Berikut ini contoh BAB I laporan PTK sebagai persyaratan untuk pengajuan kenaikan pangkat
guru SD untuk mata pelajaran Penjaskes dengan materi atletik cabang lompat jauh gaya jongkok
dengan media bantu kardus dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya
ABSTRAK
Tahun ….
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui
penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua
siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan yang berjumlah 15 siswa. Sumber data
berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi atau Arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur
belajar lompat jauh siswa dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses
pembelajaran pada pratindakan belum menggunakan alat bantu sehingga hasil belajar siswa
rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Hasil belajar siswa meningkat walaupun belum
optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar lompat siswa meningkat menjadi tinggi
Simpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok siswa Kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: alat bantu, hasil belajar, lompat jauh, gaya jongkok
Demikian Contoh Abstrak PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh untuk kelas 5 SD, semoga
bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
merupakan alat untuk mencapai pendidikan jasmani dan olah raga di sekolah sebelum
mendapatkan format yang tepat, karena selalu menyesuaikan perubahan kurikulum. Pada
kurikulum KBK (Kurikulum Bebasis Kompetensi) diharapkan dapat menggali potensi yang ada
untuk dikembangkan, belum bisa dilihat hasilnya dari kurikulum KBK. Ada bentuk kurikulum
baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang sedang
dilaksanakan.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan di sekolah dasar
mengutamakan kesehatan mental dan kesegaran jasmani, untuk mencari calon atlet harus benar-
Keadaan siswa SD Negeri .... pada dasarnya senang terhadap pembelajaran pendidikan jasmani
dan olah raga, terutama pada cabang permainan. Pada cabang atletik, anak kurang menyenangi
dengan alasan tidak menyenangkan. Karena pembelajaran atletik di SD Negeri .... kurang
mendapat tanggapan yang positif dari para siswa, maka prestasi pada cabang atletik khusus pada
nomor lompat jauh belum bisa optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab
yaitu: (1) Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani, (2) Terbatasnya alat bantu dalam
pembelajaran yang kurang berhasil. Karena guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya
secara profesional, dan kurang berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa secara sistematik.
Karena dalam pembelajaran pendidikan jasmani diberikan gerakan yang sistematik untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh baik fisik, mental,
maupun intelektual.
Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga monoton, yaitu hanya
menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa
terasa membosankan. Dan juga metode praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan
perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari
siswa itu sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang
mengarah pada prestasi. Sehingga dalam prosesnya berbeda dari pembelajaran penjas itu sendiri,
yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan, ukuran lapangan, maupun alat. Proses
pembelajaran seperti ini akan membuat siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan
merasa bosan dan yang lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.
Pembelajaran di SD Negeri .... siswa kelas V tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan
tehnik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar siswa baru menguasai cara melompat. Mereka
belum mampu melakukan gerakan secara keseluruhan terbukti dari hasil evaluasi, dari siswa
kelas V yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, baru
5 siswa (33,3%) yang dapat melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok dan sisanya masih 10
siswa (66,7%) yang masih belum menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok.
Dengan keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai suatu
kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak diajarkan dengan harapan sesuai
dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Dalam hal ini guru harus kreatif, inovatif
dalam menciptakan proses pembelajaran bagi siswa. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang
aktif bagi siswa dan menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini adalah
pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman,
yaitu suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu siswa untuk mempelajari keterampilan
Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu dirancang dengan teliti agar bisa
mengembangkan belajar siswa dan dilakukan dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi
langkah. Alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman dalam pelaksanaan pembelajaran
diharapkan membuat siswa lebih mudah menerima materi ajar, dan dapat mengubah suasana
menjadi lebih rileks dan menyenangkan bahkan siswa saling berlomba memakai dan melewati
alat bantu tersebut. Hal ini akan membantu meningkatkan motivasi siswa terhadap materi lompat
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok
penelitian adalah “Bagaimanakah penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui
penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran Penjaskes, sehingga
tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
b. Meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok serta mendukung prestasi.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai pedoman dan pengetahuan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga atletik dikenal
beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit (lompat tiga), lompat tinggi, dan
lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan,
melayang (gaya), dan mendarat. Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan
aktivitas tungkai. Kekuatan tungkai sangat menentukan hasil lompatan dari lompat jauh.
Semakin kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan Asumsi
Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade Mardiana, Purwadi,
Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59) mengemukakan bahwa “Lompat jauh adalah hasil
dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari
kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.”
1) Awalan
balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal dengan menggunakan jarak 30 sampai 40
meter. Latihan kecepatan dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai sangat
Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu sama atau rata-
rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan, seorang pelompat harus dapat
berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi
2) Tumpuan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan
tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki
sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh karena itu, latihan ketepatan menumpu
pada balok tumpu dapat dilakukan dengan jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat
dilakukan dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada
waktu menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka. Titik
sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu, kemudian segera
diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan kira-kira antara 40
sampai 45 derajat.
3) Melayang
Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat menumpu
pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan
kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan, harus meluruskan
kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan
dalam keadaan rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara
(waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh. Pada waktu di
udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok tumpu, kaki diayunkan ke
depan atas untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak,
menyusul kaki ayun. Saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada
Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan sejauh-jauhnya ke
depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya, supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk
mencegahnya, berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut
hampir merapat, dibantu dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan,
lutut dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan atas,
Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancang-ancang dengan
jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin, menjelang tiga per empat
langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan pada balok
tumpuan.
Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan dan badan
condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu dan tubuh
akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam
posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan
dijulurkan ke depan untuk keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu
usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya
mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan
perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola
hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang Bermula
adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta
didik.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk
Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu obyek sehingga
mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara
pendidikan
Alat bantu pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah
menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Alat bantu harus efisien dalam penggunaanya,
dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas. Alat bantu pembelajaran yang efektif
artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa
yang sedang belajar. Alat bantu yang komunikatif adalah bahwa alat bantu tersebut mudah untuk
dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima
4. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans
(1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa
yang dilakukan. Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses
yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang
melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,
Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan
perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai
ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan
pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi
hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai
kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan
berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri
siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial
Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh
dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar
pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat
Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri .... menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
tentang lompat jauh gaya jongkok masih rendah, untuk itu harus diadakan perbaikan
pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi dan
metode pembelajaran.
Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat oleh pikiran
siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek lompat jauh gaya jongkok. Walaupun guru sudah
memberikan contoh demonstrasi gerakan, siswa kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga
materi yang diajarkan kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya partisipasi siswa secara
penuh. Karena guru bukan satu-satunya sumber belajar, maka siswa perlu diberi kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah kurangnya sarana dan
peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan
penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya adalah menggunakan
modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran sebagai salah satu komponen
pelengkap juga dapat meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran yang ingin dicapai maka
guru diharapkan mempunyai kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu
pembelajaran.
Pengaruh alat bantu pembelajaran terhadap anak-anak sangat penting karena dengan
menggunakan alat bantu dapat memberikan berbagai macam pengalaman bagi seorang anak.
Dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran secara terus menerus secara maksimal
maka anak akan dapat mengolah dan menerima secara optimal, sehingga terjadi perubahan sikap.
Dengan menggunakan modifikasi alat bantu bok kardus, gawang aman dalam suatu proses
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar
prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat bantu bok kardus, gawang aman mampu
merancang siswa aktif melakukan gerakan dan tingkat keseriusan siswa akan lebih tinggi, karena
siswa merasa senang, lebih berfariasi, dan tidak menimbulkan rasa jenuh.
Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai sarana membantu guru
dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa. Diharapkan melalui alat
bantu sederhana tersebut, guru dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail
tentang tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
Jangan lupa baca selanjutnya BAB III pada
Contoh PTK Penjas BAB III Atletik Lompat Jauh SD Kenaikan Pangkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri .... Kecamatan
.... Kabupaten .... terletak ± 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... sangat strategis,
karena terletak di jalan utama desa ..... SD Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman
Sarana dan prasarananya sangat mendukung untuk dilakukan penelitian tindakan kelas. Halaman
sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjasorkes. Perpustakaan telah
menyediakan berbagai buku sumber sebagai pendukung dan sumber data penelitian. Sarana
olahraga seperti peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan
olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian tentang lompat jauh gaya jongkok.
2. Waktu penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai dari bulan Maret
…. sampai dengan bulan Juni ….. Kegiatan penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan
pelaksanaan meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan
meliputi penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel jadwal penelitian
tindakan kelas materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu
No Rencana Bulan Ke
Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi
b.
Identifikasi
masalah
c. Penentuan
tindakan
d. Pengajuan
judul
e.
Penyusunan
proposal
f. Pengajuan
izin
penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar
proposal
b.
Pengumpul
an data
penelitian
Penyusunan
3.
laporan
a. Penulisan
laporan
b. Ujian
skripsi
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... tahun
pelajaran 2015/2016. Seluruh siswa kelas V SD Negeri .... dijadikan subyek penelitian. Jumlah
subyek dalam penelitian ini yaitu 15 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena itu sebagian
waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melakukan
latihan olahraga selama di rumah. Apalagi untuk materi lompat jauh, mereka, para siswa masih
sangat asing, artinya mereka hanya akrab dengan olahraga permainan seperti sepak bola,
berupa motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya
jongkok. Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya jongkok.
lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri ....
D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa hasil wawancara dengan subyek
penelitian yaitu siswa kelas V dan sumber data yaitu guru, dan pengumpulan catatan hasil
pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan
angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini,
dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan
masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170)
bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu
pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika. Validitas data penelitian tindakan kelas ini
1. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer,
dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer,
dan siswa.
4. Penggunaan alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan menggunakan data
5. Nilai hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) sebelum tindakan divalidasi dengan
triangulasi peneliti.
F. Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran
prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data
dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum
dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis
Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan
kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut
menjadi bahan untuk menyusun rencana memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-
data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data
2. Penyajian data
a. Hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan menghitung prestasi
b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
pembelajaran berlangsung.
e. Nilai hasil belajar sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun
deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan,
penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3. Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data.
Untuk menentukan ketercapaian tujuan, perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang
disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus
tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini
Persentase
Ditargetkan
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran dan
memfokuskan perhatiannya
gaya jongkok.
jongkok.
jongkok.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus,
langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari bawah empat komponen,
yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah
ini:
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan meliputi memeriksa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar
observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa
pembelajaran.
Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi
dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu
barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi
aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar
nama barisan yang disebutkan oleh peneliti. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek
satu kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan
2) Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat.
Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan
masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu. Peneliti memberi contoh melakukan
awalan lari, meloncat menolak dua kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki kemudian
melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami.
Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara,
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara
melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan
3) Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-
dibubarkan.
a. Observasi
mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus pada
siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat
b. Refleksi
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa,
namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri
Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan alat bantu gawang aman.
Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar
observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa
dilanjutkan untuk presensi dengan tertib. Peneliti memberikan apersepsi, motivasi, dan
Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi
dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu
barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi
aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar
nama barisan yang disebutkan oleh guru. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu
kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan
2) Kegiatan Inti
Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat.
Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan
gawang aman mendarat dua kaki. Peneliti memberi contoh gerakan melakukan awalan lari,
melompat tolakan satu kaki melewati gawang aman mendarat dua kaki.
Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami.
Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara,
Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara
melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan
3) Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-
dibubarkan.
c. Observasi
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman
berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses
pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari
lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman
dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .....
Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat
meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.
d. Refleksi
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah
berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Alat bantu gawang aman
yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran
Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan.
Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 15 anak
(100%) telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut
disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk
meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya
adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada
siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat
tercapai.
BAB IV Contoh PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD untuk Kenaikan Pangkat.
BAB IV
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten
.... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5
siswa perempuan. Hasil belajar yang diperoleh pada kegiatan pratindakan pembelajaran lompat
Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru menyampaikan
materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang
Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang tertarik dalam
menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan pengamatan langsung di
lapangan. Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa
siswa yang tetap asik berbicara dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa
merasa takut dan canggung ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat
1. Tuntas 5 33,3%
JUMLAH 15 100%
Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa masih
rendah, hanya 5 siswa (33,3%) yang telah mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan
benar.
pembelajaran yang kurang, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar
lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... dengan menggunakan alat bantu
1. Siklus I
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu pembelajaran.
Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu
1. Tuntas 10 66,7%
JUMLAH 15 100%
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok
kardus siswa kelas V SD Negeri .... adalah sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan
mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus pada
siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil
belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa
(33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang
dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa
siswa tidak merasa takut karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok
Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan, yaitu masih
banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok
kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa,
namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri
menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan, alat bantu tersebut adalah
gawang aman.
2. Siklus II
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I
yang dirancang untuk memperbaiki hasil belajar dan kondisi pembelajaran siklus I. Pada siklus II
ini siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data yang diambil
1. Tuntas 15 100%
2. Belum tuntas 0 0%
JUMLAH 15 100%
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu
gawang aman siswa kelas V SD Negeri .... adalah seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%)
telah mencapai KKM, sehingga pembelajaran siklus II ini dinyatakan telah berhasil.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman
berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses
pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat
Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari
lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman
dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri ..... Penggunaan alat
bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan
Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah
berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh
peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.
Hasil belajar siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan, yaitu
seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil
tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan
Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk
meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya
adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada
siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat
tercapai.
I, dan siklus II melalui penggunaan alat bantu gawang aman diketahui dari masing-masing
tindakan telah mengalami peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD
Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga pembelajaran
berlangsung kondusif, sehingga hasil belajar sesuai dengan yang telah ditargetkan. Perbandingan
hasil yang diperoleh selama proses tindakan dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Data pada tabel 4.3. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar tiap siklusnya. Pada kegiatan
pratindakan Persentase ketuntasan siswa baru mencapai 33,3% saja, setelah dilakukan kegiatan
siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 66,7%, kemudian pada kegiatan
pembelajaran siklus II, seluruh siswa (100%) telah tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa
penggunaan alat bantu gawang aman pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat
membantu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat dan
pembelajaran, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran, mereka terlihat antusias
mengikuti pembelajaran.
D. Pembahasan
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada materi
lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman telah
dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa sehingga tujuan perbaikan tercapai
dengan optimal.
Penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman terbukti sangat membantu
peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan penggunaan alat bantu
bok kardus dan gawang aman banyak memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut
melakukan lompatan menjadi tidak takut. Siswa belajar dengan penuh percaya diri, semangat,
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan, yaitu pada
pratindakan, siswa yang telah mencapai nilai KKM 5 anak (33,3%) dan sisanya 10 anak belum
mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan
sisanya 5 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak
(100%) telah mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil
belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10 siswa dan dari
siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 10 siswa menjadi 15
siswa.
Baca selanjutnya BAB V pada:
Laporan PTK Penjas Atletik Lompat Jauh Guru SD BAB V untuk Kenaikan Pangkat.
BAB V
A. Simpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan
alat bantu dapat meningkatkan fokus dan keaktifan siswa serta suasana pembelajaran yang
B. Implikasi
Penelitian ini berimplikasi bagi perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
kesehatan di SD Negeri ..... Guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan dapat menerapkan
pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu. Penggunaan alat
bantu dapat pula digunakan pada materi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
kesehatan lainnya, terutama pada cabang atletik, sehingga siswa merasa tertarik dengan
pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan akhirnya adalah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
C. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya melengkapi seluruh alat bantu pembelajaran agar guru dapat menerapkan
pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat belajar dengan
fokus, aktif, dan antusias yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan alat bantu yang telah
tersedia atau menyediakan alat bantu sendiri yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara fokus, aktif, dan lebih serius, sehingga
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima dan dikuasai, sehingga hasil
Berikutnya yang terakhir adalah Daftar Pustaka yang bisa disimak pada:
Daftar Pustaka PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD Kenaikan Pangkat Guru.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani &
Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Grafindo Persada.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.
Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-
Crofts.
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo.
Mardiana, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Aneka Ilmu
Nanang Sudrajat, dkk. 2005. Buku Penjas Orkes Kelas V. Bandung: PT. Sarana Panca Karya
Nusa.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003). Pengembangan
Pembelajaran.
Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta:
Erlangga.
BAB 4 PTK Penjaskes Kenaikan Pangkat SD Terbaru Kelas 4 Teknik Dasar Pasin
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan teknik dasar pasing atas bola voli mini
melalui bantuan tutor sebaya siswa kelas IV SDN .... Kecamatan .... Kabupaten .....
Penelitian dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam 2 siklus
dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa
kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang
berjumlah 26 siswa. Data penelitian ini adalah data primer meliputi data hasil belajar
siswa, keaktifan siswa dan guru selama pembelajaran, dan data penggunaan bantuan tutor
Data sekunder meliputi data hasil belajar pasing atas siswa, pratindakan, rencana
pelaksanaan pembelajaran, silabus, dan kurikulum yang diperoleh dari dokumen yang
dimiliki guru dan sekolah. Data dikumpulkan melalui tes praktik, pengamatan, studi
simak, dan penggunaan kartu ceria. Untuk menguji validitas data dilakukan dengan
triangulasi.
Dari hasil analisa data diketahui bahwa, hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan
adalah 11 siswa (42%) tuntas belajar dan 15 siswa (58%) belum tuntas belajar. Pada
siklus I ketuntasan belajar mencapai 73% yaitu 19 siswa telah tuntas belajar dan 7 siswa
(27%) belum tuntas belajar. Pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 88% yaitu 23
siswa telah tuntas belajar dan 3 siswa (12%) belum tuntas belajar.
Kesimpulan penelitian ini adalah melalui bantuan tutor sebaya dalam pembelajaran
pasing atas pada siswa kelas IV SD Negeri .... dapat meningkatkan teknik dasar siswa.
Baca juga: