Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MODEL GLASSER

Summary
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran yang
diampu oleh:
Prof. Dr. Hj. Aan Komariah,M.Pd.
Elin Rosalin,M.Pd.

Disusun oleh:

Neli Ardiani (1700084)


Reisya Aghnia (1701358)
Ghifarin Kintan Arini (1701393)
Heni Liana (1701680)
Virly Widia Aprilia (1704317)
Syarifah Nabilla (1704719)

Kelompok 4

DEPARTEMENADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
A. Konsep Model Perencanaan Pembelajaran Glasser
Model Pembelajaran Glaser dibawakan oleh seorang psikolog
pendidikan Amerika, yaitu Robert Glaser. Robert Glaser (1962) telah membuat
kontribusi signifikan untuk teori  – teori pembelajaran dan pengajaran. Beasiswanya
telahdiakui oleh beberapa penghargaan termasuk American Educational
Research Association Presiden Citation Award (2003), American Psychological
Association Distinguished Aplikasi Ilmu Pengetahuan Psikologi Award (1987), dan
EL Thorndike Award untuk Distinguished Kontribusi Psikologi Pendidikan (1981).
Model perencanaan pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang secara
sistematis dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu. Model
pembelajaran tersusun atas beberapa komponen, yaitu focus, sintaks, system social
dan system pendukung. Model pembelajaran pada umumnya memiliki cirri-ciri
memiliki prosedur yang sistematis, hasil belajar yang diterapkan secara khusus,
penetapan lingkungan secara khusus, memiliki ukuran keberhasilan tertentu, dan
suatu model mengajar menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan
interaksi dan bereaksi dengan lingkungan. Pendekatan pembelajaran glasser
merupakan model pembelajaran yang membimbing dan mengarahkan siswa ke dalam
bentuk sikap dan tingkah laku yang kemudian guru mentranformasikannya ke dalam
kehidupan nyata yang terjadi padaanak/siswa di lingkungan mereka. Sehingga dengan
pemberian cara ini diyakini siswa akan mampu berkembang dengan baik karena
sudah memiliki kemampuan dan sudah tanggap pada persoalan yang dihadapinya
(Rusman,2014:152).
Model pembelajaran Glasser ini sangat sederhana tetapi didalam penerapan
didalam kelas guru sangat berperan penting dalam mengendalikan siswanya. Dalam
pembelajaran model Glasser ini siswa dituntun untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Karena model pembelajaran glasser dilakukan siswa dengan bersentuhan langsung
dengan Objek pelajarannya dalam hal ini siswa ditekankan pada praktek. Pada model
desain Glasser, pembelajaran difokuskan secara langsung kepada lingkungan siswa.
Model pembelajaran Glasser merupakan model pembelajaran yang membimbing dan
mengarahkan siswa ke dalam bentuk sikap dan tingkah laku yang kemudian guru
mentranformasikannya ke dalam kehidupan nyata yang terjadi pada anak/siswa di
lingkungan mereka. Sehingga dengan pemberian cara ini diyakini siswa akan mampu
berkembang dengan baik karena sudah memiliki kemampuan dan sudah tanggap pada
persoalan yang dihadapinya.
B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Glasser
Adapun langkah-langkah dari mengembangkan Model Pembelajaran Glasser adalah
sebagai berikut dibawah ini:
1. Instructional Goals (Sistem Objektif)
Pembelajaran dilakukan secara langsung dengan melihat atau menggunakan objek
yang dipelajari sesuai dengan isi materi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Dalam hal ini siswa lebih ditekankan pada praktik.
2. Entering Behavior (Sistem Input)
Pelajaran yang diberikan kepada siswa diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku
sacara langsung dengan terjun ke lapangan.
3. Instructional Procedures (Sistem Operator)
Membuat prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan isi
materi yang akan diberikan kepada siswa, sehingga pembelajaran sesuai dengan
prosedurnya.
4. Performance Assessment (Output Monitor)
Pembelajaran diharapkan dapat mengubah perilaku siswa secara tetap dan
menetap.

