Anda di halaman 1dari 17

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK MERODA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU

Jurnal

Oleh: Khairu

Rahman

1013051044

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014

1
ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK MERODA

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU

Oleh :

Khairu Rahman

Pembimbing :

Drs. Frans Nurseto, M. Psi


Drs. Ade Jubaedi, M. Pd

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda dengan menggunakan
model pembelajaran bantuan. Metodelogi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kaji tindak,
yaitu putaran berspiral yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meroda siswa kelas
VIII tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII di SMP Negeri 8 Bandar Lampung dengan jumlah 20 siswa putra. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa masing - masing siklus terdapat peningkatan, yaitu pada siklus pertama siswa memperoleh RK
63,10 yang memperoleh � RK ada 8 siswa (40 %). Dilanjutkan ke siklus kedua siswa memperoleh RK
68,80 yang memperoleh � RK ada 9 siswa (45 %). Dan dilanjutkan ke siklus ketiga siswa memperoleh
RK 84,85 yang memperoleh � RK ada 17 siswa (85 %).

Kata kunci : meningkatkan keterampilan, meroda, model bantuan guru.

2
ABSTRACT

EFFORTS TO IMPROVE BASIC SKILLS BLADES - BLADES MODEL WITH LEARNING


SUPPORT TEACHER

by : khairu

Rahman

Mentor :

Drs . Frans Nurseto , M. Psi


Drs . Jubaedi Ade , M. Pd

This study aims to improve basic motor skills by using teachers help learning models. Methodology of the
study was conducted by using the method of reviewing acts, which is the cycle spirals which is designed
to improve basic motor skills of eighth grade students about the status of symptoms at the time the study
was conducted. Subjects in this study were in the eighth grade students of SMP Negeri 8 with 20 men
students. Results of the research shows that each cycle, there is an increase , which is the first cycle
students gain RK 63.10 those who gained > RK there are 8 students ( 40 % ). Proceed to the second cycle
students who obtain RK 68.80 those who gain > RK there are 9 students ( 45 % ). And proceed to the
third cycle students gain RK 84.85 and those who gain > RK there are 17 students ( 85 % ).

Keywords : improve skills, blades - blades, teacher assistance model.

3
bertumpu untuk mempertahankan sikap
seimbang.
BAB I
PENDAHULUAN Gerak dasar baling - baling bukan
merupakan gerakan yang mudah. Hal
A. Latar Belakang Masalah ini disebabkan karena pada waktu
gerakan tersebut siswa harus mempunyai
Senam juga merupakan aktivitas jasmani penguasaan tehnik dasar baling - baling
yang efektif untuk mengoptimalkan dengan baik. Oleh karena itu maka upaya
pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu dilatih secara baik dan benar. Untuk
gerakan-gerakan senam sangat sesuai meningkatkan keterampilan gerak dasar
untuk mengisi program pendidikan baling - baling dapat dilakukan dengan
jasmani seperti kekuatan dan daya tahan model bantuan guru.
otot dari seluruh bagian tubuh.
Disamping itu senam juga berpotensi Penelitian menyatakan bahwa model
mengembangkan keterampilan gerak bantuan guru memang efektif dalam
dasar, sebagai landasan penting bagi membantu siswa dalam membantu siswa
penguasaan keterampilan tehnik suatu melakukan tugas geraknya. Model
cabang olahraga. Lebih penting lagi latihan bantuan guru memiliki kelebihan
senam dapat meningkatkan kesegaran berupa mengurangi kesalahan serta
secara efektif bagi siapapun yang memastikan bahwa pola gerak yang
melakukannya. tepat sudah dilakukan. Namun
kelemahannya adalah kemampuan siswa
Selain itu kualitas pembelajaran harus dalam menampilkan tugasnya itu segera
di tingkatkan untuk meningkatkan hilang ketika bimbingan yang semula
kualitas hasil pendidikan dan secara diterimanya itu ditiadakan. Dengan
makro harus di temukan strategi atau kelebihan dan kelemahan model
pendekatan dan metode pembelajaran pembelajaran bantuan guru belum
yang efektif dikelas yang lebih diketahui secara pasti bentuk latihan
memberdayakan siswa serta ditambahkan model pembelajaran ini efektif dan baik
motivasi yang bertujuan supaya siswa hasilnya terhadap peningkatan
lebih semangat dalam mempelajari keterampilan gerak dasar baling -
gerakan tersebut. baling. Oleh karena itu perlu dikaji dan
diteliti secara lebih mendalam, baik
Olahraga ini merupakan salah satu materi secara teoritis maupun praktik melalui
dari pendidikan jasmani di sekolah PTK.
menengah pertama. Salah satu jenis
senam lantai yang diajarkan siswa Untuk mengetahui permasalahan
sekolah yaitu meroda atau baling - tersebut, kedua bentuk latihan tersebut
baling. Meroda atau gerakan baling - diatas dapat diajarkan pada kelas VIII
baling merupakan salah satu jenis senam SMP Negeri 8 Bandar Lampung bahwa
lantai yang dilakukan kesamping untuk kemampuan gerak dasar baling -
empat hitungan, tangan dan kaki balingnya sehingga perlu ditingkatkan
berputar seperti baling lagi
- baling. Meroda merupakan salah satu secara optimal.
unsur gerakan senam lantai, dimana
terdiri dari mengguling, melompat, Berdasarkan latar belakang masalah yang
meloncat dan berputar di udara, dikemukakan diatas, maka

4
penelitian ini mengambil judul " dasar meroda dengan
Upaya Meningkatkan Ketermpilan menggunakan mdel pembelajaran
Gerak Dasar Meroda Dengan bantuan guru.
Menggunakan Model Pembelajaran E. Manfaat Penelitian
Bantuan Guru Pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Berkaitan dengan permasalahan dan
Pelajaran 2013/2014. tujuan penelitian tersebut diatas,
diharapkan penelitian ini memberi
B. Identifikasi Masalah manfaat sebagai berikut:
1. Peneliti
Berdasarkan latar belakang masalah Dapat di peroleh informasi
yang telah dikemukakan di atas, pembelajaran yang baik dan efektif
masalah dalam penelitian ini dapat di untuk meningkatkan keterampilan
identifikasi sebagai berikut : gerak dasar baling - baling.
1. Kurangnya keterampilan teknik 2. Siswa
dasar meroda pada siswa kelas VIII Sebagai pembelajaran untuk
SMP Negeri 8 Bandar Lampung. meningkatkan keterampilan gerak
2. Kurangnya kemampuan guru dasar baling-baling.
dalam menerapkan model - model
pembelajaran pelaksanaan meroda. F. Ruang Lingkup Penelitian

. Adapun ruang lingkup penelitian ini


C. Rumusan Masalah adalah :
1. Tempat penelitian di laksanakan di
Berdasarkan penelitian pada siklus ke- Lapangan SMP Negeri 8 Bandar
1 hingga ke-3, maka rumusan masalah Lampung.
dalam penelitian ini adalah: "Apakah 2. Objek penelitian yang di amati
dengan menggunakan model adalah keterampilan gerak dasar
pembelajaran bantuan guru terhadap baling-baling pada siswa kelas VIII
keterampilan gerak dasar meroda pada SMP Negeri 8 Bandar Lampung.
siswa kelas VIII SMP Negeri 8 ?". Subjek penelitian yang di amati adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar
D. Tujuan Penelitian Lampung.

Berdasarkan permasalahan yang telah BAB II


di kemukakan diatas, maka penelitian TINJAUAN PUSTAKA
ini untuk mengetahui: A. Pengertian Belajar
1. Dengan menggunakan model Belajar adalah adalah suatu proses
pembelajaran bantuan guru yang di tandai dengan adanya
(melakukan meroda dibantu oleh perubahan pada diri seseorang dan
guru) dapat meningkatkan perubahan tersebut terjadi karena
keterampilan gerak dasar meroda. adanya usaha. Sejak lahir manusia
2. Dengan menggunakan model telah melakukan kegiatan belajar untuk
pembelajaran bantuan guru memenuhi kebutuhannya sekaligus
(melakukan meroda dibantu oleh mengembangkan dirinya. Oleh karena
guru) dapat meningkatkan itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah
keberanian siswa dalam melakukan di kenal dan di sadari atau tidak di
gerak dasar meroda. lakukan oleh manusia (Purwanto
3. Dapat mengetahui kesulitan - 2002:84).
kesulitan dalam melakukan gerak

5
B. Pengertian Belajar Mengajar dan
sistematis.
Hampir semua ahli mencoba
merumuskan dan membuat
tafsirannya tentang belajar. Belajar
adalah memodifikasi atau
memperteguhkan kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini,
belajar adalah merupakan salah satu
proses suatu dan bukan suatu hasil
dan bukan suatu hasil atau hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya
meningkatkan akan tetapi lebih luas
daripada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu pengusaan hasil
latihan, melaikan perubahan
kelakuan.

