Anda di halaman 1dari 6

Kolonialisme Mesir di Era Perancis

Pada tahun 1797 M telah membawa Perancis datang ke Mesir di bawah


kekuasaan kerajaan Utsmani, selain untuk menaklukan Mesir, Perancis juga
mempunyai beberapa tujuan. Perkembangan penjajahan Perancis ke Mesir secara
meluas dengan kehadiran ekpedisi mereka pada satu tahun 1798 datang bersama bala
tentara, arsitek, ahli kimia, ahli sastra, ahli sejarah, ahli matematika dan lain
sebagainya. Tujuan perancis ke mesir yang sebenarnya adalah melancarkan serangan
hebat pada kerajaan inggris dengan memutus jalur komunikasinya dengan wilayah
orient atau timur, sehingga ia memiliki daya tawar untuk bisa menguasai dunia.1 Awal
mula penyerangan Perancis bermula dari Iskandaria. Dan hanya dalam masa beberapa
minggu tentara Perancis berhasil menduduki kerajaan mamluk dalam peperangan
piramid di Giza.2

Perancis telah menduduki mesir selama kurang lebih selama 3 tahun 6 bulan
yaitu dimulai 1798 M hingga bulan september 1801M. Mereka telah memberi kesan
yang sangat mendalam kepada peradaban mesir karena bermulanya era modern mesir
telah menjadi sejarah bertapaknya kolonialisme di mesir. Perancis dengan
panglimanya yaitu napoleon bona parte yang merupakan general muda yang masih
berumur sangat belia yaitu 29 tahun dan telah memimpin bala tentara untuk menjajah
mesir.

Kesan negatif yang sangat jelas terhadap masuknya Perancis ke Mesir ialah
kebangkitan rakyat dalam satu pemberontakan yang dikenal sebagai”Pemberontakan
Kaherah” yang meletus pada 21 Oktober 1798 M. Peristiwa tersebut terjadi karena
beberapa faktor, yaitu ketidakpuasan hati rakyat mesir terhadap pajak upeti yang
dikenakan dan beberapa peraturan yng membebankan. Dan para pemberontak itu
telah menjadikan Al-Azhar sebagai markas gerakan dan penentangan yang di ketuai
Muhammad Saddat, salah satu ulama yang berpengaruh ketika itu. setelah itu
Napoleon memerintahkan pemberontak untuk mundur akan tetapi tidak dihiraukan.
Kemudian Napoleon menjatuhkan bom di halaman Al-Azhar yang memporak-
porandakan bangunan di sekitarnya dan menyebabkan sebagian penduduk keherah

1
Syafi’i Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam: Kairo, (Jakarta: Tazkia Publishing, 2012) hlm 170
2
Lois Aroian, Ritchard Mitchel,Timur tengah dan Afrika Moden,(Kuala Lumpur: Dewan Pustaka) hlm
77
terbunuh.3 Dan di laporkan bahwa tentara perancis masuk ke Al-Azhar dengan
menunggang kuda dan membumi hanguskan rata dengan tanah. Bukan itu saja
beberapa kali peperangan juga terjadi yang melibatkan Perancis dengan mamluk yang
terjadi di piramid yang menewaskan ratusan tentara Perancis dan ribuan tentara Mesir.

Malapetaka terjadi pada Perancis di Abuqir, yaitu serangan Inggris terhadap


armada perancis yang dikenal dengan pernag Nil yang jatuh pada tanggal 1 Agustus
1798 M yang telah mengakibatkan kemusnhan dan kerugian besar pada perancis. Dari
14 kapal Perancis, hanya 2 kapal yang berhasil berlabuh di Abuqir. Manakala 12
kapal yang musnah termasuk kapa L’Orient telah musnah dan mengakibatkan
Laksmana terkenal perancis yaitu Laksamana Brey jadi korban dalam tragedi tersebut.
Sementara itu jumlah tentara Perancis yang masih tersisa kurang lebih 15.000 dari
38.000 yang mengikuti ekpedisi bona parte.4

Namun pada tahun 1799 M tokoh Mesir yaitu Muhammad Ali memerintahkan
bala tentara mesir untuk mengusir balik usaha Napoleon yang ketika itu mengusai
mesir kurang lebih tiga setengah tahun. Dan baru menuai hasil pada tahun 1801.

Pemberontakan yang ke 2 pecah lagi yang jatuh pada tahun 1800 yang melibatkan
tentara Perancis dan rakyat Mesir yang terdiri orang-orang Islam dan orang-orang
Qibti bersatu untuk menentang. Di pihak Perancis mengalami kerugian dengan
terbunuhnya tentaran-tentaranya kurang lebih 12.000 dan musnahnya perlengkapan
dan peralatan perang serta kapal yang mereka naiki. Tahun 1801 Napoleon mundur
berkat perlawanan Muhammad Ali dan kembali ke Perancis melalui Syiria dengan
jalur darat dengan mendapat bantuan dari pemerintah Karamanli yang berada di
Tripoli.

Kolonialisme Perancis habis pada tahun 1802 dan meninggalkan Mesir, pada
tahun berikutnya Pemerintahan Mesir diambil Alih oleh Muhammad Ali yang
berkuasa kurang lebih 4 tahun. Pengaruh mesir kian luput didalam kerajaan Utsmani
walaupun hubungan masih berlangsung dalam waktu yang singkat.

3
Kamal Mujani, Nafisah Karimah, Jurnal: Kesan Penaklukan Perancis atas Mesir (Sealangor,
Universitas Kebangsaan Malaysia
4
Kamal Mujani, Nafisah Karimah, Jurnal: Kesan Penaklukan Perancis atas Mesir (Sealangor,
Universitas Kebangsaan Malaysia
Napoleon berhasil mendirikan lembaga ilmiah(perpustakaan) Institut of egypt,
yang mempunyai beberapa bagian penting yaitu ilmu pasti, bagian ilmu alam , bagian
politik, bagian ekonomi dan bagian sastra dan seni serta penulisan yang diterbitkan
oleh lembaga La decade egyptenne dan majalah Le courier d’egypt terbitan Marc
Auriel seorang pengusaha yang mengikuti ekpedisi napoleon. Sebelum kedatangan
ekpedisi ini, orang orang mesir masih belum mengenal bidang percetakan seperti
pengeluaran majalah dan surat kabar.5

Dalam bidang politik, Napoleon turut mencetuskan beberapa ide baru yang
dihasilkan semasa revolusi Perancis, seperti dalam sistem pemerintahan republik yang
mana pemimpin negara dipilih untuk waktu tertentu dan tunduk pada undang undang
parlemen. Sistem ini sangat berbeda dengan sistem pemrintahan Islam yang mana raja
yang berkuasa selama masih hidup dan kemudian diganti oleh anaknya serta tidak
tunduk pada parlemen.6

Napoleon juga turut mencetuskan ide persamaan yaitu kedudukan dan


kesertaan rakyat dalam soal pemerintahan sebelum ini rakyat mesir tidak turut serta
dalam pemerintahan, Napoleon juga mendirikan badan kenegaraan yang terdiri dari
ulama-ulama Al-Azhar dari kaherah dan daerah lain, yang berfungsi sebagai pembuat
undang-undang, memelihara ketertiban umum dan menjadi perantara antara
pemerintah Perancis dan rakyat Mesir.

Institut D’Egypt boleh dikunjungi oleh semua rakyat mesir terutama para
ulama karena ilmuan-ilmuan Perancis berharap dapat menularkan pengetahuan
mereka tentang Mesir, adat-istiadatnya, bahasa dan agama mereka. Disinilah orang-
orang mesir dan umat islam baru pertama kalinya mempunyai hubungan secara
langsung dengan eradaban Barat yang baru lagi asing bagi mereka.

Sejarah Kolonialisme Inggris di Mesir

(1882-1922) Pemerintahan Eropa di Mesir bermula pada September 1882 yang


membuka lembaran baru bagi Mesir dari berbagai aspek seperti ekonomi dan
pemwrintahan negara. inggris juga telah mengubah hubungan politik antara Mesir dan

5
Gleen Perry, Fourteen Islamic Century, Indiana University, USA, 1991, hlm 118
6
Harun Nasution, Pembaharuan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hlm31
Sudan, Mesir dan Turki serta negara-negara lain. Untuk memastil kedudukan Inggris
di Lautan India dan Mediteranean tidak tergugat, mereka perlu mempunyai satu
kedudukan di Mesir.

Pada 14 September 1882, terdapat lebih 10,000 tentara Inggris di Kaherah


manakala 40,000 tantera Mesir terpaksa menyerah kalah dengan serangan tersebut.
Inggris yang menduduki Mesir telah memerintahkan agar tentaranya melawan
pemberontakan penduduk setempat dan memusnahkan kuasa politik dan undang-
undang Mesir.7

Di Mesir, kedatangan Inggris telah mengubah corak pemerintahan dan


undang-undang tradisional diganti dengan corak pemerintahan dan undang-undang
sekular. Sebelum ini agama Islam masih mendapat tempat dalam penguasaan dan
pemerintahan, kini mereka memasukkan sistem sekularisme yang memisahkan urusan
agama dengan urusan kenegaraan dan keduniaan.8 Walaupun pada awal tahun 1920-
an Inggris telah membenarkan pembentukan Parlemen Mesir tetapi penguasaan
mereka terhadap ekonomi, politik dan ketantaraan masih berlanjutan Budaya
imaterialistik telah menyebabkan mereka berusaha untuk mengawal ekonomi
penduduk Mesir yang kaya dengan berbagai sumber" Rakyat juga tertindas karena
mereka dipaksa menjadi pekerja kepada perusahaan perusahaan Eropa khususnya
dalam usaha pembinaan Terusan Suez. perusahaan Eropa menguasai keseluruhan
kemudahan di bandara-bandara besar Kaherah.

Kepentingan Inggris tidak lain adalah meminta kerja sama dengan pihak
Mesir guna membuka terusan Suez sebagai jalur tranportasi menuju Kawasan india
dan Timur. Ingris sebagai negara kolonialis berambisi untuk memperluas negara
jajahan. Terutama dikawasan India yang sangat berlimpah. Tetapi keinginan Inggris
mendapat penolakan dari Mesir dibawah pimpinan Pasya dengan mengarahkan ribuan
tentara yang sanggup mempertahankan jalur perdagangan yang terpadat sedunia.

Tidak cukup dengan penjajahan politik dan ekonomi, kolonialisme Inggris


juga membawa kepada timbulnya penjajahan budaya atau pemikiran ( al-Ghazw al-
Fikr). Pengaruh pemikiran bukan berlaku secara kebetulan tetapi ia hasil daripada
proses perencanaan yang rapi dan teliti sekali. Kehidupan keluarga dan akhlak

7
Vatikolis, The History og Egypt, Tanner Ltd, London,1969 hlm 170
8
Abd, Rahman Abdullah, Sejarah dan Pemikiran Islam, Pena, 1981, hlm 33
pemuda-pemudi dirosakkan oleh film-film dan musik-musik yang menimbulkan
syahwat. Pergaulan bebas, minum-minuman arak dan media massa tidak dapat
dikawal lagi oleh kerajaan Mesir kerana kebanyakan pemimpinnya juga telah
terpengaruh dengan budaya-budaya negatif kolonial ini.

Golongan terpelajar mulai lari dari cara hidup Islam yang sebenarnya dan
anggota masyarakat lebih senang menghabiskan waktu lapang mereka di kelab- kelab
malam dari memikirkan masalah-masalah yang mengancam agama, bangsa dan
negara mereka sendiri, Hal ini hanya dititikberatkan oleh golongan ulama- ulama'
Mesir yang semakin bimbang dengan keadaan yang melanda negara Mesir dan agama
Islam khususnya. Mesir diberi kemerdekaan oleh Inggris pada tahun 1922 dengan
beberapa syarat yang mereka kenakan yang membawa kepada tercetusnya Deklarasi
1922 Pada tahun 1923, Saad Zaghlul menjadi Perdana Menteri pertama Mesir melalui
pilihanraya dan beliau merupakan ketua pergerakan pemoderen dan nasionalis Mesir
Golongan-golongan elit dan yang berpendidikan tinggi telah menyertai kerajaan
dalam usaha pembebasan Mesir pada tahun 1923 hingga 1952"

Kesimpulan

Zaman sebelum penjajahan di Mesir memperlihatkan kepada masyarakat


dunia ia satu tamadun yang sangat gemilang dengan pelbagai kebudayaan purba
Kedatangan Islam juga telah menjadikan Mesir sebagai empayar yang maju dari
aspek ekonomi, politik dan sosial maupun sastra di bawah penguasaan pemerintahan
Islam. Namun peradaban umat Islam yang menujukan perpaduan, keunggulan yang
tinggi di dunia Arab dan Islam dilihat sebagai satu ancaman besar bagi kuasa Barat.
berbagai usaha dilakukan untuk menghalang usaha-usaha kemajuan Islam terutama di
Mesir sehingga membawa kepada berlakunya penjajahan politik, ekonomi dan sosial.
Negara Mesir telah melalui beberapa peringkat penjajahan dan revolusi kepada
rakyatnya Penjajahan Barat terutama Eropa ternyata berhasil mengubah corak hidup
masyarakat Islam dan meletakkan beberapa negara Islam di bawah penguasaan
mereka termasuk Mesir Berbanding dengan penjajahan Turki, kesan-kesan
peninggalan Eropa sangat ketara dan masih wujud hingga kini dalam berbagai aspek.

Anda mungkin juga menyukai