Disusun oleh :
2020
i
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PPDMI tentang “ FAZHUR RAHMAN DAN
NEO-MODERNISME ISLAM “ , yang mana referensinya berasal dari buku, jurnal, maupun
surat kabar/majalah.
Dan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan saran-saran positif yang bersifat membangun guna kesempurnaan ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga
penulis pada khususnya.Sekian dan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
BAB I
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II
C. Neo-modernisme Islam 9
BAB III
A.Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Krisis fundamental yang dihadapi Islam pada masa modern ini adalah
semacam perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan sejarah Islam. Oleh
karena itu, problem mendasar kaum muslimin modern adalah bagaimana
merehabilitasi sejarah tersebut dan membuatnya berjalan lagi dengan kekuatan
penuh sehingga masyarakat Islam dapat maju ke depan sebagaimana mestinya
masyarakat yang terpimpin secara Ilahiyah. Ide-ide pembaharuan sebagai upaya
mengantisipasi krisis ini telah banyak muncul. Akan tetapi metode yang
dikembangkan oleh pembaharu dalam menjawab krisis tersebut terlihat belum
memuaskan.
Dengan latar belakang inilah, Rahman berupaya merumuskan metodologi
sistematisnya dalam gerakan pembaharuan yang sering dikenal dengan neo-
modernisme. Rahman menyadari bahwa krisis yang digambarkan tersebut mempunyai
implikasi yang serius terhadap masa depan Islam dan umatnya. Dan akar krisis
ini bagi Rahman terletak pada sejarah keagamaan Islam karena sejak penghujung
abad pertama hijriyah kaum muslimin telah mengembangkan suatu sikap yang kaku
dalam memandang kedua sumber pemikiran Islam, yakni al-Qur’an dan sunnah Nabi
lewat pendekatan-pendekatan historis, literalis, dan atomistis. Pendekatan-
pendekatan semacam ini telah menceraikan al-Qur’an dan sunnah Nabi dari akar
kesejarahannya dan mereduksi keduanya menjadi kompendia yang terdiri dari
bagian-bagian yang terisolasi dan fragmentasi.
Fazlur Rahman merupakan seorang pemikir yang cukup besar perhatian dan
pengaruhnya terhadap perkembangan dan kemajuan umat Islam. Karena perhatiannya
tersebut, salah seorang muridnya di tanah air, Ahmad Syafi’i Ma’arif
mengatakan bahwa barangkali Fazlur Rahmanlah yang dipandang sebagai salah
seorang yang paling serius memikirkan persoalan Islam di antara pemikir
kontemporer yang ada jika diperhatikan kiprahnya yang dinamis dalam
1
menggulirkan ide-ide pembaharuannya demi membangkitkan dan mengembangkan
intelektualitas umat Islam.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa sosok Fazhur Rahman
2. Untuk mengetahui apa saja karya-karya Fazhur Rahman
3. Untuk mengetahui apa saja pemikiran Fazhur Rahman kepada perkembangan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fazlur Rahman dapat dikategorikan sebagai salah satu pemikir neomodernis yang
paling serius dan produktif dewasa ini. Ia dilahirkan pada tanggal 21 September 1919
dan meninggal 26 Juli 1988 di Hazara, suatu daerah di Anak Benua Indo-Pakistan
yang sekarang terletak di barat laut Pakistan. Wilayah Anak Benua Indo-Pakistan
sudah tidak diragukan lagi telah melahirkan banyak pemikir Islam yang cukup
berpengaruh dalam perkembangan pemikiran Islam, seperti Syah Wali Allah, Sir
Sayyid Ahmad Khan, hingga Sir Muhammad Iqbal. Fazlur Rahman dilahirkan dalam
suatu keluarga Muslim yang sangat religius. Ia dibesarkan dalam suatu keluaraga
dengan tradisi keagamaan mazhab Hanafi yang cukup kuat. Oleh karenanya,
sebagaimana diakuinya sendiri bahwa ia telah terbiasa menjalankan ritual-ritual
agama, seperti shalat dan puasa se-cara teratur sejak masa kecilnya dan tidak pernah
meninggalkannya.
Dasar pemahaman keagamaan keluarganya yang cukup kuat itu dapat ditelusuri dari
ayahnya yang bernama Maulana Shihab ad-Din, seorang ulama tradisional kenamaan
lulusan Dar al-‘Ulum, Deoband. Maulana Shihab ad-Din sendiri adalah seorang
ulama modern, meskipun terdidik dalam pola pemikiran Islam tradisional.Ayahnya
ini memiliki keyakinan bahwa Islam melihat modernitas sebagai tantangan-tantangan
3
dan kesempatan-kesempatan yang harus dihadapi. Keyakinan seperti ini pulalah yang
kemudian dimiliki dan mewarnai kehidupan dan pemikiran Fazlur Rahman.
Bekal dasar tersebut di atas memiliki pengaruh signifikansi yang cukup berarti dalam
pembentukan kepribadian dan intelektualitas Fazlur Rahman pada masa-masa
selanjutnya. Melalui didikan ayahnya, Fazlur Rahman menjadi sosok yang cukup
tekun untuk menimba pengetahuan dari berbagai sumber dan media, termasuk karya-
karya Barat. Pengajaran dan pendidikan tradisional ilmu-ilmu keislaman pada waktu
kecil beliau terima dari ayahnya Maulana Shihab ad-Din di rumah. Dengan latar
belakang kehidupan keagamaan yang demikian, maka menjadi wajar ketika berumur
sepuluh tahun ia sudah dapat meRahman sempat mengajar di Durham University.
Kemudian pindah mengajar ke Institute of Islamic Studies, McGill University,
Kanada, dan menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy sampai awal tahun
1960.
Pengaruh ayah dan ibunya tersebut sangat kuat dalam membentuk kerangka
pemikiran dan pengamalan keagamaan Fazlur Rahman. Sang ayah yang dididik
dalam pola pemikiran Islam tradisional namun toleran terhadap nilai-nilai modernitas
sebagai kenyataan sehari-hari. Dari ibunya diajarkan nilai-nilai kebenaran, kasih
sayang, ketabahan dan cinta. Kedua orangtuanya ini ikut memberikan bekal yang
cukup signifikan dan mendasar terhadap pembentukan kepribadian dan
keintelektualan Fazlur Rahman pada masa selanjutnya.
Pemikiran-Pemikiran Fazlur Rahman
Wujud Tuhan; Fazlur Rahman dalam menerangkan gagasan tentang Tuhan dan
alam semesta senantiasa mengacu pada Al Qur’an sebagai sumber otoritas primer dan
senantiasa aktual dan kontekstual dalam setiap masa dan keadaan dimana manusia
berada.
4
Kenabian dan Wahyu; Fazlur Rahman mengemukakan tentang perbandingan antara
pandangan kaum filosof dan ahli kalam atau teolog ortodoks mengenai konsep
kenabian dan wahyu. Pembahasannya dimulai tentang konsep akal manusia menurut
Ibn Sina (w. 1037 M)
Kedudukan Akal dan dan Fungsi Wahyu; Manusia merupakan makhluk Tuhan
yang paling sempurna dan mulia. Ketinggian, keutamaan dan kelebihan manusia dari
makhluk lainnya terletak pada akal yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Takdir atau Hukum Alam; Salah satu fungsi utama dari adanya gagasan tentang
Tuhan adalah untuk menjelaskan keteraturan alam semesta. Menurut Fazlur Rahman,
ajaran fundamental Al Qur’an tentang alam semesta ialah; 1). Bahwa ia merupakan
sebuah kosmos, sebuah tatanan, 2). Bahwa ia merupakan suatu tatanan yang
berkembang, yang dinamis. 3). Bahwa ia bukanlah suatu permainan yang sia-sia,
tetapi harus ditanggapi secara serius; manusia harus mempelajari hukum-hukumnya
yang merupakan bagian dari perilaku Tuhan, dan men-jadikannya sebagai panggung
dari aktivitas manusia yang punya tujuan.
Hari Akhir; Ide pokok yang mendasari ajaran-ajaran Al Qur’an tentang akhirat
adalah bahwa akan tiba saat ketika manusia menemukan kesadaran unik yang tidak
pernah dialaminya di masa sebelumnya mengenai amal perbuatannya. Alam semesta
ada batasnya, pada saatnya nanti ia akan hancur bersama seluruh kandungannya,
itulah yang dinamakan kiamat.
Politik dan Kepemimpinan; Dalam berbagai tulisannya Fazlur-Rahman
menekankan masyarakat Islam adalah masyarakat menengah yang tidak terjebak pada
ekstrimitas, dan ûlil al-amri-nya (para pemegang kekuasaan) adalah mereka yang
tidak menerima konsep elitisisme ekstrim.
Konsep Etika; Berkaitan dengan ini, Fazlur Rahman mengemukakan bahwa etika
bukan saja sebagai the basic elan of the Quran (esensi dalam ajaran Al Qur’an), tetapi
juga merupakan aspek universal yang ada dalam setiap diri manusia. Hukum etika
atau moral yang hakiki tak dapat diubah. Ia merupakan “perintah” Tuhan (God’s
Command) manusia tak dapat membuat hukum moral. Ketundukan terhadap moral
itulah “Islam” dan perwujudannya disebut dengan “ibadah”.
5
2. Karya Fazhur Rahman
6
juga nisa mengakibatkan diajukannya pertanyaan serius tentang eksistensi diri sendiri
dan sistem keyakinan sendiri dalam kerangka sejarah masa kini. Maka dalam hal ini
Fazlur Rahman adalah orang yang sangat teguh memegang prinsip “memelihara yang
lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik”.
7
3. Gerakan Filsafat .
Pada permulaannya ilmu agama dibawah pengaruh penterjemahan bahasa Arab dari
karya filsafat Yunani menghasilkan karya yang besar dan sangat berpengaruh dalam
dunia filsafat. Maksud dari disini bukan untuk menggambarkan pemikiran yang
seperti itu ataupun pengaruhnya terhadap agama dari Filsafat Eropa namun untuk
mendapat kesan kekuatan dampaknya atas pemikiran Islam yang tidak secara
langsung diterima mentah-mentah namun dissaring dan diserap sesuai dengan ajaran
Islam. Materi yang dikaitkan dengan sistem filsafat yaitu ide-ide Yunani dengan
memperhatikan penyesuaian dengan ajaran agama Islam jug hanya diperkenankan
terbatas pada pemikiran yang rasional. Dalam rangka melakukan keadilan terhadap
keyakinan beragama, dunia merupakan efek keabadian Tuhan. Tuhan ialah wujud
yang pasti sedangkan dunia ialah ketidakpastian. Pada dasarnya filsafat itu dicari
untuk melaksanakan agama yang jernih dan kebutuhan individu untuk hidup damai
dengan alam semesta. Karenanya filsafat dalam Islam tidak pernah mati meskipun
sempat redup setelah Al-Ghazali berasumsi bahwa berfilsafat itu haram. Filsafat
sebagai suatu upaya rasional untyk memahami sifat rasional obyektif kemudian
menjelma ke dalam suatu upaya spiritual untuk hidup dalam keharmonisan realitas
tersebut.
4. Neomodernisme Islam .
Menurut para pemerhati pemikiran Islam, Fazlur Rahman adalah tokoh yang
pemikirannya dikategorikan sebagai neomodernisme Islam. Fachri Ali
mendeskripsikan bahwa neomodernisme Islam adalah pola pemikiran yang
menggabungkan dua faktor penting, yakni modernisme dan tradisionalisme.
Dalam beberapa hal, tradisionalisme dan modernisme bisa berjalan seiring. Fazlur
Rahman sangat berkepentingan untuk membangun kembali kesadaran umat Islam akan tanggung
jawab sejarahnya dengan fondasi moral yang kokoh. Fondasi ini hanyalah mungkin diciptakan
bila Al-Qur’an sebagai sumber ajaran moral yang sempurna dipahami secara utuh dan padu.
8
Pemahaman yang benar dan utuh ini harus dikerjakan melalui suatu metodologi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara agama dan secara ilmu. Menurut Rahman, tanpa suatu
metodologi yang akurat dan benar, pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an boleh jadi
menyesatkan, apalagi apabila didekati secara parsial dan terpisah- pisah.
C. Neo-Modernisme Islam
Selain itu, mereka juga memandang perlunya ijtihad dengan metodologi yang baru
untuk menangani masalah-masalah kontemporer. Kaum neo-modernis meyakini bahwa
urusan sosial dan ekonomi harusnya menjadi prioritas bagi umat Islam saat ini daripada
urusan kekuasaan politik.
9
Tulisan-tulisan Fazlur Rahman mengulas semua ini dengan mengambil sikap dan
pandangan yang mungkin akan tidak menyenangkan bagi kalangan modernis seperti
Abduh.
Fazlur Rahman lahir pada tahun 1919 di daerah Hazara, wilayah yang kini terletak
di negara Pakistan, di sebuah daerah yang memiliki akses pendidikan keislaman yang
kuat. Ayahnya, Maulana Syihabuddin, adalah seorang agamawan lulusan dari seminari
Deoband di India. Rahman lebih banyak mendapat bimbingan dari ayahnya dalam bidang
penafsiran Alquran, hadis, hukum, teologi, dan filsafat daripada di sekolah seminari di
mana ia belajar.
Ia diundang ke Pakistan oleh Jendral Ayyub Khan, Presiden Pakistan, yang sedang
mencari seorang pemikir Islam yang berhaluan reformis liberal untuk memimpin
10
semacam lembaga penelitian Islam dan menjadi penasihat pemerintah dalam urusan
agama.
Meskipun pemikiran Rahman umumnya tidak dikenal di dunia Arab atau di negara-
negara yang lingkungan agamanya cenderung tradisionalis, tetapi di tempat lain seperti
Turki dan Indonesia, Rahman adalah tetap yang paling berpengaruh. Banyak dari murid-
muridnya menempati jabatan akademik senior di negara-negara tersebut.
Tulisan-tulisan Rahman sangat luas dan jauh lebih luas daripada bidang utama yang
menjadi latar belakang akademiknya filsafat Islam. Karya-karyanya mencakup tentang
reformasi pendidikan agama Islam, hermeneutika, kritik hadis, perkembangan tradisi
intelektual Islam awal, reformasi hukum Islam, dan etika Islam.
11
Buku-buku dan artikel-artikelnya yang begitu banyak membuktikan kedalaman dan
keluasan kajian keilmuannya. Tema pokok seluruh karyanya adalah reformasi dan
pembaruan, dan pentingnya metode dalam reformasi ini.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Fazlur Rahman adalah pelopor neo modernisme berawal dari kegelisahan paling
mendasar dari seorang Fazlu Rahman, yang pasti juga dirasakan oleh banyak kalangan
Muslim, yaitu kondisi dimana kaum Muslim telah menutup rapat-rapat pintuj ijtihad,
sehingga yang terjadi adalah stagnasi intelektual yang luar biasa. Rahman merasakan
situasi ini sangat tidak kondusif untuk mengetengahkan Islam sebagai agama alternatif di
tengah gelombang perubahan zaman yang kian dinamis. Tertutupnya pintu ijtihad
misalnya yang dianggapnya telah mematikan kreatifitas intelektual umat yang pada awal-
awal sejarah umat Islam tumbuh begitu luar biasa. Pada akhirnya Islam menjadi
seperangkat doktrin yang beku dan tentu sulit untuk tampil memberi jawaban-jawaban
atas problem keummatan di tengah gelombang modernitas.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Fazlur_Rahman
https://www.qureta.com/post/gagasan-fazlur-rahman-tentang-neo-modernisme-dalam-islam
https://www.academia.edu/37935507/Filsafat_Islam_-_Pemikiran_Fazlul_Rahman
13