Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm.

1-11
Ahmad, Mind Mapping

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN


MENULIS TEKS ANEKDOT PESERTA DIDIK KELAS X
SMK NEGERI 2 PINRANG

Ahmad
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
email: ahmadckp08@Gmail.com

Pembimbing: Sulastriningsih Djumingin

Abstrak. Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Kemampuan Menulis Teks AnekdotPeserta
Didik Kelas X SMK Negeri 2Pinrang”. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs,
Universitas Negeri Makassar, (Dibimbing oleh: Hj. Sulastriningsih Djumingin dan Munirah).
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikanKeefektifan Model Mind Mapping terhadap
Kemampuan Menulis Teks Anekdot Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang. Jenis penelitian ini
adalah eksperimen dengan menggunakan desain penelitian eksperimen murni. Subjek penelitian ini
adalah peseta didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 148 orang.
Jumlah tersebut terbagi atas 4 kelas. Penarikan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik
random sampling atau secara acak terpilih kelas XRPL2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XRPL1
sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Bentuk tes
uraian yang dimaksud dalam instrument penelitian ini adalah tugas menulis teks anekdot dengan model
mind mapping pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau model mind
mapping. Tes ini digunakan untuk untuk mengumpulkan data berupa nilai keterampilan menulis
karangan argumentasi yang diperoleh siswa, yaitu tes akhir. Data yang diperoleh dari analisis secara
statistik deskriptif dan statistik inferensial uji-t, nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada posstest kelas
kontrol 3,00 dan nilai terendah diperoleh 2,28 dengan nilai rata-rata 2,65, sedangkan pada posstest
kelas eksperimen nilai tertinggi yang diperoleh siswa 3,57 dan nilai terindah diperoleh 2,57 dengan
nilai rata-rata 3,05. Beradasarkan hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji-t. Nilai T hitung
30,541>1.66600, maka keputusan adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran menulis teks
anekdot yang menggunakan model mind mapping dengan pembelajaran menulis teks anekdot yang
tidak menggunakan model mind mapping) dan kemampuan menulis teks anekdot antara kelompok
yang diberi perlakuan efektif digunakan sebagai model pembelajaran menulis teks anekdot peserta
didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang. Jadi, model mind mapping efektif terhadap kemampuan menulis
teks anekdot.

Kata kunci: menulis, teks anekdot, dan model mind mapping.

ABSTRACT. The Effectiveness of Mind Mapping Model towards Anecdote Text Writing Abilities of
Class X Students at SMKN 2 Pinrang (supervised by Sulastriningsih Djumingin and Munirah). The
study aimed at describing the effectiveness of Mind Mapping Model towards Anecdote Text Writing
Abilities of Class X at SMKN 2 Pinrang. The study was experiment research by using pure
experimental research design. The subjects of the research were the students of class X at SMKN 2
Pinrang of academic year 2016/2017 with the total of 148 students from 4 classes. The samples of the
research were take n by using random sampling technique and class XRPL2 was chosen as the
experiment class and class XRPL1 as the control class. The instrument of the research was in a form

1
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

of descriptive test. The form of the descriptive test was anecdote text writing assignment with mind
mapping model given to the experiment class; whereas, the control class was not given the treatment or
mind mapping model. The test was used to collect data in form of the scores of argumentation text
writing skills which were obtained by the studens, namely final test. The data obtained were analyzed
by using descriptive statistics and inferential statistics t-test. The highest score obtained by the students
in posttest of control class was 3.00 and the lowest score was 2.28 with the average score 2.65, while
in the posttests of experiment class, the highest score obteined by the students was 3.57 and the lowest
score was 2.57 with the everage score 3.05. Based on the results of inferential analysis by using t-test,
the score of Tcount was 30.541>1.66600,so the decision was H 0 was rejected and H1 was accepted.
Therefore, the results of the study showed that there was significant difference between the learning of
anecdote text writing by using mind mapping model and without using mind mapping model, and the
anecdote text writing abilities of the group which given the treatment was effective to be used as
learning model of anecdote text writing of class X students at SMKN 2 Pinrang. Thus, mind mapping
model was effective towards anecdote text writing abilities.

Keywords: writing, anecdote text, mind mapping model

PENDAHULUAN
Salah satu aspek berbahasa adalah tertentu sesuai tujuan proses sosial yang
menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan hendak dicapai.
yang produktif dan ekspresif. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
kegiatan menulis, harus terampil Kebudayaan No.59 Tahun 2014 Tentang
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, SKL SMA, MA dan SMK mata pelajaran
dan kosakata. Keterampilan menulis ini bahasa Indonesai kelas X terdapat KD
tidak akan datang secara otomatis, memproduksi teks anekdot baik secara lisan
melainkan harus melalui latihan dan praktik maupun tulisan. Salah satu jenis teks yang
yang banyak dan teratur. keterampilan diajarkan di tingkat SMA/SMK adalah teks
menulis merupakan ciri dari orang yang anekdot. Dalam dunia pembelajaran bahasa,
terpelajar atau bangsa yang terpelajar. istilah anekdot telah muncul dalam
Menulis menurut paradigma kurikulum pembelajaran bahasa Inggris Kurikulum
2013 adalah peserta didik diharapkan dapat 2004. Sementara itu, muncul teks anekdot
memproduksi teks setelah mengetahui sebagai teks yang diajarkan dalam mata
struktur suatu teks. Selain itu dengan pelajaran bahasa Indonesia baru
menulis teks dapat menambah kreatifitas disampaikan secara tersurat dalam
siswa dalam menulis. kurikulum 2013. Sejalan dengan prinsip
Teks merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam
yang wajib ada dalam kurikulum 2013 kurikulum tersebut yakni berbasis teks,
khususnya dalam pembelajaran bahasa. Dari maka teks anekdot menjadi salah satu teks
sudut pandang teori semiotika sosial, teks yang harus dipelajari peserta didik. Anekdot
merupakan suatu proses sosial yang merupakan jenis tulisan fiksional. Anekdot
berorientasi pada suatu tujuan sosial. Tujuan adalah teks cerita pendek yang
sosial yang hendak dicapai memiliki ranah- menggambarkan kelucuan dan amanat
ranah pemunculan yang disebut konteks terhadap fenomena sosial baik di angkat dari
situasi. Mahsun (2013) mengatakan proses kisah nyata maupun rekaan dengan tujuan
sosial akan berlangsung jika terdapat sarana sindiran, kritik, maupun sekadar hiburan.
komunikasi yang disebut bahasa. Dengan Kata pembelajaran sengaja dipakai
kata lain, proses sosial akan merefleksika n sebagai padanan kata Bahasa Inggris
diri menjadi bahasa dalam konteks situasi Instruction. Kata instruction mempunyai

2
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

pengertian lebih luas dari pada pengajaran. Menurut Semi (2007: 46-52),
Jika kata pengajaran ada dalam konteks tahapan atau proses menulis dibagi atas tiga
pembelajaran di kelas (ruang) formal, maka tahap sebagai berikut.
pembelajaran atau instruction mencakup 1.Tahap Pramenulis
pula kegiatan belajar mengajar yang tak Sebelum menulis ada kegiatan
dihadiri pembelajar secara fisik. Oleh karena persiapan yang harus dilakukan. Kegiatan
dalam instruction yang ditekankan adalah tersebut terdiri dari empat jenis yaitu:
proses belajar maka usaha-usaha yang pertama, menetapkan topik. Artinya
terencana dalam memanipulasi sumber- memilih secara tepat dari berbagai
sumber belajar agar terjadi proses belajar kemungkinan topik yang ada. Penulis pada
dalam diri siswa, kita sebut pembelajaran tahap ini, mempertimbangkan menarik atau
(Haling dkk., 2007:11). tidaknya sebuah topik. Dalam kaitan ini
Menurut Tarigan (2008: 22) menulis yang diperhatikan adalah nilai topik tersebut
adalah menurunkan atau menuliskan ditinjau dari kepentingan pembaca. Selain
lambang-lambang grafik yang itu, dipertimbangkan pula apakah topik
mengambarkan suatu bahasa yang dipahami tersebut dapat dikembangkan oleh penulis,
oleh seseorang, sehingga orang lain dapat dan apakah penulis mampu memeroleh
membaca lambang-lambang grafik tersebut bacaan penunjang yang dapat memperkaya
kalau mereka memahami bahasa dan gambar topik tersebut pada saat ditulis. Kedua,
grafik itu. Menulis adalah sebuah proses menetapkan tujuan. Artinya, menentukan
kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk apa yang hendak dicapai atau diharapkan
bahasa tulis untuk tujuan, memberi tahu, penulis dengan tulisan yang hendak
menyakinkan, dan menghibur (Nurjamal disusunnya. Mengetahui tujuan sangat
dkk, 2011: 69). penting karena dengan begitu penulis dapat
Pendapat lain juga dikemukakan oleh mengarahkan tulisan itu sesuai dengan apa
Rosyadi (2008: 48) bahwa menulis adalah yang diharapkan, dan memilih cara
suatu proses kreatif berpikir untuk penyajian yang lebih tepat. Tanpa
menuangkan gagasan ide tentang sesuatu memahami tujuan, tentu saja tidak mungkin
topik ke dalam bentuk tulisan. Senada sebuah tulisan itu dapat diarahkan dengan
dengan itu, Safar (2012: 45) dalam baik. Ketiga, mengumpulkan informasi
artikelnya mengatakan bahwa menulis pendukung. Artinya, sebuah topik yang
adalah suatu kegiatan yang aktif dan dipilih akan layak ditulis setelah
produktif serta memerlukan cara berpikir dikumpulkan informasi yang memadai
yang teratur yang diungkapkan dalam tentang topik itu seperti pendapat beberapa
bahasa tulis. ahli atau penulis tentang topik tersebut.
Menulis adalah aktivitas Keempat, merancang tulisan. Artinya, topik
mengemukakan gagasan melalui media tulisan yang telah ditetapkan dipilah-pilah
bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan menjadi subtopik. Hasil pemilahan ini
unsur bahasa, sedang yang kedua gagasan. disusun dalam suatu susunan yang disebut
Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas kerangka tulisan atau outline. Kerangka
menulis yang dilakukan di sekolah tulisan ini akan sangat memudahkan penulis
hendaknya diberi penekanan yang sama. dalam menyelesaikan tulisan. Selain itu,
Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam dengan perancangan tulisan dapat dihindari
rangka mengukur kompetensi berbahasa kemungkinan adanya hal-hal yang tumpang
dalam kaitannya dengan konteks dan isi tindih.
(Nurgiyantoro, 2011: 425). 2.Tahap Menulis

3
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

Pada tahap ini, konsentrasi penuh dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
penulis terhadap apa yang sedang dituliskan. wacana ekspesi (expressive discourse).
Tanpa konsentrasi penuh, tulisan yang Menulis dikatakan baik jika memenuhi
berbobot sulit dihasilkan. Pada saat asas seperti yang diuraikan berikut ini:
mencurahkan gagasan ke dalam konsep (Nurudin, 2010: 39-46).
tulisan, penulis berkonsentrasi pada tiga hal 1) Kejelasan, yang dimaksud dengan
sebagai berikut. kejelasan adalah tulisan harus dapat
Pertama, konsentrasi terhadap dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Ini
gagasan pokok tulisan. Kedua, konsentrasi juga termasuk bahwa yang dimaksud
terhadap tujuan tulisan. Ketiga, konsentrasi penulis tidak menyalahartikan atau salah
terhadap kriteria calon pembaca. Keempat, tafsir oleh pembaca sama dengan yang
konsentrasi terhadap kriteria dimaksud penulisnya.
penerbitan.khususnya untuk tulisan yang 2) Keringkasan, yang dimaksud dengan
akan diterbitkan. keringkasan adalah kalimat yang
3.Tahap Pascamenulis disusun tidak saja pendek-pendek tetapi
Tahap ini penting dilakukan karena juga mengunakan ungkapan-ungkapan
pada saat menulis draf atau naskah pertama, yang berlebihan. Itu juga berarti jangan
tentu semuanya masih serba kasar, masih terlalu menghambur-hamburkan kata-
dipenuhi oleh berbagai kesalahan dan kata seenaknya, tidak berputar-putar
kelemahan. Dalam tahap pascatulis terdapat atau mengulang-ulang dalam
dua kegiatan utama, yaitu: pertama, menyampaikan gagasan.
kegiatan penyuntingan yaitu kegiatan 3) Ketepatan, suatu penulisan harus dapat
membaca kembali dengan teliti draf tulisan menyampaikan butir gagasan kepada
dengan melihat ketepatannya dengan pembaca dengan kecocokan seperti yang
gagasan utama, tujuan tulisan, calon dimaksud penulisnya. Ini berarti yang
pembaca, dan kriteria penerbitan. Dalam diinginkan penulis bisa dipahami sama
kegiatan penyuntingan, harus diperhatikan persis oleh pembacanya.
dengan teliti kesalahan yang kentara. 4) Kesatupaduan, maksudnya adalah ada
Kedua, penulisan naskah jadi. satu gagasan dalam satu paragraf sebisa
Tujuan menulis menurut Tarigan (2008: mungkin hanya memiliki satu pokok
24-25) adalah respon atau jawaban yang pikiran dengan beberapa pokok pikiran
diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari penjelas.
pembaca. Berdasarkan batasan tersebut, 5) Pertautan, maksudnya adalah antara
tujuan menulis dapat dirinci sebagai berikut: bagian bertautan satu sama lain.
(1) tulisan yang bertujuan untuk Ketiadaan pertautan sangat sering terjadi
memberitahukan atau mengajar disebut bila seorang penulis menulis dengan
wacana informatif (informative discourse). tergesa-gesa dan hanya komplikasi dari
(2) tulisan yang bertujuan untuk berbagai sumber.
menyakinkan atau mendesak disebut 6) Penegasan, adanya penonjolan punya
persuasif (persuasive discourse). (3) tulisan derajat perbedaan antar bagian. Ini
yang bertujuan untuk menghibur atau sangat bergantung pada keahlian
menyenangkan atau mengandung tujuan penulis.
estetika disebut tulisan literer (wacana Selanjutnya, Alton C. Morris
kesastraan atau literary discourse). (Tarigan 2008: 7-8) beserta rekannya
(4)Tulisan yang mengekspresikan perasaan mengemukakan mengenai tulisan yang baik
sebagai berikut.

4
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

Tulisan yang baik merupakan abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
komunikasi pikiran dan perasaan yang Adapun penjabarannya di kemukakan
efektif. Semua komunikasi tulis adalah sebagai berikut:
efektif atau tepatguna. 1) kalau penulis tahu 1. Abstraksi adalah suatu bagian awal
apa yang harus dikatakan, yaitu kalau dia dari paragraf yang memiliki fungsi
mengetahui benar-benar pokok untuk memberikan suatu gambaran
pembicaraannya; 2) kalau penulis tahu yang sangat jelas mengenai isi teks
bagaimana caranya memberi struktur anekdot.
terhadap gagasan-gagasannya; dan 3) kalau 2. Orientasi adalah bagian awal yang
penulis mengetahui bagaimana caranya menujukkan kejadian, permulaan, atau
mengekspresikan dirinya dengan baik, yaitu latar belakang peristiwa tersebut
kalau dia menguasai suatu gaya yang serasi. terjadi.
Zainurrahman (2011:128) menyatakan 3. Krisis adalah bagian yang terjadinya
bahwa teks adalah seperangkat unit bahasa, masalah atau kejadian-kejadian.
baik lisan maupun tulisan, dengan ukuran 4. Reaksi adalah bagian cerita yang
tertentu, makna tertentu, serta tujuan menjelaskan tentang penyelesaian
tertentu. Teks bersifat teratur dan memiliki sebuah masalah.
struktur teratur, dengan elemen-elmen yang 5. Koda merupakan bagian akhir dari
mana jika terjadi perubahan pada salah satu cerita yang memberikan sebuah
elemen maka akan berdampak sistemik. kesimpulan.
Dananjaja (1997:11) berpendapat 6. Pilihan kata Pemakaian kata
bahwa anekdot adalah kisah fiktif lucu mencakup dua masalah pokok, yakni
pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh pertama, masalah ketepatan memiliki
yang benar-benar ada. Menerut Keraf kata untuk mengungkapkan sebuah
(2010:142) anekdot adalah cerita pendek gagasan atau ide. Kedua, masalah
yang bertujuan menyampaikan karakteristik kesesuaian atau kecocokan dalam
yang menarik atau aneh mengenai seseorang mempergunakan kata tersebut.
atau hal lain. Grahan (Rahmanadia, 2010:9) 7. Mekanik merupakan kaidah yang
anekdot merupakan salah satu jenis dari harus dipatuhi oleh pemakai bahasa
humor. demi keteraturan dan keseragaman
Cerita singkat/anekdot humor adalah bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
berupa cerita singkat atau anekdot yang Mekanik juga dikatakan
mengandung humor (Darnansyah, seperangkat aturan tentang cara
2011:148). Sementara itu Muthiah (2012) menuliskan bahasa dengan
menyatakan bahwa anekdot adalah sebuah menggunakan huruf dan tanda baca
teks yang berisi pengalaman seseorang yang
sebagai sarananya.
tidak biasa. Menurut Fatimah (2013:218)
Menurut Sugiarto (Widowati 2010)
jika dilihat dari tujuannya untuk
Mind Mapping dapat digunakan untuk
memaparkan suatu kejadian atau peristiwa
meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan
yang telah lewat anekdot mirip dengan teks
memprojeksikan masalah yang dihadapi ke
recount Pengalaman yang tidak biasa
dalam bentuk peta atau grafik sehingga lebih
tersebut disampaikan kepada orang lain
mudah memahaminya. Mind Mapping
dengan tujuan untuk mrnghibur si pembaca.
merupakan teknik penyusunan catatan demi
membantu peserta didik menggunakan
Menurut Maryanto (2013:112)
seluruh potensi otak agar optimum.
struktur teks anekdot itu terdiri atas

5
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

Buzan (2010:12) mengemukakan statistik deskriptif dan analisis statistika


model pembelajaran Mind Mapping adalah inferensial. Instrumen penelitian ini adalah
sistem penyimpanan penarikan data tentang instrument tes yaitu menulis teks anekdot
segala hal yang berkaitan dengan informasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
dan memiliki sistem penarikan dan sukses Pada kelas eksperimen menggunakan model
yang sangat menakjubkan. mind mapping dan pada kelas kontrol
Djumingin (2011:171) mengumukan menggunakan model langsung. Teknik yang
kelebihan model Mind Mapping adalah digunakan dalam pengumpulan data pada
peserta didik dapat mengemukakan secara penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes
bebas dan dapat bekerja sama dengan ini digunakan untuk mendapatkan data
temannya. Adapun kekurangan model Mind kemampuan menulis teks anekdot
Mapping yaitu hanya peserta didik yang berdasarkan struktur teks. Instrumen dalam
aktif terlibat dan tidak peserta didik tidak penelitian ini adalah tes kemampuan
sepenuhnya belajar. menulis teks anekdot berdasarkan struktur.
Berdasarkan hal tersebut langkah Tes yang diberikan adalah tes menulis
model Mind Mapping digunakan peneliti teks anekdot dengan model mind mapping.
dalam pembelajaran teks anekdot yaitu; 1) Hasil tes menulis teks anekdot yang
memberikan kertas kosong kepada peserta dilakukan oleh siswa kelas X SMK
didik, 2) menuliskan judul di tengah kertas Negeri 2 Pinrang, digunakan untuk
di sisi kiri, 3) membuat cabang utama yang mengungkap data kemampuan siswa dalam
berhubungan dengan judul, 4) menuliskan menulis teks anekdot.
kata kunci pada setiap cabang, 5) Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2
mengembangkan setiap cabang sesuai Pinrang yang beralamat di Jln. Kesehatan
dengan kata kunci. Kabupaten Pinrang. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari tahun
METODE 2017. Perlakuan penelitian dilaksanakan
dengan menyesuaikan jadwal mata
Penelitian ini merupakan jenis pelajaran Bahasa Indonesia tahun
penelitian eksprimen dengan menggunakan pelajaran 2016/2017.
eksprimen murni. Desain penelitian ini pada
dasarnya merupakan gambaran strategi HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam mengatur dan mempermudah dalam Hasil
melaksanakan penelitian. Selain itu, agar Hasil penelitian kuantitatif yang telah
pelakasanaan penelitian dapat terarah dan dilakukan dibahas secara terperinci
mencapai sasaran yang diinginkan. Desain berdasarkan data yang diperoleh di
penelitian disusun sedemikian rupa, lapangan. Sesuai dengan jenis penelitian
sehingga kemungkinan masuknya variabel yang dilakukan, hasil penelitian ini adalah
lain yang ikut memengaruhi penelitian hasil kuantitatif dinyatakan dalam bentuk
diperkecil. Penelitian ini adalah penelitian angka untuk mengetahui keefektifan model
eksprimen dengan menggunakan desain mind mappinng dalam menulis teks anekdot
Posttest Only Control Design yang peserta didik kelas X SMK Negeri 2
melibatkan dua kelas yang terdiri dari kelas Pinrang.
eksprimen dan kelas kontrol. Data penelitian Data yang diperoleh dari hasil
ini adalah hasil dari kerja siswa yaitu penerapan model mind mapping dalam
menulis teks anekdot, data yang berkumpul menulis tek anekdot peserta didik kelas X
dianalisis dengan menggunakan teknik SMK Negeri 2 Pinrang dianalisis sesuai

6
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

dengan teknik analisis data yang telah berjumlah 1 orang (2,5%) sampel yang
diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu mendapat nilai 2,35 berjumlah 1 orang
menggunakan analisis statistik deskriptif (2,5%); sampel yang mendapat nilai 2,28
dan analisis statistik inferensial jenis uji berjumlah 4 orang (10,0%).
normalitas, uji homogenitas, dan uji t Kemampuan menulis teks anekdot yang
Program SPSS 21. Penyajian hasil analisis dilakukan oleh peserta didik kelas X SMK
terdiri atas dua, yakni penyajian data nilai Negeri 2 Pinrang tanpa penerapan modal
siswa kelas kontrol dan nilai kelas mind mapping telah memperlihatkan
eksprimen. Adapun penyajiannya dapat kemampuan menulis teks anekdot peserta
dilihat sebagai berikut. didik kelas X RPL1. Hal ini dibuktikan oleh
Kemampuan Menulis Teks Anekdot pencapaian nilai posttest yang diperoleh
Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 peserta didik dari total 37 peserta didik pada
Pinrang dengan Penerapan Model kelas kontrol. Peserta didik yang mampu
Langsung. mencapai nilai KKM adalah 19 orang atau
setara dengan 51,3% dan 18 peserta didik
Data yang diperoleh pada peserta didik atau 48,7% yang lain tidak mampu
kelas X RPL 1 yaitu data hasil tes akhir mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata peserta
(Posstest) yang diperoleh setelah perlakuan didik di kelas kontrol adalah 2,65.
berupa pembelajaran dengan model Sebelum diberikan posttest pada kelas
langsung. Data pada tes akhir ( posstest) ini kontrol terlebih dahulu diberikan tindakan
merupakan data kemampuan menulis teks tanpa model mind mapping tetapi dengan
anekdot. model langsung. Yaitu, guru memberikan
contoh teks anekdot kepada peserta didik
Berdasarkan hasil analisis data postes lalu peserta didik menulis teks anekdot
dengan 37 orang peserta didik diperoleh dengan memperhatikan struktur teks
gambaran, yaitu tidak ada siswa yang anekdot seperti abstraksi, orientasi, krisis,
mampu mendapat nilai 4 sebagai nilai koda, pilihan kata dan mekanik berdasarkan
maksimal. Nilai tertinggi yang dicapai oleh contoh yang telah diberikan oleh guru. Teks
peserta didik adalah 3,00 yang dicapai oleh anekdot yang diberikan sebagai contoh oleh
2 orang peserta didik (5,0%) dan nilai guru diperlihatkan kepada peserta didik.
terendah yang diperoleh oleh peserta didik Kemudian peserta didik mengamati contoh
adalah 2,28 yang dicapai oleh 4 orang teks yang diberikan dan peserta didik
peserta didik (10.0%). Selanjutnya peserta diminta merespon yang diberikan oleh guru.
didik yang mendapat nilai 2,99 berjumlah 3 Peserta didik bertanya jawab
orang (7,5%); sampel yang mendapat nilai tentang teks anekdot dan menanyakan hal-
2,92 berjumlah 4 orang (10,0%); sampel hal berkaitan dengan teks anakdot. Terutama
yang mendapat nilai 2,85 berjumlah 1 orang tentang bagian dari menanyakan hal-hal
(2,5%); sampel yang mendapat nilai 2,78 yang berkaitan dangan teks anekdot.
berjumlah 4 orang (10,0%); sampel yang Terutama tentang bagian dari struktur teks
mendapat nilai 2,71 berjumlah 5 orang anekdot yaitu abstraksi, orientasi, krisis,
(12,5%); sampel yang mendapat nilai 2,64 reaksi dan koda. Setelah di berikan contoh
berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang teks anekdot peserta didik kemudian
mendapat nilai 2,57 berjumlah 3 orang membuat teks anekdot di kelas bersama
(7,5%); sampel yang mendapat nilai 2,56 dengan teman-temannya.
berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
mendapat nilai 2,49 berjumlah 7 orang dan hasil evaluasi pada kelas kontrol dengan
(17,5%); sampel yang mendapat nilai 2,42

7
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

menggunakan model langsung dapat mendapat nilai 3,07 berjumlah 5 orang


dinyatakan bahwa peserta didik dalam (12,5%); sampel yang mendapat nilai 3,06
menulis teks anekdot cenderung berjumlah 2 orang (5,0%); sampel yang
menyamakan apa yang ada pada contoh mendapat nilai 2,99 berjumlah 7 orang
yang diberikan oleh guru. Hal ini, (17,5%); sampel yang mendapat nilai 2,92
dipengaruhi oleh beberpa faktor, yaitu: (1) berjumlah 7 orang (17,5%); sampel yang
kurangnya motivasi dan minat yang dimiliki mendapat nilai 2,85 berjumlah 1 orang
oleh peserta didik; (2) kegiatan menulis teks (2,5%);sampel yang mendapat nilai 2,78
berorientasi pada hasil; (3) kemampuan berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang
peserta didik mengembangkan ide, pikiran, mendapat nilai 2,64 berjumlah 2 orang
dan gagasnnya dalam sebuah tulisan masih (5,00%); sampel yang mendapat nilai 2,57
rendah. Dengan demikian, dapat berjumlah 1 orang (2,6%).
disimpulkan bahwa model langsung yang
diterapkan dalam menulis teks anekdot tidak Kemampuan menulis teks
efektif digunakan pada pembelajaran anekdot yang dilakukan oleh peserta
menulis teks anekdot peserta didik kelas X didik kelas X RPL2 pada kelas eksperimen
SMK Negeri 2 Pinrang. dengan penerapan model mind mapping
Kemampuan Menulis Teks Anekdot telah memperlihatkan hasil yang baik. Hal
dengan Penerapan Model Mind Mapping ini dapat dibuktikan oleh pencapaian nilai
Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 posttest yang diperoleh oleh siswa yaitu dari
Pinrang. 37 jumlah peserta didik 34 atau setara
dengan 91,9% di antaranya mampu
Data yang diperoleh pada peserta mencapai dan bahkan melebihi nilai KKM
didik kelas X RPL 2 yaitu data hasil tes ahir yang telah ditetapkan. Sedangkan, 3 atau
( Posttest) yang diperoleh setelah perlakuan setara dengan 8,1% di antaranya masih
berupa pembelajaran dengan model mind belum mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata
mapping. Data pada tes akhir (Posttest) ini peserta didik di kelas eksperimen adalah
merupakan data kemampuan menulis teks 3,05.
anekdot. Peserta didik lebih mudah
Berdasarkan hasil analisis data posttest menentukan struktur teks dengan baik
dengan 37 orang peserta didik diperoleh dengan bantuan peta pikiran yang dibuat
gambaran, yaitu tidak ada seorang siswa sebagai kerangka untuk menulis teks
yang mampu mendapat nilai 4 sebagai nilai anekdot. Di mulai dengan abstraksi,
maksimal dan nilai terendah yang diperoleh orientasi, krisis, reaksi, koda, pilihan kata
peserta didik adalah 2,57 yang dicapai oleh dan mekanik. Peserta didik secara mudah
seorang peserta didik (2,5%). Selanjutnya mampu mengimajinasikan apa yang terbetik
peserta didik yang mendapat nilai 3,57 dalam pikirannya kemudian dituangkan
sejumlah 1 orang (2,5%); sampel yang kedalam bentuk peta. Apabila model ini
mendapat nilai 3,56 berjumlah 2 orang diterapkan dalam menulis teks anekdot,
(5.0%); sampel yang mendapat nilai 3,49 akan memudahkan peserta didik membuat
berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang peta pikiran yang disesuaikan dengan
mendapat nilai 3,35 berjumlah 1 orang struktur teks anekdot. Setiap struktur teks
(2,5%); sampel yang mendapat nilai 3,28 anekdot diberikan kata kunci. Kata kunci
berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang inilah yang kemudian dikembangkan
mendapat nilai 3,21 berjumlah 4 orang menjadi sebuah gagasan atau kerangka teks
(10,0%); sampel yang mendapat nilai 3,13 dan akhirnya tercipta suatu teks anekdot
berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang

8
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

yang sesuai dengan struktur teks anekdot. Berdasarkan hasil analisis uji-t hipotesis
Selain itu mengembangkan kreativitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat
peserta didik dalam menulis teks anekdot. perbedaan secara signifikasi antara
Hal ini sejalan dengan pendapat Bobbi kemampuan menulis teks anekdot dengan
de Porter dan Hernacki (1999: 152) yang penerapan model mind mapping dengan
menyatakan bahwa mind mapping model langsung pada peserta didik kelas X
merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan SMK Negeri 2 Pinrang.
otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainya untuk membentuk Keefejktifan Model Mind Mapping
suatu kesan yang lebih dalam. Selain itu, Terhadap Kemampuan Menulis Teks
mempunyai kelebihan yaitu peserta didik Anekdot Peserta Didik Kelas X SMK
dan akan lebih mudah dalam membuat suatu
Negeri 2 Pinrang.
gagasan berdasarkan kata kunci utama yang
dijadikan pedoman dalam mengembangkaan
ide. Penelitian menulis teks anedot
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dengan penerapan model mind mapping
dilakukan sebelumnya dan hasil kemampuan peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang
menulis teks anekdot dengan penerapan efektif dalam pelaksanaannya. Hal ini
model mind mapping dapat dinyatakan mendukung pernyataan penelitian
bahwa model mind mapping ini digunakan
sebelumnya, yaitu, Retno Hernawati (2012)
sebagai cara untuk memudahkan menuliis
teks anekdot. Bukan hanya dalam menulis dengan judul tesis “Penerapan Metode Peta
teks anekdot tetapi dapat juga diterapkan Pikiran (Mind Mapping) untuk
dalam seluruh bentuk teks yang lain untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita
memudahkan menulis. Dengan kata lain Pendek pada Siswa Kelas X SMA
mind mapping dapat mengorganisasikan Muhammadiyah Bulukumba” . berdasarkan
sebuah bentuk karangan sehingga alur hasil penelitian tersebut diketahui bahwa
berpikir peserta didik dalam menulis jelas.
keterampilan siswa dalam menulis cerpen
meningkat. Rata-rata nilai pada prasiklus
Analisis Inferensial Independent Samples 52,9, dengan tingkat ketuntasan klasikal
T Test untuk Nilai Postes Kelas 7,69%. Pada siklus I, nilai rata-rata tes
Ekperimen dan Kelas Kontrol adalah 56,2 dengan ketuntasan klasikal
Berdasarkan hasil analisis data pada mencapai 19,23%. Pada siklus II, nilai rata-
Tabel 4.26, dapat diketahui bahwa nilai
keefektifan madel mind mapping dalam rata mencapai 62 dengan ketuntasa klasikal
menulis teks anekdot peserta didik kelas X mencapai 61, 54%. Pada siklus III, nilai
SMK Negeri 2 Pinrang sebesar 30,541. rata-rata mencapai 67,8 dengan ketuntasa
berdasarkan nilai t hitung tersebut, dapat klasikal mencapai 92,31%. Berdasarkan
dibandingkan dengan nilai t tabel dengan db tindakan yang dilakukan, dapat disimpulkan
(df) = N-1 = 74-1 =73 yaitu 1.66600 maka bahwa (1) penerapan metode peta pikiran
t hitung 30,541>t tabel 1.66600, dan p-value (2- untuk meningkatkan kualitas proses
tailed) = 0,000. Karena nilai p-value< 0,05 pembelajaran keterampilan menulis cerita
atau 0,000< 0,05 maka hipotesis nol ( H 0) pendek. (2) Penerapan metode dapat
ditolak dan hipotesis alternatif ( H 1) meningkatkan keterampilan menulis cerita
diterima. pendek pada siswa kelas X SMA

9
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

Muhammadiyah Salatiga, yaitu minimal perlu dipelajari, dan memprojeksikan


80% siswa mendapat nilai 60 atau lebih masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta
sebagai batas tuntas. Selain itu penelitian atau grafik sehingga lebih mudah
memahaminya. Mind Mapping merupakan
yang dilakukan oleh Nur (2015) dengan
teknik penyusunan catatan demi membantu
judul penelitian “Keefektifan Teknik Mind peserta didik menggunakan seluruh potensi
Mapping Dalam Pembelajaran Menulis otak agar optimum. Caranya,
Karangan Narasi Ekspositori Siswa Kelas menggabungkan kerja otak bagian kiri dan
VIII SMP Negeri 2 Bulukumba”. Hasil kanan. Dengan model Mind Mapping
penelitian menunjukkan adanya perbedaan peserta didik dapat meningkatkan daya ingat
skor postes kemampuan menulis hasil uji-t hingga 78%.
Selain itu, peserta didik di kelas
skor postes kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang mendapat nilai 3,57
eksperimen diketahui nilai t sebesar 2,676 sebagai nilai tertinggi. Berarti telah mampu
dengan df 71 pada signifikansi 5% diperoleh menulis teks anekdot dengan memerhatikan
nilai 0,009. Hasil tersebut menunjukkan ada struktur teks anekdot. Dari aspek abstraksi
perbedaan kemampuan menulis narasi bagian awal cerita memberikan suatu
antara siswa kelompok eksperimen dengan gambaran sangat jelas mengenai isi teks,
siswa kelompok kontrol. Dengan demikian, aspek orientasi menggambarkan bagian awal
yang menujukkan permulaan atau
teknik Mind Mapping lebih efektif
latarbelakang peristiwa, aspek krisis cukup
digunakan dalam menulis narasi daripada menggambarakan bagian terjadi masalah
tanpa menggunakan teknik Mind Mapping. atau kejadian-kejadian dalam cerita, aspek
Model mind mapping dinyatakan reaksi menujukkan bagian cerita yang
efektif dalam menulis teks anekdot pada menjelaskan tentang penyelesaian sebuah
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 masalah, aspek koda menujukkan bagian
Pinrang. Hal ini dibuktikan oleh akhir yang memberikan simpulan, aspek
perbandingan hasil posttest peserta didik pilihan kata menujukkan penggunaan diksi
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai cukup tepat digunakan dalam
rata-rata peserta didik di kelas eksperimen mengungkapkan gagasan berdasarkan cerita.
adalah 3,05 sedangkan nilai rata-rata peserta dan mekanik menujukkan penguasan aturan
didik di kelas kontrol adalah 2,65. penulisan sering terjadi kesalahan dan tanda
Rata-rata hasil belajar menulis teks baca dengan baik. Berbeda halnya dengan
anekdot dengan penerapan model mind kelas kontrol yang tidak diterapakan model
mapping lebih tinggi daripada rata-rata hasil mind mapping nilai tertinggi yang diperoleh
belajar menulis teks anekdot dengan model peserta didik adalah 3,52 yang artinya
langsung. Dengan demikian, hasil belajar kemampuan menulis teks anekdot peserta
menulis teks anekdot peserta didik kelas X didik belum sempurna. Nilai terendah dalam
SMK Negeri 2 Pinrang yang mengikuti kelas eksperimen adalah 2,57 dan pada kelas
pembelajaran dengan penerapan model kontrol adalah 2,28.
mind mapping lebih tinggi daripada peserta Lebih tingginya rata-rata hasil
didik yang mengikuti pembelajaran dengan kemampuan menulis teks anekdot peserta
model langsung. didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang yang
Sejalan dengan teori Sugiarto mengikuti pembelajaran dengan penerapan
(Widowati 2010), Mind Mapping dapat model mind mapping disebabkan model
digunakan untuk meringkas bahan yang yang diberikan lebih menarik dan baru

10
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

pertama dialami oleh peserta didik. Hal ini Meskipun demikian, secara
menimbulkan kesan tersendiri dan individual ada juga peserta didik yang
pengalaman baru peserta didik. mengikuti pembelajaran yang tidak
Pada hakikatnya penerapan model diterapkan model mind mapping yang
mind mapping ini membantu peserta didik mendapat hasil belajar menulis teks anekdot
dalam menulis teks anekdot. Di kelas yang lebih baik daripada peserta didik yang
kontrol juaga diberikan cara menulis teks mengikuti pembelajaran dengan model mind
anekdot yaitu dengan model langsung. Mind mapping. Hal ini disebabkan oleh kemauan
mapping peserta didik lebih mudah untuk dan kesadaran secara motivasi belajar yang
mengkontruksi ide dan mengembangkan ide sungguh-sungguh oleh peserta didik. Selain
secara teratur. Maksud dari teratur di sini itu, juga dipengaruhi oleh tingkat intelegensi
adalah peserta didik dapat mengidentifikasi dan cara belajar peserta didik.
dengan jelas struktur dari teks anekdot itu Hasil pembelajaran dengan model
sendiri. Sedangkan, yang diterapkan dalam mind mapping diharapkan mampu
kelas kontrol adalah model langsung. memberikan pengalaman dan kesan belajar
Peserta didik diberikan contoh teks anekot yang bermakna bagi peserta didik. Peserta
kemudian peserta didik mulai menulis. didik akan terbiasa daam berpikir dengan
Tentunya juga dengan memerhatikan bagian bantuan peta pikiran. Dengan demikian,
struktur dari teks anekdot tersebut. Sejalan dapat disimpulkan bahwa penerapan model
dengan teori Michalko (dalam Buzan, 2010), mind mapping efektif digunakan dalam
Mind Mapping adalah alternatif pemikiran menuis teks anekdot pada peserta didik
keseluruhan otak terhadap pemikiran linear kelas X SMK Negeri 2 Pinrang.
dan menggapai ke segala arah dan
menangkap berbagai pikiran dari segala Simpulan
sudut.
Secara praktis penerapan model Berdasarkan hasil analisis data dan
mind mapping dan model langsung memiliki pembahasan dapat disimpulkan hasil
perbedaan yang signifikan dalam menulis penelitian ini, yaitu: Pertama, kemampuan
teks anekdot pada kelas X SMK Negeri 2 menulis teks anekdot peserta didik kelas X
Pinrang. Hal ini dibuktikan pada analisis SMK Negeri 2 Pinrang dengan
data yang telah dipaparkan pada Tabel 4.26 menggunakan model langsung nilai rata-rata
diketahui bahwa nilai keefektifan model 2,65. Peserta didik yang mendapat 2,66 ke
mind mapping dalam menulis teks anekdot atas sebagai syarat ketuntasan minimal
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang hanya 51,3%. Kedua, kemampuan menulis
sebesar 30,541. Berdasarkan nilai t hitung teks anekdot peserta didik kelas X SMK
tersebut, dapat dibandingkan dengan nilai Negeri 2 Pinrang dengan penerapan model
t tabel dengan db (df) = N-1 = 74-1 = 73 yaitu mind mapping nilai rata-rata 3,05. Peserta
didik yang mendapat 2,66 ke atas sebagai
1.66600 maka t hitung 30,541>t tabel 1.66600 , syarat ketuntasan minimal 91,1%. Ketiga,
p-value (2-tailed) = 0,000. Karena nilai p- model mind mapping efektif digunakan
value < 0,05 atau 0,000< 0,05 maka dalam menulis teks anekdot pada peserta
hipotesis nol ( H 0) ditolak dan hipotesis didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang.
alternatif ( H 1) diterima. Selain itu, Berdasarkn hasil analisis data, maka dapat
dipertegas juga dengan penelitian yang telah diketahui bahwa nilai keefektifan model
dilakukan sebelumnya. mind mapping dalam menulis teks anekdot
peserta didik kelas X SMK Negeri 2 Pinrang
sebesar 30,541. Berdasarkan nilai thitung

11
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

tersebut, dapat dibandingkan dengan nilai Nyaman dan Menyenangkan.


ttabel dengan db (df) = N-1 = 73 yaitu Tejemahan abdulrahman Bandung:
1.66600 maka thitung 30,541> ttabel 1.66600, Kaifa.
dan p=value (2=tailed)= 0,000. Karena
nilai p=value > 0,05 atau 0,000 > 0,005 Djumingin, Sulastriningsih dkk.2011.
maka hipotesis nol (H0) di tolak dan Strategi dan Aplikasi Model
hipotesis alternatif (H1) diterima. Pembelajaran Inovatif Bahasa dan
Sastra. Badan Penerbit UNM.
Saran
Haling, dll. 2007. Perencanaan
Berdasarkan pembahasan tersebut, Pembelajaran. Makassar: Badan
kesimpulan dalam penelitian ini, maka Penerbit UNM.
diajukan saran sebagai berikut:
Fatimah, Nuraini.2013. Teks Anekdot
1. Kepada guru bahasa Indonesia, sebagai Sarana Pengembangan
perlu diterapkan model-model Kompetensi Bahasa dan Karakter
pembelajaran yang lebih inovatif Perserta Didik. (0nline).diakses
agar proses pembelajaran lebih April 2014.
menarik dan peserta didik tidak
Joyce, Bruce, Marsha Weil. & Emily
bosan mengikuti pembelajaran
Calhoun. 1986. Model-Model
dikelas. Pengajaran. Terjemahan oleh
2. Penerapan model mind mapping Achmad Fawaid dan Ateila Mirza.
dapat menjadi salah satu model 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pembelajaran yang dapat
digunakan dalam menulis teks Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan
anekdot. Tidak menutup Narasi. Jakarta. Kompas Gramedia.
kemungkinan model ini bisa
diterapkan dalam pembelajaran Nur. 2015. Keefektifan Teknik Mind
menulis teks yang lain. Mapping dalam Pembelajaran
Menulis Karangan Ekspositori
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
DAFTAR PUSTAKA
Bulukumba. Makassar. Tesis.
Makassar: UNM
Buzan, Tony.2010. Buku Pintar Mind Map.
Jakarta: Gramedia.
Mahsun. 2013. Pembelajaran Teks dalam
Kurikulum 2013. (Online).
Danandjaja, James.1997. Folklor Indonesia
www.kemendikbud.go.id. (Diakses
Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
tanggal 5 September 2016.)
Jakarta: Pustaka Utama garfiti.
Maryanto, dkk. 2013. Buku Guru Ekspresi
Darmansyah.2011. Strategi Pembelajaran
Diri dan Akademik. Jakarta: Pusat
Menyenangkan dengan Humor.
Kurikulum dan Pembukuan
Jakarta: Bumi Aksara.
Balitbang Kemendikbud.
Depoter, B. & Hernacki, M.2003, Quantum
Muthiah, Hani, 2012. “Penerapan Media
Learning:Membiasakan Belajar
Teks Dongeng dalam Pembelajaran

12
Jurnal Teks Anekdot, 22 Mei 2017 hlm. 1-11
Ahmad, Mind Mapping

Menganalisis Teks Anekdot Baik Artikel. Makassar: Jurusan Bahasa


Melalui Lisan Maupun Tulisan” dan Sastra Indonesia. FBS. UNM.
(online),
( blogspot.com/2013_03_01_archive Semi, Atar. 2007. Dasar-Dasar
.html, di akses 25 juni 2016). Keterampilan Menulis. Bandung:
Bandung: Program studi Pendidikan Angkasa.
Bahasa Sastra Indonesia dan
Daerah, Fakultas Keguruan dan Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis
Ilmu Pendidikan, Universitas sebagai Suatu Keterampilan
Pasundan. Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Hernawati. Retno. 2012. Penerapan metode Widowati, Asri. 2010. Pengaruh Mind Map
peta pikiran (mind mapping) untuk Terhadap Kemampuan Kognitif dan
meningkatkan keterampilan menulis Kereatifitas Peserta Didik dalam
cerita pendek pada siswa kelas X Pembelajaran Sains Meaningfully.
SMA Muhammadiyah Bulukumba.
Tesis. Makassar:UNM. Zainurrahman. 2011. Menulis Dari Teori
Hingga Praktik. Bandung:
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian Alfabeta.
dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian


Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi (Edisi Pertama).
Yogyakarta: BPF.

Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil


Berbahasa. Bandung: Alfabeta.

Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan.


Malang: UMM Press.

PUEBI. 2003. Edisi ke 2. Jakarta: Balai


Pustaka.

Rahmadia, Nadia. 2010. Ambiguitas Makna


Ankedot Berbahasa Rusia (online).
Diakses tanggal 10 juli 2016.

Rosyadi, Rahmat. 2008. Menjadi Penulis


Profesional itu Mudah. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Safar, 2012. Retorika (Jurnal Bahasa,


Sastra, dan Pengajarannya).

13

Anda mungkin juga menyukai