Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH METODE PETA KONSEP TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS


VII SMP PONDOK PESANTREN PUTRI UMMUL MUKMININ

The Influence of Conceptual Mapping Method of Descriptive Text


Writing Ability of Class Vii Students at Pondok Pesantren Putri
Ummul Mukminin

NUR AZIZAH

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017

0
PENGARUH METODE PETA KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN
MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP PONDOK
PESANTREN PUTRI UMMUL MUKMININ

Oleh
NUR AZIZAH

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk; (1) mengkaji kemampuan menulis teks deskripsi siswa
sebelum menggunakan metode peta konsep; (2) mengkaji kemampuan menulis
teks deskripsi siswa setelah menggunakan metode peta konsep; dan (3)
membuktikan pengaruh metode peta konsep terhadap pembelajaran kemampuan
menulis teks deskripsi Siswa Kelas VII SMP Ummul Mukminin. Penelitian ini
merupakan penelitian pra-eksperimen. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
siswa Kelas VII Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin yang berjumlah 158
orang. Penarikan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling atau
teknik acak. Desain penelitian ini menggunakan one group pretest postest design.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk
kerja siswa sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan metode peta
konsep dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode peta konsep.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) kemampuan menulis teks deskripsi
sebelum menggunakan metode peta konsep berada pada kategori kurang mampu
dengan nilai rata-rata 56; (2) kemampuan menulis teks deskripsi setelah
menggunakan metode peta konsep kategori cukup mampu dengan nilai rata-rata
77, (3) hasil uji regresi menujukkan bahwa ada kontribusi peta konsep terhadap
kemampuan menulis teks deskripsi siswa Kelas VII Pondok Pesantren Putri
Ummul Mukminin. Diperoleh nilai regresi 0,563 dengan tingkat signifikan 0,003
< α0,05, untuk koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,317. Hal tersebut
berarti 31,7% pengaruh peta konsep terhadap kemampuan menulis teks deskripsi
siswa Kelas VII Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin.

Kata kunci: kemampuan menulis, teks deskripsi, dan metode peta konsep.

1
ABSTRACT

NUR AZIZAH. 2017. The Influence of Conceptual Mapping Method of


Descriptive Text Writing Ability of Class VII Students at Pondok Pesantren Putri
Ummul Mukminin. (Supervised by Akmal Hamsa and Rahman Rahim).
The study aims at (1) exaimining the descriptive text writing ability of
students before using conceptual mapping method, (2) examining the descriptive
text writing ability of students after using conceptual mapping method, and (3)
proving the influence of conceptual mapping method on descriptive text writimg
abllity of students of class VII students at Pondok Pesantren Putri Ummul
Mukminin. The study is pre-experiment research. The population was the entire
students of class VII at Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin with the total
of 158 students. Samples were choosen by employing random sampling teqnique.
Research design employed One Group Pretest Postest Design. Data were collected
by using statistic descriptive analysis and statistic inferential analysis. The results
of study reveal that; (1) the descriptive ability of students before using conceptual
mapping method is in the lack of ability category with the mean score 56, (2) the
descriptive text writing ability of students after using conceptual of mapping
method in in satisfactory category with the mean score 77, and (3) the result of
regression test shows that there is contribution of conceptual mapping method on
deskriptive text writing ability of class VII students at Pondok Pesantren Putri
Ummul Mukminin. The regression score is obtained by 0,553 at the significant
level 0,003 < α 0,05 for coeficient determination (R square) by 0,317, meaning
that 31,7% conceptual mapping has influence on desriptive text writing ability of
class VII students at Pondok Pesantren Putri Ummul Mukminin.

Keywords: writing ability, descriptive text, conceptual mapping method.

2
PENDAHULUAN didik. Menulis teks deskriptif dapat
Perkembangan pendidikan di memancing kemampuan peserta didik dalam
Indonesia setiap tahun makin mengalami menggambarkan suatu objek secara rinci
perkembangan. Ini terlihat dari upaya seolah-olah pembaca atau pendengar dapat
pemerintah untuk memperbaiki sektor merasakan, melihat, dan menikmatinya
pendidikan terutama pada kurikulum (Keraf dalam Dalman 2014:95).
pendidikan. Jika dihitung, Indonesia telah Kompetensi dasar bahasa Indonesia
mengalami sembilan kali perubahan. materi teks deskripsi ada pada KD. 4.1, yaitu
Kurikulum yang digunakan saat ini dikenal menjelaskan isi teks deskripsi objek (tempat
dengan nama Kurikulum 2013. Pada wisata, tempat bersejarah, pentas seni
kurikulum tersebut, guru ditekankan agar daerah, kain tradisional, dll) yang didengar
memaksimalkan kemampuan berpikir dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual.
peserta didik melalui pendekatan Scientific, Pada kegiatan pembelajaran bahasa
sebuah pendekatan mutakhir yang lebih Indonesia dengan materi teks deskripsi,
menekankan pada aspek mengamati, peneliti berasumsi bahwa pelaksanaannya
menanya, menalar, mencoba, dan terlalu monoton. Berdasarkan pengamatan
mengomunikasikan. peneliti pada pembelajaran menulis teks
Kurikulum 2013 merupakan deskripsi, guru masih menggunakan cara
kurikulum berbasis teks yang menekankan konvensional. Dimulai dengan guru
pada kegiatan menulis peserta didik. Melalui menjelaskan pengertian dari teks deskripsi
sebuah tulisan, peserta didik mampu dan strukturnya, lalu langsung memberi
menyusun alur berpikirnya berdasarkan tugas kepada peserta didik untuk membuat
pengalaman dan pengamatan yang teks tersebut. Hal inilah yang membuat
dialaminya. Menulis juga merupakan proses peserta didik kemungkinan besar akan
berpikir kreatif yang banyak melibatkan mengalami kebingungan.
kemampuan berpikir peserta didik. Peta konsep merupakan metode yang
Salah satu pengajaran menulis yang tepat untuk keadaan tersebut. Sebuah
dimaksud adalah kemampuan menulis teks metode sederhana yang tidak membutuhkan
deskripsi. Adapun sasaran yang ingin laptop maupun internet dalam
dicapai oleh penulis deskripsi adalah penyusunannya. Peta konsep hanya
menciptakan atau memungkinkan memerlukan keahlian peserta didik dalam
terciptanya daya khayal pada para pembaca, mengonsepkan pikiran-pikiran mereka untuk
seolah-olah pembaca mengalaminya sendiri. kemudian diuraikan ke dalam sebuah teks
Teks deskripsi juga merupakan bentuk deskripsi. Peta konsep merupakan alat yang
tulisan yang bertujuan memperluas dapat membantu otak berpikir secara teratur.
pengetahuan dan pengalaman pembaca Setelah mengobservasi beberapa
dengan melukiskan hakikat objek yang sekolah, peneliti memilih Pondok Pesantren
sebenarnya. Putri Ummul Mukminin di jalan Perintis
Ciri khas sebuah teks deskriptif Kemerdekaan Kilometer 17. Pesantren
berisi tentang perincian-perincian sehingga tersebut sangat jarang diketahui
objeknya dirasa dapat dipandang di depan keberadaannya oleh masyarakat pada
mata. Selain itu teks deskriptif juga umumnya karena dilihat dari lokasinya yang
menggunakan bahasa yang cukup hidup, terpencil. Peneliti memilih SMP Ummul
kuat, dan bersemangat serta kongkret. Mukminin karena jarang menemukan
Secara konseptual, kemampuan menulis teks penelitian pada pesantren. Pada umumnya,
deskriptif sangat diperlukan oleh peserta

3
penelitian banyak dilakukan pada sekolah- dkk, yang berjudul “Keefektifan
sekolah negeri. Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam
Berdasarkan hasil wawancara singkat Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
dengan guru dari SMP Ummul Mukminin, Bertolak Dari Perstiwa yang Pernah Dialami
penulis menemukan beberapa masalah Siswa Kelas IX SMP Negeri 18 Malang”,
antara lain: (1) Peserta didik sering merasa penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kesulitan ketika guru memberi tugas untuk metode peta konsep juga efektif digunakan
memilih topik yang akan ditulis ke dalam dalam pembelajaran menulis siswa dengan
teks deskripsi. (2) Guru hanya berpedoman nilai signifikan lebih kecil dari 0,05.
pada buku paket tanpa menggunakan Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut,
metode pembelajaran yang tepat untuk peneliti berasusmsi bahwa peta konsep dapat
mendukung berjalannya proses berpengaruh terhadap kemampuan menulis
pembelajaran menulis teks deskripsi dengan teks deskripsi siswa kelas VII SMP Ummul
baik dan menyenangkan. (3) Peserta didik Mukminin.
merasa kesulitan dalam menyusun kalimat
yang sistematis dan penggunaan kata yang Pembelajaran Keterampilan Menulis
baku. Pendidikan pada dasarnya bertujuan
Dari observasi dan wawancara untuk membina peserta didik agar memiliki
tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan, kemampuan, dan sikap positif
pada pembelajaran menulis teks deskripsi dalam menjalani kehidupan. Pembelajaran
guru biasanya menggunakan metode yang dikatakan berhasil apabila peserta didik
kurang efektif dan tidak sesuai dengan mengalami perubahan ke arah yang lebih
kebutuhan peserta didik. Selain itu, guru baik dalam penambahan pengetahuan,
lebih sering mendominasi kelas dan kurang penguasaan kemampuan, dan perubahan ke
memberi kesempatan kepada peserta didik arah yang positif menuju pendewasaan
untuk berpartisipasi aktif. Peserta didik sikap.
hanya datang, duduk, diam, dan mengikuti Salam (2009: 1), menjelaskan bahwa
apa keinginan guru pada saat pembelajaran menulis berarti menurunkan atau
berlangsung. Pada umumnya, guru hanya melukiskan lambang-lambang grafik suatu
berceramah dengan menggunakan bantuan bahasa yang dipahami seseorang, sehingga
media Liquide Crystal Display (LCD) orang lain dapat membaca dan memahami
kemudian memberikan tugas kepada peserta makna yang dikandung lambang-lambang
didik. Selain itu, keadaan kemampuan grafik tersebut.
menulis teks deskripsi peserta didik masih Weiss ( dalam Salam, 2009)
kurang karena guru tidak menggunakan menyatakan:
metode yang tepat dalam pembelajaran “Menulis berbeda dengan melukis
tersebut. atau menggambar. Gambar dan
Hasil penelitian yang berkaitan dengan lukisan tersebut dapat
penelitian ini dilakukan oleh Akram Nur. menyampaikan makna, tetapi
Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak memperlihatkann kesatuan
bahwa media peta konsep pohon jaringan bahasa. Sedangkan menulis
ekeftif digunakan dalam pembelajaran merupakan representasi bagian
menulis cerpen siswa. Hal tersebut dan kesatuan ekspresi bahasa. Hal
dibuktikan dengan hasil T hitung sebesar inilah yang membedakan secara
8,488 > T tabel sebesar 2,00 yang berarti H1 esensial antara lukisan dengan
diterima. Selain itu, penelitian dari Puspita, tulisan. Dengan kata lain, melukis

4
huruf bukanlah menulis, sebab a. Curah Gagasan (Brainstroming)
kegiatan menulis menuntut Langkah pertma adalah tuliskan
pengetahuan tentang kaidah- gagasan utama dalam kertas kosong di
kaidah penulisan. tengah halaman, lingkarilah. Kemudian
tuangkan semua asosiasi yang dapat anda
Salam (2009) menjelaskan bahwa pada buat untuk kata tersebut. Setelah itu,
prinsipnya, fungsi utama tulisan adalah lanjuitkan dengan cara yang sama yaitu
sebagai alat komunikasi yang tidak menuliskan semua asosiasi kata yang
langsung. Kegiatan menulis sangatlah muncul sesudahnya. Jadi, ini seperti
penting dalam dunia pendidikan, karena membuat jaringan kata-kata. Jika satu
melatih anak didik dalam menuangkan dan asosiasi memicu rantai dari yang lain, maka
mengembangkan idea tau gagasannya ke lakukanlah, dan tulilslah semua pemikiran
dalam bentuk tulisan. Menulis juga dapat yang dipicunya, walaupun mereka tampak
membantu kemampuan berpikir kritis dalam tidak berhubungan.
menanggapi dan memecahkan masalah- b. Kontemplasi
masalah yang dihadapi. Kontemplasi adalah suatu teknik
menggunakan pikiran kita seperti sebuah
Teori Pembelajaran Menulis lampu bsenter untuk mencari dan
Salah satu kemampuan berbahasa menemukan informasi baru. Teknik ini
yang harus dimiliki siswa adalah sangat ampuh kita gunakan untuk
kemampuan menulis. Kemampuan menulis mengembangkan suatu gagasan atau topik
tidak diperoleh langsung tanpa dipelajari dan menuangkan ke dalam peta pikirtan.
sebelumnya. Tulisan dan karangan siswa c. Membuat peta konsep (Mind Mapping)
banyak yang kurang sesuai dengan kaidah Teknik ini efektif digunakan dalam
penulisan yang baik dan benar. Oleh karena membaca dan membuat tulisan (artikel atau
itu, pembelajaran menulis di sekolah perlu buku). Jika dalam membaca kita
mendapatkan perhatian. mengunakan teknik memetakan konsep yang
Kurikulum di sekolah menghendaki ada di pikran untuk memahami kerangka
kemampuan menulis siswa secara efektif berpikir penulis, dalam menulis kita
dan efisien dalam berbagai jenis karangan gunakan teknik ini untuk mengembangkan
dalam berbagai konteks. Di dalam kerangka berpikir tulisan kita.
kurikulum, siswa dan guru diharapkan untuk d. Relaksasi
mengembangkan potensinya sesuai dengan Pada prinsipnya dikataklan bahwa otak atau
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya serta pikiran kita lebih muda menyerap dan
dapat memberikan penghargaan terhadap mengingat informasi pada saat kondisi
sebuah hasil karya tulis. Selain itu, guru juga pikiran kita tenang yang ditunjukkan dengan
perlu memusatkan perhatian pada frekuensi gelombang otak yang rendah.
pengembangan kompetensi bahasa siswa Selain itu, relaksasi merupakan cara efektif
dengan menyediakan beraneka ragam untuk mengaktifkan otak kanan. Karena
kegiatan berbahasa dan sumber belajar. pada gelombang otak tenang (relax) terjadi
pertemuan antara otak kiri dan otak kanan,
Teknik Pengajaran Menulis antara pikiran sadar dan pikiran bawah
Menurut Wahya (dalam Lannang, sadar, antara orientasi ke luar dan orientasi
2014), agar siswa dapat menulis dengan ke dalam.
baik, maka perlu menguasai beberapa
kemampuan dasar, seperti:

5
Teks pendek.. teks di tersebut dapat digambarkan
Teks merupakan suatu ungkapan sebagai berikut:
pernyataan dalam kegiatan sosial yang 1. Teks Hasil Observasi.
bersifat verbal. Batasan ini mengandung Teks hasil observasi meruipakan
pengertian bahwa setiap pemakaian bahasa pengamatan terhadap keadaan, objek,
selalu memiliki tujuan. Tujuan yang atau peristiwa yang akan diteliti. Salah
dimaksudkan di sini tentu memiliki tujuan satu tujuan dilakukannya observasi ini
sosial karena bahasa tidak lain merupakan untuk menentukan suatu kegiatan itu
sarana untuk melaksanakan proses sosial. layak dilakukan atau tidak. Hasil
Bahasa yang digunakan dengan tujuan sosial pengamatan ditulis dengan lengkap
tertentu itulah yang melahirkan teks. Teks menganai detail-detail objek pengamatan
juga dipahami pada segala hal yang tertulis. ini.
Pengertian lain juga mengatakan bahwa teks 2. Teks Eksposisi.
adalah segala sesuatuyang bermakna dalam Teks eksposisi merupakan teks
situasi tertentu Halliday (dalam Herlina. yang memaparkan atau menerangkamn
2015: 20). suatu hal atau objek yang diharapkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia para pembaca dapat memahami hal atau
menjelaskan bahwa teks adalah naksah yang objek itu dengan sejelas-jelasnya untuk
berupa kata-kata yang asli dari pengarang mengupas informasi data actual atau
dan bahan tertulis untuk dasar memberikan suatu kondisi yang benar-benar terjadi,
pelajaran, berpidato, dan lain sebagainya. ada dan dapat bersifat historis tentang
Dalam kurikulum 2013 teks diartikan bagaimana suatu alat bekerja, dan suatu
sebagai bentuk bahasa tulis. Teks itu adalah peristiwa terjadi. Kemudian dengan
ungkapan pikiran manusia yang lengkap dan adanya fakta, maka seseorang dapat
di dalamnya ada situasi dan konteksnya. berpegang teguh terhadap pendiriannya.
Teks dibentuk oleh konteks situasi 3. Teks Eksplanasi.
penggunaan bahasa yang di dalamnya ada Teks eksplanasi merupakan teks
register atau ragam bahasa yang yang menjelaskan proses terjadinya
melatarbelakanginya. sesuatu secara alamiah. Pada umumnya,
Jenis-jenis Teks teks eksplanasi dibentuk dengan struktur
Jenis-jenis teks dapat dibedakan atas yaitu: (1) pernyataan umum, (2)
dasar tujuan yang tidak lain adalah fungsi penjelasan, dan (3) penutup.
sosial-teks, strtuktur teks (tata organisasi), 4. Teks Cerita Pendek.
dan ciri-ciri kebahasaan teks-teks tersebut. Teks cerita pendek merupakan
Teks yang berbeda, tentumemiliki fungsi karangan pendek yang berbentuk prosa.
yang berbeda, struktur yang berbeda, dan Cerpen juga merupakan penggalan
cirri-ciri kebahasaan yang berbeda. Dengan peristiwa kehidupan seseorang, baik
demikian, pembelajaran bahasa berbasis yang mengharukan, menyedihkan,
teks merupakan pembelajaran yang menggembirakan, atau berupa pertikaian
memungkinkan peserta didik untuk dan mengandung kesan yang tidak
menguasai dan menggunakan jenis-jenis mudah dilupakan. Cerpen dibangun oleh
teks tersebut di masyarakat. beberapa unsur, baik unsur intrinsik
Ada beberapa jenis teks yang dipelajari (tema, tokoh, penokohan, alur, amanat),
pada kelas VII, yakni: teks laporan hasil maupun unsur ekstrinsik (latar belakang
observasi, teks tanggapan deskriptif, pendidikan, sosial, budaya, dan lain-
eksposisi, eksplanasi, dan teks cerita lain).

6
5. Teks Deskripsi Menurut Buzan (2007: 4), peta
Pada buku siswa Kurikulum 2013, konsep adalah cara termudah untuk
menguraikan bahwa teks deskripsi menempatkan informasi ke dalam otak dan
adalah teks yang menggambarkan mengambil informasi ke luar otak. peta
suatu objek secara terperinci dan konsep juga merupakan rute yang hebat bagi
jelas. Jika ada teks deskripsi yang ingatan, memungkinkan kita menyusun
tidak bias memberikan gambaran fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga
yang jelas kepada pembaca, maka cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.
teks tersebut dikategorikan kurang Hal tersebut berarti, mengingat informasi
baik. Sebaliknya, jika teks akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan
deskripsi tersebut mampu member daripada menggunakan teknik pencatatan
gambaran yang jelas, bahkan tradisional.
seolah-olah pembaca seperti Kegiatan mencatat yang sering kita
melihat sendiri objek itu, berarti lakukan yaitu dengan menggunakan cattan
teks tersebut tergolong baik. linear atau catatan sederhana. Catatan
sederhana ini merupakan cara mencatat
Metode Pembelajaran dengan hanya dalam bentuk tulisan-tulisan,
Metode pembelajaran adalah salah menggunakan satu warna tinta, dan menyita
satu cara yang digunakan guru dalam banyak wakti. Namun cara efektif yaitu
mengaktifkan pembelajaran di dalam kelas. dengan menggunakan peta konsep. Deporter
Dalam kegiatan belajar mengajar, daya serap dan Hernacki (Akram 2013:34),
peserta didik tidaklah sama. Dalam mendefinisikan peta konsep sebagai teknik
menghadapi perbedaan tersebut, strategi pemanfaatan keseluruhan otak dengan
pembeljaran harus sesuai dengan kebutuhan menggunakan citra visual dan prasarana
setiap. grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Strategi belajar mengajar adalah pola Mencatat ide dan inspirasi hendaknya
umum perbuatan guru dan siswa dalam menggunakan teknik peta konsep. Cara ini
kegiatan mewujudkan kegiatan belajar akan membuat kita mampu melihat seluruh
mengajar. Metode pembelajaran merupakan gambaran secara selintas dan menciptakan
salah satu strategi pembelajaran yang dapat hubungan mental yang membantu kita untuk
dilakukan oleh guru untuk menghadapi memahami dan mengingat. Peta konsep
masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan menggunakan pengingat visual dan sensorik
pengajaran dapat tercapai dengan baik. dalam suatu pola atau ide-ide yang
Dengan pemanfaatan metode yang efektif berkaitan, dapat membangkitkan ide-ide
dan efisien, guru akan mampu mencapai orisinal dan memicu ingatan yang mudah.
tujuan pembelajaran. Cara ini menenangkan dan menyenangkan
serta kreatif.
Metode Peta Konsep
Salah satu kemampuan dasar dalam
menulis adalah mencatat. Kegiatan mencatat METODOGI
merupakan salah satu cara tradisional dalam Jenis penelitian ini adalah penelitian
mengumpulkan data ke dalam tulisan-tulisan pra-eksperimen. Dikatakan demikian karena
dengan menggunakan satu macam warna dalam desain ini masih terdapat variabel luar
tinta dan tentu saja hal tersebut yang ikut berpengaruh terhadap
membosankan bagi anak-anak. Namun, ada terbentuknya variabel dependen yang bukan
cara yang efektif dalam mencatat. semata-mata dipengaruhi oleh variabel

7
independen. Sejalan dengan pendapat secara acak berkelompok di dalam
(Sugiyono, 2012: 57) yaitu penelitian pra- penelitian ini dilakukan dengan cara
eksperimen yaitu penelitian yang berusaha mengundi. Hasil pengundian tersebut, yaitu
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap kelas VII-E terpilih sebagai sampel yang
variabel yang lain dalam kondisi terkontrol berjumlah 25 orang.
secara ketat. Data yang akan dikumpulkan dalam
Definisi operasional dari judul penelitian ini adalah data hasil pembelajaran
Pengaruh Metode Peta Konsep terhadap menulis teks deskripsi peserta didik dengan
Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa menggunakan metode peta konsep. Data
Kelas VII SMP Pondok Pesantren Putri tersebut dikumpulkan dengan menggunakan
Ummul Mukminin sebagai berikut: instrumen penugasan yakni tes unjuk kerja
1. Peta konsep atau Mind Mapping, yaitu menulis teks deskripsi dengan menggunakan
suatu ilustrasi grafis kongkret yang metode peta konsep. Tes ini digunakan
mengindikasikan sebuah konsep untuk mengumpulkan data berupa nilai
tunggal yang dihubungkan dengan kemampuan menulis teks deskripsi yang
konsep-konsep lain pada kategori yang diperoleh siswa, baik nilai tes awal (pretes)
sama. maupun nilai tes akhir (postes).
2. O dalam penelitian ini adalah variabel Instrumen yang digunakan dalam
dependen yang ingin diobservasi penelitian ini adalah tes unjuk kerja siswa.
hasilnya yang terdiri atas nilai O1 dan Tes unjuk kerja adalah tes dalam bentuk
nilai O2. pemberian tugas kepada peserta didik untuk
3. O1 adalah nilai pretes atau nilai tugas menilai kemampuan peserta didik membuat
siswa dalam menulis teks deskripsi sebuah teks deskripsi. Dalam penelitian ini,
sebelum diberi perlakuan. tes unjuk kerja diberikan sebanyak dua kali.
4. O2 adalah nilai postes atau nilai tugas Tes unjuk kerja pertama diberikan pada awal
siswa dalam menulis teks deskripsi pertemuan untuk mengetahui kemampuan
setelah diberi perlakuan. awal peserta didik sebelum diberikan
perlakuan. Tes unjuk kerja kedua diberikan
Desain penelitian ini adalah one group pada akhir pertemuan untuk mengetahui
pre-test post-test design. (Sugiyono, 2015: kemampuan peserta didik setelah diberikan
110) berpendapat, “one group pre-test post- perlakuan.
test design yaitu desain ini terdapat prestest, Teknik pengumpulan data yang
sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian digunakan dalam penelitian ini adalah
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, melalui .tes unjuk kerja. Teknik
karena dapat membandingkan dengan pengumpulan data yang digunakan dalam
keadaan sebelum diberi perlakuan. Adapun penelitian ini berupa teknik pemberian tugas
gambaran mengenai rancangan one group yang diberikan kepada satu kelas yaitu kelas
pre test and post test design Populasi dalam eksperimen. Tugas yang diberikan kepada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII siswa adalah membuat teks deskripsi. Tugas
SMP Pondok Pesantren Putri Ummul tersebut digunakan untuk mendapatkan data
Mukminin yang berjumlah 160 orang. hasil belajar siswa pada kelas eksperimen.
Diasumsikan bahwa populasi dalam Hasil belajar adalah hasil dari
penelitian ini bersifat homogen karena menulis teks deskripsi yang telah dilakukan
penempatan siswa dalam satu kelas tidak oleh siswa kelas VII-E. Tugas unjuk kerja
didasarkan pada tingkat prestasi belajar yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu diawal
dicapai siswa. Adapun pengambilan sampel dan akhir pertemuan. Pretes berfungsi untuk

8
mengukur kemampuan awal menulis teks menggunakan teknik statistik deskriptif dan
deskripsi siswa sebelum mendapat sebuah analisis statistika inferensial. Adapun
perlakuan atau treatment. Tes yang kedua prosedur pengolahan data yang digunakan
disebut posttest yang berfungsi untuk adalah:
mengetahui kemampuan akhir menulis teks 1. Analisis Statistik Deskriptif
deskripsi siswa kelas eksperimen setelah Analisis statistik deskriptif yang
dilakukannya perlakuan atau treatment. dimaksudkan untuk menggambarkan
Pembelajaran dilaksanakan selama karakteristik hasil belajar siswa yang
tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama meliputi: nilai tertinggi, nilai terendah, nilai
dilakukan pretes. Cara mendapatkan data rata-rata, standar deviasi dan tabel distribusi
dari tes awal tersbut yakni peneliti frekuensi
memberikan instrumen unjuk kerja membuat 2. Analisis Statistika Inferensial
teks deskripsi tanpa melakukan treatment Analisis statistika inferensial
terlebih dahulu. Tujuannya agar peneliti digunakan untuk menguji hipotesis
mengetahui kemampuan awal peserta didik penelitian dengan menggunakan uji-t.
sebelum digunakan metode peta konsep Namun sebelum dilakukan pengujian
dalam pembelajaran menulis teks deskripsi. hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
Pada pertemuan kedua diadakan normalitas dan uji linearitas.
treatment (tindakan). Dalam hal ini, a. Uji Normalitas
perlakuan yang diadakan untuk persiapan Uji normalitas digunakan untuk
postes atau pengambilan data akhir mengetahui data berdistribusi normal atau
penelitian. Setelah itu, pengumpulan data tidak. Pada penelitian ini menggunakan taraf
terakhir dilakukan pada pertemuan ketiga signifikansi 5% atau 0,05 dengan syarat:
yakni tahap postes. Cara mendapatkan nilai Jika t tabel  0,05 maka dikatakan
pada tahap postes yakni dengan memberikan berdistribusi normal
tes unjuk kerja yang sama pada pertemuan Jika t tabel < 0,05 maka dikatakan
prestes. Hal tersebut bertujuan untuk tidak berdistribusi normal.
mengetahui kemampuan menulis teks b. Uji Linearitas
deskripsi siswa setelah dilakukan perlakuan Uji linearitas digunakan untuk
atau treatment. Setiap pertemuan mengetahui hubungan antara variabel bebas
dilaksanakan dalam 2x40 menit. Waktu dan variabel terikat bersifat linear atau tidak
yang digunakan tersebut disesuaikan dengan pengujian ini menggunakan uji-f. Kriteria
jam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang digunakan yaitu regresi dikatakan
bersangkutan. linear jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat
Melalui tes yang dilakukan antara dikatakan linear jika nilai sifnifikansi lebih
kelas eksperimen yang mendapatkan besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05
perlakuan (treatment) dan kelas kontrol (ghozali, 2009:154).
tanpa menggunakan media film maka hal ini c. Uji Regresi
akan mempermudah peneliti dalam Uji regresi sederhana didasarkan
mengukur keefektifan media film. Dengan pada hubungan fungsional ataupun kausal
demikian, kesimpulan yang akan dihasilkan satu variabel independen. Analisis ini
adalah perbandingan hasil tes menulis digunakan untuk untuk memprediksi atau
karangan narasi antara kelas eksperimen dan menguji pengaruh satu variabel bebas atau
kelas kontrol. variabel independen terhadap variabel
Dalam penelitian ini, data yang terikat atau variabel dependen. Bila skor
terkumpul akan dianalisis dengan

9
variabel bebas diketahui maka skor variabel Analisis Data Setelah Menggunakan
terikatnya dapat diprediksi besarnya. Metode Peta Konsep
Diketahui bahwa di antara 25 siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diberi tes, nilai tertinggi nilai tertinggi
Analisis Data Sebelum Menggunakan (maksimum) 90, nilai terendah (minimum)
Metode Peta Konsep 55, nilai rata-rata (mean) yang diperoleh
Diketahui bahwa di antara 25 siswa oleh siswa, yaitu 77, nilai tengah diperoleh
yang diberi tes, nilai tertinggi yang dicapai dengan nilai 75, dan standar deviasi yaitu
siswa adalah nilai tertinggi (maksimum) 10,599. Maka dari itu, dapat disimpulkan
yang diperoleh siswa, yaitu 80, sedangkan bahwa nilai terendah kemampuan menulis
untuk nilai terendah (minimum) yang teks deskripsi siswa pada setelah mendapat
diperoleh siswa, yaitu 25. standar deviasi perlakuan Metode Peta Konsep yakni 55 dan
adalah 13,938, nilai tengah adalah 55, dan nilai tertinggi yakni 90. Kemudian nilai rata-
nilai rata-rata diperoleh siswa adalah 56 rata yang diperoleh siswa yakni 77.
yang berada pada kategori kurang mampu. Berdasarkan kategori kemampuan
Berdasarkan kategori kemampuan yang diperoleh siswa bahwa ada dua siswa
yang diperoleh siswa bahwa ada satu siswa yang memperoleh nilai 55 dengan
yang memperoleh nilai 25 dengan persentase 8%, satu siswa yang memperoleh
persentase 4%, satu siswa yang memperoleh nilai 60 dengan persentase 4%, satu siswa
nilai 30 dengan persentase 4%, satu siswa yang memperoleh nilai 65 dengan
yang memperoleh nilai 35 dengan persentase 4%, satu siswa memperoleh nilai
persentase 4%, kemudian satu siswa 68 dengan persentase 4%, kemudian ada dua
memperoleh nilai 40 dengan persentase 4%, siswa yang memperoleh nilai 70 dengan
ada satu siswa yang memperoleh nilai 43 persentase 8%, satu siswa yang memperoleh
dengan persentase 4%, satu siswa yang nilai 73 dengan persentase 4%, lalu, empat
memperoleh nilai 45 dengan persentase 4%, siswa yang memperoleh nilai 75 dengan
tiga siswa yang memperoleh nilai 50 dengan persentase 16%, dua siswa yang
persentase 12%, satu siswa yang memperoleh nilai 78 dengan persentase 8%,
memperoleh nilai 53 dengan persentase 4%, dua siswa yang memperoleh nilai 80 dengan
dua siswa yang memperoleh nilai 55 dengan persentase 8%, satu siswa yang memperoleh
persentase 8%, dua siswa yang memperoleh nilai 83 dengan persentase 4%, dua siswa
nilai 58 dengan persentase 8%, tiga siswa yang memperoleh nilai 85 dengan
yang memperoleh nilai 60 dengan persentase 8%, dua siswa yang memperoleh
persentase 12%, satu siswa yang nilai 89 dengan persentase 8%, dan empat
memperoleh nilai 63 dengan persentase 4%, siswa yang memperoleh nilai 90 dengan
satu siswa yang memperoleh nilai 65 dengan persentase 16%.
persentase 4%, satu siswa yang memperoleh
nilai 68 dengan persentase 4%, dua siswa Uji Normalitas
yang memperoleh nilai 70 dengan Berdasarkan data yang ditemukan
persentase 8%, satu siswa yang memperoleh dapat disimpulkan bahwa taraf signifikansi
nilai 73 dengan persentase 4%, satu siswa pre test kelas VII sebelum diberi perlakuan
yang memperoleh nilai 75 dengan adalah Sig. 0,939. Begitu pun sebaliknya
persentase 4%, dan satu siswa yang pada data post test setelah diberi perlakuan
memperoleh nilai 80 dengan persentase 4%. metode peta konsep adalah Sig. 0,888. Nilai
tersebut membuktikan bahwa nilai
signifikansi p > α = 0,05 yang berarti data

10
pada pre test dan post test kelas VII yang menunjukkan nilai F sebesar 10,693 dengan
diambil berdistribusi normal. tingkat nilai signifikan sebesar 0,003 <
α0,05. Hal ini berarti bahwa kemampuan
Uji Linearitas menulis teks deskripsi dapat dijelaskan
Berdasarkan data yang ditemukan secara signifikan oleh peta konsep terhadap
dapat disimpulkan bahwa taraf signifikansi siswa kelas VII Pondok Pesantren Putri
sebelum mendapat perlakuan metode peta Ummul Mukminin.
konsept dan setelah mendapat perlakuan
Metode Peta Konsep kelas VII memiliki Pembahasan
hubungan yang linear. Terlihat pada taraf 1. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks
signifikan > 0,05. Ini menunjukkan bahwa Deskripsi Siswa Kelas VII Pondok
pengujian ini layak untuk digunakan pada Pesantren Putri Ummul Mukminin
pengujian selanjutnya. sebelum Digunakan Metode Peta
Konsep
Uji Regresi
Berdasarkan data yang diperoleh Pada proses pembelajaran menulis
disimpulkan bahwa ada kontribusi peta teks deskripsi, siswa terlihat mudah bosan
konsep terhadap kemampuan menulis teks karena proses pembelajaran hanya
deskripsi siswa Pondok Pesantren Putri didominasi oleh guru saja, sehingga
Ummul Mukminin. Berdasarkan hasil memengaruhi hasil belajarnya. Hal tersebut
pengujian analisis regresi data pengaruh peta dibuktikan dari hasil belajar siswa dalam
konsep terhadap kemampuan menulis teks menulis teks deskripsi sebelum diberi
deskripsi pada tabel 4.9 diperoleh nilai metode peta konsep yang dikategorikan
regresi 0,563 dengan tingkat signifikan kurang mampu. Hal ini berdasarkan nilai
0,003 < α0,05, untuk koefisien determinasi rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 56.
(R Square) sebesar 0,317 . Hal ini berarti Peran guru sangat dominan karena harus
31,7% pengaruh peta konsep terhadap mengelolah kelas agar tetap tenang dan
kemampuan menulis teks deskripsi siswa memerhatikan penjelasan guru mengenai
kelas VII Pondok Pesantren Putri Ummul materi teks deskripsi hingga akhirnya
Mukminin. Sedangkan sisanya (100% - mereka diberikan tugas menulis teks
31,7% = 69,3%) disebabkan oleh faktor lain deskripsi berdasarkan pengalaman pribadi.
yang tidak termasuk dalam penelitian. Pada proses ini, guru kewalahan mengontrol
Berdasarkan hasil analisis tersebut kelas karena harus lebih banyak aktif dalam
dapat diketahui nilai thitung diperoleh 3,270 memberi penjelasan karena siswa cenderung
dapat dilihat pada tabel di atas dengan menunggu jawaban dari guru untuk
tingkat signifikan 0,003 < α0,05. Maka Ho pertanyaan-pertanyaan baik itu dari siswa
ditolak dan H1 diterima atau koefisien maupun dari guru sendiri.
regresi signifikan, atau peta konsep Berdasarkan hasil penelitian
mempunyai pengaruh yang signifikan kemampuan menulis teks deskripsi, nilai
terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa pada sebelum mendapat perlakuan
siswa kelas VII Pondok Pesantren Ummul metode peta konsept berada pada kategori
Mukminin. Dengan demikian, kontribusi kurang mampu disebabkan karena siswa
peta konsep terhadap kemampuan menulis masih belum bisa memahami teks deskripsi;
teks deskripsi siswa kelas VII Pondok siswa cenderung kurang mampu
Pesantren Putri Ummul Mukminin 31,7%. membedakan teks deskripsi dengan cerita
Pengujian terhadap model regresi pendek dan puisi. Secara umum hasil

11
pembelajaran menulis teks deskripsi dengan sangat baik, hal tersebut ditunjukkan
sebelum diberi perlakuan cenderung rendah dengan hasil tulisan teks deskripsi siswa
dikarenakan kurang semangatnya siswa yang penggunaan tata bahasanya yang sudah
dalam proses pembelajaran sehingga siswa benar dan tertata baik. Pada aspek kosakata/
tidak termotivasi untuk menyelesaikan tugas bentuk kebahasaan, siswa mampu memilih
dengan baik. Hal ini sesuai dengan apa yang kata yang tepat untuk menuliskan kalimat
dikemukakan oleh Turner dan Johnson pendeskripsian. Selanjutnya pada aspek
(Kertamuda, 2008) mengemukakan bahwa susunan kalimat, siswa mampu menyusun
siswa yang memiliki motivasi rendah kalimat dengan baik.
ditandai dengan ciri-ciri cepat putus asa Nilai terendah pada setelah mendapat
dalam melaksanakan tugas, tidak perlakuan Metode Peta Konsep diperoleh
bersemangat mengikuti pelajaran, dan lima siswa. Namun perolehan tersebut
memiliki prestasi belajar yang rendah. berbeda dengan sebelum mendapat
perlakuan metode peta konsep yang berada
2. Deskripsi Kemampuan Menulis Teks pada kategori tidak mampu. Nilai terendah
Deskripsi Siswa Kelas VII Pondok pada setelah mendapat perlakuan Metode
Pesantren Putri Ummul Mukminin Peta Konsep berada pada kategori kurang
Menggunakan Metode Peta Konsep mampu yang berarti nilai yang diperoleh
mulai dari 40 hingga 69. Pada aspek isi teks,
Data hasil setelah mendapat siswa mampu merangkai isi teks menjadi
perlakuan Metode Peta Konsep kemampuan kalimat yang menggambarkan sesuatu.
menulis teks deskripsi pada kelas VII Kemudian, pada aspek organisasi teks, siswa
dengan menggunakan metode peta konsep mampu menyusun teks dengan baik. Pada
menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada aspek mekanik, siswa kurang mampu
kategori sangat mampu diperoleh empat menyusun kalimat dengan benar
siswa dan nilai terendah pada kategori berdasarkan aturan ejaan yang
kurang mampu diperoleh dua siswa. disempurnakan. Lalu pada aspek kosakata,
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, siswa mampu memerhatikan pemilihan kata
ditemukan nilai rata-rata pada setelah yang baik pada penggambaran teksnya.
mendapat perlakuan Metode Peta Konsep Kemudian yang terakhir pada aspek susunan
yaitu 77 yang berarti nilai siswa telah berada kalimat, siswa masih kurang mampu
pada kategori cukup mampu. Hal tersebut menyusun kalimat dengan baik.
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dari
56 menjadi 77. 3. Pengaruh Metode Peta Konsep
Perolehan nilai tertinggi pada Terhadap Kemampuan Menulis Teks
setelah mendapat perlakuan Metode Peta Deskripsi Siswa Kelas VII Pondok
Konsep diperoleh empat siswa. Berdasarkan Pesantren Putri Ummul Mukminin
kriteria penilaian penulisan teks deskripsi
empat siswa dengan nilai tertinggi tersebut Setelah melakukan penelitian,
sangat mampu merangkai isi teks sehingga terdapat pengaruh Metode Peta Konsep
pembaca dapat membayangkan apa yang terhadap kemampuan menulis teks deskripsi
digambarkan oleh siswa. Kemudian pada siswa, pengaruh tersebut terletak dari
aspek organisasi teks, siswa dapat menyusun berbagai aspek seperti nilai rata-rata,
teks secara baik dan sesuai dengan ciri teks frekuensi, dan persentase pemerolehan nilai.
deskripsi yang tepat. Lalu pada aspek Terlihat pada nilai siswa pada saat dilakukan
mekanik siswa menulis teks deskripsi sebelum mendapat perlakuan metode peta

12
konsep siswa yang memperoleh nilai pada susunan kalimat, sebagian besar siswa
kategori kurang mampu berjumlah tujuh mampu menyusun kalimat dengan baik.
belas siswa, karena pada aspek penilaian isi, Pada setelah mendapat perlakuan
siswa kurang mampu merangkai isi teks Metode Peta Konsep, tidak ada siswa yang
menjadi kalimat yang menggambaran mendapat nilai pada kategori tidak mampu.
sesuatu. Pada aspek organisasi teks, Namun, siswa yang memperoleh nilai pada
sebagian besar siswa kurang mampu kategori kurang mampu ada lima orang dan
menyusun teks dengan baik berdasarkan pada kategori cukup mampu ada sembilan
struktur teks deskripsi yakni, judul, deskripsi orang. Pada aspek isi teks siswa cukup
umum, dan deskripsi bagian sebuah objek. mampu merangkai isi teks menjadi kalimat
Selanjutnya pada aspek mekanik, siswa yang menggambarkan objek Pada aspek
kurang mampu menyusun kalimat dengan organisasi teks, siswa cukup mampu
benar berdasarkan aturan ejaan yang menyusun teks dengan baik. Pada aspek
disempurnakan. Kemudian pada aspek mekanik, siswa cukup mampu menyusun
kosakata, siswa kurang mampu memilih kata kalimat dengan benar berdasarkan aturan
pendeksripsian yang tepat. Pada aspek ejaan yang disempurnakan. Pada aspek
susunan kalimat, siswa juga kurang mampu kosakata, siswa cukup mampu
menyusun kalimat dengan baik karena memerhatikan pemilihan kata yang baik
bingung menempatkan ide-idenya ke dalam pada penggambaran teksnya. Kemudian
tulisan deksripsinya.. pada aspek susunan kalimat, siswa cukup
Saat sebelum mendapat perlakuan mampu menyusun kalimat dengan baik.
metode peta konsep, siswa yang mendapat Pada aspek-aspek penilaian teks deskripsi
nilai pada kategori mampu hanya berjumlah pada sebelum mendapat perlakuan metode
satu orang. Sedangkan pada saat dilakukan peta konsep dan setelah mendapat perlakuan
setelah mendapat perlakuan Metode Peta Metode Peta Konsep tersebut terbukti bahwa
Konsep nilai siswa mengalami peningkatan. terdapat pengaruh dari penerapan metode
Siswa yang berhasil mendapat nilai pada peta konsep dalam pembelajaran menulis
kategori mampu berjumlah tujuh orang dan Teks Deskripsi Siswa Kelas VII Pondok
siswa yang memperoleh nilai pada kategori Pesantren Putri Ummul Mukminin.
sangat mampu berjumlah empat orang. Berdasarkan hasil pengujian
Perolehan tersebut berdasarkan aspek isi hipotesis dengan uji regression
teks deskripsi siswa. Siswa sangat mampu menunjukkan bahwa nilai R yang
merangkai isi teks sehingga pembaca dapat merupakan simbol dari nilai koefisien
membayangkan apa yang digambarkan oleh regresi menunjukkan nilai R adalah 0,563.
siswa. Pada aspek organisasi teks, siswa Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa
mampu menyusun teks secara baik dan hubungan kedua variabel penelitian berada
sesuai dengan ciri teks deskripsi yang tepat. pada kategori sedang. Nilai R Square atau
Kemudian pada aspek mekanik siswa juga koefisien determinasi juga menunjukkan
mampu menulis teks deskripsi dengan seberapa bagus model regresi yang dibentuk
sangat baik, hal tersebut ditunjukkan dengan oleh interaksi variabel bebas dan variabel
hasil tulisan teks deskripsi siswa yang terikat. Nilai koefisien pengaruh yang
penggunaan tata bahasanya sudah benar dan diperoleh adalah 31,7% yang dapat
tertata baik. Pada aspek kosakata/ bentuk ditafsirkan bahwa variabel bebas memiliki
kebahasaan, siswa sangat mampu memilih pengaruh kontribusi terhadap variabel terikat
kata yang tepat untuk menuliskan kalimat sebesar 31,7%.
pendeskripsian. Selanjutnya pada aspek

13
Dari hasil pengujian dengan diperoleh siswa pada sebelum mendapat
menggunakan uji regresi nilai signifikansi perlakuan metode peta konsep yaitu 56.
yang diperoleh 0,003 dengan demikian nilai Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas rata-rata siswa saat sebelum mendapat
dengan adanya penggunaan metode peta perlakuan metode peta konsept berada pada
konsep dalam pembelajaran menulis Teks kategori kurang mampu.
Deskripsi memberikan pengaruh yang baik, Kedua, data setelah menggunakan
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada metode peta konsep diperoleh bahwa nilai
kegiatan setelah mendapat perlakuan tertinggi siswa yaitu 90 dan nilai tersebut
Metode Peta Konsep lebih tinggi dibanding berada pada kategori sangat mampu.
nilai pada saat sebelum mendapat perlakuan Sedangkan nilai terendah siswa yaitu 55 dan
metode peta konsep. Pada setelah mendapat berada pada kategori kurang mampu.
perlakuan Metode Peta Konsep terlihat Kemudian, nilai rata-rata siswa pada setelah
siswa mampu menulis teks deskripsi dengan mendapat perlakuan Metode Peta Konsep
memerhatikan berbagai aspek peniaian isi, yaitu 77 yang menunjukkan bahwa nilai
organisasi teks deksripsi, mekanik, kosakata, rata-rata siswa berada pada kategori cukup
dan susunan kalimat. Selain itu, metode peta mampu.
konsep ini dapat melatih kreatifitas dan daya Ketiga, hasil uji regresi
ingat siswa karena peta konsep adalah cara menunjukkan bahwa ada kontribusi peta
termudah untuk menempatkan informasi ke konsep terhadap kemampuan menulis teks
dalam otak dan mengambil informasi ke luar deskripsi siswa kelas VII Pondok Pesantren
otak. peta konsep juga merupakan rute yang Putri Ummul Mukminin. Diperoleh nilai
hebat bagi ingatan, memungkinkan kita regresi 0,563 dengan tingkat signifikan
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa 0,003 < α0,05, untuk koefisien determinasi
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan (R Square) sebesar 0,317. Hal tersebut
sejak awal. Hal tersebut berarti, mengingat berarti 31,7% pengaruh peta konsep
informasi akan lebih mudah dan lebih bisa terhadap kemampuan menulis teks deskripsi
diandalkan daripada menggunakan teknik siswa kelas VII Pondok Pesantren Putri
pencatatan tradisional. Untuk itu, juga harus Ummul Mukminin.
sering memberikan latihan-latihan sehingga Berdasarkan hasil analisis tersebut
siswa akan lebih terlatih dalam menulis dapat diketahui nilai thitung diperoleh 3,270
khusunya menulis teks deskripsi. Dari uraian dapat dilihat pada lampiran.13, dengan
tersebut dapat disimpulkan bahwa metode tingkat signifikan 0,003 < α0,05. Maka Ho
peta konsep berpengaruh terhadap ditolak dan H1 diterima atau koefisien
kemampuan menulis Teks Deskripsi Siswa regresi signifikan, atau peta konsep
Kelas VII Pondok Pesantren Putri Ummul mempunyai pengaruh yang signifikan
Mukminin. terhadap kemampuan menulis teks deskripsi
siswa kelas VII Pondok Pesantren Ummul
Mukminin.
PENUTUP
Pertama, data sebelum menggunakan DAFTAR PUSTAKA
metode peta konsep diperoleh bahwa nilai
tertinggi siswa yaitu 80 dan berada pada Akhadiah, S. dkk. 1997. Pembinaan
kategori mampu. Sedangkan nilai terendah Kemampuan Menulis Bahasa
siswa yaitu 25 dan berada pada kategori Indonesia. Jakarta: Erlangga.
tidak mampu. Kemudian, nilai rata-rata yang

14
Alwi, H. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Finoza. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia.
Indonesia. Jakarta: Departemen Jakarta: Diksi Insan Muliatif.
Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program SPSS.
Amriani, Sri Eka. 2016. Pengembangan Semarang: UNDIP.
Kemampuan Menulis Permulaan Guntur Tarigan, Henry. 2013. Menulis
Pada Anak Usia Dini Melalui Sebagai suatu ketrampilan
Metode Pestalozzi Di Kelompok B berbahasa. Bandung: Angkasa
TK Buah Hati Makassar. Tidak Bandung.
Diterbitkan. Makassar: Kertamuda, F. 2008. Pengaruh Motivasi
Perpustakaan Program Pascasarjana Belajar tehadap Prestasi Belajar.
UNM Makassar. Jurnal Psikologi.

Arikunto, Suharsoni. 2010. Proses Kosasih, E. dkk. 2016. “Bahasa Indonesia


Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi 2016”. Jakarta:
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Kementerian Pendidikan dan
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map Kebudayaan. 2016.
Membuka Kreatifitas, Memperkuat Kosasih, E. 2012. “Dasar-dasar Kemampuan
Ingatan, dan Mengubah Hidup. Menulis”. Bandung: Yrama Widya.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran
Utama. Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Brown, Gillian dan George Yule. 1996. Jakarata: PT Raja Grafindo
Analisis Wacana. Jakarta: PT Persada.
Gramedia Pustaka Utama. Rineka Nur, Akram. 2014. Pengaruh Metode Peta
Cipta. Konsep Pohon Jaringan terhadap
Pembelajaran Menulis Cerita
Dalman, 2014. Ketrampilan Menulis.
Pendek Siswa Kelas VIII SMP
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wonomulyo. Tidak Diterbitkan.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa
Makassar: Perpustakaan Program
Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Pascasarjana UNM Makassar.
Gramedia Pustaka Utama.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian
Djamarah, & Aswan Zain. 2002. Strategi
Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Yogyakarta: BPFE.
Cipta.
Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi
Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
dan Aplikasi Model Pembelajaran
Pehopu, Herlina. 2015. Peningkatan
Inovatif Bahasa dan Sastra.
Kemampuan Menulis Teks
Makassar: UNM.
Tanggapan Deskriptif Melalui
Edward, Caroline. 2009. Mind Mapping
Teknik Show Not Tell
Untuk Anak Sehat dan Cerdas.
(Menunjukkan Bukan
Yogyakarta:Wangun Printika.
Memberitahukan) Peserta Didik
Enre, Fachruddin Ambo. 1994. Dasar-
Kelas VII-2 SMP Negeri 1 Mori
Dasar Kemampuan Menulis. Ujung
Atas Kabupaten Morawali Utara.
Pandang: Badan Penerbit IKIP
Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar:
Ujung Pandang.

15
Program Pascasarjana Universitas Kepribadian Bahasa
Negeri Makassar. Indonesia.Makassar: FBS UNM.
Pusat Kurikulum. 2002. Kurikulum Hasil Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran
Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Wacana. Bandung: PT Angkasa.
Depdiknas. __________________. 2008. Menulis
Puspita, Ayunda Riska, dkk. 2013. Sebagai Suatu Kemampuan
“Keefektifan Penggunaan Teknik Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Mind Mapping dalam Pembelajaran Tindaon, Yosi Abidin. 2012. Tujuan
Menulis Cerita Pendek Bertolak Menulis Karangan Deskripsi
Dari Perstiwa yang Pernah Dialami (online)
Siswa Kelas IX SMP Negeri 18 http://yosiabidintindaon.blogspot.c
Malang”. Jurnal. Universitas om/2012/II/tujuan-menulis-
Negeri Malang. karangan-deskripsi. Diakses pada
Priyatni, Endah. 2014. Desain Pembelajaran tanggal 20 Februari 2017.
Bahasa Indonesia dalam Trianto. 2009. Mendesain Model
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Aksara. Surabaya: Kencana.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Wulan.2012.(online).(http//:eprintsuny.ac.id
Mengungkapkan Profesionalisme .pdf.) Diakses pada tanggal 11
Guru. Bandung: Rajawali Pers. Desember 2016.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori
Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
Makassar: Badan Penerbit UNM. Alwi, Hasan, dkk. 2001. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Sani . 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta:
Balai Pustaka.
Bumi Aksara.
Semi, M.A. 2007. Dasar-dasar Kemampuan
Menulis. Bandung: Angkasa.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______ . 2013. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Suparno. 2007. Kemampuan Dasar Menulis.


Bandung: Alfabeta.

Soedjito. 2010. Terampil Menulis Surat


Resmi Bahasa Indonesia. Malang:
PT Prestasi Pustakaraya.
Tang, Muhammad Rapi, dkk. 2008. Mata
Kuliah Pengembangan

16

Anda mungkin juga menyukai