Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM
Rasionalisasi Pengembangan Kurikulum 2013

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Christina Agita S K1316014

Difa Andaru Pratama K1316017

Isnaini Rahmawati K1316026

Monika Agnes H. K K1316037

Rexadonna D. K1316056

Ulfa Setya N. K1316064

Yuliana K1316068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
telaah kurikulum yang berjudul “Rasionalisasi Pengembangan Kurikulum 2013” .
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah


rasionalisasi pendidikan terutama dalam pengembangan kurikulum 2013. Karena
itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca.

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Rasionalisasi Kurikulum 2013 2


2. Perbedaan Kompetensi Peserta Didik pada KTSP dan Kurikulum 2013 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan


dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula
tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh
dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global
demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan
menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat
dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara
maju di dunia.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Rasionalisasi kurikulum 2013 adalah
usaha untuk meningkatkan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Usaha yang
dilakukan untuk menigkatkan sistem pendidkan di Indonesia saat ini adalah
perubahan mendasar pada kurikulum. Kurikulum 2013 ini adalah usaha untuk
menyempurnakan sistem pendidikan melalui kurikulum ini merupakan kelanjutan
yang dilakukan atas rentetan kurikulum sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rasionalisasi Kurikulum 2013?
2. Apa Perbedaan Kompetensi Peserta Didik pada KTSP dan Kurikulum
2013?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Rasionalisasi Kurikulum 2013


Rasionalisasi adalah usaha untuk meningkatkan sesuatu baik itu kualitas
pendidikan maupun produksi. Dalam hal ini rasionalisasi yang kita bahas adalah
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.
Rasionalisasi kurikulum 2013 adalah usaha untuk meningkatkan sistem
pendidikan yang ada di Indonesia. Usaha yang dilakukan untuk menigkatkan
sistem pendidkan di Indonesia saat ini adalah perubahan mendasar pada
kurikulum.
Kurikulum 2013 ini adalah usaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan
melalui kurikulum ini merupakan kelanjutan yang dilakukan atas rentetan
kurikulum sebelumnya. Perbedaan yang mendasar adalah sistem
pembelajarannya, perencanaan pembelajarannya, dan penilainnya. Kurikulum ini
menghadirkan sistem pembelajaran yang mengedepankan proses dari pada hasil,
komponen RPP yaitu standar kompetensi dihilangkan namun secara tersirat akan
tergambar dalam RPP yang dibuat.
Kurikulum sebelumnya yang secara pragmatis pengetahuan adalah tujuan
utama dalam penguasaan yang harus dimiliki peserta didik, sementara pada
Kurikulum 2013, sikap (atitude) di SD lebih dominan, skil hanya sedikit dan
pengetahuan sangat sedikit, di SMP , sikap (atitude) masih dominan, skill sedikit
ditambah, dan pengetahuan sedikit lebih banyak dari SD, sedangkan di
SMA/SMK, antara atitude, skill dan pengetahuan relatif sama perbandingannya.
Kurikulum dalam pendidikan yang berbasis pada kompetensi yang
mengarahkan peserta didik menjadi: manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab merupakan suatu keharusan dikembangkan
sesuai kebutuhan.
Kurikulum 2013 adalah sebuah terobosan baru di dunia pendidikan Indonesia
saat ini. Kurikulum ini lahir karena banyak kalangan menilai bahwa kurikulum
KBK dan KTSP belum bisa memberikan arah pendidikan seperti yang di

2
harapkan. Dalam kurikulum sebelumnya pendidikan lebih di titik beratkan pada
pengembangan kognitif sedangkan afektif dan psikomotor dianggap belum
memadai. Hal ini ditandai dengan banyaknya terjadi pelanggaran dan berbagai
macam ketimpangan dalam kehidupan bangsa ini. Kuropsi meraja lela di kalangan
birokrasi pemerintahan. Tawuran dan kenakalan remaja lainnya juga tidak kurang
membuat pemimpin bangsa ini repot.
Dari fenomena ini lahirlah ide baru mengembangkan sebuah formulasi
kurikulum baru yang menyeimbangkan antara kognitif, afektif dan psikomotor.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menjawab tantangan ini. Dalam pelaksaan
proses belajar mengajar, materi yang di ajarkan harus dikaitkan dengan kehidupan
nyata sehingga pemberlajaran dianggap bermakna dan bermanfaat.
a. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam penyusunan Pengembangan Kurikulum 2013 ini mengacu pada
peraturan-peraturan sebagai berikut :
i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasinal
ii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Tentang Standar Nasional Pendidikan
iii. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses
iv. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Penilaian
vi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2013 Tentang KD dan Kurikulum SD
vii. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran
b. Alasan Rasional Perubahan Kurikulum 2013
i. Perbaikan metodologi. Penerapan metodologi pendidikan yang tidak
lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian, namun pendidikan

3
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi
pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia.
ii. Penataan ulang kurikulum sekolah. Dibagi menjadi kurikulum tingkat
nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan
hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan Sumber Daya Manusia.
iii. Kurikulum mata pelajaran diintegraiskan dalam kompetensi inti yang
sama antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lain. Ada empat
tuntutan standar kompetensi lulusan yaitu KI 1 tentang kecerdasan
spiritual keagmaan yang dianut, KI 2 memiliki kompetensi sosial yang
baik, KI 3 memiliki pengetahuan yang mumpuni dan KI4 memiliki skil
/keterampilan. Sehingga siapapun gurunya, apapun mata pelajaran yang
diajarkan harus menghasilkan siswa yang memiliki ketaatan beragama,
mampu bersosial dengan baik, memiliki kecerdasan dan memiliki
keterampilan dan kecakapan hidup.
iv. Hasil penelitian dan kajian kurikulum tingkat satuan pendidikan pada
kurikulum 2006 yang memberikan otonomi sepenuhnya kepada
sekolah, ternyata hampir tidak ada sekolah yang mampu
mengembangkan kurikulum sendiri, yang ada hanyalah copypaste
kurikulum nasional yang ditawarkan BSNP.
v. Alasan rasionalnmya ditemukan beberapa peserta didik yang memilki
nilai tinggi akan tetapi sikap dan perlakunya tidak mencerminkan
seorang siswa, sekolah harus memiliki keberanian untuk tidak
meluluskannya.
vi. Pada kurikulum 2006,sikap dan karakter yang diinginkan dalam
pembelajaran hanya bersifat sisipan atau diselipkan, maka di kurikulum
2013 ditampakkan secara nyata dan dituntut menjadi standar
kompetensi lulusan.
c. Tantangan Pengembangan Kurikulum 2013
Tantangan pelaksanaan kurikulum 2013 adalah minimnya waktu
sosialisasi dan pelatihan implementasi yang diberikan kepada guru
pelaksana kurikulum 2013 tersebut. Masih banyaknya guru yang belum
mampu menggunakan TIK dalam pembelajaran sehingga harapan

4
perubahan yang digaungkan kurikulum ini belum begitu jelas dalam
pelaksanaanya.
Saran untuk semua pemangku kepentingan semoga pelaksanaan
kurikulum ini benar dengan niat untuk merubah protret pendidikan di
Negara ini. Jangan menjadikan pendidikan sebagai senjata politik suatu
kelompok atau golongan. Bekalilah guru yang melaksanakan kurikulum
ini dengan pengetahuan tentang implementasi kurikulum ini dengan bekal
yang cukup bukan hanya untuk membuat laporan pelaksanaan kegiatan
untuk memenuhi tagihan dari para wakil rakyat yang telah menyetujui
pelaksanaan kurikulum ini.
i. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian,
dan standar kompetensi lulusan. Dan juga adanya perkembangan
pertumbuhan penduduk usia produktif yang apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya.
ii. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara laain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogi serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka antar lain
perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, kecurangan dalam ujian.
iii. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut:
 Dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa
 Dari satu arah menjadi interaktif

5
 Dari isolasi menjadi lingkungan jejaring
 Dari fasip menjadi aktif menyelidiki
 Dari maya menjadi konteks dunia nyata
 Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim
 Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan
 Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulsi ke segala penjuru
 Dari alat tunggal menuju alat multimedia
 Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif
 Dari produksi masa menuju kebutuhan pelanggan
 Dari usaha sadr tunggal menjadi jamak
 Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak
 Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan keprecayn
 Dari pemikiaran faktual menuju kritis
 Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan

Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan


penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi
Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang
diturunkan dari SI harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan
dari kebutuhan. Pendekatan dalam penyusunan SKL pada KBK 2004
dan KTSP 2006 dapat dilihat di Gambar 4 dan penyempurnaan pola
pikir perumusan kurikulum.

iv. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pada Kurikulum 2013


Penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional,
dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan
kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur
kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih
diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa
harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan

6
waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan
yang sangat memberatkan guru. Perbandingan kerangka kerja
penyusunan kurikulum.
v. Pendalaman dan perluasan materi
Hasil studi internasional yang ditujukan untuk kelas IV SD mereka
hanya mampu mencapai level menengah, sedangkan lebih dari 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi. Hasil analisis lebih jauh
untuk Studi PIRLS menunjukan bahwa soal-soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori,
yaitu :
 Low mengukur kemampuan sampai level knowing
 Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
 High mengukur kemampun sampai level resoning
 Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with
incomplete information
2. Perbedaan Kompetensi Peserta Didik pada KTSP dan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah pengembangan dari kurikulum berbasis
kompetensi. Kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi
bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai
(1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah.
(2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
(3) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain isi atau konten


kurikulum adalah dalam bentuk kompetensi inti (KI) dan dirinci lebih lanjut ke
kompetensi dasar (KD), kompetensi inti (KI) merupakan gambaran mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas,
dan mata pelajaran, kompetensi dasar (KD) merupakan kompetensi yang
dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu, penekanan
kompetensi untuk ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,
dan pengetahuan, kompetensi inti menjadi unsur organisatoris kompetensi,

7
kompetensi dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran, proses pembelajaran
didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan
dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi, penilaian hasil belajar
mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti
dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada
tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat
memuaskan).

Pada KTSP, Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No


22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.
Pada Kurikulum 2013, SKL ditentukan terlebih dahulu, melalui
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum yang dituangkan dalam Permendikbud No
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam dokumen kurikulum KTSP
disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan pengetahuan dari tiap mata pelajaran.

Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan terjemahan atau


operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan
ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Selain itu, kompetensi siswa SMA berbeda dengan siswa SMK pada KTSP.
Sedangkan pada Kurikulum 2013, kompetensi antara siswa SMA dan SMK pun
serupa dalam dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.

8
Standar kompetensi pada kurikulum KTSP nampak seperti sama dengan
kompetensi inti pada kurikulum 2013, namun ternyata tidak sama, ada perbedaan
diantara keduanya. Perbedaannya antara lain adalah :

Standar kompetensi Kompetensi inti


Berbeda di tiap mata pelajaran Berlaku untuk semua mata pelajaran
Mengacu pada kompetensi mata Mengacu pada empat kompetensi
pelajaran masing-masing
Fokus pada ranah kognitif Fokus pada semua ranah, kognitif,
afektif, psikomotorik
Berbeda di setiap jenjang kelas Ada kesamaan untuk tiap jenjang kelas

Sementara jika mengacu pada kurikulum, standar kompetensi pada kurikulum


KTSP memang dirancang untuk mengembangkan kemampuan peserta didik di
tiap mata pelaran. Pada mata pelajaran matematika saja contohnya, standar
kompetensi meliputi empat aspek yaitu bilangan, aljabar, geometri dan
pengukuran, serta statistika dan peluang. Ini untuk mata pelajaran matematika
saja, sedangkan untuk mata pelajaran lain berbeda pula sesuai kemampuan yang
diajarkan.

Sedangkan kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling


terkait yaitu berkenaan dengan

 (Kompetensi Inti 1) sikap keagamaan


 (Kompetensi Inti 2) sikap sosial
 (Kompetensi Inti 3) pengetahuan
 (Kompetensi Inti 4) penerapan pengetahuan

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

9
Dengan demikian memang standar kompetensi pada kurikulum KTSP
berbeda dengan kompetensi inti pada kurikulum 2013. Keduanya tidak dapat
disamakan. Standar kompetensi berbeda-beda untuk tiap jenjang dan mata
pelajaran. Sedangkan untuk kompetensi inti, berlaku untuk keseluruhan jenjang
dan mata pelajaran. Kompetensi inti ini mengacu pada empat kompetensi inti.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rasionalisasi kurikulum 2013 adalah usaha untuk meningkatkan sistem


pendidikan yang ada di Indonesia. Alasan rasional perubahan kurikulum 2013
diantaranya perbaikan metodologi, penataan ulang kurikulum sekolah, kurikulum
mata pelajaran diintegrsikan dalam kompetensi inti yang sama antara satu mata
pelajaran dan mata pelajaran lain, dll. Pada KTSP, Standar Isi ditentukan terlebih
dahulu melalui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.
Sedangkan pada kurikulum 2013, SKL ditentukan terlebih dahulu, melalui
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum yang dituangkan dalam Permendikbud No
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://filsufmuslimssejati.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-standar-kompetensi-
dan.html

http://dionisius7.blogspot.co.id/2015/12/rasionalisasi-k13.html

http://sefri-ansyah.blogspot.co.id/2015/01/bab-iii-rasionalisasi-kurikulum-
2013_44.html

https://niakurniati021.wordpress.com/courses/matematika-sekolah/courses/

12

Anda mungkin juga menyukai