Anda di halaman 1dari 5

Volume 5 Nomor 1, Maret 2018 ISSN: 2355-4355

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH PADA PERMAINAN


BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TYPE
GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBALAWI
KABUPATEN BIMA
Jurahman, Intan Kusuma Wardani
Pendidikan Olahraga, FPOK IKIP Mataram
Email: Jurahman11@gmail.com

Abstrak: Berdasarkan pengamatan peneliti Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ambalawi Kabupaten Bima, masih
banyak siswa yang kurang mampu melakukan passing bawah. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya
keberhasilan dalam hasil belajar passing bawah adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar passing bawah,
disebabkan metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Rumusan Masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah pada Permainan bola voli dengan
menggunakan metode Cooperative learning tipe group investigation pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 01
Ambalawi Kabupaten Bima?. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah pada
permainan bola voli dengan menggunakan metode cooperative learning tipe group investigation pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Ambalawi Kabupaten Bima. Rancangan Penelitian yang di gunakan adalah penelitian tindak
kelas. Adapun populasi dalam penelitian ini, yaitu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ambalawi Kabupaten Bima,
sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII/A SMP Negeri 1 Ambalawi yang berjumlah 30 siswa.
Hasil penelitian ini adalah ada peningkatan prestasi belajar siswa pada passing bawah permainan bola voli pada
siklus I dan siklus II yang signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan dengan nilai rata-rata pada siklus I
yaitu 68,99 dan siklus II adalah72,58. Yang berarti bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus ke
siklusnya. Hasil siklus II tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada passing bawah permainan
bola voli sudah mencapai KKM (KKM = 70). Dengan kata lain ketuntasan klasikal sudah mencapai target yaitu
80%.

Kata kunci: Hasil Belajar, Passing Bawah, Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation

Abstract: Based on observations of researchers from Class VIII Middle School 1 Ambalawi Bima District, there are
still many students who are less able to do lower passing. One of the factors that causes a lack of success in the
results of lower passing learning is the lack of motivation of students in learning to pass under, because the method
used is not in accordance with the characteristics of students. The formulation of the problem in this study is "How
is the effort to improve the results of lower passing learning on volleyball games by using the Cooperative learning
type group investigation method in Class VIII Students of Middle School 01 Ambalawi, Bima Regency ?. The
purpose of this study was to improve the results of lower passing learning on volleyball games by using the method
of cooperative learning type group investigation in class VIII SMP Negeri 1 Ambalawi Bima District. The research
design used was classroom action research. The population in this study, namely Class VIII Students of SMP Negeri
1 Ambalawi Bima District, while the sample used was students of class VIII / A Middle School 1 Ambalawi which
amounted to 30 students. The results of this study are that there is an increase in student learning achievement in
the under-passing of volleyball in the first cycle and second cycle which is significant. This is evidenced from the
results of calculations with an average value in the first cycle of 68.99 and the second cycle is 72.58. Which means
that there is an increase in student achievement from cycle to cycle. The results of the second cycle show that the
completeness of student learning outcomes in the under-passing volleyball game has reached KKM (KKM = 70). In
other words, classical completeness has reached the target of 80%.

Keywords: Learning Outcomes, Lower Passing, Cooperative Learning Method, Group Investigation Type

PENDAHULUAN sehingga tidak tercukupi volume latihan,


A. Latar Belakang Masalah frekuensi dan intensitas minimalnya untuk
Ruang lingkup pendidikan jasmani mencapai taraf yang digariskan. Akan tetapi
olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek penjas harus dilaksanakan sebagai upaya untuk
berikut: 1) Permainan dan olahraga, 2) Aktivitas menumbuhkembangkan kebiasaan hidup sehat
pengembangan, 3) Aktivitas senam, 4) Aktivitas melalui aktivitas-aktivitas yang menarik perhatian
ritmik, 5) Aktivitas air, 6) Pendidikan luar kelas, dan minat siswa, sehingga aktivitas jasmani
7) Kesehatan. Melalui ke-tujuh aktivitas tersebut dijadikan sebagai budaya dan kebutuhan
penjas tidak mungkin dapat berfungsi seperti yang (Depdiknas, 2006: 6).
diharapkan, mengingat keterbatasan berbagai hal,
17
Volume 5 Nomor 1, Maret 2018 ISSN: 2355-4355

Pendidikan jasmani adalah bagian dari (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang di tentukan
pendidikan dan merupakan bagian dari central sekolah yaitu 70. Sesuai pendapat Depdiknas
olahraga yang meliputi olahraga masyarakat, (2008: 370), bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal
olahraga prestasi dan olahraga pendidikan. (KKM) sekolah ditetapkan sendiri dengan
Olahraga masyarakat merupakan olahraga yang mempertimbangkan: kemampuan akademis siswa,
dilakukan masyarakat dalam rangka kompleksitas indikator, dan daya dukung (guru
meningkatkan kualitas kesehatan jasmani dan dan sarana). Oleh karena itu, selain hasil
rohani dalam hal ini diwadahi oleh FOMI (Forum pembelajaran yang masih rendah, siswa-siswa
Olahraga Masyarakat Indonesia). Olahraga yang ada di SMP Negeri 1 Ambalawi khususnya
prestasi dalam hal ini membangun manusia kelas VIII A dalam pembelajaran penjaskes masih
seutuhnya yang berkualitas dan berdaya juang banyak yang menggunakan metode lama
dengan mengoptimalkan seluruh potensi, khususnya dalam olahraga permainan bola voli,
sehingga menumbuhkembangkan prestasi sehingga dalam praktek bermain bola voli banyak
olahraga baik melalui lembaga pendidikan, atau terjadi kesalahan yang dilakukan siswa antara lain
pada setiap jalur pendidikan dapat dibentuk unit pada saat melakukan passing bawah, dilihat dari
kegiatan olahraga, kelas olahraga, pusat sikap persiapan, saat berdiri maupun meletakkan
pembinaan dan pelatihan, sekolah olahraga, serta posisi kedua tangan, masih banyak kesalahan,
diselenggarakannya kompetisi olahraga yang oleh karena penulis mencoba menerapkan metode
berjenjang dan berkelanjutan. Sedangkan Cooperative Learning Tipe Group Investigation,
olahraga pendidikan merupakan olahraga yang agar siswa-siswa di Sekolah SMP Negeri 1
dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan Ambalawi kelas VIII mampu meningkatkan
yang sistemis dan berkesinambungan dengan permainan bola voli dengan lebih baik.
sistem pendidikan nasional. Dalam kajian ini
penulis hanya membahas mengenai olahraga METODE PENELITIAN
pendidikan, karena salah satu bagian dari A. Rancangan Penelitian
olahraga pendidikan terdapat pendidikan jasmani 1. Jenis Penelitian
yang merupakan salah satu mata pelajaran di Penelitian ini merupakan Penelitian
Sekolah Menengah Pertama. Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2010:
Permainan bola voli memiliki ciri khas 16) ada empat tahapan penting dalam
kerjasama, kecepatan bergerak, lompatan yang penelitian tindakan, yaitu perencanaan,
tinggi untuk mengatasi bola di atas net (smash pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
dan blok) dan kreatif, sehingga diperlukan pemain Keempat tahapan dalam penelitian tindakan
dengan fisik yang baik, tinggi dan atletis, sehat, tersebut adalah membentuk sebuah siklus,
terampil, cerdas, dan sikap sosial yang tinggi agar jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap
bisa menjadi pemain yang berbobot (Suharno, perencanaan sampai dengan refleksi.
1985:2). Banyaknya siklus tergantung pada masih
Dalam penulisan ini peneliti akan meneliti atau tidaknya tindakan tersebut diperlukan
mengenai passing bawah, karena passing bawah tindakan itu sudah dianggap cukup
berguna untuk menerima servis, menerima operan tergantung pada permasalahan pembelajaran
teman, mengoper bola, atau bahkan yaitu meningkatkan hasil pembelajaran
mengembalikan bola pada permainan bola voli. tekhnik dasar passing bawah pada
Passing bawah harus banyak dilatih supaya arah permainan bola voli dengan menggunakan
bola terkendali dan tidak sampai menimbulkan metode cooperative learning tipe group
cedera tangan. Dalam latihan maupun dalam investigation yang perlu dipecahkan.
permainan, perlu sangat ditonjolkan pentingnya 2. Desain Penelitian
passing bawah yang tepat dan aman. Secara keseluruhan keempat
Pembelajaran bola voli siswa kelas VIII tahapan dalam PTK ini membentuk suatu
SMP Negeri 1 Ambalawi sebelum menggunakan siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk
metode Cooperative Tipe Group Investigation, spiral. Untuk mengatasi masalah mungkin
siswa masih banyak yang belum mampu diperlukan lebih dari satu siklus, siklus
melakukan passing bawah dengan benar, tersebut saling terkait dan berkelanjutan.
sehingga siswa masih kurang dari nilai KKM

18
Volume 5 Nomor 1, Maret 2018 ISSN: 2355-4355

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Sumber: (Arikunto, 2010: 16)

Keempat tahap dalam penelitian C. Instrumen Penelitian


tersebut adalah unsur untuk membentuk Instrumen dalam penelitian ini
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan merupakan alat yang digunakan untuk
beruntun, yang kembali ke langkah semula. mengungkap atau menggambarkan objek
3. Rencana Tindakan Penelitian penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah
Adapun rencana tindakan (kognitif) tes pilihan ganda, (psikomotor) tes
penelitian yang akan dilakukan adalah unjuk kerja dan (afektif) lembar observasi
sebagai berikut: karakter siswa.
a. Siklus I
1) Perencanaan D. Teknik Pengumpulan Data
2) Pelaksanaan Tindakan Teknik pengumpulan data yang terdapat
3) Observasi dan Evaluasi pada penelitian ini dilakukan sesuai dengan
4) Refleksi rubrik penilaian dengan aspek-aspek pada
b. Siklus II silabus dan RPP pembelajaran Cooperative
Berdasarkan refleksi siklus I learning tipe group, yaitu sebagai berikut:
yang direkomendasikan, dilakukan 1. Aspek Kognitif
perbaikan perencanaan tindakan ulang Aspek Kognitif (pengetahuan)
pada siklus II. siswa diukur dengan menggunakan Tes
4. Tim Kolabor dengan 10 soal, yang dinilai dengan format
Tim kolabor dalam penelitian ini penilaian pada lampiran proposal.
terdiri dari dua orang guru di sekolah SMP 2. Aspek Afektif
Negeri 1 Ambalawi Kabupaten Bima. Aspek Afektif (sikap) siswa diukur
B. Populasi dan Sampel dengan menggunakan rubrik penilaian
1. Populasi Lembar Observasi Karakter Siswa
Dalam penelitian ini yang menjadi (terlampir).
populasi adalah lingkungan sekolah SMP 3. Aspek Psikomotor
Negeri 1 Ambalawi tahun pelajaran Aspek Psikomotor (keterampilan)
2017/2018. siswa diukur dengan tes unjuk kerja dengan
2. Sampel menggunakan rubrik penilaian (terlampir).
Karena penelitian ini menggunakan E. Teknik Analisis Data
penenelitian tindakan kelas (PTK) maka Analisis data dilakukan dengan cara
sampel yang digunakan adalah siswa kelas merefleksi hasil observasi dan evaluasi terhadap
VIII A SMP Negeri 1 Ambalawi tahun proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
pelajaran 2017/2018. dan siswa dan diolah menjadi kalimat yang
bermakna dan dianalisis. Data yang diperoleh
pada penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan deskriptif komparatif yaitu dengan
19
Volume 5 Nomor 1, Maret 2018 ISSN: 2355-4355

membandingkan data kuantitatif dari siklus I dan pertemuan I dan II, Lembar unjuk kerja
Siklus II. aktivitas siswa siklus I terdiri dari 4
F. Indikator Keberhasilan Tindakan indikator yang diamati, yaitu (a) Posisi
Indikator keberhasilan tindakan kaki saat akan melakukan gerakan
meliputi peningkatan siswa dalam kegiatan passing bawah, (b) Bentuk gerakan
pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan tangan saat akan melakukan gerakan
senang dalam mengikuti pembelajaran serta passing bawah, (c) Posisi tubuh saat
ditandai dengan peningkatan siswa pada melakukan gerakan passing bawah, (d)
pembelajaran bola voli. Indikator yang dilakukan Bentuk gerakan tubuh secara
dalam pembelajaran permainan bola voli tekhnik keseluruhan saat melakukan gerakan
dasar passing bawah, teknik awalan, cara berdiri, passing bawah. Lembar observasi
sikap tangan dan tekhnik memukul bola Minimal aktifitas siswa siklus 1 yang terdiri dari 5
80% dari jumlah siswa mencapai hasil belajar indikator yang diamati, yaitu: (a) Siswa
tuntas (KKM = 70). Sumber data pada penelitian baris di lapangan dengan tertib, (b)
ini berupa data kuantitatif diperoleh dari subjek Seluruh siswa melakukan pemanasan, (c)
berupa data nilai hasil penilaian tes unjuk kerja Siswa mendengarkan guru yang
dan data kualitatif berupa lembar observasi menyampaikan tujuan dalam proses
siswa. pembelajaran dan melakukan proses
pembelajaran sesuai dengan instruksi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN guru, (d) Siswa dapat melakukan
A. Hasil Penelitian pembelajaran passing bawah dalam
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 permainan bola voli dengan
bulan dilakukan dalam 2 siklus, data diperoleh menyesuaikan diri dan tidak terpaksa, (e)
dari tes awal atau observasi sebelum Siswa terlihat termotivasi setelah
menggunakan metode Cooperative learning tipe menerima materi pembelajaran. Tes
group investigation pada Siswa Kelas VIII A pilihan ganda sebanyak 10 soal.
SMP Negeri 01 Ambalawi Kabupaten Bima. a. Pelaksanaan.
Sedangkan data kemampuan akhir siswa atau Pelaksanaan tindakan siklus
prestasi belajar diperoleh setelah menggunakan I yang terdiri dari IV kali pertemuan
metode Cooperative learning tipe group dan yang bertindak sebagai observer
investigation. adalah guru mata pelajaran
1. Siklus I penjaskes yang mengajar di kelas
Sebelum proses pembelajaran VIII A SMP Negeri 1 Ambalawi.
dimulai pada siklus I, peneliti telah b. Hasil Pembelajaran.
mempersiapkan perangkat pembelajaran 1) Hasil Unjuk Kerja Psikomotor
yang terdiri dari: Silabus pembelajaran, Siswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

B. Pembahasan ditemukan, yakni penggunaan metode


Dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Cooperative learning tipe group investigation
siklus I dan II yang telah dilaksanakan pada bulan dengan desain penelitian tindakan kelas secara
Maret sampai Mei 2018. Pelaksanaan keseluruhan keempat tahapan dalam PTK yaitu
pembelajaran passing bawah dalam permainan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
bola voli dengan menerapkan pembelajaran refleksi pada setiap siklusnya.
Cooperative learning tipe group investigation Pada hasil analisis data secara statistik
Berdasarkan refleksi yang dilakukan dari menunjukan bahwa ada peningkatan prestasi
pengamatan pra siklus pada kelas VIII A SMP belajar siswa pada passing bawah permainan bola
Negeri 01 Ambalawi Kabupaten Bima terdapat voli pada siklus I dan siklus II yang signifikan.
66,17 Nilai rata-rata siswa sebelum mulai pada Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan dengan
siklus I, berdasarkan hasil refleksi tersebut maka nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68,99 dan siklus
peneliti merancang suatu pembelajaran yang II adalah72,58. Yang berarti bahwa ada
sekiranya bisa mengatasi permasalahan yang peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus ke

20
Volume 5 Nomor 1, Maret 2018 ISSN: 2355-4355

siklusnya. Hasil siklus II tersebut menunjukkan 1.Jakarta : Kementerian Pendidikan


bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada passing Nasional.
bawah permainan bola voli sudah mencapai KKM
(KKM = 70). Dengan kata lain ketuntasan Suharno, 1985. Dasar-dasar Permainan Bola
klasikal sudah mencapai target yaitu 80%. Voli.Yogyakarta. FPOK IKIP

PENUTUP Suharsini Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu


A. Kesimpulan Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta : Rineka Cipta.
pembahasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa “Penerapan Model Pembelajaran Viera, Barbara L, 2000. Bola Voli(Tingkat Pemula)
Cooperative learning tipe group investigation. diterjemahkan olehMonti. Jakarta: Raja
Dapat meningkatkan hasil belajar Passing bawah Grafindo Persada
pada permainan bola voli pada siswa Kelas VIII
Hidayat.W, 2017. Buku Pintar Bola Voli. Anugrah.
A SMP Negeri 1 Ambalawi ”.
B. Saran Jakarta.
Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil
BSNP. (2011). Indikator Pencapaian Kompetensi.
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dalam Pedoman Penyusunan KTSP (hal.
1. Siswa hendaknya lebih serius mengikuti
81). Jakarta: BSNP.
proses pembelajaran yang diajarkan oleh guru
terutama dalam pembelajaran penjas, agar
Sugiyono. (2011). Populasi Penelitian. Dalam N. K.
tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.
Udayanti, Skripsi (hal. 15). Mataram: IKIP
2. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan
Mataram.
prasarana belajar terutama bola voli yang
cukup memadai sehingga proses pembelajaran Margono.(2016, 4 8).Pengertian Hipotesis. Diambil
pendidikan jasmani dapat berlangsung kembali dari
sebagaimana mestinya. http://googleweblight.com/?lite_url=http://
3. Guru hendaknya menggunakan metode dan www.spengetahuan.com/2016/04/10-
media pembelajaran yang sesuai dengan pengertian-hipotesis-menurut-para-ahli-
karakteristik siswa. terlengkap

KBBI. (2018, 1). Pengertian Media. Diambil


DAFTAR PUSTAKA kembali dari https://kbbi.web.id/media

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Kratwohl (Purwanto, 2. 5. (2016). Ranah Afektif.
Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Dalam E. Yona, Skripsi (hal. 15). Bandar
Jakarta. Rineka Cipta. Lampung: Universitas Lampung.

Depdiknas, 2008. Materi Pelatihan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).
Jakarta: Depdiknas.

Munasifah, 2008.Menjadi Manusia yang Unggul.


Semarang: Ghyyas Putra

UU RI No. 20/2003, Pendidikan Nasional

Rusli Ibrahim, 2001. Landasan Psikologis


Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas

Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, 2010. Pendidikan


Jasmani, Olahraga, danKesehatan

21

Anda mungkin juga menyukai