipotesis setiap manusia itu diterima dan ditangkap
tindakan pada penelitian ini sebagai berikut melalui panca indra. Maka alat bantu yang
penerapan model latihan plyometrics melalui digunakan pembelajaran lompat tinggi gaya
alat bantu ban dan pralon dengan pendekatan straddle adalah ban luar sepeda motor
inclusion style dapat meningkatkan hasil sebanyak 3 buah, dan pralon 9 buah yang
belajar lompat tinggi gaya straddle, dan ada sudah dirakit sebagai mistar digunakan
peningkatan hasil belajar belajar lompat sebagai permainan atau game yang diiringi
tinggi gaya straddle dengan penerapan musik sebagai alat bantu untuk belajar
model latihan plyometrics melalui alat bantu awalan, tolakan, melayang di atas mistar,
ban dan pralon dengan pendekatan inclusion dan mendarat.
style pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA
Teknik pengumpulan data, terdapat dua
Negeri 1 Pabelan.
teknik yaitu observasi tes perbuatan praktik
lapangan. Dokumentasi, digunakan untuk
mengumpulkan data berkaitan nilai peserta
didik dan foto-foto lompat tinggi gaya straddle.
100 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon

Alat pengumpulan data penelitian ini sebagai mencapai ketinggian maksimum dan juga
alat pengumpulan data yang dipakai adalah jarak horizontal. Kita ketahui bahwa lompat
observasi, dengan cara pengamatan secara tinggi membutuhkan loncatan masikmum
langsung suasana atau peristiwa yang terjadi ke arah vertikal dan jarak horizontal untuk
dalam proses pembelajaran. Merekap hasil mencapai lompatan setinggi-tingginya.
tes lompat tinggi gaya straddle yaitu awalan, Latihan plyometrics yang dilakukan secara
tolakan, melewati mistar, dan hasil lompatan berulang-ulang akan berpengaruh terhadap
disediakan blangko pengamatan. otot tungkai. Otot-otot yang terlihat harus
bekerja secara berulang-ulang dan terus
Teknik analisis data berbentuk bilangan
menerus yang menyebabkan terjadinya
(kuantitatif), dianalisis dengan analisis
hipermotropi otot, sehingga kemampuan
deskripsi komperatif yaitu membandingkan
otot tungkai akan meningkat.
data kuantitatif kondisi awal, siklus I,
siklus II atau kondisi akhir. Agar alat Latihan yang dilakukan berulang-ulang
pengumpulan data yang diperoleh valid dan berkesinambungan akan berpengaruh
perlu divalidasi. Cara memvalidasi datanya terhadap fisiologis dan neurology khususnya
melalui triangulasi, data yang diambil lalu pada otot tungkai, sehingga akan terjadi
dibandingkan antara kondisi awal, siklus I, adaptasi terhadap gerakan yang dilakukan.
siklus II atau kondisi akhir. Untuk mengetahui Latihan plyometrics ini, peningkatan dosis
hasil belajar lompat tinggi gaya straddle latihannya diberikan secara bertahap, karena
dengan tes unjuk kerja yaitu awalan, tolakan, latihan ini dilakukan dengan cepat, eksplosif,
melayang di atas mistar, dan hasil lompatan. dan bertenaga, sehingga cukup melelahkan.
Alat pengumpulan data yang diperoleh Dengan program latihan plyometrics yang
adalah pengamatan (observasi) tes praktik sesuai akan terjadi peningkatan kemampuan
lompat tinggi gaya straddle untuk mengukur peserta didik dalam melakukan lompat tinggi
hasil belajar peserta didik. gaya straddle.
Pendekatan Inclusion Style
HASIL PENELITIAN Deskripsi untuk satu episode, gaya
DAN PEMBAHASANNYA inklusi bisa diperkenalkan untuk kelas-kelas
Hasil belajar menurut Makhali (2012:459) pendidikan jasmani dengan menunjukkan
adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh konsep tali yang miring. Pergantian untuk
peserta didik setelah melakukan kegiatan kegiatan-kegiatan lain akan sangat lancar.
pembelajaran. Untuk pembelajaran lompat Pengenalan terhadap konsep inklusi, guru
tinggi gaya straddle dengan penerapan menyusun adegan dengan memperkenalkan
model latihan plyometrics melalui alat bantu konsep dari inklusi. Satu episode dari
ban dan pralon dengan pendekatan inclusion pengalaman belajar yang sebenarnya
style untuk meningkatkan hasil belajar dengan “tali yang miring” akan mencukupi
lompat tinggi gaya straddle yang dilakukan pemahaman dan internasilasi konsep
selama 3 pertemuan dapat dilaksanakan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan
dengan lancar dan baik biarpun ada kendala. ban dan pralon dengan konsep inklusi.
Peserta didik sangat antusias dan semua Peserta didik dapat melakukan suatu
peserta didik kelas XI IPA 1 bisa mengikuti pekerjaan dan tugas yang sama dalam tingkat
semua, akan tetapi ada beberapa kendala dan kesulitan dan kemampuan peserta didik
sedikit tetapi bisa diatasi, misalnya matras yang berbeda, supaya hasil belajar lompat
yang kurang standar dan tiang atau mistar tinggi gaya straddle meningkat.
lompat tinggi yang belum memenuhi standar.
Penggunaan Alat Bantu Ban dan Pralon
Penerapan Model Latihan Plyometrics pada Siklus I
Latihan plyometrics yang dipilih dalam Penerapan model latihan plyometrics
latihan ini didasarkan pada kegunaan dari melalui alat bantu ban dan pralon ketinggian
bentuk latihan meningkatkan loncatan untuk tetap dengan pendekatan inclutian style yang
terdiri atas dua pos. Pada Pos 1 peserta didik
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 101

melakukan praktik melompati 3 buah ban yaitu ketinggian rendah, sedang, dan tinggi.
dengan ketinggian masing-masing ban 55 Setiap pralon ketinggian rendah 80 cm,
cm dan mendarat di matras. Semua peserta sedang 100 cm, dan tinggi 110 cm dan
didik ikut melakukan tugas yang sama yaitu mendarat di matras. Dalam hal ini peserta
melompati ban yang sudah ditata sebanyak didik akan terlatih pada otot tungkai yang
3 buah, peserta didik dapat melakukan sudah diberikan beban yang meningkat,
berulang-ulang, sehingga akan merangsang sehingga latihan ini akan meningkatkan
kerja otot terutama otot bagian bawah lompatan yang lebih tinggi.
yaitu tungkai. Peserta didik akan terjadi
hypermotropi otot, sehingga otot tungkai Deskripsi Hasil Pembelajaran dengan
Pendekatan Gaya Inklusi
menjadi terlatih dan dapat meningkatkan
otot tungkai lebih tinggi dalam lompat tinggi. Tujuan dari gaya ini adalah untuk
Pada Pos 2 peserta didik melakukan praktik berpartisipasi dalam tugas dan belajar
melompati 3 buah pralon dengan ketinggian untuk memilih tingkat kesulitan yang
tetap masing-masing pralon 90 cm dan lebih bisa dilakukan terhadap tugas dan untuk
tinggi dari ban pada pos 1 dan mendarat memerikasa pekerjaan sendiri. Peran dari
di matras. Dari pos 1 menuju pos 2 karena peserta didik adalah (1) untuk membuat
beban ketinggian yang dinaikkan maka otot- sembilan keputusan dari gaya latihan, (2)
otot tungkai akan terjadi hypermotropi otot mengujikan tingkat kesulitan tugas yang
terutama otot tungkai sehingga akan melatih berbeda, (3) memilih tingkat kesulitan
otot tungkai untuk bisa melompat lebih tinggi. yang tepat untuk pembelajaran sendiri, (4)
melaksanakan tugas, (5) untuk memeriksa
Penggunaan Alat Bantu Pralon pada tugas pembelajaran sendiri terhadap kriteria
Siklus II yang disusun oleh guru, (6) untuk bertanya
Pembelajaran teknik lompat tinggi gaya kepada guru untuk klarifikasi. Peran dari guru
straddle menggunakan pralon ketinggian dalam pembelajaran gaya inklusi adalah
meningkat yang terdiri dua pos. Untuk pos 1 untuk mempersiapkan tugas dan tingkat
terdiri atas tiga pralon dari ketinggian rendah, kesulitan dalam tugas, mempersiapkan
sedang, dan tinggi untuk meningkatkan hasil criteria untuk tingkat kesulitan tugas,
belajar lompat tinggi gaya straddle. Pos 1 menjawab pertanyaan peserta didik, dan
peserta didik melakukan praktik melompati mengawali komunikasi.
3 buah pralon dengan ketinggian rendah,
sedang, dan tinggi. Untuk pralon rendah Deskripsi Kondisi Awal
posisi pralon atau mistar miring ketinggian Teknik analisis data berbentuk bilangan
70 cm dan 90 cm. Pralon sedang posisi atau kuantitatif dianalisis dengan analisis
mistar miring ketinggian 80 cm dan 100 cm. deskriptif komparatif yaitu membandingkan
Pralon tinggi posisi mistar miring ketinggian data kuantitatif dari kondisi awal, siklus 1, dan
90 cm dan 110 cm. Dari kegiatan pada pos 1 siklus 2. Kemudian khusus untuk mengolah
ini posisi pralon miring supaya peserta didik nilai hasil belajar lompat tinggi gaya straddle
bisa memilih tempat yang dianggap mereka digunakan rumus sebagai berikut.
mampu melakukannya dalam tugas yang Nilai = Jumlah skor teknik + Hasil lompat
sama, boleh memilih ketinggian rendah, tinggi X 10
sedang dan tinggi, dari pos 1 ini untuk pralon
1 dan 2 selisih ketinggian 10 cm dan pralon 2
2 dan 4 selisih 10 cm. Setelah dihitung dari rumus tersebut
Dari kegiatan ini peserta didik akan diperoleh kondisi awal peserta didik kelas XI
terpacu untuk melatih otot tungkai, sehingga IPA 1 SMA Negeri 1 Pabelan memiliki nilai
akan terjadi loncatan lebih tinggi. Pada pos lompat tinggi gaya straddle masih kurang
2 peserta didik melakukan praktik melompati atau rendah yaitu nilai nilai rata-rata 73,75.
3 buah pralon dengan ketinggian meningkat
102 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon

Deskripsi Siklus I menggunakan pendekatan permainan dan


Perencanaan tindakan dengan diringi musik. Peserta didik sudah sungguh-
penyusunan program pembelajaran. sungguh dan semangat saat melakukan
Sebelum guru menerapkan dan kegiatan pembelajaran. Manfaat ban dan
melaksanakan pembelajaran perlu disiapkan pralon sebagai alat bantu lompat tinggi gaya
perangkat pembelajaran untuk mencapai straddle untuk membantu latihan gerakan
kompetensi. Pelaksanaan tindakan melalui awalan, tolakan, melayang di atas mistar dan
alat bantu ban dan pralon dengan ketinggian mendarat pada lompat tinggi, merangsang
tetap pendekatan inclusion style dengan peserta didik untuk menolak lebih tinggi.
tahapan yaitu tahap persiapan sarana, Pembahasan
pengenalan, pemanasan, evalusi, dan
pengamatan tindakan. Peserta didik kelas XI IPA 1 dilihat dari
kondisi awal lompat tinggi gaya straddle
Tahapan refleksi, proses pembelajaran masih kurang atau rendah dan di bawah
pada saat melakukan lompat tinggi gaya KKM. Kemudian dilakukan tindakan pertama
straddle dengan penerapan model latihan (siklus I). Hasil belajar lompat tinggi gaya
plyometrics melalui alat bantu ban dan pralon straddle mengalami peningkatan tetapi
dengan pendekatan inclusion style peserta masih di bawah KKM, kemudian peserta didik
didik belum melakukan dengan sepenuhnya. melakukan tindakan kedua (siklus II). Hasil
Karena merasa takut jika menabrak ban belajar lompat tinggi gaya straddle peserta
dan pralon, sehingga ketika melompati didik melakukan tindakan kedua hasil belajar
belum sungguh-sungguh. Refleksi hasil l lompat tinggi gaya straddle sudah baik dan
pembelajaran lompat tinggi gaya straddle optimal mendekati sempurna.
belum seperti yang diharapkan, nilai rata-
rata 78,13, sudah di atas KKM yaitu 75. Diambil dari hasil pembahasan refleksi
bahwa kondisi awal hasil lompat tinggi
Deskripsi Siklus II gaya straddle peserta didik kelas XI IPA 1
Pelaksanaan tindakan melalui alat masih rendah yaitu rata-rata 73,75, dengan
bantu pralon dengan ketinggian meningkat tindakan pertama (siklus 1) mengalami
dengan menggunakan pendekatan inclusion kenaikan sedikit, rata-rata hasil belajar
style. Tahapan refleksi, proses pembelajaran lompat tinggi gaya straddle 78,13 kemudian
pada saat melakukan lompat tinggi gaya dilakukan tindakan kedua (siklus 2) hasil
straddle dengan menggunakan pendekatan belajar lompat tinggi gaya straddle rata-
inclusion style, dengan menggunakan alat rata mengalami peningkatan yang hampir
bantu pralon ketinggan meningkat, rasa sempurna yaitu 82,13. Hasil penelitian
ketakutan peserta didik sudah berkurang dan berdasarkan data empirik pada bab ini
melakukan latihan dengan alat bantu pralon ada dua hal yang diungkap yaitu proses
peserta didik merasa tidak takut melakukan pembelajaran sudah mendekati yang kita
lompatan dan melakukan latihan dengan targetkan. Penilaian hasil pembelajaran
sungguh-sungguh dan semangat. lompat tinggi gaya straddle dari kondisi awal
rata-rata 73,75, dan masih dibawah KKM.
Refleksi hasil pembelajaran lompat Siklus I rata-rata nilai 78,13 nilai nilai sudah
tinggi gaya straddle sudah ada peningkatan di atas KKM, kemudian setelah tindakan 2
lebih optimal dan hampir sempurna, nilai (siklus II) nilai hasil pembelajaran lompat
rata-rata 82,13. Nilai peserta didik kelas XI tinggi gaya straddle rata-rata 82,13. Untuk
IPA 1 tuntas 100% KKM yaitu 75. Nilai lompat nilai akhir peserta didik kelas X IPA 1 tuntas
tinggi gaya straddle 82,13 sudah di atas 100%.
indikator kinerja yaitu 80. Tahapan deskripsi
yaitu proses kegiatan pembelajaran lompat
tinggi gaya straddle melalui alat bantu ban
dan pralon dengan pendekatan inclusion
style yaitu pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan dimana pembelajaran itu
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 103

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Amin, Moh. 2011. Panduan Praktis Penelitian
Simpulan bahwa setelah dibandingkan Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV Solusi
nilai hasil belajar lompat tinggi gaya Distribusi Buku.
straddle dari kondisi awal dan kondisi akhir, Amiyanto, Nur Hadi. 2013. Didaktika Jurnal
maka hasil akhir penerapan model latihan Kependidikan. Semarang: Dinas Prov.
plyometrics melalui alat bantu ban dan Jawa Tengah.
pralon dengan pendekatan inclusion style
dapat meningkatkan hasil belajar lompat Budiharjo. 2012. Alat Peraga. Kabupaten
tinggi gaya straddle. Peningkatan nilai hasil Semarang: Dinas Kabupaten
belajarnya dari kondisi awal 73,75 menjadi Semarang.
82,13 sebesar 8,38.
Chu, Donal A. 1992. Jumping Into
Saran Plyometrics. Champaig Illonis: Leisure
Berkaitan dengan hasil penelitian, Press.
saran yang dapat peneliti ajukan adalah
Djumidar. 2003. Dasar-dasar Atletik. Jakarta:
bahwa penerapan model latihan plyometrics
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
melalui alat bantu ban dan pralon dengan
pendekatan inclusion style, memiliki Makhali. 2011. Jurnal Pendidikan Widyatama.
keunggulan yang dapat meningkatkan hasil Semarang: LPMP Jateng.
belajar penerapan model latihan plyometrics
melalui alat bantu ban dan pralon dengan Mosston, Muska dan Ashworth Sara.
pendekatan inclusion style adalah sebagai 2008. “Teaching Physical Education”.
alat bantu untuk melatih teknik gerakan Spectrum Teaching and Learning
awalan, tolakan kaki, melayang di atas Institute.
mistar, dan mendarat.
Muhajir. 2007. Pendidikan jasmani Olahraga
Guru Penjasorkes hendaknya mela- dan Kesehatan untuk SMA kelas XI.
kukan inovasi pembelajaran dalam upaya Jakarta: Erlangga.
mengoptimalkan pencapaian tujuan Penjas-
orkes pada setiap SK dan KD, menekankan Agus, Mukholid. 2012. Media Pembelajaran.
pada peningkatan kreativitas peserta didik, Surakarta: LPMP Jateng.
sehingga lingkungan sekitar sebagai sumber, Rosdiyati, Nani. 2007. Pendidikan
media, dan sarana pembelajaran. Penyuluhan KTSP. Semarang: LPMP
Jateng.
Sajoto, Muhammad. 1995. Peningkatan
dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam
Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Subyantoro. 2012. Pedagogik Jurnal
Pendidkan Dasar dan Menengah.
Semarang: Lab Baca Tulis Unnes.
Sunarno, Agung. 2011. Metode Penelitian
Olahraga. Surakarta: Yuma Pustaka.
Porter, Bobbi De dan Mike Hernachi.
Quantum Learning Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Jakarta: Mizan Media Utama.
Wisnugraho, Agus. 2004. School Sport
Developmen. Semarang.
104 Suwarno, Model Latihan Plyometrics melalui Alat Bantu Ban dan Pralon

Anda mungkin juga menyukai