Anda di halaman 1dari 17

REKONTRUKSI INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

APRESIASI SASTRA PADA TIGA RPP BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP

Anggita Nuramalia1, Reza Andreana Firdausi, Deby Luriawati Naryatmojo3, Wagiran4


Universitas Negeri Semarang
Program Studi Bahasa Indonesia Pascasarjana, Semarang
Anggitanur974@gmail.com, rezaandrianafirdausi@gmail.com2,
debyluriawati@mail.unnes.ac.id, wagiranunnes@mail.unnes.ac.id

Abstrak

Dalam proses pembelajaran, penilaian merupakan suatu kegiatan yang memiliki peranan
penting serta memberikan manfaat terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Analisis kesesuaian
soal dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Guru bahasa indonesia kelas VII dengan
kompetensi dasar pada kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian butir soal dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia
dengan kompetensi dasar pada kurikulum 2013, serta merekontruksi butir soal yang belum
sesuai dengan kompetensi kurikulum 2013. Objek yang diteliti adalah butir-butri soal pada tiga
RPP bahasa Indonesia kelas VII dari tiga sekolah yang berbeda. Metode peneltian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis planel. Hasil analisis dari tiga RPP
tersebut menunjukkan bahwa adanya kesesuaian dan tidak kesesuain butir soal dengan
kompetensi dasar pada kurikulum 2013.

Kata Kunci: Rekonstruksi, Penilaian, RPP

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya


melalui proses pembelajaran atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis dan urgen dalam pembentukan suatu
bangsa.Pendidikan juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa.
“Sistem pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevensi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan terencana, terarah dan berkesinambungan” (UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan nasional memiliki visi terwujudnya system
pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negaraindonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab perubahan zaman (Mahasatya, 2009: 47).
Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya. Sistem pendidikan
dirancang agar pelaksanaan pendidikan dapat mencapai tujuan pendiikan yang diterapkan.
Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila hasil penilaian sudah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Hal tersebut didasarkan pada peraturan permendikbud nomor 16 tahun 2013 yang
dijelaskan bahwasanya fungsi serta tujuan pendidikan dapat dijadikan sebagai parameter. Maka
dari itulah, berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan
pendidikan tersebut dijadikan parameter utama dalam merumuskan standar nasional pendidikan
yang salah satu di antaranya mencakup standar penilaian pendidikan. Penilaian yang dimaksud
berdasarkan lampiran Nomor 66 Tahun 2013 tersebut, penilaian mencakup penilaian autentik,
penilaian diri, penilaian berbasis potofolio, ulangan, penilaian tengah semester, penilaian akhir
semester, penilaian akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
serta ujian nasional.
Dalam proses pembelajaran, penilaian merupakan suatu kegiatan yang memiliki peranan
penting serta memberikan manfaat terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu manfaat
dari penilaian yaitu digunakan sebagai umpan balik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa
penilaian berfungsi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa, sedangkan bagi guru
penilaian berfungsi untuk memperbaiki kegiatan dan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sudjana (2011:2) menjelaskan bahwa dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya untuk mengetahui

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


tercapai tidaknya tujuan-tujuan instruksional. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya
bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan
tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar-
mengajar. Dalam implementasi di sekolah sering terjadi kesalahpahaman dalam penilaian,
sehingga berakibat hasil penilaian kurang sesuai dengan kenyataan. Selain itu juga untuk menilai
dibutuhkan beberapa instrumen untuk mendapatkan hasil penilaian yang memuaskan.
PENILAIAN
Menurut irwantoro & suryana (2015: 443) penilaian merupakan langkah lanjutan dari
pengukuran informasi yang didapat dari pengukuran selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan.
Sedangkan menurut yusuf (2015: 14) penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan data atau
informasi secara sistematis tentang suatu atribut, orang atau objek baik berupa data kualitatif
maupun kuantitatif tentang jumlah, keadaan, kemampuan atau kemajuan suatu atribut atau objek
yang dinilai.
Berdasarkan teori penikmatan karya sastra, kemampuan bersastra adalah kemampuan
menikmati, memahami, dan mengambil nilai-nilai dari karya sastra. Namun, pembelajaran
kemampuan bersastra di sekolah lebih diutamakan melatih keterampilan menggunakan bahasa
yang diintegrasikan bersama-sama dengan pembelajaran kaidah bahasa Indonesia. Pada
hakikatnya materi kebahasaan dan kesastraan dimanfaatkan untuk pembelajaran kemampuan
mempergunakan bahasa, baik lisan, maupun tulisan. Materi kebahasaan ditekankan untuk
keterampilan mempergunakan bahasa yang baik dan benar yang disebut bahasa yang sesuai
dengan kaidah tatabahasa, dan materi kesastraan ditekankan untuk pembelajaran kemampuan
mengapresiasi karya sastra sambil melatih keterampilan menggunakan bahasa lisan dan tulis.
Kemampuan mempergunakan bahasa lisan yang disebut juga keterampilan berbahasa lisan
(menyimak dan berbicara) dan kemampuan menggunakan bahasa tulis (membaca dan menulis)
harus mendapat perhatian yang seimbang dalam proses penilaian.
Keterampilan membaca dan menulis adalah jalan masuk untuk melatih kemampuan bersastra
yang memiliki kaitan erat dan kuat untuk pelatihan kemampuan berbahasa aspek membaca dan
menulis tersebut. Hal ini sesuai dengan arti kata sastra itu sendiri yang dalam bahasa-bahasa
Inggris, literatura, literature, berarti semua bentuk tulis, karya tulis (Teeuw, 1988:22).
Jenis Tes Penilaian Kemampuan Apresiasi Sastra Cooper (dalam Gani, 1986:99)
mengemukakan 5 jenis penilaian kemampuan mengapresiasi karya sastra, yaitu: tes yang

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


berpusat pada teks, tes perwujudan sastra, tes diskriminasi, tes gaya merespons, dan tes
kecanggihan bacaan. Berikut ini dijelaskan satu per satu.
1) Tes yang Berpusat pada Teks
Adalah tes membaca pemahaman tradisional teks sastra dengan menyuguhkan
kepada siswa sebuah pilihan singkat diikuti oleh pertanyaan pilihan ganda.
Pertanyaan tersebut biasanya menyangkut kemampuan membaca: pengetahuan
tentang kata, pemahaman literal, pemahaman inferensial yang selanjutnya diikuti
oleh organisasi bacaan (Gani, 1988:95). Tes yang berpusat pada teks tidak
berhubungan langsung dengan pemahaman teks sastra. Penilaian ini lebih terarah
pada tes kemampuan membaca pemahaman dengan materi karya sastra. Gani
(1988:99) menyebut penilaian ini sebagai penilaian kemampuan memproses teks
dalam arti menemukan makna yang terkandung di dalam teks. Jenis penilaian ini
lebih mengarah kepada penilaian kemampuan siswa memahami wacana dengan
fokus penilaian kemampuan membaca.
2) Tes Perwujudan Sastra
Adalah penilaian kemampuan siswa memahami dengan baik sebuah teks sastra
yang dipelajarinya. Penilaian ini berguna untuk mengukur daya imajinasi dan
fantasi siswa. Pada penilaian ini siswa diminta menyimpulkan isi atau pesan sebuh
teks melalui penilikan terhadap pertanyaan untuk mengukur seberapa jauh siswa
dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan karya sastra yang
dibacanya (Gani, 1988:99). Tes perwujudan sastra bisa dikategorikan sebagai jenis
penilaian membaca pemahaman summarizing and responding.Wujud karya yang
dihasilkan dalammemproses teks adalah menyusun sinopsis dan menganalisis karya
secara intrinsik. Alat ukur untuk menilainya berbentuk rubrik yang menjadi
pedoman guru dalam memberi skor karya siswa.
3) Tes Diskriminasi Tes diskriminasi
Adalah penilaian kemampuan bersastra tingkat apresiasi tinggi, karena penilaian ini
dapat digunakan sebagai alat ukur dalam membina cita rasa sastra siswa. Penilaian
ini menugasi siswa untuk membaca lebih dari dua teks karya sastra, kemudian siswa
diminta memilih salah satu yang mereka anggap lebih baik. Bila yang mereka pilih
karya sastra yang bernilai sastra, siswa tersebut dinilai memiliki selera sastra yang

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


baik (Ballard dalam Gani, 1988:104). Tes diskriminasi bisa terlaksana jika siswa
memiliki pengetahuan tentang karya sastra yang bernilai sastra dan yang tidak
bernilai sastra. Siswa juga harus memiliki khasanah bacaan sastra yang luas. Cita
rasa sastra mereka harusnya sudah terlatih. Dengan demikian, begitu mereka
membaca sebuah karya, mereka bisa merasakan bahwa karya yang dibacanya
bernilai sastra atau tidak.
4) Tes Gaya Merespons
Tes gaya merespons berguna untuk mengukur gaya siswa merespons karya sastra
yang dibacanya. Yang diukur dengan tes ini bukan hanya gaya merespons pribadi,
tetapi juga gaya merespons secara keseluruhan. Siswa diajak merespons secara
terpola, baik lisan atau tertulis. Dari hasil pengukuran akan terlihat pola merespons
secara umum dan secara khusus. Tes gaya merespons ini lebih tepat digunakan pada
ujian akhir jenjang pendidikan. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan penggunaannya
pada ujian-ujian formatif (Gani, 1988:121). Hal yang perlu disiapkan guru adalah
rubrik penilaian yang jelas dan mengukur.
5) Tes Kecanggihan Bacaan
Tes kecanggihan bacaan adalah penilaian apresiasi sastra tingkat tinggi, karena pada
penilaian ini siswa diminta menyebutkan judul novel yang sangat disenanginya.
Berdasarkan daftar topik yang sering muncul dalam novel siswa diminta mengecek
topik yang paling disukainya. Topik-topik yang dimunculkan umumnya topik-topik
yang mengandung kompleksitas tematik. Dari pengecekan tersebut akan terlihat
bahwa kebanyakan sisw mengecek topik-topik yang sama atau hampir sama (Reich
dalam Gani, 1988:127). Tes kecanggihan bacaan mencoba mengukur tingkat
kecanggihan bacaan siswa.
Tes jenis ini merupakan tindak lanjut dari proses pembacaan novel yang
dilaksanakan siswa secara mandiri. Siswa yang tidak banyak membaca sulit
menghadapi jenis tes ini dengan baik. Bahkan mungkin mereka tidak akan bisa
mengerjakan jenis tes ini sama sekali, karena mereka tidak akan tahu mana bacaan
yang baik yang bernilai sastra dan mana yang tidak. Konsep kelima tingkat
penilaian apresiasi sastra ini diintegrasikan ke dalam ranah penilaian membaca dan
menulis sastra sesuai kompetensi dasar yang tertera pada kurikulum. Meskipun

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


tidak konkret menggunakan nama salah satu dari jenis tes apresiasi sastra tersebut,
hakikatnya ada dalam penilaian yang dikembangkan.
REKONTRUKSI
Rekonstruksi dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata ‘konstruksi’ berarti
pembangunan yang kemudian ditambah imbuhan ‘re’ pada kata kosnstruksi menjadi
‘rekonstruksi’ yang berarti pengembalian semula. Kemudian menurut kamus ilmiah, rekonstruksi
adalah penyusunan kembali; peragaan (contoh ulang) (menurut perilaku/tindakan dulu);
pengulangan kembali (seperti semula). Hal lain pula konstruksi juga dapat diartikan sebagai
susunan dan hubungan bahan bangunan sedemikian rupa sehingga penyusunan tersebut menjadi
satu kesatuan yang dapat menahan beban dan menjadi kuat. Sedangkan menurut Andi Hamzah
pengertian dari rekonstruksi adalah penyusunan kembali, reorganisasi, usaha memeriksa kembali
kejadian terjadinya delik dengan mengulangi peragaan seperti kejadian yang sebenarnya. Ini
dilakukan baik oleh penyidik maupun oleh hakim, untuk memperoleh keyakinan. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan bahwasannya rekonstruksi merupakan sebuah pembentukan
kembali atau penyusunan ulang untuk memulihkan hal yang sebenarnya yang awalnya tidak
benar menjadi benar dengan tujuan untuk penyempurnaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif digunakan
untuk menjaring data yang tidak dapat dilakukan dengan data kuantitatif, seperti studi
dokumentasi. Deskriptif kualitatif penelitian ini melalui pemaparan data dan verifikasi atau
simpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
digunakan untuk mengetahui kualitas soal yang ditelaaah secara kualitatif.Informasi kebutuhan
soal didapatkan dari studi dokumentasi berupa panduan telaah soal secara kualitatif keterampilan
apresiasi sastra pada pembelajaran teks fantasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis kualitatif dengan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif bersumber dari studi
dokumentasi.
HASIL ANALISIS
Penelitian ini menganalisis butir soal ketrampilan apresiasi sastra pada tiga RPP Teks
Fantasi kelas VII SMP dari tiga sekolah SMP yang berbeda. Terdapat beberapa aspek yang
dianalisis terhadap RPP yang dibuat. Aspek tersebut, yakni aspek materi, aspek konstruksi, dan
aspek bahasa/budaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya butir

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


soal apresiasi sastra yang digunakan dalam RPP pada bagian penilaian terdapat kesesuaian dan
ketidaksesuaian dengan aspek materi, konstruksi, dan bahasa/budaya yang telah ditelaah secara
kualitatif.
Hasil Analisis Instrumen Penilaian Keterampilan Apresiasi Sastra Pada Rpp Bahasa
Indonesia
Penelitian ini menganalisis butir soal keterampilan apresiasi sastra pada tiga RPP Teks
Fantasi kelas VII SMP dari tiga sekolah SMP yang berbeda, yaitu dari SMP Negeri Satap 2
Krangkeng, SMP N 21 Sijunjung, dan MTS Al-Muttaqin. Terdapat beberapa aspek yang
dianalisis terhadap RPP yang dibuat. Aspek tersebut, yakni aspek materi, aspek konstruksi, dan
aspek bahasa/budaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya butir
soal apresiasi sastra yang digunakan dalam RPP pada bagian penilaian terdapat kesesuaian dan
ketidaksesuaian dengan aspek materi, konstruksi, dan bahasa/budaya yang telah ditelaah secara
kualitatif.
Tabel 1. Rpp Pertama Kd. 3.1 Dan 4.1 SMP N 2 Krangkeng Kelas VII
a. Penilaian Pengetahuan Menggunakan Soal Berbentuk Uraian

No. Aspek yang ditelaah Nomor soal


1 2
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis  
berbentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan  
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi  
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang  
jenis sekolah atau tingkat kelas
B. Kontruksi  
1. Menggunakan kata tanya atau perintah yang - -
menuntut jawaban uraian
2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara  
mengerjakan soal
3. Ada pedoman penskorannya  
4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya  
dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa dan Budaya  
1. Rumusan kalimat soal komunikatif - -
2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang  

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


baku
3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang  
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku  
setempat/tabu
5. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan  
yang dapat menyinggung perasaan siswa

Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal pada penilaian pengetahuan
RPP teks fantasi kelas VII SMP terdapat 12 indikator. Seluruh indikator mendapat
presentasi 100% artinya butir soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat
jenjang kelas.

b. Penilaian Keterampilan Menggunakan Soal Berbentuk Uraian

No. Aspek yang ditelaah Nomor soal


1 2
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis  
berbentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan  
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi  
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang  
jenis sekolah atau tingkat kelas
B. Kontruksi  

Menggunakan kata tanya atau perintah yang - -


menuntut jawaban uraian
2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara  
mengerjakan soal
3. Ada pedoman penskorannya  

4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya  


dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa dan Budaya  

1. Rumusan kalimat soal komunikatif  

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang  

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


baku
3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang  
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku  
setempat/tabu
5. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan  
yang dapat menyinggung perasaan siswa

Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal pada penilaian ketrampilan
RPP teks fantasi kelas VII SMP terdapat 12 indikator. Seluruh indikator mendapat
presentasi 100% artinya butir soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat
jenjang kelas.

Tabel 2. RPP Kedua KD 3.1 dan 4.1 SMP N 2 Sijunjung Kelas VII
a. Penilaian Pengetahuan Menggunakan soal Berbentuk Uraian

Nomor soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis  
berbentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan  
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi  
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang  
jenis sekolah atau tingkat kelas
B. Kontruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang  
menuntut jawaban uraian
2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara  
mengerjakan soal
3. Ada pedoman penskorannya  

4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya  


dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa dan Budaya
1. Rumusan kalimat soal komunikatif  

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang  


baku

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang  
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku  
setempat/tabu
5. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan  
yang dapat menyinggung perasaan siswa

Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal pada penilaian pengetahuan
RPP teks fantasi kelas VII SMP terdapat 12 indikator. Seluruh indikator mendapat
presentasi 100% artinya butir soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat
jenjang kelas.
b. Penilaian Keterampilan Menggunakan Soal Berbentuk Uraian

Nomor soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis  
berbentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan  
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi  
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang  
jenis sekolah atau tingkat kelas
B. Kontruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang  
menuntut jawaban uraian
2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara  
mengerjakan soal
3. Ada pedoman penskorannya  

4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya  


dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa dan Budaya
1. Rumusan kalimat soal komunikatif  

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang  


baku
3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang  
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian
4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku  

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


setempat/tabu
5. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan  
yang dapat menyinggung perasaan siswa

Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal pada penilaian pengetahuan
RPP teks fantasi kelas VII SMP terdapat 12 indikator. Seluruh indikator mendapat
presentasi 100% artinya butir soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat
jenjang kelas.

Tabel 3. RPP Ketiga Pada Kd 3.1 dan 4.1 MTS Al-Muttaqin Kelas VII
a. Penilaian pengetahuan Menggunakan Soal Berbentuk Uraian

Nomor soal
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis   
berbentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan   
sudah sesuai
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi   
(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang   
jenis sekolah atau tingkat kelas
B. Kontruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang   
menuntut jawaban uraian
2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara   
mengerjakan soal
3. Ada pedoman penskorannya   

4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya   


dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa dan Budaya
1. Rumusan kalimat soal komunikatif   

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang   


baku
3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang   
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


4. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku   
setempat/tabu
5. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan   
yang dapat menyinggung perasaan siswa
Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal pada penilaian pengetahuan
RPP teks fantasi kelas VII SMP terdapat 12 indikator. Seluruh indikator mendapat
presentasi 100% artinya butir soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan tingkat
jenjang kelas.

b. Penilaian Keterampilan Menggunakan Soal Berbentuk Uraian

Nomor

No. Aspek yang ditelaah soal

A. Materi

1. Soal sesuai dengan indikator (menurut test tertulis -


berbentuk uraian)

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan -


sudah sesuai

3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi -


(urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
seharai-hari tinggi)

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang -


jenis sekolah atau tingkat kelas

B. Kontruksi

Menggunakan kata tanya atau perintah yang -


menuntut jawaban uraian

2. Adanya petunjuk yang jelas tentang cara -

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


mengerjakan soal

3. Ada pedoman penskorannya -

4. Table, gambar, grafik, atau yang sejenisnya -


dengan jelas dan terbaca

C. Bahasa dan Budaya

1. Rumusan kalimat soal komunikatif -

2. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang -


baku

3. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang -


menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian

4. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan -


yang dapat menyinggung perasaan siswa

Berdasarkan table mengenai hasil analisis butir soal penilaian ketrampilan pada
RPP 3 teks fantasi kelas VII SMP. Seluruh indikator belum ada kesesuaian terhadap
kompetensi dasar karena tidak dicantumkan indicator soal.

Hasil Rekontruksi
Berdasarkan hasil analisis mengenai butir soal penilaian ketrampilan apresiasi sastra
pada 3 RPP teks fantasi kelas VII SMP, terdapat ketidaksesuaian pada soal terhadap kompetensi
dasar. Dengan demikian untuk melengkapi ketidaksesuaian soal tersebut, peneliti membuat soal
sesuai dengan indicator kompetensi dasar.
RPP 1 KD 3.3
Pada soal penilaian pengetahuan RPP 1, penggunaan rumusan kalimat pada soal tidak
komunikatif. Dengan demikian soal harus diubah menjadi kalimat yang komunikatif.
Berikut ini adalah contoh soal yang sesuai dengan indikator.

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


Silahkan perhatikan tayangan video yang berjudul “Pohon Apel dan Laki-Laki.”
Kemudian tentukan:
1) Tentukan karakter tokoh, dan latar pada teks cerita fantasi yang berjudul
“Pohon Apel dan Laki-Laki”!
2) Tentukan pesan pada teks cerita fantasi yang berjudul “Pohon Apel dan Laki-
Laki”!

RPP 3 KD 4.3
Pada soal penilaian ketrampilan RPP 3 terdapat ketidaksesuaian dengan tujuan kompetensi
karena di RPP tidak dicantumkan soal ketrampilan. Dengan demikian soal perlu ditambahkan.
Berikut ini adalah contoh soal yang sesuai dengan tujuan kompetensi.

Bacalah teks fantasi di bawah ini!


Pertempuran dan Permulaan
Kupu Rama sudah bersiap di gelanggang pertarungan. Ini adalah masalah
harga diri. Dia keluarkan semua kekuatan. Belalai api sudah dibawa. Seluruh panglima
dan pasukannya sudah membawa senjata masing-masing.
"Ini masalah harga diri! Kita harus membela sampai titik darah penghabisan.
Mati bersimbah Darah atau mati berkalang daun demi daun tumpah darah kita! Hidup
negeri Tanambunga!" kata Kupu Rama memompa semangat pasukannya.
Dari kejauhan, terdengar dengung pasukan Wonbah. Mereka terbang dengan
memanggul senjata andalan berupa Durirun Cing, sebuah senjata dengan kekuatan
dahsyat. Untung, pasukan Kupu Rama sudah mengenakan tameng klorofil untuk
meredam senjata itu. Ketika mereka sudah semakin dekat dengan pasukan Wonbah,
Kupu Rama memberi aba-aba menyerang pada Pasukan Merah. Pasukan Kupu Rama
itu bertarung habis-habisan. Hanya tiga wonbah yang tumbang, sementara Kupu Rama
kehilangan 30 pasukannya.Wonbah merasa di atas angin. Ia sesumbar dengan lantang.
"Dasar kutu! Kalian tidak akan bisa mengalahkan bangsa Wonbah untuk
menguasai Tanambunga!" serunya. Pasukan Kupu Rama yang tersisa masih
bersembunyi. Pasukan Hijau bersembunyi di balik daun, Pasukan Coklat menyatu
dengan batang-batang. Wonbah dan pasukannya tidak menyadari hal ini. Ia dan
pasukannya mendekati intisari Tanambunga untuk mengambil alih negeri.
Ketika Wonbah merasa menang, Kupu Rama memerintahkan semua
pasukannya menyerbu bersama-sama. Mendapat serangan mendadak, pasukan
Wonbah menembahkkan Durirun Cing dengan tergesa-gesa. Tembakannya meleset.

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


Mereka kehabisan peluru. Pasukan Kupu Rama berhasil memukul mundur Wonbah.
Babak belur dan kehabisan amunisi, Wonbah berkata,"Hari ini kami kalah. Tapi
tunggu saatnya kami balas dan habisi kalian semua!"
Kupu Rama dan pasukannya tidak memedulikan ancaman Wonbah. Pasukan
Kupu Rama bersorak-sorai gembira telah berhasil menjaga Daun Tumpah Darah
mereka, negeri Tanambunga!

Kegiatan
1) Bacalah kembali teks cerita fable di atas!
2) Ceritakan kembali isi teks cerita fantasi yang berjudul ‘Pertempuran dan
Permulaan’dengan bahasamu sendiri!

LKPD KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)

Nama peserta didik/Kelompok : ………………………………………….


Kelas : ………………………………………….

Ceritakanlah kembali cerita fantasi yang berjudul “Pertempuran dan Permulaan”!

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


SIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan, dapat disimpulkan sebagai berikut, soal yang terdapat pada
RPP 1 dan RPP 2 sudah memiliki kesesuaian dengan indikator Kompetensi Dasar pada
kurikulum 2013. Kemudian pada soal RPP 3 masih terdapat ketidak sesuaian dengan indicator
kompetensi dasar, hal tersebut dikarenakan pada RPP 3 tidak dicantumkan soal yang memuat
KD 4.3. Dengan demikian, peneliti melengkapinya dengan membuat soal yang sesuai dengan
KD 4.3 dengan mencantumkan contoh teks fantasi.

DAFTAR PUSTAKA

Haidara Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara.Jakarta: Asdi Mahasatya,
2009, Hal. 47.
Febriani, I.M., Saksono,L. 2016. Analisis Butir Soal Ujian Akhir (UAS) Bahasa Jerman Kelas X
MIA 6 SMA Negeri 1 Maospati Tahun Pelajaran 2015/2016. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya
Ihdi. A. dkk. 2020. Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Implementasinya
dalam Pembelajaran Matematika SMA. . JNPM: Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika. 4 (1), 125-141. 2020.
Made Kerta Adhi. Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Sastra: Suatu Kajian Pustaka. Jurnal
Aksara , Vol. 27, No. 2, Desember 2015.
Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa: berbasisi Kompetensi. Yogyakarta:
BPFEYOGYAKARTA

JURNAL BAHASA INDONESIA 1


Oktanin, W& Sukrno, S. 2015. Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Ekonomi
Akuntansi. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta
Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri No. 66 Tahun 2013. Tentang Standar Penilaian
Sudijono, A. 2009.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukma fitrianai, A. dkk. 2021. Analisis Butir Soal Penilaian Ketrampilan Apresiasi Sastra Pada
Soal UAS Materi Puisi Kelas VII Tahun Pelajaran 2019/2021 di SMPN 1 Kandang Haur.
ASAS: Jurnal Sastra. No. 2. 10.
Tilaar, L.A.F., Hasriyanti. 2019. Analisis Butir Soal Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika pada
Sekolah Menengah Pertama. Manado: Universitas Negeri Manado.

JURNAL BAHASA INDONESIA 1

Anda mungkin juga menyukai