Anda di halaman 1dari 13

Peningkatan Keterampilan Menulis Cakepan Tembang Macapat

Melalui Penerapan Metode Menulis Berantai


(Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 2 Blora, Kelas XI MIPA 1
Tahun Pelajaran 2015/2016)

Pujianto1, Sarwiji Suwandi2, Sumarlam3.

ABSTRAK

Pembelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu pembelajaran yang masih


dianggap sebelah mata. Oleh karena itu sangatlah perlu untuk mengoptimalkan
pembelajaran bahasa dan sastra Jawa dengan metode pengajaran yang menarik dan
menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan
meningkatkan keterampilan menulis cakepan tembang macapat bagi siswa kelas XI
MIPA 1 SMA Negeri 2 Blora. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa Jawa terutama
pembelajaran menulis cakepan tembang macapat.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 SMAN 2
Blora pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat langkah, yaitu; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi dan 4) refleksi.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru SMA Negeri 2 Blora.
Data penelitian ini dikumpulkan dari tiga sumber yaitu; informan, peristiwa, dan
dokumen. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik tes dan
teknik nontes. Triangulasi sumber dan review informan kunci digunakan untuk
memvalidasi data penelitian ini, sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan metode yang menarik
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam membuat cakepan tembang macapat Kelas XI MIPA 1 SMAN 2
Blora. Motivasi siswa pada pratindakan mencapai 23,57%. Pada siklus I motivasi
siswa mengalami peningkatan menjadi 53,7%. Pada siklus II motivasi siswa
mengalami peningkatan menjadi 85,71%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa dalam
pratindakan yaitu 74,43 atau 51,42 %. Pada siklus I 77,14 % siswa mampu
mencapai KKM, dengan rerata 79,69. Pada siklus II, 91, 42% siswa mampu
mencapai nilai ketuntasan dengan rerata 83,77.

Kata kunci: keterampilan menulis, cakepan tembang macapat, menulis berantai.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs UNS (Pembimbing I).
3
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs UNS (Pembimbing II).

1
2

Keterampilan menulis adalah kete- Cakepan tembang macapat


rampilan seseorang untuk menuangkan mempunyai karakteristik yang sama
buah pikiran, ide, gagasan, dan dengan puisi. Membuat sebuah cakepan
mempergunakan rangkaian bahasa tulis tembang macapat pun pada prinsipnya
yang baik dan benar (Tarigan, 2008: 17). sama dengan membuat puisi. Saputra
Menulis adalah suatu proses yang bersifat (2010; 2) berpendapat bahwa ada
kompleks karena kemampuan menulis beberapa jenis puisi yang kita kenal
merupakan integrasi dari berbagai dalam tradisi sastra Jawa, yakni kakawin,
kemampuan, seperti persepsi visual-motor kidung, macapat, parikan, wangsalan,
dan kemampuan konseptual yang sangat singir, guritan, dan geguritan.
dipengaruhi oleh kemampuan kognitif Selanjutnya ia menegaskan macapat
3

(Jamaris, 2014; 155). dianggap meru-pakan puisi dengan


persajakan jawa asli.
Mulyana (2009;10) mengatakan untuk mencapai prestasi atau hasil
bahwa tembang macapat merupakan jenis belajar sebaik mungkin.
geguritan lama. Ada pilihan kata, ada Motivasi belajar juga merupakan
ketepatan makna, ada permainan bunyi, kebutuhan untuk mengembangkan ke-
ada aturan-aturan tertentu misalnya mampuan diri secara optimum, sehingga
jumlah baris, bahkan suku kata, yang mampu berbuat yang lebih baik, ber-
perlu diikuti dan ditaati. Mulyana (2014; prestasi dan kreatif (Abraham Maslow
51) mengatakan bahwa menulis tembang dalam Nashar, 2004:42). Kemudian
jawa sebenarnya sama dengan menulis menurut Clayton Alderfer dalam Nashar,
geguritan; harus indah dan bermakna. 2004: 42) motivasi belajar adalah suatu
Tembang jawa memiliki jenis: tembang dorongan internal dan eksternal yang
gedhe, tembang tengahan, dan tembang menyebabkan seseorang (individu) untuk
macapat. Uraian terse-but menjelaskan bertindak atau berbuat mencapai tujuan,
bahwa menulis cakepan tembang macapat sehingga perubahan tingkah laku pada
dapat disamakan dengan menulis gegu- diri siswa diharapkan terjadi.
ritan, sedangkan geguritan merupakan Penelitian yang perrnah dilakukan
puisi jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa adalah penelitian yang dilakukan oleh
secara umum menils cakepan tembang Veeramuthu (2011), Penelitian ini me-
macapat sama dengan menulis puisi. ngungkapkan bagaimana seseorang yang
Motivasi belajar adalah suatu mempelajari bahasa kedua dapat
perubahan tenaga di dalam diri seseorang mengungkapkan apa yang mereka pikir-
(pribadi) yang ditandai dengan timbulnya kan dalam bahasa kedua. Persamaan de-
perasaan dan reaksi untuk mencapai tu- ngan penelitian ini adalah sama-sama
juan (Frederick J. Mc Donald dalam berupaya untuk meningkatkan kemam-
Nashar, 2004: 39). Pengertian lain puan pembelajar bahasa kedua, terutama
diungkapkan oleh Clayton Alderfer da- dalam hal kemampuan menulis.
lam Nashar (2004: 42) yang menyatakan Sementara itu Myles (2002) mela-
bahwa motivasi belajar adalah kecende- kukan penelitian yang menyimpul-kan
rungan siswa dalam melakukan kegiatan bahwa umpan balik mempunyai peran
belajar yang didorong oleh hasrat yang sangat penting dalam pembelajaran
4

menulis bahasa kedua. Penelitian ini Penelitian tersebut merupakan penelitian


membahasa tentang kemampuan menulis tindakan kelas yang bertujuan untuk
bahasa kedua bagi para siswa, yaitu meningkatkan motivasi dan kemampuan
bahasa Jawa. Ini berarti bahwa penelitian penulisan puisi siswa SMA melalui
ini melengkapi penelitian yang telah metode menulis berantai.
dilakukan oleh peneliti sebleumnya. Anggraeni (2015) mengungkapkan
Khaled (2007) menyebutkan bahwa penelitiannya tentang keefektifan metode
Menulis adalah salah satu keterampilan estafet writing dalam pembelajaran
yang paling sulit bagi pembelajara bahasa Bahasa Jerman. Ia telah membuktikan
kedua. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
bahwa peran guru sangat penting dalam metode estafet writing ternyata dapat
proses pembelajaran; peran tersebut meningkatkan keefektifan dalam
dimulai dari meningkatkan kesadaran pembelajaran menulis.
peserta didik tentang proses sukses Kurikulum Muatan Lokal Bahasa
menulis sampai dengan pemilihan metode Jawa di tingkat SMA, MA dan SMK di
pembelajaran. Jadi antara penelitian yang wilayah Propinsi Jawa Tengah pada
dilakukan oleh Khaled dan penelitian ini Kurikulum 2013 saat ini digunakan dalam
terdapat kesamaan, serta melengkapi proses belajar mengajar di seluruh SMA
penelitian sebelumnya. di wilayah Kabupaten Blora. Kurikulum
Khatib (2015) juga pernah mela- tersebut menyebutkan bahwa keteram-
kukan penelitian yang bertujuan untuk pilan menulis syair atau cakepan
mengeks-plorasi efek dari menggunakan tembang macapat selalu diajarkan pada
teknik dan kegiatan kolaboratif pada setiap semester di semua jenjang kelas,
kinerja menulis siswa. Pada akhir peneli- mulai dari jenjang kelas X sampai jenjang
tiannya, ia menyimpulkan tentang penting- kelas XII.
nya menggunakan teknik dan kegiatan Salah satu pembelajaran menulis
kolaboratif dalam kelas menulis bahasa cakepan tembang macapat yang terdapat
kedua. Penelitian ini sejalan dengan dalam Kurikulum Mata Pelajaran
penelitian tersebut. Muatan Lokal Bahasa Jawa dilak-
Penelitian lain tentang menulis be- sanakan pada kelas XI semester 1.
rantai pernah dilakukan oleh Tri Wulan- Pembelajaran tersebut tertuang dalam KD
dari, Amir Fuady dan Sumarwati (2012). 4.1 yang berbunyi; Menanggapi isi serat
5

Wedhatama pupuh Pocung dan menulis pemilihan kata yang digunakan. Kalau
serta menyajikan syair tembang Pocung. pada penulisan cerpen tidak dituntut
Fenomena yang ada pada saat ini, untuk menghitung jumlah baris, jumlah
dari 22 SMA yang ada di Kabupaten suku kata maupun rima. Demikian pula
Blora, sebagian besar guru bahasa jawa dalam penulisan puisi, tidak dituntut
belum memiliki kompetensi yang dengan jumlah baris maupun jumlah
memadahi dalam bidang bahasa dan suku kata. Berbeda dengan cakapen
sastra jawa. Hal ini tentu saja tembang macapat, menulis tembang
menyebabkan kurang optimalnya macapat harus menyesuaikan dengan
pembelajaran Bahasa dan sastra jawa, guru gatra, guru wilangan, dan guru
terutama sastra jawa yaitu tembang lagu.
macapat, dan lebih khusus lagi pada Langkah-langkah menulis puisi
materi teknik penulisan tembang pocung. (bisa diterapkan dalam menulis cakepan
Hal ini juga diperparah dengan tembang macapat) dengan metode
kompetensi guru yang lulusan pendidikan menulis berantai yaitu: (1) siswa dibentuk
bahasa jawa juga tidak semua menguasai beberapa kelompok yang setiap kelompok
tembang macapat. terdiri dari 4-6 siswa (disesuaikan
Berkaitan dengan penjelasan di atas, jumlah baris dalam satu bait tembang /
maka sangatlah perlu untuk meng- guru gatra); (2) siswa diminta me-
optimalkan pembelajaran bahasa dan ngembangkan tema menjadi cakepan
sastra jawa. Salah satu cara untuk tembang macapat; (3) siswa yang
mengoptimalkan pembelajaran bahasa pertama mulai menuliskan larik pertama
jawa adalah dengan metode pengajaran yang isinya sesuai dengan tema dan judul
yang menarik dan menyenangkan. Oleh yang sudah ditentukan sebelumnya; (4)
karena itu penelitian ini dilakukan. pada setiap akhir baris/ larik, siswa
Penerapan metode menulis menuliskan namanya; (5) setelah siswa
berantai dalam pembelajaran menulis yang pertama menyelesaikan larik yang
cakepan tembang macapat sama halnya pertama, mereka diminta untuk
dengan penerapan metode berantai yang menyerahkan atau memin-dahkan buku
diterapkan dalam pembelajaran penulisan kepada teman belakangnya; (6) siswa
cerpen maupun dalam pembelajaran yang menerima lebar kerja/ buku tersebut
menulis puisi. Perbedaannya hanya pada diharuskan membaca hasil cakepan
6

tembang macapat yang sudah dituliskan SMA Negeri 2 Blora untuk mata
teman sebelumnya. Kemudian setiap pelajaran bahasa Jawa pada materi
siswa diminta meneruskan atau menulis tembang macapat pocung (KD
menyambung cakepan tembang macapat 4.1). Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
tersebut dengan cara menuliskan di tentang peningkatan keterampilan menulis
larik berikutnya. Setiap akhir bait siswa syair atau cakepan tembang macapat ini
menuliskan namanya. Hal ini bertujuan dilaksanakan pada tahun ajaran
untuk mengetahui pemilik baris yang 2015/2016, tepatnya dilaksankan pada
tidak koheren atau tidak sesuai dengan semester ganjil, yaitu antara bulan Juli
baris cakepan tembang macapat sampai dengan bulan Desember tahun
sebelumnya; (7) setelah siswa kedua 2015.
melanjutkan cakepan tembang macapat Subjek penelitian tindalan kelas ini
teman belakangnya. Setiap siswa wajib adalah siswa dan guru SMA Negeri 2
membaca cakepan tembang macapat dari Blora. Siswa yang dijadikan subjek
awal, dan begitu seterusnya; (8) hasil penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 1
karya cakepan tembang macapat yang yang berjumlah 35 siswa, dengan rincian
dikerjakan secara berantai tersebut 13 laki-laki dan 22 perempuan.
dibahas dengan kelompoknya, kemudian Sementara itu, guru yang dijadikan
menyempurnakan kalimat-kalimat yang subyek penenelitian adalah guru mata
sumbang atau tidak sesuai dengan kalimat pelajaran Bahasa Jawa yang mengajar di
sebelumnya; (9) salah satu siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Blora.
mewakili untuk membacakan hasil sedangkan guru tersebut adalah Latifatul
cakepan tembang macapat dengan suara Khoiriyah, S.T.
nyaring dan selanjutnya ditanggapi oleh Teknik pengumpulan data yang
siswa lain. (10) pada akhir pembelajaran, dilakukan adalah dengan teknik tes dan
siswa diharapkan untuk menyusun teknik nontes. Sedangkan teknik nontes
cakepan tembang macapat secara mandiri/ terdiri dari Observasi (Pengamatan),
individu. Wawancara atau Diskusi, dan Kajian
dokumen. Teknik yang dipergunakan
METODE PENELITIAN untuk validitas data penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas ini teknik triangulasi sumber dan review
dilakukan pada siswa kelas XI MIPA 1 informan kunci.
7

Validasi data penelitian ini perencanaan tindakan untuk tahap


menggunakan Triangulasi sumber dan berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
Review informan kunci. Tiangulasi
sumber adalah cara mengumpulkan data HASIL PENELITIAN DAN
dengan menggu-nakan berbagai sumber PEMBAHASAN
data yang berbeda-beda yang tersedia Penelitian Tindakan Kelas ini
(Sutopo, 2006: 92), sedangkan review dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
informan kunci adalah salah satu jenis siklus dilaksanakan dalam empat tahapan,
validitas penelitian pada waktu peneliti yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
sudah mendapatkan data yang cukup pelaksanaan tinda-kan, (3) observasi dan
lengkap dan berusaha menyususn sajian interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
datanya, walaupun mungkin masih belum tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari
utuh dan menyeluruh, maka unit-unit siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
laporan yang telah disusun perlu sebagai berikut: Sebelum melaksanakan
dikomunikasikan dengan informannya, siklus I, peneliti melakukan survei awal
khususnya yang dipandang sebagai untuk mengetahui kondisi atau keadaan
informan pokok (Sutopo, 2006: 99). yang ada di kelas XI MIPA 1 SMA
Teknik analisis data yang digunakan Negeri 2 Blora dengan cara observasi
dalam penelitian ini adalah analisis dan wawancara, baik dengan guru kelas
deskrirtif komparatif dan teknik analisis maupun dengan siswa. Dari hasil survei
kritis. Teknik deskriptif komparatif ini, peneliti menemukan permasalahan
digunakan untuk data kuantitatif. Teknik tentang pembelajaran menulis cakepan
analisis kritis berkaitan dengan data tembang macapat. Oleh karena itu,
kualitatif, mencakup kegiatan untuk peneliti berdiskusi dengan guru kelas.
mengungkap kelemahan dan kelebihan Hasil diskusi tersebut yaitu dengan
siswa dan guru dalam proses belajar menerapkan metode estafet writing atau
mengajar berdasarkan kriteria normatif menulis berantai, selanjutnya guru
yang diturunkan dari kajian teoritis menyusun rencana pelaksanaan
maupun dari ketentuan yang ada pembelajaran yang akan dilaksanakan
(Suwandi, 2010: 61). Hasil analisis dalam siklus I tindakan kelas. Dalam
dijadikan dasar dalam penyusunan penyusunan RPP tersebut guru juga
meminta pendapat dari peneliti.
8

Penerapan metode estafet writing atau 90


80
menulis berantai dapat meningkatkan
70
motivasi menulis cakepan tembang 60
50
macapat.
40
Tindakan berupa penerapan metode 30
20
estafet writing atau menulis berantai yang
10
dilak-sanakan setiap siklus mampu 0
Pratindakan siklus 1 siklus 2
meningkatkan kualitas pembelajaran
Gambar.1. Grafik Peningkatan Motivasi
menulis cakepan tembang macapat di
Menulis Cakepan Tembang Macapat
kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Blora. Antarsiklus
Hal ini dapat dilihat pada indikator
Uraian tersebut menjelaskan bahwa
berikut: Motivasi Siswa dalam
penerapan metode menulis berantai atau
Pembelajaran Meningkat; Motivasi
estafet writing dapat meningkatkan
siswa dalam mengikuti pembe-
motivasi. Hal ini berarti sama dengan
lajaran menulis cakepan tembang
pendapat dari Syatariah (2011: 20). Beliau
macapat mengalami peningkatan. Hal ini
menyatakan bahwa estafet writing atau
ditandai dengan frekuensi bertanya
menulis berantai merupakan salah satu
siswa, kesadaran siswa menjawab
metode active learning atau learning by
pertanyaan dari guru, keaktifan siswa
doing yang bertujuan agar siswa
dalam memberi tanggapan, serta antusias
mengasosiasikan belajar sebagai sebuah
siswa dalam mengi-kuti pembelajaran.
kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan
Berdasarkan observasi di kelas, motivasi
menulis dengan menggunakan metode
siswa pada prasiklus I mencapai 23,57%.
pembelajaran ini membuat siswa aktif
Pada siklus I motivasi siswa mengalami
mengembangkan daya khayalnya,
peningkatan menjadi 53,7%. Pada siklus
berimajinasi, dan langsung menghasilkan
II motivasi siswa mengalami peningka-
sebuah produk. Estafet writing
tan menjadi 85,71%. Berikut ini disajikan
merupakan sebuah trik yang mampu
grafik peningkatan motivasi siswa
membangkitkan motivasi siswa dalam
antarsiklus:
menemukan ide atau tema cerita untuk
dijadikan bahan dalam menulis tulisan
kreatif. Penggunaan metode ini hanyalah
sebuah awal sebagai pemicu atau
9

pembangkit motivasi untuk berani sehingga menjadi cakepan yang runtut.


memulai. Setelah terbiasa melanjutkan Pada aspek ini, siswa mampu
cerita teman-temannya, maka siswa akan menuliskan dan menempatkan kalimat-
termotivasi membuat tulisan kreatif kalimat yang runtut. Pada aspek ini
sendiri. menunjukkan bahwa siswa mengalami
peningkatan yang cukup signifikan pada
Penerapan Metode Estafet Writing setiap siklusnya. c. Ejaan; pada awal
atau Menulis Berantai dapat peneli-tian atau pratindakan, terdapat
Meningkatkan Keterampilan Menulis beberapa siswa yang menggunakan ejaan
Cakepan Tembang Macapat. yang kurang sesuai dengan ejaan bahasa
Peningkatan kualitas pembelajaran jawa. Pelaksanaan tindakan dalam setiap
menulis cakepan tembang macapat siklus meghasilkan perkembangan yang
berim-plikasi pada keterampilan menulis cukup baik dalam hal ejaan. Baik siklus
cakepan tembang macapat. Keteram- 1 mau-pun siklus II menunjukkan
pilan siswa dalam menulis cakepan peningkatan keterampilan siswa dalam
tembang macapat mengalami pening- menggunakan ejaan dalam setiap
katan pada setiap siklusnya. Peningkatan cakepan tembang macapat yang
tersebut dapat dilihat sebagai berikut: a. dibuatnya. d. Paugeran/ aturan;
Kesesuaian; yaitu kesesuaian isi Mayoritas siswa sudah mengerti dengan
tembang dengan tema. Sebelum baik tentang paugeran atau aturan dalam
dilakukan tindakan, masih terdapat menyusun cakepan tembang macapat,
beberapa siswa yang belum bisa yaitu guru gatra, guru wilangan dan
membuat cakepan tembang macapat guru lagu. Oleh karena itu dalam
sesuai dengan tema yang ditentukan. penelitian ini aspek paugeran selalu
Setelah diberi tindakan, siswa mampu menjadi aspek yang mendapat niliai
menulis cakepan tembang macapat paling banyak dibandingkan dengan
sesuai dengan tema yang telah aspek-aspek yang lainm bahkan pada
ditentukan. Aspek ini mengalami siklus ke II hampir semua siswa dapat
peningkatan yang cukup signifikan b. menggunakan paugeran atau aturan
Organisasi; organisasi pada penelitian ini penulisan cakepan tembang macapat
adalah keterampilan siswa mengorga- dengan tepat.
nisasi isi cakepan tembang macapat,
10

Peningkatan Nilai Siswa dalam pada setiap siklusnya. Adapun nilai


Keterampilan Menulis C akepan positif hasil penelitian ini meliputi fakta-
Tembang Macapat fakta sebagai berikut:
Berdasarkan survei pratindakan Metode estafet writing atau
yang dilakukan oleh peneliti, diketahui menulis berantai dapat meningkatkan
bahwa keterampilan menulis cakepan motivasi siswa dalam mengikuti
tembang maca-pat siswa tergolong pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat
rendah. Hal ini terlihat dari 17 siswa dari peningkatan antusias siswa dalam
dari 35 siswa atau belum memenuhi mengikuti pembelajaran. Metode
nilai KKM (KKM 75,00), jadi hanya 18 pembelajaran ini efektif untuk melatih
siswa atau 51,42% siswa yang memenuhi siswa menyampaikan ide atau
KKM. Nilai rata-rata yang dicapai siswa gagasannya sendiri dalam bentuk tulisan.
dalam pratindakan yaitu 74, 43. Pada Model ini merupakan model yang
siklus I terdapat peningkatan nilai kete- mudah, guna memperoleh keaktifan
rampilan menulis cakepan tembang kelas secara keseluruhan dan tanggung
macapat siswa sebanyak 27 siswa atau jawab secara individu.
77,14 % siswa sudah mampu mencapai Metode pembelajaran yang benar
nilai KKM, dengan rerata nilai pada akan menghasilkan kualitas hasil belajar
79,69. Pada siklus II, Sebanyak 32 yang baik. Peningkatan indikator setiap
siswa atau 91,42 % yang sudah siklus membuk-tikan bahwa pemilihan
mencapai nilai ketuntasan. Nilai rata-rata metode yang tepat dapat mengatasi
pada siklus II yaitu 83,77. Berikut ini kesulitan belajar yang dialami siswa.
disajikan grafik peningkatan hasil belajar Penerapan metode estafet writing atau
siswa antarsiklus: menulis berantai berdampak terhadap
100
90 motivasi belajar dan hasil kegiatan
80
70 pembelajaran menulis. Dampak positif
60
50 tersebut antara lain siswa lebih
40
30 memahami materi yang disam-paikan
20
10 oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan
Gambar
0 2. Grafik Peningkatan Hasil
Pratindakan Siklus I Siklus II bersemangat dalam mengikuti proses
Belajar Antarsiklus
pembelajaran. Siswa dapat bekerjasama
Dengan demikian, secara
dalam kelompok dengan siswa yang lain.
keseluruhan ada peningkatan presentase
11

Siswa dapat mendiskusikan hasil guru. Mereka terlihat aktif dalam


pekerjaannya yang kemudian dipre- mengikuti pembelajaran maupun pada
sentasikan di depan kelas, agar teman saat presentasi. 3. Siswa menjadi lebih
yang lain semakin paham. Selain itu, mandiri dalam mengerjakan tugas yang
hasil belajar siswa juga mengalami diberikan oleh guru. 4. Siswa sudah
pening-katan. Hal tersebut terlihat dari tidak malu dan berani untuk maju
hasil pekerjaan siswa yang mengalami ke depan kelas mempresen-tasikan
peningkatan dalam setiap siklusnya. tugas yang diberikan guru. Hal ini
Penerapan metode ini mampu disebabkan siswa sudah paham tentang
meningkatkan pemahaman siswa materi yang akan dipre-sentasikan. 5.
terhadap materi. Peningkatan motivasi Peningkatan pembelajaran menulis baik
tersebut seperti keingi-nan untuk dari segi motivasi belajar dan hasil
bertanya, menanggapi pertanyaan belajar telah mencapai target.
dengan inisiatif sendiri, menanggapi Uraian di atas dapat disimpulkan
pertanyaan teman dan mendengarkan bahwa metode menulis berantai dapat
penjelasan guru pada saat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyampaikan materi pembelajaran. menulis cakepan tembang macapat,. Hal
Berdasarkan tindakan tersebut, ini senada dengan pendapat Kurniawan
guru berhasil melaksanakan pembe- (2015:5) bahwa bagi sebagian anak,
lajaran menulis cakepan tembang menulis merupakan sesuatu yang sulit.
macapat yang dapat menarik perhatian Mereka sulit menentukan ide hingga
siswa, sehingga motivasi dan hasil menyusun kata-kata menjadi rangkaian
pembelajarannya meningkat. Keberha- kalimat yang benar. Namun, siapa sangka
silan pembelajaran cakepan tembang jika menulis dapat menjadi sesuatu yang
macapat dengan menggunakan metode mudah yang menyenangkan bagi anak
estafet writing atau menulis berantai dan tidak lagi menjadi sesuatu yang
dapat dilihat dari indikator-indikator menegangkan. Untuk itu, ada suatu
sebagai berikut: 1. Siswa terlihat antu- metode menulis bagi anak, yaitu menulis
sias dan bersemangat selama kegi- menggunakan metode permainan.
atan apersepsi berlangsung. 2. Siswa Kurniawan (2015:62) menegaskan bahwa
menjadi lebih menyadari pentingnya salah satu permainan yang dapat
disiplin dalam mengerjakan tugas dari digunakan untuk meningkatkan
12

kemampuan menulis adalah dengan tataran nilai rata-rata kelas dalam


permainan kalimat berantai atau menulis pembelajaran menulis cakepan tembang
berantai. macapat juga mengalami peningkatan.

SIMPULAN
DAFTAR REFERENSI
Berdasarkan analisis data dan
Anggraeni, Selvi. 2015. Keefektifan
pembahasan yang telah penulis lakukan Penggunaan Metode Estafet
maka dapat disimpulkan bahwa Writing Dengan Bantuan Verba +
Argumen Dalam Pembelajaran
penerapan metode estafet writing atau Keterampilan Menulis Bahasa
menulis berantai dapat meningkatkan Jerman Peserta Didik Kelas X
Sma Negeri 1 Muntilan
motivasi dan hasil belajar keterampilan Magelang.Theodisca Lingua: Vol.
menulis cakepan tembang macapat kelas IV Tahun 2015 edisi ke-52.

XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Blora. Hal ini Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar.
dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1). Prespektif, Asesmen, dan
Penanggulangannya. Bogor: Ghalia
Penerapan metode estafet writing atau Indonesia.
menulis berantai dapat meningkatkan
Khaled Barkaoui. 2007. Teaching
motivasi menulis cakepan tembang Writing to Second Language
macapat kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2 Learners: Insight from Theory and
Research. TESL-EJ, volume 40.
Blora; Proses pembelajaran menulis
cakepan tembang macapat dengan Khatib, Mohammad. 2015. Languaging
and Writing Skill: The Effect of
menggunakan teknik menulis berantai Collaborative Writing on EFL
atau estafet writing menghasilkan Students’ Writing Performance.
Advances in Language and
peningkatan motivasi belajar siswa. 2). Literary Studies: Vol. 6.
Penerapan metode estafet writing atau
Kurniawan, Heru. 2015. 30 Permainan
menulis berantai dapat meningkatkan Kreatif Anak untuk Meningkatkan
kete-rampilan menulis cakepan tembang Kecerdasan Bahasa. Yogyakarta:
Kata Hati.
macapat kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 2
Blora; Peningkatan keterampilan menulis Myles, Johanne. 2002. Second Language
Writing and Research: The
cakepan tembang macapat dengan Writing Process and Error
menggunakan metode estafet writing Analysis in Student Texts. TESL-
EJ vol 6.
atau menulis berantai merupakan tujuan
akhir dari penelitian ini. Hal ini ternyata Mulyana, Sendang. 2009. Seni Baca
Geguritan. Semarang: Bandungan
dapat tercapai. Demikian pula dengan Institute.
13

Mulyana. 2014. Bahasa Jawa Kreatif


Panduan Lengkap Menulis dalam
Bahasa Jawa. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan


Kemampuan awal dalam kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Riva, Iva. 2012. Koleksi Games Edukatif


di Dalam dan Luar Sekolah.
Jogjakarta: FlashBooks.
Saputra, Karsono H. 2010. Sekar
Macapat. Jakarta: Wedatama Widya
Sastra.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Dasar Teori dan
Terapannya dalam Penelitian.
Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.

Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian


Tindaka Kelas (PTK) dan Penulisan
Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma
Pustaka.

Syatharihah, Sitti. 2011. Estafet Writing


(Menulis Berantai) : Solusi dalam
Menulis Cerpen bagi Siswa
SMA/MA”. Yogyakarta:
Leutikaprio.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis


Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Veeramuthu. 2011. The Effect of


Scaffolding Technique in Journal
Writing among the Second
Language Learners. Journal of
Language Teaching and Research,
Vollume 2.

Anda mungkin juga menyukai