C. Langkah-langkah Penilaian Model Pembelajaran Glasser


Menurut Glasser ada enam langkah yang harus dilalui dalam menilai program
pengajaran, yaitu :
1. Mengindentifikasikan hasil belajar
Glasser menyarankan agar tujuan kegiatan hendaknya dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku sehingga menunjukkan keterampilan-keterampilan yang harus
diperoleh oleh siswa. Selanjutnya terhadap keterampilan keterampilan tersebut
harus disebutkan juga ukuran keberhasilan secara eksplisit dan spesifik sesuai
dengan yang diperlakukan oleh kurikulum. Untuk pengukuran hasil tidak cocok
apabila menggunakan penilaian acuan normal karena setiap siswa hanya
membandingkan dengan siswa-siswa lain dalam kelompoknya.
2. Mendiagnosis kemampuan awal (entry behavior)
Menurut Glaser bagi guru penting sekali mengetahui secara rinci mengenai
kemampuan awal yang dimiiki siswa.Kemampuan awal (entry behavior) ini
berbeda dengan kemampuan dasar (aptitude). Kemampuan awal menunjuk pada
kemampuan prasyarat (prerequisite blackround) yang diperlukan sebagai dasar
bagi pengetahuan atau keterampilan yang akan dipelajari. Sifatnya lebih menjurus
pada aspek tertentu, sedangkan kemampuan dasar bersifat lebih umum.
3. Menyiapkan alternative pengajaran.
Penyediaan atau pemilihan alternative pengajaran ini didasarkan atas keadaan
siswa yang memiliki bermacam-macam perbedaan:
a. Kecepatan dalam belajar
b. Latar belakang keluarga
c. Latar belakang pengalaman
d. Kebutuhan
e. Gaya belajar dan kebiasaan-kebiasaan lain.
Penyediaan alternative memungkinkan siswa untuk pindah dari satu cara ke cara
lain.
4. Mengadakan pemantauan (monitoring) terhadap penampilan siswa
“Menangkal lebih baik daripada mengobati”. Demikian juga terhadap proses
belajar yang dilaksanakan oleh pendidik terhadapsubjek didik. Jika alternative
pengajaran telah disediakan, segera sesudah itu perlu dilakukan pemantauan
untuk mengetahui efektifitas pemantauan alternative tersebut.Dengan
dilakukannya pemantauan secara terus menerus dan sejak dini, dapat diperoleh
balikan yang segera dapat digunakan sebagai bahan perbaikan sebelum terjadi
kesalahan yang berkelanjutan.
5. Menilai ulang terhadap alternative pengajaran.
Apabila pada tahap ketiga pengelola sudah menyediakan alternative pengajaran
maka sudah dilakukan penilaian terhadap penampilan siswa segera dilakukan
penilaian ulang terhadap alternative pengajaran yang sudah disediakan
semula.Penilaian ulang ini didasarkan atas data umpan balik dari kegiatan
pemantauan.
6. Menilai dan mengembangkan pengajaran.
Untuk tahap terakhir ini Glasser mengharapkan terjadinya evaluasi formatif atau
mengumpulkan umpan balik demi pelaksanaan program pengajaran.

D. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Glasser


Pada dasarnya setiap model pembelajaran yang dibuat dan dikembangkan oleh
para ahli bertujuan untuk memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Namun dari setiap model yang dipelajari, baik model pembelajaran glaser terdapat
kekurangan dalam penerapannya. Oleh karena itu, setiap tenaga pendidik harus cerdas
dalam memilih model pembelajaran yang sesuai. Disamping itu, perlu adanya
penelitian kembali dengan menemukan metode – metode yang lebih baik karena
melihat perkembangan dan kebutuhan pendidikan setiap saat berbeda, baik dari segi
teknologi yang berkembang pesat dan lebih canggih maupun kondisi sosial
masyarakat yang berubah.

Anda mungkin juga menyukai