Anda di halaman 1dari 20

MUSTAFA KAMIL NASIONALISME MESIR

MAKALAH

“PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM”

Dosen : Nispi Syahbani, S.Ag.,M.pd.i

Di Susun Oleh kelompok 6:

Indy Fadillah (201181632)

Rifat Al Qori (201181606)

Hanif Hakimi (201181630)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

1
MUSTAFA KAMIL NASIONALISME DI MESIR

A. Pendahuluan

Memudarnya pengaruh Kekhilafan Turki „Uthmani (1294-1924 M) di


permulaan abad 20 berdampak pada eskalasi politik yang meningkat di
provinsi-provinsi dari wilayah taklukan yang jauh dari pusat pemerintahan.
Hak otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat, disikapi beragam oleh
pemerintahan lokal. Penguasa Mesir (Pasha) saat itu yakni Muhammad „Ali
mengambil kesempatan dari otonomi untuk melakukan sebuah lompatan
kebudayaan; menerima modernisasi Barat. Sebuah keputusan besar yang
kelak menjadi pondasi bagi gerakan Nasionalisme Mesir.

Pasha Muhammad „Ali memulai proyeknya dengan mengirim


pemagang teknologi militer ke Italia dan Perancis di tahun 1839. Gelombang
berikutnya disusul oleh para pemagang di bidang birokrasi dan teknologi
manufaktur. Akibatnya muncul kelas baru di Mesir yakni golongan teknokrat
alumni Barat. Ciri umum dari golongan ini yakni apriori terhadap nilai tradisi,
cenderung kapitalistik dan permissif dengan apapun yang menjadi tren di
Barat. Kemunculan golongan ini menimbulkan benturan kebudayaan di level
akar rumput mengingat unsur tradisi Arab-Islam yang mengakar kuat.

Generasi revolusioner lahir dari kalangan terpelajar terutama yang


mengecap terbukanya sebuah era baru di Barat. Dengan didorong teknologi
informasi yang semakin maju menjadi media penyebaran ide-ide revolusi
dengan kalangan muda dengan mengandalkan jurnalisme sebagai media
utama penyebarannya.

2
B. Pembahasan

1. Biografi Mustafa Kamil


Mustafa Kamil lahir di Kairo tanggal 14 Agustus 1874 dan wafat pada
tanggal 10 februari 1908 Mustafa Kamil Adalah Putra seorang perwira militer
Mesir, Kamil dilatih sebagai pengacara di sekolah hukum Prancis di Kairo
dan Fakultas Hukum di Universitas Toulose di Prancis. Pada Januari 1893,
sebagai mahasiswa, Kamil pertama kali menjadi terkenal ketika ia memimpin
sekelompok mahasiswa yang menghancurkan kantor surat kabar al-
Muqattam yang mendukung pendudukan Inggris di Mesir. 1 Sebagai seorang
nasionalis yang bersemangat, ia mendukung Khedive Mesir, Abbas Hilmi ,
yang sangat menentang pendudukan Inggris atas Mesir dan Sudan.
Kamil pertama kali mendapat perhatian luas di luar Mesir ketika
mengajukan petisi ke Kamar Deputi Perancis di Paris pada Juni 1895
meminta Perancis untuk menekan Inggris agar meninggalkan Mesir"
Dia juga kerja sama dengan Perancis dan Kekaisaran Ottoman , tetapi
kemudian dia secara bertahap tumbuh lebih mandiri dari pendukung luar, dan
mengimbau terutama kepada orang-orang Mesir untuk menuntut penghentian
pendudukan Inggris.
Kamil sering bekerja sebagai diplomat tidak resmi, berkeliling ibukota
Eropa atas nama Khedive, mencari dukungan untuk mengakhiri pendudukan
"sementara" Inggris di Mesir. Ia juga meminta Khedive Abbas untuk
memberikan pemerintahan konstitusional kepada rakyatnya, Karna
ia Menyadari bahwa Mesir tidak dapat secara militer mengusir Inggris, Kamil
mengungkapkan upayanya pada hubungan masyarakat, menulis: "Orang bijak
di antara Inggris telah menyadari bahaya pendudukan mereka terhadap Mesir.
Yang perlu mereka ketahui adalah perasaan sebenarnya dari bangsa Mesir,
ketakutan, harapan, dan kebenaran. Ini akan memaksa pemerintah mereka
untuk mengungsi dari Lembah Nil. Hal terbaik yang bisa kita lakukan

1
Laffan 1999 , hlm. 270.

3
sekarang adalah mengiklankan kebenaran ke Eropa dengan sebanyak
mungkin bahasa, terutama dalam bahasa Inggris dan Prancis. " 2
Pada tahun 1900, Kamil mendirikan surat kabar Al-Liwa ' ("The
Standard") sebuah museum dekat benteng kairo memasukan namanya sebagai
tokoh nasionalisme Mesir. Sebagai platform untuk pandangannya dan
memanfaatkan keterampilannya sebagai seorang jurnalis dan pengacara
muda berpendidikan di Prancis. Dia juga mendirikan sekolah anak laki-laki
yang terbuka untuk Muslim Mesir, Kristen, dan Yahudi. Sebagai
seorang Francophile , Kamil banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai republik
Prancis Liberté, Égalité, Fraternité , memandang Prancis sebagai perwujudan
dari nilai-nilai kemajuan, kemakmuran, dan kebebasan.
Posisi Kamil pada peran Islam dalam kehidupan Mesir cukup elastis
karena pada berbagai waktu tergantung pada audiensnya ia menyatakan
bahwa Islam adalah landasan identitas nasional Mesir dan pada saat lain
menyatakan bahwa itu adalah cinta al-watan yang didefinisikan menjadi
orang Mesir, sebuah posisi yang secara implisit menerima orang-orang
Koptik dan orang-orang Yahudi Mesir sebagai orang-orang Muslim yang
sederajat.
2. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam
sejarah modern yang tersebar ke seluruh dunia dan menyebabkan perubahan
besar dalam sejarah.3 nasionalisme berasal dari Eropa Barat abad 18, tersebar
di seluruh eropa pada abad 19, dan menjadi pergerakan dunia pada abad 20.
Namun, nasionalisme yang timbul tidaklah sama di setiap Negara dan zaman.
Ia di pengaruhi oleh ide ide politik dan susunan masyarakat Negara di mana
ia berakar. Hanya dengan memahami pertumbuhan sejarah nasionalisme dan

2
Fahamy 2008 , hlm. 173
3
Barbar ward. Lima pokok pikiran yang mengubah dunia, Terj. Mochtar Lubis,Jakarta : PT Dunia
Pustaka Jaya, 1060. Hlm. 23

4
membandingkan bentuk-bentuknya yang berbeda itu pengaruh nasionalisme
dapat diketahui.4
Nasionalisme memiliki relevansi dengan revolusi politik yang
mendorong kea rah demokrasi serta revolusi ekonomi yang menuju
industrialisasi.5 Kekuatan nasionalime dapat di lihat dengan terbentuknya
Negara-negara baru6. Nasionalisme adalah perasaan kekeluargaan yang
berasal dari hubungan yang erat dengan sekelompok komunitas di bawah satu
kekuasaan, ia merupakan suatu perasaan mendalam terhada tanah tumpah
darah dan penguasa resmi setempat yang di perkuat dengan adanya tradisi
atau adat istiadat yang diketahui melalui mitos-mitos tertentu dengan
menggunakan bahasa yang diakui bersama.
Nasionalisme merupakan suatu pergerakan untuk menciptakan
masyarakat yang lebih terbuka serta menjamin kemerdekaan setiap individu.7
yang dimaksud kemerdekaan indivisu menurut John Milton (1608-1674)
adalah pengakuan kemerdekaan individu dari kekuasaan dan perbudakan
untuk berkata sesuai hati nurani serta pengutamaan hak individu.
Nasionalisme adalah suatu ideologis untuk mencapai dan
mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang
sepakat membentuk suatu Negara.8 Terbentuknya sebuah bangsa di pengaruhi
oleh persamaan keturunan untuk menjadi sebuah bangsa. Hal terpenting
dalam terbentuknya sebuah bangsa adalah kemauan untuk hidup bersama
secara nyata. Kemauan untuk hidup bersama ini lah yang kemudian disebut
dengan nasionalisme.9

4
Hans kohn. Nasution Arti dan Sejarahnya, Terj. Sumantri Mertodipuro, Jakarta : Erlangga, 1984,
hlm. 5
5
Op.cit.,Ward, hlm. 18
6
Ibid., hlm.12
7
Op.Cit.,Ward., hlm.13
8
Op. Cit., Smith, hlm.11
9
Op.Cit.,Kohn., hlm. 11-12

5
3. Proses Masuknya Nasionalisme di Mesir
a. Melalui Ekspansi
Secara umum, revolusi industry dan pertumbuhan teknologi yang
trjadi di eropa menyebabkan ekspansi Negara-negara Eropa ke benua Afrika
dan Asia. Akibatnya penduduk kedua benua tersebut mendapatkan pengaruh
dalam bentuk teknologi, metode admistrasi, dan ide-ide Eropa.10 ekspansi
Eropa ke wilayah Afrika, Khususnya Mesir pertama-tama di lakukan oleh dua
bangsa Eropa terkemuka, yaitu Prancis dan Inggris yang saling bersaing
dalam perekonomian dan perdagangan.11 Prancis dalam ekspensasi
mengambil inspirasi dari revolusi prancis yang mengatakan aturan main
pemban1231234gunan politik berdasarkan keinginan untuk membawa dan
menyebarluaskan apa yang mereka anggap baik dalam bidang keagamaan,
kesehatan, sosial kebudayaan, politik dan ekonomi.
Dapat dikatakan benih-benih nasionalisme di mesir mulai muncul
sebagai reaksi terhadap ekspansi Inggris di abad berikutnya. 12 ekspansi
Prancis ke mesir yang di wakili oleh napoleon tidak memiliki dampak
langsung terhadap bangkitnya nasionalisme di mesir, namun hal tersebut
memicu kesadaran rakyat mesir akan nasionalime . jules Ferry, arsitek politik
imrerial Prancis, menyatakan bahwa ekspansinya Prancis tidak menanamkan
modal, tetapi menyebarluaskan ide-ide,tidak membangun pabrik, tetapi
mengekspor buku-buku pelajaran; dan tidak mengajarkan penduduk pribumi
keterampilan, tetapi bagaimana untuk cinta tanah air.13
Berangkat dari Toulon tanggal 22 juli 1798 bersama pasukannya yang
terdiri dari 40.000 orang, Napoleon turut serta membawa satu regu
pendamping yang terdiri atas 150 orang insiur, ilmuan sastrawan, dan
seniman.14 di Mesir, mereka menyebarluaskan ide-ide kemerdekaan dan
persaudaraan serta hak-hak setiap bangsa yang merupakan ciri nasionalisme.

10
C. P. F. Luhulima. Eropa sebagai Kekuatan Dunia, Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1992, hlm 29
11
Op.cit., Badri Yatim., hlm. 175
12
Edwars Atiyah. The arbs, USA :Penguin Books Inc, 1958, hlm.78
13
Op.cit., Ward., hlm.18
14
A. Malet & J.Isaac. Revolusi Prancis, Terj. Tim CCF Bandung, akara: Gramedia,1989, hlm. 135

6
Sejajar dengan hal ini, Barbara ward menyatakan bahwa nasionalisme sebagai
sebuah bentuk gerakan modern yang timbul dari wilayah Eropa di pelopori
bukanlah dari serdadu atau negarawa, melaikan lahir dari para cendikiawan
ahli-ahli ilmu pengetahuan.15
Bangsa Eropa kedua yang melakukan ekspansi ke mesir adalah
Inggris. Kebutuhan akan bahan-bahan baku dan mencari tempat pemasaran
hasil industri merupakan alasan inggris melakukan ekspansi.16berkembangnya
industry di Inggris di sebabkan inggris merupakan salah satu Negara Eropa
yang kaya akan batubara di mana saat itu batubara merupakan nafas
industri.17 Ekspasinya Inggris di Mesir mulai sejak tahun 1840 saat para
pemodal Eopa mulai mengembangkan modal mereka di mesir.18 Pada
perjalanannya, Ekspansi Inggris di Mesir berujung kepada invasi politik dan
ekonomi. Invansi tersebut terjadi berawal dari kegagala khediva Ismail Untuk
menjelaskan utangnya kepada para pemodal Eropa dalam jumlah yang besar
dan terkait pula dengan issu terusan Suez. Selanjutnya, Invansi Politik dan
ekonomi dan ekonomi secara terang-terangan yang dilakukan oleh Inggris
dalam Pemerintahan Mesir memicu munculnya nasionalisme Mesir.19

b. Melalui Media Cetak

Mesir dalam sejara terkenal dengan kemajuan dalam bidang pers dan
percetakan.20 hal ini tidak terlepas dari apa yang dibawa Napoleon pada
ekspedisinya ke mesir. Napoleon datang ke mesir serta membawa serta mesin
cetak berbahasa arab yang iaa rampas dari vatikan ke kairo. Berawal dari
mesin cetak itu, dunia percetakan Mesir berkembang lebih cepat dengan

15
Op.cit., Luhulima., hlm. 130-132
16
Op.cit., Yatim., hlm 183
17
Jean Matheix. Sejarah Prancis, Terj. Nurul Komari Oetomo dan Ari Anggari Harapan, Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia department Pendidikan dan
Kebudayaan, 1993, hlm. 124-125
18
Op.cit., Daly (ed)., hlm.181
19
Op.cit., Jamil., hlm. 211-212
20
Abu Hasan ali Annadawy. Kerugian Apa Yang Diderita Dunia Akibat Kemerosotan Kaum Muslim,
Terj. Abu Laila dan Muhammad Tohir, Bandung; PT Alma’arif, 1983, hlm 356

7
didirikannya muncul Matba‟ah Bulaq (percetakan bulaq] oleh napoleon.
Dengan mesin cetak tersebut, napoleon mencetak lembaran-lembaran
propaganda dalam bahasa arab21 dan menerbitkan dua buah majalah. majalah
yang di terbitkan napoleon di mesir antara lain, Le courrir d‟Egypte dan La
Degade Egyptienne sebagai media publikasi perkembangan ilmu
pengetahuan.22 selain itu, napoleon menerbitkan dua buah kabar, yaitu Barid
Misr „Merpati Mesir‟ dan Al Isyarah Al Misriyah „Persahabatan Mesir‟.23

Penerbit makalah dan surat kaba yang dilakukan Napoleon dilanjutkan


oleh Muhammad ali Pasya dan penerusnya . Pada masanya, Muhammad Ali
Pasya menerbitka surat kabar berbahasa Arab Al Waqa‟I Al Mishriyah
„Berita Mesir‟ pada tahun 1828 yang merupakan organ resmi pemerintah.24
Kemudian, pada masa Sa;id terbit Mir‟ah Al Ahwal Cermin Peristiwa‟ pada
tahun 1855 dan Hadiqah Al Akhbar „Taman Berita‟ terbit tahun 1858, pada
masa Ismail Al Ahram „piramid‟ tahu 1878. Surat kabar yang berkembang di
mesir mengakibatkan kesadran, Perubahan ini lama kelaan membawa kepada
ketegangan yang melahirkan pula semangat nasionalisme Mesir.25

c. Melalui Pendidikan

Pendidikan memiliki pengaruh terhadap kebudayaan sebuah bangsa.26


Pendidikan mengenai dasra-dasar peradaban, sejara, dan retorika dapat
memperluas pemikiran rakyat.27 Selai itu, pendidikan juga merupakan media
yang dapat mewujudkan persatuan tanah air.28 Ia berperan penting
baginperubahan sosal dan juga media menyebarkan ide-ide Barat dan

21
Op.cit., Hitti, hlm.954
22
Op.cit., Azra,, hlm. 230
23
Hasan, Muarif Ambary, dkk. Suplemen Ensiklopedi islam Jilid 2, Jakarta: PT Ichtiar baru Van
Hoeve, 1996, hlm.158
24
Op.cit., Hitti., hlm.958
25
Op. cit., Ambary, hlm.158
26
H. M. K Bakry. Djalan Sedjarah Islam Seluruh Duniadjilit 1, Jakarta : Wolters Groningen 1956,
hlm. 35
27
Op. cit., Nuseibeh., hlm.122
28
Op. cit., kohn., hlm. 33

8
kebudayaan yang membentuk masyarakat.29 Secara Umum, Negara-negara
Arab di sebelah timur Suez termasuk di dalam nya mesir mendapat pengaruh
barat melalui kegiatan pendidikan tidak dengan penaklukan militer30
Pengaruh tersebut dalam bidang ekonomi dan politik diikut dengan pendirian
institusi pendidikan. Kemajuan yang pesat dlam ilmu pengetahuan dapat
mendorong tersebarnya paham Nasionaisme terutaa di kalangan pelajar.31

Terinspirasi dari Napoleon dan untuk memenuhin kebutuhan Mesir


akan doctor dan insinyur, Muhammad Ali mendirikan sekolah dasar, sekolah
menegah, sekolah tinggi, dan perpustakaan yang berorientasi Eropa. Bahasa
prancin mendapatkan kedudukan khusus dalam kurikulum mesir, bahkan
sekolah-sekolah prancis di mesir menjadi pilihan favorit bagi pelajar di Mesir.
Gagasan-gagasan di eropa seperti nasionalisme, kebebsan dan demokrasi
telah beredar di kalangan intelektual terdidik Mesir pada zaman khedive
Ismai.

Usaha Selanjutnya yang dilakukan oleh muhammad ali Pasya dalam


modernisasi pendidika adalah pengiriman mahasiswa ke prancis untuk di latih
dan di didik.32 di Prancis sebuah rumah khusus di dirikan untuk kepentingan
mahasiswa-mahasiswa ini. Subjek pelajaran yang secara khusus di pelajari
adalah militer dang angkatan laut, tekni mesin, kedoktera, farmasi serta
kesenian.33Rombongan pertama mahasiswa Mesir yang di kirim oleh
Muhammad Ali pasya ke Eropa antara lain, Mustafa mahraji dan Mazhar bey
di bidang teknik,Rifa‟ah Bey dan Muhammad Basyuni di bidang famasi,
Muhammad Ali Al Hakim di bidang kedokteran, Hasan Bey di bidang
Angkatan laut, Muhammad syabasi, Muhammad sukari, Muhammad Syafi‟i,
Mubarak basya, dan Mukhtar Bey di bidang pendidikan, amin Bey di bidang
keuangan. Dari rombongan mahasiswa yang di kirim oleh Muhammad Ali

29
Op.cit., Jamil, hlm. 204
30
Op.cit., Nuseibeh, hlm. 32
31
Op.cit., Kohn, hlm. 51
32
Op.cit., Azra, hlm. 151
33
Op.cit., Hitti, hlm. 926

9
Pasya ini munculkan para cendikiawan, ahli tekni,dokter dan perwira ahli.
mereke kemudian menjadi pelopor pembangunan dan pembaharuan. dan
kembalinya ke mesir mereka menjadi guru di berbagai universitas, terutama,
Universitas Al Azhar dan menerjemahkan ilmu pengetahuan Eropa yang
mereka dapatkan ke dalam bahasa Arab.34

d. Melalui bahasa Dan Sastra


Bahasa adalah media yang di gunakan tiap-tiap bangsa untuk
menyampaikan gagasan-gagasannya. Bahasa juga merupakan symbol sebuah
bangsa. Pepatah mengatakan “hilang bangsa karena bahasa” menujukan
bahwa bahasa meruoakan identitas sebuah bangsa. Sejarah dan maju
mundurnya sebuah bahasa berhubungan dengan kondidi politik, agama, dan
masyarakat bangsa yang menggunakan bahasa tersebut.35 Bahasa ketika telah
diskusi menjadi kunci utama yang dapat membuka seluruh khazana pemikiran
barat, seperti ilmu pengetahuan, nasinalisme, demokrasi, dan sekulerisme.
Kesadaran berbahasa dan kebudayaan merupakan salah satu indikasi
nasionalisme.36
Indikasi nasionalisme melalui bahasa mulai terlihat di Mesir saat dan
pascaekpedisi Napoleon. Saat Napoleon berada di Mesi ia mendirikan sebuah
academie Literaire „akademi sastra‟ yang di lengkapi dengan sebuah
perpustakaan. Pendirian perpustakann oleh Napoleon kemudian di teruskan
pada masa Ismail dengan mendirikan Maktabah Al-Azhariah „ perputakan Al-
Azhar‟ tahun 1879 dan pada masa Muhammad Taufik berdiri Maktabah Asy
Syarqiyyah „perpustakaan Timur‟ tahun 1880. Pendirian akademi sastra yang
di lakukan oleh Napoleon mendorong para sastrawan di Mesir untuk
mengembangkan sastra dengan menciptakan sarana-sarana yang mendukung
perkembangannya, seperti mendirikan fakultas sastra dengan jurusan khusus
yang mempelajari sastra, menerbitkan majalah-majalah khusus mengenai
sastra, dan menyediakan kolom khusus untuk para sastrawan dalam majalah

34
Op.cit., Bakry, hlm. 35
35
Ibid., hlm. 27
36
Op.cit., Ward, hlm. 18

10
umum dan surat kabar. kondisi ini menurut Hans Kohn dapat mengobarkan
semngat nasionalisme rakyat.37
Di Mesir, Napoleon Juga Mendidrikan Lembaga ilmu pengetahuan
yang para anggotannya menruh perhatian pada ilmu pengetahuan alam,
kedokteran, ekonomi, kesenian, sastra, dan music. Para ilmuan prancis yang
di bawa napoleon dalam ekspedisinya melakkan penelitian dan menemukan
berbagai hal tentang Mesir38 Di tambah dengan terjadinya percetakan buku-
buku akibat dari adanya mesin cetak berbahaasa arab yang di bawa Napoleon
turut memberikan perhatian kepada karya-karya kebudayaan arab klasik.39
Hal itu meupakan manifestasi awal gerakan nasionalisme, khususnya,
nasionalisme di mesir yang di tandai dengan bangkitnya ketertarikan pada
bahasa dan kebudayaan Arab Klasik. Usaha napoleon membangkitkan
semangat baru bag orang-orang Mesir dalam bidang kebudayaan dan
Intelektual. Kebangkitan Intelektual tersebut memicu kebangkitan politik
yang memberikan jalan bagi munculnya berbagi aktivitas politik yaitu
gerakan yang menentang imperalisme Barat.40

4. Dampak nasionalisme
a. Lepas dari kesultanan Turki Usmani

Kesultanan Turki usmani mendonimasi hamper seluruh wilayah Timur


Tengahlebih dari lima abad lamannya sebelum ia memperoleh gempurn
semangat imperialisme dan nasionalisme pada abad 19. Penduduk yang
berada di ddalam kekuasaan Kesultanan Turki Usmani terdiri atas beragam
keyakinan, bahasa, cara hidup serta suku bangsa (Arab, Syiria, Irak, Mesir,
Berber, Kurdi, Amenia, Slavia, Yunani, dan Albania). Perluasan wilayah
yang di lakukan kesultanan ini selain mewarisi kekuasaan kekaisaran
Bizantium dan juga mewarisi ke khalifahan Arab. Pada system

37
Op.cit., Kohn., hlm. 88
38
Op.cit., a. Malet & J. Isaac., hlm. 185
39
Op.cit., Nuseibeh, hlm.32
40
Op.cit., Hitti., hlm. 913

11
pemerintahannya, Kesultanan Turki Usmani menggunakan system millet,
yaitu system perwakilan atas dasar afiliasi keagamaan bukan kesamaan
bahasa dan budaya. Pada mas kesultanan Turki Usmani bangsa arab di
kelompokan menjadi masyarakat Muslim, Kristen, dan Yahudi.41

Kegagalan serangan kedua ke wina pada tahun 1683 di anggap sebagai


tanda-tanda berkhirnya kejayaan kesultanan Turki Usmani.Ekspansi ke Eropa
tidak mengalami kemajuan yang berarti. Kesultanan Turki Usmani memilih
untuk mempertahankan apa yang telah mereka dapatkan. Angkatan bersenjata
tidak lagi untuk menyerang, tetapi lebih banyak bertahan.Munculnya
kekuatan politik baru di Eropa akibat kemajuan di bidang teknologi yang
mendorong bangkitnya kekuatan ekonomi dan militer di anggap secara
umumsebagai faktor yang mempercepat keruntuhan kesultanan Turki
Usmani. Setidaknya, terdapat empat kekuasaan Eropa yang saling berasaing
memperebutkan wilayah kesultanan Turki Usmani menjelang keruntuhannya
yaitu prancis, inggris, italia, dan jerman.42

Hubungan antara prancis dengan kesultanan Turki Usmani dimulai


pada tahun 1535 sat Kesultanan Turki Usmani berada di bawah di bawah
pimpinan sulaiman I meandatangani sebuah perjanjian dengan prancis.
Perjanjian tersebut merupakan perjanjian persahabatan dan kerja sama untuk
menentang astralia. Pada perjanjian tersebut, kesultana tersebut, kesultanan
turki usmani memberikan prancis hak istimewah, yaitu kebebasan berlayar
dan berdangang di pelabuhan-pelabuhan wilayah kekuasaanya, menjamin
kebebasan beragama, dan pemeliharaan tempat-tempat ibadah Kristen.
Perjanjian tersebut berlangsung kira-kira tiga abad lamanya. 43

Hubungan antara Prancis dan Kesultanan Turki Usmani kemudian


berlanjut pada modernisasi yang di lakukan kesultanan Turki Usmani pada
abad ke 19. Pada modernisasinya, kesultanan Turki Usmani mendatangkan

41
Op.cit., Mughni., hlm. 72
42
Loc.cit., Apipudin., hlm. 90-91
43
Ibid., hlm 79-80

12
guru-guru dari prancis, mengirimkan para pemudanya ke prancis untuk
mempelajari teknik dan filsafat, modernisasi birokrasi mengikuti model
prancis, meluasnya pemakaian bahasa prancs kemudian berkeinginan kuat
untuk mendiskusikan segala macam ide baru dengan guru-guru mereka yang
berasal dari prancis.44

Tak hanya itu gagasan tentang hak-hak rakyat dan nasionalisme yang
digerakan oleh revolusi prancis telah mempengaruhi berbagai bangsa yang
berada di bawahan kesultanan Turki Usmani.45 Hal ini di sebabkan secara
demografis dan kultural provinsi-provinsi taklukan bagaimana pun juga
merupakan wilayah non-Turki. Dampak dari ide-ide revolusi prancis tersebut
terlihat jelas pada komunitas masyarakat Kristen Kesultanan Usmani yang
melek huruf. Pertama-tama, yang terpengaruh adalah warga yunani berkat
hbungan hubungan komersial mereka dengan semua pelabuhan besar eropa.

Di wilayah Arab, Afrika utara merupakan wilayah yang pertma lepas


dari kekuasaan Kesultanan turki Usmani. Jarak yang dekat dengan Eropa dan
jauh dari porte membuat penduduk wilayah ini bertindak mandiri untuk
kemajuan mereka sendiri.46 Salah satu kawasan Afrika Utara yang mulai
berlapas diri dari Kesultanan Turki usmani adalah Mesir.

Mesir memiliki posisi geopolitik yang penting bagi kendali


Kesultanan Turki Usmani atas wilayah Laut Merah, Jazirah Arab, Yaman,
Nubiah dan Ethiopia. Mesir merupakan salah satu dari ibu kota gubenur
Kesultanan Turki Usmani yang di lengkapi dengan pasukan bersenjata dari
Istanbul.47 Mesir juga merupakan kaasan utama di mana kepentingan prancis
bersentuhan langsung dengan Kesultana Turki Usmani.48 Tahun 1798
Napoleon mengadakan ekspedisi militer ke Mesir dengan maksud untuk
melumpuhkan komunikasi Inggris dengan India. Ini tentu saja merupakan

44
Op.cit.,Zurcher., hlm. 21
45
Loc.cit., apipudin, hlm. 85
46
Op.Cit.,Zurcher, hlm.25
47
Op.Cit., Hitti, hlm. 76-77
48
Loc.Cit., Apipudin. Hlm. 90-91

13
invasi terhadap wilayah Kesultanan Turki Usmani yang menyebabkan
terjadinya perselisihan antara prancis dan sultan.49

Lepasnya Mesir dari Kesultanan Turki Usmani adalah hasil karya


seorang gubenur Kesultanan Turki Usmani di Mesir, yaitu Muhammad Ali
Pasya.50 Muhammad Ali Pasya mulai mencoba melepaskan mesir dari
Kesultanan Turki Usmani dengan cara mengadakan perlawanan pada tahun
1831 pasca membantu Kesultanan Turki Usmani menghadapi pembrontakan
Yunani. Mesir benar-benar terlepas dari Kesultanan Turki Usmani sat berada
di bawah kekuasaan Inggris. Sebelum perang dunia I pada tahun 1914 Mesir
masih berada di bawah kekuasan Kesultanan Turki Usmani sebagai sebuah
provinsi. Meskipun di bawah Kekusaan Kesultanan Turki Usmani, Mesir
hampir seluruhnya berada di bawah dominasa Inggris. Ketika Kesultanan
Turki Usmani mulai memasuk Perang Dunia I, Inggris menjadikan Mesir
sebagai wilayah protektoratnya. Khedive Abbas II digulingkan dan
pamannya, Husain Kamil, di angkat sebagai sultan. Status protektorat
merupakan strategi Inggris agar Mesir terlepas dari Kesultanan Turki Usmani
dan memperketat kontrolnya di Mesir.51 Hingga akhirnya control Inggris
yang berujung pada invasi dan intervensi Inggris di Mesir pasca Perang Dunia
I membuat mesir tida hanya terlepas dari kekuasaan Kesultanan Turki
Usmani, tetapi juga menjadi wilayah yang merdeka.52

b. Pemberontakan Urabi

Pembrontakan Urabi merupakan gerakan awal nasionalisme di Mesir.


Pembrontakan Urabi merupakan pembrontakan yang di pimpin oleh seorang
putra petani Mesir, yaitu seorang perwira bernama Ahmad Urabi terhadap
khedive Taufik yang bersekongkol dengan inggris. 53 Pembrontakan ini
merupakan pergerakan yang benar-benar bersifat Mesir karna di pimpin oleh

49
Ibid., hlm. 85
50
Op.Cit., Zurcher, hlm. 34
51
Op.Cit., Daly (ed), hlm. 246
52
Op.Cit., Jamil., hlm. 969
53
Op.Cit., atitah., hlm. 79

14
keturunan Mesir asli (fellahin) yang berjuang untuk mempertahankan
kepentingan mesir. Pembrontakan Urabi pasha pada aalnya adalah protes
opsir tentara Mesir menentang pengutamaan tentara Turki Sirkasius54 yang
kemudan meluas menjadi gerakan pembrontakan yang menentang kedudukan
dan pengaruh bangsa asing di Mesir.

Pada pembrontakan ini, para nasionalisme di Mesir menutut agar hak-


hak istimewah tentara golongan Turki Sirkasius dihapuskan dan meminta
pembentukan pemerintahan konsitusional. Inggris menolak tuntutan itu.
Akibatnya, Taufik di benci karena dia menerima apa saja ketetapan Barat.
Hingga akhirnya pada tahun 1881, Ahmad Urabi dan para pendukungnya
mencoba mengambil alih kekuasaan taufik. Taufik kemudian meminta
bantuan Inggris.55 Untk memulihkan keamanan, serta untuk melindungi
kepentingan perdagangan dan pertahanan Inggris di wilayah Timur, Inggris
akhirnya memutuskan untuk menginvasi Mesir pada tahun 1882. Mesir pun
menjadi tanah jajahan Inggris, Taufik kembali menjadi khedive Mesir di
bawah dukungan Inggris. Para nasionali termasuk Ahmad Urabi di buang ke
Srilanka oleh inggris.

Meskipun pembrontakan Inggris berhasil di padamkan, cita-cita


perjuangan Ahmad Urabi menjadi sumber aspirasi semangat nasionalisme
bangsa Mesir. Hal itu terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 di adakan
kongres nasional pertama di Mesir mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah
Mesir yang di pengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas gerakan ini,
namun gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat, bahkan kemudian
menjadi Parai Wafd „utusa‟.56

54
Op.Cit., Hitti., hlm.913-914
55
Op.Cit., Jamil., hlm 218-219
56
(http://erakas.blogspot.com diakses pada tanggal 20 maret 2020

15
c. Pembentukan Partai

Kebangkitan intelektual yang terjadi pada abad 20 merambah pada


kebangkitan poitik. Berawal dari lingkaran mahasiswa dan pengagum ulama
atau filsuf di Mesir telah muncul beragam partai, Banyak faktor yang
menyebabkan terbentuknya partai di mesir, yaitu pendudukan Inggris,
pengaruh filsafat politik eropa, pengenalan institusi politik sekulr, pemulihan
ekonomi, munculnya generasi muda Mesir yang beberapa dari meraka adalah
pengeara, dan adanya pendidikan sekuler barat.

Al Hizb Al Wathani „Partai Nasional‟ secara umum adalah nama yang


di berikan rakyat mesir kepada beberapa organisasi poltik Mesir yang
melawan kontrol asing di Mesir termasuk di dalamnya pembrontakan yang di
pimpin oleh colonel ahmad Urabi pada tahun 1881-1882. Al Hizb Al Wathani
mulai berubah menjadi sebuah organisasi politik pada tahun 1895 saat
pemerintahan Abbas Hilmi II. Al Hizb Al wathani didirikan oleh Mustafa
Kamil57 pada tahu 1907 untuk menentang penduduk Inggris atau Mesir.

Dalam perjuangannya, Al Hizb Al Wathani meminta pemerintahan


khedive untk membentuk sebuah pemerintah parlementer berdasarkan
konstitusi dan kementrian yang bertanggung jawab kepada Mesir. Partai
mendukung pan islamisme dan menuntut adanya reformasi ekonomi dan
sosial. Setelah kematian Mustafa Kamil tahun 1908, partai ini di pimpin oleh
Muhammad Farid. Pada tahun 1909 tekanan Inggris memperlemah partai ini.
Setelah perang Dunia I, partai ini, membantu Partai Wafd yang di pimpin
Saad Zaghlil mengorganisasi revolusi tahun 1919.58

Wafd adalah dalam bahasa Arab berate „delegasi‟. Partai Wafd pad
awalnya adalah delegasi Mesir tidak resmi pada konferensi Perdamaian Paris
tahun1919. Ide untuk mengirimkan perwakilan Mesir pada konferensi
tersebut muncul dari Fuad setelah Perang Dunia I. Turut serta dalam

57
http://encyclopedia2.thefreedictionary.com di akses pada tanggal 20 maret 2020
58
Op.Cit., Goldschmidt., hlm. 208-209

16
rombongan tersebut saad Zaghlul, Ali Sha‟rawi, abdul aziz fahmi, ahmad
Lutfi Al Syayyid, Abd Al latif Al Makkabati, Muhammad Ali Alluba, Hamad
al Basil, dan Sinut Hanna.59 Pergerakan Nasionalisme mesir masih terus
berkobar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir dan terpaksa
mengeluarkam Unilateral Declaration pada tanggal 28 februari 1922 yang
berisi Inggris berhak atas tempat masalah pokok, yaitu memperahankan
Terusan Suez, dapat mempergunakan Mesir untuk operasi militer,
mempertahankan Mesir dari Agresi bangsa lain, dan berhak melindungi orang
asing dan kepentingan di Mesir. Uniteral Declaration tersebut merupakan saat
yang bersejarah bagi mesir karena saat itu dunia internasional menganggap
Mesir telah merdeka meskipun belum sepenuhnya. Di sisi lain, pihak kaum
nasionalis Mesir menentang deklarasi tersebut karena Inggris masih
mengintervensi Mesir. Itulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir terus
berjuang setelah Perang Dunia II yang berakhir pada bulan Oktober 1954.60

59
Op.Cit., Goldschmidt,, hlm. 294-296
60
http://erakas.blogspot.com diakses pada tanggal 20 maret 2020

17
C. Kesimpulan

Nasionalisme di Mesir melalui ekspansi, media cetak, pendidikan,


bahasa, dan sastra. Prancis yang dalam ekspansinya pada tahun 1798 yang
turut serta membawa segala kemajuan teknologi serta para cendikiawan,
sastrawan, dan ilmuannya mengondisikan mesir menuju sebuah kesadaran
identita diri yang membawa pada nasionalisme. Hingga kemudian ekspansi
Inggris menggenapkan semangat nasionalisme rakyat Mesir menjadi sebuah
gerakan nyata melawan penjajahan Ingris yang tercemin pada Pembrontakan
Urabi pada tahun 1881 yang di pimpin oleh nasionalisnme Mesir, ahmad
urabi; pembentukan partai dengan tujuan yang sama yang sama, yaitu
pembentukan Partai Wathani pada tahun 1907 oleh Mustafa kamil dan partai
wafd pada tahun 1919 oleh Saad Zaghlul; dan di sisi lain secara tidak
langsung membuat Mesir terlepas dari Kesultanan Turki Usmani.

18
D. DAFTAR PUSTAKA

Nasionalisme Arti Dan sejarahnya, Terj. Sumanti Mertodipuro, Jakarta:


Erlangga, 1984

Smith, Anthoni D. Nasionalisme: Teori, Ideologi, Sejarah, Jakarta:


Erlangga, 2003.

Huntingon, Samuel P. Tertib Politik di Dalam Masyarakat Yang Sedang


Berubah, Terje. Sahat Simamora, Jakarata: CV RAjawali,1983

Luhilima, C.P.F. Eropa sebagai Kekuatan Dunia, Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 1992

Ward, Barbar. Lima Pokok Pikiran Yang Mengubah Dunia, Terj.


Mochtar Lubis, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1960.

Kohn, Hans. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, Terj. Sumantri


Mertodipuro. Jakarta: Erlangga, 1984

Atiyah, Edward. The Arabs, USA: Penguin Books In, 1958.

Furet, Franciois dan Denis Richet. Revolusi Prancis, Terj. Team


Penerjemah Lembaga Indonesia Prancis, Yogyakarta: Gajah Mada Univesity
Press, 1989

Mathiex, Jean. Sejarah Prancis, Terj. Nurul Komari Oetmo dan Ari
Anggari Harapan, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan BAhasa
Indonesia Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.

Annadawy, Abu Hasan Ali. Kerugian Apa Yang di Derita dunia Akibat
Kemerosotan Kaum Muslimin, Terj Abu Laila Dan Muhammad Tohir,
Bandung: PT Alma‟arif, 1983

Ambary, Hasan Muarif dkk. Suplemen Ensiklopedi Islam Jilid 2, Jakarta;


PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.

19
Bakry, H. M. K. Djalan Sedjarah Islam Seluruh Duniadjilit 1, Jakarta Wolters
Groningen , 1956.

20

Anda mungkin juga menyukai