PENDAHULUAN
suasana
yang
kondusif
kepada
siswa
untuk
memperoleh,
dan
dalam tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam
pencapaian tujuan tersebut, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan
memaksimalkan mata pelajaran penjasorkes.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai peranan yang
sangat penting dan berbeda yang menjadi ciri khas dibandingkan bidang studi
lainnya, karena pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak hanya
mementingkan pengembangan intelektual tetapi pengembangan diri baik dari segi
keterampilan menjadi hal yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini
menjadi kelebihan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan itu sendiri, jika
mata pelajaran lain lebih mementingkan pengembangan intelektual, maka melalui
penjasorkes akan terbina aspek-aspek atau ranah-ranah penjasorkes yang menjadi
ciri khas pendidikan diantaranya aspek kognitif, afektif, psikomotor maupun
aspek sosial.
Peranan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam hal ini
harus dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan tujuan
kurikulum yang telah diterapkan. Salah satu cara yang ditempuh guru untuk
membiasakan siswa terlibat dalam kegiatan belajar yang kondusif adalah
menggunakan model-model pembelajaran maupun metode-metode pengajaran
yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan
belajar juga bisa membawa hasil yang diharapkan oleh kurikulum. Untuk itu guru
harus bisa memahami dan menguasai berbagai strategi, metode, media
bagus. Seperti contoh pada tim futsal yang sudah profesional, tim futsal dapat
menguasai bola dengan sangat baik, aliran bola cepat passing yang bagus, dribble
yang baik, shooting yang akurat, saling mendukung rekan satu tim, membuka
ruang untuk pergerakan, kerjasama yang solid, dan juga skill individu yang
dimiliki pemain membuat sebuah tim dapat bermain dengan baik.
Dalam permainan futsal yang dominan dilakukan adalah menendang yaitu
mengoper (passing) dan menembak (shooting). Menurut Wahjoedi (1999: 120)
bahwa, Menendang bola merupakan keterampilan paling penting dan mendasar
yang harus dikuasai. Oleh karena itu, pertama kali harus dikuasai oleh setiap
pemain adalah teknik dasar menendang bola. Menendang bola berfungsi sebagai
operan untuk menghubungkan pemain satu dengan pemaian lainnya dalam satu
tim atau mencetak gol ke gawang lawan.
Berdasarkan apa yang di lihat dan dirasakan di lapangan ternyata banyak
masalah-masalah yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran permainan futsal itu
sendiri. Salah satu masalah yang muncul adalah banyak siswa dalam pembelajaran
ekstrakulikuler futsal di SMPN 2 Cisarua yang kurang menguasai keterampilanketerampilan dalam bermain futsal. Salah satunya adalah kurangnya menguasai
keterampilan passing. Passing merupakan unsur paling penting dalam permainan
futsal. Menurut Justinus Lhaksana (2012: 30) :
Passing merupakan salah satu teknik dasar permainan futsal yang sangat
dibutuhkan setiap pemain. Dilapangan yang rata dan ukuran lapangan yang
kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola yang meluncur
sejajar dengan tumit pemain. Ini disebabkan hampir sepanjang permainan
futsal menggunakan passing. Untuk menguasai ketrampilan passing,
diperlukan penguasaan gerakan sehingga sasaran yang diinginkan tercapai.
piala
bupati bandung barat antar SMP sederajat, para pemain masih banyak melakukan
kesalahan-kesalahan pada saat melakukan passing, sehingga bolanya melenceng
dan tidak tepat pada sasaran atau mengenai pemain bertahan dari lawan sehingga
terjadi serangan balik yang mengakibatkan tim mengalami kekalahan. Karena
banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada saat melakukan passing,
untuk itu diperlukan model atau metode pembelajaran yang dapat memaksimalkan
kemampuan siswa dalam hal passing. Model pembelajaran tersebut harus dapat
membuat siswa aktif dalam setiap pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan maksimal.
Model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division
(STAD) merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang di kembangkan
oleh Slavin. Menurut Wina (2008:242) Pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara
4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin,
ras atau suku yang berbeda.
Model ini mengutamkan adanya kelompok-kelompok, setiap siswa yang
ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi,
sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda. Model kooperatif tipe student teams achievement
division (STAD) merupakan model yang paling sederhana dan mudah untuk
dilakukan. Menurut Isjoni (2013 : 51) :
Model kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
mengaplikasikan
pengetahuan
dan
keterampilan
serta
saling
sertaan. Dampak
instruksional
yaitu
penguasaan
konsep
dan
pembelajaran yang terpusat pada siswa sehingga siswa akan ikut aktif dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division
(STAD) terhadap keterampilan passing dalam permainan futsal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement
division (STAD) berpengaruh signifikan terhadap keterampilan passing
dalam permainan futsal ?
2. Apakah model pembelajaran konvensional berpengaruh signifikan terhadap
keterampilan passing dalam permainan futsal ?
3. Manakah model yang lebih berpengaruh signifikan antara model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)
dan model pembelajaran konvensional terhadap keterampilan passing
dalam permainan futsal ?
C. Tujuan Penenlitian
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh model kooperatif tipe student teams
achievement division (STAD)
permainan futsal
10
11
12
5. Sampel penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Cisarua kelas VII yang
mengikuti ekstrakulikuler futsal sebanyak 30 orang dengan teknik
pengambilan sampelnya menggunakan teknik total sampling
6. Lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Cisarua
F. Penjelasan Istilah
a). Pengaruh
Menurut Suyoto Bakir (2006:145) :
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
b). Model pembelajaran kooperatif
Menurut Suprijono (2010:54) :
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru
biasanya menempatkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
c). Tipe Student Teams Achievement division
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2012:214) :
Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan
variasi pembelajaran kooperatif yang memacu siswa agar saling mendorong
13
dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan
oleh guru. dalam model STAD, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan beranggotakan masing-masing empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dan suku/ras. selama pemberian materi, siswa-siswa di dalam
kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompoknya bisa menguasai
materi. kemudian semua siswa menerima kuis secara perorangan dengan materi
yang sudah dibahas di dalam kelompok tadi. Namun mereka tidak boleh saling
membantu lagi satu sama lainnya. nilai hasil kuis tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh dari
sebelumnya.
Adapun langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif type STAD
(Student Teams Achievement Division) adalah sebagai berikut.
1. Penyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Pembagian kelompok
3. Guru melakukan presentasi
4. Siswa melakukan kegiatan belajar dalam bentuk tim (kerja tim)
5. Kuis (evaluasi)
6. Penghargaan prestasi tim
setelah guru melakukan kuis, selanjutnya memeriksa hasil kerja siswa dengan
menggunakan 3 penghitungan secara individu, secara kelompok, dan
penghitungan secara pengakuan skor kelompok.
14
d). Keterampilan
Menurut Rusyadi dalam yanto (2005) :
Keterampilan diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal
yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian
yang
semuanya dipertimbangkan
sebagai
15