Anda di halaman 1dari 46

PTK Kenaikan Pangkat - PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD BAB I untuk Kenaikan Pangkat -

Berikut ini contoh BAB I laporan PTK sebagai persyaratan untuk pengajuan kenaikan pangkat

guru SD untuk mata pelajaran Penjaskes dengan materi atletik cabang lompat jauh gaya jongkok

dengan media bantu kardus dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya

Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.

ABSTRAK

Rinoto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI ....

TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten ….

Tahun ….

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui

penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua

siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek

penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan yang berjumlah 15 siswa. Sumber data

berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi atau Arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data

menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur

penelitian adalah model spiral yang saling barkaitan.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil

belajar lompat jauh siswa dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses

pembelajaran pada pratindakan belum menggunakan alat bantu sehingga hasil belajar siswa

rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Hasil belajar siswa meningkat walaupun belum

optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar lompat siswa meningkat menjadi tinggi

sehingga bisa mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.

Simpulan penelitian ini adalah melalui penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok siswa Kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: alat bantu, hasil belajar, lompat jauh, gaya jongkok

Baca selanjutnya BAB I pada:

PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD BAB I untuk Kenaikan Pangkat

Demikian Contoh Abstrak PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh untuk kelas 5 SD, semoga

bermanfaat.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan. Pendidikan jasmani

merupakan alat untuk mencapai pendidikan jasmani dan olah raga di sekolah sebelum

mendapatkan format yang tepat, karena selalu menyesuaikan perubahan kurikulum. Pada

kurikulum KBK (Kurikulum Bebasis Kompetensi) diharapkan dapat menggali potensi yang ada

untuk dikembangkan, belum bisa dilihat hasilnya dari kurikulum KBK. Ada bentuk kurikulum

baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang sedang

dilaksanakan.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan di sekolah dasar

mengutamakan kesehatan mental dan kesegaran jasmani, untuk mencari calon atlet harus benar-

benar sesuai dengan cabangnya.

Keadaan siswa SD Negeri .... pada dasarnya senang terhadap pembelajaran pendidikan jasmani

dan olah raga, terutama pada cabang permainan. Pada cabang atletik, anak kurang menyenangi

dengan alasan tidak menyenangkan. Karena pembelajaran atletik di SD Negeri .... kurang

mendapat tanggapan yang positif dari para siswa, maka prestasi pada cabang atletik khusus pada

nomor lompat jauh belum bisa optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab

yaitu: (1) Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani, (2) Terbatasnya alat bantu dalam

proses pembelajaran pendidikan jasmani.


Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani di SD akan berakibat pada proses

pembelajaran yang kurang berhasil. Karena guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya

secara profesional, dan kurang berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa secara sistematik.

Karena dalam pembelajaran pendidikan jasmani diberikan gerakan yang sistematik untuk

mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh baik fisik, mental,

maupun intelektual.

Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga monoton, yaitu hanya

menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa

terasa membosankan. Dan juga metode praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan

perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari

siswa itu sendiri. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang

mengarah pada prestasi. Sehingga dalam prosesnya berbeda dari pembelajaran penjas itu sendiri,

yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan, ukuran lapangan, maupun alat. Proses

pembelajaran seperti ini akan membuat siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan

merasa bosan dan yang lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.

Pembelajaran di SD Negeri .... siswa kelas V tersebut mengalami kesulitan dalam melakukan

tehnik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar siswa baru menguasai cara melompat. Mereka

belum mampu melakukan gerakan secara keseluruhan terbukti dari hasil evaluasi, dari siswa

kelas V yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, baru
5 siswa (33,3%) yang dapat melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok dan sisanya masih 10

siswa (66,7%) yang masih belum menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok.

Dengan keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai suatu

pendekatan alternatif dalam mengajaran pendidikan jasmani. Guru harus mempunyai

kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak diajarkan dengan harapan sesuai

dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Dalam hal ini guru harus kreatif, inovatif

dalam menciptakan proses pembelajaran bagi siswa. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang

aktif bagi siswa dan menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini adalah

pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman,

yaitu suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu siswa untuk mempelajari keterampilan

dasar dalam mempelajari teknik dasar lompat jauh.

Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu dirancang dengan teliti agar bisa

mengembangkan belajar siswa dan dilakukan dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi

langkah. Alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman dalam pelaksanaan pembelajaran

diharapkan membuat siswa lebih mudah menerima materi ajar, dan dapat mengubah suasana

menjadi lebih rileks dan menyenangkan bahkan siswa saling berlomba memakai dan melewati

alat bantu tersebut. Hal ini akan membantu meningkatkan motivasi siswa terhadap materi lompat

jauh gaya jongkok.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok

penelitian adalah “Bagaimanakah penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui

penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri .... Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Guru

a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat dan mengembangkan alat bantu

pembelajaran.

b. Bahan masukan bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran.

c. Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam pengembangan alat bantu.

2. Bagi Siswa

a. Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran Penjaskes, sehingga
tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

b. Meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok serta mendukung prestasi.

3. Bagi Sekolah

a. Sebagai pedoman dan pengetahuan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan.

b. Sebagai data inventaris siswa yang berprestasi dalam cabang atletik.

Baca selanjutnya BAB II pada:

Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lompat Jauh

a. Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga atletik dikenal

beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit (lompat tiga), lompat tinggi, dan

lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan,

melayang (gaya), dan mendarat. Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan

aktivitas tungkai. Kekuatan tungkai sangat menentukan hasil lompatan dari lompat jauh.
Semakin kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan Asumsi

kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade Mardiana, Purwadi,

Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59) mengemukakan bahwa “Lompat jauh adalah hasil

dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari

kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.”

b. Teknik Lompat Jauh

1) Awalan

Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari setinggi-tingginya sebelum mencapai

balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal dengan menggunakan jarak 30 sampai 40

meter. Latihan kecepatan dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai sangat

menentukan kekuatan langkah dan jarak lompatan.

Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu sama atau rata-

rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan, seorang pelompat harus dapat

berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi

kecepatan dan panjang langkah.

2) Tumpuan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan

tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki

sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh karena itu, latihan ketepatan menumpu

pada balok tumpu dapat dilakukan dengan jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat

dilakukan dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada

waktu menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka. Titik

sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu, kemudian segera

diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan kira-kira antara 40

sampai 45 derajat.

3) Melayang

Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat menumpu

pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan

kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan, harus meluruskan

kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan

dalam keadaan rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara

(waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh. Pada waktu di

udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok tumpu, kaki diayunkan ke

depan atas untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak,

menyusul kaki ayun. Saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada

dalam sikap jongkok.


4) Mendarat

Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan sejauh-jauhnya ke

depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya, supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk

mencegahnya, berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut

hampir merapat, dibantu dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan,

lutut dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan atas,

kaki mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai tanah.

c. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancang-ancang dengan

jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin, menjelang tiga per empat

langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan pada balok

tumpuan.

Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan dan badan

condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu dan tubuh

akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam

posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan

dijulurkan ke depan untuk keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang

mengenai tanah dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.


2. Pembelajaran

a. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat

terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran

dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

b. Hakekat Pembelajaran

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu

usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya

mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai

pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan

perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses

belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola

hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang Bermula
adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam

pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta

didik.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan

pembelajaran di antaranya adalah:

1) Berpusat pada siswa

2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah

5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

9) Belajar sepanjang hayat.

3. Alat Bantu Pembelajaran

a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran

Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk

membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pembelajaran.

Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu obyek sehingga

mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara

terperinci sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

2) Mencapai sasaran yang lebih banyak

3) Membantu mengatasi hambatan bahasa

4) Merangsang sasaran pendidikan melaksanakan pesan-pesan kesehatan

5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

6) Merangsang sasaran pendidikan untuk Meneruskan pesan-pesan yan

7) diterima kepada orang lain

8) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku

pendidikan

9) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran yang Baik

Alat bantu pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah

pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi,

menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Alat bantu harus efisien dalam penggunaanya,

dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas. Alat bantu pembelajaran yang efektif
artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa

yang sedang belajar. Alat bantu yang komunikatif adalah bahwa alat bantu tersebut mudah untuk

dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima

pembelajaran yang diberikan oleh guru.

4. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans

(1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa

yang dilakukan. Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses

yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang

melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan,

keterampilan, ataupun sikap.

Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu (1993:13).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan

tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan

perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan

itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.


5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai

ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai

tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan

pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi

hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai

macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam

kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan

berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan

faktor yang datang dari luar siswa.

1) Faktor dari Dalam Diri Siswa

Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%

dipengaruhi oleh siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri

siswa yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial

ekonomi, dan kondisi fisik dan psikis.

2) Faktor dari Luar Siswa

Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas

pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya

proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh

dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar

pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.


B. Kerangka Berpikir

Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri .... menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

tentang lompat jauh gaya jongkok masih rendah, untuk itu harus diadakan perbaikan

pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi dan

metode pembelajaran.

Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat oleh pikiran

siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek lompat jauh gaya jongkok. Walaupun guru sudah

memberikan contoh demonstrasi gerakan, siswa kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga

materi yang diajarkan kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya partisipasi siswa secara

penuh. Karena guru bukan satu-satunya sumber belajar, maka siswa perlu diberi kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan

materi pembelajaran.

Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah kurangnya sarana dan

peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan

penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah satunya adalah menggunakan
modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran sebagai salah satu komponen

pelengkap juga dapat meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran yang ingin dicapai maka

guru diharapkan mempunyai kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu

pembelajaran.

Pengaruh alat bantu pembelajaran terhadap anak-anak sangat penting karena dengan

menggunakan alat bantu dapat memberikan berbagai macam pengalaman bagi seorang anak.

Dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran secara terus menerus secara maksimal

maka anak akan dapat mengolah dan menerima secara optimal, sehingga terjadi perubahan sikap.

Dengan menggunakan modifikasi alat bantu bok kardus, gawang aman dalam suatu proses

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar

prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat bantu bok kardus, gawang aman mampu

merancang siswa aktif melakukan gerakan dan tingkat keseriusan siswa akan lebih tinggi, karena

siswa merasa senang, lebih berfariasi, dan tidak menimbulkan rasa jenuh.

Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai sarana membantu guru

dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok pada siswa. Diharapkan melalui alat

bantu sederhana tersebut, guru dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail

tentang tehnik dasar lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
Jangan lupa baca selanjutnya BAB III pada

Contoh PTK Penjas BAB III Atletik Lompat Jauh SD Kenaikan Pangkat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri .... Kecamatan

.... Kabupaten .... terletak ± 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... sangat strategis,
karena terletak di jalan utama desa ..... SD Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman

penduduk sehingga mudah dijangkau oleh para siswanya.

Sarana dan prasarananya sangat mendukung untuk dilakukan penelitian tindakan kelas. Halaman

sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjasorkes. Perpustakaan telah

menyediakan berbagai buku sumber sebagai pendukung dan sumber data penelitian. Sarana

olahraga seperti peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan

olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian tentang lompat jauh gaya jongkok.

2. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu mulai dari bulan Maret

…. sampai dengan bulan Juni ….. Kegiatan penelitian ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan

penyusunan laporan. Kegiatan persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan

tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan

pelaksanaan meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan

meliputi penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel jadwal penelitian

tindakan kelas materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu

bok kardus dan gawang aman di SD Negeri ....:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan kelas

No Rencana Bulan Ke
Kegiatan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Observasi

b.

Identifikasi

masalah

c. Penentuan

tindakan

d. Pengajuan

judul

e.

Penyusunan

proposal

f. Pengajuan

izin

penelitian

2. Pelaksanaan

a. Seminar

proposal

b.

Pengumpul

an data
penelitian

Penyusunan
3.
laporan

a. Penulisan

laporan

b. Ujian

skripsi

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... tahun

pelajaran 2015/2016. Seluruh siswa kelas V SD Negeri .... dijadikan subyek penelitian. Jumlah

subyek dalam penelitian ini yaitu 15 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan.

Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena itu sebagian

waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melakukan

latihan olahraga selama di rumah. Apalagi untuk materi lompat jauh, mereka, para siswa masih

sangat asing, artinya mereka hanya akrab dengan olahraga permainan seperti sepak bola,

sehingga materi lompat jauh seolah-olah dikesampingkan.