Menurut Hamalik (2003) Menagajar


adalah kegiatan membimbing
kegiatan belajar dan mengajar hanya
bermakna bila terjadi kegiatan belajar
siswa. Husdarta dkk (2002)
mengatakan bahwa mengajar
merupakan suatu proses yang
kompleks, guru tidak hanya
sekedar menyampaikan informasi
kepada siswa saja, tetapi guru juga
harus berusaha agar siswa mau
belajar. Karena mengajar sebagai
upaya yang di sengaja, maka guru
terlebih dahulu harus mempersiapkan
bahan yang disajikan kepada siswa.

C. Pengertian Senam
Sebelum kita mengetahui
pengertian
senam, sebaiknya kita harus
mengetahui ciri- ciri senam telebih
dahulu, antara lain:
1. Gerakan - gerakannya
selalu dibuat atau
diciptakan dengan sengaja.
2. Gerakan - gerakannya
harus selalu berguna untuk
mencapai tujuan tertentu
(meningkatkan kelentukan,
memperbaiki sikap dan gerak,
meningkatkan kesehatan tubuh)
3. Gerakannya harus selalu
tersusun
6
Berdasarkan ciri - ciri diatas, batasan
senam adalah aktivitas fisik atau
latihan tubuh yang dipilih dan
diciptakan dengan berencana, disusun
secara sistematis sesuai dengan tata
urutan gerak dengan tujuan
membentuk rangkaian gerak artistik
yang menarik dan mengembangkan
pribadi secara harmonis.

D. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai pada umumnya disebut


floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai
adalah latihan senam yang dilakukan
pada matras, unsur - unsur gerakannya
terdiri dari mengguling, melompat,
meloncat, berputar di udara, menumpu
dengan tangan, atau kaki untuk
mempertahankan sikap seimbang atau
pada saat meloncat ke depan atau
belakang.

1. Gerakan Dasar Senam Lantai


Sebelum mempelajari gerakan
dasar diperlukan pembinaan dan
pembentukan fisik yang teratur, hal
ini perlu karena adanya fisik yang
sudah terbentuk akan memudahkan
dalam mempelajari gerakan dasr.

Beberapa contoh gerakan dasar


senam lantai:
• Roll depan, yang dimaksud
roll depan ialah gerakan
badan berguling ke arah
depan melali bagian
belakang (tengkuk),
pinggul, pinggang, dan
panggul bagian belakang.
• Kayang, yang dimaksud
kayang ialah suatu bentuk
sikap badan terlentang yang
membusur, bertumpu pada
kedua kaki dan kedua
tangan siku-siku dan lutut
lurus.
• Sikap lilin

7
- Posisi tidur - Berdiri sikap
terlentang. menyamping arah
- Kedua tangan gerakan
ditekuk dekat sisi - Kedua kaki dibuka
telinga selebar bahu dan
- Angkat kedua kaki kedua lengan
(rapat) lurus ke atas terenatang serong
dengan tangan atas.
menopang • Tahap gerakan
pinggang. - Bila gerakan diawali
• Meroda, gerakan meroda tangan kiri, letakkan
merupakan gerakan telapak tangan kiri
memutar badan dengan pada matras yang
sikap menyamping arah diikuti kaki kanan
gerakan dan tumpuan berat terangkat lurus ke
badan ketika berputar atas. Saat tangan
menggunakan kedua tangan kanan diletakkan
dan kaki. pada matras kaki
kiri terangkat lurus
2. Kompetensi Gerak Dasar Lantai ke atas, hingga
badan membentuk
Senam merupakan bentuk latihan berdiri dengan
pada senam lantai atau pada alat tangan .
yang dirancang untuk - Turunkan dengan
meningkatkan daya tahan kekuatan, cepat kaki kanan
kelenturan, kelincahan, koordinasi pada matras disusul
serta kontrol tubuh. Menurut terangkatnya tangan
Hidayat (1995) kiri dari matras dan
kaki kiri mendarat
Kompetensi dasar senam lantai matras
yaitu memahami gerak dasar senam
lantai dengan mempraktikkan • Akhir gerakan
senam dasar dengan bentuk latihan - Berdiri sikap
baling-baling bertumpu pada kaki- menyamping arah
tangan serta nilai disiplin, gerakan dengan
keberanian, dan tanggung jawab. posisi kedua kaki
Menurut Hidayat (1995) terbuka selebar
bahu.
E. Gerakan Meroda - Sikap kedua lengan
terentang serong
Gerakan meroda merupakan gerakan atas.
memutar badan dengan sikap awal - Pandangan ke depan
menyamping arah gerakan dan atas.
tumpuan berat badan ketika berputar F. Model Pembelajaran
menggunakan kedua tangan dan kaki.
Hasil belajar yang dicapai siswa tidak
Teknik gerakan meroda dapat terlepas dari peranan guru dalam memilih
dilakukan sebagai berikut ; dan menerapkan yang sesuai dengan
• Tahap persiapan karakteristik materi atau siswa. Menurut
Soekamto dan Winataputra (1997:101)

8
model pembelajaran adalah kerangka tugas yang sangat primitif, prosedur
konseptual yang melukiskan prosedur bimbingan sangat berguna. Prosedur
yang sistematis dalam tertentu dan itu akan dapat membantu siswa
berfungsi sebagai pedoman bagi para memperjelas gambaran dasar suatu
perancang pembelajaran dan para pengajar keterampilan, memberikan petunjuk
dalam merencanakan dan melaksanakan tentang apa yang harus dilakukan, serta
akitivas pembelajaran. Dengan demikian memicu perhatia siswa kappa ia harus
model pembelajaran memiliki makna yang memulai gerak tubuhnya. Uuntuk
lebih luas dari strategi, metode atau menghindari efek buruk model bantuan
prosedur. guru ini, maka bantuan harus segera
Model pembelajaran adalah sebuah dihilangkan ketika siswa mulai mampu
perancangan atau pola yang dapat melakukan tugasnya secara mandiri.
digunakan ntuk menjabarkan kurikulum, 2. Tugas berbahaya
untuk merancang materi pembelajaran dan Kekecualian lain penggunaan model
untuk memandu kegiatan pembeajaran bantuan guru ini adalah situasi yang
didalam kelas atau setting kelas lain. berbahaya. Bimbingan fisik, seperti
sabuk penopang yang sering digunakan
G. Model Pembelajaran Dengan siswa ketika mempelajari keterampilan
Bantuan Guru senam, dapat mencegah terjadinya
salah gerak yang membahayakan. Jika
Menurut Surya brata (2002) Model alat tidak tersedia, guru harus mampu
bantuan guru adalah metode yang memberikan bimbingan fisik pada saat
paling umum dalam proses kritis. Ketika siswa berhasil menambah
pembelajaran, dimana siswa dituntun kemampuannya besarnya bantuan
dengan berbagai cara melalui secara bertahap dikurangi hingga
pemulaan gerak. Dalam akhirnya dihilangkan sama sekali.
penggunaannya, metode ini
mempunyai beberapa tujuan dan yang 1. Model Pembelajaran
paling utama adalah untuk mengurangi Gerakan Meroda
kesalahan serta memastikan bahwa • Model l
pola gerak yang tepat sudah dilakukan. Menurunkan kaki satu
persatu dari sikap berdiri
Penggunaan model bantuan guru dengan tangan dan dibantu
sangat penting dalam cabang olahraga oleh guru.
yang berbahaya seperti senam sehingga
• Model ll
memerlukan bantuan untuk Menurunkan tangan satu
mengurangi timbulnya bahaya. persatu ke matras I lantai
Demikian juga dalam renang, ketika dari sikap menyamping
pertama kali mempelajarinya dan hingga posisi berdiri
merasa takut. Di sini siswa tentu perlu dengan tangan. Latihan ini
dibantu, baik secara langsung oleh dibantu oleh guru.
bimbingan guru atau lewat pakaian
alat-alat penolong. H. Keterampilan Gerak
Menurut Surya brata (2002) Keteampilan itu dapat juga di
keuntungan dari model bantuan pahami sebagai indikator tingkat
guru diterapkan pada dua kondisi kemahiran atau penguasaan suatu
dibawah ini: hal yang memerlukan gerak tubuh.
1. Latihan dini (Lutan, 1988:95)
Dalam latihan yang sangat dini, ketika
siswa sedang mengembangkan gagasan

9
Keterampilan gerak adalah yang bersangktutan tidak seberapa
mengikuti pola atau gerak tertentu terganggu oleh kegiatan lainnya.
yang memerlukan koordinasi dan
kontrol sebagian atau seluruh yang I. Kerangka Pemikiran
bisa dilakukan melalui proses Model bantuan guru adalah metode yang
belajar. Semakin kompleks paling umum dalam proses pembelajaran,
ketermpilan gerak yang harus dimana siswa dituntun dengan berbagai
dilakukan, dan ini berarti makin cara melalui pemulaan gerak. Dalam
sulit juga untuk dilakukan. penggunaannya, metode ini mempunyai
beberapa tujuan dan yang paling utama
Belajar keterampilan gerak adalah untuk mengurangi kesalahan serta
berlangsung melalui beberapa memastikan bahwa pola gerak yang tepat
tahap yakni : (1) tahap kognitif, (2) sudah dilakukan.
tahap asosiatif dan (3) tahap
otomatis. (Lutan 1988:305) J. Hipotesis
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru Kunandar (2009:89) bahwa hipotesis
mulai mempelajari keterampilan dalam penelitian tindakan bahkan
motorik membutuhkan informasi hipotesis perbedaan atau hubungan
bagaimana cara melaksanakan melainkan tindakan. Rumusan
tugas gerak yang bersangkutan. hipotesis memuat tindakan yang
Karena itu, pelaksanaan tugas diusulkan menghasilkan perbaikan
gerak itu diawali dengan yang di inginkan.
penerimaan informasi dan Hipotesis dalam penelitian adalah
pembentukan pengertian, termasuk sebagai berikut:
bagaimana penerapan informasi H1. Jika pembelajaran meroda
atau pengetahuan yang diperoleh. menggunakan bantuan guru yaitu
Pada tahap ini gerakan seseorang menurunkan kaki satu persatu dari
masih nampak kaku, kurang sikap berdiri dengan tangan dan
terkoordinasi, kurang efisien dibantu oleh guru. Maka pembelajaran
bahkan hasilnya tidak konsisten. meroda dapat ditingkatkan dan
diperbaiki.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai H2. Menurunkan tangan satu persatu
oleh semakin efektif cara - cara ke matras I lantai dari sikap
siswa melakukan tugas gerak dan menyamping hingga posisi berdiri
dia mulai mampu menyesuaikan dengan tangan. Latihan ini dibantu
diri dengan keterampilan yang oleh guru. Maka pembelajaran meroda
dilakukan. Akan nampak dapat di tingkatkan dan diperbaiki.
penampilan yang terkoordinasi BAB III
dengan perkembangan yang terjadi
METODOLOGI PENELITIAN
secara bertahap dan lambat laun
semakin konsisten. A. Metodologi Peneletian
Metode adalah suatu cara atau jalan
3. Tahap Otomatis yang ditempuh untuk mencapai suatu
Pada tahap ini keterampilan hasil. Sedangkan menurut Arikunto
motorik yang dilakukannya akan Suharsini (2002:136) metode
dikerjakan secara otomatis. penelitian adalah cara yang digunakan
Pelaksanaan tugas gerak yang peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Metode penelitian yang

10
digunakan dalam penelitian ini adalah 25%. Namun mengingat
metode Penelitian Tindakan Kelas keterbatasan peneliti maka
(PTK). Penelitian tindakan adalah dilakukan pengambilan sampel
salah satu strategi pemecah masalah sebesar 20%. Sampel penelitian ini
yang memanfaatkan tindakan yang diambil dengan menggunakan
nyata dalam bentuk proses tehnik random sampling atau
pengembangan inovatif yang "di coba sampel random I sampel acak.
sambil berjalan" dalam mendeteksi dan Pelaksanaan pengambilan sampel,
memecahkan masalah. (Suharsimi memilih subjek penelitian
Arikunto 1998:82) dilakukan dengan cara acak atau
random dengan cara undian sesuai
B. Variabel dan Data proporsinya.
Populasi dari kelas VIII yaitu 100
1. Variabel siswa jadi peneliti melakukan
Variabel merupakan faktor yang pengambilan untuk dijadikan
berperan dalam penelitian. Menurut sampel sebanyak 20 % dari 100
Arikunto (1992:9) mengatakan siswa, yaitu sebanyak 20 siswa.
variabel adalah obyek penelitian E. Pelaksanaan Tindakan
atau apa yang menjadi titik Penelitian tindakan dari empat
perhatian. Sesuai dengan komponen pokok yang
permasalahan yang dikemukakan di menunjukkan langkah yaitu
atas maka yang menjadi variabel perencanaan, tindakan, pengamatan
dalam PTK ini adalah efektifitas dan refleksi. Hubungan keempat
pembelajaran keterampilan gerak komponen tersebut menunjukkan
dasar meroda dengan menggunakan sebuah siklus atau kegiatan
metode bantuan guru. berkelanjutan berulang. Jadi bentuk
2.Data penelitian tindakan tidak pernah
Menurut Arikunto (1992:9) merupakan kegiatan yang tunggal,
mengatakan data adalah hasil tetapi selalu harus berupa
pengukuran terhadap variabel. rangkaian kegiatan akan kembali
keasal, yaitu dalam bentuk siklus.
C. Populasi dan Sampel Seperti yang digambarkan sebagai
berikut:
1. Populasi
a. Siklus Pertama
Untuk memperoleh data suatu
1. Rencana
penelitian diperlukan suatu sumber
• Menyiapkan scenario
data yang terdiri dari suatu
pembelajaran yang
populasi. Menurut Arikunto
berisi tentang kegiatan
Suharsini (2002:108) populasi
- kegiatan yang akan
adalah yang digunakan dalam
dilakukan meliputi
penelitian ini adalah siswa kelas
kegiatan pendahuluan,
VIII SMP N 8 Bandar Lampung.
inti dan penutup.
2. Sampel
• Menyiapkan perlatan
Sampel adalah sebagian atau wakil
senam untuk proses
dari populasi yang akan diteliti.
pembelajaran, seperti
Menurut Arikunto Suharsini
matras.
(2002:107) apabila populasi yang
• Mempersiapkan
akan diteliti kurang dari 100
instrument untuk
sebaiknya diambil semua, apabila
pengamatan proses
lebih dari dari 100 maka dapat
pembelajaran.
diambil sampel 10-15% atau 20-

11
• Menyiapkan alat dibantu oleh
untuk dokumentasi guru).
(kamera). • Sikap Akhir :
• Mempersiapkan Posisi badan
siswa untuk memutar dengan
mengikuti tumpuan
pembelajaran siklus
pertama.
2. Tindakan
• Siswa dibariskan
dan dibagi menjadi
4 sap.
• Kemudian siswa
diberikan penjelasan
tentang bentuk
latihan yang akan
dilakukan pada
siklus pertama, yaitu
posisi dari sikap awal
pelaksanaan dan
sikap akhir.
• Sebelumnya siswa
diberikan contoh
tehnik melakukan
meroda
yang benar dari
mulai sikap awalan,
pelaksanaan dan
sikap akhir dengan
menggunakan model
pembelajaran
bantuan guru, lalu
siswa satu persatu
meniruka seperti apa
yang di contohkan.
Pelaksanaan Pada Siklus
Pertama :
• Sikap Awal :
Siswa masih di
barisan 4 sap.
• Pelaksanaan :
Siswa maju satu
- persatu untuk
mempraktek kan
gerakan meroda
dengan bantuan
guru didepan
(menurunkan kaki
satu persatu dari
sikap berdiri
dengan tangan,
12
berat badan pada
tangan dan kaki.
• Setiap siswa
melakukan gerakan
meroda sebanyak 3
kali pengulangan.
• Di berikan
pengulangan
gerakan meroda
secara berurutan.
• Kegiatan tindakan
selama 1 minggu
untuk 3 kali
pertemuan, setelah
3 kali pertemuan
pada minggu
berikutnya
diadakan tes
instrument meroda.
• Pada pertemuan ke
4 diambil penilaian.
3. Observasi
Setelah tindakan dilakukan,
diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan, kemudian dinilai atau
di evaluasi dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi
• Dari data hasil
observasi dapat
disimpulkan.
• Merencana tindakan
pada siklus kedua.

b. Siklus Kedua
1. Rencana
• Menyiapkan scenario
pembelajaran yang
berisi tentang kegiatan
- kegiatan yang akan
dilakukan meliputi
kegiatan pendahuluan,
inti dan penutup.
• Menyiapkan perlatan
senam untuk proses
pembelajaran, seperti
matras.

13
• Mempersiapkan matrasllantai dari
instrument untuk sikap menyamping
pengamatan proses hingga posisi berdiri
pembelajaran. dengan tangan,
• Menyiapkan alat untuk dibantu oleh guru).
dokumentasi (kamera). • Sikap Akhir : Posisi
• Mempersiapkan siswa badan memutar dengan
untuk mengikuti tumpuan berat badan
pembelajaran siklus pada tangan dan kaki.
pertama. • Setiap siswa
2. Tindakan melakukan gerakan
• Siswa dibariskan dan meroda sebanyak 3
dibagi menjadi 4 sap. kali pengulangan.
• Kemudian siswa • Di berikan
diberikan penjelasan pengulangan
tentang bentuk latihan gerakan meroda
yang akan dilakukan secara berurutan.
pada siklus pertama, • Kegiatan tindakan
yaitu posisi dari sikap selama 1 minggu
awal pelaksanaan dan untuk 3 kali
sikap akhir. pertemuan, setelah
• Sebelumnya siswa 3 kali pertemuan
diberikan contoh tehnik pada minggu
melakukan meroda berikutnya
yang benar dari mulai diadakan tes
sikap awalan, instrument meroda.
pelaksanaan dan sikap • Pada pertemuan ke
akhir dengan 4 diambil penilaian.
menggunakan model 3. Observasi
pembelajaran bantuan Setelah tindakan dilakukan,
guru, lalu siswa satu diamati, dikoreksi dan diberi waktu
persatu meniruka seperti pengulangan, kemudian dinilai atau di
apa yang di contohkan. evaluasi dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan Pada Siklus Kedua 4. Refleksi
: • Dari data hasil
• Sikap Awal : Siswa observasi dapat
masih di barisan 4 sap. disimpulkan.
• Pelaksanaan : Siswa • Jika siswa belum
maju satu - persatu mencapai ketuntasan
untuk mempraktek maka dilakukan siklus
kan gerakan meroda selanjutnya.
dengan bantuan
guru didepan BAB IV
(menurunkan HASIL DAN PEMBAHASAN
tangan satu - PENELITIAN
persatu ke

14
A. Analisis Lingkungan Operasional masing siklus. Berikut ini adalah data
Sekolah lengkap hasil yang diperoleh dalam
1. Geogafis penelitian meroda pada senam lantai
SMP Negeri 8 Bandar Lampung dengan menggunakan model bantuan
beralamat di Jl. Untung Suropati guru.
Gg. Bumimanti II No. 16 Kedaton
Bandar Lampung memiliki kondisi D. Uji Hipotesis
geografis yang sangat strategis
karena letaknya yang berada yang Hipotesis yang telah diajukan
berada dijantung kota, berdekatan sebelumnya (usul penelitian) oleh
dengan lingkungan perguruan peneliti adalah "Jika menggunakan
tinggi dan Fasiltas pendidikan model pembelajaran bantuan guru
lainnya, seperti Museum Lampung, dapat meningkatkan pembelajaran
Wisma Bandar Lampung, gerak dasar meroda pada siswa kelas
Universitas Lmapung (UNILA), VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung".
Universitas Bandar Lampung Setelah diberikan tindakan penelitian,
(UBL) dan berbagai perguruan yakni model pembelajaran bantuan
tinggi lainnya ditunjang dengan guru, ternyata keterampilan meroda
situasi dan .kondisi lingkungan meningkat. Ini menunjukkan bahwa
yang tenang jauh dari kebisingan. penggunaan model pembelajaran
Tentunya hal ini sangat bantuan guru dapat meningkatkan hasil
mendukung untuk tempat pembelajaran meroda dan hipotesis
berlangsungnya kegiatan yang diajukan peneliti ini terbukti.
pembelajaran.
B. Hasil Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, BAB V
peneliti terlebih dahulu melakukan KESIMPULAN DAN SARAN
observasi proses mengajar. Hasil
observasi (pre test) sangat menentukan A.Kesimpulan
tindakan yang akan dilakukan. Data -
data yang diperoleh peneliti pada tes Berdasarkan hasil tes yang diperoleh
awal untuk mengetahui apakah selama penelitian pada siklus pertama,
tindakan yang akan dilakukan dapat siklus kedua hingga siklus ketiga dan
meningkatkan hasil belajar dan melihat pembahasan dapat disimpulkan sebagai
efektivitas hasil Penelitian Tindakan berikut :
Kelas (PTK). 1. Dengan menggunakan model
Analisis Persentase Hasil PTK pembelajaran bantuan guru
Data - data yang diperoleh peneliti (melakukan meroda dengan
pada saat melakukan tes awal bantuan guru) dapat meningkatkan
selanjutnya di analisis guna keterampilan gerak dasar meroda.
mengetahui persentase hasil Penelitian 2. Dengan menggunakan model
Tindakan Kelas (PTK) meroda pada pembelajaran bantuan guru dapat
senam lantai dengan menggunakan meningkatkan keberanian siswa
model pembelajaran bantuan guru. melakukan gerak dasar meroda.
Deskripsi hasil penelitian yang 3. Dapat mengetahui kesulitan -
dimaksud untuk memperoleh kesulitan dalam melakukan gerak
gambaran tentang penyebaran data dasar meroda (pada saat tangan
yang meliputi nilai tertinggi, nilai dimatras lalu memutarkan badan
terendah dan nilai rata - rata siswa dan kaki) dengan model
yang lulus, serta persentase masing - pembelajaran bantuan guru.

15
4. Terjadi peningkatkan yang Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Peneliti:
signifkan dari siklus pertama suatu Pendekatan Praktek Edisi Repisi.
hingga siklus ketiga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
5. Dengan menggunakan model
pembelajaran bantuan guru untuk Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Peneliti:
meningkatkan keterampilan gerak suatu Pendekatan Praktek Edisi Repisi.
dasar meroda dapat dikatakan Jakarta: PT. Rineka Cipta.
efektif.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Antariksa
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis Hidayat. 1995. Diktat Kuliah Teori
mengajukan saran sebagai berikut : Pembelajaran Penjaskes. Semarang: FIK
1. Dapat diperoleh informasi tentang UNNES
pembelajaran yang baik dan efektif
untuk meningkatkan kemampuan Husdarta.2002. Dasar - dasar
meroda. Keterampilan Atletik. Jakarta: Departemen
2. Dapat dijadikan sebagai masukkan Pendidikan Nasional
bagi guru penjas tentang
pembelajaran yang efektif untuk
Kunandar.2009. Langkah Mudah
meningkatkan kemampuan meroda.
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
3. Dapat menambah wawasan tentang
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.
karya ilmiah untuk dikembangkan
Rajagrafindo Persada
lebih lanjut.
4. Dapat menambah pengalaman,
karena pembelajaran yang biasanya Lutan, Rusli 1988. Belajar Keterampilan
dilakukan hanya bersifat monoton. Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Selain itu anak - anak akan lebih
Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud
tertarik dan semangat untuk belajar
meroda karena metode Purwanto, M. Ngalim. 2002. Prinsip-
pembelajaran baru.
5. Dapat menambah wawasan tentang Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
penelitian yang menggunakan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Metodelogi PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dengan Model Soekamto & Winataputra. 1997. Teori
Bantuan Guru. Belajar dan Model - Model Pembelajaran
6. Selain menggunakan Model Jakarta: Universitas Terbuka
Bantuan Guru, dapat juga
ditambahkan Model Bantuan Tali Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi
Karet dan Model Bantuan Bangku Pendidikan. Yogyakarta: PT Raja Grafindo
untuk meningkatkan keterampilan Persada.
gerak dasar meroda.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Peneliti:


suatu Pendekatan Praktek Edisi Repisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

16
15

Anda mungkin juga menyukai