Skripsi
Oleh :
Ahmad Ramadhan
2022
BAB I
PENDAHULUAN
fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, juga daya
emosional atau perasaan yg diarahkan pada watak insan dan pada sesamanya
(John Dewey dalam Sagala, 2011:3). Pendidikan pada sekolah tidak hanya
terfokus dalam pendidikan teori saja, artinya yang hanya memakai otak/psikis.
namun akan terdapat pula pendidikan praktik yang mengharuskan murid untuk
memakai fisiknya pada proses pembelajaran, Salah satu pelajaran yang diberikan
pada sekolah menurut kurikulum yang dipakai dalam waktu ini atau sebelumnya
pembentukan watak, dengan nilai serta perilaku yang positif bagi setiap warga
negara untuk mencapai tujuan pendidikan (Lutan, 2001 dalam Setiawan, 2017:
145).
pendidikan secara keseluruhan dan suatu proses pada jenjang pendidikan. Artinya
pendidikan jasmani bukan sebagai pelengkap pada suatu jenjang pendidikan, akan
2
2
seluruh potensi yang dimiliki manusia berupa sikap, karya dan hasil yang diberi
bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita
dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Sepak bola dimainkan oleh dua tim dengan jumlah yang bermain sebanyak 22
pemain dan 7 pemain cadangan di setiap timnya, serta dipimpin oleh satu orang
wasit, dua orang asisten dan satu wasit cadangan. Terkadang dalam proses
mahasiswa kurang serius, sarana dan pra sarana seadanya, pemahaman materi
lemah, pengalaman belajar yang kurang banyak dan keaktifan bergerak cenderung
pembelajaran permainan sepakbola tentu saja upaya yang logis dari seorang guru
dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan suasana
olahraga lain. Selain teknik, syarat fisik dan juga mental sangat di butuhkan dalam
permainan sepak bola. Kondisi fisik yang bagus sangat dibutuhkan karena
intensitas yang cepat. Kondisi mental dan psikis pula sangat berpengaruh pada
permainan sepakbola dikarenakan mental dan psikis sangat berperan pada upaya
fundamental yang wajib dikuasai supaya bisa bermain sepakbola yang baik ialah
harus menguasai teknik dasar dalam permainan sepak bola (Luxbacher, 2004: 7
seseorang pemain bisa menaikkan mutu permainannya. Dengan teknik dasar yang
mendominasi bahkan baik dan sempurna, pemain bisa melaksanakan strategi dan
dasar sepak bola yaitu menendang bola (shooting), menyundul bola (heading),
Seorang pemain bukan saja dituntut harus mempunyai fisik serta mental
yang kuat, akan tetapi juga teknik dasar permainan yang baik dan benar. Passing
sebagai salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang dilakukan
dengan cara menendang bola ke sasaran yang telah ditentukan, harus dikuasai
sangat besar, agar dapat mengirimkan bola dengan teliti kepada seseorang kawan
4
perlu dilatih terus dan perhatikan selalu kecermatan. Operan sering dipergunakan
mengumpan atau passing dengan benar, maka akan dapat menghasilkan umpan
yang akurat. Begitupun sebaliknya, apabila passing yang diberikan kurang baik,
maka umpan yang dihasilakan tidak akurat (Burcak 2015: 2861 dalam Anggraini
Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMA Negeri
bola sebelumnya masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Bahkan dari 39 siswa hanya 18 siswa yang mencapai KKM. Untuk mengatasi hal
sepakbola dengan kaki bagian dalam pada siswa kelas V SD Negeri 20 Teluk
Hasil tes siklus I diperoleh 17 siswa atau 60,72% tuntas belajar dan
atau 89,29% tuntas belajar dan 3 siswa atau 10,71% belum tuntas belajar.
supaya siswa bisa cepat tahu dan menguasai teknik-teknik dasar permainan
sepakbola, selain itu hal terpenting siswa merasa bahagia pada saat mengikuti
ditempuh oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan intruksional. Pemilihan
melalui kegiatan fisik dan koordinasi tubuh berfungsi menumbuhkan rasa senang,
Palembang”.
Palembang.
2) Penelitian ini hanya dilakukan terhadap siswa yang nilai nya belum
Sesuai rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
Palembang.
Berbasis Permainan.
penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Kajian Teori
Menurut Efendi & Rhamadhansyah, (2017: 54) sepak bola merupakan satu
kompleks.
memasukan bola kegawang lawan. Maka bisa disimpulkan bahwa sepak bola
adalah permainan yang membutuhkan kekuatan fisik dan kolaborasi tim agar
lawan dan yang mencetak angka terbanyak pada saat waktu 90 mnt akan keluar
menjadi pemenang.
Permainan sepak bola adalah permainan tim, yang terdiri dari 11 (sebelas) orang
pemain, atau dikatakan juga kesebelasan. Suatu kesebelasan dapat dikatakan baik
penguasaan teknik dasar yang baik. Apalah artinya strategi yang baik dan syarat
9
10
fisik yang prima jika tidak ditunjang menggunakan teknik dasar yang baik, maka
memenangkan pertandingan.
2021: 222).
dihentikan oleh wasit dampak bola keluar dari sisi lapangan. Tim yg
teknik menahan bola supaya bola tersebut tidak mudah lepas dalam
beberapa cara, diantaranya memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar,
b) Kemampuan Passing
pada rekan satu tim menggunakan kaki bagian luar, pungung kaki, dan
juga dapat menggunakan kaki bagian dalam operan ini sering sekali
12
dimanfaatkan para pemain apa lagi oleh pemain penyerang atau sering
yang sangat komplek atau penting yang tak jarang kali dilakukan pada
dapat mengoperkan bola pada pemain satu ke pemain lain dalam usaha
bola dari satu pemain ke pemain lainnya. Melakukan gerakan passing pada
mengirimkan bola dengan teliti kepada rekan pemain perlu dilatih terus
passing digunakan untuk jenis operan datar dan operan relatif agar lebih
Passing merupakan aspek atau teknik dasar yang sangat penting dalam
pemain yang lain. Dalam melatih passing kita harus berkonsentrasi agar
bola yang kita passing tetap lurus dan ke arah yang kita inginkan.
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah hal yang akan ditempuh oleh sang pengajar dan
konsep, prinsip atau teori yang baru mengenai suatu bidang ilmu.
bantuan pendidik yang diberikan kepada siswa supaya bisa terjadi proses
ditetapkan.
15
2) Tujuan Pembelajaran
3) Materi Pembelajaran
4) Metode Pembelajaran
5) Alat Pembelajaran
2. Pendekatan Permainan
2016: 197).
mencapai kepuasan naluri yang komplek, dasar dari permainan ini juga
pengenalan olahraga.
yang dilakukan oleh anak secara spontan, tanpa paksaan, tanpa didesak,
menyenangkan.
difahami bersma dan yang sudah di sepakati oleh anggota yang melakukan
dengan akurasi yang baik dan kecepatan yang tepat. Dapat menguasai
P3, S1).2 Pelatih dapat membuat kotak dengan batas cone, sebagai
waktu, kecepatan.
2) Passing berpasangan
yang baik dan kecepatan yang tepat. Pemain dapat menguasai teknik
di tanah.
kelas V SD Negeri 20
Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu
Raya.
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini ialah dapat dilihat pada
Kondisi Akhir
METODOLOGI PENELITIAN
mana peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk
melekatnya variabel penelitian. Pada penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas
No Kelas Jumlah
1 XI.IPS1 40
2 XI.IPS2 38
3 XI.IPS3 40
4 XI.IPS4 34
Jumlah 152
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018: 85). Adapun sampel pada penelitian ini
adalah dengan mengambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 4 yang memiliki jumlah
siswa sebanyak 34 orang siswa dengan pertimbangan hasil belajar kelas XI IPS 4
22
23
Jl. Adi Sucipto No. 2803, Sukokdadi, Kec. Sukarami, Kota Palembang, Sumatera
Selatan 30261. Peta tempat dilaksanakannya penelitian dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Mei sampai Juni (2022) dari
kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, yang
mana guru merupakan mitra kerja peneliti, guru yang tetap mengajar di kelas,
– aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan keahliannya, guru sebagai
Kemmis dan MC Taggart yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari
empat langkah pokok yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan
(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:
131).
siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Seperti pada gambar dibawah
ini.
mendapatkan data yang baik dan valid untuk penelitian kita. Metode pengumpulan
1) Tes
penetapan skor angka (Margono, 2014: 170). Salah satu yang diukur
dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dengan
Petunjuk pelaksanaan:
dengan posisi kaki kanan atau kiri siap menembak sesuai dengan
kebi-asaan testee.
dan kerasnya tendangan harus sampai pada garis batas dari arah
2018: 72).
2) Dokumentasi
yang berupa catatan, surat kabar, majalah, buku, catatan harian, transkrip,
a) Observasi
2014 : 158-159).
kebenaran suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau benar mempunyai
validitas rendah.
27
Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
dari variabel yang telah diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang telah terkumpul tidak menyimpang dari
wawancara, observasi, kuesioner, tes dan dokumentasi (Arikunto, 2010: 192, 211,
222). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tes
suatu individu atau objek. Adapun menurut Miller (2002) dalam Sepdanius
dkk, (2019: 2) Tes merupakan sebuah instrumen atau alat yang digunakan
memperoleh informasi atau data dari suatu objek yang akan diukur.
2) Dokumentasi
a) Observasi
berikut :
R
S= × 100 %
N
Keterangan:
berikut
Keterangan:
yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas.
29
bola siswa
Selatan, 30961. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 yang berjumlah 34
siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Adapun
fakultas dan pada tanggal 22 April 2022 surat tersebut dikeluarkan, lalu
Mei 2022 surat tersebut dikeluarkan. Selanjutnya pada hari tersebut peneliti
memberikan surat pengantar izin dari Dinas Pendidikan. Lalu pada tanggal 28 Mei
30
31
Data pra siklus akan menyajikan data awal sebagai parameter terhadap
data yang akan di hasilkan dari data siklus I dan II. Dari hasil pra tindakan
kemampuan passing permainan sepak bola siswa kelas XI IPS 4 yang dirasa
berbasis permainan.
sepak bola yang telah diperoleh dari hasil pra tindakan terhadap proses hasil
sepak bola dapat mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan.
a. Perencanaan
siklus I. Adapun tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 30 Mei 2022
sampai hari Jum’at, 3 Juni 2022. Kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti
pembelajaran berupa cone, bola kaki, peluit dan stopwatch, dan handphone
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilakukan pada hari Senin, 30 Mei 2022.
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Materi pembelajaran yang dipakai pada
dan menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan meminta salah
33
pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan tujuan, konsep pelatihan, dan poin
Pada kegiatan akhir guru menyampaikan kepada siswa agar lebih giat
bersama-sama.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilakukan pada hari Kamis, 02 Juni 2022.
menanyakan kabar siswa, kemudian mengabsen siswa dan meminta salah satu
dipelajari.
c. Observasi
optimal.
d. Refleksi
melakukan evaluasi proses pembelajaran passing yang telah dilakukan. Hal ini
permainan.
karena kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 70%. Selain itu, dalam
tindakan siklus I masih terdapat kendala-kendala yang dialami oleh siswa pada
dua ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan prasiklus, hal ini dilihat
karena baru mendapatkan (58%) siswa yang tuntas dan nilai siswa yang belum
tuntas (41%), kategori tuntas atau baik ialah dengan tingkat persentase
36
perkelas sebesar 70%. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu untuk dilanjutkan
Adapun nilai tes passing pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan satu dan
pembelajaran sepak bola dari pratindakan ke siklus I maka hasil penelitian dapat
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I
a. Perencanaan
hari Rabu 08 Juni 2022 sampai hari Senin 13 Juni 2022. Perencanaan pada
ialah pada permainan yang akan diterapkan. Pada siklus II ini peneliti
melakukan persiapan yang lebih baik lagi dari kegiatan siklus I. Adapun
cone, bola kaki, peluit, stopwatch, dan handpone untuk mengambil foto
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan Pertama
meminta salah satu siswa untuk memipin doa, lalu selanjutnya guru
Pada kegiatan inti guru menjelaskan tujuan, konsep pelatihan dan poin
Pada kegiatan akhir guru menyampaikan kepada siswa agar lebih gita
2) Pertemuan Kedua
tujuan pembelajaran hari ini, dan tak lupa mengingatkan kembali dengan
Kegiatan inti, guru menjelaskan lagi tujuan, konsep pelatihan dan poin
dengan contoh dan arahan dari guru tadi. Hal ini dilakukan untuk
c. Observasi
akhir pembelajaran. Adapun hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
40
siswa meningkat.
sepak bola dengan baik, secara umum pelaksanaan tindakan siklus II ini
ini terbukti bahwa hasil kemampuan passing dari pra tindakan ke siklus I
d. Refleksi
hal ini terlihat dari tercapainya kriteria ketuntasan minimal yang telah
siklus I dapat teratasi dengan baik pada siklus II. Untuk meningkatkan
Sementara itu, antara siklus I dan II kemampuan Passing pada siswa kelas
12%. Peningkatan nilai rerata sebesar 12% yaitu dari 61% pascatindakan
Hasil tes passing sepak bola yang diperoleh siswa di atas menunjukan
serta lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. Data yang sudah
sehingga penelitian pun dilakukan hanya sampai siklus II. Dari hasil
42
berkategori tidak tuntas (21%) dan siswa tuntas telah mencapai (79%)
tindakan .
Kategori
No Nama Siswa Tes Siklus II Nilai
Tuntas Tidak Tuntas
17 Maya Apriani 6 60 1
18 M. Fadly 9 90 1
19 M. Fatiha A 7 70 1
20 M. Kausar Rayan S 9 90 1
21 Muhammad Rizal 7 70 1
22 M. Rizky R K 8 80 1
23 Rukaya Cahya Putri 8 80 1
24 Ruasya Cahya S 7 70 1
25 Deta S Maharani 6 60 1
26 Putri Anggi Lita 7 70 1
27 Patma Wati 6 60 1
28 Rainubsya C 8 80 1
29 Raul Gonzales 7 70 1
30 Riki Putra 8 80 1
31 Supridy Zulfadila H 7 70 1
32 Sundari K S 8 80 1
33 Tia Ika Sari 7 70 1
34 Astinadia Azzahra 8 80 1
Jumlah 2480 27 7
Rata-rata 73 79% 21%
Sumber : Data diolah Peneliti (2022).
permainan dalam meningkatkan kemampuan passing. Dari data perolehan nilai tes
keterampilan passing yang telah disajikan pada hasil, terlihat adanya peningkatan
Pada kegiatan pra tindakan, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dalam
mengikuti pembelajaran passing sepak bola sebesar 67% dan yang tuntas sebesar
32%, hal ini dikarenakan guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran saat
proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti melakukan kegiatan Siklus I untuk
ketuntasan siswa sebesar 58%, hal ini dikarenakan guru menggunakan pendekatan
dilakukan oleh Hasan, dkk (2021: 9) yaitu pada kondisi awal dari 33 siswa, yang
tuntas hanya 10 siswa atau 30,3%, melihat dari ketuntasan siswa yang kurang,
maka dilakukanlah kegiatan siklus I. Pada siklus I ini ketuntasan siswa meningkat
menjadi 20 siswa atau 60,6%, hal ini dikarenakan guru menggunakan metode
bermain pada saat proses pembelajaran, metode bermain yang digunakan oleh
guru berjalan sesuai dengan yang diterapkan oleh peneliti dan guru.
(2020: 142-144) yaitu kondisi hasil belajar dikelas IX ketika sebelum diberikan
tindakan, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 58% atau hanya 9 siswa. Namun
45
setelah dilakukan tindakan pada siklus I, mengalami peningkatan yaitu nilai rata-
rata 69% atau 13 siswa. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran
ini bertujuan untuk melihat apakah pada siklus II ini para siswa mengalami
Berpasangan”. Di siklus II ini juga guru memberikan contoh dan arahan yang
lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus dan lebih
mengalami peningkatan sebesar 21%. Peningkatan nilai rerata sebesar 19%, yaitu
dari 58% pada siklus I menjadi 79% pada siklus II. Hal ini sejalan dengan
penelitian Muh Ibrahim, dkk (2022: 90) yaitu hasil penelitian yang dilakukan pada
siklus I dan siklus II tentu sangat jelas perbedaan perubahan yang terjadi pada
kedua siklus ini. Hal itu dapat kita lihat dari persentase hasil belajar yang
didapatkan dari kedua siklus dengan pemberian perlakuan yang sama namun
dengan tindakan yang berbeda. Pada siklus I nilai rata-rata persentase 43,47%,
dan pada siklus II mengalami peningkatan yang besar dengan nilai rata-rata
persentase 91,30%.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Richo David Christiawan, dkk (2018
: 75) yaitu pada siklus I hasil belajar passing bawah sepak bola pada siswa
memperoleh ketutntasan yaitu 68,42% atau 13 siswa yang tuntas. Sedangkan pada
46
siklus II terjadi peningkatan hasil belajar passing bawah sepak bola sebesar
84,21% atau 16 siswa yang tuntas. Hal ini dikarenakan pada saat proses
keterampilan passing sepak bola pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 10 Malang
ketuntasan siswa sebesar 63,64%, dan pada siklus II ketuntasan siswa sebesar
93,94%. Hal ini juga dikarenakan guru mampu merencanakan dan melaksanakan
yang dilakukan oleh Awang Roni Effendi (2017: 73-74) bahwa terdapat
pada permainan sepak bola dengan menggunakan metode drill telah direncanakan
dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya kegiatan kolaboratif dengan
siklus I ketuntasan siswa sebesar 57% atau berjumlah 21 siswa, sedangkan siklus
II ketuntasan siswa sebesar 78% atau 29 siswa. Hal ini sama dengan penelitian
kaki bagian dalam pada siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan.
Yaitu dari hasil pra siklus memperoleh ketuntasan 42, 86% atau sebanyak 12
47
siswa, lalu pada siklus I siswa memperoleh ketuntasan sebesar 60,72% atau
pada proses pembelajaran passing siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan
ketuntasan nilai yang diperoleh oleh siswa, yang mana pada observasi awal
ketuntasan siswa ialah sebesar 67,26%, lalu pada siklus I ketuntasan mengalami
peningkatan sebesar 83,77%, dan pada siklus II ketuntasan siswa meningkat lagi
sebesar 94,55%.
metode variasi latihan dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar passing pada
siswa. Hal ini dilihat pada siklus I siswa memperoleh ketuntasan dengan rata-rata
75,6% lalu pada siklus II ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 82,6%.
Berikutnya penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan oleh Tria
Muhamad Aris (2018: 29) yaitu pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 63,3%
dan pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 78,33%, ini disebabkan karena pada
pembelajaran berbasis permainan membuat siswa lebih aktif dan semangat serta
antusias siswa sangat baik saat proses pembelajaran berlangsung. Data yang ada
48
sehingga penelitian pun hanya dilakukan sampai siklus II. Dari hasil penelitian
ini dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan passing pada permainan
sepak bola.
BAB V
5.1 Kesimpulan
permainan sepak bola siswa kelas XI SMA Negeri 13 Palembang. Hal ini dilihat
dari nilai rata-rata ketuntasan yang diperoleh oleh siswa yakni pada pra tindakan
sebesar 32%, lalu pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 58%, dan pada
5.2 Saran
sebagai berikut :
a. Bagi Guru
pembelajaran.
b. Bagi Siswa
49
50
penelitian selanjutnya.
51
DAFTAR PUSTAKA