C. Data dan Sumber Data


Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis data dan sumber data. Jenis data penelitian ini

berupa motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya

jongkok. Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Siswa, sebagai subyek untuk mendapatkan data tentang lompat jauh gaya jongkok.

2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok dengan penggunaan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri ....

Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Hasil tes formatif berupa data kuantitatif.

4. Hasil pengamatan keaktifan siswa berupa data kualitatif.

D. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa hasil wawancara dengan subyek

penelitian yaitu siswa kelas V dan sumber data yaitu guru, dan pengumpulan catatan hasil

pengamatan. Hasil pengamatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan

angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus

terakhir), setelah tindakan selesai.

E. Uji Validitas Data

Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini,

dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan
masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data

yang terkumpul menjadi sangat vital.

Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170)

bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu

pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika. Validitas data penelitian tindakan kelas ini

diuji dengan menggunakan triangulasi, yaitu:

1. Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu

dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.

2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer,

dan siswa.

3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer,

dan siswa.

4. Penggunaan alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan menggunakan data

yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.

5. Nilai hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) sebelum tindakan divalidasi dengan

triangulasi peneliti.

6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.

7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data

Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran

prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data
dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum

dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis

data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan

kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut

menjadi bahan untuk menyusun rencana memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus

berikutnya.

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang

dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-

data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data

yang dapat memberi informasi faktual.

2. Penyajian data

Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:

a. Hasil belajar alat bantu (bok kardus, gawang aman) dianalisis dengan menghitung prestasi

pencapaian siklus I dan II.

b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.

c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran.

d. Penggunaan pendekatan teknis dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika

pembelajaran berlangsung.

e. Nilai hasil belajar sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang

dicapai dengan KKM.


f. RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar dengan silabus

dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.

Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun

deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan,

penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3. Penarikan kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data.

Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan

kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Untuk menentukan ketercapaian tujuan, perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang

disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus

tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.2. Indikator Kinerja Penelitian

Persentase

Aspek yang Diukur Siswa yang Cara Mengukur

Ditargetkan
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran dan

dihitung jumlah siswa yang

memfokuskan perhatiannya

dalam melakukan lompat jauh

gaya jongkok.

Keaktifan siswa dalam 80% Diamati saat pembelajaran dan

melakukan lompat jauh dihitung jumlah siswa yang

gaya jongkok menampakan keaktifan dalam

melakukan lompat jauh gaya

jongkok.

Keterampilan melakukan 75% Diukur dari hasil tes lompat jauh

lompat jauh gaya jongkok gaya jongkok dan dihitung dari

jumlah siswa yang dapat

melakukan lompat jauh gaya

jongkok.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus,

langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari bawah empat komponen,

yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah

ini:
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan meliputi memeriksa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan direncanakan.

Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar

observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan

mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan
Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa

dilanjutkan presensi. Peneliti memberikan apersepsi, motivasi, dan penjelasan tujuan

pembelajaran.

Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi

dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu

barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi

aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar

nama barisan yang disebutkan oleh peneliti. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek

satu kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan

menunggu aba-aba dari peneliti selanjutnya.

2) Kegiatan Inti

Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat.

Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan

masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu. Peneliti memberi contoh melakukan

awalan lari, meloncat menolak dua kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki kemudian

melakukan awalan lari, melompat tolakan satu kaki melewati bok kardus mendarat dua kaki.

Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami.

Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara,

pendaratan pada bak lompat.

Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara

melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan

melakukan lompat jauh gaya jongkok.


Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi data yang diambil

setelah tindakan siklus I disajikan dalam bentuk tabel.

3) Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-

kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa, bersama-sama, kemudian

dibubarkan.

a. Observasi

Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung, yaitu peneliti

mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus pada

siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus.

b. Refleksi

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu

bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk

mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa,

namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri

sehingga pembelajaran kurang berhasil.

Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan alat bantu gawang aman.

Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti memeriksa Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan

direncanakan sebagai perbaikan dari siklus II.

Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar

observasi, kemudian memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan

mensimulasikan hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan

Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris menjadi tiga bersaf. Siswa dipersilahkan untuk berdoa

dilanjutkan untuk presensi dengan tertib. Peneliti memberikan apersepsi, motivasi, dan

penjelasan tujuan pembelajaran.

Peneliti memberikan pemanasan dalam bentuk permainan. Caranya adalah siswa dibuat menjadi

dua barisan bersaf saling membelakangi, guru memberikan istilah kepada siswa yang satu

barisan dengan sebutan hijau dan yang satu barisan lagi dengan sebutan hitam. Peneliti memberi

aba-aba jika salah satu barisan namanya disebutkan maka barisan yang membelakangi mengejar

nama barisan yang disebutkan oleh guru. Kedua barisan melakukannya dengan cara engklek satu

kaki dan apabila sudah ketangkap maka wajib menggendongnya ke arah tempat semula dan

menunggu aba-aba dari guru selanjutnya.

2) Kegiatan Inti

Peneliti memberi pertanyaan kepada siswa siapa yang sudah tahu tentang loncat dan lompat.

Siapa yang bisa melakukannya? Siswa melakukan loncat dan lompat sesuai dengan kemampuan

masing-masing tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu.


Peneliti memberi contoh cara melakukan awalan lari, meloncat menolak dua kaki melewati

gawang aman mendarat dua kaki. Peneliti memberi contoh gerakan melakukan awalan lari,

melompat tolakan satu kaki melewati gawang aman mendarat dua kaki.

Peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami.

Siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok mulai dari awalan, tolakan, saat melayang di udara,

pendaratan pada bak lompat.

Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari, seperti urutan cara

melakukan lompat jauh gaya jongkok, siswa menjawab pertanyaan peneliti tentang urutan

melakukan lompat jauh gaya jongkok.

3) Kegiatan Akhir

Siswa dikumpulkan dengan cara duduk melingkar, guru menjelaskan tentang kesalahan-

kesalahan gerakan yang dilakukan. Bernyanyi bersama-sama, berdoa, bersama-sama, kemudian

dibubarkan.

c. Observasi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman

berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses

pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat

diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.

Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari

lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman

dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .....

Penggunaan alat bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat

meningkatkan keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.
d. Refleksi

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah

berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Alat bantu gawang aman

yang digunakan oleh peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran

berlangsung secara maksimal.

Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan.

Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 15 anak

(100%) telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut

disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan alat bantu

gawang aman telah mencapai kategori sangat baik.

Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk

meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya

adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada

siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat

tercapai.

Baca selanjutnya BAB IV pada:

BAB IV Contoh PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD untuk Kenaikan Pangkat.

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN


A. DESKRIPSI PRATINDAKAN

Kegiatan pratindakan dilakukan sebelum pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas

berlangsung yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang kondisi

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten

.... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5

siswa perempuan. Hasil belajar yang diperoleh pada kegiatan pratindakan pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok masih sangat rendah.

Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru menyampaikan

materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang

tepat dalam materi lompat jauh gaya jongkok.

Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang tertarik dalam

menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan pengamatan langsung di

lapangan. Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa

siswa yang tetap asik berbicara dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa

merasa takut dan canggung ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat

memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Pratindakan

No Kriteria Jumlah Anak Prosentase

1. Tuntas 5 33,3%

2. Belum tuntas 10 66,7%

JUMLAH 15 100%
Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa masih

rendah, hanya 5 siswa (33,3%) yang telah mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan

benar.

Melalui deskripsi data awal, masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan

pembelajaran yang kurang, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri .... dengan menggunakan alat bantu

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus I menggunakan alat bantu pembelajaran.

Siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu

berupa bok kardus. Hasil penelitian siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I

No Kriteria Jumlah Anak Prosentase

1. Tuntas 10 66,7%

2. Belum tuntas 5 33,3%

JUMLAH 15 100%
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok

kardus siswa kelas V SD Negeri .... adalah sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan

sisanya 5 siswa (33,3%) belum mencapai KKM.

Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung, yaitu peneliti

mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus pada

siswa kelas V SD Negeri ..... Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok kardus.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil

belajar siswa, yaitu sebanyak 10 siswa (66,7%) telah mencapai KKM dan sisanya 5 siswa

(33,3%) belum mencapai KKM. Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang

dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu bahwa

siswa tidak merasa takut karena pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok

kardus dapat dilakukan dengan mudah.

Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan, yaitu masih

banyak siswa yang belum dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu bok

kardus dengan benar, masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah

teman, sehingga pembelajaran terganggu.

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu

bok kardus siklus I adalah pada saat siswa melakukan tolakan dan sikap badan di udara. Untuk

mengatasi kesulitan tersebut, peneliti selalu memberikan contoh berulang kali kepada siswa,

namun karena ada saja siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan bermain sendiri

sehingga pembelajaran kurang berhasil.


Untuk mengatasi kesulitan di atas, peneliti merencanakan tindakan selanjutnya dengan

menggunakan alat bantu yang berbeda agar siswa tidak merasa bosan, alat bantu tersebut adalah

gawang aman.

2. Siklus II

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus I

yang dirancang untuk memperbaiki hasil belajar dan kondisi pembelajaran siklus I. Pada siklus II

ini siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan alat bantu

berupa gawang aman.

Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data yang diambil

setelah tindakan siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II

No Kriteria Jumlah Anak Prosentase

1. Tuntas 15 100%

2. Belum tuntas 0 0%

JUMLAH 15 100%

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, hasil lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu

gawang aman siswa kelas V SD Negeri .... adalah seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%)

telah mencapai KKM, sehingga pembelajaran siklus II ini dinyatakan telah berhasil.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui alat bantu gawang aman

berjalan lancar, suasana pembelajaran sangat kondusif dan siswa terlihat bersemangat. Proses

pembelajaran, mulai dari pemanasan sampai dengan gerakan lompat jauh pada bak lompat

diikuti siswa dengan sungguh-sungguh.

Untuk mencatat segala aktifitas pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Dari

lembar observasi diperoleh data tentang keaktifan siswa dan keefektifan alat bantu gawang aman

dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri ..... Penggunaan alat

bantu gawang aman dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan

keaktifan, motivasi, dan hasil belajar siswa pada siklus II.

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu gawang aman telah

berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat. Alat bantu gawang aman yang digunakan oleh

peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.

Hasil belajar siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan, yaitu

seluruh siswa yang berjumlah 15 anak (100%) telah mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil

tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa melalui penggunaan

alat bantu gawang aman telah mencapai kategori sangat baik.

Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk

meningkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya

adalah peneliti memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada

siswa, agar tetap berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran, sehingga tujuan dapat

tercapai.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus


Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dari pratindakan, siklus

I, dan siklus II melalui penggunaan alat bantu gawang aman diketahui dari masing-masing

tindakan telah mengalami peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD

Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.

Selama proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan antusias, sehingga pembelajaran

berlangsung kondusif, sehingga hasil belajar sesuai dengan yang telah ditargetkan. Perbandingan

hasil yang diperoleh selama proses tindakan dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

No Kriteria Pratindakan Siklus I Siklus II

1. Tuntas 33,3% 66,7% 100%

2. Belum tuntas 66,7% 33,3% 0%

JUMLAH 100% 100% 100%

Data pada tabel 4.3. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar tiap siklusnya. Pada kegiatan

pratindakan Persentase ketuntasan siswa baru mencapai 33,3% saja, setelah dilakukan kegiatan

siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 66,7%, kemudian pada kegiatan

pembelajaran siklus II, seluruh siswa (100%) telah tuntas belajar, ini menunjukkan bahwa

penggunaan alat bantu gawang aman pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat

membantu meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat dan

mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan.


Di samping hasil belajar, fokus dan keaktifan siswa juga meningkat, siswa terfokus pada

pembelajaran, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran, mereka terlihat antusias

mengikuti pembelajaran.

D. Pembahasan

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada materi

lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman telah

dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar siswa sehingga tujuan perbaikan tercapai

dengan optimal.

Penggunaan penggunaan alat bantu bok kardus dan gawang aman terbukti sangat membantu

peningkatan hasil belajar siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan penggunaan alat bantu

bok kardus dan gawang aman banyak memberikan keuntungan di antaranya siswa yang takut

melakukan lompatan menjadi tidak takut. Siswa belajar dengan penuh percaya diri, semangat,

disiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan, yaitu pada

pratindakan, siswa yang telah mencapai nilai KKM 5 anak (33,3%) dan sisanya 10 anak belum

mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 10 anak (66,7%) dan

sisanya 5 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II seluruh siswa yang berjumlah 15 anak

(100%) telah mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan terlihat hasil

belajar siswa mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 5 siswa menjadi 10 siswa dan dari

siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan 5 anak (33,3 %), yaitu dari 10 siswa menjadi 15

siswa.
Baca selanjutnya BAB V pada:

Laporan PTK Penjas Atletik Lompat Jauh Guru SD BAB V untuk Kenaikan Pangkat.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan

alat bantu dapat meningkatkan fokus dan keaktifan siswa serta suasana pembelajaran yang

menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini berimplikasi bagi perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga

kesehatan di SD Negeri ..... Guru pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan dapat menerapkan

pembelajaran atletik lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan alat bantu. Penggunaan alat

bantu dapat pula digunakan pada materi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga

kesehatan lainnya, terutama pada cabang atletik, sehingga siswa merasa tertarik dengan

pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan akhirnya adalah dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

C. Saran
1. Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya melengkapi seluruh alat bantu pembelajaran agar guru dapat menerapkan

pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga siswa dapat belajar dengan

fokus, aktif, dan antusias yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

maksimal.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan alat bantu yang telah

tersedia atau menyediakan alat bantu sendiri yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga

materi dapat disampaikan dengan mudah dan menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat mengikuti pembelajaran secara fokus, aktif, dan lebih serius, sehingga

materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima dan dikuasai, sehingga hasil

belajar lebih meningkat.

Berikutnya yang terakhir adalah Daftar Pustaka yang bisa disimak pada:

Daftar Pustaka PTK Penjas Atletik Lompat Jauh SD Kenaikan Pangkat Guru.

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani &

Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.


Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Sastra Hudaya.

Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk

Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:

BPP Pusat Kurikulum.

Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta:

Grafindo Persada.

Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, Oemar. (2004). Alat Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti

Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-

Crofts.

Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo.

Mardiana, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Aneka Ilmu

Nanang Sudrajat, dkk. 2005. Buku Penjas Orkes Kelas V. Bandung: PT. Sarana Panca Karya

Nusa.

Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003). Pengembangan

Pembelajaran.

Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Soekidjo. (2003). Alat Bantu Pembelajaran. Jakarta:

Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru

Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta:

Erlangga.

Wina Sanjaya. (2006). Prinsip Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Baca dari Awal yaitu Abstraknya pada:

Contoh Abstrak PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh.


Baca juga:

 BAB 4 PTK Penjaskes Kenaikan Pangkat SD Terbaru Kelas 4 Teknik Dasar Pasin

 ABSTRAK

 Rinoto. UPAYA PENINGKATAN TEKNIK DASAR PASING ATAS BOLA VOLI

MINI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI …

KECAMATAN … KABUPATEN …. PTK, …. Tahun …..

 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan teknik dasar pasing atas bola voli mini

melalui bantuan tutor sebaya siswa kelas IV SDN .... Kecamatan .... Kabupaten .....

 Penelitian dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam 2 siklus

dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa

kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang

berjumlah 26 siswa. Data penelitian ini adalah data primer meliputi data hasil belajar

siswa, keaktifan siswa dan guru selama pembelajaran, dan data penggunaan bantuan tutor

sebaya selama pembelajaran.


Data sekunder meliputi data hasil belajar pasing atas siswa, pratindakan, rencana

pelaksanaan pembelajaran, silabus, dan kurikulum yang diperoleh dari dokumen yang

dimiliki guru dan sekolah. Data dikumpulkan melalui tes praktik, pengamatan, studi

simak, dan penggunaan kartu ceria. Untuk menguji validitas data dilakukan dengan

triangulasi.

 Dari hasil analisa data diketahui bahwa, hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan

adalah 11 siswa (42%) tuntas belajar dan 15 siswa (58%) belum tuntas belajar. Pada

siklus I ketuntasan belajar mencapai 73% yaitu 19 siswa telah tuntas belajar dan 7 siswa

(27%) belum tuntas belajar. Pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 88% yaitu 23

siswa telah tuntas belajar dan 3 siswa (12%) belum tuntas belajar.

 Kesimpulan penelitian ini adalah melalui bantuan tutor sebaya dalam pembelajaran

pasing atas pada siswa kelas IV SD Negeri .... dapat meningkatkan teknik dasar siswa.

 Baca juga:

Anda mungkin juga menyukai