Anda di halaman 1dari 10

“LAPORAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DAN KETERAMPILAN BOLA

VOLI KELAS IX SMPN 5 BLITAR”


Oleh : M. Adil Husain Rizky W.
PJKR C (20)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendikan yang mempunyai unsur
aktivitas fisik. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan suatu perubahan dan kualitas
seseorang baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dipelajari siswa di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas. Menurut Silvi Aryanti (2018) PJOK di sekolah
bertujuan untuk dilakukan secara sistematis oleh peserta didik dilandaskan pada nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
menggunakan kurikulum 2013. Menurut Mulyasa (2014) kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang
akan menjadi fondasi pada tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013
yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, berharap bangsa ini menjadi bangsa yang
memiliki nilai jual yang bisa ditawarkan kepada bangsa lain di dunia. Zaini (2015:17)
Kurikulum 2013 dapat memicu pengembangan kompetensi siswa kearah yang lebih
analisis dan tuntutan guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran karena guru
dianggap mampu semua hal yang dapat membantu siswa berkembang. Materi
pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Olahraga pada kurikulum 2013 di kelas
IX salah satunya adalah permainan bola voli. Menurut Azhar (2017) Olahraga bola voli
sebagai bagian dari materi pendidikan jasmani secara keseluruhan masuk kedalam
olahraga yang bercirikan permainan, seperti halnya sepakbola, bolabasket, bolatangan,
soffball, dan lain-lain.
Pembelajaran bola voli di kelas IX berdasarkan kompetensi dasar 3.1. Memahami
konsep variasi dan kombinasi keterampilan, serta peraturan yang dimodifikasi dalam
permainan bola besar 4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan kedalam
permainan bola besar secara lancar, terkontrol, dan koordinatif. Berdasarkan proses
pembelajaran bola voli yang dilaksanakan pada kelas IX.1 SMP Negeri 5 Kota Blitar,
hasil pengamatan diperoleh masih belum terlaksana dengan baik. Motivasi dan penguatan
pada siswa saat proses belajar mengajar berlangsung masih belum terlihat. Selain itu,
media pembelajaran mengenai passing bawah bola voli pada proses belajar mengajar di
kelas masih monoton sehingga siswa terlihat kurang tertarik. Saat pembagian kelompok
diskusi diperlukan waktu yang cukup lama sehingga kondisi dikelas menjadi kurang
kondusif. Metode pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan kurikulum 2013,
hanya saja masih belum berjalan dengan maksimal. Hal ini terjadi karena sarana yang
ada di SMP Negeri 5 Kota Blitar masih belum mencukupi. Rasio bola voli terhadap siswa
yaitu 2 berbanding 32 sehingga pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang
duduk dan menunggu giliran, selain itu, model pembelajaran yang diberikan kurang
bervariasi yang menyebabkan kurangnya minat siswa saat proses pembelajaran di
lapangan. Siswa terlihat tidak berani untuk mencoba melakukan teknik dasar passing
bawah bola voli dimana penilaian (passing bawah) yang dilakukan menghasilkan data
lebih dari 60% siswa tidak tuntas dengan KKM 75.
Berdasarkan permasalahan yang ada saat proses pembelajaran materi passing
bawah permainan bola voli, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Konsep model
pembelajaran menurut Trianto (2010:51) menyebutkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial termasuk di dalamnya
tujuan- tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Destriana (2018) Implementasi dari
penelitian pengembangan ini adalah dapat digunakan oleh guru PJOK sebagai tambahan
variasi teknik dalam belum berjalan dengan maksimal. Hal ini terjadi karena sarana yang
ada di SMP Negeri 5 Kota Blitar masih belum mencukupi. Rasio bola voli terhadap siswa
yaitu 2 berbanding 32 sehingga pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang
duduk dan menunggu giliran, selain itu, model pembelajaran yang diberikan kurang
bervariasi yang menyebabkan kurangnya minat siswa saat proses pembelajaran di
lapangan. Siswa terlihat tidak berani untuk mencoba melakukan teknik dasar passing
bawah bola voli dimana penilaian (passing bawah) yang dilakukan menghasilkan data
lebih dari 60% siswa tidak tuntas dengan KKM 75.
Berdasarkan permasalahan yang ada saat proses pembelajaran materi passing
bawah permainan bola voli, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Konsep model
pembelajaran menurut Trianto (2010:51) menyebutkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial termasuk di dalamnya
tujuan- tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Destriana (2018) Implementasi dari
penelitian pengembangan ini adalah dapat digunakan oleh guru PJOK sebagai tambahan
variasi teknik dalam mengajar pasing bawah permainan bola voli.
Teknik dasar yang sangat penting dikuasai dalam permainan bola voli yaitu
teknik dasar passing bawah. Hal ini karena pasing bawah sangat berguna pada saat
pertahanan bahkan dapat dijadikan sebagai penambahan poin untuk tim dalam meraih
kemenangan (Karim, Ginanjar, & Sugiyanto, 2017). Passing bawah permainan bola voli
digunakan saat menerima bola bawah dan mengumpan (Suwarso dan Sumarya, 2010).
Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teaching
Gamesfor Understanding (TGFU). Menurut Pujianto (2014: 80), Teaching Games for
Understanding (TGFU) merupakan suatu pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani
untuk memperkenalkan anak mengerti olahraga melalui bentuk konsep dasar bermain,
oleh karena itu, TGFU digunakan dalam pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik
dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Stephen Harvey, Christopher J. Cushion and
Ada N. Massa-Gonzalez (2010) Results and discussion findings showed that the two
coaches’ values, beliefs and dispositions were challenged by the TGFU approach.
Berdasarkan temuan penelitian diperoleh nilai-nilai, kepercayaan, dan disposisi dua
pelatih ditantang oleh pendekatan TGfU.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan perbaikan dalam usaha untuk
mendapatkan pencapaian pembelajaran passing bawah bola voli. Penulis melaksanakan
Tes Keterampilan bola voli dengan judul “Tes Keterampilan Passing Bawah Bola Voli
pada Siswa Kelas IX.1 melalui Pendekatan Teaching Games For Understanding
(TGFU).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam melakukan teknik dasar bola
voli passing bawah
Untuk memberikan sejauh mana perkembangan kemampuan keterampilan siswa dalam
mempraktikan passing bawah
Untuk mencari bibit olahraga yang masih terpendam
C. Manfaat
Sebagai literatur dalam pengembangan dunia olahraga khususnya dalam tes keterampilan
bola voli
Sebagai awal patokan untuk menaikkan atau mengurangi standar yang diberikan kepada
peserta didik

BAB II KAJIAN TEORI (berisi teori tentang variabel yang diteliti)


A. Hakikat Tes, Pengukuran dan Evaluasi
Menurut Naran, Juniar (2020) Tes merupakan suatu alat pengumpul data yang
digunakan dengan tujuan memperoleh informasi yang akurat tentang tingkah laku,
Tes merupakan suatu perantara dalam mewujudkan tujuan baik di bidang olahraga
pendidikan ataupun olahraga prestasi. Sedangakan menurut Wiriawan (2017) Tes
adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh olahragawan agar dapat diketahui
kemampuan yang dimiliki ataupun dicapai oleh para olahragawan.
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus
dirancang secara khusus. Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul
informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tes merupakan alat atau cara untuk mengumpulan sebuah data
tentang individu atau objek yang digunakan untuk mengadakan penilaian di bidang
olahraga pendidikan ataupun olahraga prestasi.
Sedangkan, pengukuran merupakan bagian dari evaluasi yang menggunakan
alat dan teknik tertentu untuk mengumpulkan informasi secara tepat dan benar
Winarno (2014). Pengukuran adalah proses pengumpulan informasi, biasanya
kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertenatu dan
bersifat kuantitatif (Sulistiowati, 2018).
Pengukuran adalah sebuah proses dalam mengumpulkan informasi. Hasil
produk aktivitas pengukuran adlaah jarak, waktu, jumlah, ukuran dan sebagainya
yang bersifat kuantitas atau berupa angka yang bisa diolah secara statistika. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah Sebuah proses berupa
pengumpulan informasi yang dilakukan secara objektif dan bersifat kuantitatif yang
diolah secara statistika dan merupakan bagian dari proses evaluasi.
Evalusi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan nilai
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui pengukuran, proses pemberian nilai
harus bersifat objektif dan diusahakan unsur-unsur subjektif tidak masuk sebagai
pertimbangan dalam penilaian. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa evaluasi
meliputi dua langkah didepan, yaitu mengukur dan menilai.
Evaluasi merupakan proses pemberian pertimbangan atau makna mengenai nilai dan
arti dari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat
berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu. Evaluasi
adalah suatu proses pemberian pertimbangan atau makna mengenai nilai dari sesuatu
yang dipertimbangkan baik itu orang, benda atau keadaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa evaluasi adalah Sebuah proses pemberian makna mengenai nilai
dari sesuatu yang dipertimbangkan yang sistematis untuk menentukan nilai
berdasarkan data yang dikumpulkan dengan objektif melalui pengukuran berdasarkan
acuan acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu.

B. Tes Keterampilan Bola Voli Passing Bawah


Pada pendidikan formal atau sekolah, olahraga termasuk dalam mata pelajaran
itu dikarenakan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kesegaran jasmani
dengan hasil belajar siswa, seperti yang dikemukan oleh Okpaliasnyah (2008:51).
Mata pelajaran olahraga sangat membantu siswa untuk lebih siap mengikuti pelajaran
yang lain.Salah satu materi pelajaran yang diajarkan di sekolah yaitu permainan bola
voli. Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing- masing
terdiri atas enam orang. Bola dimainkan di udara dengan melewati net, setiap regu
hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan (Munasifah,2008:03). Teknik-teknik
dalam permainan bola voli menurut Erianti (2004:103) ada 5 yaitu servis, passing,
umpan, smash dan block (bendungan). Untuk menjadi pemain bola voli yang baik
maka harus menguasai seluruh dari teknik dasar tersebut. Diantara teknik dasar yang
harus dikuasai adalah passing. Menurut Erianti (2004:115) passing merupakan suatu
teknik dalam permainan bola voli yang tujuannya adalah untuk mengoper bola ke
suatu tempat atau kepada teman sendiri dalam satu regu, untuk selanjutnya
dimainkan kembali dan dapat juga dikatakan sebagai langkah awal untuk menyusun
pola serangan kepada regu lawan. Passing itu sendiri terdiri dari dua yaitu passing
atas dan passing bawah.
Passing bawah akan dilakukan oleh seorang pemain apabila bola yang datang
jatuh berada di depan atau samping badan setinggi perut ke bawah. Cara
pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Sikap persiapan:
Berdiri tegak dengan kaki kangkang selebar bahu, atau lebih lebar sedikit,
posisi lutut sedikit ditekuk. Kedua lengan dirapatkan di depan badan, dengan
kedua lengan dijulurkan lurus kebawah, siku jangan ditekuk (sudut antara lengan
dengan badan ± 45º). Agar pada saat terjadi perkenaan bola tidak lepas,maka
taruh salah satutangan di atas telapak tangan yang lain dengan kedua ibu jari
berada sejajar, dan pegang dengan erat.
b. Sikap perkenaan:
Perkenaan lengan dengan bola berada pada lengan bagian atas pergelangan
tangan dan di bawah siku. Ambillah posisi sedemikian rupa sehingga badan
berada dalam posisi menghadap pada bola. Begitu bola berada pada jarak yang
tepat maka segera ayunkan kedua lengan yang telah diluruskan dari arah bawah
ke atas depan. Pada saat itu antara tangan kanan dan tangan kiri sudah saling
berpegangan. Aanata badan dengan kedua lengan membentuk sudut ± 45º agar
bola memantul secara stabil. Dengan cara tersebut diharapkan bola yang
memantul tidak berputar, sehingga mudah diterima oleh pemain lain. Usahakan
bola memantul pada bagian lengan yang paling lebar diantara pergelangan tangan
dan siku dengan sudut pantulan ± 90º (sudut datang= sudut pantul). Apabila sudut
datangnya bola tidak ± 90º maka sudut pantul yang diperoleh juga tidak dapat
mencapai ± 90º, sehingga bola akan memantul kearah lain. Dengan demikian bola
tidak akan memantul kearah seperti yang diharapkan.
c. Sikap akhir:
Setelah bola dipassing, maka segera diikuti dengan mengambil sikap
kembali agar dapat bergerak dengan cepatdan menyesuaikan diri dengan
permainan. Lanjutan gerakan lengan paling tinggi maksimal sejajar (rata) dengan
bahu. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan keberadaan bola (datangnya bola) oleh pemain pada saat akan melakukan
passing bawah.(Winarno dkk., 2013)
Menurut Erianti (2004:127) Passing atas merupakan elemen yang penting
dalam permainan bola voli. Penguasaan teknik passing atas yang baik akan
menentukan keberhasilan suatu regu untuk membangun serangan dengan baik.
Apabila dilakukan secara bervariasi, maka seluruh potensi penyerangan regu dapat
dimanfaatkan. Teknik passing atas memiliki teknik yang sulit, karena membutuhkan
koordinasi gerakan yang lebih baik. Kesulitan yang biasa terjadi yaitu bola diteruskan
terlalu datar, bola terhenti ditangan, bola bukan didorong tapi ditepuk, bola
dipassingkan melenceng, bola tidak tepat sasaran dan masih banyak lagi kesulitan
dalam mempelajari passing atas. Kesulitan ini juga yang dialami oleh siswa putri
ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 19 Palembang. Selain itu peneliti melihat
hasil pertandingan bola voli putri SMP Negeri 19 palembang 3 tahun terakhir belum
pernah menjadi juara di pertandingan antar SMP se- kota Palembang.
Menurut Werner et al. dalam (Sundari, 2017) Bunker dan Thorpe
mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran taktik di Loughborough University
Inggris kurang lebih pada tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, mereka
mengembangkan suatu model pendekatan untuk meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap permainan, model pembelajaran itu diberi nama Teaching Games For
Understanding (TGFU). Sedangkan menurut Yudha et al. (2017) mengemukakan
Teacing Game For Understanding (TGFU) adalah model pembelajaran yang
mengarah pada permainan sebenarnya, di Indonesia sering dikenal dengan
pendekatan taktik. Sedangkan, menurut Rahayu (2013) mengemukakan bahwa TGFU
adalah salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
Selain itu, TGFU adalah model pembelajaran penjas yang menarik dan tidak
membosankan yang berupa taktik (Astuti, 2020). Pendekatan model pembelajaran
TGFU dalam Penjas adalah suatu bentuk konsep dasar bermain untuk
memperkenalkan bagaimana anak mengerti olahraga (Pujianto, 2014).
BAB III METODE
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Deskriptif.
Pada penelitan ini, Setelah metode ditetapkan, selanjutnya digunakan teknik
penelitian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing atas dan passing bawah untuk
siswa SMP (atlet usia SMP). Mengenai tes dijelaskan oleh Nurhasan (2007: 03)
bahwa “Tes merupakan alat ukur”. Selanjutnya, menurut Arikunto (1995: 51) dalam
Nurhasan dan Cholil (2007: 03) mengatakan bahwa “Tes merupakan suatu alat atau
prosedur yang dignakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

B. Prosedur Pengembangan
Berdiri di belakang garis yang sudah ditentukan, bola dipegang terlebih
dahulu. Waktu 1 menit untuk melakukan passing bawah sebanyak mungkin dihitung
setelah sentuhan pertama. Sebelum melakukan tes sesungguhnya diberi waktu untuk
melakukan uji coba tes selama 20 detik. Pada saat tes yang sesungguhnya diberikan 3
kali kesempatan melakukan tes. Hasil 3 kali kesempatan tes akan diambil 2 skor
tertinggi kemudian dirata- rata.

Penskoran :
1. Lemparan bola pertama ke arah sasaran, dan lemparan bola apabila terjadi bola
pegang karena tidak torkontrol belum dapat dihitung skornya.
2. Skor mulai dihitung setelah bola dilempar ke tembok sasaran, bola memantul dan
di-voli testi ke arah sasaran
3. yang telah ditentukan.
4. Setiap testi mem-voli bola dan masuk daerah sasaran, atau mengenai garis batas
bawah sasaran memperoleh. skor satu, sedangkan apabila bola yang di-voli tidak
mengenai sasaran seperti yang dikemukakan di atas,maka testi memperoleh skor nol
(0).
5. Apabila testi gagal mem-voli bola, gagal mengontrol bola dan bola memantul jauh
dari daerah tes, maka testi bolehmemegang bola, dan secepatnya ke tempat testi,
serta segera melempar bola ke daerah sasaran. Lem-paranbola ini tidak dihitung
sebagi skor.
6. Hasil skor testi adalah keseluruhan skor mem-voli bola kearah sasaran yang
dilakukan sebanyak 3 kali per-cobaan,3 kali 30 detik.

C. Uji Coba Instrumen


Instrument yang digunakan dalam melakukan penelitain ini yaitu dengan
menggunakan tes dari Brady Test, yakni tes mengoperkan bola passing bawah ke
dinding dengan tingkat validitas 0.86 dan reliabilitas 0.925. Tetapi tes passing
tersebut belum mempunyai nilai validitas dan reliabilitasnya untuk siswa kelas IX
SMP. Maka dalam penelitian ini difokuskan kepada pengujian validitas dan
reliabilitas tes untuk Siswa kelas IX SMP sebagai berikut:
Petak Sasaran Tes Passing Atas dan Passing Bawah Bola Voli
Sumber: Nurhasan dan Cholil (2007: 222)

D. Desain Uji coba


Desain penelitian yang digunakan adalah Korelasi Ganda, Modul Statistika et
al. (2008;70) mengilustrasikan sebagai berikut:

X1 rx1y
Y
rx2y
X2

Desain Penelitian (Korelasi Ganda)


Sumber: Modul Mata Kuliah Statistika et all. (2008: 70)

Keterangan:
X1 : Tes Passing bawah 1
X2 : Tes Passing bawah 2
Y : Composite Score
rxy : Korelasi Variabel X dengan Y

E. Subjek Coba
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas IX A SMPN 5 Kota
Blitar. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, dimana
karena beberapa pertimbangan misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jenuh populasi dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 25 orang.

F. Instrumen Pengumpulan Data (Validitas, reliabilitas dan objektivitas Instrumen)


G. Teknik Pengumpulan Data
H. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai