TELAAH KURIKULUM
Rasionalisasi Pengembangan Kurikulum 2013
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Rexadonna D. K1316056
Yuliana K1316068
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
telaah kurikulum yang berjudul “Rasionalisasi Pengembangan Kurikulum 2013” .
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Rasionalisasi kurikulum 2013 adalah
usaha untuk meningkatkan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Usaha yang
dilakukan untuk menigkatkan sistem pendidkan di Indonesia saat ini adalah
perubahan mendasar pada kurikulum. Kurikulum 2013 ini adalah usaha untuk
menyempurnakan sistem pendidikan melalui kurikulum ini merupakan kelanjutan
yang dilakukan atas rentetan kurikulum sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rasionalisasi Kurikulum 2013?
2. Apa Perbedaan Kompetensi Peserta Didik pada KTSP dan Kurikulum
2013?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
harapkan. Dalam kurikulum sebelumnya pendidikan lebih di titik beratkan pada
pengembangan kognitif sedangkan afektif dan psikomotor dianggap belum
memadai. Hal ini ditandai dengan banyaknya terjadi pelanggaran dan berbagai
macam ketimpangan dalam kehidupan bangsa ini. Kuropsi meraja lela di kalangan
birokrasi pemerintahan. Tawuran dan kenakalan remaja lainnya juga tidak kurang
membuat pemimpin bangsa ini repot.
Dari fenomena ini lahirlah ide baru mengembangkan sebuah formulasi
kurikulum baru yang menyeimbangkan antara kognitif, afektif dan psikomotor.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menjawab tantangan ini. Dalam pelaksaan
proses belajar mengajar, materi yang di ajarkan harus dikaitkan dengan kehidupan
nyata sehingga pemberlajaran dianggap bermakna dan bermanfaat.
a. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam penyusunan Pengembangan Kurikulum 2013 ini mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut :
i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasinal
ii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Standar Nasional Pendidikan
iii. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses
iv. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Penilaian
vi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2013 Tentang KD dan Kurikulum SD
vii. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran
b. Alasan Rasional Perubahan Kurikulum 2013
i. Perbaikan metodologi. Penerapan metodologi pendidikan yang tidak
lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian, namun pendidikan
3
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi
pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia.
ii. Penataan ulang kurikulum sekolah. Dibagi menjadi kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan
hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan Sumber Daya Manusia.
iii. Kurikulum mata pelajaran diintegraiskan dalam kompetensi inti yang
sama antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lain. Ada empat
tuntutan standar kompetensi lulusan yaitu KI 1 tentang kecerdasan
spiritual keagmaan yang dianut, KI 2 memiliki kompetensi sosial yang
baik, KI 3 memiliki pengetahuan yang mumpuni dan KI4 memiliki skil
/keterampilan. Sehingga siapapun gurunya, apapun mata pelajaran yang
diajarkan harus menghasilkan siswa yang memiliki ketaatan beragama,
mampu bersosial dengan baik, memiliki kecerdasan dan memiliki
keterampilan dan kecakapan hidup.
iv. Hasil penelitian dan kajian kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
kurikulum 2006 yang memberikan otonomi sepenuhnya kepada
sekolah, ternyata hampir tidak ada sekolah yang mampu
mengembangkan kurikulum sendiri, yang ada hanyalah copypaste
kurikulum nasional yang ditawarkan BSNP.
v. Alasan rasionalnmya ditemukan beberapa peserta didik yang memilki
nilai tinggi akan tetapi sikap dan perlakunya tidak mencerminkan
seorang siswa, sekolah harus memiliki keberanian untuk tidak
meluluskannya.
vi. Pada kurikulum 2006,sikap dan karakter yang diinginkan dalam
pembelajaran hanya bersifat sisipan atau diselipkan, maka di kurikulum
2013 ditampakkan secara nyata dan dituntut menjadi standar
kompetensi lulusan.
c. Tantangan Pengembangan Kurikulum 2013
Tantangan pelaksanaan kurikulum 2013 adalah minimnya waktu
sosialisasi dan pelatihan implementasi yang diberikan kepada guru
pelaksana kurikulum 2013 tersebut. Masih banyaknya guru yang belum
mampu menggunakan TIK dalam pembelajaran sehingga harapan
4
perubahan yang digaungkan kurikulum ini belum begitu jelas dalam
pelaksanaanya.
Saran untuk semua pemangku kepentingan semoga pelaksanaan
kurikulum ini benar dengan niat untuk merubah protret pendidikan di
Negara ini. Jangan menjadikan pendidikan sebagai senjata politik suatu
kelompok atau golongan. Bekalilah guru yang melaksanakan kurikulum
ini dengan pengetahuan tentang implementasi kurikulum ini dengan bekal
yang cukup bukan hanya untuk membuat laporan pelaksanaan kegiatan
untuk memenuhi tagihan dari para wakil rakyat yang telah menyetujui
pelaksanaan kurikulum ini.
i. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian,
dan standar kompetensi lulusan. Dan juga adanya perkembangan
pertumbuhan penduduk usia produktif yang apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya.
ii. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara laain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka antar lain
perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, kecurangan dalam ujian.
iii. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:
Dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa
Dari satu arah menjadi interaktif
5
Dari isolasi menjadi lingkungan jejaring
Dari fasip menjadi aktif menyelidiki
Dari maya menjadi konteks dunia nyata
Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan
Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulsi ke segala penjuru
Dari alat tunggal menuju alat multimedia
Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
Dari produksi masa menuju kebutuhan pelanggan
Dari usaha sadr tunggal menjadi jamak
Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak
Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan keprecayn
Dari pemikiaran faktual menuju kritis
Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
6
waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan
yang sangat memberatkan guru. Perbandingan kerangka kerja
penyusunan kurikulum.
v. Pendalaman dan perluasan materi
Hasil studi internasional yang ditujukan untuk kelas IV SD mereka
hanya mampu mencapai level menengah, sedangkan lebih dari 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi. Hasil analisis lebih jauh
untuk Studi PIRLS menunjukan bahwa soal-soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori,
yaitu :
Low mengukur kemampuan sampai level knowing
Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
High mengukur kemampun sampai level resoning
Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information
2. Perbedaan Kompetensi Peserta Didik pada KTSP dan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah pengembangan dari kurikulum berbasis
kompetensi. Kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi
bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai
(1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
(2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
(3) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
7
kompetensi dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran, proses pembelajaran
didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan
dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi, penilaian hasil belajar
mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti
dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada
tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).
Selain itu, kompetensi siswa SMA berbeda dengan siswa SMK pada KTSP.
Sedangkan pada Kurikulum 2013, kompetensi antara siswa SMA dan SMK pun
serupa dalam dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
8
Standar kompetensi pada kurikulum KTSP nampak seperti sama dengan
kompetensi inti pada kurikulum 2013, namun ternyata tidak sama, ada perbedaan
diantara keduanya. Perbedaannya antara lain adalah :
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
9
Dengan demikian memang standar kompetensi pada kurikulum KTSP
berbeda dengan kompetensi inti pada kurikulum 2013. Keduanya tidak dapat
disamakan. Standar kompetensi berbeda-beda untuk tiap jenjang dan mata
pelajaran. Sedangkan untuk kompetensi inti, berlaku untuk keseluruhan jenjang
dan mata pelajaran. Kompetensi inti ini mengacu pada empat kompetensi inti.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://filsufmuslimssejati.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-standar-kompetensi-
dan.html
http://dionisius7.blogspot.co.id/2015/12/rasionalisasi-k13.html
http://sefri-ansyah.blogspot.co.id/2015/01/bab-iii-rasionalisasi-kurikulum-
2013_44.html
https://niakurniati021.wordpress.com/courses/matematika-sekolah/courses/
12