Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Invasi Dan Kolonialisasi Bangsa – Bangsa Eropa Kekawasan Dunia Islam


( Afrika Dan Asia ) Dan Kemerdekaan Negara Negara Islam Modern
( Aljazair Dan Libya )

DISUSUN OLEH KELOMPOK 12

SYAHRIL ( 2011020010)
RAHMATUN ANNISA (2011020017)

DOSEN PENGAMPU : Dra.SISMARNI. M.Pd

SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS IMAM BONJOL PADANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permulaan dari kolonialisme barat yaitu terjadinya perang


salib. Perang salib yaitu perang yang terjadi pada orang Kristen Eropa
Barat untuk menguasai tanah Timur. Perang tersebut terjadi pada abad
ke-11 sampai abad ke-13 Masehi. Salahsatu tujuan dari perang ini adalah
untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan
daulah Kristen di tanah Timur. Disebut juga perang salib karena umat
Kristenyang ikut dalam peperangan salib ini menggunakan tanda salib
sebagai simbol mereka. Perang salib ini dimenangkan oleh umat Kristen.
Ini dikarenakan umatslam pada saat itu tidak bersatu menjadikan
perpecahan dimana-mana dan para pemimpin Islam saling bermusuhan.
Pada abad ke 16 dan ke 17 adalah abad yang paling penting untuk eropa
. pada abad ke 17 itu pula negara negara islam mulai mengalami
kemunduran. Masa penetrasi kolonial barat dimulai pada abad ke
19(1800). Pada abad tersebut eropa sedang mendominasi dunia.Pada abad
ini didorong oleh kebutuhan ekonomi industri dan pemasarannya dan
Negara -negara eropa mendirikan kerajaan teritorial dunia. Beberapa
negara eropa yang telah menjajah ditanah timur seperti Rusia menduduki
Asia Dalam , Belanda menguasai indonesia ,inggris mendirikan kerajaan
di india dan Afrika dan mengontrol sebagian Timur Tengah ,Negeria
sebagian Afrika Barat Dan Afrika Timur
Pada abad ke-20 dapat dikatakan bahwa bangsa Eropa hamper
menguasai suluruh dunia Islam. Pada abad ini Eropa telah siap untuk
mengadakan ekspansi perdagangan dengan didukung oleh pertmbuhan
produksi prabik dalam skala dan perubahan besar ditandai dengan
ditemukannya keretaapi, telegraph dan kapal uap. Dengan diiringi
dengan pasukan bersenjata yang kuat, Eropa telah menguasai Aljazair.
Aljazair adalah Negara Islam yang pertama kali dikuasai oleh Eropa
yang ditaklukkan oleh Perancis pada tahun (1830 – 1847 M). Negara
Islam padasaat itu mengalami keterpurukan yang sangat besar dan
mereka mengalami keaadaan yang tidak stabil dalam pertumbuhan
ekonomi dan budaya

B. Rumusan Masalah
. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka dapat merumuskan
masalah sebagai beikut:

1. Apa Pengertian invansi dan Kolonialisme?

2. Bagaimana Bentuk – Bentuk Kolonialisme Barat Terhadap Islam?

3. Apa Dampak Kolonialisme Barat Terhadap islam?

4. Bagaimana Implikasi Penjajahan Barat Terhadap Perkembangan


Peradaban Islam?

5. Bagaimana kemerdekaan negara negara islam di eropa ?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui Pengertian invansi dan Kolonialisme

2. Mengetahui Bentuk – Bentuk Kolonialisme Barat Terhadap Islam

3. Mengetahui Dampak Kolonialisme Barat Terhadap islam

4. Mengetahui Implikasi Penjajahan Barat Terhadap Perkembangan


Peradaban Islam

5. Mengetahui kemerdekaan negara negara islam di eropa


BAB II

PEMBAHASAN

1.INVASI

Invasi adalah aksi militer di mana angkatan bersenjata suatu negara memasuki


daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah
tersebut atau mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi bisa menjadi
penyebab perang, bisa digunakan sebagai strategi untuk menyelesaikan perang,
atau bisa menjadi inti dari perang itu sendiri.

Istilah ini biasanya dipakai untuk suatu aksi strategis militer yang besar, karena
tujuan akhir invasi biasanya pada skala yang besar dan dengan jangka panjang,
suatu pasukan yang sangat besar dibutuhkan untuk mempertahankan daerah yang
diinvasi. Infiltrasi taktis kecil tidak termasuk invasi, dan lebih sering
diklasifikasikan sebagai serbuan, skirmish, atau serangan.

Invasi Eropa terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara
menyeluruh dan efektif. Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah
pertama tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis.
Inggris terlebih dahulu mencoba menguasai kerajaan Mughal India. Selama
pertengahan terakhir abad ke- 18, para pedagang Inggris telah memantapkan diri
di Benggali. Rentang waktu antara 1798– 1818, dengan perjanjian atau aksi
militer, pemerintahan kolonial Inggris tersebar ke seluruh India, kecuali lembah
Indus, yang baru menyerah pada tahun 1843 – 1849.

Sementara itu Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara


Inggris di barat dan India di timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India, yakni
Mesir berhasil ditaklukkan dan dikuasai oleh Napoleon Bonaparte pada tahun
1798 M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan
hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai dari Perancis juga dapat
menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang-barang ke Turki, Syiria
hingga ke timur jauh.
Kekosongan tersebut dimanfaatkan oleh seorang perwira Turki,
Muhammad Ali dengan didukung oleh rakyat, berhasil megambil
alih kekuasaan dan mendirikan dinasti. Pada masa itu Mesir sempat
menegakkan kedaulatan dan melakukan beberapa pembeharuan,
namun pada tahun 1882 M. dapat ditaklukkan kembali oleh Inggris.
Faktor utama yang menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara
muslim adalah ekonomi dan politik. kemajuan Eropa dalam bidang industri
menyebabkannya membutuhkan bahan-bahan baku, di samping rempah-rempah.
Mereka juga membutuhkan negeri-negeri tempat memasarkan hasil industri
mereka. Untuk menunjang perekonomian tersebut, kekuatan politik diperlukan
sekali. Akan tetapi persoalan agama seringkali terlibat dalam proses politik
penjajahan barat

2.KOLONIALISME

Kolonialisme menurut Oxford English Dictionary berasal


dari kata Romawi “Colonia” yang berarti “tanah pertanian” atau
“pemukiman”, dan mengacu kepada orang Romawi yang bermukim
di negeri-negeri lain tapi masih memepertahankan kewarganegaraan
meraka[2] yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan
kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme
pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas
sumber daya alam, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah.
Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan
bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan
kolonialisme.

a.Bentuk – Bentuk Kolonialisme Barat

Bentuk bentuk penjajahan barat terhadap dunia islam termasuk di Indonesia di


latar belakangi oleh terjadinya perang salib. Negara-negara Barat seperti Inggris,
Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai teknologi
militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam,
sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-
wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.Dari awal penjajahan Barat yaitu
perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah
dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk
dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan
penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah
kekuasaan Islam. Di setiap tempat yang terdapat Islam, tidak ada kelanggengan
bagi pilar-pilar sistem pemerintahan otoriter. Setiap tempat yang dihuni Islam,
akan menjadi tanda perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman dan kekejaman
penjajahan dan eksploitasi, penghinaan dan peremehan terhadap manusia, serta
perlawanan terhadap poros yang dikuasai sistem pemerintahan sewenang-wenang
di dunia kontemporer .

b. Dampak Kolonialisme Barat Terhadap Islam

1. Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Budaya

Dampak kolonialisme sangat berpengaruh sekali dalam dunia


Islam, misalnya adalah negara Turki, Turki adalah negara pertama
yang dijajah oleh Eropa karena dilihat dari letak geografisnya
sangatlah dekat dengan benua eropa. Dan Turki adalah salah satu
negara yang telah terpengaruh oleh kolonialisme barat, baik dalam
bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, maupun agama.

Bukan hanya turki yang telah dijjajah oleh Bangsa Barat,akan


tetapi negara Islam yang lainnya pun merasakan penajajahan bangsa
Eropa, 1882 Mesir diduduki Inggris, 1881-1883 Tunisia diserbu
Perancis, 1898 Sudan ditaklukkan Inggris, 1912 Marokko diserbu
Perancis dan Spanyol. Dan masih banyak negara-neagra yang dijajah
oleh Barat.

Kolonialisme barat yang membawa tiga misi yaitu : God


(Tuhan/Agama), Gold (Kekayaan), dan Glory (Kemewahan) tidak
henti-hentinya mendoktrin pikiran-pikiran masyarakat pada masa itu,
dan masih terasa sampai sekarang, dan akibat dari itu semua sangatlah
banyak pengaruhnya. Para kolonialisme juga telah merusak
paradigma dan dampak yang paling jelas terlihat yaitu pada gaya
hidup masyarakat muslim, contohnya 3F yaitu : Fun (kesenangan),
Food (makanan) dan Fashion (cara berpakaian).
Masyarakat jaman sekarang telah tergiur oleh produk-produk luar negeri
yang mungkin memang kuallitas mereka lebih tinggi di bandingkan
produk dalam negeri, sadar atau tidak, maraknya produk-produk luar
negeri telah menjajah perpasaran negara- negara lain, khususnya
Indonesia, negara yang mayoritas muslim telah lama dicekoki oleh
produk-produk luar yang memakai sistem monopoli dalam proses
perdagangannya.
2. Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Sosial

Ketika sampai di negara-negara Islam, mereka (Negara-negara


Kolonial) menyusun rencana untuk memisahkan generasi muda dari
Agamanya. Dalam hal itu, mereka memilih dua jalan. Pertama,
menyebarluaskan nafsu (Seksual) dan membuka lebar-lebar kran
dekadensi moral. Menjadi jelas ketika para penjajah itu menjajah
umat Islam melalui berbagai cara, terlebih dari bidang Agama yang
mereka pandang bahwasanya Agama adalah salah satu penghalang
untuk mereka, dan jalan termudah untuk melawan semua Agama
adalah dengan membebaskan pelampiasan hawa nafsu di tengah-
tengah masyarakat dan membuka semua kran untuk mempraktikkan
semua bentuk kerusakan dan kemerosotan akhlak. Itulah jalan yang
para penjajah tempuh secara efektif.

Kemajuan peradaban dan temuan-temuan ilmiah baru, seperti


radiao, bioskop dan lain-lain telah menjadi pengaruh yang kurang
baik terhadap moral-moral umat Islam, banyaknya remaja islam yang
terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran para penjajah.

Yang kedua, tercermin pada orientasi ilmu pengetahuan dan


pemikiran, bersamaan dengan dampak pengaruh pemikiran ilmiah
baru ke negara-negara Islam yang cukup menarik perhatian karena
memang ilmu pengetahuan pasti punya daya tarik.

3. Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Ekonomi

Para Kolonialisme barat menggunakan segala cara untuk menghancurkan


Islam, begitu pula dalam bidang ekonomi, misalnya negara
India.India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang
kaya dengan hasil pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang
mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17
M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. pada tahun
1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada tahun
1617 M belanda mendapat izin yang sama.

Akibat kolonialisme Barat dibanyak negara Islam dalam bidang


Ekonomi, maka tentu sistem perdagangan Barat mau tidak mau sangat
berpengaruh buruk terhadap sistem perdagangan yang telah ada pada
masa itu, misalnya “Monopoli” dalam perdagangan.Dengan adanya
monopoli perdagangan tersebut membuat kehancuranperekonomian
yang sebelumnya sudah ada. Seperti dengan masuknya barang-barang
import kenegara jajahannya yang membuat produk-produk local
mengalami kerugian. Ini dikarenakan barang-barang import yang
masuk kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah. Disamping
itu barang-barang yang diproduksi Negara-negara barat bisa
diproduksi dengan jumlah banyak karena majunya perindustrian di
eropa yang menggunakan mesin dalam memproduksinya.Kebanyakan
negara Islam sekarang ini hidup dalam keterbelakangan dan
kebingungan, meskipun telah berlalu puluhan tahun lamanya. Pada
saat yang sama, perusahaan-perusahaan Barat mampu memanfaatkan
berbagai kekayaan negara-negara Islam dan memenuhi kantong-
kantong mereka dengan harta milik negara-negara Islam tersebut.
Negara-negara Islam masih sangat bergantung pada hasil produksi
dan ilmu pengetahuan (Sains) Barat. Demikian pula, mereka masih
lemah di dunia politik dan mengekor sistem politik Barat.

4. Dampak Kolonialisme Barat dalam Bidang Politik

.Kololnialisme mengetahui bahwasanya daerah-daerah yang


diduduki oleh islam itu terdapat kekayaan yang banyak sekali
sehingga mereka ingin menguasai sepenuhnya seperti minyak bumi,
gas alam dan sebagainya, ini merupakan kekayaan yang melimpah
untuk masa depan. Politik yang mereka pakai untuk melumpuhkan
islam adalah menjauhkan orang muslim dari sejarah masa silam
(kejayaan islam) dan meniadakan peran penting ulama dalam
kenyataan hidup.
Sistem intelektual/ideologi, tidak hanya orang islam yang tertarik pada
pengetahuan, begitupun bangasa barat. Karena intelektual memiliki
ketertarikan, kolonialisme memunculakan ideoliogi-ideologi
kontemporer yang menutupi akan tujuan mereka untuk meniadakan
konsep manusia sebagai mahluk utama.
Sebaliknya, Islam sebagai perlambang kesempurnaan agama, bangkit
dengan benar menentang penjajahan dan menghadapi para kolonial di
wilayah-wilayah Islam. Para penjajah tealh memahami itu lewat berbagai
penelitian. Meraka mencobanya di India, di negara-negara Arab, dan di
Iran. Di setiap tempat, perasaan reliigius bangkit di tengah- tengah umat
manusia. Hasilnya, negara-negara kolonial mendapatkan penghalang yang
berarti tegak dihadapan mereka, serta genccar menentang rencana jahat
mereka, Diantaranya adalah “Revolusi tembako” di Iran, geraakan
konstitusi, tragedi berdarah di India dalam menghadapi penjajahan
Inggris, dan perlawanan orang-orang Islam Afganistan terhadap
penjajahan Inggris di pertengahan Abad ke-19. Juga kebangkitan Sayyid
Jaaluddin al-Asad Abadi di mesir yang mengguncang Inggris Implikasi
Penjajahan Barat Terhadap Perkembangan Peradaban Islam
Serbuan kaum salib ke negeri-negeri Islam tidak hanya
menggunakan pedang, besi dan api, tetapi juga melalui peradaban mereka
yang dicekokkan ke semua negeri yang dapat dikuasainya. Bukan hanya
peradaban material yang menyerbu negara-negara Islam, bahkan mental
dan nilai-nilai moralpun tidak ketinggalan, seperti sistem pendidikan dan
pengajaran, dan pemikiran-pemikiran orang Eropa mengenai ilmu jiwa,
ilmu sosial, modal dan lain-lain. Perang Salib menghasilkan puing-puing
kehancuran bagi kaum muslimin akibat kemauan penjajah yang
dikendalikan oleh keserakahan untuk menguasai dan memperkuat
wilayahnya mereka memikul salib di pundak mereka, tetapi setan berada
di hati mereka. Dahulu kaum muslimin menghayati peradaban ditambah
dengan peradaban Persia, Turki dan lain-lain disamping pemikiran
filsafat yang diserap dari Yunani dan Romawi. Dengan datangnya
peradaban Barat, maka peradaban lama yang telah mereka hayati selama

berabad-abad mengalami keguncangan hebat dalam pikiran


mereka. Inti peradaban Barat bercorak Nasrani, karena itu orang-orang
Qibth di Mesir lebih mudah meniru dan menyerapnya. Namun mereka
lebih banyak menyerap segi material daripada segi moralnya, sehingga
setiap rumah dari keluarga kaum muslimin telah menggunakan
penerangan listrik, menggunakan sajadah buatan Eropa, mendengarkan
siara radio Eropa dan lain sebagainya. Pada saat barat mendominasi
dunia di bidang politik dan peradaban, persentuhan dengan Barat
menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu
mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-
masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.
Yang pertama merasakan hal itu diantaranya Turki Usmani, karena
kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa.
Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk
banyak belajar dari Eropa.Penjajahan Barat juga memicu gerakan
pembaharuan dalam Islam, yang didorong oleh 2 faktor yaitu :

1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai


penyebab kemunduran Islam dan menimba gagasan-gagasan
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat.

2. Tercermin dari pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki


Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu
pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya
Barat ke dalam bahasa Islam.

KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM (ALJAZAIR


DAN LIBYA)
Penduduk yang mula-mula dikenal oleh Aljazair adalah suku
Berber, yaitu orang nomad dari Afrika utara. Di akhir abad ke 9 sebelum
masehi, bangsa Funisia mendirikan negara Kartago di negara tetangganya,
Tunisia dan selama berabad-berabad memperluas kekuasaanya ke
sepanjang pantai Aljazair. Setelah bangsa Romawi mengalahkan Kartago
di tahun 146 sebelum masehi, mereka memasuki wilayah yang dihuni suku
Berber dan membuat daerah itu sebagai salah satu lahan pertanianuntuk
menyediakan makanan bagi Kekaisaran Romawi. Setelah beberapa abad
kekuasaan Romawi, suku Vandal dari Spanyol memasuki Aljazair (pada
tahun 429) sehingga kekuasaan Romawi terguncang. Satu abad kemudian,
Kekaisaran Bizantium mengalahkan suku Vandal. Pada akhir abad ke-7,
bangsa Arab memulai penakhlukannya dan membuat suku Berber
memeluk agama Islam serta memperkenalkan bahasa Arab. Pada abad ke-
11 dan 12 dinasti Berber Islam dari Maroko menguasai Aljazair dan
memberikan kesempatan kepada dinasti Aljazair yang merdeka untuk
berkuasa sebentar pada abad ke-13. Di permulaan abad ke-16, bangsa
Spanyol menduduki pelabuhan-pelabuhan Aljazair yang terpenting.
Bangsa Aljazair mencari bantuan dari saudarnya, suku Babarossa, untuk
mengeyahkan Spanyol dari pelabuhannya. (Barbarossa adalah suku
perompak Barbar yang bersekutu dengan kekaisaran Turki). Namun,
ketika pelabuhan itu berhasil dibebaskan, bangsa Barbarossa sendirilah
yang mendudukinya bagi kekuasaan Turki Usmani selama 3 abad. Di
tahun 1830, bangsa Prancis mulai berdatangan dan dengan sedikit demi
sedikit mereka bergerak ke perdalaman, mengalahkan suku Berber,
menakhlukan Tuareg di Sahara dan menyatukan Aljazair di bawah satu
kekuasaan. Aljazair lalu menjadi satu bagian dari Prancis.Revolusi.
Sepanjang abad yang lalu, orang Prancis dan orang Spanyol serta orang
dari berbagai negara Eropa lainnya banyak bermukim di Aljazair. Mereka
mengambil alih sepertiga wilayah Aljazair yang baik untuk ditanami dan
mendapat bantuan keuangan dari Eropa. Para pemukim ini hidup seperti
negara di dalam negara. Mereka mengurus kepentingan sendiri, begitu
pula rakyat mengurus kepentingannya sendiri. Selama beberapa tahun
sejak Aljazair resmi menjadi bagian Prancis, dan bukan merupakan tanah
jajahan, rakyat Aljazair meminta untuk diperlakukan sebagaimana
layaknya orang Prancis, yaitu dengan persamaan hak dan kesempatan.
Namun, terdapat 10 orang Aljazair untuk setiap pemukim. Oleh karena itu,
untuk menjaga posisi peruntungan mereka, para pemukim mendesak Paris
untuk menjaga hukum seperti sebelumnya. Rakyat Aljazair lalu menyadari
bahwa untuk mendapatkan hak-haknya mereka harus mempergunakan
kekuatan. Pada tanggal 1 November 1954, suatu organisasi yang dikenal
sebagai Front Pembebasan Nasional (FLN) melancarkan perjuangan
kemerdekaan. Tentara Prancis tidak mampu memadamkan
pemberontakan, tetapi Prancis baru berunding dengan para pembrontak
pada tahun 1960 setelah Jenderal Charles de Gaulle menduduki kursi
kepresidenan sebagai presiden Republik Prancis yang kelima. Di bulan
Maret 1962, persetujuan gencatan senjata ditandatangani di Evian-les-
Bains, Prancis. Di bulan April, Organisasi Tentara Rahasia (OAS) yang
terdiri atas tentara Prancis dan para pemukim yang menentang
kemerdekaan Aljazair, memberontak melawan kebijakan Gaulle dan
memulai kampanye terorisme melawan orang Islam. Akan tetapi, kekuatan
OAS menjadi lemah sehingga pada tanggal 1 juli 1962 diadakan sebuah
Referendum di Aljazair untuk mendukung kemerdekaan bagi Aljazair.
Pada tanggal 3 Juli 1962, de Gaulle memproklamirkan atau
memproklamasikan negara merdeka Aljazair.Sejak kemerdekaan Aljazair,
pada tahun 1962. Berbagai kelompok saling bejuang untuk menguasai
negara baru ini. Salah seorang pemimpin kelompok itu, Ahmad ben Bella,
mampu untuk menyatukan berbagai kelompok ini. Dia terpilih menjadi
presiden Aljazair pada tahun 1963. Pada tahun yang sama, sebuah
kontitusi juga disetujui. Konstitusi itu menyatakan bahwa presiden dipilih
untuk masa jabatan 5 tahun dan juga menyatakan tentang badan legislatif
tunggal, yaitu Dewan Nasional. Pada tahun 1964, Ben Bella dipilih
sebagai sekretaris Jenderal FLN (Front Pembebasan Nasional), yaitu satu-
satunya partai politik di Aljazair. Ben Bella merupakan tokoh yang
populer, teatpi banyak juga yang tidak setuju dengan berbagai kebikannya.
Satu demi satu, para pemimpin rakyat yang telah bekerja sama dengannya,
digeser dari kekuasaan. Berbagai organisasi penting seperti Serikat Buruh
dan Asosiasi Pelajar, diambil alih oleh pemerintah.

Sejak kemerdekaan

Pada tahun 1965, tentara menggulingkan Ben Bella dan Kolonel Houari
Boumedienne mengambil alih kepresidenan dan mendapatkan pemerintahan di
bawah kekuasaan 26 anggota Dewan Revolusi. Tujuan utama Boumedienne
adalah untuk mendirikan kelembagaan negara yang kuat untuk menggantikan
kekuasaan tunggal Ben Bella. Pada tahun 1967, suatu pemilihan dengan beberapa
calon dilangsungankan untuk pertama kalinya untuk memilih para wakil dewan
daerah. Pada tahun 1976, sebuah konstitusi baru disetujui dengan presiden
bertugas sebagai kepala negara dan kehidupannya Dewan Nasional. Presiden dan
para anggota Dewan Nasional memangku jabatannya selama 6 tahun.
Boumedienne, satu-satunya calon dipilih sebagai presiden dalam pemilihan di
bawah konstitusi baru ini. Dia juga menduduki posisi perdana menteri. Setelah
Boumedienne meninggal di bulan Desember 1978 dan diadakan pemilihan bagi
penggantinya, Chadli Benjedid di awal tahun 1979, konstitusi ini diubah dengan
megurangi jabatan presiden menjadi 5 tahun saja dan masyarakat untuk menunjuk
seorang perdana menteri. Karena ketergantungan Aljazair pada ekspor minyak
melimpahnya produk minyak dunia di awal tahun 1980 an sangat memukul
ekonominya.

Upaya reformasi, pada bulan April pemilihan presiden 2004, dipuji oleh pemantau
internasional untuk keadilan mereka, kewajiban Boutflika memenangkan 85%
suara. Boutflika menyatakan bahwa masa jabatan kedua akan dilaksanakan untuk
memecahkan krisis tiga tahun di wilayah Berber dari Kabyilia, membebaskan
perempuan dari kode keluarga terbatas dan membawa tentang rekonsiliasi
nasional yang sejati yang disebabkan oleh perang saudara. Situasi ekonomi yang
mengerikan negara telah meningkat sedikit, tetapi Aljazair masih menghadapi
tingkat pengangguran yang tinggi. Pada Oktober 2005, Aljazair menyetujui
referendum kontoversial disponsori oleh Boutflika, Piagam Perdamaian dan
Rekonsiliasi Nasional yang menberikan amnesti kepada semua Islamis dan
pejabat militer yang terlibat dalam perang saudara berdarah di negara itu. Ada
keraguan besar apakah rekonsiliasi adalah mungkin tanpa memegang orang
bertanggung jawab, dan rencana presiden telah disebut sebagai salah satu amnesia
bukan amnesti. Upaya rekonsiliasi apakah Thwarted oleh Kisah Teror.

Pada bulan April 2007, sekitar 35 orang tewas dan ratusan orang terluka saat
pembom bunuh diri menyerang sebuah gedung pemerintah di Aljazair dan sebuah
kantor polisi di pinggiran ibukota. Al-Qaeda di Maghreb Islam mengaku
bertanggung jawab atas serangan itu. Keleompok terorismenyerang lagi pada
bulan Desember, yang menwaskan sebanyak 60 orang dalam dua serangan bunuh
diri di dekat kantor PBB dan gedung-gedung pemerintah di ibukota Aljzair.
Pemboman terjadi dalam beberapa menit satu sama lain. Itu adalah serangan
terburuk di Aljazair dalam lebih dari 10 tahun. Pada bulan Juni 2008 , presiden
Bouteflika menggantikan Perdana Menteri Abdel Aziz Belkhadem dengan Ahmed
Ouyahaia, yang telah menjabat dua kali sebagai perdana menteri. Setidaknya 43
orang tewas pada bulan Agustus 2008, ketika seorang pembom bunuh diri
menabrak mobil bermuatan bom di akademi polisi di Issers, sebuah kota di
Aljazair utara.

Pada 16 Januari 2013, militan Islam mengambil puluhan sandera asing di BP


dikontrol di lapangan gas Amenas di Aljazair timur, dekat perbatasan Libia.
Pejabat Aljazair mengatakan para militan adalah anggota sebuah cabang dari Al-
Qaeda disebut Al Mulathameen dan bertindak sebagai pembalasan atas inervensi
Perancis di dekat Mali untuk memukul mundur militan yang menyebrang ke
wilayah yang dikontrol pemerintah. Pada tanggal 17 Januari tentara Aljazair
menyerbu kompleks dan menyerang para penculik. Pada akhir kebuntuhan pada
20 Januari, 29 militan dan 37 sandera tewas. Tiga orang Amerika juga tewas.
Pemerintah Aljazair dikritik karena pendekatan berat tangan untuk krisis tetai
tetap menyesal.

Untuk mendapatkan kerja Aljazair cukup sulit. Sebabnya lebih dari 500.000 orang
Aljazair kini banyak bekerja di Prancis. Sekitar sepertiga orang Aljazair adalah
pengangguran atau hanya bekerja penggal waktu dan itu pun hanya pekerjaan
ringan. Mengapa orang Aljazair kelihatannyabegitu miskin, padahal negaranya
tampak begitu kaya dengan kota-kotanya, sumur-sumur minyal,dan lahan
pertaniaanya? Jawabanya terletak pada sejarah Aljazair belakangan ini. Orang
Aljazair sering menyatakan baha mereka tidak ingin mengusir keluar para
pemukim Prancis, tetapi hanya sekedar memuluhkan hak-hak bangsa Aljazair.
Namun, para pemukiman ini tidaklah yakin sehingga ketika Aljazair merdeka,
mereka melarikan diri atas kemauan mereka sendiri. Mereka meninggalkan
bebagai apartemen, bangunan kantor, dan lahan pertanian yang luas. Mereka juga
meninggalkan bebagai pabrik industri. Industri utam Aljazair adalah industri
pengolahan produk makanan(pembuatan anggur, penggilingan tepung,
pengalengan ikan), pembuatan logam,(perakitan mobil dan motor), bangunan dan
konstruksi, produksi berbagai barang dari kulit dan pembuatan dari kertas dari
rumput esparto. Namun, beberapa pemukim masih tinggal sebagai teknisi di
banyak sumur minyak Aljazair.

Tentulah orang Aljazair berpindah ke daerah kaya yang kosong itu dan ketika
mereka terus bepindah, para pemukim pun terus bepindah keluar hingga
jumlahnya sekitar 100.000 orang dari jumlah 1.000.000 orang Prancis. Akan
tetapi, apakah yang dapat dikerjakan oleh orang Aljazair dengan pabrik dan lahan
pertanian itu? Di Aljazair hanya terdapat beberapa orang pengusaha saja dan
hanya sedikit saja yang terlatih untuk mengolah pertanian yang begitu luas. Oleh
karena itu, pemerintahan Aljazair mengambil alih kekayaan Prancis ini dan
menasionalisasikannya atas nama rakyat Aljazair. Namun, Aljazair memiliki masa
depan yang cemerlang Bijih dan mineral seperti minyak, gas, besi, fosfat, dan
batubara merupakan hal yang penting bagi masa depan Aljazair. Minyak dan gas
dapat dijual ke luar negeri untuk memperoleh devisa bagi pertumbuhan ekonomi
Aljazair. Lalu, ketika industri kian berkembang, minyak dan gas dpat digunakan
untuk kebutuhan sendiri, sedangkan produk industrinya dapat di ekspor ke luar
negeri. Namun, teknologi, pengolahan, usaha, dan kepemimpinan merupakan hal-
hal yang diperlukan untuk mewujudkan masa depan yang gemilang ini.
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Invasi adalahaksi militer dimana angkatanbersenjata suatu negara memasuki
daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai
daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi Eropa
terhadap dunia Islam tidak pernah sama, tetapi selalu secara menyeluruh
dan efektif. Kolonialisme menurut Oxford English Dictionary berasal dari
kata Romawi “Colonia” yang berarti “tanah pertanian” atau “pemukiman”,
dan mengacu kepada orang Romawi yang bermukim di negeri-negeri lain
tapi masih memepertahankan kewarganegaraan meraka. Dampak
Kolonialisme barat yang membawa tiga misi yaitu : God (Tuhan/Agama),
Gold (Kekayaan), dan Glory (Kemewahan pada gaya hidup masyarakat
muslim, contohnya 3F yaitu : Fun (kesenangan), Food (makanan) dan
Fashion (cara berpakaian). Dampak kolonialisme dalam bidang sosial
yaitu membuka lebar-lebar kran dekadensi moral . dampak kolonilaisme
dalam bidang ekonomi adalah kolonialisme dalam bidang politik yaitu
kolonialisme memunculakan ideoliogi-ideologi kontemporer yang
menutupi akan tujuan mereka untuk meniadakan konsep manusia sebagai
mahluk utama.

B. Saran

Melalui makalah ini pembaca dapat memahami invansi dan koloniali bangsa
bangsa eropa diduni aislam dan kemaerdekaan bangsa bangsa eropa , dan
diharapkan dapat mencari sumber sumber lain untuk menambah
wawasan
Daftar pustaka

Hadi, Syamsul. 2010. Penjajahan Barat atas Dunia Islam dan Perjuangan

Kemerdekaan Negara-negara Islam.

Khamenei Ali, Perang Kebudayaan, Jakarta : Cahaya, 2005

Looba Ania, Kolonialisme/Pascakolonialisme, Yogyakarta: Bintang Budaya,2003

Munawwir Ima m. Surabaya, Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan


yang Dihadapi dari Masa ke Masa. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Mansur. 2004.Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah.Yogyakarta : Global


Pustaka Utama.

Maryam, Siti. 2002 Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga
Modern. Yogakarta: LESFI

Muthahhari, Murtadha. 2011.Islam dan tantangan zaman, Jakarta : Sadra


Press

Sitompul Agussalim, Perang Salib, Beberapa Aspek Negatif dan Positif


(Makalah), Yogyakarta, 2006.

Syariati Ali.kritik islam atas marxisme dan sesat-pikir barat lainnya,

Bandung : mizan press, tth.

Sanaki, Hujair. Pemikiran Peradaban Islam Masa Modern. UII press.

Yogyakarta 2008. Hhtps/armawanpena/wordpress.com/kolonialisme


barat di dunia islan/2013/11/02 www.hadirukiyah2.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai