Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PTK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) DIPADUKAN DENGAN METODE PICTURE
AND PICTURE DI KELAS X MP 1 SMK DZAKIYYUN CIANJUR

TAHUN 2023/2024

Oleh

Egi Regista Apriandi, S.Pd.

PPG DALAM JABATAN BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2023
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PjBL) DIPADUKAN DENGAN METODE PICTURE
AND PICTURE DI KELAS MP 1 SMK DZAKIYYUN CIANJUR

Egi Regista Apriandi, S.Pd.


Email:egiregistaapriandi@gmail.com

ABSTRAK: Penelitian ini dilatarbelakangi hasil wawancara peneliti dengan guru


rekan sejawat yang mengemukakan masalah rendahnya keterampilan peserta didik
dalam menulis cerpen sesuai dengan strukturnya khususnya pada peserta didik
kelas XI MP 1 SMK Dzakiyyun Cianjur. Rendahnya keterampilan peserta didik
menulis cerpen diketahui berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik
sebesar 60. Penyebab rendahnya keterampilan menulis cerpen yaitu penggunaan
model juga metode, teknik dan media menulis cerpen yang terkesan monoton.
Untuk mengatasimasalah ini, peneliti menggunakan teknik pemodelan dan metode
yang dianggap relevan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen peserta
didik sesuai dengan strukturnya. Metode dan bentuk penelitian ini adalah
deskriptif dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data yang diambil
bersumber dari guru bahasa Indonesia dan peserta didik kelas XI. Data penelitian
ini meliputi Modul Ajar dan hasil menulis cerpen peserta didik sedangkan teknik
yang digunakan adalah tes tertulis berupa hasil proyek cerpen buatan peserta didik
pribadi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dari nilai rata-rata
pratindakan sebesar 60,00 menjadi 94,00 pascatindakan.

eterampilan menulis merupakan satu di antara empat keterampilan berbahasa


K(menyimak, berbicara, membaca, menulis) yang penting dikuasai peserta didik
dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
Melalui kegiatan menulis, diharapkan peserta didik dapat menuangkan ide-ide
atau gagasan baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Satu di antara kegiatan
menulis imajinatif adalah menulis cerpen. Pada dasarnya menulis cerpen berarti
menulis cerita tentang kejadian berdasarkan kenyataan atau rekaan yang dialami
sesorang yang penuh pertikaian, mengharukan, atau menyenangkan.
Ada beberapa hal yang harus dikuasai seseorang agar terampil menulis cerpen,
pertama ia harus mencintai karya sastra. Kedua, harus banyak membaca karya
sastra. Ketiga, harus sering berlatih menulis cerpen seperti halnya seorang anak
yang sedang belajar berjalan. Biasanya bagi seorang yang baru pertama kali
menulis cerpen akan timbul rasa khawatir, takut cerpen yang ia tulis jelek. Oleh
karena itu, sebagai guru yang baik tentulah diperlukan mencari solusi terbaik guna
menyelesaikan masalah yang ada dalam pembelajaran peserta didik dengan
mencari model juga metode yang tepat agar tercapainya tujuan pembelajaran
dengan maksimal.
(Slameto, 2010). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia haruslah berisi
upaya yang mampu membawa peserta didik untuk menguasai sejumlah
keterampilan. Keterampilan berbahasa yang pada umumnya mampu melatih
prosesnya kreatif seseorang. Semakin terampil seseorang berbahasa maka
semakin jelas dan kreatif dalam melahirkan inovasi barunya. Menurut Mundziroh
(2013) ada beberapa keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik
1
yang diantaranya adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dalam pembelajaran semua
keterampilan berbahasa tersebut harus dikuasai oleh peserta didik akan tetapi
keterampilan menulis yang sering dianggap sulit dan menjadi beban bagi peserta
didik.
Menurut Tenri (2018) bahwa metode picture and picture merupakan bentuk
pembelajaran yang dimana gambar-gambar diberikan pada peserta didik untuk
dipasangkan dan diurutkan secara tersusun. Gambar tersebut bisa berupa sebuah
gambar yang ditayangkan pada slide power point.
Dari beberapa pemaparan para ahli di atas, peneliti akhirnya mecoba untuk
memadukan model pembelajaran yang inovatif tersebut juga metode yang mampu
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis cerpen sesuai dengan
strukturnya dipilihlah model pembelajaran Project Based Learning dipadukan
dengan metode Picture and Picture.
Faktor ketidakminatan, kemalasan, kurangnya latihan seseorang (peserta
didik) menyebabkan hasil cerpen yang ditulis tidak maksimal akhirnya banyak
peserta didik tidak dapat mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti sekaligus guru kelas X mata pelajaran bahasa Indonesia dengan Bpk.
Gagan Zakaria, M.Pd., guru bahasa Indonesia kelas XII SMK Dzakiyyun Cianjur
diakui olehnya bahwa keterampilan menulis cerpen peserta didik memang berada
pada titik yang tidak sama sekali berkembang atau stagnan dalam kondisi kurang
terampilnya peserta didik dalam menulis cerpen sesuai dengan strukturnya.
Menurutnya, Guru perlu mempelajari berbagai metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik. Guru dapat mengikuti pelatihan atau
seminar tentang metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Guru perlu
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik. Guru perlu memahami minat dan bakat peserta didik untuk dapat memilih
metode pembelajaran yang tepat. Guru perlu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bereksplorasi dan berkreasi. Guru perlu memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan ide-ide mereka. Guru
perlu memberikan umpan balik yang positif kepada peserta didik. Umpan balik
yang positif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kreativitasannya.
Peneliti juga rekan guru sejawat menyampaikan penyebab masalah tersebut
dengan melakukan refleksi proses pembelajaran selama ini. Pertama, guru hanya
menjelaskan teori tentang cerpen. Kedua, guru meminta peserta didik untuk
menulis cerpen.
Berdasarkan permasalahan yang disampaikan peneliti juga guru sejawat di
atas, adapun masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
meningkatkan keterampilan menulis cerpen menggunakan model pembelajaran
PjBL dan metode picture and picture pada peserta didik kelas XI MP 1 di SMK
Dzakiyyun Cianjur. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis cerpen
menggunakan model pembelajaran PjBL dan metode picture and picture pada
peserta didik kelas XI MP 1 di SMK Dzakiyyun Cianjur.
Dalam KBBI Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan sesuatu
atau tugas. Nurgiantoro (2001:273) mengungkapkan bahwa menulis adalah
aktifvitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Cerpen adalah bentuk
prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang seperti novella dan
novel (Redaksi PM, 2012:42). Jadi, keterampilan menulis cerpen adalah kecakapan
mengungkapkan gagasan melalui media bahasa ke dalam cerpen.

2
Menurut Laksana (2004:61) cerpen dibangun oleh unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar atau
setting, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa sedangkan unsur ekstrinsiknya
meliputi latar belakang pengarang.
Menurut Laksana (2004:65) ada beberapa tahapan dalam menulis cerpen yaitu
tahap mencari ide, membuat kerangka karangan, menulis cerita, mengoreksi, dan
mengirim ke media massa. Secara rinci Thahar (1997, 35:66) mengungkapkan
beberapa hal yang harus diperhatikan supaya cerpen yang dibuat menjadi cerita
unik, baru, dan tentu saja tidak ada duanya. Adapun hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut. (1) paragraf pertama; (2) mempertimbangkan pembaca; (3)
menggali suasana ; (4) penggunaan kalimat efektif; (5) menambahkan bumbu-
bumbu; (6) mengerakkan karakter; (7) memfokuskan cerita; (8) sentakan cerita; (9)
menyunting; dan (10) memberi judul.
Menurut Hosnan (2014:272) pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh peserta didik.
Melalui pemodelan, peserta didik dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis
(abstrak) yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. Menurut Muslich
(2014:46) model yang digunakan dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu,
karya, atau mempertontonkan suatu penampilan.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Deskriptif berarti terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar, bukan bentuk angka-
angka. Metode ini menandai pada hasil penelitian yaitu adanya (dan tidak adanya)
peningkatan tahap demi tahap. Nawawi (2012:67) menjelaskan bahwa metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana mestinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa fakta-fakta mengenai proses
pembelajaran menulis cerpen dan hasil menulis cerpen.
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Aunurrahman
(2014:4) mendefinisikan PTK sebagai penelitian praktis yang dilakukan oleh guru
di kelas dengan melakukan refleksi diri dengan tujuan memperbaiki proses
pembelajaran di kelas. Dalam PTK ini, peneliti berkolaborasi dengan rekan guru
sejawat bidang studi bahasa Indonesia di SMK Dzakiyyun Cianjur untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas.

3
Rencana penelitian meliputi setting penelitian dan hipotesis tindakan serta
indikator kinerja. Setting penelitian ini terdiri atas subjek penelitian yaitu guru
bahasa kelas XI SMK Dzakiyyun Cianjur dan peserta didik kelas XI MP 1, tempat
penelitian di SMK Dzakiyyun Cianjur, dan waktu penelitian dari bulan Oktober
s.d. November 2023. Hipotesis tindakan adalah diharapkan melalui penggunaan
model pembelajaran PjBL dan metode picture and picture dapat meningkatkan
keterampilan menulis cerpen sesuai dengan strukturnya, sedangkan indikator
kinerja dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan menulis cerpen pada setiap
siklus.
Prosedur PTK ini terdiri atas dua siklus. Siklus pertama dimulai dari
pertemuan pertama yang difokuskan untuk memberikan pemahaman mengenai
konsep dengan cara memberikan model (cerpen) kepada peserta didik dengan
dimulainya pengimplementasian sintak PjBL poin 1 s.d. poin 3 (Menentukan
Pertanyaan atau Masalah Utama, Merencanakan Proyek, dan Membuat Jadwal
Penyelesaian Proyek). Pertemuan kedua, peserta didik diminta untuk menulis
cerpen berdasarkan picture/gambar acak yang telah disediakan dan mencoba untuk
menyusunnya sehingga menjadi satu cerita pendek yang utuh. Pada siklus kedua
dan masuknya pertemuan kedua inilah dimulainya fokus peserta didik pada
kegiatan menulis dan kelanjutan dari sintak PjBL poin 4 s.d. 6 (Memonitor
Kemajuan Penyelesaian Proyek, Mempresentasikan dan Menguji Hasil
Penyelesaian Proyek, Mengevaluasi dan Refleksi Proses dan Hasil Proyek).
Kegiatan menulis cerpen peserta didik di kelas X MP 1 SMK Dzakiyyun juga
tidak lepas dari tahap-tahap pembelajaran metode picture and picture
(Penyampaian Tujuan Pembelajaran, Penyampaian Materi Pengantar, Pembagian
Gambar, Pemasangan Gambar, Penjajakan, Kesimpulan, Evaluasi).
Data dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan dan hasil tulisan
peserta didik berupa cerpen. Sumber data dalam penelitian ini berpusat pada guru
pelajaran bahasa Indonesia kelas XI MP 1dan peserta didik kelas XI MP 1 SMK
Dzakiyyun Cianjur.
Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes
dan observasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan peserta
didik menulis cerpen berdasarkan gambar/picture yang disediakan, sedangkan
teknik observasi difokuskan untuk mengamati kemampuan guru menerapkan
teknik pemodelan dan metode picture and picture, keaktifan peserta didik
mengikuti pelajaran. Alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu penulis
sendiri sebagai instrumen utama, pedoman penilaian keterampilan menulis
cerpen, pedoman observasi dan video kegiatan pembelajaran.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan cara
mengelompokkan aspek-aspek yang diamati meliputi pelaksanaan yang
direncanakan, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dan hasil menulis
cerpen menggunakan teknik pemodelan dan metode picture and picture.
Selanjutnya, menganalisis terlaksana atau tidaknya setiap aspek yang diamati dan
menganalisis hasil tulisan peserta didik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan di SMK Dzakiyyun Cianjur tahun pelajaran
2023/2024. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas XI dan peserta
didik kelas XI MP 1 SMK Dzakiyyun Cianjur. Penelitian ini berhasil
4
meningkatkan keterampilan peserta didik menulis cerpen dari nilai rata-rata
pratindakan sebesar 75 meningkat menjadi 94 pada pascatindakan. Penelitian ini
mendeskripsikan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada kelas XI MP 1
meliputi proses pembelajaran dan hasil tulisan peserta didik pada masing- masing
siklus. Proses pembelajaran secara rinci mencakup perencanaan,

5
pelaksanaan dan observasi kegiatan pembelajaran menulis cerpen, sedangkan hasil
tulisan peserta didik berupa cerpen yang dibuat berdasarkan picture/gambar yang
disuguhkan.

Deskripsi Penelitian
Pada awal kegiatan, peneliti sekaligus guru juga rekan sjawat guru bidang
studi bahasa Indonesia berdiskusi mengenai proses pembelajaran menulis cerpen
menggunakan model PjBL dan metode picture and picture. Berdasarkan hasil
diskusi, peneliti dan guru bidang studi memutuskan untuk menyelesaikan masalah
yang ditemukan pada pratindakan yaitu adanya faktor ketidakminatan, kemalasan,
kurangnya latihan seseorang (peserta didik) dalam menulis cerpen.
Bertitik tolak dari masalah-masalah tersebut, peneliti dan guru membuat
rencana pembelajaran menggunakan model PjBL dan metode picture and picture
sebagai berikut. Pertama, guru menggunakan cerpen Pak Mud karya Tin Miswari.
sebagai model yang disuguhkan kepada peserta didik melalui link bacaan yang
dibagikan di whatsapp grup kelas. Kedua, guru memberikan picture/gambar kepada
peserta didik yang akan digunakan sebagai acuan dalam menulis cerpen melalui
tayangan pada power point. Ketiga, guru menjelaskan maksud dari picture/gambar
dengan teknik tanya jawab. Keempat, guru menugaskan peserta didik menulis
cerpen berdasarkan picture/gambar yang ditayangkan dan masih secara acak untuk
disusun menjadi cerpen yang utuh. Setelah mempunyai pemahaman yang sama
terkait proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan model PjBL dan
metode picture and picture, peneliti/guru dan rekan guru sejawat secara bersama-
sama membuat Modul Ajar, pedoman observasi guru dan peserta didik.
Peneliti/guru dan rekan sejawat guru bahasa Indonesia menetapkan beberapa
hal yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar diantaranya pertama,
pada kegiatan awal peserta didik harus mendapatkan konsep dan mampu
memahaminya dengan jelas sehingga peserta didik temotivasi dan semangat
dalam membuat cerpen dan mdengan sadar memahami manfaat menulis cerpen.
Peneliti dan guru berkeyakinan apabila peserta didik memahami konsep cerpen
dan manfaat menulis cerpen, hal tersebut akan mampu menimbulkan kesan bahwa
pembelajaran menulis cerpen bermakna bagi peserta didik. Kedua, pada kegiatan
inti peserta didik melihat picture/gambar sebagai arahan dalam menulis cerpen dan
cerpen Pak Mud karya Tin Miswari sebagai model pemantik agar mampu
membantu bagaimana menulis cerpen yang baik. Ketiga, pada kegiatan penutup,
peneliti dan guru sejawat menetapkan untuk menggali kesulitan-kesulitan yang
dihadapi peserta didik ketika pelaksanaan kegiatan menulis menggunakan model
PjBL dan metode picture and picture.
Proses pelaksanaan siklus I PPL merupakan pertemuan pertama dengan
alokasi selama 3 x 40 menit dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Oktober
2023 dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Proses pelaksanaan siklus
II PPL pertemuan kedua dengan alokasi selama 3 x 40 menit dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 14 November 2023 dimulai pukul 07.30 WIB hingga selesai.
Pertemuan pertama dimulai dengan baca doa kemudian menyiapkan fisik
peserta didik dengan ice breaking yang seru guna memotivasi awal peserta didik
agar semangat menghadapi pembelajaran, mengajukan pertanyaan tentang materi
yang dipelajari dan menyampaikan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.
Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk menganalisis unsur intrinsik dan
6
memvalidasi struktur dari cerpen Pak Mud karya Tin Miswari.
Peserta didik yang masih binggung berkenaan kegiatan menganalisis unsur
intrinsikcerpen mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut “Apakah harus
mencatumkan semua unsur intrinsiknya, Pak?” “Boleh tidak diacak menjawabnya,
Pak?”, “Sturkurnya nanti yang dituliskan apa saja Pak?”, “Sudut pandang itu
bagaimana, Pak?” Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan peserta didik
mengharuskan guru menjelaskan proses menganalisis meliputi analisis tema, tokoh
dan penokohan, alur, latar/setting, sudut pandang dan amanat dengan mencantukan
kutipan atau bukti juga penjelasan struktur cerpen mana saja yang harus
dituliskan.
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan penutup sebagaimana tercantum dalam
Modul Ajar terlaksana hingga sintak PjBL poin 3 yaitu membuat penjadwalan
proyek (cerpen karya pribadi peserta didik). Selain itu, waktu yang tersedia
selama 3 x 40 menit hanya cukup untuk menganalisis unsur intrinsik dan
memvalidasi struktur cerpen secara kelompok dan tidak mencukupi untuk
ketercapaian menulis cerpen karya peserta didik pribadi sehingga mengharuskan
dilanjutkanpada pertemuan kedua.
Pertemuan kedua difokuskan untuk menyelesaikan proyek/menulis cerpen
karya peserta didik secara kelompok sebagai pemantik awal dalam menulis cerpen
secara mandiri nantinya. Pada saat guru menjelaskan maksud picture/gambar yang
ditayangkan melalui proyektor terjadi dialog interaktif antara guru dan peserta
didik. Hal ini dapat terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dan
jawaban dari peserta didik sebagai berikut “Ayo, siapa yang tahu gambar yang
ditayangkan ini maksudnya untuk apa?” peserta didik menjawab bahwa gambar
tersebut adalah gambar yang akan dicerpenkan ya pak. Dialog interkatif antara
guru dan peserta didik terus berlangsung hingga gambar akhir. Adapun gambar
yang ditayangkan peneliti/guru teridiri dari 5 gambar (pesawat terbang terbakar,
kopi di sebuah cafe, kedua anak yang sedang ada di tempat pemakaman, situasi
di bandara dengan koper yang dibawa seseorang, dan pesawat yang sedang
mengudara) yang dikolasekan.
Setelah peserta didik memahami maksud dari picture/gambar yang masih
belum tersusun/acak tersebut, guru meminta peserta didik untuk menerapkan
unsur intrinsik cerpen dan struktur cerpen dalam cerita berdasarkan gambar yang
disajikan. Pada akhirnya, pertemuan kedua terlaksana sampai dengan
terkumpulnya karya cerpen hasil kelompok peserta didik dengan baik. Pada
pertemuan kedua ini, seluruh kegiatan yang tercantum dalam Modul Ajar
terlaksana dimulai dari sintak PjBL poin 4 sampai dengan poin 6 yaitu
mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek (cerpen karya peserta didik
secara kelompok) dan adapun proyek cerpen karya pribadi peserta didik dilakukan
di luar jam pembelajaran dan terselesaikan pada hari berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik dalam
pembelajaran menggunakan model PjBL dan metode picture and picture secara
keseluruhan baik pertemuan pertama pada siklus I dan pertemuan kedua pada
siklus II telah berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Hal ini dapat dilihat dari antusiasme peserta didik mengikuti pembelajaran mulai
dari proses pembelajaran konsep cerpen, pemberian cerpen sebagai model,
menganalisis unsur intrinsik dan memvalidasi cerpen yang disuguhkan, hingga
menulis cerpen berdasarkan gambar yang belum tersusun menjadi tersusun dan
menjadi cerpen yang utuh. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil survei yang
dilakukan berkenaan kepuasan/kesenangan peserta didik dalam pembelajaran
7
menulis cerpen menggunakan model PjBL dan metode picture and picture sangat
tinggi dengan mengisi polling yang dibagikan di whatsapp group dengan hasil
100% merasakan senang dan bahagia.
Namun, bukan berarti proses pembelajaran menulis cerpen tanpa ada kendala.
Berdasarkan hasil observasi siklus I ditemukan permasalahan yang dialami baik
oleh guru maupun peserta didik, masalah yang dimaksud sebagai berikut. Pertama,
kendala masih adanya beberapa peserta didik yang tidak masuk mengikuti proses
pembelajaran dengan berbagai alasan dimulai dari izin, sakit, dan dispensasi
mengikuti acara sekolah. Kedua, hal berkenaan dengan pengambilan video
pembelajaran yang terkendala ruang penyimpanan yang terbatas sehingga
dilakukan perekaman ulang dengan handphone yang cukup ruang
penyimpanannya. Ketiga, beberapa peserta didik masih kebinggungan untuk
mengawali pembuatan cerita. Keempat, hal kebisingan di luar kelas karena
pembangunan ruangan perpustakaan yang berdampak terhadap daya fokus guru
dalam mengajar juga peserta didik dalam belajar menjadi terganggu.
Total jumlah peserta didik di kelas XI MP 1 berjumlah 31 peserta didik,
namun yang hadir mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan
model PjBL dan metode picture and picture pada pertemuan pertama berjumlah
26 peserta didik. Jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran
berjumlah 84% dan 16% tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan izin
latihan marching band untuk persiapan acara di sekolah berjumlah 5 peserta
didik. Dari 26 jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran, 14 peserta didik
memperoleh nilai 70 peserta didik memperoleh nilai 80, dan 6 peserta didik
memperoleh nilai 60. Dari data nilai tersebut, diperolehlah nilai rata- rata peserta
didik sebesar 70. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan peserta
didik dalam menulis cerpen berdasarkan strukturnya masih di bawah KKM,
sedangkan nilai batas KKM itu sendiri yaitu 75. jumlah peserta didik yang
mengikuti kegiatan pembelajaran berjumlah 84% dan 16% tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran dikarenakan izin latihan marching band untuk persiapan
acara di sekolah.
Total jumlah peserta didik di kelas XI MP 1 berjumlah 31 peserta didik,
namun yang hadir mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan
model PjBL dan metode picture and picture pada pertemuan kedua berjumlah 26
peserta didik. 12 peserta didik memperoleh nilai 100, 4 peserta didik memperoleh
nilai 80, dan 10 peserta didik memperoleh nilai 92. Dari data nilai tersebut,
diperolehlah nilai rata- rata peserta didik sebesar 94. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata yang mulanya 60 dari
nilai pratindakan menjadi 94 pascatindakan meskipun jumlah peserta didik yang
mengikuti kegiatan pembelajaran berjumlah 84% dan 16% tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran dikarenakan izin latihan marching band untuk persiapan
acara di sekolah.
Refleksi siklus I dilakukan pada Jumat, 13 Oktober 2023. Hasil refleksi
siklus I ini akan menjadi acuan untuk perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil
refleksi ditemukan beberapa permasalahan baik dalam proses pembelajaran
maupun hasil tulisan peserta didik. Permasalahan proses pembelajaran yang
dimaksud sebagai berikut. Pertama, kendala masih adanya beberapa peserta didik
yang tidak masuk mengikuti proses pembelajaran dengan berbagai alasan dimulai
dari izin, sakit, dan dispensasi mengikuti acara sekolah. Kedua, hal berkenaan
dengan pengambilan video pembelajaran yang terkendala ruang penyimpanan
yang terbatas sehingga dilakukan perekaman ulang dengan handphone yang
cukup ruang penyimpanannya. Ketiga, beberapa peserta didik masih
kebinggungan untuk mengawali pembuatan 8 cerita. Keempat, hal kebisingan di
luar kelas karena pembangunan ruangan perpustakaan yang berdampak terhadap
daya fokus guru dalam mengajar juga peserta didik dalam belajar menjadi
terganggu.
Berdasarkan analisis hasil tes menulis cerpen pertemuan pertama, dari 31
peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran ada 26 orang peserta didik, 6
peserta didik mampu mencapai nilai di atas KKM dan 20 peserta didik belum
mencapai KKM. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik sudah belum bisa menulis cerpen secara maksimal dan belum melebihi nilai
KKM yaitu 75.
Refleksi siklus II dilakukan pada Selasa, 14 November 2023. Berdasarkan
hasil refleksi siklus I sebelumnya dengan ditemukannya berbagai masalah dalam
proses pembelajaran akhirnya pada siklus II permasalahan tersebut mampu
terselesaikan dengan baik/terminimalisir sehingga kendala-kendala pada siklus 1
mulai terselesaikan.
Berdasarkan analisis hasil tes menulis cerpen pertemuan kedua, dari 31
peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran ada 26 orang peserta didik
yang sudah tuntas dan 5 peserta didik tidak tuntas diakrenakan tidak mengikuti
pembelajaran. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik
sudah dapat menulis cerpen secara maksimal dan sudah melebihi nilai KKM yaitu
75. Oleh Karena itu, peningkatan keterampilan peserta didik dalam menulis
cerpen berdasarkan strukturnya menggunakan model pembelajaran PjBL
dipadukan dengan metode picture and picture ini sangatlah tepat.

Pembahasan
Pembahasan merupakan sebuah bagian yang menyajikan hasil penelitian
secara luas. Pada bagian ini, dibahas hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil
belajar peserta didik pada siklus I dan II. Pembahasan mengacu kepada hasil
observasi dan hasil belajar peserta didik.
Pembahasan mengenai proses pembelajaran menulis cerpen menggunakan
PjBL dipadukan dengan metode picture and picture mengacu pada perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman berdasarkan teori-teori
pembelajaran yang berkaitan dengan PjBL dipadukan dengan metode picture and
picture. Berikut ini dipaparkan hasil pembahasan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran menulis cerpen menggunakan PjBL dipadukan dengan metode
picture and picture baik pada kegiatan pembukaan, maupun inti sudah sesuai
dengan konsep PjBL dan metode picture and picture. Secara teori ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan PjBL dan metode picture and
picture antara lain (1) guru memberikan sebuah cerpen sebagai model. (2) Guru
memberikan picture/gambar kepada peserta didik sebagai acuan dalam menulis
cerpen. (3) Guru menggunakan teknik tanya jawab untuk memberitahukan
maksud picture/gambar kepada peserta didik. (4) Guru menugaskan peserta didik
untuk menulis cerpen berdasarkan picture/gambar yang disajikan/ditayangkan.
Semua kegiatan dari poin 1 hingga 4 telah tercantum dalam Modul Ajar baik
itu dalam sintak PjBL juga tahap-tahap pembelajaran metode picture and picture.
Artinya, semua rencana pembelajaran yang tertuang dalam Modul Ajar sudah
memenuhi teori pengimplementasiannya.

9
Pelaksanaan siklus I difokuskan untuk memberikan pemahaman konsep
cerpen dan pemodelan cerpen serta meminta peserta didik menulis cerpen
berdasarkan picture/gambar yang disuguhkan/ditayangkan. Pemahaman konsep
cerpen dibentuk dengan cara meminta peserta didik menganalisis unsur intrinsik
cerpen juga strukturnya. Teknik tanya jawab adalah teknik yang digunakan untuk
membantu peserta didik memahami maksud dari picture/gambar
disuguhkan/ditayangkan. Setelah memahami maksud dari picture/gambar, peserta
didik diminta untuk menulis cerpen berdasarkan picture/gambar
disuguhkan/ditayangkan. Pada saat peserta didik menulis cerpen, guru berkeliling
kelas mengawasi kegiatan peserta didik sekaligus memberikan masukan terhadap
cerpen yang dibuat peserta didik.
Pelaksanaan siklus II pada pemberian motivasi dan melatih peserta didik
untuk menulis cerpen. Kegiatan motivasi ini dilaksanakan sebab banyak peserta
didik yang berkeluh kesah tentang sulitnya memulai penulisan cerpen ketika guru
menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran hari ini yaitu menulis cerpen.
Setelah peserta didik termotivasi, guru meminta peserta didik untuk menulis
cerpen berdasarkan picture/gambar disuguhkan/ditayangkan.
Kemampuan peserta didik menulis cerpen setiap siklus selalu meningkat.
Pada tahap pratindakan siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik sebesar
70 dengan rincian sebanyak 6 peserta didik tuntas, 20 peserta didik tidak tuntas,
dan 5 peserta didik tidak tuntas karena tidak mengikuti pembelajaran sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik sebesar 94 dengan
rincian 26 peserta didik tuntas dan 5 peserta didik tidak tuntas karena tidak
mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran PjBL dipadukan dengan metode picture and
picture dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menulis cerpen.
Adapun tindak lanjut pembelajaran dalam penelitian ini berdasarkan
peningkatan yang terjadi pada proses dan hasil pembelajaran menulis cerpen
menggunakan model pembelajaran PjBL dipadukan dengan metode picture and
picture sebagai berikut. Pertama, (teman yang memilik sikap, wawasan, juga
kreativitas lebih) guna membantu peserta didik yang masih merasakan kesulitan
dalam belajar menulis cerpen sehingga efektivitas waktu juga tujuan pembelajaran
akan dicapai secara bersama. Kedua, saya selaku guru pun siap untuk menjadi
jalan peserta didik mendapatkan wawasan tambahan berkaitan dengan
kepenulisan yang baik (pelatihan diksi, majas-majas, dan kepenulisan sesuai
EYD). Ketiga, agar peserta didik terapresiasi dengan baik, diharapkan saya selaku
guru dapat berperan aktif dalam mewujudkan proyek karya peserta didik sehingga
tersusun dengan baik dan memfasilitasi agar menjadi sebuah buku antologi cerpen
yang tentunya akan membanggakan sekolah juga peserta didiknya. Dengan
begitu, karya-karya peserta didik tersebut akan menambah buku literasi di
sekolah.
. Dalam pembelajaran menulis cerpen, guru diharapkan dapat memberikan
model yang menarik dan metode yang mudah dipahami peserta didik. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik bersemangat dalam mendapatkan pemahaman
secara utuh mengenai cerpen sehingga mampu mengimplementasikannya menjadi
cerpen karangan pribadi yang kreatif. Guru perlu mempelajari berbagai metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Guru dapat
mengikuti pelatihan atau seminar tentang metode pembelajaran yang inovatif dan
10
kreatif. Guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Guru perlu memahami minat dan bakat peserta didik
untuk dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Guru perlu memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi dan berkreasi. Guru perlu
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan ide-ide
mereka. Guru perlu memberikan umpan balik yang positif kepada peserta
didik. Umpan balik yang positif dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan kreativitasnya.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model pembelajaran PjBL
dipadukan dengan metode picture and picture telah meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran pada peserta didik kelas XI MP 1 SMK Dzakiyyun Cianjur
khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek berdasarkan
strukturnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kemampuan peserta didik menulis
cerpen setiap siklus selalu meningkat. Pada tahap pratindakan siklus I, nilai rata-
rata yang diperoleh peserta didik sebesar 70 dengan rincian sebanyak 6 peserta
didik tuntas, 20 peserta didik tidak tuntas, dan 5 peserta didik tidak tuntas karena
tidak mengikuti pembelajaran sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang
diperoleh peserta didik sebesar 94 dengan rincian 26 peserta didik tuntas dan 5
peserta didik tidak tuntas karena tidak mengikuti pembelajaran.

11
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa saran sebagai
berikut. Pertama, lembaga pendidikan hendaknya menunjang fasilitas pengajaran
guna ketercapaian tiap-tiap tujuan pembelajaran peserta didik. Kedua, penerapan
model pembelajaran PjBL dipadukan dengan metode picture and picture
hendaknya dapat dicoba atau dipraktikan oleh semua guru bahasa Indonesia
karena sudah dirasakan ketercapaiannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Ketiga, hendaknya hasil proyek/karya peserta didik dapat difasilitasi dengan baik
oleh pemangku kebijakan di sekolah agar menjadi karya nyata yang dapat
membanggakan sekolah, guru, peserta didik, lingkungan masyarakat, dan orang
tua.

DAFTAR PUSTAKA
Aryana, Yoki. Dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hidayat, Ahyar., dkk. Pembelajaran Menulis Cerpen Menggunakan Metode
Picture and Picture. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Volume 3, No. 5 (2020):666-667.
Rohilah. 2017. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and
Picture. Diakses pada 24 November 2023 dari
https://www.kompasiana.com/rohilah1606/59c0d34f5a676f3c432e78b2/keleb
ihan-dan-kekurangan-model-pembelajaran-picture-and-picture
Tim. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan
Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Annurahman. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. STAIN Pontianak. Press:
Pontianak.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Laksana, Puja. 2014. Panduan Praktis Mengarang-Menulis. Semarang: PT
Aneka Ilmu.
Nurgiantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
MadaUniversity Pross.
Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Thahar, Harris Effensi. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung. Penerbit Angkasa
Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai