Anda di halaman 1dari 55

Upaya Meningkatkan Kemampuan Passing Permainan Sepak Bola

Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Permainan Kelas XI

SMA Negeri 13 Palembang

Skripsi

Oleh :

Ahmad Ramadhan

Nomor Induk Mahasiswa 2018 151 051

Program Studi Pendiddikan Jasmani

Jurusan Pendidikan Olahraga

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pembentukan kemampuan dasar yang

fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, juga daya

emosional atau perasaan yg diarahkan pada watak insan dan pada sesamanya

(John Dewey dalam Sagala, 2011:3). Pendidikan pada sekolah tidak hanya

terfokus dalam pendidikan teori saja, artinya yang hanya memakai otak/psikis.

namun akan terdapat pula pendidikan praktik yang mengharuskan murid untuk

memakai fisiknya pada proses pembelajaran, Salah satu pelajaran yang diberikan

pada sekolah menurut kurikulum yang dipakai dalam waktu ini atau sebelumnya

merupakan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses kegiatan jasmani yg dibuat

dan disusun secara sistematis, agar merangsang pertumbuhan dan perkembangan,

mempertinggi kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan

pembentukan watak, dengan nilai serta perilaku yang positif bagi setiap warga

negara untuk mencapai tujuan pendidikan (Lutan, 2001 dalam Setiawan, 2017:

145).

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan dan suatu proses pada jenjang pendidikan. Artinya

pendidikan jasmani bukan sebagai pelengkap pada suatu jenjang pendidikan, akan

tetapi pada dasarnya merupakan pendidikan yang dapat mengaktualisasikan

2
2

seluruh potensi yang dimiliki manusia berupa sikap, karya dan hasil yang diberi

bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita

kemanusiaan. Pendidikan jasmani juga harus memberikan pengalaman yang

seimbang dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan ranah fisik,

psikomotor, kognitif dan afektif diantaranya dalam permaian sepak bola.

Sepak bola berkembang dengan pesat dimasyarakat karena dapat

dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua.

Sepak bola dimainkan oleh dua tim dengan jumlah yang bermain sebanyak 22

pemain dan 7 pemain cadangan di setiap timnya, serta dipimpin oleh satu orang

wasit, dua orang asisten dan satu wasit cadangan. Terkadang dalam proses

pembelajaran sepak bola terdapat kendala-kendala yang dihadapi seperti

mahasiswa kurang serius, sarana dan pra sarana seadanya, pemahaman materi

lemah, pengalaman belajar yang kurang banyak dan keaktifan bergerak cenderung

rendah. Dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya

pembelajaran permainan sepakbola tentu saja upaya yang logis dari seorang guru

dalam hal pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas

dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana

pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang

guru (Ridwan, dkk, 2017: 1-2).

Sepakbola lebih banyak menggunakan keterampilan pemain dibandingkan

olahraga lain. Selain teknik, syarat fisik dan juga mental sangat di butuhkan dalam

permainan sepak bola. Kondisi fisik yang bagus sangat dibutuhkan karena

bermain sepakbola akan sangat banyak melakukan gerakan menggunakan


3

intensitas yang cepat. Kondisi mental dan psikis pula sangat berpengaruh pada

permainan sepakbola dikarenakan mental dan psikis sangat berperan pada upaya

memperoleh kemenangan suatu pertandingan sepakbola. Salah satu komponen

fundamental yang wajib dikuasai supaya bisa bermain sepakbola yang baik ialah

harus menguasai teknik dasar dalam permainan sepak bola (Luxbacher, 2004: 7

dalam Rustanto, 2017: 22).

Teknik dasar permainan sepak bola dapat menentukan sampai dimana

seseorang pemain bisa menaikkan mutu permainannya. Dengan teknik dasar yang

mendominasi bahkan baik dan sempurna, pemain bisa melaksanakan strategi dan

taktik permainan yang sangat gampang lantaran pemain tadi memiliki

kepercayaan dalam diri sendiri yang tinggi. Bagian-bagian berdasarkan teknik

dasar sepak bola yaitu menendang bola (shooting), menyundul bola (heading),

menggiring bola (dribbling), menyepak dan menghentikan bola (passing and

stopping) (Anggraini, 2019).

Seorang pemain bukan saja dituntut harus mempunyai fisik serta mental

yang kuat, akan tetapi juga teknik dasar permainan yang baik dan benar. Passing

sebagai salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang dilakukan

dengan cara menendang bola ke sasaran yang telah ditentukan, harus dikuasai

oleh seorang pemain, karena keterampilan tersebut (passing) membantu dalam

membangun serangan ke arah pertahanan lawan dan sekaligus menciptakan

peluang-peluang untuk terjadinya gol.

Melakukan gerakan passing dalam tingkat ketepatan umpan ke teman

sangat besar, agar dapat mengirimkan bola dengan teliti kepada seseorang kawan
4

perlu dilatih terus dan perhatikan selalu kecermatan. Operan sering dipergunakan

tim sepak bola yang mengandalkan kecepatan pemainnya untuk melakukan

penyerangan maupun pertahanan. Teknik dasar passing dipergunakan untuk jenis

operan datar, operan relatif lebih cepat dibandingkan operan lainnya.

Passing memiliki peran yang sangat penting, jika seseorang dapat

mengumpan atau passing dengan benar, maka akan dapat menghasilkan umpan

yang akurat. Begitupun sebaliknya, apabila passing yang diberikan kurang baik,

maka umpan yang dihasilakan tidak akurat (Burcak 2015: 2861 dalam Anggraini

dkk, 2019: 474).

Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMA Negeri

13 Palembang, ditemukan bahwa pada teknik passing dalam pembelajaran sepak

bola sebelumnya masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.

Bahkan dari 39 siswa hanya 18 siswa yang mencapai KKM. Untuk mengatasi hal

tersebut maka peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis permainan

untuk meningkatkan keterampilan passing dalam permainan sepakbola.

Permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bermain peran.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rustanto

(2017), dapat dirumuskan simpulan umum bahwa pembelajaran menggunakan

metode bermain mampu meningkatkan keterampilan atau kemampuan passing

sepakbola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas V SD Negeri 20 Teluk

Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan simpulan khusus adalah perencanaan

pembelajaran kemapuan passing menggunakan metode bermain melalui PTK

yang menggunakan dua siklus.


5

Hasil tes siklus I diperoleh 17 siswa atau 60,72% tuntas belajar dan

11 siswa atau 39,29% belum tuntas belajar. terjadi peningkatan 17,86%

pada siklus I. Kemudian pada hasil tes siklus II menunjukkan 25 siswa

atau 89,29% tuntas belajar dan 3 siswa atau 10,71% belum tuntas belajar.

Terjadi peningkatan 28,57% pada siklus II dari siklus I. Persentase

keberhasilan di siklus II mencapai >75% sehingga penelitian dihentikan

dan dikatakan berhasil.

Sehingga dari hasil penelitian observasi awal ini peneliti

menganggap perlu adanya pendekatan pembelajaran yang mampu

meningkatkan penguasaan kemampuan passing dalam pembelajaran

permainan sepakbola dengan menggunakan pendekatan berbasis

permainan oleh karena itu dibutuhkan tindakan agar keterampilan

mahasiswa dapat meningkat.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang sempurna sangat diharapkan

supaya siswa bisa cepat tahu dan menguasai teknik-teknik dasar permainan

sepakbola, selain itu hal terpenting siswa merasa bahagia pada saat mengikuti

pembelajaran sepakbola. Pendekatan pembelajaran merupakan hal yang akan

ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan intruksional. Pemilihan

materi pembelajaran yang dilakukan oleh guru disesuaikan dengan

mempertimbangkan berbagai hal, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

(Ridwan,dkk, 2017: 2).

Pendekatan pembelajaran yang menggunakan proses pembelajaran

permainan dengan menempatkan pembelajaran teknik dasar yang terkait dengan


6

bentuk permainannya. Kegiatan pembelajaran berbasis permainan pada olahraga

melalui kegiatan fisik dan koordinasi tubuh berfungsi menumbuhkan rasa senang,

menghormati lawan, kerjasama dengan teman, menaikkan kemampuan, patuh

dalam peraturan, serta memperoleh pengetahuan (Sumarsono, 2017: 72).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Upaya

Meningkatkan Keterampilan Passing Permainan Sepak Bola Mengggunakan

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Permainan Kelas XI SMA Negeri 13

Palembang”.

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Pembatasan Lingkup Masalah

Permasalahan yang terkait dengan judul diatas sangat luas, agar

memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian, maka penulis

membatasi ruang lingkup sebagai berikut:

1) Penelitian ini terbatas pada siswa kelas XI SMA Negeri 13

Palembang.

2) Penelitian ini hanya dilakukan terhadap siswa yang nilai nya belum

dinyatakan tuntas KKM.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan di atas, maka rumusan

masalah yang diteliti adalah “Bagaimana Upaya Meningkatkan

Kemampuan Passing Permainan Sepak Bola Mengggunakan Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Permainan Kelas XI SMA Negeri 13 Palembang”?

1.3 Tujuan Penelitian


7

Sesuai rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk Meningkatkan Kemampuan Passing Permainan Sepak Bola Mengggunakan

Pendekatan Pembelajaran Berbasis Permainan Kelas XI SMA Negeri 13

Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan

dan keilmuan dalam ilmu pendidikan tentang Kemampuan Passing

Permainan Sepak Bola Mengggunakan Pendekatan Pembelajaran

Berbasis Permainan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara

praktis atau langsung kepada orang-orang yang terlibat didalam

penelitian.

a. Bagi Siswa, diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa

bermanfaat untuk meningkatkan Kemampuan Passing

Permainan Sepak Bola Mengggunakan Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Permainan.

b. Bagi Guru, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

digunakan sebagai masukan ketika mengajar materi Passing

Permainan Sepak Bola.


8

c. Bagi Sekolah, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

meningkatkan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran

Pendidikan Jasmani materi Sepak Bola.

d. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan dengan adanya penelitian

ini dapat menjadi bahan referensi ketika melakukan penelitian

dengan topik yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Bola

Menurut Efendi & Rhamadhansyah, (2017: 54) sepak bola merupakan satu

cabang olahraga yang mengharuskan seorang mempunyai keterampilan yang

tinggi pada permainannya. Gerakan-gerakan yang terjadi pada permainan sangat

kompleks.

Menurut Nugraha dalam Rudin Subarkah (2019: 003) sepak bola

dimainkan menggunakan 2 grup berlawanan yang masing-masing berjuang

memasukan bola kegawang lawan. Maka bisa disimpulkan bahwa sepak bola

adalah permainan yang membutuhkan kekuatan fisik dan kolaborasi tim agar

dapat memenangkan suatu pertandingan dan tujuan permainan sepak bola

berusaha merebut bola dan mencetak angka sebanyak – banyaknya kegawang

lawan dan yang mencetak angka terbanyak pada saat waktu 90 mnt akan keluar

menjadi pemenang.

Adapun menurut Labani (2013: 4) dalam Rudin Subarkah (2019: 003)

Permainan sepak bola adalah permainan tim, yang terdiri dari 11 (sebelas) orang

pemain, atau dikatakan juga kesebelasan. Suatu kesebelasan dapat dikatakan baik

mutu permainannya bila semua pemain-pemain mempunyai keterampilan

penguasaan teknik dasar yang baik. Apalah artinya strategi yang baik dan syarat

9
10

fisik yang prima jika tidak ditunjang menggunakan teknik dasar yang baik, maka

pemain tadi tidak akan bisa bermain maksimal.

a) Teknik-teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Teknik-teknik dasar dalam permaian sepakbola antara lain ialah

menembak (shooting), menyundul (heading), menggiring (dribling),

lemparan ke dalam (throw in), mengontrol (controling), dan mengoper

(passing) (Ridwan, dkk, 2017: 2).

Menurut Rajidin (2014) dalam Alficandra, dkk (2021: 3) Menembak

(Shooting) merupakan suatu keterampilan individu pada permainan

sepakbola yang bertujuan memasukkan bola ke gawang lawan agar dapat

memenangkan pertandingan.

Memainkan Bola menggunakan Kepala (Heading) merupakan

permainan yang membutuhkankan reaksi agar saling berkait dan tidak

hanya dituntut dapat mahir menendang, mengumpan dan juga

menghadang lawan, akan tetapi menggunakan kepalanya (Saputra, dkk,

2021: 222).

Mielke dalam Budiman, dkk (2019: 178) menjelaskan “Menggiring

bola dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan

bola menggunakan kaki ketika bergerak di lapangan permainan”.

Jadi, menggiring bola dapat diartikan dengan gerakan lari

menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di

atas tanah.Untuk menaikkan keterampilan menggiring bola, teknik

wajib dilatih, seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, &


11

sebagainya. Agar dapat menggiring bola dengan sangat baik, semua

pemain wajib memahami tata cara menggiring bola itu sendiri.

Zein dalam Hamdika, dkk (2015: 24) mengemukakan bahwa

“lemparan ke dalam merupakan cara untuk memulai kembali suatu

permainan. Sebuah gol tidak bisa langsung disahkan menurut lemparan ke

dalam”. Salah satu metode memulai kembali suatu permainan sehabis

dihentikan oleh wasit dampak bola keluar dari sisi lapangan. Tim yg

berhak menerima lemparan kedalam bila yg terakhir menyentuh bola

sebelum keluar lapangan merupakan atlet lawa.

Menurut Witono dalam Ramdani, dkk (2018: 53) Mengontrol adalah

teknik menahan bola supaya bola tersebut tidak mudah lepas dalam

penguasaan kaki, setiap pemain harus mampu memiliki dan menguasai

keterampilan dasar mengontrol bola.

Mengoper (Passing) merupakan seni memindahkan momentum bola

dari satu pemain ke pemain lainnya. Penggunaan passing terbagi menjadi

beberapa cara, diantaranya memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar,

ujung kaki dan punggung kaki (Adinata, 2018: 44).

b) Kemampuan Passing

Kemampuan passing adalah seberapa besar kapasitas seseorang

individu untuk melakukan passing. Menurut Ngolo dalam Simanjorang,

dkk (2020: 102) Passing adalah suatu cara memberikan/mengoper bola

pada rekan satu tim menggunakan kaki bagian luar, pungung kaki, dan

juga dapat menggunakan kaki bagian dalam operan ini sering sekali
12

dimanfaatkan para pemain apa lagi oleh pemain penyerang atau sering

juga digunakan pemain galandang penyerang.

Selanjutnya Passing adalah suatu teknik dasar bermain sepakbola

yang sangat komplek atau penting yang tak jarang kali dilakukan pada

permainan sepakbola dan sebagian besar permainan sepakbola dilakukan

menggunakan passing. Pada dasarnya teknik dasar passing berguna agar

dapat mengoperkan bola pada pemain satu ke pemain lain dalam usaha

membentuk serangan lalu mencetak gol (Utomo, dkk, 2021: 88).

Passing juga berarti teknik mengopor atau memindahkan momentum

bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Melakukan gerakan passing pada

taraf ketepatan umpan ke rekan pemain sangat besar, supaya bisa

mengirimkan bola dengan teliti kepada rekan pemain perlu dilatih terus

menerus dan perlu memperhatikan kecermatannya. Operan sangat sering

digunakan tim sepak bola dengan mengandalkan kecepatan pemainnya

agar mampu melakukan penyerangan dan juga pertahanan. Teknik dasar

passing digunakan untuk jenis operan datar dan operan relatif agar lebih

cepat dibandingkan operan lainnya (Effendi, 2017: 66).

Passing merupakan aspek atau teknik dasar yang sangat penting dalam

sepakbola, karena dalam melakukannya membutuhkan kecepatan,

kekuatan, dan ketepatan. Passing bola bertujuan untuk melakukan operan

bola kepada teman satu tim yang kemudian dilanjutkan dengan

memasukkan bola kegawang lawan (Putranto dkk, 2019: 74).


13

Adapun menurut Koger dalam Yogatama, dkk (2019: 705) passing

(mengoper) adalah memindahkan bola dari pemain yang satu kepada

pemain yang lain. Dalam melatih passing kita harus berkonsentrasi agar

bola yang kita passing tetap lurus dan ke arah yang kita inginkan.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa passing

(mengoper) adalah suatu usaha dalam memindahkan bola dari suatu

tempat ke tempat lain, dalam latihan maupun bertanding kepada teman

dengan baik dan tepat.

2.1.2 Pendekatan Pembelajaran Berbasis Permainan

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah hal yang akan ditempuh oleh sang pengajar dan

anak didik agar mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan

instruksional tertentu. Sagala dalam Ridwan, dkk (2017: 2)

mengemukakan bahwa “Pembelajaran adalah aktivitas guru dalam

menentukan kegiatan pembelajaran.” Pemilihan matari pembelajaran yg

dilakukan disesuaikan dan banyak sekali menggunakan pertimbangan,

supaya tujuan pembelajaran bisa dicapai. Pada pada dasarnya pendekatan

pembelajaran dilakukan sang guru buat mengungkapkan bahan ajar

berdasarkan bagian yang satu menggunakan bagian yang lainnya,

berorientasi dalam pengalaman yg dimiliki anak didik untuk menilik

konsep, prinsip atau teori yang baru mengenai suatu bidang ilmu.

Selanjutnya menurut Pane, dkk (2017: 337) Pembelajaran merupakan

suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yg


14

terdapat di sekitar peserta didik agar bisa menumbuhkan serta mendorong

siswa melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dapat dikatakan

sebagai proses pemberian bimbingan atau bantuan kepada siswa untuk

melakukan proses belajar.

Menurut Trianto dalam Pane, dkk (2017: 338) pembelajaran

merupakan aspek aktivitas yg kompleks dan tidak bisa dijelaskan

sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran bisa diartikan sebagai produk

interaksi berkelanjtan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pada

hakikatnya, Trianto menyampaikan bahwa pembelajaran adalah usaha

sadar dari seorang pengajar untuk membelajarkan kepada peserta didiknya

(mengarahkan hubungan peserta didik dengan sumber belajar lain) dengan

maksud supaya tujuannya bisa tercapai.

Adapun menurut Rosdiana dalam Hidayat, (2019: 3) pengertian

pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan

sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang mencakup guru

maupun siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran adalah

bantuan pendidik yang diberikan kepada siswa supaya bisa terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta watak dan

pembentukan perilaku dalam siswa.

Dari uraiannya diatas, sangat jelas terlihat bahwa pembelajaran itu

merupakan hubungan 2 arah dari pendidik dengan peserta didik, diantara

keduanya terjadilah komunikasi yang terarah menuju sasaran yg telah

ditetapkan.
15

Pembelajaran bisa dikatakan menjadi suatu sistem, lantaran

pembelajaran adalah suatu aktivitas yg mempunyai tujuan, yaitu

membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja aktivitas belajar

mengajar mengandung komponen. Berikut ini merupakan uraian menurut

komponen-komponen pada pembelajaran:

1) Guru dan Siswa

2) Tujuan Pembelajaran

3) Materi Pembelajaran

4) Metode Pembelajaran

5) Alat Pembelajaran

6) Evaluasi (Pane, dkk, 2014: 340-350).

2. Pendekatan Permainan

Pendekatan bermain adalah salah satu cara belajar yang dalam

pelaksanaannya dilakukan melalui bentuk permainan. Dalam pendekatan

bermain siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan kemampuannya

terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan cara bermain

diharapkan siswa dapat memliki kreativitas dan inisiatif untuk

memecahkan masalah yang muncul selama proses pembelajaran

berlangsung. Melalui bermain dikembangkan juga unsur kompetitif,

sehingga siswa saling berlomba menunjukkan kemampuannya (Prasetyo,

2016: 197).

Pengertian permainan berasal dari kata main yang berarti berbuat

sesuatu untuk menyenangkan hati. Pengertian permainan menurut


16

Mumpuniarti dalam Sumarsono, (2017: 72) adalah aktivitas rekreasi yang

melibatkan peranperan yang pasti dan melibatkan kompetisi atau

kerjasama beberapa orang atau lebih.

Sedangkan menurut Cristohper dalam Sumarsono, (2017: 72) dasar

permainan adalah naluri tunggal setiap manusia untuk bersaing dan

mencapai kepuasan naluri yang komplek, dasar dari permainan ini juga

digunakan untuk mencapai dan menyemangati pengembangan dan

pengenalan olahraga.

Pengertian dari permainan juga disampaikan Eliasa dalam Sumarsono,

(2017: 72) Permainan merupakan aktivitas yg disusun sedemikian rupa

yang merupakan ekspresi terhadap aktivitas yang disukai, melalui

permainan bisa membentuk diri, pengenalan, dan bisa juga

mengekspresikan diri, pada proses belajar maka beberapa tujuan belajar

bisa tercapai. Kegiatan pembelajaran berbasis permainan pada olahraga

melalui kegiatan fisik dan koordinasi tubuh berfungsi menumbuhkan rasa

senang, menghormati lawan, kerjasama dengan teman, menaikkan

kemampuan, patuh dalam peraturan, serta memperoleh pengetahuan.

Pendapat senada disampaikan oleh Hertinjung dalam Sumarsono,

(2017: 72-73) secara singkat dikatakan bahwa permainan adalah aktivitas

yang dilakukan oleh anak secara spontan, tanpa paksaan, tanpa didesak,

rasa tanggung jawab atau tujuan tertentu, dapat mendatangkan rasa

gembira dilakukan dalam suasana menyenangkan sebagai cermin


17

kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru secara

menyenangkan.

Berdasarkan dari pengertian permainan dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan permainan adalah sarana yang dilakukan untuk

aktivitas bermain, didalamnya terdapat peraturan serta alat yang sudah

difahami bersma dan yang sudah di sepakati oleh anggota yang melakukan

aktivitas bermain tersebut (Sumarsono, 2017: 72-73).

Adapun jenis permainan yang digunakan ialah sebagai berikut :

1) Permainan kucing- kucingan

Tujuan. : Peserta didik dapat mengumpan bola jarak pendek

dengan akurasi yang baik dan kecepatan yang tepat. Dapat menguasai

teknik mengumpan jarak pendek, dan mengetahui posisi yang benar

untuk menerima umpan. dapat menggunakan kaki bagian dalam dan

luar untuk megumpan.

Gambar 1.1 Permainan kucing- kucingan

Sumber : Purwoko (2015)

Konsep Pelatihan : 1. Membuat grup dengan 6 pemain (P1, P2,

P3, S1).2 Pelatih dapat membuat kotak dengan batas cone, sebagai

arena bermain. 3 pemain ( P1,P2,P3 ) adalah rekan satu tim,


18

sedangkan S1 adalah kucing. 4 Ketiga pemain ( P1,P2,P3 ) dapat

mempratekkan teknik mengumpan bola yang benar. pemain S1

bertugas untuk merebut bola. 5. Jika bola berhasil direbut maka

pemain yang terakhir mengumpan harus menggantikan tempat S1

sebagai yang merebut bola.

Poin Pembelajaran : 1. Pemain yang memegang bola dapat

menunggu kucing untuk dapat merebut sebelum melakukan operan.. 2

Mempratekkan empat poin penting dalam passing, akurasi, ketepatan

waktu, kecepatan.

2) Passing berpasangan

Tujuan: Pemain dapat mengumpan bola jarak jauh dengan akurasi

yang baik dan kecepatan yang tepat. Pemain dapat menguasai teknik

mengumpan jarak jauh dengan bola mendatar yang benar.

Gambar 1.2 Passing Berpasangan

Sumber : Purwoko (2015)

Konsep Pembelajaran : 1. Membentuk grup, masing- masing grup

berisi 2 pemain. 2 Kedua pemain tersebut berdiri berhadapan dengan

jarak 25 – 30 meter. 3 Pemain saling mengumpan dengan kecepatan


19

yang bervariasi.. 4 Pemain harus mengumpan dengan bola mendatar

di tanah.

Poin Pembelajaran : 1.Posisi badan dengan bola berada pada

posisi 30 derajat. 2. Fokus mata tertuju pada bola yang akan

ditendang. 3. Menendang bola bagian tengah dengan menggunakan

laces (punggung kaki).

Peningkatan Teknik : Variasi jarak pemain yang akan di umpan,

dari yang sebelumnya 20 meter, bisa menjadi 30 meter. Tujuannya

untuk memberikan variasi kecepatan bola yang di tendang dan

mengasah insting pemain dengan variasi yang berbeda (Purwoko,

2015: 474- 475).

2.2 Kajian Terdahulu yang Relevan

Untuk membantu penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian

yang relevan, diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kajian Terdahulu yang Relevan


No Kajian Terdahulu yang Relevan Persamaan Perbedaan
1 Penelitian yang dilakukan oleh Persamaanya adalah Perbedaannya adalah
Mochamad Ridwan, Gatot Darmawan, sama-sama meneliti penelitian ini
Nanang Indiarsa (2017) yang berjudul keterampilan passing menggunakan
“Upaya Meningkatkan Penguasaan permainan sepak pendekatan taktis,
Keterampilan Passing Pada Permainan bola. yang dilakukan pada
Sepak Bola Melalui Pendekatan Taktis”. mahasiswa
Metode yang digunakan dalam Pendidikan Olahraga
penelitian ini ialah metode penelitian angkatan 2014 yang
tindakan kelas (PTK). mengontrak mata
kuliah sepak bola
dasar.
2 Penelitian yang dilakukan oleh Heri Persamaannya adalah Perbedaannya adalah
Rustanto (2017) yang berjudul “Upaya sama-sama meneliti penelitian ini
Meningkatkan Keterampilan Passing passing permainan berfokus
Sepak Bola Dengan Kaki Bagian Dalam sepak bola. menggunakan kaki
Menggunakan Metode Bermain”. bagian dalam dan
Metode yang digunakan dalam juga menggunakan
penelitian ini ialah metode penelitian metode bermain yang
tindakan kelas (PTK). dilakukan pada siswa
20

kelas V SD Negeri 20
Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu
Raya.

No Kajian Terdahulu yang Relevan Persamaan Perbedaan


3 Penelitian yang dilakukan oleh Awang Persamannya adalah Perbedaannya adalah
Roni Effendi (2017) yang berjudul sama-sama meneliti penelitian ini
“Meningkatkan Keterampilan Passing passing permainan berfokus
Menggunakan Kaki Bagian Dalam Pada sepak bola. menggunakan metode
Permainan Sepak Bola Menggunakan drill yang dilakukan
Metode Drill”. Metode yang digunakan pada siswa kelas VIII
dalam penelitian ini ialah metode E SMP Negeri 02
penelitian tindakan kelas (PTK). Pontianak.

4 Penelitian yang dilakukan oleh Tria Persamannya adalah Perbedaannya adalah


Muhamad Aris (2018) yang berjudul sama-sama meneliti penelitian ini
“Upaya Meningkatkan Kemampuan passing permainan berfokus
Passing Bawah Kaki Bagian Dalam sepak bola menggunakan
Pada Permainan Sepakbola Melalui Pembelajaran Variasi
Pembelajaran Variasi Berantai”. Metode Berantai yang
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada siswa
ialah metode penelitian tindakan kelas kelas X SMK.
(PTK).
5 Penelitian yang dilakukan oleh Nurdiati Persamannya adalah Perbedaannya adalah
(2018) berjudul “Upaya Peningkatan sama-sama meneliti penelitian ini
Kemampuan Teknik Dasar Passing Dan passing permainan berfokus
Stopping Dalam Permainan Sepakbola sepak bola menggunakan
Melalui Metode Variasi Latihan” Metode Variasi
Metode yang digunakan dalam Latihan yang
penelitian ini ialah metode penelitian dilakukan Siswa
tindakan kelas (PTK). Kelas V SD

2.3 Kerangka Berpikir/ Konseptual


Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang sudah didefinisikan sebagai masalah

(Sugiyono, 2018: 60).

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini ialah dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :


21

1. Pembelajaran masih bersifat Monoton


Kondisi Awal 2. Hasil belajar siswa kelas XI belum mencapai
KKM

Penerapan Pendekatan Siklus I


Proses Pembelajaran Berbasis
Permainan &
Siklus II

Kondisi Akhir

1. Pembelajaran berpusat pada siswa


2. Hasil Belajar Siswa Meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir (Sumber : Data


diolah oleh Peneliti , 2022)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2010) subjek penelitian adalah batasan penelitian di

mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk

melekatnya variabel penelitian. Pada penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas

XI IPS SMA Negeri 13 Palembang tahun ajaran 2021/2022.

Tabel 3.1. Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah

1 XI.IPS1 40

2 XI.IPS2 38

3 XI.IPS3 40

4 XI.IPS4 34

Jumlah 152

Sumber : Dokumentasi TU SMA Negeri 13 Palembang (2022)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018: 85). Adapun sampel pada penelitian ini

adalah dengan mengambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 4 yang memiliki jumlah

siswa sebanyak 34 orang siswa dengan pertimbangan hasil belajar kelas XI IPS 4

yang paling rendah diantara kelas lainya.

22
23

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 13 Palembang.

Jl. Adi Sucipto No. 2803, Sukokdadi, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera

Selatan 30261. Peta tempat dilaksanakannya penelitian dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3.1 Lokasi SMA Negeri 13 Palembang

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Juni (2022) dari

tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, yang

mana guru merupakan mitra kerja peneliti, guru yang tetap mengajar di kelas,

guru sebagai Independen. Masing – masing memusatkan perhatiannya pada aspek

– aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan keahliannya, guru sebagai

praktisi pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan pengamat yang kritis.


24

Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model

Kemmis dan MC Taggart yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari

empat langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:

131).

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu

siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar dibawah

ini.

Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan (Sumber : Kemmis dan


MC Taggart dalam buku Arikunto 2010: 137)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data sangat penting agar

mendapatkan data yang baik dan valid untuk penelitian kita. Metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah.


25

1) Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang

bertujuan untuk mendapatkan jawaban yang dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka (Margono, 2014: 170). Salah satu yang diukur

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dengan

menggunakan instrument tes. Penelitian ini menggunakan tes passing.

Petunjuk pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis dengan jarak 9 meter dari sasaran,

dengan posisi kaki kanan atau kiri siap menembak sesuai dengan

kebi-asaan testee.

b. Aba-aba peluit di bunyikan, testee mulai menen- dang bola

kesasaran sebanyak 10 kali.

c. Tendangan dianggap sah dan dihitung masuk apabila masuk pada

bidang sasaran, mengenai batas atas dan atau mengenai pancang,

dan kerasnya tendangan harus sampai pada garis batas dari arah

bersebe-rangan (jarak 9 meter). Penilaian-nya adalah jumlah

tendangan yang masuk sah dari sepuluh kali ten-dangan (Handoko,

2018: 72).

Gambar 3.3 Tes Passing (Sumber : Handoko, 2018: 72 )


26

Tabel 3.2. Norma Tes Passing

No Jumlah Nilai Kriteria


1 9-10 Baik sekali
2 7-8 Baik
3 5-6 Cukup
4 3-4 Kurang
5 0-2 Kurang sekali
Sumber : Handoko (2018: 73)

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data mengenai hal-hal

yang berupa catatan, surat kabar, majalah, buku, catatan harian, transkrip,

prasasti, patung, foto, sketsa, agenda, notulen rapat dan sebagainya

(Arikunto, 2010: 274). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa observasi

dan foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung.

a) Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat

terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada

bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung (Margono,

2014 : 158-159).

3.5 Teknik Validasi Instrumen

Validitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kebenaran suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau benar mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti mempunyai

validitas rendah.
27

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data

dari variabel yang telah diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang telah terkumpul tidak menyimpang dari

gambar tentang validitas yang dimaksud.

Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang

diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, ialah

wawancara, observasi, kuesioner, tes dan dokumentasi (Arikunto, 2010: 192, 211,

222). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Tes

Menurut Ismaryati dalam Sepdanius dkk, (2019: 2) Tes merupakan

instrumen atau alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

suatu individu atau objek. Adapun menurut Miller (2002) dalam Sepdanius

dkk, (2019: 2) Tes merupakan sebuah instrumen atau alat yang digunakan

didalam suatu pengukuran. Sedangkan menurut Nurhasan (2001) dalam

Sepdanius dkk, (2019: 2) Tes adalah alat yang digunakan untuk

memperoleh informasi atau data dari suatu objek yang akan diukur.

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data berupa tulisan, seperti arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat,

teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain (Margono, 2014: 181).

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa observasi dan foto-foto saat

proses pembelajaran berlangsung.


28

a) Observasi

Hadi (1986) dalam Sugiyono (2018: 145) Observasi adalah suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk melihat ketuntasan belajar siswa setelah

melakukan proses pembelajaran. Peneliti menggunakan rumus dari sebagai

berikut :

R
S= × 100 %
N

Keterangan:

S : Nilai yang diharapkan (dicari)

R : Jumlah yang diperoleh siswa

N : Skor maksimum ideal

100% : Bilangan tetap

Untuk menentukan ketuntasan secara klasikal, menggunakan rumus sebagai

berikut

Jumlah Siswa Tuntas


KB= ×100 %
Jumlah Keseluruhan Siswa

Keterangan:

KB : Ketuntasan Belajar (Effendi: 2017: 68)

Perhitungan persentase dengan menggunakan rumus diatas harus sesuai

dan memperhatikan kriteria ketuntasan belajar siswa SMA Negeri 13 Palembang

yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas.
29

3.7 Kriteria Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Passing Permainan Sepak Bola Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Berbasis Permainan Kelas XI SMA Negeri 13 Palembang”.

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila kemampuan passing permainan sepak

bola siswa

Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Belajar


Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak Tuntas
Sumber : RPP (2013)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


4.1.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMA Negeri 13 Palembang yang beralamat di Jl.

Adi Sucipto No 2803, Sukodadi, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera

Selatan, 30961. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 yang berjumlah 34

siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Adapun

pelaksanaan penelitian meliputi : membuat surat permohonan izin penelitian ke

fakultas dan pada tanggal 22 April 2022 surat tersebut dikeluarkan, lalu

dilanjutkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dan pada tanggal 27

Mei 2022 surat tersebut dikeluarkan. Selanjutnya pada hari tersebut peneliti

menjumpai kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penlitian sekaligus

memberikan surat pengantar izin dari Dinas Pendidikan. Lalu pada tanggal 28 Mei

2022 peneliti mulai melaksanakan penelitian.

Berikut tahap pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 13 Palembang pada

siswa kelas XI IPS 4 :

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

No Tahapan Tanggal Jumlah Siswa

1 Pra Siklus 28 Mei 2022 34 Siswa


2 Siklus I 30 Mei - 3 Juni 2022 34 Siswa
3 Siklus II 8 Juni – 13 Juni 2022 34 Siswa
Sumber : Data diolah Peneliti (2022)

30
31

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Data Pra Siklus

Data pra siklus akan menyajikan data awal sebagai parameter terhadap

data yang akan di hasilkan dari data siklus I dan II. Dari hasil pra tindakan

diperoleh rata-rata nilai sebesar 46 dengan kategori kurang, sebanyak 11 siswa

mendapatkan nilai tuntas dengan tingkat persentase perkelas sebesar 32%,

sementara 23 siswa mendapatkan nilai belum tuntas dengan persentase sebesar

67%. Maka dari itu peneliti bertujuan memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan passing permainan sepak bola siswa kelas XI IPS 4 yang dirasa

masih belum maksimal yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

berbasis permainan.

Dengan berbekal data awal kemampuan passing siswa dalam permainan

sepak bola yang telah diperoleh dari hasil pra tindakan terhadap proses hasil

pembelajaran, disusunlah rencana perbaikan pembelajaran sehingga nantinya

dapat meningkatkan kemampuan passing siswa dalam permainan sepak bola.

Melalui rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan, diharapkan

siswa yang tadinya mengalami kesulitan dalam pembelajaran passing permainan

sepak bola dapat mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan.

Peneliti melakukan perencanaan sebelum berlangsungnya kegiatan penelitian


32

siklus I. Adapun tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 30 Mei 2022

sampai hari Jum’at, 3 Juni 2022. Kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti

pada tahap perencanaan siklus I yaitu, peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran atau (RPP), menentukan indikator keberhasilan serta

mempersiapkan fasilitas dan sarana dan prasarana yang digunakan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran. Peneliti mempersiapkan media

pembelajaran berupa cone, bola kaki, peluit dan stopwatch, dan handphone

untuk mengambil foto serta video siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan

pendekatan pembelajaran berbasis permainan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan passing permainan sepak bola. Dalam melakukan

proses pembelajaran, guru mengajar dengan menggunakan RPP yang telah

disiapkan oleh peneliti.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilakukan pada hari Senin, 30 Mei 2022.

Gambaran pelaksanaan pada pertemuan pertama ini meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Materi pembelajaran yang dipakai pada

pertemuan pertama adalah “Permainan Kucing-kucingan”. Langkah-langkah

yang dilakukan pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan tindakan siklus I

dijabarkan sebagai berikut :

Kegiatan awal, dimulai membuka pembelajaran dengan mengucap salam

dan menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan meminta salah
33

satu siswa untuk memimpin doa. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan

pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tujuan, konsep pelatihan, dan poin

pembelajaran dalam permainan kucing-kucingan. Setelah itu guru memberikan

contoh dan arahan permaian kucing-kucingan. Kemudian siswa diminta

menerapkan permainan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki

kemampuan passing siswa dalam permainan sepak bola. Kemudian guru

bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

Pada kegiatan akhir guru menyampaikan kepada siswa agar lebih giat

berlatih. Selanjutnya untuk mengakhiri pembelajaran guru dan siswa berdoa

bersama-sama.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada hari Kamis, 02 Juni 2022.

Kegiatan awal, dimulai membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan

menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan meminta salah satu

siswa untuk memimpin doa. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan siswa diingatkan kembali dengan materi yang telah

dipelajari.

Kegiatan inti, siswa diminta untuk menerapkan kembali “permainan

kucing-kucingan” seperti sebelumnya sesuai dengan arahan yang telah

disampaikan oleh guru.


34

Kegiatan akhir, guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai pembelajaran yang telah dipelajari hari ini. Selanjutnya untuk

mengakhiri pembelajaran guru dan siswa berdoa bersama-sama.

c. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat tindakan pembelajaran

berlangsung, observasi ini dilakukan oleh peneliti. Kegiatan observasi ini

dilaksanakan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 13 Palembang. Observasi ini

berlangsung dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Kegiatan

observasi ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan Passing

siswa sekaligus melakukan tes passing kepada siswa. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus I di

pertemuan pertama dan pertemuan kedua proses pembelajaran passing dengan

menggunakan permainan kucing-kucingan cukup menarik perhatian siswa.

Suasana belajar yang dirasakan sangat berbeda dengan pembelajaran

sebelumnya. pembelajaran sebelumnya perhatian dan partisipasi siswa belum

optimal.

Suasana berubah ketika pembelajaran passing dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran berbasis permainan. Dalam pembelajaran passing

menggunakan permainan kucing-kucingan , siswa lebih aktif dikarenakan

adanya permainan saat pembelajaran yang berlangsung.

d. Refleksi

Tahap ke-empat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.

Refleksi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa


35

yang sudah dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam

kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Dalam tahap refleksi, guru

melakukan evaluasi proses pembelajaran passing yang telah dilakukan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan passing

permainan sepak bola menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis

permainan.

Hasil tes kemampuan passing siklus I mengalami peningkatan

dibandingkan tes prasiklus, akan tetapi peningkatan tersebut belum cukup

karena kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 70%. Selain itu, dalam

tindakan siklus I masih terdapat kendala-kendala yang dialami oleh siswa pada

saat proses pembelajaran passing .

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, hasil yang diperoleh dirasa

belum maksimal. Untuk itu, disusunlah rencana perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus selanjutnya, yakni siklus II.

e. Hasil Analisis Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran passing menggunkan

pendekatan pembelajaran berbasis permainan pada siklus I pertemuan satu dan

dua ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan prasiklus, hal ini dilihat

dari Rata-rata yang awalnya 46 dengan kategori kurang, meningkat menjadi 61

dengan kategori cukup. Pelaksanaan tindakan siklus I belum maksimal tercapai

karena baru mendapatkan (58%) siswa yang tuntas dan nilai siswa yang belum

tuntas (41%), kategori tuntas atau baik ialah dengan tingkat persentase
36

perkelas sebesar 70%. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu untuk dilanjutkan

pada siklus selanjutnya yaitu siklus II.

Adapun nilai tes passing pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan satu dan

dua adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Hasil Tes Siklus I


Keterangan
No Nama Siswa Tes siklus I Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Adelia Saputri 5 50 1
2 Adel Triana 5 50 1
3 Annisa Azugra 7 70 1
4 Annisa Eka F 6 60 1
5 Afelien Erita P 7 70 1
6 Aqila W. A 4 40 1
7 Busma Aisyah 7 70 1
8 Dhea Felisyah Z 7 70 1
9 Des Suryani 7 70 1
10 Dinda Rahmita 5 50 1
11 Trita Jen Gultum 7 70 1
12 Femas Ramadhan 7 70 1
13 Fitri Trufinanti 4 40 1
14 M. Attar F 8 80 1
15 M. Candra Putra J 8 80 1
16 M. Ridho Saputra 7 70 1
17 Maya Apriani 4 40 1
18 M. Fadly 7 70 1
19 M. Fatiha A 5 50 1
20 M. Kausar Rayan S 8 80 1
21 Muhammad Rizal 8 80 1
22 M. Rizky R K 7 70 1
23 Rukaya Cahya Putri 4 40 1
24 Ruasya Cahya S 7 70 1
25 Deta S Maharani 4 40 1
26 Putri Anggi Lita 7 70 1
27 Patma Wati 7 70 1
28 Rainubsya C 7 70 1
29 Raul Gonzales 5 50 1
30 Riki Putra 6 60 1
31 SupridyZulfadila H 7 70 1
32 Sundari K S 7 70 1
33 Tia Ika Sari 5 50 1
34 Astinadia Azzahra 4 40 1
Jumlah 2100 20 14
Rata-rata 61 58% 41%
Sumber : Data diolah Peneliti (2022).
37

Untuk lebih memperjelas adanya peningkatan kemampuan passing

pembelajaran sepak bola dari pratindakan ke siklus I maka hasil penelitian dapat

dilihat pada diagram di bawah ini :

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.1 Diagram Pencapaian Kemampuan Passing

4.2.3 Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Tahap pertaman dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

perencanaan. Peneliti melakukan pereencanaan sebelum melakukan

kegiatan penelitian siklus II. Adapun tindakan siklus II dilaksanakan pada

hari Rabu 08 Juni 2022 sampai hari Senin 13 Juni 2022. Perencanaan pada

penelitian siklus II ini sama dengan siklus I, namun yang membedakannya

ialah pada permainan yang akan diterapkan. Pada siklus II ini peneliti

melakukan persiapan yang lebih baik lagi dari kegiatan siklus I. Adapun

persiapan yang dilakukan pada siklus II ini yaitu : menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran seperti

cone, bola kaki, peluit, stopwatch, dan handpone untuk mengambil foto

serta video siswa.


38

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran berbasis

permainan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan passing

permainan sepak bola. Dalam melakukan proses pembelajaran, guru

mengajar dengan menggunakan RPP yang telah disiapkan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilakukan pada hari Rabu 08 Juni

2022. Kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan

meminta salah satu siswa untuk memipin doa, lalu selanjutnya guru

menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tujuan, konsep pelatihan dan poin

pembelajaran dalam “permainan passing berpasangan”. Setelah itu guru

memberikan arah dan contoh dari permainan passing berpasangan, lalu

siswa diminta untuk menerapkan permainan tersebut. Hal ini dilakukan

bertujuan untuk memperbaiki kemampuan passing siswa dalam permainan

sepak bola. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini.

Pada kegiatan akhir guru menyampaikan kepada siswa agar lebih gita

berlatih, selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dan menutupnya

dengan berdoa bersama-sama.


39

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan pada hari Jumat 10 Juni

2022. Kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam lalu menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan

meminta siswa untuk mempin doa. Selanjutnya guru menjelaskan kembali

tujuan pembelajaran hari ini, dan tak lupa mengingatkan kembali dengan

materi yang telah dipelajari.

Kegiatan inti, guru menjelaskan lagi tujuan, konsep pelatihan dan poin

pembelajaran dalam “permainan passing berpasangan”. Setelah itu guru

juga memberikan arahan dan contoh permainan passing berpasangan, lalu

siswa kembali diminta untuk menerapkan permainan tersebut sesuai

dengan contoh dan arahan dari guru tadi. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah kemampuan passing siswa dalam permainan sepak

bola meningkat. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran hari ini.

Kegiatan akhir, guru mengajak siswa membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dipelajari. Untuk mengakhiri pembelajaran guru

dan siswa berdoa bersama-sama.

c. Observasi

Pada observasi tindakan siklus II ini dilakukan seperti observasi

tindakan pada siklus I. Observasi dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Mulai dari kegiatan awal pembelajaran hingga

akhir pembelajaran. Adapun hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
40

dapat menyimpulkan bahwa kemampuan passing permainan sepak bola

siswa meningkat.

Dalam siklus II ini siswa sudah dapat melakukan passing permainan

sepak bola dengan baik, secara umum pelaksanaan tindakan siklus II ini

kemampuan siswa dalam melakukan passing mengalami peningkatan. Hal

ini terbukti bahwa hasil kemampuan passing dari pra tindakan ke siklus I

dan ke siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian kegiatan pratindakan ke siklus I dan

siklus II, kegiatan pembelajaran kemampuan passing permainan sepak

bola menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis permainan pada

pratindakan, siswa belum begitu aktif dalam proses pembelajaran. Namun

setelah diperbaiki pada siklus I dan siklus II proses pembelajaran

mengalami perubahan dan peningkatan.

d. Refleksi

Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.

Refleksi adalah kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang telah

dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan

dan kelebihan tindakan tersebut. Dalam tahap refleksi, guru melakukan

evaluasi proses pembelajaran passing yang telah dilakukan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan

passing siswa dalam permainan sepak bola dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran berbasis permainan.


41

Kualitas proses kemampuan passing siswa mengalami peningkatan,

hal ini terlihat dari tercapainya kriteria ketuntasan minimal yang telah

ditentukan yaitu 70. Selain itu kekurangan-kekurangan yang ditemui pada

siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II. Untuk meningkatkan

kemampuan passing permainan sepak bola yaitu menggunakan pendekatan

pembelajaran berbasis permainan .

Peningkatan kemampuan passing yang signifikan dari sebelum

dilakukannya tindakan sampai setelah dilakukannya tindakan pada siklus

II. Terjadi peningkatan rerata sebesar 15 dari 46 dalam tes pratindakan

menjadi 61 pascatindakan siklus I. kemampuan passing siswa mengalami

peningkatan sebesar 26% dengan dilakukannya tindakan pada siklus I.

Sementara itu, antara siklus I dan II kemampuan Passing pada siswa kelas

XI IPS 4 di SMA Negeri 13 Palembang mengalami peningkatan sebesar

12%. Peningkatan nilai rerata sebesar 12% yaitu dari 61% pascatindakan

siklus I menjadi 73% pascatindakan siklus II. Peningkatan siklus II lebih

besar dibandingkan peningkatan siklus I.

Hasil tes passing sepak bola yang diperoleh siswa di atas menunjukan

kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran passing menggunakan

pendekatan pembelajaran berbasis permainan, siswa lebih mudah

mempelajari atau memperaktekkan materi passing permainan sepak bola

serta lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. Data yang sudah

ada menggambarkan kemampuan siswa dalam pembelajaran passing ,

sehingga penelitian pun dilakukan hanya sampai siklus II. Dari hasil
42

penelitian diatas, terbukti bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran

berbasis permainan ini dinilai berhasil dan dapat meningkatkan

kemampuan passing sepak bola.

e. Hasil Analisis Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran passing dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis permainan pada siklus II,

kemampuan passing mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari

nilai rata-rata kelas kondisi awal 46 meningkat menjadi 61. Setelah

diperbaiki pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan menjadi

73 dengan kategori Tuntas. Pelaksanaan tindakan siklus II siswa yang

berkategori tidak tuntas (21%) dan siswa tuntas telah mencapai (79%)

pelaksanaan tindakan siklus II ini telah mencapai kriteria keberhasilan

tindakan .

Adapun nilai peningkatan kemampuan passing sepak bola siswa

setelah siklus II ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Hasil Tes Passing Siklus II


Keterangan
No Nama Siswa Tes Siklus II Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
1 Adelia Saputri 6 60 1
2 Adel Triana 7 70 1
3 Annisa Azugra 8 80 1
4 Annisa Eka F 6 60 1
5 Afelien Erita P 8 80 1
6 Aqila W. A 7 70 1
7 Busma Aisyah 7 70 1
8 Dhea Felisyah Z 8 80 1
9 Des Suryani 6 60 1
10 Dinda Rahmita 7 70 1
11 Trita Jen Gultum 7 70 1
12 Femas Ramadhan 8 80 1
13 Fitri Trufinanti 6 60 1
14 M. Attar F 8 80 1
15 M. Candra Putra J 8 80 1
16 M. Ridho Saputra 8 80 1
43

Kategori
No Nama Siswa Tes Siklus II Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
17 Maya Apriani 6 60 1
18 M. Fadly 9 90 1
19 M. Fatiha A 7 70 1
20 M. Kausar Rayan S 9 90 1
21 Muhammad Rizal 7 70 1
22 M. Rizky R K 8 80 1
23 Rukaya Cahya Putri 8 80 1
24 Ruasya Cahya S 7 70 1
25 Deta S Maharani 6 60 1
26 Putri Anggi Lita 7 70 1
27 Patma Wati 6 60 1
28 Rainubsya C 8 80 1
29 Raul Gonzales 7 70 1
30 Riki Putra 8 80 1
31 Supridy Zulfadila H 7 70 1
32 Sundari K S 8 80 1
33 Tia Ika Sari 7 70 1
34 Astinadia Azzahra 8 80 1
Jumlah 2480 27 7
Rata-rata 73 79% 21%
Sumber : Data diolah Peneliti (2022).

Penelitian ini mengalami peningkatan,hasil peningkatan tersebut dapat

dilihat pada diagram berikut.


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.2 Diagram Pencapaian Kemampuan Passing


4.3 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan passing siswa pada

permainan sepak bola di siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan.

Peningkatan ini dicapai setelah pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis permainan.


44

Peningkatan keterampilan passing siswa pada permainan sepak bola yang

terjadi menunjukkan keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis

permainan dalam meningkatkan kemampuan passing. Dari data perolehan nilai tes

keterampilan passing yang telah disajikan pada hasil, terlihat adanya peningkatan

yang signifikat dari sebelumnya.

Pada kegiatan pra tindakan, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dalam

mengikuti pembelajaran passing sepak bola sebesar 67% dan yang tuntas sebesar

32%, hal ini dikarenakan guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran saat

proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti melakukan kegiatan Siklus I untuk

meningkatkan keterampilan passing siswa dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran berbasis permainan. Pada kegiatan siklus I terjadi peningkatan

ketuntasan siswa sebesar 58%, hal ini dikarenakan guru menggunakan pendekatan

pembelajaran berbasis permainan, permainan yang digunakan pada siklus I ini

ialah permainan “Kucing-kucingan”. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hasan, dkk (2021: 9) yaitu pada kondisi awal dari 33 siswa, yang

tuntas hanya 10 siswa atau 30,3%, melihat dari ketuntasan siswa yang kurang,

maka dilakukanlah kegiatan siklus I. Pada siklus I ini ketuntasan siswa meningkat

menjadi 20 siswa atau 60,6%, hal ini dikarenakan guru menggunakan metode

bermain pada saat proses pembelajaran, metode bermain yang digunakan oleh

guru berjalan sesuai dengan yang diterapkan oleh peneliti dan guru.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian M. Wildan Maulana, dkk

(2020: 142-144) yaitu kondisi hasil belajar dikelas IX ketika sebelum diberikan

tindakan, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 58% atau hanya 9 siswa. Namun
45

setelah dilakukan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan yaitu nilai rata-

rata 69% atau 13 siswa. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran

passing guru menggunakan metode latihan passing diamond.

Selanjutnya peneliti merencanakan untuk melakukan kegiatan siklus II, hal

ini bertujuan untuk melihat apakah pada siklus II ini para siswa mengalami

peningkatan dari siklus I. Pada siklus II dilakukan suasana pembelajaran relative

berubah. Pada saat pembelajaran passing guru tidak menggunakan permainan

Kucing-kucingan lagi, akan tetapi guru menggunakan permainan “Passing

Berpasangan”. Di siklus II ini juga guru memberikan contoh dan arahan yang

lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus dan lebih

memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II ini ketuntasan passing siswa

mengalami peningkatan sebesar 21%. Peningkatan nilai rerata sebesar 19%, yaitu

dari 58% pada siklus I menjadi 79% pada siklus II. Hal ini sejalan dengan

penelitian Muh Ibrahim, dkk (2022: 90) yaitu hasil penelitian yang dilakukan pada

siklus I dan siklus II tentu sangat jelas perbedaan perubahan yang terjadi pada

kedua siklus ini. Hal itu dapat kita lihat dari persentase hasil belajar yang

didapatkan dari kedua siklus dengan pemberian perlakuan yang sama namun

dengan tindakan yang berbeda. Pada siklus I nilai rata-rata persentase 43,47%,

dan pada siklus II mengalami peningkatan yang besar dengan nilai rata-rata

persentase 91,30%.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Richo David Christiawan, dkk (2018

: 75) yaitu pada siklus I hasil belajar passing bawah sepak bola pada siswa

memperoleh ketutntasan yaitu 68,42% atau 13 siswa yang tuntas. Sedangkan pada
46

siklus II terjadi peningkatan hasil belajar passing bawah sepak bola sebesar

84,21% atau 16 siswa yang tuntas. Hal ini dikarenakan pada saat proses

pembelajaran guru menggunakan alat bantu yang dapat meningkatkan hasil

belajar passing bawah sepak bola pada siswa.

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Kurdho Handoko (2022: 6) bahwa

keterampilan passing sepak bola pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 10 Malang

dapat ditingkatkan melalui modifikasi permainan bola mistar. Pada siklus I

ketuntasan siswa sebesar 63,64%, dan pada siklus II ketuntasan siswa sebesar

93,94%. Hal ini juga dikarenakan guru mampu merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan hasil

penelitian yang relevan diketahui banyak memiliki kesamaan, yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Awang Roni Effendi (2017: 73-74) bahwa terdapat

peningkatan pembelajaran keterampilan passing menggunakan kaki bagian dalam

pada permainan sepak bola dengan menggunakan metode drill telah direncanakan

dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya kegiatan kolaboratif dengan

guru mata pelajaran dan tersusunya rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada

siklus I ketuntasan siswa sebesar 57% atau berjumlah 21 siswa, sedangkan siklus

II ketuntasan siswa sebesar 78% atau 29 siswa. Hal ini sama dengan penelitian

yang dilakukan oleh Heri Rustanto(2017: 31) bahwa pembelajaran menggunakan

metode bermain mampu meningkatkan keterampilan passing sepak bola dengan

kaki bagian dalam pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan.

Yaitu dari hasil pra siklus memperoleh ketuntasan 42, 86% atau sebanyak 12
47

siswa, lalu pada siklus I siswa memperoleh ketuntasan sebesar 60,72% atau

sebanyak 17 siswa, sedangkan siklus II siswa memeproleh ketuntasan sebesar

89,29% atau sebanyak 25 siswa.

Selanjunya sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mochamad

Ridwan, dkk (2017: 9) bahwa penggunaan pendekatan taktis sangat berpengaruh

pada proses pembelajaran passing siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan

ketuntasan nilai yang diperoleh oleh siswa, yang mana pada observasi awal

ketuntasan siswa ialah sebesar 67,26%, lalu pada siklus I ketuntasan mengalami

peningkatan sebesar 83,77%, dan pada siklus II ketuntasan siswa meningkat lagi

sebesar 94,55%.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Nurdiati (2018: 460-461) bahwa

metode variasi latihan dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar passing pada

siswa. Hal ini dilihat pada siklus I siswa memperoleh ketuntasan dengan rata-rata

75,6% lalu pada siklus II ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 82,6%.

Berikutnya penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Tria

Muhamad Aris (2018: 29) yaitu pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 63,3%

dan pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 78,33%, ini disebabkan karena pada

saat pembelajaran guru menggunakan pembelajaran bervariasi berantai, hal ini

terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan teknik dasar passing pada

permainan sepak bola.

Hasil tes yang dilakukan oleh guru menggunakan pendekatan

pembelajaran berbasis permainan membuat siswa lebih aktif dan semangat serta

antusias siswa sangat baik saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang ada
48

sudah menggambarkan keterampilan passing siswa pada permainan sepak bola,

sehingga penelitian pun hanya dilakukan sampai siklus II. Dari hasil penelitian

diatas, terbukti bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis permainan

ini dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan passing pada permainan

sepak bola.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan

pembelajaran berbasis permainan dapat meningkatkan keterampilan passing pada

permainan sepak bola siswa kelas XI SMA Negeri 13 Palembang. Hal ini dilihat

dari nilai rata-rata ketuntasan yang diperoleh oleh siswa yakni pada pra tindakan

sebesar 32%, lalu pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 58%, dan pada

siklus II mengalamai peningkatan lagi sebesar 79%.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya

sebagai berikut :

a. Bagi Guru

Hendaknya guru lebih memperhatikan lagi siswanya, apakah

keterampilan passing siswa pada permainan sepak bola sudah stabil

atau tidak dan juga guru perlu meningkatkan lagi penggunaan

pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan pada proses

pembelajaran.

b. Bagi Siswa

Hendaknya siswa lebih giat berlatih teknik dasar passing permainan

sepak bola agar keterampilan passing semakin meningkat dan juga

siswa jangan bermalas-malasan untuk berlatih.

49
50

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya penelitian ini dapat menjadi referensi saat melakukan

penelitian selanjutnya.
51

DAFTAR PUSTAKA

Agung, P, B. (2016). Meningkatkan Keterampilan Shooting Sepak Bola Dengan


Permainan Modifikasi. Jurnal Sportif, 2 (1), 50.
Alficandra, dkk. (2021). Latihan Quiet Eye Untuk Akurasi Tendangan Dalam
Sepakbola. Purwokerto Barat: Zahira Media Publisher.
Anggraini, M. dkk. (2019). Penerapan Four Goal Games Terhadap Hasil Belajar
Passing Sepakbola. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 474.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Pt
Rineka Cipta.
Aris, T. M. (2018). Upaya Meningkatkan Kemampuan Passing Bawah Kaki
Bagian Dalam Pada Permainan Sepakbola Melalui Pembelajaran Variasi
Berantai. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 17, 25.

Budiman, A. dkk. (2019). Pengaruh Latihan Ketepatan Dan Latihan Kelincahan


Terhadap Keterampilan Dribbling Pemain Sepak Bola Ssb Putra Wijaya.
Jurnal Pendidikan Dan Olahraga, 178.
Christiawan, r, d. dkk. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah
Sepak Bola Dengan Alat Bantu. PHEDHERAL, 14 (2), 75.
Effendi, A, R. (2017). Meningkatkan Keterampilan Passing Menggunakan Kaki
Bagian Dalam Pada Permainan Sepak Bola Menggunakan Metode Drill.
Jurnal Pendidikan Olahraga, 66.
Hamdika, D. dkk. (2015). Kontribusi Antara Power Otot Lengan Dan Kelentukan
Togok Terhadap Kemampuan Melempar Bola (Throw-In) Pada Klub
Sepakbola Persas Sabang Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi, 24.
Handoko, A. H. (2018). Analisis Kemampuan Teknik Dasar Pemain Sepak Bola
SSB Deli Serdang United Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Olahraga
Prestasi, 14 (1), 72-73.
Handoko, K. (2022). Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah Sepak Bola
Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 10 Malang dengan Modifikasi Permainan.
Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah, 2 (1), 6.
52

Hasan. dkk.(2021). Upaya Meningkatkan Keterampilan Passing Dalam


Permainan Sepak Bola Melalui Metode Bermain Di MA Hidayatul
Muslimin 2 Kubu Raya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 11 (4), 9.
Hidayat, A. S. (2019). Uji Instrumen Efektivitas Model Pembelajaran Atletik
Nomor Lari Berbasis Permainan Pada Siswa. Jurnal Ilmu Keolahragaan,
3.
Ibrahim, M. dkk. (2022). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Dalam
Permainan Sepak Bola Melalui Model Pembelajaran Passing Bervariasi
Terhadap Siswa Kelas X MIA Madrasah Aliyah Nurul Ilmi Barukku.
Jurnal Pendidikann Sosial Dan Humaniora, 2 (1), 90.
Kusuma, K, C, A. (2018). Kepelatihan Sepakbola : Teori Dan Praktik. Depok: Pt
Raja Grafindo Persada.
Margono. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Maulana, m, w. dkk. (2020). Upaya Meningkatkan Teknik Dasar Passing Sepak
Bola Dengan Menggunakan Metode Latihan Passing Diamond. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan STKIP Kusuma Negara II, 142-144.
Pane, A. Dkk. (2017). Belajar Dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 337-338.
Nurdiati. (2018). Upaya Peningkatan Kemampuan Teknik Dasar Passing Dan
Stopping Dalam Permainan Sepakbola Melalui Metode Variasi Latihan.
Jurnal Pajar, 458.
Prasetyo, K. (2016). Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar.
Scholaria, 197.
Purwoko, A, H. Dkk. (2015). Pengaruh Penerapan Model Bermain Peran
Terhadap Hasil Belajar Passing Sepak Bola SDN Kepanjen 2 Jombang .
Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan , 474.
Putranto, D. Dkk. (2019). Pengembangan Model Latihan Passing ADE Sepak
Bola. Journal Of Physical Education, Sport And Recreation, 74.
53

Ramdani, W. Dkk. (2018). Pengaruh Latihan Juggling Terhadap Kemampuan


Mengontrol Bola Peseta Ektrakulikuler Sepakbola Di SMK Bukit Asam
Tanjung Enim. Jurnal Muara Olahraga, 53.
Ridwan, M. Dkk. (2017). Upaya Meningkatkan Penguasaan Keterampilan Passing
Pada Permainan Sepakbola Melalui Pendekatan Taktis. Bravo's Jurnal, 2.
Rudin, S, M. (2019). Meningkatkan Pembelajaran Passing Sepak Bola Melalui
Permainan Boget. Journal Of Physical Education And Sport, 003.
Rustanto, H. (2017). Meningkatkan Keerampilan Passing Sepak Bola Dengan
Kaki Bagian Dalam Menggunakan Metode Bermain. Jurnal Pendidikan
Olahraga, 22.
Santoso, N. (2014). Tingkat Keterampilan Passing-Stoping Dalam Permainan
Sepakbola Pada Mahasiswa PJKR B Angkatan 2013. Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia, 41.
Saputra, D. Dkk. (2021). Analisis Teknik Dan Kecepatan Menyundul Bola Pada
Pemain Sepakbola Pplp Aceh. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 222.
Sepdanius, E. Dkk. (2019). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Depok: PT
Rajagrafindo Persada

Setiawan, A. (2017). Hubungan Authentic Assessment Dengan Motivasi Belajar


Pendidikan Jasmani. Jurnal Olahraga, 145.
Simanjorang, E, K. Dkk. (2020). Pengembangan Video Tutorial Materi Passing
Sepak Bola Mata Pelajaran PJOK Untuk Kelas X SMA/SMK. Jurnal
Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, 102.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumarsono, A. (2017). Implementasi Model Pembelajaran Atletik Melalui
Permainan Berbasis Alam. JURNAL MAGISTRA, 72-73.
Utomo, N, P. Dkk. (2021). Analisis Keterampilan Teknik Dasar Passing Dalam
Sepak Bola. Journal Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi (Porkes),
88.
Yogamata, R. Dkk (2019). Metode Bermain Berpengaruh Terhadap Akurasi
Passing Sepakbola. Jurnal Patriot, 705.
54

Anda mungkin juga menyukai