Anda di halaman 1dari 14

71

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS CERPEN


DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING MELALUI MEDIA MUSIK LAGU
PADA PESERTA DIDIK KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR
BANJARNEGARA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Rochmat Rohadi *)
rochmatrohadi@gmail.com

Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran,


seberapa banyak peningkatan kompetensi menulis cerpen, dan perubahan perilaku
peserta didik dengan metode latihan terbimbing melalui media musik lagu pada peserta
didik kelas X 2 SMA Negeri 1 Karangkobar. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan dua siklus. Terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hasil siklus
1, rata-rata kelas 73,52. Siklus 2 rata-rata kelas 84,04. Ketuntasan klasikal 92,59%.
Terjadi perubahan perilaku positif dari aspek keseriusan, keantusiasan, kerja keras,
dan keberanian.
Kata kunci: menulis cerpen, latihan terbimbing, dan media musik lagu.
Abstract: the problem of this research were how the process of learning, to what
extenf of level of the competence to write short stories, and how the student learners
behavior change in learning to write short stories by training methods guided through
the media of music track in class X 2 SMA Negeri 1 Karangkobar. Classroom action
research was done in two cycles. An increase in the quality of the learning process.
Results of cycle 1, the average grade 73.52. Cycle 2 average grade 84.04 and classical
completeness 92.59%. Positive behavioral changes from the aspect of seriousness,
enthusiasm, hard work, and courage.
Keywords: write short stories, training guided, and the media of music tracks.

PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran menulis cerpen diketahui dari hasil tes peserta didik kelas
ternyata ditemui beberapa permasalahan X 2 SMA Negeri 1 Karangkobar Kabupaten
baik dari faktor peserta didik maupun guru. Banjarnegara pada semester 2 tahun
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pelajaran 2014/2015 sebelum dilakukan
pembelajaran, ditemui fakta bahwa (1) penelitian. Dari 27 peserta didik tidak ada
hanya sebagian kecil peserta didik yang satu pun yang nilainya mencapai KKM, yaitu
berminat mengikuti pembelajaran; (2) 75. Nilai terendah yang diperoleh adalah 35
kurang intensifnya peserta didik berlatih dan nilai tertinggi hanya 71. Adapun nilai
menulis cerpen, (3) kurang kondusifnya rata-rata kelas sebesar 55.
peserta didik ketika memaparkan cerpen di
depan kelas, dan (4) kurang terbangunnya Permasalahan pembelajaran cerpen
suasana reflektif dalam kegiatan refleksi. yang berkaitan dengan faktor guru adalah
Dalam pembelajaran sebagain besar kecenderungan guru masih bersifat kon-
peserta didik menunjukkan perilaku negatif vensional dalam pembelajaran yaitu hanya
misalnya bersikap pasif dan kurang serius dengan metode ceramah. Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru. Bahkan diberi penjelasan secara teori tentang
ada yang hanya bermain-main, berbicara cerpen. Padahal dalam kegiatan pembelaja-
sendiri, bersenda gurau, dan berjalan ran perlu digunakan metode dan media
mondar-mandir. yang lebih menarik perhatian peserta
didik. Kaitannya dengan metode, Hamruni
Perilaku negatif tersebut berpengaruh (2011:7) menyatakan bahwa “makin tepat
terhadap rendahnya kompetensi menulis metode yang digunakan oleh guru dalam
cerpen. Rendahnya kompetensi itu mengajar akan semakin efektif kegiatan

*) Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Karangkobar, Banjarnegara


72 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

pembelajaran.” Demikian pula dalam Banjarnegara semester 2 tahun pelajaran


pembelajaran menulis cerpen, guru memiliki 2014/2015.
peran yang sangat penting. Di antara
Penelitian ini mempunyai dua manfaat,
alternatif metode yang bisa digunakan
yaitu manfaat teoretis dan praktis. Manfaat
adalah metode latihan terbimbing. Metode
teoretis penelitian ini adalah menambah
latihan terbimbing merupakan cara untuk
khazanah pengetahuan mengenai pembe-
memperoleh ketangkasan melalui proses
lajaran menulis. Secara praktis, penelitian
pemberian bantuan yang terus-menerus
ini bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan
secara sistematis kepada individu dalam
sekolah. Bagi peserta didik, hasil penelitian
memecahkan masalah yang dihadapinya
ini dapat meningkatkan kompetensi
dengan tujuan tertentu (Mulyono 2013: 22).
menulis cerpen. Bagi guru, hasil penelitian
Berdasarkan paparan tersebut, ini dapat menjadi alternatif pembelajaran
maka diperlukan kegiatan pembelajaran menulis. Adapun bagi sekolah, penelitian
menulis cerpen yang inovatif. Salah satu ini dapat meningkatkan prestasi peserta
pembelajaran inovatif tersebut adalah didik sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menerapkan metode sekolah.
latihan terbimbing melalui media musik lagu.
Dengan metode dan media tersebut, kualitas LANDASAN TEORETIS
proses pembelajaran, perilaku positif, dan DAN HIPOTESIS TINDAKAN
kompetensi peserta didik dalam menulis Landasan teori pada penelitian ini
cerpen dapat meningkat. meliputi teori tentang kompetensi menulis
Rumusan masalah dalam penelitian ini cerpen, metode latihan terbimbing, media
adalah (1) bagaimanakah proses pelaksa- musik lagu, dan pembelajaran menulis
naan pembelajaran dengan menggunakan cerpen dengan metode latihan terbimbing
metode latihan terbimbing melalui media melalui media musik lagu.
musik lagu; (2) seberapa banyak peningkatan
Kompetensi Menulis Cerpen
kompetensi menulis cerpen setelah diberikan
pembelajaran dengan menggunakan metode Menurut Enre (1988:12) “menulis
latihan terbimbing melalui media musik lagu; adalah kegiatan mengungkapkan ide,
dan (3) bagaimanakah perubahan perilaku pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman
saat pembelajaran menulis cerpen dengan hidup dalam bahasa tulis yang jelas, runtut,
metode latihan terbimbing melalui media ekspresif, enak dibaca, dan dipahami orang
musik lagu pada peserta didik kelas X 2 lain”. Oleh karena itu, tulisan mempunyai
SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara teknis pengungkapan yang komunikatif
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. dan menunjukkan kerangka berpikir
rasional. Lebih lanjut Nurudin (2007:4)
Sesuai dengan rumusan masalah, menambahkan bahwa “menulis adalah
tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsi segenap rangkaian kegiatan seseorang
proses pelaksanaan pembelajaran dengan dalam rangka mengungkapkan gagasan
menggunakan metode latihan terbimbing dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
melalui media musik lagu; (2) mendeskripsi kepada orang lain agar mudah dipahami”.
peningkatan kompetensi menulis cerpen
setelah diberikan pembelajaran dengan Berdasarkan kedua pendapat tersebut
menggunakan metode latihan terbimbing dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
melalui media musik lagu; dan (3) kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan,
mendeskripsi perubahan perilaku saat ilmu pengetahuan, dan pengalaman melalui
pembelajaran menulis cerpen dengan media tulisan yang berupa struktur bahasa,
metode latihan terbimbing melalui media dan kosa kata untuk tujuan berkomunikasi
musik lagu pada peserta didik kelas X 2 dengan pembaca.
SMA Negeri 1 Karangkobar Kabupaten Cerpen adalah “karya fiksi berbentuk
prosa yang selesai dibaca dalam sekali
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 73

duduk” (Sugiarto 2014:11). Ukuran selesai dengan begitu saja. Namun, perlu adanya
dibaca dalam “sekali duduk” adalah kurang latihan dengan bimbingan secara terus-
lebih setengah jam sampai dengan dua jam, menerus dari guru yang berkompeten dalam
waktu yang tidak mungkin digunakan oleh bidang menulis cerpen.
seseorang untuk membaca novel. Pendapat
Dengan demikian, pembelajaran
yang sama tentang pengertian cerpen juga
menulis cerpen dengan metode latihan
dikemukakan oleh Kosasih (2014:111)
terbimbing adalah kegiatan belajar mengajar
bahwa “cerpen yaitu cerita yang menurut
yang menerapkan proses bimbingan dan
wujudnya berbentuk pendek.” Selain itu,
latihan dalam menulis cerpen yang dilakukan
cerpen juga terbatas dalam hal jumlah tokoh,
secara terus-menerus sehingga peserta
cukup satu, dua, atau tiga tokoh. Tema dan
didik memiliki kompetensi yang baik dalam
alur cerpen juga sederhana. Berdasarkan
menulis cerpen.
kedua pendapat tersebut dapat dikatakan
bahwa cerpen adalah karya sastra fiktif Dalam penelitian ini digunakan metode
berupa prosa pendek yang dapat dibaca latihan terbimbing karena metode ini
dalam sekali duduk, memiliki tema dan alur memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat
yang sederhana, jumlah tokoh dan ruang memupuk daya nalar kritis, meningkatkan
lingkup latar yang terbatas. aktivitas peserta didik, menciptakan KBM
yang menarik, dan memberi kesempatan
Adapun yang dimaksud kompetensi
peserta didik mengungkapkan gagasannya.
dalam penelitian ini adalah kemampuan.
Dengan demikian, kompetensi menulis Media Musik Lagu
cerpen adalah kemampuan seseorang Media adalah segala sesuatu yang
dalam menuangkan gagasan, pikiran, dan dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
perasaan dalam bentuk tulisan yang berupa dan merangsang terjadinya proses belajar
prosa pendek yang dapat dibaca dalam (Aqib 2013:50). Dalam pembelajaran, media
sekali duduk, memiliki tema dan alur yang mempunyai peran yang penting. Karena
sederhana, jumlah tokoh dan ruang lingkup dalam kegiatan belajar mengajar, tidak
latar yang terbatas. jelasnya materi dapat dibantu dengan adanya
Metode Latihan Terbimbing media. Kehadiran media dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami materi.
Dalam penelitian ini digunakan metode
latihan terbimbing. Mulyono (2013:19) Dalam penelitian ini digunakan media
memberikan penjelasan tentang metode musik lagu. Ada dua jenis musik lagu, yaitu
latihan terbimbing sebagai berikut. musik lagu yang hanya dapat didengar (audio
Metode latihan terbimbing adalah suatu cara
musik lagu) dan musik lagu yang dapat
mengajar yang digunakan untuk menanamkan dilihat dan didengar (audio visual musik
kebiasaan-kebiasaan tertentu, sebagai sarana lagu). Pada siklus I digunakan audio musik
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang lagu, sedangkan pada siklus II digunakan
baik, dan juga digunakan untuk memperoleh audio visual musik lagu. Penggunaan
suatu ketangkasan, kesempatan, dan media musik lagu dalam pembelajaran
keterampilan dengan proses pemberian
bantuan yang terus-menerus dan sistematis dapat membangkitkan rasa ingin tahu,
kepada individu dalam memecahkan masalah membangkitkan motivasi, dan rangsangan
yang dihadapinya. belajar pada peserta didik.
Kegiatan bimbingan bukan merupakan Musik lagu merupakan media yang
suatu kegiatan yang dilakukan secara berisi syair lagu yang dinyanyikan dengan
kebetulan, insidental, sewaktu-waktu, tidak suara berirama. Lagu merupakan karya
sengaja, atau asal saja, melainkan suatu estetis yang bermakna dan mempunyai arti,
kegiatan yang dilakukan dengan sistematis, bukan hanya syair kosong tanpa makna.
sengaja, berencana, terus-menerus, dan Digunakannya musik lagu sebagai media
terarah pada tujuan. Kompetensi menulis dalam penelitian ini karena media musik
cerpen tidak dapat dimiliki oleh peserta didik lagu mengandung nilai pendidikan. Suharto
74 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

dalam Wardah (2005:37) mengungkapkan karangan berfungsi untuk menyusuri jalan


bahwa lagu adalah sarana edukasi bagi cerita sehingga tidak menyimpang. Ketiga,
masyarakat. Sebagai sarana edukasi, lagu peserta didik dibiarkan mengembangkan
dapat digunakan sebagai media dalam imajinasinya untuk mengungkapkan apa
pembelajaran di sekolah. yang ada dalam pikirannya. Peserta didik
diarahkan untuk menentukan siapa tokoh
Musik lagu dapat dijadikan sebagai
utama dan tokoh antagonis, bagaimana latar
media pembelajaran menulis cerpen yaitu
belakang cerita, bagaimana watak tokoh,
dengan menyoroti teks lagu dari tema
bagaimana alur cerita dari awal hingga
dan alur ceritanya. Dengan menyoroti
penutup, di mana dan kapan klimaksnya,
dua hal tersebut, media musik lagu dapat
dan sudut pandang apa yang digunakan.
mempermudah peserta didik dalam menggali
Dalam hal ini diperlukan keterampilan
dan mengembangkan ide, gagasan, atau
berpikir yang penuh konsentrasi, logika yang
imajinasinya tentang unsur intrinsik berupa
tajam, dan nalar yang kritis untuk berkreasi
tema, perwatakan tokoh, konflik, setting,
secara produktif menciptakan cerpen.
dan alur peristiwa yang dituangkan dalam
cerpen. Pada saat peserta didik menulis cerpen,
guru berkeliling melihat pekerjaan peserta
Pembelajaran Menulis Cerpen didik satu persatu. Kesulitan perseorangan
dengan Metode Latihan Terbimbing
dibantu dengan bimbingan perseorangan.
melalui Media Musik Lagu
Jika terjadi kesulitan atau kesalahan dalam
Pembelajaran menulis cerpen dengan permasalahan yang sama pada seluruh
metode latihan terbimbing melalui media peserta didik, guru akan membahasnya
musik lagu, dalam penelitian ini diartikan secara klasikal.
sebagai proses peserta didik belajar
menulis cerpen dengan bimbingan guru dan Setelah tulisan cerpen itu dikumpulkan,
latihan secara terus-menerus. Bimbingan beberapa peserta didik diminta maju ke
dilaksanakan terus-menerus karena depan kelas untuk membacakan cerpennya
kompetensi menulis tidak datang secara sendiri, kemudian ditanggapi oleh teman-
otomatis melainkan harus melalui latihan. temannya. Selanjutnya guru mengoreksi dan
Agar pembelajaran menulis cerpen dapat memberikan penilaian, serta membahasnya
berhasil lebih maksimal, digunakanlah media pada refleksi akhir pembelajaran.
musik lagu. Media ini dipilih karena peserta Kerangka Berpikir
didik senang dengan musik sehingga lebih
termotivasi dalam belajar. Pada akhirnya Kompetensi peserta didik kelas X 2
peserta didik dapat menulis cerpen dengan SMA Negeri 1 Karangkobar dalam menulis
hati yang senang. cerpen belum memuaskan. Peserta didik
belum memahami hakikat dan unsur-unsur
Adapun langkah-langkah proses pem- pembangun cerpen. Hasil tulisan peserta
belajarannya adalah sebagai berikut. Guru didik juga tidak mencerminkan karangan
menjelaskan unsur-unsur pembangun cer- cerpen yang benar. Pada umumnya
pen yang meliputi: tema, amanat, alur, tokoh peserta didik belum mampu menyampaikan
dan penokohan, latar, dan sudut pandang. ide, gagasan, pikiran, perasaan serta
Langkah selanjutnya yaitu mengarah- imajinasinya dengan baik.
kan peserta didik untuk menulis cerpen. Perilaku peserta didik dalam pembe-
Pertama, guru menuntun peserta didik lajaran menulis cerpen juga belum positif.
untuk dapat menemukan ide cerita dan Peserta didik tampak malas dan acuh
merumuskannya menjadi sebuah tema. tak acuh dalam KBM. Untuk mengatasi
Ide cerita atau tema dapat di peroleh dari rendahnya hasil dan perilaku peserta didik
pengalaman kehidupan, dalam hal ini tema dalam belajar tersebut perlu dicarikan
diambil dari tayangan musik lagu. Kedua, jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar
membuat kerangka karangan. Kerangka untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 75

dengan menggunakan metode dan media yaitu bulan Maret dan April 2015.
pembelajaran yang tepat serta menarik.
Subjek penelitian tindakan kelas ini
Metode latihan terbimbing melalui media adalah kompetensi menulis cerpen peserta
musik lagu merupakan metode pembelajaran didik kelas X 2 SMA Negeri 1 Karangkobar
yang menempatkan peserta didik pada posisi Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
aktif belajar. Peserta didik diberi kesempatan 2014/2015. Jumlah peserta didik kelas X 2
seluas-luasnya untuk belajar dengan praktik adalah 27 orang, terdiri atas 6 laki-laki dan 21
berlatih menulis cerpen secara nyata. perempuan. Peneliti memilih kelas ini karena
Peserta didik dilatih menuangkan gagasan, kompetensi menulis cerpen belum dikuasai
perasaan, dan imajinansinya tentang suatu dengan baik. Alasan lain adalah karena
tema dengan menggunakan rambu-rambu rendahnya kualitas proses pembelajaran
penulisan yang berlaku pada cerpen. Tentu dan rendahnya perilaku peserta didik dalam
terlebih dahulu peserta didik dibekali dengan mengikuti pembelajaran.
pemahaman dan pengetahuan tentang
Sumber data diambil dari data primer
karakteristik tulisan cerpen dan unsur-unsur
dan data sekunder. Data primer berupa
intrinsik cerpen yang terdiri atas tema, alur,
hasil tes unjuk kerja tentang menulis cerpen.
latar, perwatakan tokoh, sudut pandang, dan
Data sekunder berupa data hasil observasi
amanat.
mengenai aktivitas peserta didik, jurnal, hasil
Dengan metode latihan terbimbing wawancara, dokumentasi foto.
dalam menulis cerpen, kompetensi menulis
Teknik yang digunakan pada penelitian
cerpen peserta didik dapat ditingkatkan
ini adalah teknik tes dan nontes. Teknik
secara optimal. Agar proses pembelajaran
tes digunakan untuk mendapatkan data
menulis cerpen dapat tepat guna dan
kompetensi peserta didik dalam menulis
peserta didik mudah menangkap materi
cerpen. Teknik nontes digunakan untuk
yang disampaikan maka guru menggunakan
mendapatkan data respon peserta didik
media musik lagu. Dengan musik lagu,
dalam pembelajaran menulis cerpen.
aktivitas dan kompetensi serta perilaku
positif peserta didik dalam menulis cerpen Instrumen yang digunakan dalam
dapat meningkat. penelitian ini adalah instrumen tes dan
nontes. Instrumen tes berupa tes menulis
Hipotesis Tindakan cerpen. Kriteria penilaian menulis cerpen
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah meliputi lima aspek, yaitu: (1) tema dan
adanya peningkatan kompetensi menulis amanat yang disampaikan; (2) tokoh dan
cerpen pada peserta didik kelas X 2 SMA perwatakannya; (3) penyusunan alur
Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara tahun peristiwa dan konflik; (4) penyusunan
pelajaran 2014/2015 setelah dilakukan latar tempat, waktu, dan suasana; dan (5)
pembelajaran dengan menggunakan metode ketepatan diksi dan ejaan. Tabel skor tes
latihan terbimbing melalui media musik lagu menulis cerpen adalah sebagai berikut.
dan adanya peningkatkan aktivitas atau Tabel 1. Skor Penilaian Menulis Cerpen
perilaku positif peserta didik kelas X 2 SMA
Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara tahun No Aspek Penilaian Skor Maksimal
pelajaran 2014/2015 terhadap pembelajaran 1. Tema dan amanat yang disampaikan 20
menulis cerpen dengan metode latihan 2. Tokoh dan perwatakan tokoh 20
terbimbing melalui media musik lagu. 3. Penyusunan alur peristiwa dan konflik 20
Penyusunan latar tempat,
4. 20
METODE PENELITIAN waktu, dan suasana
5. Ketepatan diksi dan ejaan 20
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Jumlah 100
Negeri 1 Karangkobar dengan alamat
Hasil tes tersebut dianalisis dan
Jalan Leksana 25 Karangkobar, Kabupaten
dikategorikan dengan kriteria seperti tabel 2
Banjarnegara. Tindakan penelitian dilakukan
berikut.
pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015
76 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

Tabel 2. Pedoman Penilaian Kompetensi mengetahui secara kualitatif mengenai


Menulis Cerpen proses pembelajaran dan perubahan
No. Kategori Nilai perilaku peserta didik selama mengikuti
1. Sangat baik 90 – 100 pembelajaran. Indikator proses pembela-
2. Baik 75 – 89 jaran tersebut mencakup hal-hal berikut:
3. Cukup 60 – 74 (1) meningkatnya minat peserta didik,
4. Kurang 50 – 59 (2) terjadinya proses pembelajaran yang
5. Sangat kurang 0 – 49 kondusif, (3) intensifnya peserta didik
Bentuk instrumen nontes yang berlatih menulis cerpen, (4) kondusifnya
digunakan adalah pedoman observasi, peserta didik mempresentasikan cerpen di
lembar jurnal, pedoman wawancara, dan depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana
dokumentasi foto. reflektif dalam kegiatan refleksi.
Analisis data dilakukan secara kuan- Adapun indikator perubahan perilaku
titatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif untuk positif peserta didik mencakup empat hal,
menganalisis data kuantitatif dari hasil yaitu (1) keseriusan peserta didik memper-
tes siklus I dan siklus II. Nilai setiap siklus hatikan penjelasan guru, (2) keantusiasan
kemudian dihitung dalam persentase dengan mengikuti pembelajaran, (3) kerja keras
rumus sebagai berikut. peserta didik menulis cerpen, dan (4)
keberanian peserta didik mempresentasikan
Persentase kompetensi menulis cerpen cerpen di depan kelas.
= (∑N : S) ×100%
Keterangan: Prosedur Penelitian
∑N : jumlah nilai dalam satu kelas Penelitian dilakukan dua siklus.
S : jumlah peserta didik Tindakan pada siklus I adalah pembelajaran
Hasil perhitungan setiap siklus menulis cerpen dengan metode latihan
kemudian dibandingkan untuk memberikan terbimbing melalui media audio musik lagu.
deskripsi mengenai peningkatan kompetensi Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan, yaitu
menulis cerpen dari siklus I ke siklus II. apersepsi, pembelajaran, dan evaluasi.
Analisis kualitatif dipakai untuk menganalisis Pada apersepsi, peserta didik dikondisikan
data kualitatif yang diperoleh dari hasil agar siap mengikuti proses pembelajaran.
nontes. Data kualitatif dideskripsikan Guru memberikan penjelasan mengenai
untuk menentukan pencapaian proses tujuan pembelajaran.
pembelajaran dan perubahan perilaku Selanjutnya guru memperdengarkan
peserta didik. musik lagu berjudul “Bunda” yang
Indikator kinerja dalam penelitian ini dinyanyikan oleh Melly Goeslow melalui
terdiri atas indikator kuantitatif dan indikator sound system. Peserta didik mendengar
kualitatif. Dalam indikator kuantitatif, lantunan lagu sambil mencatat teks lagu.
penentuan keberhasilan menulis cerpen Tahap berikutnya peserta didik membuat
didasarkan pada hasil tes. Peserta didik cerpen berdasarkan pengalaman diri sendiri
dinyatakan berhasil dalam menulis cerpen dengan berpedoman kepada langkah-
jika nilai yang diperoleh minimal sesuai langkah penulisan cerpen. Langkah pertama
dengan KKM yaitu 75. Peserta didik yang peserta didik memilih tema yang diambil
mendapat nilai minimal 75 dinyatakan tuntas, dari tema teks lagu. Dengan imajinasinya
sedangkan yang mendapat nilai di bawah peserta didik menentukan unsur pembangun
75 dinyatakan belum tuntas. Pembelajaran cerpen yang lain dengan bimbingan guru.
menulis cerpen dianggap berhasil secara Berikutnya adalah membuat kerangka
klasikal apabila 85% peserta didik telah cerpen dan menuliskan cerpen secara utuh.
mencapai KKM. Pada siklus kedua guru menyempur-
Dalam indikator kualitatif, penilaian nakan pembelajaran. Kepada peserta
berdasarkan teknik nontes untuk didik dijelaskan terlebih dahulu kesalahan-
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 77

kesalahan siklus I, kemudian diberi arahan dalam kelas oleh guru sebagai peneliti dan
dan bimbingan agar dalam pelaksanaan teman sejawat untuk berkolaborasi.
kegiatan menulis cerpen pada siklus II
Hasil pengamatan proses pembelajaran
menjadi lebih baik. Penggunaan media
dipaparkan dalam tabel 3 berikut ini.
musik lagu pada siklus II bukan hanya berupa
Tabel 3. Proses Pembelajaran dengan
audio musik yang hanya dapat didengar, Media Musik Lagu
melainkan ditambah dengan media visual
musik yang dapat dilihat. Jadi, media yang No Aspek Proses Pembelajaran F Persentase ( % )
dipakai adalah audio visual musik lagu
Meningkatnya minat
berupa video klip. Kegiatan pembelajarannya 1.
peserta didik
22 81,48
adalah guru menayangkan video musik lagu Proses pembelajaran
2. 22 81,48
berjudul “Andai Dia Tahu” melalui layar LCD. yang kondusif.
Peserta didik mengamati tayangan musik, Intensifnya proses berlatih
3. menulis cerpen dengan 22 81.48
mendengar lantunan lagu, sambil mencatat bimbingan guru.
teks lagu. Kondusifnya kondisi peserta
4. didik ketika presentasi 21 77,78
Tahap berikutnya peserta didik membuat cerpen di depan kelas.
cerpen berdasarkan pengalaman orang lain. Terbangunnya suasana
Peserta didik memilih tema yang diambil 5. reflektif dalam kegiatan 22 81,48
dari tema teks lagu. Alur yang disusun refleksi cerpen.
diambil dari urutan peritiwa yang ada pada
teks lagu. Kemudian dengan imajinasinya Rata-Rata 109

peserta didik menentukan unsur pembangun = 21,8 atau 80,74%


Data observasi menunjukkan proses
cerpen yang lain dengan bimbingan guru.
pembelajaran menulis cerpen dengan
Selanjutnya menyusun kerangka cerpen
metode latihan terbimbing melalui media
dan menulis cerpen secara utuh. Pada
audio musik lagu lebih berkualitas. Dari
akhir pembelajaran beberapa peserta didik
tabel 3 diketahui rata-rata pencapaian aspek
diminta membacakan cerpennya di depan
proses pembelajaran siklus I adalah 21,8
kelas untuk ditanggapi oleh peserta didik
atau 80,74% dan termasuk kategori baik.
yang lain.
Data nontes yang berupa catatan
HASIL PENELITIAN harian guru dan wawancara menunjukkan
proses pembelajaran dengan metode
DAN PEMBAHASANNYA
latihan terbimbing melalui media musik lagu
Hasil penelitian siklus pertama dan berlangsung dengan kondusif. Kondusifnya
siklus kedua meliputi tiga hal, yaitu proses proses pembelajaran terlihat juga dari
pembelajaran, peningkatan kompetensi dokumentasi foto berikut.
menulis cerpen, dan perubahan perilaku
peserta didik.
Siklus I
Berdasarkan identifikasi masalah,
peneliti menyusun RPP. Media yang
digunakan adalah audio musik lagu berupa
perangkat sound system. Guru menyiapkan
materi dalam bentuk power poin dan memilih
lirik lagu yang disimpan dalam laptop, yaitu
lagu “Bunda” yang dinyanyikan oleh Melly
Goeslow. Gambar 1. Proses Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus pertama Dengan demikian, dapat disimpulkan


dilakukan pada tanggal 3, 10, dan 20 Maret berdasarkan data nontes siklus I secara
2015. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di keseluruhan proses pembelajaran menulis
78 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

cerpen dengan metode latihan terbimbing Tabel 5. Skor Rata-Rata Kompetensi Menulis
melalui media musik lagu sudah berlangsung Cerpen Tiap Aspek Siklus I
dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari Skor
No. Aspek yang Dinilai Kategori
pencapaian indikator proses pembelajaran Rata-rata
yang meliputi lima aspek, yaitu: (1) Tema dan amanat yang
1. 76,11 Baik
disampaikan.
meningkatnya minat menulis cerpen, (2)
2. Tokoh dan perwatakan tokoh. 67,78 Cukup
proses pembelajaran yang kondusif, (3)
Penyusunan alur
intensifnya peserta didik berlatih menulis 3.
peristiwa dan konflik.
78,15 Baik
cerpen, (4) kondusifnya peserta didik Latar tempat, waktu,
4. 78,70 Baik
memaparkan cerpen di depan kelas, dan dan suasana.
(5) terbangunnya suasana reflektif sehingga 5. Diksi dan ejaan. 66,85 Cukup
peserta didik menyadari kekurangan saat
proses pembelajaran dan mau memperbaiki Tabel 6. Perilaku Peserta Didik Ketika
Mengikuti Pembelajaran Siklus I
kesalahan atau kekurangan dalam menulis
cerpen No Aspek yang diamati Frekuensi Persentase (%)
Keseriusan memperhatikan
1 21 77,78
penjelasan guru.
Peningkatan Kompetensi Menulis Keantusiasan mengikuti
Cerpen 2 22 81,48
pembelajaran.
Hasil penilaian menulis cerpen Perilaku kerja keras
3 20 74,07
menulis cerpen.
didasarkan pada lima aspek, yaitu: (1) Keberanian
tema dan amanat, (2) pemilihan tokoh dan 4 19 70,37
mempresentasikan cerpen.
penentuan perwatakan tokoh (3 penyusunan Rata-rata 75,93
alur peristiwa dan konflik. (4) pemilihan
latar tempat, waktu, dan suasana, dan Berdasarkan tabel 6 diketahui sebagian
(5) pemilihan diksi dan ejaan. Hasil tes besar peserta didik menunjukkan sikap
kompetensi menulis cerpen dipaparkan positif dalam pembelajaran menulis cerpen.
pada tabel 4. Tercatat 21 peserta didik menunjukkan sikap
serius memperhatikan penjelasan guru.
Tabel 4 tersebut menunjukkan nilai rata- Sebanyak 22 peserta didik antusias dalam
rata tes kompetensi menulis cerpen adalah mengikuti pembelajaran, 20 peserta didik
73,52 termasuk kategori cukup. Dari 27 menunjukkan kerja keras menulis cerpen, dan
peserta didik, tidak ada yang memperoleh 19 peserta didik berani mempresentasikan
nilai ≤ 50 dan tidak ada yang memperoleh cerpen di depan kelas. Pencapaian rata-
nilai 90. Sebanyak 10 peserta didik rata perilaku adalah 75,95% dan termasuk
memperoleh nilai antara 75-89, 15 peserta kategori baik.
didik memperoleh nilai 60-74, dan 2 peserta
didik memperoleh nilai kurang. Kemudian Refleksi yang dilakukan guru menyim-
skor rata-rata tiap aspek penilaian dapat pulkan bahwa pembelajaran dengan media
dilihat pada tabel 5. Sementara itu, audio musik lagu pada siklus I sudah
perubahan perilaku peserta didik siklus mengalami peningkatan tetapi belum
I yang diamati meliputi empat karakter mencapai hasil optimal. Media audio musik
sebagaimana dijelaskan pada tabel 6. lagu yang hanya berupa musik yang dapat
didengar ternyata kurang dapat menciptakan

Tabel 4. Hasil Tes Kompetensi Menulis Cerpen Siklus I

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Persentase (%) Nilai Rata-rata
1. Sangat Baik 90-100 0 0 0
1985
2. Baik 75-89 10 819 41,26
27
3. Cukup 60-74 15 1054 53,10
= 73,52
4. Kurang 50-59 2 112 5,64 (Cukup)
5. Sangat kurang ˂ 50 0 0 0
Jumlah 27 1.985 100
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 79

kondisi peserta didik yang mampu didik, kondusif dalam proses pembelajaran.
menumbuhkan dan mengembangkan daya Sebanyak 25 peserta didik intensif berlatih
imajinasi yang maksimal. Hal itu berakibat menulis cerpen dengan bimbingan guru.
kurang optimalnya kualitas cerpen yang Sebanyak 23 peserta didik kondusif saat
ditulis peserta didik. Oleh karena itu, pada memaparkan cerpen. Sebagian besar
siklus berikutnya perlu digunakan media peserta didik memperhatikan guru ketika
pembelajaran yang lebih dapat membantu guru memberikan refleksi pembelajaran
peserta didik dan mengoptimalkan kualitas siklus II. Rata-rata pencapaian aspek proses
proses pembelajaran. pembelajaran adalah 24,2 atau 89,63%.
Tabel 7. Proses Pembelajaran Siklus II
Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali No Aspek F Persentase ( % )
tatap muka pada tanggal 11, 14, dan 25
Meningkatnya minat
April 2015. Aktivitas peserta didik ketika 1
peserta didik.
25 92,59
mengikuti pembelajaran dapat dilihat pada
Proses pembelajaran
dokumentasi foto di bawah ini. 2 menulis cerpen yang 24 88,89
terlaksana secara kondusif

Intensifnya proses berlatih


3 menulis cerpen dengan 25 92,59
bimbingan guru.

Kondusifnya kondisi peserta


4 didik ketika memaparkan 23 85,18
cerpen di depan kelas.
Terbangunnya suasana reflektif
5 24 88,89
dalam kegiatan refleksi
Rata-Rata 121 24,2 atau 89,63%

Gambar 2. Proses Pembelajaran Siklus II


Nilai rata-rata siklus II adalah 84,04
Berbeda dengan siklus sebelumnya, termasuk kategori baik. Dari 27 peserta didik,
pada siklus II guru menggunakan media audio 6 anak mendapatkan nilai sangat baik, 19
visual musik lagu yang dapat didengar dan anak memperoleh nilai katagori baik, 2 anak
dilihat. Jadi, peserta didik dapat mendengar memperoleh nilai cukup, dan tidak ada yang
dan melihat tayangan video klip musik lagu mendapat nilai kurang atau sangat kurang.
dengan menggunakan layar OHP. Lirik lagu Ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah
yang digunakan pada siklus II adalah “Andai 92,59%. Hasil tes tersebut dipaparkan dalam
Dia Tahu”. tabel 8 di bawah ini.
Hasil proses pembelajaran dipaparkan Nilai rata-rata pencapaian tiap aspek
pada tabel 7. Berdasarkan data tersebut dalam pembelajaran menulis cerpen
diketahui proses pembelajaran menulis siklus II dipaparkan pada tabel 9. Tabel
cerpen dengan metode latihan terbimbing 9 memaparkan hasil tes menulis cerpen
melalui media musik lagu berlangsung pada siklus II dari tiap aspek. Aspek tema
dengan baik. Tercatat 25 peserta didik dan amanat mencapai skor rata-rata 87,41.
dari jumlah 27 anak, intensif dalam proses Aspek tokoh dan perwatakan tokoh mencapai
peningkatan minat. Sebanyak 24 peserta skor rata-rata 83,33. Aspek penyusunan alur
Tabel 8. Hasil Tes Kompetensi Menulis Cerpen Siklus II

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Persentase (%) Rata-rata Nilai
1. Sangat Baik 90-100 6 550 24,24 2269
2. Baik 75-89 19 1574 69,37 27
3. Cukup 60-74 2 145 6,39 = 84,04
4. Kurang 50-59 0 0 0 ( Baik )
5. Sangat kurang ˂ 50 0 0 0
Jumlah 27 2162 100
80 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

Tabel 9. Nilai Rata-Rata Kompetensi Peserta Refleksi yang dilakukan guru pada siklus
Didik pada Tiap Aspek dalam II menyimpulkan bahwa setelah dilakukan
Tes Menulis Cerpen Siklus II
tindakan perbaikan pada pembelajaran
No. Aspek yang Dinilai Rata-rata Kategori siklus kedua ternyata diperoleh hasil yang
Tema dan amanat yang memuaskan dalam tiga hal. Ketiga hal
1. 87,41 Baik
disampaikan. tersebut adalah (1) proses pembelajaran
2. Tokoh dan perwatakan tokoh. 83,33 Baik menulis cerpen yang kondusif; (2) adanya
3.
Penyusunan alur
84,26 Baik
peningkatan kompetensi peserta didik dalam
peristiwa dan konflik. menulis cerpen; dan (3) adanya peningkatan
4. Latar tempat, waktu, dan suasana. 85,19 Baik perilaku positif peserta didik dalam mengikuti
5. Diksi dan ejaan. 80 Baik
proses pembelajaran. Indikator kinerja yang
ditetapkan dalam penelitian ini telah tercapai.
peristiwa dan konflik mencapai skor rata- Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian
rata 84,26. Aspek latar tempat, waktu, dan tindakan kelas ini dihentikan pada siklus
suasana mencapai skor rata-rata 85,19. II dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus
Aspek pemilihan diksi dan ejaan mencapai berikutnya.
skor rata-rata 80. Kelima aspek penilaian
tersebut termasuk dalam kategori baik. Pembahasan
Perubahan perilaku siklus II adalah Pembahasan hasil penelitian dilakukan
sebagian besar peserta didik menunjukkan dengan membandingkan data siklus per-
sikap positif dalam pembelajaran. Tercatat tama dan data siklus kedua yang meli-
85,19% peserta didik menunjukkan sikap puti proses pembelajaran, peningkatan
serius memperhatikan penjelasan guru. kompetensi menulis cerpen, dan perubahan
Sebanyak 88,89% antusias dalam mengikuti perilaku peserta didik. Peningkatan kualitas
pembelajaran; 85,19% bekerja keras proses pem-belajaran dari siklus I ke siklus
mengerjakan tugas membuat cerpen; dan II dapat dilihat pada tabel 11. Berdasarkan
81,48% berani mempresentasikan cerpen tabel 11 diketahui adanya peningkatan
di depan kelas. Adapun pemaparan secara proses pembelajaran menulis cerpen
rinci dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini. dengan metode latihan terbimbing melalui
media musik lagu dari siklus I ke siklus II
Tabel 10. Perilaku Peserta Didik dalam
Mengikuti Pembelajaran Siklus II
pada setiap aspek. Pada siklus I tercatat
22 peserta didik berminat untuk menulis
No Aspek yang diamati F (%) cerpen, dan pada siklus II mengalami
1
Keseriusan memperhatikan
23 85,19 peningkatan 11,11% menjadi 25 peserta
penjelasan guru.
didik. Pada siklus I tercatat 22 peserta didik
2 Keantusiasan mengikuti pembelajaran. 24 88,89
mengikuti proses pembelajaran dengan
3 Perilaku kerja keras membuat cerpen. 23 85,19 baik sehingga suasana pembelajaran
4 Keberanian mempresentasikan cerpen. 22 81,48 berlangsung kondusif dan pada siklus II
Rata-rata 85,19 mengalami peningkatan sebesar 7,41%

Tabel 11. Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Siklus I dan Siklus II

Rata-Rata Skor
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningkatan (%)
F (%) F (%)
1. Meningkatnya minat peserta didik 22 81,48 25 92,59 11,11
2. Proses pembelajaran yang kondusif. 22 81,48 24 88,89 7,41
3. Intensifnya proses berlatih menulis cerpen. 22 81,48 25 92,59 11,11
Kondusifnya peserta didik mempre-
4. 21 77,78 23 85,18 7,41
sentasikan cerpen.
5. Terbangunnya suasana reflektif dalam kegiatan refleksi. 22 81,48 25 92,59 11,11
Rata-rata 80,74 90,37 9,63
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 81

menjadi 24 peserta didik. Pada siklus I Adanya peningkatan kualitas proses


tercatat 22 peserta didik intensif berlatih pembelajaran berimbas pada peningkatan
menulis cerpen dengan bimbingan guru, kompetensi menulis cerpen. Pada siklus I
pada siklus II meningkat 11,11% menjadi rata-rata kompetensi yang dicapai adalah
25 peserta didik. Pada siklus I tercatat 21 73,52 sedangkan siklus II sebesar 84,04.
peserta didik kondusif mempresentasikan Ada peningkatan sebesar 10,52 atau 14,31
cerpennya di depan kelas, pada siklus % dari siklus I ke siklus II. Sebanyak 25
II meningkat sebesar 7,41% menjadi 23 peserta didik telah mencapai batas KKM.
peserta didik; dan pada siklus I tercatat 22 Hal ini berarti ketuntasan klasikal mencapai
peserta didik mampu membangun suasana 92,59%. Peningkatan hasil tes menulis
reflektif dalam kegiatan refleksi dan terjadi cerpen dipaparkan pada tabel 12.
peningkatan pada siklus II sebesar 7,41%
Berdasarkan tabel 12 tersebut secara
menjadi 25 peserta didik.
klasikal diketahui hasil tes kompetensi
Keaktifan peserta didik dalam proses menulis cerpen pada tiap aspek mengalami
pembelajaran tampak dalam dokumentasi peningkatan. Rata-rata skor aspek tema dan
foto berikut. amanat pada siklus I mencapai rata-rata
76,11 dan setelah dilakukan pembelajaran
siklus II skor rata-rata mencapai 87,41
meningkat sebesar 14,85%. Aspek tokoh
dan perwatakan tokoh nilai rata-rata yang
diperoleh pada siklus I sebesar 67,78 dan
setelah pembelajaran siklus II mencapai
83,33 meningkat 22,94%. Aspek penyusunan
alur peristiwa dan konflik skor rata-rata yang
diperoleh pada siklus I mencapai 78,15 dan
setelah pembelajaran siklus II mencapai
84,26 meningkat 7,82%. Aspek latar tempat,
waktu, dan suasana skor rata-rata siklus I
sebesar 78.70 dan pada siklus II meningkat
8,25% menjadi 85,19. Aspek pemilihan diksi
dan ejaan skor rata-rata siklus I sebesar
66,85 pada siklus II menjadi 80 meningkat
19,67%.
Gambar 2. Kondusifnya Presentasi Cerpen Siklus Data penelitian di atas menunjukkan
I dan Siklus II keefektifan penggunaan metode latihan

Tabel 12. Hasil Tes Kompetensi Menulis Cerpen dengan Metode Latihan
Terbimbing melalui Media Musik Lagu Siklus I dan Siklus II

No Aspek Penilaian Rata-rata Skor Peningkatan


SI S II S II - S I (%)
1. Tema dan amanat yang disampaikan. 76,11 87,41 11,3 14,85

2. Tokoh dan perwatakan tokoh 67,78 83,33 15,55 22,94

3. Penyusunan alur peristiwa dan konflik 78.15 84,26 6,11 7,82

4 Latar tempat, waktu, dan suasana 78.70 85,19 6,49 8,25

5 Pemilihan diksi dan ejaan 66,85 80 13,15 19,67

Nilai Rata-rata Klasikal 73,52 84,04 10.52 14,31


82 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

Tabel 13. Perilaku Peserta Didik saat Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Skor
No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Peningkatan (%)
F (%) F (%)
1 Keseriusan memperhatikan penjelasan guru, 21 77,78 23 85,19 7,41
2 Keantusiasan mengikuti pembelajaran menulis cerpen. 22 81,48 24 88,89 7,41
3 Sikap kerja keras menyelesaikan tugas membuat cerpen. 20 74,07 23 85,19 11,12
4 Keberanian mempresentasikan cerpen di depan kelas. 19 70,37 22 81,48 11,11
Rata-rata 75,93 85,19 9,26

terbimbing dengan media musik lagu PENUTUP


dibandingkan dengan penelitian Fitryana Simpulan
(2012). Pembelajaran menulis cerpen pada Berdasarkan hasil penelitian dan
penelitian Fitryana menggunakan media pembahasannya disimpulkan tiga hal.
berita pada peserta didik kelas X 3 SMA Pertama, proses pembelajaran menulis
Negeri 1 Rembang. Pada penelitian Fitryana, cerpen dengan metode latihan terbimbing
nilai rata-rata siklus II yang diperoleh peserta melalui media musik lagu berlangsung
didik sebesar 83,81 sedangkan penelitian efektif. Kedua, kompetensi menulis cerpen
yang dilakukan peneliti dapat mencapai peserta didik mengalami peningkatan
nilai rata-rata siklus II sebesar 84,04. saat pembelajaran dengan metode latihan
Hal ini membuktikan penelitian dengan terbimbing melalui media musik lagu. Nilai
menggunakan metode latihan terbimbing rata-rata kelas siklus I sebesar 73,52 dan
melalui media musik lagu lebih efektif meningkat 10,52 menjadi 84,04 pada siklus
dibandingkan penggunaan media berita II. Ketuntasan klasikal mencapai 92,59%.
dalam meningkatkan kompetensi menulis Ketiga, ada perubahan perilaku peserta didik
cerpen. ke arah positif saat mengikuti pembelajaran
Berdasarkan data penelitian diketahui dengan metode latihan terbimbing melalui
bahwa sebagian besar peserta didik media musik lagu.
menunjukkan peningkatan perilaku positif
dari siklus I ke siklus II. Perubahan perilaku Saran
peserta didik tersebut dipaparkan pada tabel Berdasarkan simpulan hasil penelitian
13. Dalam pembelajaran menulis cerpen tersebut peneliti memberikan saran
siklus I tercatat 21 peserta didik menunjukkan sebagai berikut. (1) Guru bahasa Indonesia
perilaku serius memperhatikan penjelasan hendaknya menggunakan media musik
guru dan meningkat pada siklus II sebesar lagu dalam pembelajaran menulis cerpen
7,41%. Pada siklus I tercatat 22 peserta karena dapat meningkatkan kualitas
didik antusias mengikuti pembelajaran dan proses pembelajaran, dapat meningkatkan
meningkat pada siklus II sebesar 7,41%. kompetensi menulis, dan mampu mengubah
Pada siklus I tercatat 20 peserta didik bekerja perilaku peserta didik menjadi lebih
keras mengerjakan tugas menulis cerpen posistif. (2) Praktisi pendidikan hendaknya
pada siklus II meningkat sebesar 11,12%. melakukan penelitian lanjutan tentang
Pada siklus I tercatat 19 peserta didik berani kompetensi menulis cerpen dengan metode,
mempresentasikan cerpen dan meningkat teknik, dan media lain. Dengan penelitian
sebesar 11,11% pada siklus II. tersebut diharapkan berdampak positif bagi
peningkatan kualitas proses pembelajaran di
kelas.
Jurnal DIDAKTIKA, Tahun 7 Nomor 28, Desember 2015 83

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media,
dan Strategi Pembelajaran Konstektual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Enre, Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-
Dasar Keterampilan Menulis.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Fitryana, Dewi Ika. 2012. “Peningkatan
Keterampilan Menulis Cerpen melalui
Media Berita dengan Metode Latihan
Terbimbing pada Siswa Kelas X 3
SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga.”
Laporan PTK di SMA Negeri 1
Rembang Purbalingga.
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Insan Madani.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama
Widya.
Mulyono. 2013. “Peningkatan Keterampilan
Menulis Proposal Kegiatan dengan
Teknik Latihan Terbimbing Berdasarkan
Ilustrasi Tokoh Idola pada Siswa Kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 2 Pati Tahun
Pelajaran 2013/2014.” Laporan PTK di
SMA Negeri 2 Pati.
Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan.
Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pranoto, Naning. 2015. Seni Menulis Cerita
Pendek. Jakarta: Opus Agrapana
Mandiri.
Sugiarto, Eko. 2014. Mahir Menulis Cerpen.
Yogyakarta: Suaka Media.
Wardah, Hilma. 2005. “Wacana Lirik Lagu
Aksi Pergerakan Mahasiswa Kajian
Diksi, Makna, dan Fungsi”. Skripsi:
UNNES.
84 Rochmat Rohadi, Metode Latihan Terbimbing melalui Media Musik Lagu

Anda mungkin juga menyukai